Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

LAPORAN TUTORIAL KASUS REMAJA PUTRI PUBERTAS


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tema 7 “Asuhan Kebidanan Remaja, Pranikah,
Dan Prakonsepsi”

Dosen Pengampu :
Fitri Nurhayati, S.ST., M.Keb

Disusun Oleh :
Nadya Citra Pratiwi (314120031)

Program Studi Sarjana Kebidanan


Fakultas Ilmu Dam Teknologi Kesehatan
Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi
Cimahi, 04 Oktober 2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirahim
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatu

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik dan hidayah, serta kenikmatan iman dan islam sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ‘Laporan Tutorial Kasus Remaja Putri Pubertas ’ dengan
kemampuan terbaik saya. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Ibu Fitri Nurhayati, M.
Keb., selaku dosen pengampu mata kuliah tema 7 asuhan kebidan pada remaja, pranikah, dan
prakonsepsi yang telah membimbing saya dalam pengerjaan tugas makalah ini.
Penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian tugas pada program studi
Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan, STIKES Jenderal Acmad Yani Cimahi. saya tentu
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan didalamnya.
Harapan saya semoga makalah laporan ini bermanfaat bagi pembaca sehingga pembaca
dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari juga menjadi pengalaman bagi saya
untuk menambah pengalaman dan wawasan sehingga kedepannya saya dapat menyusun
makalah dengan jauh lebih baik dari pada bentuk dan isinya.
Saya akui, isi dari materi yang ada di makalah laporan ini masih banyak kekurangan yang
disebabkan pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki masih sangat kurang. Oleh karena
itu, saya berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun
demi terciptanya kesempurnaan dalam makalah laporan ini.

Wassalamualaikum Warrahmatulahi Wabarakatu

04 Oktober, 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...........................................................................................3
2.1 Rumusan Masalah.....................................................................................3
3.1 Tujuan Penulisan.......................................................................................4
4.1 Metode Penulisan......................................................................................5
BAB II...................................................................................................................6
PEMBAHASAN KASUS.....................................................................................6
2.1 Sinopsis Kasus :.........................................................................................6
2.2 More Info :.................................................................................................6
2.3 Instruksi:....................................................................................................6
2.4 Learning Objective :..................................................................................8
2.5 Mind Mapping.........................................................................................23
BAB III................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1 1.1 Latar Belakang

Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa, dimana terjadi
pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi
perubahan-perubahan psikologis serta kognitif (BKKBN, 2001). Pada masa ini remaja
mengalami suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia yang biasa disebut
pubertas. Titik pencapaian dari kematangan organ seksual pubertas pada remaja perempuan
adalah menarche .
Ketika berada di fase ini para remaja perempuan mengalami perubahan fisik yang
signifikan sehingga mereka mulai lebih memperhatikan hal-hal kecil yang terjadi pada
dirinya. Selain itu, akibat dari adanya perubahan fisiologis dan fungsi organ reproduksi
mengakibatkan perubahan psikologis yang cukup rumit.
Meningkatnya aktivitas, kehidupan sosial, dan kesibukan pada remaja akan
mempengaruhi mereka. Remaja dengan aktivitas sosial tinggi sangat dipengaruhi oleh
kelompok pergaulan misalnya sering makan bersama di rumah makan atau di restoran siap
saji/ fastfood atau lebih suka makanan yang kurang bergizi seperti cokelat, goreng-gorengan,
permen, dan es. Akibatnya remaja mengalami anemia disertai dengan adanya nyeri haid di
setiap menstrusi.
. Sebagai bidan, tentu saja permasalahan diatas adalah salah satu tugas bidan untuk
menyelesaikan persoalan tersebut. Mengingat remaja adalah makhluk yang unik, bidan
memerlukan pemahaman lebih mengenai pubertas pada remaja sehingga permasalahan
tersebut bisa diatasi dengan baik. Maka dari itu disusunlah makalah laporan tutorial
berdasarkan kasus yang sejalan dengan perkembangan remaja saat ini.

2 2.1 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari pubertas?


2. Berapa usia normal remaja putri mengalami pubertas?
3. Bagaimana ciri-ciri fisik remaja putri pubertas?
4. Bagaimana perubahan piskologis terhadap remaja putri pubertas?

3
5. Apa pengertian dismenore?
6. Apa penyebab dari dismenore?
7. Bagaimana keterkaitan nyeri menstruasi dengan status gizi remaja putri?
8. Bagaimana keterkaitan nyeri menstruasi dengan pola makan remaja putri?
9. Bagaimana keterkaitan nyeri menstruasi dengan kondisi psikologi remaja putri?
10. Bagaimana keterkaitan nyeri menstruasi dengan anemia
11. Apa perbedaan haid normal dan abnormal berdasarkan jumlah, warna, dan siklus
menstruasi?
12. Bagaimana cara melakukan personal hygiene menstruasi?
13. Bagaimana asuhan kebidanan yang tepat terhadap remaja putri pubertas dengan
dismenore?
14. Bagaimana asuhan kebidanan yang tepat terhadap remaja anemia?
15. Bagaimana asuhan kebidanan holistic care terhadap remaja dengan anemia dan
dismenore?
16. Bagaimana konseling dan dukungan emosional terhadap remaja putri yang mengalami
bullying?

3 3.1 Tujuan Penulisan

1. Untuk memahami pengