Anda di halaman 1dari 102

SKRIPSI

PENGARUH PRENATAL YOGA TERHADAP TINGKAT


KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III
DI GRIYA KAMINI

KADEK CRISTINA CAHYA WARDANI

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN PROGRAM B
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2022
SKRIPSI

PENGARUH PRENATAL YOGA TERHADAP TINGKAT


KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III
DI GRIYA KAMINI

OLEH
KADEK CRISTINA CAHYA WARDANI
NIM. 2115201033

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN PROGRAM B
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2022

ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Tingkat Kecemasan Ibu
Hamil Trimester III Di Griya Kamini”, telah mendapatkan persetujuan pembimbing
diajukan dalam ujian skripsi.

Denpasar, 26 Desember 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Ni Made Nurtini, S.Si.T., M.Kes Ni Wayan Erviana Puspita Dewi, S.ST., M.Kes
NIDN. 0808018201 NIDN. 0827108902

iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi ini telah diuji dan Dinilai oleh Panitia Penguji pada Program Studi

Sarjana Kebidana Institut Teknologi dan Kesehatan Bali

Pada Tanggal 26 Desember 2022

Panitia Penguji Skripsi Berdasarkan SK. Rektor ITEKES Bali

Nomor : DL.02.02.1273.TU.III.2022

Ketua : Gusti Ayu Dwina Mastryagung, S.Si.T., M Keb


NIDN.0817018601

Anggota : 1. Ni Made Nurtini S.Si.T., M.Kes


NIDN.0808018201
2. Ni Wayan Erviana Puspita Dewi , S.ST., M.Kes
NIDN.0827108902

iv
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Tingkat Kecemasan Ibu
Hamil Trimester III Di Griya Kamini, telah disajikan di depan dewan penguji
pada tangga 28 Desember 2022 telah diterima serta disahkan oleh Dewan Penguji
Skripsi dan Rektor Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali.

Denpasar,28 Desember 2022

Disahkan oleh :
Dewan Penguji Skripsi
1. Gusti Ayu Dwina Mastryagung, S.Si.T., M.Keb ……………………
NIDN: 0817018601
2. Ni Made Nurtini S.Si. T., M.Kes ……………………
NIDN: 08808018201
3. Ni Wayan Erviana Puspita Dewi, S.ST., M.Kes ……………………
NIDN: 0827108902

Mengetahui

Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali Program Studi Sarjana Kebidanan


Rektor Ketua

I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp.M.Ng, Ph.D Gusti Ayu Dwina Mastyagung, S.Si,T.,M.Keb
NIDN. 0823067802 NIDN:

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya beserta kerja keras
penulis, penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Prenatal Yoga terhadap
tingkat kecemasan Ibu Hamil Trimester III di Griya Kamini” dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, pengarahan,
dan bantuan dari semua pihak sehingga skripsi ini bisa diselesaikan tepat pada
waktunya. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D selaku Rektor Institut
Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali yang telah memberika izin dan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini
2. Ibu Dr. Ns. Ni Luh Putu Dina Susanti, S.Kep., M.kep selaku Wakil Rektor
(Warek) I yang memberikan dukungan kepada penulis.
3. Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep., MNS selaku Wakil Rektor (Warek)
II yang memberikan dukungan kepada penulis.
4. Ibu Ns. Ni Putu Kamaryati, S.Kep.,MNS selaku Dekan Fakultas Kesehatan
yang memberikan dukungan kepada penulis.
5. Ibu Gusti Ayu Dwina Mastyagung, S.Si,T.,M.Keb selaku Ketua Program
Studi Sarjana Kebidanan Program B yang memberikan dukungan moral dan
perhatian kepada penulis.
6. Ibu Ni Wayan Sri Rahayuni, S.Si,T.,M.Kes selaku wali kelas Sarjana
Kebidanan Program B yang memberikan dukungan perhatian kepada penulis.
7. Ibu Ni Made Nurtini, S.Si.T.,M.Kes selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Ibu Ni Wayan Erviana Puspita Dewi, S.ST., M.Kes selaku pembimbing II
yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan dalam
menyelesaikan skripsi ini.

vi
9. Dosen Program Studi Sarjana Kebidanan Proram B Institut Teknologi dan
Kesehatan (ITEKES) Bali yang telah memberikan bimbingan dan
Pendidikan.
10. Bidan Widhi selaki Pemilik Griya Kamini yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian di Griya Kamini.
11. Keluarga tercinta, ibu, bapak, adik, dan orang-orang terdekat yang selalu
memberi dukungan serta dorongan moral dan materi kepada penulis disaat
suka dan duka sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan, dukungan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu dengan hati terbuka, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya
konstruktif untuk kesempurnaan skripsi ini.

Klungkung, 12 Desember 2022

Penulis

vii
PENGARUH PRENATAL YOGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN
IBU HAMIL TRIMESTER III DI GRIYA KAMINI

Kadek Cristina Cahya Wardani


Fakultas Kesehatan
Program Studi Sarjana Kebidanan
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
Email : kadekcristinacahya@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang: seorang wanita hamil biasanya terjadi perubahan dalam


dirinya sebagai upaya dalam penyesuaian tubuhnya selama proses
kehamilan berlangsungperubahan fisik pada ibu hamil seringkali membuat
ibu merasa tidak nyaman. Perubahan hormonal pada ibu hamil
mempengaruhi psikologis ibu. Ketidakmampuan ibu hamil mengatasi
ketidaknyamanan akibat perubahan fisiologis juga dapat membuat
psikologis ibu terganggu. Keadaan tersebut dapat menimbulkan rasa
cemas pada ibu hamil terutama ibu yang baru pertama kali hamil. Salah
satu cara non faramakologi untuk mengurangi kecemasan dengan
melakukan prenatal yoga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Prenatal Yoga dengan tingkat kecemasan pada Ibu Hamil
Trimester III di Griya Kamini. Metode penelitian: jenis penelitian dengan
quasi eksperimen desain one group pretest posttest design. Besar sampel
30 diambil secara purposive sampling. Analisa menggunakan uji
Wilcoxon.
Hasil : sebelum diberikan yoga ibu hamil trimester III, responden paling
banyak mengalami kecemasan sedang 12 orang (40%), setelah diberikan
inttervensi dengan yoga mana paling banyak ibu tidak mengalami
kecemasan yaitu 26 orang (86,7%) dan tidak ada responden yang
mengalami kecemasan sedang dan berat. Uji hipotesis dengan Wilcoxon
mendapatkan nilai p 0,000<0,05.
Kesimpulannya yaitu ada pengaruh tingkat kecemasan pada ibu hamil
trimester III sebelum dan sesudah melakukan prenatal yoga dengan nilai p
0,000<0,05. Kepada faskes agar memberikan layanan prenatal yoga
kepada ibu hamil.

Kata kunci : Kecemasan, Prenatal yoga, Kehamilan

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………… ii
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………. iii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………….. iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. v
DAFTAR ISI……………………………………………………………..... vi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………. vii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… viii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………... 4
C. Tujuan Penelitian……………………………………………… 5
D. Manfaat penelitian…………………………………………….
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………. 6
A. Konsep Kehamilan………….………………………………… 6
B. Konsep Kecemasan…………………………………………… 19
C. Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)…………..…………. 22
D. Prenatal Yoga…………………………………………………. 24
E. Hasil Penelitian Terdahulu…………………………………….. 30

BAB III KERANGKA KONSEP ………………………………………… 31


A. Kerangka Konsep……………………………………………… 31
B. Hipotesis………………………………………………………. 32
C. Variabel Penelitian ………………………….………………… 33

iii
BAB IV METODE PENELITIAN……………………………………… 34

A. Desain Penelitian……………………………………………….. 34
B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………..
35
C. Populasi , Sampel, Sampling……………………………………
D. Metode Pengumpulan Data…………………………………….. 39

E. Etika Penelitian…………….…………………………………… 40
BAB V HASIL PENELITIAN…………………………………………… 42
A. Gambaran Lokasi Penelitian…………………………………… 42
B. Karakteristik responden………………………………………… 43
C. Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester III Sebelum dan
Sesudah melakukan prenatal yoga…………………………….. 43
D. Uji Normalitas Data …………………………………………… 45
E. Analisa Pengaruh Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester
III Sebelum dan Sesudah Melakukan Prenatal Yoga…………… 45
BAB VI PEMBAHASAN ………………………………………………… 47
A. Tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III sebelum
melakukan prental yoga ………………………………………… 47
B. Tingkat Kecemasan pada ibu hamil trimester III sesudah
melakukan prenatal yoga………………………………………. 48
C. Pengaruh Tingkat Kecemasan pada ibu hamil trimester III
sebelum dan sesudah melakukan prenatal yoga………………… 50
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN………………………………… 53
A. Simpulan………………………………………………………… 53
B. Saran……………………………………………………………..
53

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Centering……………………………………………………….. 21
Gambar 2 Nadi Sodhana (Pernafasan)………………………………. 22
Gambar 3 Mountain Pose…………………………………………………. 23
Gambar 4 Tree Pose (Vrksasana) …………………………………... 23
Gambar 5 Cow Pose-Cat Pose (Bitilasana Marjarisana)…………... 24
Gambar 6 Peregangan Otot Leher…………………………………... 24
Gambar 7 Standing Lateral Stretch (Ardhakati Chakrasana)……….. 25
Gambar 8 Triangle Pose (Trikonasana)…………………………….. 25
Gambar 9 Revolved Head to Knee Pose (Parivrtta Janu Sirsasana).. 26
Gambar 10 Twisting Variation (Janu Sirsasana)…………………….. 26
Gambar 11 Bound Angle Pose (Baddha Konasana) …………………. 27
Gambar 12 Garland Pose (Malasana) ………………………………. 27
Gambar 13 Melting Heart Pose (Anahatasana) ……………………... 28
Gambar 14 Posisi Tidur yang Nyaman (Savasana)…………………... 29
Gambar 15 Kerangka Konsep Penelitian…………………………….. 31

v
DAFTAR TABEL

Tabel. 3.1 Definisi operasional Variabel…………………………………………33


Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi
Karakteristik…………………………..................43
Tabel 5.2 Nilai Kecemasan Ibu Hamil Trimeseter III Sebelum dan
Sesudah Diberikan Prenatal
Yoga……………………………………...44
Tabel 5.3 Distribusi Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Sebelum
Diberikan Prenatal Yoga………………………………………………44
Tabel 5.4 Uji Normalitas Data…………………………………………………...45
Tabel 5.5 Pengaruh Prenatal Yoga Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil……
45

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal penelitian

Lampiran 2. Lembar Kuesioner

Lampiran 3. Standar Operasional Prosedur (SOP)

Lampiran 4. Lembar Permohonan menjadi Responden

Lampiran 5. Lembar Persetujuan menjadi Responden

Lampiran 6. Sertifikat Pelatih Prenatal Yoga

Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian dari Komisi Etik

Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian dari Penanaman Modal Kabupaten Gianyar

Lampiran 9. Hasil Uji SPSS

Lampiran 10. Dokumentasi

vii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah akibat sel telur yang telah matang kemudian


bertemu spermatozoa dari pria sehingga terjadilah proses pembuahan yang
kemudian menghasilkan janin (Dartiwen, 2019). Proses kehamilan yang
normal terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi sampai proses
kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Kehamilan terbagi menjadi 3
Trimester dimana Trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu,
Trimester Kedua 15 minggu (minggu ke 13 – minggu ke 27) dan Trimester 3
(minggu ke 28 hingga ke 40) ((Prawiraharjo, 2014).
Pada saat seorang wanita hamil biasanya terjadi perubahan dalam
dirinya sebagai upaya dalam penyesuaian tubuhnya selama proses kehamilan
berlangsung (Jeepi, 2019). Wanita hamil banyak mengalami perubahan baik
secara fisik maupun psikologis. Perubahan tersebut terus berlanjut sampai 9
bulan kehamilannya. Akibat perubahan fisik pada ibu hamil seringkali
membuat ibu merasa tidak nyaman. Perubahan hormonal pada ibu hamil
mempengaruhi psikologis ibu. Ketidakmampuan ibu hamil mengatasi
ketidaknyamanan akibat perubahan fisiologis juga dapat membuat psikologis
ibu terganggu. Keadaan tersebut dapat menimbulkan rasa cemas pada ibu
hamil terutama ibu yang baru pertama kali hamil (primigravida) (Wulandari
dkk, 2018)
Rasa cemas umumnya terjadi pada ibu hamil, dari semua ibu hamil
mengalami kecemasan atau stres selama perubahan besar yang terjadi pada
fase kehidupan seseorang (Huizink dkk, 2015). Kecemasan atau anxietas
ialah perasaan takut atau khawatir, yang belum diketahui dengan jelas
penyebabnya. Pengaruh kecemasan terhadap tercapainya kedewasaan,
merupakan masalah penting dalam perkembangan kepribadian. Kecemasan
2

merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakan. Baik tingkah laku


normal maupun tingkah laku yang menyimpang, yang terganggu, kedua-
duanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan dari pertahanan
terhadap kecemasan itu (Wahyudi, 2019).
Tahun 2020 kejadian kecemasan pada ibu hamil di Swedia sebanyak
24%, di Bangladesh sebanyak 29% (Permatasari, 2020) di Amerika Tengah-
Nicaragua 41% dan 57% mengalami depresi, di Pakistan 70% ibu hamil
mengalami kecemasan dan depresi, di Malaysia 23,4% ibu hamil mengalami
kecemasan sedangkan di Indonesia tahun 2020 ibu hamil yang mengalami
kecemasan berat 57,5%. Di Provinsi Bali terdapat 40,35% ibu hamil cemas
berat, 58% cemas sedang dan 28,07% cemas ringan (Dinkes Bali, 2020).
Kecemasan pada ibu hamil sebanyak 50% terjadi kecemasan ringan pada
trimester I, 71,4% pada trimester II dan 80% pada trimester III (Gourount,
2019).
Tingkat kecemasan pada ibu dengan kehamilan trimester III dapat
diminimalisir menggunakan tindakan nonfarmakologi. Beberapa contoh
tindakan nonfarmakologi yang dapat mengurangi rasa cemas dan memberikan
rasa nyaman pada ibu hamil trimester III yaitu dengan melakukan prenatal
yoga (Mulyati, 2018). Prenatal yoga (yoga selama kehamilan) merupakan
salah satu jenis modifikasi dari hatha yoga yang disesuaikan dengan kondisi
ibu hamil. Tujuan prenatal yoga adalah mempersiapkan ibu hamil secara
fisik, mental dan spiritual (Rafika, 2018).
Prenatal Yoga di Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 103 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional. Dalam Pelaksanaannya yoga prenatal dapat dilakukan
terintegrasi dengan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan.
Prenatal Yoga memiliki efek positif untuk ibu hamil, yaitu
mengurangi stress, kecemasan, rasa sakit saat kehamilan, ketidaknyamanan
dan mengurangi nyeri persalinan (Rusmita, 2015). Sindhu (2014) menyatakan
salah satu manfaat berlatih yoga bagi kehamilan dapat mengurangi
kecemasan dan mempersiapkan mental ibu untuk menghadapi persalinan.
3

Menurut Davis dkk (2018) prenatal yoga merupakan intervensi yang layak
dan dapat diterima oleh ibu hamil yang memiliki gejala cemas dan depresi.
Hasil penelitian Maharani dan Hayati (2020) yang melakukan
penelitian di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2019 mendapatkan
hasil prenatal yoga berpengaruh signifikan terhadap kecemasan ibu hamil
dalam menghadapi persalinan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang melakukan penelitian di Puskesmas I Kembaran, Banyumas
yaitu ada pengaruh prenatal yoga terhadap tingkat kecemasan primigravida
trimester III Yoga Prenatal ditemukan sebagai intervensi yang layak dan
dapat diterima dan dikaitkan dengan pengurangan gejala kecemasan dan
depresi. Penelitian Newham (2014) menunjukkan Prenatal Yoga berguna
untuk mengurangi kecemasan wanita terhadap persalinan dan mencegah
gejala depresi.
Griya Kamini merupakan tempat yang memberikan pelayanan
komplementer kebidanan di Kota Gianyar yang berada di Wilayah Kerja
Puskesmas Gianyar I. Hasil studi pendahuluan ibu hamil Trimester III yang
melakukan kunjungan Prenatal Yoga ke Griya Kamini pada bulan April 2022
mendapatkan hasil sebelum diberikan prenatal yoga ibu hamil yang mengeluh
nyeri punggung 23%, kram 3,3%, sesak 6,6%, susah tidur 10%, gangguan
cemas menjelang persalinan 56%. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas
penulis tertarik melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh
Prenatal Yoga terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III di Griya
Kamini”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat disusun
rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh Prenatal Yoga
dengan tingkat kecemasan pada Ibu Hamil Trimester III di Griya Kamini?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
4

Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui


pengaruh Prenatal Yoga dengan tingkat kecemasan pada Ibu Hamil
Trimester III di Griya Kamini.

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III
sebelum melakukan prenatal yoga
b. Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III
sesudah melakukan prenatal yoga
c. Menganalisis pengaruh tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III
sebelum dan sesudah melakukan prenatal yoga.

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, adapun manfaat penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan tambahan referensi dalam penyusunan bahan ajar
maupun sumber pengertahuan baru dalam ilmu kebidanan. Sebagai
sumber atau referensi untuk penelitian selanjutnya yang memiliki kaitan
dengan Hubungan Prenatal Yoga terhadap pengurangan kecemasan Ibu
Hamil Trimester III di Griya Kamini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pelayanan Kebidanan

Diharapakan dapat memberikan masukan dan inovasi kepada


seluruh pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, klinik,
praktek mandiri bidan (PMB) untuk memberikan pelayanan kebidanan
yang bermutu sesuai standar dan memberikan layanan prenatal yoga
kepada ibu hamil sebagai salah satu terapi komplementer.

b. Bagi Mahasiswa

Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan ilmu-


ilmu baru, pengalaman belajar sumber atau referensi untuk penelitian
5

selanjutnya yang memiliki kaitan dengan hubungan Prenatal Yoga


terhadap pengurangan kecemasan Ibu Hamil Trimester III di Griya
Kamini, sehingga mahasiswa mampu memberikan pelayanan yang
berkualitas di tatanan nyata sebagai salah satu persyaratan untuk
mengikuti Prodi Sarjana Kebidanan Program B di ITIKES Bali.

c. Bagi Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan bahan bagi


pendidik untuk mengetahui hubungan prenatal yoga terhadap tingkat
kecemasan pada ibu hamil Trimester III sehingga mahasiswa dapat
memberikan pelayanan kebidanan komplementer.

d. Bagi Ibu Hamil

Dapat menambah wawasan dan melatih keterampilan ibu hamil


dalam memberdayakan diri selama kehamilan sehingga dapat menjalani
kehamilan dengan nyaman dan minim keluhan.

e. Bagi peneliti

Dapat menambah wawasan dan keterampilan bagi peneliti


sehingga mampu membantu ibu hamil memberikan perawatan
kehamilan secara holistik. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat
menjadi referensi untuk mengembangkan penelitian selanjutnya
sehingga mampu menciptakan inovasi dalam modifikasi gerakan
prenatal yoga sesuai keluhan dan kebutuhan ibu hamil.

f. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber


informasi bagi masyarakat khususnya ibu hamil yang mengalami
kecemasan pada kehamilan trimester III untuk memberdayakan diri
melakukan Prenatal Yoga.
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kehamilan

1. Definisi kehamilan

Kehamilan adalah akibat sel telur yang telah matang kemudian


bertemu spermatozoa dari pria sehingga terjadilah proses pembuahan yang
kemudian menghasilkan janin (Nurhayati & Dartiwen, 2019). Proses
kehamilan yang normal terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi
sampai proses kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Kehamilan terbagi
menjadi 3 Trimester dimana Trimester pertama berlangsung dalam 12
minggu, Trimester Kedua 15 minggu (minggu ke 13 – minggu ke 27) dan
Trimester 3 (minggu ke 28 hingga ke 40) (Prawiraharjo, 2014).
Menurut The International Federation of Gynecolog and Obstetric
(FOGI), Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah
bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau diluar rahim dan berakhir
dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir (Tyastuti, 2016).
2. Perubahan fisiologi kehamilan

Beberapa perubahan fisiologis yang terjadi pada masa kehamilan


yaitu :

1. Sistem reproduksi
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah
pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Berat
uterus itu normal lebih kurang 30 gram. Pada akhir kehamilan (40
minggu), berat uterus itu menjadi 1.000 gram. Perubahan tersebut
meningkatkan tekanan pada lordosis lumbal dan tekanan pada otot
7

paraspinal. Tekanan gravitasi uterus pada pembulun besar mengurangi


aliran darah pada tulang belakang dan menyebabkan nyeri punggung
terutama pada masa akhir kehamilan (Emilia dkk, 2017).
Membesarnya rahim dan meningkatnya berat badan menyebabkan otot
bekerja lebih berat sehingga dapat menimbulkan stress pada otot dan
sendi (Tyastuti, 2016).

2. Sistem darah
Volume darah pada ibu hamil meningkat sekitar 1500 ml
terdiri dari 1000 ml plasma dan sekitar 450 ml eritrosit. Peningkatan
volume terjadi sekitar minggu ke 10 sampai ke 12. Peningkatan
volume darah ini sangat penting bagi pertahanan tubuh, hipertrofi
sistem vaskuler akibat pembesaran uterus dan cadangan cairan untuk
mengganti darah yang hilang pada saat persalinan dan masa nifas
(Tyastuti, 2016).
3. Sistem pencernaan
Estrogen dan HCG meningkat dengan efek samping mual dan
muntah- muntah. Selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan
gejala sering kembung, dan konstipasi. Pada keadaan patologik
tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali
per hari (hiperemesis gravidarum). Aliran darah ke panggul dan
tekanan vena yang meningkat dapat mengakibatkan hemoroid pada
akhir kehamilan (Tyastuti, 2016).
4. Sistem endokrin
Pada awal kehamilan sumber utama estrogen adalah ovarium.
Selanjutnya estrone dan estradiol dihasilkan oleh plasenta dan
kadarnya meningkat beratus kali lipat, out put estrogen maksimum 30 –
40 mg/hari. Aktivitas estrogen yaitu memicu pertumbuhan dan
pengendalian fungsi uterus, bersama dengan progesterone memicu
pertumbuhan payudara merubah konsitusi komiawi jaringan ikat
sehingga lebih lentur dan menyebabkan servik elastis, kapsul
persendian melunak, mobilitas persendian meningkat, retensi air dan
8

menurunkan sekresi natrium (Fatimah, 2017).


5. Sistem muskuloskeletal
Sikap tubuh lordosis merupakan keadaan yang khas karena
kompensasi posisi uterus yang membesar dan menggeser daya berat ke
belakang lebih tampak pada masa trimester III yang menyebabkan rasa
sakit bagian tubuh belakang karena meningkatnya beban berat dari bayi
dalam kandungan yang dapat memengaruhi postur tubuh. Bayi yang
semakin membesar selama kehamilan meningkatlan tekanan pada daerah
kaki dan pergelangan kaki ibu hamil dan dapat mengakibatkan edema
pada tangan yang disebabkan oleh perubahan hormonal akibat retensi
cairan (Rusmita, 2015)
3. Perubahan psikologis ibu hamil

Selama hamil kebanyakan wanita mengalami perubahan


psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita
mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu
dan bahwa dia sudah memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan
dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir
kalau terjadi masalah dalam kehamilannya khawatir kalau ada
kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada
kemungkinan bayinya tidak normal. Sebagai seorang bidan anda harus
menyadari adanya perubahan perubahan tersebut pada wanita hamil agar
dapat memberikan dukungan dan memperhatikan keprihatinan,
kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaan – pertanyaan (Fatimah, 2017).
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir
bahwa bayinya akan lahir sewaktu waktu. Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan
terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut bayi yang
akan dilahirkannya tidak normal. Pada trimester inilah ibu memerlukan
9

keterangan dan dukungan dari suami keluarga dan bidan (Fatimah, 2017).

B. Konsep Kecemasan
1. Definisi Kecemasan
Pada dasarnya kecemasan adalah kondisi psikologis seseorang
yang penuh dengan rasa takut dan khawatir, dimana perasaan takut dan
khawatir akan sesuatu hal yang belum pasti akan terjadi. Kecemasan
berasal dari bahasa Latin (anxius) dan dari bahasa Jerman (anst), yaitu
suatu kata yang digunakan untuk menggambarkan efek negatif dan
rangsangan fisiologis (Muyasaroh, 2020). Kecemasan merupakan
keadaan emosi yang muncul saat individu sedang stress, dan ditandai
oleh perasaan tegang, pikiran yang membuat individu merasa khawatir
dan disertai respon fisik (jantung berdetak kencang, naiknya tekanan
darah, dan lain sebagainya) (Muyasaroh, 2020).
Kecemasan atau anxietas adalah rasa khawatir, takut yang tidak
jelas sebabnya. Pengaruh kecemasan terhadap tercapainya kedewasaan,
merupakan masalah penting dalam perkembangan kepribadian.
Kecemasan merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakan. Baik
tingkah laku normal maupun tingkah laku yang menyimpang, yang
terganggu, kedua-duanya merupakan pernyataan, penampilan,
penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan itu. Jelaslah bahwa pada
gangguan emosi dan gangguan tingkah laku, kecemasan merupakan
masalah pelik (Wahyudi dkk, 2019).

Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai


ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari
ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman.
Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan
yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan
psikologis (Sari, 2020). Anxiety atau kecemasan merupakan pengalaman
yang bersifat subjektif, tidak menyenangkan, menakutkan dan
mengkhawatirkan akan adanya kemungkinan bahaya atau ancaman bahaya
10

dan seringkali disertai oleh gejala-gejala atau reaksi fisik tertentu akibat
peningkatan aktifitas otonomik (Suwanto, 2015)
Menurut pendapat dari Sumirta dkk (2019) dalam penelitian
yang berjudul “Intervensi Kognitif Terhadap Kecemasan Remaja Paska
Erupsi Gunung Agung”, mengungkapkan bahwa kecemasan merupakan
ketegangan, rasa tidak aman, dan kekhawatiran yang timbul karena akan
terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sebagian besar sumber
penyebab tidak diketahui dan manifestasi kecemasan dapat melibatkan
somatik dan psikologis.
Kecemasan menurut adalah gangguan alam perasaan yang ditandai
dengan kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tetapi belum
mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap
utuh dan perilaku dapat terganggu, tetapi masih dalam batas-batas normal
(Candra dkk, 2017).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa kecemasan merupakan suatu perasaan takut dan khawatir yang
bersifat lama mengenai sesuatu yang tidak jelas (subjektif) atau belum
pasti akan terjadi dan berhubungan dengan perasaan yang tidak menentu
dan tidak berdaya.
2. Tingkat Kecemasan
Empat tingkatan kecemasan (Muyasaroh et al. 2020), yaitu :
a. Kecemasan Ringan
Kecemasan ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Kecemasan ini dapat memotivasi belajar menghasilkan
pertumbuhan serta kreatifitas. Tanda dan gejala antara lain: persepsi
dan perhatian meningkat, waspada, sadar akan stimulus internal dan
eksternal, mampu mengatasi masalah secara efektif serta terjadi
kemampuan belajar. Perubahan fisiologi ditandai dengan gelisah,
sulit tidur, hipersensitif terhadap suara, tanda vital dan pupil
normal.
b. Kecemasan Sedang
11

Kecemasan sedang memungkinkan seseorang memusatkan


pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga
individu mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan
sesuatu yang lebih terarah. Respon fisiologi: sering nafas pendek,
nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, gelisah, konstipasi.
Sedangkan respon kognitif yaitu lahan persepsi menyempit,
rangsangan luar tidak mampu diterima, berfokus pada apa yang
menjadi perhatiaannya.
c. Kecemasan Berat

Kecemasan berat sangat mempengaruhi persepsi individu,


individu cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci
dan spesifik, serta tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua
perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Tanda dan gejala
dari kecemasan berat yaitu : persepsinya sangat kurang, berfokus
pada hal yang detail, rentang perhatian sangat terbatas, tidak dapat
berkonsentrasi atau menyelesaikan masalah, serta tidak dapat
belajar secara efektif. Pada tingkatan ini individu mengalami
sakit kepala, pusing, mual, gemetar, insomnia, palpitasi, takikardi,
hiperventilasi, sering buang air kecil maupun besar, dan diare.
Secara emosi individu mengalami ketakutan serta seluruh perhatian
terfokus pada dirinya
d. Panik
Pada tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan
terperangah, ketakutan, dan teror. Karena mengalami kehilangan
kendali, individu yang mengalami panik tidak dapat melakukan
sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik menyebabkan
peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan
berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang,
kehilangan pemikiran yang rasional. Kecemasan ini tidak sejalan
dengan kehidupan, dan jika berlangsung lama dapat terjadi
kelelahan yang sangat bahkan kematian. Tanda dan gejala dari
12

tingkat panik yaitu tidak dapat fokus pada suatu kejadian.

3. Kecemasan pada Ibu Hamil


Menurut Sriastuti (2017) kecemasan selama kehamilan setiap trimester
dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Trimester pertama
Pada trimester pertama ini sering dikatakan sebagai masa penentuan,
penegasan bahwa sedang mengandung anaknya, perubahan pada harapan-
harapan sebelumnya seperti rancangan karier, kebebasan individu dan
seorang ibu akan menghinggapi perasaan seseorang wanita saat hamil.
Perubahan tersebut akan menyebabkan wanita menjadi cemas, ketakutan
hingga panik.
b. Trimester kedua
Pada trimester kedua ini dikatakan sebagai “periode penerimaan”. Pada
trimester II ini ibu umumnya akan merasa lebih baik dan terlepas dari
ketidaknyamanan biasanya dialami selama kehamilan. Pada masa ini
wanita cenderung untuk memikirkan kesehatan kandungannya, keadaan
janinnya dan akan berangan-angan bagaimana kelahirannya nanti.
c. Trimester ketiga
Pada Trimester ketiga disebut “periode menunggu, penantian dan
waspada”, Karena di trimester III ini ibu biasanya tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya. Pada trimester ketiga banyak kecemasan yang
dirasakan ibu hamil, seperti khawatir bagaimana hidupnya dan bayinya,
kapan akan melahirkan, mimpi–mimpinya tentang perhatian dan
kekhawatirannya dan Ibu hamil akan lebih sering bermimpi tentang
bayinya, tentang anak-anak, proses persalinan, khawatir bagaimana
kehilangan bayi, serta ibu akan mulai merasa cemas akan rasa sakit dan
bahaya fisik yang akan timbul saat proses persalinannya nanti.

C. Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A)


13

Beberapa skala penelitian dikembangkan untuk melihat seberapa besar


tingkat kecemasan seseorang, salah satunya yaitu Hamilton Anxiety Rating
Scale (HARS), pertama kali dikembangkan oleh Max Hamilton pada tahun
1956. HARS menggunakan serangkaian pertanyaan dengan jawaban
yang harus diisi oleh pasien sesuai dengan kondisi yang dirasakan oleh
pasien tersebut. Jawaban yang diberikan merupakan skala (angka) 0, 1, 2, 3,
atau 4 yang menunjukan tingkat gangguan dan setelah pasien menjawab
sesuai apa yang dirasakannya, maka hasilnya dapat dihitung dengan
menjumlahkan total skor yang didapat dari setiap soal (pernyataan) (Wahyudi,
dkk, 2019)
.
HAM-A atau disebut juga HARS adalah salah satu skala peringkat
pertama yang dikembangkan untuk mengukur tingkat keparahan gejala
kecemasan pada orang dewasa, dan remaja, serta masih banyak digunakan
saat ini baik dalam pengaturan klinis dan penelitian. Skala terdiri dari 14 item,
masing-masing ditentukan oleh serangkaian gejala, dan mengukur kecemasan
psikis (mental agitasi dan tekanan psikologis) dan kecemasan somatik
(keluhan fisik yang berhubungan dengan kecemasan) (American Thoracic
Society 2021).
Validitas instrumen HARS ditunjukkan pada bagian Corrected Item-
Total Correlation seluruh soal memiliki nilai positif dan lebih besar dari
syarat 0.05, sedangkan reliabilitas ditunjukan dengan nilai Cronbach’s Alpha
adalah 0.793 lebih besar dari 0.6, maka kuisoner yang digunakan terbukti
reliabel. Sehingga HARS dianjurkan untuk mengukur tingkat kecemasan
(Kautsar dkk, 2015).
Penilaian kecemasan berdasarkan HAM-A terdiri dari 14 item,
meliputi:
1. Perasaan cemas (merasa khawatir, firasat buruk, takut akan pikiran
sendiri, cepat marah, mudah tersinggung).
2. Ketegangan (merasa tegang, merasa lelah, merasa gelisah, merasa
gemetar, mudah menangis, tidak mampu untuk rileks, mudah terkejut).
3. Ketakutan (takut terhadap gelap, takut terhadap orang asing, takut bila
14

ditinggal sendiri, takut pada hewan, takut pada keramain lalu lintas,
takut pada kerumunan orang banyak).
4. Insomnia (kesulitan tidur, tidur tidak memuaskan, merasa lelah saat
bangun, mimpi buruk, terbangun tengah malam).
5. Intelektual (sulit berkonsentrasi, sulit mengingat).
6. Perasaan depresi (kehilangan minat, kurangnya kesenangan dalam hobi,
perasaan bersedih/depresi, sering terbangun dini hari saat tidur malam)
7. Gejala somatik (otot) (nyeri atau sakit otot, kedutan, otot terasa kaku,
gigi gemertak, suara tidak stabil, tonus otot meningkat)
8. Gejala sensorik (telinga terasa berdenging, penglihatan kabur, muka
memerah, perasaan lemah, sensasi ditusuk-tusuk).
9. Gejala kardiovaskuler (takikardi, palpitasi, nyeri dada, denyut nadi
meningkat, perasaan lemas/lesu seperti mau pingsan, denyut jantung
serasa berhenti sekejap).
10. Gejala pernapasan (nafas terasa sesak/dada terasa ditekan, perasaan
tercekik, sering menarik napas dalam, napas pendek/tersengal-sengal).
11. Gejala gastrointestinal (kesulitan menelan, nyeri perut, perut terasa
kembung, sensasi terbakar, perut terasa penuh, merasa mual, muntah,
sulit BAB/sembelit, kehilangan berat badan.
12. Gejala genitourinari (frekuensi berkemih meningkat, tidak dapat
menahan air seni, tidak datang bulan, darah haid lebih banyak dari
biasanya).
13. Gejala otonom (mulut kering, muka kemerahan, muka pucat, sering
berkeringat, merasa pusing, kepala terasa berat, merasa tegang, rambut
terasa menegang).
14. Tingkah laku (gelisah, tidak tenang/mondar-mandir, tangan gemetar,
alis berkerut, wajah tegang, pernafasan cepat, wajah pucat, sering
menelan ludah, dll).
Cara penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan
kategori sebagai berikut :
0 = tidak ada gejala sama sekali
15

1 = ringan/satu gejala yang ada


2 = sedang/separuh gejala yang ada
3 = berat/ lebih dari separuh gejala yang ada
16

4 = sangat berat semua gejala ada


Penentuan derajat atau tingkat kecemasan dengan cara
menjumlahkan skor 1- 14 dengan hasil antara lain :
Skor kurang dari 14 = tidak ada kecemasan
Skor 14-20 = kecemasan ringan
Skor 21-27 = kecemasan sedang
Skor 28-41 = kecemasan berat
Skor 42-56 = kecemasaan berat sekali (panik)
(Kautsar dkk, 2015).

D. Prenatal yoga
1. Definisi prenatal yoga
Prenatal yoga merupakan kombinasi gerakan senam hamil dengan
gerakan yoga antenatal yang terdiri dari gerakan penafasan (pranayama),
posisi (mudra), meditasi dan relaksasi yang dapat membantu kelancaran
dalam kehamilan dan persalinan (Rusmita, 2015). Menurut Rafika
(2018), prenatal yoga (yoga selama kehamilan) merupakan salah satu
jenis modifikasi dari hatha yoga yang disesuaikan dengan kondisi ibu
hamil. Tujuan prenatal yoga adalah mempersiapkan ibu hamil secara
fisik, mental dan spiritual untuk proses persalinan.
2. Manfaat prenatal yoga
a.Membantu mengatasi nyeri punggung dan mempersiapkan fisik
dengan memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding
perut, ligament- ligamen, otot dasar panggul yang berhubungan
dengan proses persalinan.
b. Membentuk sikap tubuh. Sikap tubuh yang baik selamakehamilan dan
bersalin dapat mengatasi keluhan-keluhan umum pada wanita hamil,
mengharapkan letak janin normal, mengurangi sesak nafas akibat
bertambah besarnya perut
c.Relaksasi dan mengatasi stres. Memperoleh relaksasi tubuh yang
17

sempurna dengan memberi latihan kontraksi dan relaksasi. Relaksasi


yang sempurnna diperlukan selama hamil dan selama persalinan.
d. Menguasai teknik-teknik pernafasan yang mempunyai peran penting
dalam persalinan dan selama hamil untuk mempercepat relaksasi
tubuh yang diatasi dengan nafas dalam, selain itu juga untuk
mengatasi nyeri saat his.
e.Untuk meningkatkan sirkulasi darah (Suananda, 2018).
3. Kontraindikasi prental yoga
Kontraindikasi yoga antenatal menurut Sunanda (2018) ialah:
anemia, Hyperemesis gravidarum, Kehamilan ganda, Sesak nafas,
Tekanan darah tinggi, nyeri pubis dan dada, Mola hidatidosa, Perdarahan
pada kehamilan, Kelainan jantung, PEB (Preeklampsia Berat).
4. Syarat prenatal yoga
a. Sebelum melakukan latihan harus dilakukan pemeriksaan kesehatan
dan minta nasihat dokter atau bidan
b. Latihan baru dapat dimulai setelah usia kehamilan 22 minggu
c. Latihan harus dilakukan secara teratur dan disiplin dalam batas-batas
kemampuan fisik ibu,
d. Latihan sebaiknya dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin
e. Latihan tidak menekan area perut dengan tidak melakukan latihan
untuk otot perut dan menghindari posisi tengkurap. Latihan tidak
meregangkan area perut dengan tidak melakukan gerakan
melenting ke belakang atau backbend berlebihan
f. Latihan tidak memutar area perut (Suananda, 2018).

5. Gerakan prenatal yoga


a. Latihan pemusatan perhatian (centering)
Centering atau memusatkan perhatian penting untuk
memulai latihan. Saat memulai senam, ibu mungkin masih
memikirkan banyak hal sehingga perlu membantu ibu untuk
memusatkan perhatian, menangkan pikiran, fokus pada latihan dan
18

hanya antara ibu dan janin dalam perutnya. Selalu gunakan kata-kata
positif untuk membangkitkan kembali rasa tenang, semangat,
percaya diri dan nyaman (Suananda, 2018).

Gambar 1 Centering

Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

b. Pernafasan (pranayama)
Pranayama atau latihan pernafasan perlu dilatih karena napas
adalah salah satu unsur penting dalam keberhasilan menenangkan
pikiran dan mengejan saat persalinan. Bernafas dengan nyaman
membawa masuk oksigen ke dalam tubuh dan membuat kesegeran
bagi ibu. Setiap gerakan senam hamil diiringi dengan pernafasan
yang dilakukan dengan cara mulut tertutup kemudian tarik nafas lalu
keluarkan dengan lembut. Dinding perut naik pada saat tarik nafas
dan turun pada waktu pengeluaran nafas sambil mengeluarkan nafas
melalui mulut. Atur posisi duduk ibu, bersila sambil mengeluarkan
nafas dari mulut (Suananda, 2018).
Satu teknik pernafasan yang dapat dilakukan yaitu Nadi
Sodhana. Nadi Sodhana adalah pernafasan bergantian antara lubang
hidung kanan dan lubang hidung kiri. Ibu jari digunakan untuk
menutup lubang hidung kanan dan jari kelingking untuk lubang
hidung kiri (Suananda, 2018).
19

Gambar 2. Nadi Sodhana (Pernafasan)

Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

c.Gerakan pemanasan (warming up)


Pemanasan adalah saat persiapan bagi tubuh untuk
melakukan gerakan- gerakan dalam latihan. Hindari gerakan yang
berat karena tubuh belum siap. Pemanasan merupakan saat yang
tepat untuk memperkenalkan bagian-bagian tubuh seperti tulang
pinggul, posisi kaki dan bagian tubuh lainnya (Suananda, 2018).
d. Gerakan inti
1) Stabilisasi
Perubahan beban di dalam tubuh akan membuat
perubahan dalam kestabilan badan. Pusat gravitasi akan
mengalami perpinndahan ke depan akibat hormon relaxin yang
membuat sendi-sendi lebih longgar. Gerakan ini berfungsi untuk
menstabilkan rongga panggul, postur tubuh, memperkuat otot
punggung dan kaki (Suananda, 2018). Gerakan stabilisasi adalah
sebagai berikut :
a) Mountain pose (tadasana)
Posisi berdiri yang stabil dan nyaman selama hamil, beri jarak di
antara kedua kaki sesuai kenyamanan ibu. Berdiri dengan membagi
berat badan sama rata.
20

Gambar 3. Mountain Pose

Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

b) Tree Pose (Vrksasana)


Pindahkan berat badan ke kaki kanan, tekuk lutut kiri
dan letakkan telapak kaki kiri di punggung kaki kanan, betis
kanan atau paha di dalam kaki kanan.

Satukan kedua tangan di depan dada. Tahan beberapa saat dan


jaga keseimbangan tubuh.

Gambar 4. Tree Pose (Vrksasana)

Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

c) Cow pose-cat pose (bitilasana marjarisana)


Lakukan posisi merangkak. Tarik napas, angkat kepala
sedikit, jauhkan bahu dan telinga, tulang ekor diarahkan sedikit ke
atas. Keluarkan napas, tundukkan kepala, bawa masuk tulang
ekor ke arah dalam. Gerakan ini dapat membantu menstabilkan
tulang belakang.
21

Gambar 5 Cow Pose-Cat Pose (Bitilasana Marjarisana)

Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

2) Peregangan
Peregangan penting dilakukan untuk relaksasi otot
terutama quadrus lumborum, erector spina, otot oblique eksterna
dan interna. Menjaga kelenturan sendi-sendi tulang belakang dan
memberi ruang pada rongga dada (Suananda, 2018). Gerakan
peregangan adalah sebagai berikut :

a) Peregangan Otot Leher


Posisi bisa dilakukan duduk atau berdiri. Angkat tangan
kanan dan letakkan di telinga kiri. Lakukan peregangan ke sisi kanan
dan lakukan sebaliknya. Gerakan ini berfungsi untuk meregangkan
otot-otot di area leher.

Gambar 6. Peregangan Otot Leher


Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga,
22

b) Standing lateral stretch (ardhakati chakrasana)


Posisi berdiri dan buka kedua kaki selebar panggul. Tarik
nafas, jalin jari- jari dan angkat ke atas. Keluarkan napas dan bawa
tangan ke arah kanan dan sisi kiri tubuh lalu tahan beberapa saat.

Gambar 7. Standing Lateral Stretch (Ardhakati Chakrasana)


Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

c) Triangle pose (trikonasana)


Buka kedua kaki lebar, kaki pararel menghadap ke depan.
Putar kaki kanan ke arah luar, panggul dan perut tidak ikut berputar.
Tarik napas dan buka kedua tangan ke samping.

Gambar 8. Triangle Pose (Trikonasana)

Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga,


23

d) head to knee pose (parivrtta janu sirsasana)


Duduk dan luruskan kedua kaki. Tekuk dan buka lutut ke
arah lantai lalu dekatkan tumit kanan ke paha dalam kiri. Letakkan
tangan kiri di lantai. Tarik napas dan angkan tangan kanan ke atas,
keluarkan nafas dan bawa tangan kanan ke kiri.

Gambar 9. Revolved Head to Knee Pose (Parivrtta Janu Sirsasana)


Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

e) Twisting variation (janu sirsasana)


Duduk dan buka lutut kiri ke arah lantai. Letakkan tangan
kanan di depan lutut kanan dan tangan kiri di belakang lutut kiri.
Tarik napas, tegakkan tulang belakang. Keluarkan napas dan
perlahan putar badan ke kiri dan kanan.

Gambar 10. Twisting Variation (Janu Sirsasana)

Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

3) Persiapan proses persalinan


Pada proses persalinan, area panggul dan sekitar akan
menjadi daerah yang perlu diperhatikan. Posisi persalinan dan proses
mengejan membutuhkan kekuatan dan kelenturan otot-otot dasar
panggul. Gerakan berikut ditujukan untuk memberikan peregangan
24

pada otot dasar panggul, melenturkan otot area panggul dan paha
antara lain hamstring, adductor group, quadriceps femoris, gluteus
group. Memberi ruang bagi janin untuk masuk panggul pada trimester
III dan meringankan nyeri punggung dan panggul (Suananda, 2018).
Gerakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Bound angle pose (baddha konasana)
Posisi duduk, tekuk dan buka kedua lutut ke arah lantai.
Satukan kedua telapak kaki dan pegang dengan tangan. Tarik nafas
dan tegakkan tulang belakang. Dengan menjaga tulang belakang tetap
tegak, bawa tubuh ke arah depan sedikit dan pastikan tidak menekan
perut. Gerakan ini dapat dikombinasikan dengan senam kegel

Gambar 11. Bound Angle Pose (Baddha Konasana)

Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

b) Garland pose (malasana)


Posisi jongkok, buka kedua kaki cukup lebar. Letakkan
kedua telapak kaki di lantai dan pastikan lutut membuka cukup lebar
untuk memberi ruang bagi janin. Bawa masuk siku kanan di depan
lutut kanan dan bawa masuk siku kiri di depan lutut kiri. Satukan dan
tekan telapak tangan di depan dada.
25

Gambar 12. Garland Pose (Malasana)

Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

c) Latihan mengedan dan posisi persalinan


Latihan ini hanya dilakukan oleh ibu hamil usia kehamilan
lebih atau sama dengan 37 minggu. Gerakan yang dilakukan yaitu
posisi persalinan dan cara mengatur napas saat mengedan selama
persalinan.

4) Restorative (gerakan relaksasi)


Gerakan yang membantu tubuh dan pikiran menjadi lebih
tenang dan relaks. Tujuan gerakan ini adalah mengembalikan stamina,
meregangkan otot yang kaku, memberikan posisi yang nyaman dan
menenangkan tubuh (Suananda, 2018).
a) Melting heart pose (anahatasana)
Posisi berlutut, letakkan kedua tangan di lantai dan jalankan
kedua tangan di sampai lurus di depan kepala. Rebahkan dada, pipi
kanan di atas guling dan pejamkan kedua mata. Biarkan kedua
panggul terangkat, relaks dan nikmati peregangan pada pinggang.
Gerakan ini dapat dilakukan untuk ibu hamil dengan letak janin
sungsang untuk membantu mengembalikan poisisi janin letak kepala.

Gambar 13. Melting Heart Pose (Anahatasana)

Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

b) Posisi tidur yang nyaman (Savasana)


26

Posisi ini merupakan saat yang tepat untuk menjalin


hubungan ibu dengan janin. Ibu dalam posisi relaks dan tenang,
merasakan tiap gerakan janin dan berbicara dari hati ke hati. Pastikan
miring kiri untuk menghindari tekanan pada vena cava inferior
terutama pada trimester ketiga. Sangga punggung dengan bantal dan
atur musik yang nyaman.

Gambar 14. Posisi Tidur yang Nyaman (Savasana)


Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

E. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Berdasarkan penelitian Ashari dkk (2019) di Kota Makasar tentang


hubungan yang signifikan pada intervensi senam prenatal yoga dalam
menurunkan kejadian kecemasan ibu hamil trimester III di Puskesmas
Pattingalloang dan Puskesmas Tamalate Kota Makassar menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan pada intervensi senam prenatal yoga
dalam menurunkan kejadian kecemasan ibu hamil trimester III.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Situmorang dkk (2020) di Kabupaten
Mukomuko tentang Pengaruh Pemberian prenatal yoga tehadap ibu hamil di
Kabupaten Mukomuko menyatakan bahwa sebagian besar mengalami
kecemasan sedang sebanyak 54,6% hingga berat yaitu sebanyak 33,3 %.
Sedangkan setelah diberikan intervensi berupa sena, prenatal yoga,
Sebagian besar ibu hamil primigravida tidak mengalami kecemasan yaitu
sebesar 72,2%.
27

3. Penelitian yang dilakukan oleh Amalia, Rusmini dan Yuliani (2020) di


Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas tentang perbedaan tingkat
kecemasan sebelum dan sesudah diberikan prenatal yoga di Puskesmas I
Kembaran Kabupaten Banyumas mendapatkan hasil rata-rata nilai tingkat
kecemasan oleh menyebutka bahwa terdapat perbedaan tingkat keceasan
yang ditunjukkan dengan rata-rata nilai tingkat kecemasan sebelum
perlakuan yaitu 24,92% dan setelah perlakuan yaitu 13,62%. Terapat
penurunan nilai rata-rata tingkat kecemasan sebesar 11,3%.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Windayanti, Widayati dan Kristiningrum
(2021) tentang Perbedaan Kecemasan Ibu Hamil Sebelum dan Setelah
Melakukan Prenatal Yoga mendapatkan hasil nilai p=0,000. Berdasarkan
penelitian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kecemasan antara ibu
hamil sebelum dan sesudah dilakukan prenatal yoga hal ini juga didukung
oleh penurunan nilai rata-rata kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan
prenatal yoga dengan penurunan rata-rata sebanyak 4,87%. Penelitian ini
menggunakan design quasy eksperimen dengan prettest and posttest design
dan dengan Teknik sampling yaitu consecutive sampling.
28

BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, VARIABEL PENELITIAN
DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah model konseptual yang berkaitan
dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau
menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting
untuk masalah (Lusiana., 2015). Kerangka konsep dari penelitian ini
yaitu :

Ibu Hamil Trimester III

Faktor Faktor
Internal Eksternal

Kecemasan

Prenatal Yoga

Gambar 4. Kecemasan
Penurunan Kerangka kosep

Gambar 15. Kerangka Konsep Penelitian

: Variabel yang diteliti


29

: Variabel yang tidak diteliti


: Variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen
Ibu hamil Trimester III dalam menghadapi persalinan dipengaruhi oleh
faktor internal (umur, pendidikan, pekerjaan) dan faktor eksternal (lingkungan
dan keluarga) sehingga menimbulkan kecemasan. Oleh karena itu, ibu hamil
Trimester III diberikan suatu latihan khusus untuk memepersiapkan fisik dan
mental dalam menghadapi persalinan yaitu dengan mengikuti prenatal yoga
yang bertujuan untuk menurunkan kecemasan ibu hamil dalam menghadapi
persalinan.

B. Hipotesis
Menurut (Suryaningsih, 2018) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Berdasarkan kerangka konsep
diatas, Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ada pengaruh Prenatal Yoga
terhadap kecemasan pada ibu hamil trimester III.

C. Variabel dan Definisi Operasional


1. Variabel Penelitian
Variabel ialah suatu atribut atau sifat atau nilai orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian di Tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019).).
Adapun variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari :
a. Variabel Independen dari penelitian ini adalah Prenatal Yoga
b. Variabel Dependen dari penelitian ini adalah Kecemasan Ibu hamil
Trimester III
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan-batasan variabel
yang akan diteliti secara operasional di lapangan (Masturoh dan Anggita,
2018). Definisi operasional dibuat dengan tujuan untuk memudahkan
dalam pelaksanaan pengumpulan data dan pengolahan serta analisis data.
30

Tabel 1
Definisi Operasional Variabel

Definisi Alat Skala


No Variabel Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur

1 Variabel Gerakan satu set SOP - -


independent: yoga selama
Prenatal kehamilan yang
Yoga dimulai dari
gerakan asana
hingga meditasi.
Diberikan 20
menit, dua kali
seminggu selama
4 minggu pada
ibu primigravida
TM III.

2 Variabel Ketegangan, Hamilto Skor Interval


dependen : gelisah, n 0-56
Kecemasan ketidaksiapan ibu Anxiety (dengan rentang)
pada hamil dalam Rating a. <14 = tidak ada
Primigravida menghadapi Scale kecemasan
TM III persalinan, b. 14-20 =
membayangkan kecemasan ringan
proses persalinan c. 21-27 =
yang buruk kecemasan
sehingga dapat sedang
menimbulkan d. 28-41 =
rasa tidak kecemasan berat
percaya diri e. 42-56 =
dalam kecemasaan berat
menghadapi sekali
31

proses persalinan
yang normal.
32

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif
dengan desain penelitian eksperimental dengan quasi eksperimen karena
dalam penelitian ini peneliti tidak dapat mengendalikan sampel sepenuhnya.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group
pretest posttest design yaitu penelitian yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu
sebelum eksperimen (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest) dengan satu
kelompok subjek.
Perlakuan
O1 O2

Gambar 4.1
Rancangan One Group Pretest Posttest
Sumber : (Sugiyono, 2019)

Keterangan :
Perlakuan : Prenatal Yoga
O1 : tingkat kecemasan sebelum diberikan prenatal yoga
O2 : tingkat kecemasan setelah diberikan prenatal yoga
33

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Griya Kamini yang berlokasi di Kabupaten


Gianyar. Pemilihan lokasi penelitian karena Griya Kamini memberikan
layanan komplementer kepada ibu hamil termasuk memberikan layanan
prenatal yoga. Jumlah pegawai sebanyak enam orang dan yang bersertifikat
sebagai instruktur prenatal yoga sebanyak dua orang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Agustus 2022 sampai Oktober 2022
setelah usulan skripsi disetujui dan telah mendapatkan Etical Clearance.

C. Populasi, Sampel dan Sampling


1. Populasi
Menurut Sugiyono (2019), populasi adalah keseluruhan yang
dijadikan wilayah generalisasi yang keseluruhan subjek yang akan diundur
dan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil Trimester
III yang melakukan Prenatal Yoga di Griya Kamini pada tahun 2022
sebanyak 30 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi atau sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu
hamil Trimester III di Griya Kamini yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu
sebagai berikut:
a. Kriteria inklusi:
1) Ibu Primigravida
2) Ibu Hamil Trimester III usia kehamilan 28 – 37 minggu
3) Belum pernah mengikuti prenatal yoga.
4) Tidak sedang mendapatkan terapi lain
5) Bersedia menjadi responden dan mengikuti penelitian hingga
selesai
34

b. Kriteria Eksklusi:
1) Ibu hamil yang mengalami komplikasi dalam kehamilan seperti
perdarahan, hipertensi, dan preklampsia
2) Ibu hamil yang memiliki cacat fisik (tidak dapat mengikuti gerakan
yoga.
3. Sampling
Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah non probability sampling dengan bentuk purposive sampling yaitu
pengambilan sampel ini berdasarkan pertimbangan tertentu atau menggunakan
seleksi khusus yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat
populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Sugiyono, 2019). Besar sampel
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 30 orang ibu hamil
Trimester III.
D. Metode Pengumpulan data
1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer
dengan menggunakan lembar kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale
(HARS) dan lembar kusioner sosiodemografi/karakteristik yang terdiri dari
umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah gravida.
2. Prosedur pengumpulan data
a. Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian dari institusi
dengan nomor surat DI.02.02.2621.TU.VII.2022 kepada pihak
Griya Kamini
2) Permohonan rekomendasi penelitian di tunjukan keapda Bupati
Gianyar Cq. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu dengan nomor surat DI.
02.02.2621.TU.VIII.2022.
35

3) Penelitian ini telah mendapat rekomendasi dari Dinas Penanaman


Modal satu pintu Kabupaten Gianyar dengan nomor
070/0528/DMP/2022.
4) Setelah mendapatkan surat ijin penelitian dari pihak terkait
selanjutnya peneliti melakukan kontrak waktu untuk melakukan
penelitian.
5) Peneliti menemui Pemilik Griya Kamini untuk memberikan surat
ijin penelitian dan memohon kerjasamanya selama waktu
pelaksanaan penelitian.

b. Prosedur teknis
1) Tahap persiapan
a) Penelitian ini telah lulus uji etik penelitian dengan nomor surat
DI.02.02/2548/ VIII/ 2022.
b) Alat dan bahan yang digunakan dilapangan seperti lembar
persetujuan menjadi responden, informed consent, SOP Prenatal
Yoga, dan kuesioner HARS.
2) Tahap pelaksanaanya
a) Peneliti menemui calon responden dan menjelaskan tentang tujuan
dan manfaat penelitian ini kemudian memberikan informed
consent.
b) Calon responden yang menyetujui dijadikan responden diminta
untuk menandatangani informed consent dan dilakukan pretest
dengan menggunakan lembar HARS dengan metode wawancara
yang dilakukan sebelum diberikan intervensi.
c) Peneliti dibantu oleh enumerator yang merupakan instruktur
prenatal yoga yang terlatih dan telah memiliki sertifikat prenatal
yoga.
d) Peneliti melakukan posttest dengan menggunakan lembar HARS.
36

e) Penilaian kecemasan intervensi satu, dua dan tiga dijumlahkan dan


dibuatkan rata-rata nilai kecemasan sebelum diberikan prenatal
yoga.
f) Penilaian terhadap kecemasan setelah diberikan prenatal yoga
diberikan diniai dari rata-rata nilai kecemasan setelah prenatal yoga
ke satu, dua dan tiga. Nilai rata-rata menjadi nilai kecemasan
setelah diberikan prenatal yoga.
3. Instrument penelitian
Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk melakukan
pengumpulan data dengan cara apapun (Notoatmodjo, 2018). Dalam
penelitian ini instrumen yang digunakan adalah SOP (Standar Operasional
Prosedur) yaitu SOP Prenatal Yoga dan instrument yang digunakan untuk
mengukur tingkat kecemasan adalah kuesioner Hamilton Anxiety Rating
Scale (HARS). Kusioner HARS merupakan kusioner pengukuran yang
sudah baku sehingga tidak perlu dilakuakn uji validitas dan reabilitas
instrumen.
E. Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
a. Editing
Peneliti melakukan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau kuisioner yang dikumpulkan oleh responden.
b. Coding
Kuisioner yang telah dikumpul diperiksa kelengkapannya
kemudian jawaban responden diberi angka sesuai dengan kode yang telah
disiapkan oleh peneliti.
1) Coding pada tingkat umur diberikan kode 1 jika berusia 20-30 tahun,
dan diberikan kode 2 jika berusia 30-40 tahun.
2) Coding untuk pendidikan yaitu SD/SMP coding 1, SMA coding 2,
Perguruan tinggi coding 3.
37

3) Coding Pekerjaan IRT coding 1, bekerja coding 2. Paritas untuk


prigravida coding 1, multigravida coding 2, dan grande multigravida
coding 3.
c. Scoring
Peneliti melakukan penilaian terhadap kecemasan dengan
menjumlahkan keseluruhan dari pernyataan. Skoring dari penelitian ini
jumlah keseluruhan skor HARS yang berkisar antara 0-56, dengan
pembagian skoring sebagai berikut :
1)Skore <14 = tidak ada kecemasan
2)14-20 = kecemasan ringan
3)21-27 = kecemasan sedang
4)28-41 = kecemasan berat
5)42-56 = kecemasaan berat sekali

d. Processin
Peneliti memasukan data-data hasil dari penelitian pada program
komuterisasi, dan data-data hasil penelitian yang dibuat dalam bentuk
pengelompokkan data.
e. Cleaning
Tahapan yang terakhir, peneliti melakukan pengecekkan kembali
data-data yang telah dimasukan untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya untuk
dilakukan koreksi kembali. Setelah dilakukan cleaning selanjutnya
dilakukan proses analisis data (Sugiyono, 2019).
2. Analisia data
a. Analisia univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran distribusi
variabel dependen dan independent yaitu variabel tingkat kecemasan ibu hamil
sebelum di berikan intervensi yoga ibu hamil dan tingkat kecemasan setelah
diberikan prenatal yoga. Analisis ini menghasilkan distribusi dan frekuensi
dari tiap variabel. Analisis deskriptif univariat yang terdiri dari umur,
38

pendidikan, pekerjaan, gravida diuji pada tiap variabel penelitian dengan


rumus:

Keterangan:
P : persentase
f : frekuensi yang teramati
n : jumlah sampel
b. Analisis bivariat
Setelah dilakukan analisis univariat, hasilnya diketahui karakteristik
atau distribusi setiap variabel, dan dapat dilanjutkan analisis bivariat. Analisis
bivariat dilakukan untuk membuktikan hipotesa penelitian dan mengetahui
adanya pengaruh antara variabel independent dengan variabel dependent, yaitu
Prenatal Yoga sebagai variabel independent dan kecemasan Primigravida
Trimester III sebagai variabel dependent. Data berdistribusi tidak normal
sehingga analisa data yang gunakan adalh Wilcoxon.

F. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah hubungan timbal balik antara peneliti dan orang
yang diteliti sesuai dengan prinsip etika (Notoatmodjo, 2018). Dalam
melakukan penelitian peneliti harus memegang 4 prinsip, yaitu :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia


Peneliti harus memberikan informasi kepada subjek penelitian tentang
tujuan dilakukannya penelitian. Peneliti juga harus membebaskan subjek
untuk berpartisipasi atau tidak. Untuk menghormati harkat dan martabat
subjek, peneliti menyiapkan lembar persetujuan (inform concent) yang
berisi tentang :
a. Manfaat penelitian.
b. Penjelasan kemungkinan adanya ketidaknyamanan yang terjadi.
c. Manfaat bagi subjek.
39

d. Persetujuan dari peneliti bahwa akan menjelaskan prosedur penelitian.


e. Persetujuan subjek dapat mengundurkan diri kapanpun.
f. Jaminan menjaga kerahasiaan identitas subjek.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian
Peneliti tidak boleh membocorkan informasi terkait identitas
subjek. Karena setiap orang memiliki hak dasar berupa privasi dan
kebebasan dalam memberikan informasi. Sebagai pengganti identitas asli,
peneliti dapat menggunakan coding.
3. Keadilan dan keterbukaan
Peneliti harus memastikan bahwa semua subjek mendapat
perlakuan dan keuntungan yang sama. Semua subjek juga harus
dijelaskan tentang prosedur penelitian. Agar prinsip ini dapat terlaksana
dengan baik.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan
Suatu penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Dampak yang merugikan bagi subjek harus diminimalisasi. Oleh
karena itu, penelitian harusnya dapat mencegah atau mengurangi rasa
sakit, cidera, stress ataupun kematian subjek.
40

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Griya Kamini beralamat di Jalan Apel No. 1 Lingkungan Candi Baru,


Gianyar yang berdiri sejak tanggal 16 April 2014. Griya Kamini memberikan
pelayanan kebidanan secara komplementer yang terdiri dari prenatal gentle
yoga, akupresur kehamilan, gentle pregnancy massage, post partum treatment
(bengkung post natal, massage post partum), post natal gentle yoga, pijat
laktasi, moxa terapi, baby spa, natural topical therapy, akupresur pada bayi
dan anak.
Selain itu, terdapat kelas edukasi untuk membantu klien dalam
memberdayakan diri dan menyiapkan kehamilan, persalinan, masa laktasi
hingga pengasuhan, diantaranya kelas ibu hamil, kelas persiapan persalinan,
kelas menyusui dan perawatan bayi baru lahir, dan parenting class. Prenatal
gentle yoga dilaksanakan setiap hari Selasa dan Jumat pukul 16.00 – 18.00
Wita dan Hari Minggu pkl 10.00 Wita yang dipandu oleh bidan Bd Putu Sri
Widi Antari, S.Tr Keb dan Putu Destari Sukma, Str. Keb yang telah terlatih
dan memiliki sertifikat fasilitator prenatal gentle yoga. Griya Kamini di
pimpin oleh Bd. Putu Sri Widi Antari, S.Tr.Keb dengan Penanggung jawab dr
I Made Pariartha, M.Med.Ed, Sp.OG. Griya Kamini memiliki pegawai
yaitu 5 orang bidan, dan 1 cleaning service.

B. Karakteristik Responden
1. Karakteristik

Karakteristik responden terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan,


dan jumlah kehamilan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
41

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik


Karakteristik Frekuensi (f) Persen (%)

Umur
20-35 28 93,3
>35 2 6,7
Pendidikan
SMA 4 13,3
Perguruan Tinggi 26 86,7
Pekerjaan
IRT 20 66,7
Bekerja 10 33,3
Jumlah Kehamilan
Primigravida 30 100
Jumlah 30 100

Berdasarkan Tabel 5.1 terlihat bahwa hampir seluruhnya responden


yaitu 28 orang (93,3%) berada pada umur reproduksi sehat. Sebagian besar
responden menempuh pendidikan tinggi sebanyak 26 orang (86,7%), lebih
dari setengah responden yaitu 20 orang (66,7%) merupakan ibu rumah
tangga dan semua responden yaitu 30 orang (100%) merupakan ibu yang
baru hamil pertama kali atau primigravida.

C. Tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III sebelum dan sesudah
melakukan prenatal yoga

Nilai kecemasan ibu hamil trimester III sebelum dan sesudah


diberikan prenatal yoga dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 5.2 Nilai Kecemasan Ibu Hamil Triemster III Sebelum dan
Sesudah
Diberikan Prenatal Yoga
Nilai Kecemasan Sebelum Yoga Sesudah Yoga
Frekuens Persen Frekuensi Persen
i (%) (f) (%)
(f)
Tidak ada 5 16,7 26 86,7
kecemasan
Kecemasan ringan 5 16,7 4 13,3
Kecemasan sedang 12 40 0
42

Kecemasan berat 8 26,6 0


Jumlah 30 100 30 100

Berdasarkan Tabel 5.2 terlihat bahwa sebelum diberikan yoga ibu hamil
trimester III, responden paling banyak mengalami kecemasan sedang yaitu 12
orang (40%), setelah diberikan intervensi dengan yoga maka menjadi paling
banyak ibu tidak mengalami kecemasan yaitu 26 orang (86,7%) dan tidak ada
responden yang mengalami kecemasan sedang dan berat.

Tabel 5.3 Distribusi Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Sebelum


Diberikan Prenatal Yoga
Kecemasan Mean Median Minimum Maksimum SD

Sebelum 24,7 24 5 47 11,105


prenatal
yoga

Setelah 5,50 3,5 0 21 5,5


prenatal
yoga

Berdasarkan Tabel 5.3 terlihat bahwa sebelum diberikan intervensi dengan


prenatal yoga rata-rata nilai kecemasan ibu hamil adalah 24,7 yang memiliki
makna bahwa rata-rata ibu hamil mengalami kecemasan sedang. Setelah
diberikan intervensi dengan prenatal yoga rata-rata nilai kecemasan ibu hamil
adalah 5,50 yang memiliki makna bahwa rata-rata ibu hamil trimester III
tidak mengalami kecemasan.

D. Uji Normalitas data

Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji


normalitas data untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, yang
nanti digunakan untuk memilih uji hipotesis yang digunakan. Hasil uji
normalitas data dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
43

Tabel 5.4 Uji Normalitas Data

Variabel df sig

Kecemasan Sebelum prenatal 30 0,012


yoga
Kecemasan Setelah prenatal 30 0,000
yoga

Berdasarkan tabel 5.4 terlihat bahwa hasil uji normalitas dengan

Kolmogorov smirnov mendapatkan hasil 0,012 dan 0,000 kedua bernilai

<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal.

E. Analisis pengaruh tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III


sebelum dan sesudah melakukan prenatal yoga
Berdasarkan uji normalitas data, maka data berdistribusi tidak normal
sehigga uji hipotesis yang digunakan menggunakan uji Wilcoxon.

Tabel 5.5 Distribusi Pengaruh Prenatal Yoga Terhadap Tingkat


Kecemasan Ibu Hamil
Kecemasan Z p value

Sebelum-sesudah prenatal -4,786 0,000


yoga

Berdasarkan tabel 5.5 terlihat bahwa hasil uji wilxocon untuk


mengetahui pengaruh prenatal yoga terhadap kecemasan ibu hamil
mendapat nilai p value 0,000 < 0,05 yang memiliki makna bahwa terdapat
perbedaan tingkat kecemasan yang signifikan sebelum dan sesudah
diberikan prenatal yoga. Jadi perenatal yoga berpengaruh terhadap tingkat
kecemasan ibu hamil trimester III.
44

BAB VI
PEMBAHASAN

A. Tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III sebelum melakukan


prenatal yoga

Penilaian kecemasan pada ibu hamil trimeseter III dengan menggunakan


kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) kepada 30 orang ibu hamil
trimester III di Griya Kamini mendapatkan hasil bahwa nilai kecemasan yang
tertingi adalah 47 yang memiliki makna ibu mengalami kecemasan berat
sekali sebanyak dua orang dan tingkat kecemasan yang terendah adalah lima
yaitu tidak ada kecemasan sebanyak satu orang. Rata-rata kecemasan yang
dialami ibu hamil trimester III sebelum diberikan intervensi dengan prenatal
yoga adalah 24,7 yaitu rata-rata responden mengalami kecemasan sedang.
Ibu hamil mengalami kecemasan disebabkan karena banyak persoalan
yang dihadapinya. Diantara kecemsan yang disebabkan karena adalah cemas
akan proses persalinan yang dialami terurama pada ibu yang primigravida.
Kecemasan juga disebabkan karena trauma akan proses persalinan yang
dahulu. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Widyanti dkk
(2021) yang juga mendapatkan hasil rata-rata ibu hamil trimester III
mengalami kecemasa sedang sebelum diberikan intervensi dengan prenatal
yoga. Bengitupula dengan hasil penelitian Yunita (2019) yang melakukan
penelitan di Kulonprogo bahwa sebelum diberikan intervensi dengan prental
yoga rata-rata ibu hamil trimester III mengalami kecemasan sedang.
Terdapat delapan orang responden yang mengalami kecemsan berat,
peneliti melakukan pengkajian terhadap delapan orang ibu hamil tersebut
untuk mengetahui penyebab dari kecemasan berat yang mereka alami.
Berbagai penyebeb kecemasan mereka diataranya ada seorang ibu yang
memiliki pengalaman dengan labio skisis, ibu teresebut merasakan kecemasan
yang berlebihan dengan kehamilan yang sekarang karena takut bayi yang
dikandungnya sekarang mengalami hal serupa. Peneliti mencoba untuk
45

memberikan saran agar melakukan USG empat dimensi dan konsultasi ke


dokter kandungan ahli fetomaternal untuk medeteksi kelainan yang dialami
oleh bayi yang di kandunganya sekarang, namun ibu menolak melakukannya
takut akan benar-benar telihat adanya kelainan.
Ibu yang mengalami kecemasan berat mengatakan kalau dia saat ini
tinggal berjauhan dengan suami dan tinggal bersama mertua atau long
dintance marriage, ibu ini mengalami kecemasan memikirkan saat
persalinanannya nanti dia tidak didampingi oleh suami dan merasa kurang
nyaman dengan mertuanya, hal lain juga yang menyebabkan ketakutan dan
kecemasan.
Seorang ibu yang cemas berat merupakan wanita karir yang sangat suka
sekali bekerja. Pekerjaannya tidak hanya diselesaikan di kantor tapi juga
dibawa pulang, dia merasa cemas jika nanti melahirkan harus mengurus anak
dan tidak bisa menggerjakan pekerjaan-pekerjaan yang biasa dia kerjakan
akan berpengaruh kepada pendapatannya. Seorang lagi merupakan ibu
primitua dia baru mendapatkan anak setelah diumur 38 tahun dengan lama
pernihakan 6 tahun, ibu merasa cemas karana takut terjadi hal-hal yang tidak
baik pada si bayi.
Rata-rata responden mengalami kecemasan sedang karena jika dilhat dari
karakteristik repoonden bahwa sebagian besar responden yaitu 73,3%
merupakan ibu yang primigravida yaitu ibu yang pertama kali hamil sehingga
belum memiliki pengalaman dengan kehamilan sebelum begitupula belum
memiliki pengalaman dalam melahirkan sehingga memuculkan rasa
kecemasan pada ibu hamil trimester III. Rasa kecemasan tersebut disebabkan
karena ketakutan akan proses melahirkan yang akan dijalaninya. Berdasarkan
hasil penelitian dapat peniliti simpulkan bahwa kecemasan yang dialami ibu
hamil pada trimester III disebabkan oleh berbagai faktor.
Kecemasan atau anxietas adalah suatu keadaan tegangan. Suatu
ketegangan dapat timbul dari perasaan khawatir, takut, tertekan, kesal, gugup,
gelisah dan bingung yang dialami oleh ibu. Perasaan tersebut dapat
mengganggu atau menimbulkan ketidaknyamanan bagi ibu dalam
46

menghadapi persalinan dan jika berlanjut sampai persalinan maka akan


mempengaruhi kemajuan persalinan. Bila seorang ibu takut atau cemas maka
tubuh akan mengaktifkan respon flight. Hal ini menyebabkan peningkatan
produksi adrenalin. Jantung mulai berdetak lebih cepat, pernapasan menjadi
lebih cepat, otot tegang, tekanan darah meningkat. Selama persalinan terdapat
beberapa tanda yang menunjukkan bahwa ibu tidak bisa mengatasi persalinan
dengan baik, yaitu gelisah, panik, vokalisasi bernada tinggi, persepsi nyeri
meningkat karena penurunan produksi endorfin, perlambatan kontraksi akibat
turunnya produski oksitosin dan gawat janin.
Kecemasan ibu hamil adalah suatu perasaan cemas yang melanda
seorang ibu hamil pada saat menjalani kehamilan ataupun sedang
mempersiapkan kehamilannya yang juga sering dikatakan sebagi respon yang
timbul dalam menghadapi kehamilan yang bersifat subyektif dari calon ibu,
dimana biasanya disebabkan karena timbulnya perubahan yang dialami dalam
menghadapi suatu kehamilan dan juga merupakan suatu pengalaman baru
dalam hidupnya (Atkinson, 2017).
Kecemasan disebabkan oleh ancaman terhadap integritas fisik,
ketegangan yang mengancam integrasi fisik meliputi sumber internal karena
perubahan biologis karena kehamilan kecemasan menghadapi persalinan dan
faktor eksternal karena komplikasi atau kelainan kehamilan, kekurangan
nutrisi dan lingkungan (Suliswati, 2015).

B. Tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III sesudah melakukan


prenatal yoga
Pengukuran kecemasan dilakukan kembali dengan kuesioner HARS
setelah ibu hamil trimester III mendapatkan intervensi dengan prenatal yoga.
Penilaian dilakukan untuk menilai tingkat kecemasan setelah diberikan
intervensi. Hasil pengukuran nilai kecemasan sesudah diberikan intervensi
dengan prenatal yoga yaitu nilai kecemasan setelah diberikan intervensi
dengan prenatal yoga yaitu responden dengan nilai kecemasan tertinggi adalah
47

19 sebanyak satu orang (3,3%) sedangkan nilai kecemasan terendah adalah nol
sebanyak dua orang (6,7%). Setelah diberikan itervensi dengan prenatal
prenatal yoga rata-rata kecemasan ibu hamil yaitu 5,50 yang memiliki makna
bahwa rata-rata ibu hamil trimester III tidak mengalami kecemasan setelah
diberikan intervensi dengan prenatal yoga.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Ashari dkk
(2019) yaitu rata-rata ibu hamil menurun menjadi tidak mengalami kecemasan
setelah diberikan intervensi dengan prenatal yoga begitupula dengan hasil
penelitian dari Wartini (2020) yang mendapatkan data rata-rata kecemasan
setealh intervensi dengan prenatal yoga adalah tidak mengalami kecemasan
lagi. Secara teoritis, kecemasan akan turun jika individu mengalami relaksasi
pada tubuhnya (Spielberger, 2015). Latihan yoga adalah sebuah treatment fisik
yang ternyata juga dapat memberikan efek psikologis karena memberikan efek
relaksasi pada tubuh seseorang dan mempengaruhi beberapa aspek psikologis
pada orang yang melakukannya, sehingga dikatakan dapat membantu
menurunkan kecemasan (Orlando, 2013). Unsur pada yoga yang dikatakan
dapat membantu menurunkan kecemasan adalah pada bagian relakasasi dan
meditasi. Dengan kemampuan untuk mengontrol nafas saat melakukan yoga
maka ibu akan mendalami diri sendiri menerima dan mampu menghadapi
kenyataan yang dihadapi sehingga kecemasan yang dirasakan ibu hamil bisa
menurun.
Delanpan orang ibu hamil yang mengalami kecemasan berat setelah
diberikan prenatal yoga sudah tidak lagi mengalami kecemasan berat, level
kecemasan yang dirasakan sebelum diberikan prenatal yoga sudah menurun.
Relaksasi dapat membantu seseorang untuk menurunkan rasa
cemasnya. Latihan yoga prenatal yang diberikan pada partisipan pada
dasarnya memang merupakan latihan fisik. Akan tetapi di dalam rangkaian
latihannya latihan yoga dapat memberikan efek relaksasi, memberikan
knowledge, melatih skill, serta dapat juga berperan sebagai support system
bagi partisipan. Latihan yoga prenatal memiliki porsi latihan fisik yang lebih
besar dibandingkan dengan porsi relaksasinya. Postur yang dilakukan pada
48

latihan ini pada dasarnya bertujuan untuk memberikan peregangan pada otot-
otot yang mengalami ketegangan dan melatih kelenturan/fleksibilitas otot-otot
utama persalinan, seperti pelvis, pinggul, pinggang, serta area paha. Dengan
melemaskan dan meregangkan otot-otot seseorang dapat menghilangkan
kontraksi otot dan mengalami keadaan rileks pada tubuhnya (Fauziah, 2014).
Peregangan dan pelemasan otot pada dasarnya bekerja secara
berlawanan dengan konsep kerja sistem saraf simpatis. Sehingga dengan
melakukan peregangan dan pelemasan otot, maka sama dengan melakukan
usaha untuk mengaktifkan sistem saraf parasimpatis yang pada akhirnya akan
memberikan efek rileks dan mempersiapkan individu pada kondisi tenang,
menurunkan denyut jantung, menurunkan tekanan darah, dan melancarkan
pernafasan (Fauziah, 2014).
Menurut peneliti terjadi penurunan kecemasan setelah diberikan
prenatal yoga jika dikaitkan dengan karakteristik responden bahwa Hampir
seluruh responden berada pada kelompok umur reproduksi aktif atau
reporduksi sehat dengan pendidikan perguruan tinggi sehingga mempermudah
dan lebih cepat responden untuk menerima materi prental yoga untuk
mengurangi kecemasan. Sehingga terjadi penurunan yang signifikan terhadap
tingkat kecemasan ibu hamil.
Salah satu metode alternatif yang dapat digunakan untuk
meningkatkan
kenyamanan dan mengurangi kecemasana adalah prenatal yoga. Prenatal
yoga (yoga bagi kehamilan) merupakan modifikasi dari yoga klasik yang
telah disesuaikan dengan kondisi fisik wanita hamil yang dilakukan dengan
intensitas yang lebih lembut dan perlahan. Prenatal yoga memiliki tiga
prinsip penting yaitu napas dengan penuh kesadaran, gerakan yang lembut
dan perlahan serta relaksasi dan meditasi. Napas yang dalam dan teratur
bersifat menyembuhkan dan menenangkan. Melalui teknik pernapasan yang
benar, ibu akan lebih dapat mengontrol pikiran, tubuhnya dan dengan
relaksasi dan meditasi, seluruh tubuh dan pikiran ibu dalam kondisi rileks,
tenang dan damai. Dalam penelitian menyebutkan bahwa pranayama dan
49

relaksasi memiliki efek positif yang signifikan dalam menurunkan


kecemasan.

C. Pengaruh tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III sebelum dan
sesudah melakukan prenatal yoga
Data hasil pengukuran kecemasan pada penelitian ini yaitu rata-rata
kecemasan sebelum intervensi adalah 24,70 yaitu pada kategori cemas sedang
setelah diberikan intervensi menjadi 5,50 terjadi penurunan rata-rata nyeri
sebelum dan sesudah intervensi dengan prenatal yoga. Uji hipotesis
menggunakan Wilcoxon mendapatkan nilai p 0,000 < 0,05 yang memiliki
makna bahwa ada pengaruh Prenatal Yoga terhadap kecemasan pada ibu
hamil trimester III.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Yuniza dkk
(2021) yang menyimpulkan terdapat pengaruh prenatal yoga terhadap
kecemasan pada ibu hamil trimester III dilihat dari nilai dari P value dengan
nilai 0,000 dan juga sejalan dengan hasil penelitian Ashari dkk (2019) yang
menyimpulkan intervensi senam yoga yang dilakukan pada tahap prenatal ibu
hamil berpengaruh terhadap turunnya tingkat kecemasan pada ibu hamil yang
memasuki fase trimester ketiga di Puskesmas Pattingalloang dan Puskesmas
Tamalate Kota Makassar. Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian
Suprin (2022) yang menyimpulkan tidak ada pengaruh kelas ibu hamil untuk
mengurangi kecemasan ibu hamil.
Aktivitas fisik dengan melakukan yoga selama hamil dapat
menurunkan tingkat kecemasan pada ibu hamil karena yoga olah raga yang
menyambungkan kesehatan fisik, mental dan spiritual. Salah satu aktifitas
dalam yoga adalah prayama yaitu mengatur nafas dan mengatur keluar
masuknya nafas sehingga dengan menguasai nafas ibu hamil dapat menguasai
dirinya sendiri, mengendalikan diri dan menemukan kedamaian dan
kebahagian dari dalam dirinya sendiri, sehingga akan mengirimkan signal
kebahagian ke otak dan keseluruh tubuh.
50

Ibu hamil mengalami kecemasan karena disebabkan oleh beberapa hal


diantaranya belum mengetahui proses persalinan yang akan dilalui dan juga
kecemasan-kecemasan yang tidak diketahui sebabnya secara pasti. Menurut
peneliti kecemasan pada ibu hamil trimester III bisa mberkurang setelah
diberikan intervensi karena efek dari prenatal yoga yang diberikan yang
memberikan ketenangan melaui pola mengatur nafas dan memaknai dan
menyadari setiap nafas yang dihirup dan dihembuskan sehingga menamah
kesadaran dan meningkatkan pengendalian diri pada ibu hamil trimester III
yang akan menjalani proses persalinan.
Pada prinsipnya, prenatal yoga aman untuk wanita hamil dan bisa
dilakukan pada usia kehamilann 18 minggu, tidak ada riwayat komplikasi
selama kehamilan, tidak memiliki riwayat kelahiran prematur dan BBLR.
Pada wanita dengan riwayat abortus bisa melakukan yoga setelah usia
kehamilan lebih dari 20 minggu atau setelah kehamilan membaik .Latihan
prenatal yoga bagi kehamilan berfokus pada ritme pernafasan, mengutamakan
keamanan serta kenyamanan sehingga memberikan banyak manfaat bagi ibu
hamil. Prenatal yoga adalah sejenis olah tubuh, pikirandan mental ibu yang
sangat membantu ibu hamil dalam melenturkan persendian dan menenangkan
pikiran terutama pada trimester III. Pada latihan prenatal yoga akan
mendapatkan manfaat selama kehamilan yang dapat membantu kelancaran
dalam kehamilan dan kelahiran anak secara alami dan sehat. Senam hamil
yoga selama kehamilan dapat meningkatkan berat lahir dan mengurangi
kejadian prematur dan komplikasi persalinan.

D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini belumlah sempurna dan memiliki keterbatasan. keterbatasan
penelitian ini yaitu desain penelitian ini yaitu pre eksperimen one grup pre
dan post tes, yaitu tanpa memiliki grupk kontrol sehingga tidak bisa
membedakan kecemasan pada kelompok intervensi dan kecemasan pada
kelompok kontrol.
51

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Simpulan dari hasil penelitian ini yaitu:
1. Kecemasan pada ibu hamil trimester III sebelum melakukan prenatal
yoga rata-rata pada kecemasan sedang yaitu 24,7.
2. Kecemasan pada ibu hamil trimester III sesudah melakukan prenatal
yoga rata-rata tidak mengalami kecemasan yaitu 5,5.
3. Ada pengaruh tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III sebelum
dan sesudah melakukan prenatal yoga dengan nilai p 0,000<0,05.
B. Saran
1. Bagi pemberi layanan kebidanan
Bagi pemberi layanan kebidanan agar memberikan pelayanan
kebidanan yang bermutu sesuai standar dan memberikan layanan prenatal
yoga kepada ibu hamil sebagai salah satu terapi komplementer.
2. Bagi mahasiswa/peneliti selanjutnya
Bagi mahasiswa/peneliti selanjutnya agar mengembangkan
penelitian ini dengan menggunakan desain adanya kontrol sehingga bisa
membandingkan tingkat kecemasan pada kelompok kontrol dan
kelompok intervensi.
3. Bagi ibu hamil
Bagi ibu hamil agar melakukan prenatal yoga untuk mengurangi
kecemasan pada ibu hamil dan mendapatkan keburagan serta mengurangi
keluhan-keluhan selama kehamilan.
52
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Bali (2020) Profil Dinas Kesehatan Provinsi Bali
Tahun 2019. Dinkes Bali. Denpasar.

Emília M, Costa C, Cavalcanti L, Alves C, Terceiro, De L, Deyvid P. ( 2017)


Low Back Pain During Pregnancy. Brazilian J Anesthesiol (English Ed
[Internet].

Fatimah (2017) Buku Ajar Asuhan Kebidana Kehamilant. Jakarta: Fakultas.


Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakart

Huizink, A.C, dkk (2015). Adaptation Of Pregnancy Anxiety Questionnaire-


Revised For All Pregnant Women Regardless Of Parity : PRAQ-R2.
Arch Women Ment Health

Jeepi (2019) Buku Pengantar Asuhan Kebidanan. Tum Trans Media. Jakarta

Kautsar, F., Gustopo, D., & Achmadi, F. (2015). Uji Validitas Dan Reliabilitas
Hamilton Anxiety
Rating Scale Terhadap Kecemasan Dan Produktivitas Pekerja Visual
Inspection PT. Widatra Bhakti. Seminar Nasiona Teknologil Institut
Teknologi Malang, 588-592

Lusiana, N., Megasari, K. (2015). Bahan Ajar AIDS pada Asuhan. Kebidanan.
Yogyakarta: Deepublish. [

Maharani dan Hayati (2020) Pengaruh Prenatal Care Yoga terhadap Pengurangan
Keluhan Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Putri
AyuKota Jambi. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi 9(2):

Masturoh, I., dan N. Anggita (2018) Metodologi Penelitian Kesehatan.


Kementerian Kesehatan RI. Jakarta

Muyasaroh, Hanifa, Baharudin (2020) Kajian Jenis Kecemasan Masyarakat


Cilacap dalam menghadapi Pandemi Covid 19.
https://repository.unugha.ac.id/858/

Newham, James J., Anja Wittkowski, Janine Hurley, John D. Aplin, and Melissa
Westwood (2014).“Effects of Antenatal Yoga on Maternal Anxiety and
Depression: A Randomized Controlled Trial.” Depression and Anxiety
31(8):
Nurhayati dan Dartiwen (2019)) Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.Yogyakarta:
CV. Andi Offset

Permatasari (2020) Self-Hypnosis Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil


Dalam Persiapan Menghadapi Persalinan Di Masa Pandemic Covid-19.
http://jurnal.unw.ac.id/index.php/semnasbidan/article/download/820/586

Prawirohardjo. S (2014) Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka


Rafika (2018) Efektifitas Prenatal Yoga terhadap Pengurangan Keluhan Fisik
pada Ibu Hamil Trimester III. R . Jurnal Kesehatan Vol 9, No. 1
Rusmita (2015) Pengaruh Senam Hamil Yoga Terhadap Kesiapan Ibu Hamil
Menghadapi
Persalinan Di Rsia Limijati Bandung. Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume
III, No. 2,
Sindhu (2014). Yoga Untuk Kehamilan Sehat, Bahagia, & Penuh Makna. Edisi
yang Diperkaya. Bandung: Qanita
Situmoran (2020) Pengaruh Pemberian prenatal yoga tehadap ibu hamil di
Kabupaten Mukomuko
Sumirta, Rasdini dan Candra (2019) Itervensi Kognitif Terhadap Kecemasan
Remaja Paska Erupsi Gunung Agung. Jurnal Gema Keperawatan. Vol 12.
No.2.
Suananda, Yhossie. 2018. Prenatal dan Postnatal Yoga. Jakarta : Kompas

Sriastuti (2017) Asuhan Ibu dalam Masa Kehamilan. Bandung : Erlangga.

Sugiyono (2019) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung

Tyastuti (2016) Asuhan Kebidanan Kehamilan. Kemenkes RI. Jakarta

Wahyudi (2019) Hubungan Antara Kecemasan Bertanding dengan Peak


Performance Pada Atlet Futsal UASB Universitas Brawijaya.

http://repository.ub.ac.id/id/eprint/171363

Windayanti, Widayati dan Kristiningrum (2021) Perbedaan Kecemasan Ibu Hamil


Sebelum dan Setelah Melakukan Prenatal Yoga

Wulandari (2018) Faktor-Faktor Yang Mempunyai Hubungan Antara Dukungan


Keluarga Dan Sosial Dengan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Primigravida
Trimester Iii Dalam Menghadapi Proses Persalinan Di Rw 04, Kel.
Pejuang, Kec. Medan Satria.
https://uia.e-journal.id/afiat/article/download/702/406/
Lampiran 1
JADWAL PENELITIAN

BULAN

NO KEGIATAN MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV


1 Penyusunan
Skripsi
2 ACC Skripsi
3 Penyebaran
Skripsi
4 Ujian Skripsi
5 Perbaikan
Skripsi
6 Pengumpulan
Data
7 Penyusunan
Hasil Penelitian
8 Penyebaran
Skripsi
9 Ujian Skripsi
10 Perbaikan dan
Pengumpulan
Lampiran 2

LEMBAR KUESIONER

PENGARUH PRENATAL YOGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN


IBU HAMIL TRIMESTER III DI GRIYA KAMINI

Petunjuk Pengisian
1. Tanyakan pada petugas jika ada pertanyaan yang belum dimengerti.
2. Berikan jawaban dengan memberikan tanda centang (√) pada jawaban
yang paling sesuai.
3. Nomor responden diisi oleh petugas.
A. Data Umum
No. Resopnden:
1. Umur
Umur < 20 tahun

Umur 20- 35 tahun

Umur > 35 tahun

2. Pendidikan

Tidak Sekolah

SD

SMP

SMA/SMK
Perguruan Tinggi

3. Pekerjaan
PNS

Swasta

Wiraswasta

Ibu Rumah Tangga

4. Gravida/Kehamilan
Pertama

Hamil ke 2-4

Hamil ke> 5

5. Pernah melakukan prenatal yoga

Pernah

Tidak Pernah

6. Informasi tentang prenatal yoga


Pernah

Tidak Pernah
7. Jika pernah, sumber dari

Petugas Kesehatan

Tv/radio

Koran/ Majalah

Media social (Facebook, Instagram, Twiter)

8. Apakah ada riwayat penyakit kehamilan saat ini

Hipertensi

Preeklampsia Berat (PEB)

Plasenta Previa

Jantung

Sesak Nafas
B. Kuesioner tingkat kecemasan pada primigravida trimester III
Pertanyaan di bawah ini berhubungan dengan adanya perubahan-perubahan fisik
yang terjadi pada ibu hamil selama 2 minggu terakhir:
Nilai
No Pertanyaan
0 1 2 3 4
1 Apakah ibu menjadi sering mudah tersinggung ?
Tidak pernah kadang- kadang
sering terus menerus

2 Apakah ibu merasa tegang, mudah tersinggung, dan mudah


menangis ?
Tidak pernah kadang- kadang
sering terus menerus

3 Apakah ibu menjadi enggan untuk bertemu dan berkumpul


dengan orang-orang di sekitar bapak/ibu ?
Tidak pernah kadang- kadang
sering terus menerus

4 Apakah ibu menjadi susah tidur dan sering mimpi buruk ?


Tidak pernah kadang- kadang
sering terus menerus

5 Apakah daya ingat dan konsentrasi ibu menurun karena terlalu


memikirkan perubahan fisik yang terjadi ?
Tidak pernah kadang- kadang
sering terus menerus
6 Apakah ibu jadi mudah bersedih ?
Tidak pernah kadang- kadang
sering terus menerus
7 Apakah ibu mengalami ketegangan pada otot ?
Tidak pernah kadang- kadang
sering terus menerus
8 Apakah ibu merasa mudah lemas saat beraktivitas ?
Tidak pernah kadang- kadang
sering terus menerus

9 Apakah ibu merasa detak jantung ibu menjadi cepat dan


berdebar-debar ?
Tidak pernah kadang- kadang
sering terus menerus

10 Apakah ibu sering merasa tertekan di dada dan menjadi sulit


untuk bernafas dengan tiba-tiba ?
Tidak pernah kadang- kadang
sering terus menerus

11 Apakah ibu merasa selera makan bapak/ibu menjadi turun,


sering mual, dan muntah ?
Tidak pernah kadang- kadang
sering terus menerus

12 Apakah ibu menjadi “dingin” atau kehilangan hasrat seksual ?


Tidak pernah kadang- kadang
sering terus menerus

13 Apakah ibu sering merasa pusing dan sakit kepala ?


Tidak pernah kadang- kadang
sering terus menerus

14 Apakah ibu sering merasa gelisah dan menjadi gugup ?


Tidak pernah kadang- kadang
sering terus menerus

15 Apakah ibu mudah kecewa terutama dalam menghadapi hal-hal


yang tidak menyenangkan ?
Tidak pernah kadang- kadang
sering terus menerus

16 Apakah ibu menjadi kurang berminat terhadap kesenangan atau


hobi ibu ?
Tidak pernah kadang- kadang
sering terus menerus

Jumlah
HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Nomor Responden :
Nama Responden :
Tanggal Pemeriksaan :

Skor :
0 = tidak ada
1 = ringan
2 = sedang
3 = berat
4 = berat sekali

Total Skor :
kurang dari 14 = tidak ada kecemasan
14 – 20 = kecemasan ringan
21 – 27 = kecemasan sedang
28 – 41 = kecemasan berat
42 – 56 = kecemasan berat sekali
Lampiran 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PRENATAL YOGA

Pengertian Prenatal yoga merupakan kombinasi gerakan senam hamil dengan


gerakan yoga antenatal yang terdiri dari gerakan penafasan
(pranayama), posisi (mudra), meditasi dan relaksasi yang dapat
membantu kelancaran dalam kehamilan dan persalinan. prenatal
yoga (yoga selama kehamilan) merupakan salah satu jenis
modifikasi dari hatha yoga yang disesuaikan dengan kondisi ibu
hamil. Tujuan prenatal yoga adalah mempersiapkan ibu hamil
secara fisik, mental dan spiritual untuk proses persalinan.

Tujuan a. Membantu mengatasi nyeri punggung dan mempersiapkan fisik


dengan memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot
dinding perut, ligament- ligamen, otot dasar panggul yang
berhubungan dengan proses persalinan.
b. Membentuk sikap tubuh. Sikap tubuh yang baik
selamakehamilan dan bersalin dapat mengatasi keluhan-
keluhan umum pada wanita hamil, mengharapkan letak janin
normal, mengurangi sesak nafas akibat bertambah besarnya
perut
c. Relaksasi dan mengatasi stres. Memperoleh relaksasi tubuh
yang sempurna dengan memberi latihan kontraksi dan
relaksasi. Relaksasi yang sempurnna diperlukan selama hamil
dan selama persalinan.
d. Menguasai teknik-teknik pernafasan yang mempunyai peran
penting dalam persalinan dan selama hamil untuk mempercepat
relaksasi tubuh yang diatasi dengan nafas dalam, selain itu juga
untuk mengatasi nyeri saat his.
e. Untuk meningkatkan sirkulasi darah
Peralatan 1. Ruangan untuk kapasitas 30 orang dengan ventilasi dan
pencahayaan cukup
2. Matras
3. Balok
Evaluasi A. Persiapan Alat
1. Menyiapkan alat = matras sebagai alas klien
2. Persiapan diri = mencuci tangan
3. Persiapan lingkungan

B. Tahap Kerja

a. Latihan pemusatan perhatian (centering)


Centering atau memusatkan perhatian penting untuk
memulai latihan. Saat memulai senam, ibu mungkin masih
memikirkan banyak hal sehingga perlu membantu ibu untuk
memusatkan perhatian, menangkan pikiran, fokus pada latihan
dan hanya antara ibu dan janin dalam perutnya. Selalu gunakan
kata-kata positif untuk membangkitkan kembali rasa tenang,
semangat, percaya diri dan nyaman.
b. Pernafasan (pranayama)
Pranayama atau latihan pernafasan perlu dilatih
karena napas adalah salah satu unsur penting dalam
keberhasilan menenangkan pikiran dan mengejan saat
persalinan. Bernafas dengan nyaman membawa masuk oksigen
ke dalam tubuh dan membuat kesegeran bagi ibu. Setiap
gerakan senam hamil diiringi dengan pernafasan yang
dilakukan dengan cara mulut tertutup kemudian tarik nafas lalu
keluarkan dengan lembut. Dinding perut naik pada saat tarik
nafas dan turun pada waktu pengeluaran nafas sambil
mengeluarkan nafas melalui mulut. Atur posisi duduk ibu,
bersila sambil mengeluarkan nafas dari mulut.
satu teknik pernafasan yang dapat dilakukan yaitu Nadi
Sodhana. Nadi Sodhana adalah pernafasan bergantian antara
lubang hidung kanan dan lubang hidung kiri. Ibu jari digunakan
untuk menutup lubang hidung kanan dan jari kelingking untuk
lubang hidung kiri.

c. Gerakan pemanasan (warming up)

Pemanasan adalah saat persiapan bagi tubuh untuk


melakukan gerakan- gerakan dalam latihan. Hindari gerakan
yang berat karena tubuh belum siap. Pemanasan merupakan saat
yang tepat untuk memperkenalkan bagian-bagian tubuh seperti
tulang pinggul, posisi kaki dan bagian tubuh lainnya
d. Gerakan inti
5) Stabilisasi
Perubahan beban di dalam tubuh akan membuat
perubahan dalam kestabilan badan. Pusat gravitasi akan
mengalami perpinndahan ke depan akibat hormon relaxin
yang membuat sendi-sendi lebih longgar. Gerakan ini
berfungsi untuk menstabilkan rongga panggul, postur tubuh,
memperkuat otot punggung dan kaki
Gerakan stabilisasi adalah sebagai berikut :
a) Mountain pose (tadasana)
Posisi berdiri yang stabil dan nyaman selama hamil, beri jarak
di antara kedua kaki sesuai kenyamanan ibu. Berdiri dengan
membagi berat badan sama rata.
b) Tree Pose (Vrksasana)
Pindahkan berat badan ke kaki kanan, tekuk lutut
kiri dan letakkan telapak kaki kiri di punggung kaki kanan,
betis kanan atau paha di dalam kaki kanan.

Satukan kedua tangan di depan dada. Tahan beberapa saat


dan jaga keseimbangan tubuh.
c) Cow pose-cat pose (bitilasana marjarisana)
Lakukan posisi merangkak. Tarik napas, angkat
kepala sedikit, jauhkan bahu dan telinga, tulang ekor
diarahkan sedikit ke atas. Keluarkan napas, tundukkan
kepala, bawa masuk tulang ekor ke arah dalam. Gerakan ini
dapat membantu menstabilkan tulang belakang.
6) Peregangan
Peregangan penting dilakukan untuk relaksasi otot terutama
quadrus lumborum, erector spina, otot oblique eksterna
dan interna. Menjaga kelenturan sendi-sendi tulang
belakang dan memberi ruang pada rongga dada. Gerakan
peregangan adalah sebagai berikut :
a) Peregangan Otot Leher
Posisi bisa dilakukan duduk atau berdiri. Angkat
tangan kanan dan letakkan di telinga kiri. Lakukan
peregangan ke sisi kanan dan lakukan sebaliknya. Gerakan
ini berfungsi untuk meregangkan otot-otot di area leher.

b) Standing lateral stretch (ardhakati chakrasana)


Posisi berdiri dan buka kedua kaki selebar panggul.
Tarik nafas, jalin jari- jari dan angkat ke atas. Keluarkan
napas dan bawa tangan ke arah kanan dan sisi kiri tubuh lalu
tahan beberapa saat.

c) Triangle pose (trikonasana)


Buka kedua kaki lebar, kaki pararel menghadap ke
depan. Putar kaki kanan ke arah luar, panggul dan perut
tidak ikut berputar. Tarik napas dan buka kedua tangan ke
samping.

d) head to knee pose (parivrtta janu sirsasana)


Duduk dan luruskan kedua kaki. Tekuk dan buka lutut ke
arah lantai lalu dekatkan tumit kanan ke paha dalam kiri.
Letakkan tangan kiri di lantai. Tarik napas dan angkan tangan
kanan ke atas, keluarkan nafas dan bawa tangan kanan ke kiri.
e) Twisting variation (janu sirsasana)
Duduk dan buka lutut kiri ke arah lantai. Letakkan
tangan kanan di depan lutut kanan dan tangan kiri di belakang
lutut kiri. Tarik napas, tegakkan tulang belakang. Keluarkan
napas dan perlahan putar badan ke kiri dan kanan.
f) Persiapan proses persalinan
Pada proses persalinan, area panggul dan sekitar akan
menjadi daerah yang perlu diperhatikan. Posisi persalinan dan
proses mengejan membutuhkan kekuatan dan kelenturan otot-
otot dasar panggul. Gerakan berikut ditujukan untuk
memberikan peregangan pada otot dasar panggul, melenturkan
otot area panggul dan paha antara lain hamstring, adductor
group, quadriceps femoris, gluteus group. Memberi ruang bagi
janin untuk masuk panggul pada trimester III dan meringankan
nyeri punggung dan panggul. Gerakan yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
g) Bound angle pose (baddha konasana)

Posisi duduk, tekuk dan buka kedua lutut ke arah lantai.


Satukan kedua telapak kaki dan pegang dengan tangan. Tarik
nafas dan tegakkan tulang belakang. Dengan menjaga tulang
belakang tetap tegak, bawa tubuh ke arah depan sedikit dan
pastikan tidak menekan perut.
h) Garland pose (malasana)
Posisi jongkok, buka kedua kaki cukup lebar.
Letakkan kedua telapak kaki di lantai dan pastikan lutut
membuka cukup lebar untuk memberi ruang bagi janin. Bawa
masuk siku kanan di depan lutut kanan dan bawa masuk siku
kiri di depan lutut kiri. Satukan dan tekan telapak tangan di
depan dada.
7) Latihan mengedan dan posisi persalinan
Latihan ini hanya dilakukan oleh ibu hamil usia
kehamilan lebih atau sama dengan 37 minggu. Gerakan yang
dilakukan yaitu posisi persalinan dan cara mengatur napas
saat mengedan selama persalinan.

8) Restorative (gerakan relaksasi)


Gerakan yang membantu tubuh dan pikiran menjadi
lebih tenang dan relaks. Tujuan gerakan ini adalah
mengembalikan stamina, meregangkan otot yang kaku,
memberikan posisi yang nyaman dan menenangkan tubuh.
a) Melting heart pose (anahatasana)
Posisi berlutut, letakkan kedua tangan di lantai dan
jalankan kedua tangan di sampai lurus di depan kepala.
Rebahkan dada, pipi kanan di atas guling dan pejamkan kedua
mata. Biarkan kedua panggul terangkat, relaks dan nikmati
peregangan pada pinggang. Gerakan ini dapat dilakukan untuk
ibu hamil dengan letak janin sungsang untuk membantu
mengembalikan poisisi janin letak kepala.
b) Posisi tidur yang nyaman (Savasana)
Posisi ini merupakan saat yang tepat untuk menjalin
hubungan ibu dengan janin. Ibu dalam posisi relaks dan tenang,
merasakan tiap gerakan janin dan berbicara dari hati ke hati.
Pastikan miring kiri untuk menghindari tekanan pada vena cava
inferior terutama pada trimester ketiga. Sangga punggung
dengan bantal dan atur musik yang nyaman.
Evaluasi 1. Menanyakan kepada ibu tentang rasa cemas setelah
dilakukan prenatal yoga
2. Menyimpulkan hasil kegiatan.
3. Mengakhiri kegiatan
4. Mencuci tangan
Lampiran 4

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada:
Yth.................................
di...................................
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Kadek Cristina Cahya Wardani
NIM : 2115201033
Pekerjaan : Mahasiswa semester III Program Studi Sarjana
Kebidanan, ITEKES Bali
Alamat : Jalan Tukad Balian No. 180 Renon, Denpasar-Bali
Bersama ini saya mengajukan permohonan kepada Saudara untuk bersedia
menjadi responden dalam penelitian saya yang berjudul “Pengaruh Prenatal Yoga
terhadap tingkat kecemasan Ibu Hamil Trimester III Di Griya Kamini” yang
pengumpulan datanya akan dilaksanakan Bulan Juli s.d Agustus 2022. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh prenatal yoga
terhadap tingkat kecemasan ibu hamil trimester III di Griya Kamini. Saya akan
tetap menjaga segala kerahasiaan data maupun informasi yang diberikan.
Demikian surat permohonan ini disampaikan, atas perhatian, kerjasama dari
kesediaannya saya mengucapkan terimakasih.

Gianyar, 21 Juli 2022


Peneliti

Kadek Cristina Cahya Wardani


NIM 211520103

Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ..........................................................................
Jenis Kelamin : ………………………………………………..
Pekerjaan : ..........................................................................
Alamat : ..........................................................................

Setelah membaca Lembar Permohonan Menjadi Responden yang diajukan oleh


Saudara Kadek Cristina Cahya Wardani, Mahasiswa semester III Program Studi
Sarjana Kebidanan Program B ITEKES Bali, yang penelitiannya berjudul
“Pengaruh prenatal yoga terhadap kecemasan ibu hamil Trimester III di Griya
Kamini” maka dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam
penelitian tersebut, secara sukarela dan tanpa ada unsur paksaan dari siapapun.
Demikian persetujuan ini saya berikan agar dapat digunakan, sebagaimana
mestinya.

Klungkung, 21 Juli 2022


Responden

…………………………….
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 9
Lampiran hasil analisis data penelitian

Frequency Table

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

20-35 th 28 93,3 93,3 93,3

Valid > 35 th 2 6,7 6,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

SMA 4 13,3 13,3 13,3

Valid Perguruan Tinggi 26 86,7 86,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
IRT 20 66,7 66,7 66,7

Valid Bekerja 10 33,3 33,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Gravida

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1 30 100,0 100,0 100,0

Valid 100,0

Total 30 100,0 100,0


Penah Melakukan prenatal yoga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Tidak pernah 30 100,0 100,0 100,0

Informasi tentang prenatal yoga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tenaga kesehatan 18 60,0 60,0 60,0

Valid Sosial media 12 40,0 40,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

Riwayat penyakit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Tidak ada 30 100,0 100,0 100,0

Skor kecemasan sebelum yoga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid 5 1 3,3 3,3 3,3

10 1 3,3 3,3 6,7

11 2 6,7 6,7 13,3

13 1 3,3 3,3 16,7

15 1 3,3 3,3 20,0

18 2 6,7 6,7 26,7

19 2 6,7 6,7 33,3

22 1 3,3 3,3 36,7

23 3 10,0 10,0 46,7

24 2 6,7 6,7 53,3

25 1 3,3 3,3 56,7

26 2 6,7 6,7 63,3

27 3 10,0 10,0 73,3


28 1 3,3 3,3 76,7

29 2 6,7 6,7 83,3

34 1 3,3 3,3 86,7

40 1 3,3 3,3 90,0

41 1 3,3 3,3 93,3

47 1 3,3 3,3 96,7

57 1 3,3 3,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Skor kecemasan setelah yoga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

0 2 6,7 6,7 6,7

1 4 13,3 13,3 20,0

2 7 23,3 23,3 43,3

3 2 6,7 6,7 50,0

4 1 3,3 3,3 53,3

5 2 6,7 6,7 60,0

6 5 16,7 16,7 76,7


Valid
8 1 3,3 3,3 80,0

9 1 3,3 3,3 83,3

12 1 3,3 3,3 86,7

15 1 3,3 3,3 90,0

16 2 6,7 6,7 96,7

21 1 3,3 3,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Statistics

Skor kecemasan Skor kecemasan


sebelum yoga setelah yoga

Valid 30 30
N
Missing 0 0
Mean 24,70 5,50
Median 24,00 3,50
Mode 23 a
2
Std. Deviation 11,105 5,431
Range 52 21
Minimum 5 0
Maximum 57 21
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Explore

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Skor kecemasan sebelum yoga 30 100,0% 0 0,0% 30 100,0%


Skor kecemasan setelah yoga 30 100,0% 0 0,0% 30 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 24,70 2,027

95% Confidence Interval for Lower Bound 20,55


Mean Upper Bound 28,85

5% Trimmed Mean 24,09

Median 24,00

Variance 123,321

Skor kecemasan sebelum yoga Std. Deviation 11,105

Minimum 5

Maximum 57

Range 52

Interquartile Range 10

Skewness ,924 ,427

Kurtosis 1,603 ,833


Mean 5,50 ,992

95% Confidence Interval for Lower Bound 3,47


Mean Upper Bound 7,53

5% Trimmed Mean 5,04

Median 3,50

Variance 29,500

Skor kecemasan setelah yoga Std. Deviation 5,431

Minimum 0

Maximum 21

Range 21

Interquartile Range 5

Skewness 1,429 ,427

Kurtosis 1,379 ,833


Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Skor kecemasan sebelum yoga ,183 30 ,012 ,936 30 ,069


Skor kecemasan setelah yoga ,230 30 ,000 ,822 30 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

NPar Tests

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Negative Ranks 30a 15,50 465,00

Skor kecemasan setelah yoga - Positive Ranks 0b


,00 ,00
Skor kecemasan sebelum yoga Ties 0c

Total 30

a. Skor kecemasan setelah yoga < Skor kecemasan sebelum yoga


b. Skor kecemasan setelah yoga > Skor kecemasan sebelum yoga
c. Skor kecemasan setelah yoga = Skor kecemasan sebelum yoga

Test Statisticsa

Skor kecemasan
setelah yoga -
Skor kecemasan
sebelum yoga

Z -4,786b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on positive ranks.
Lampiran 10

Anda mungkin juga menyukai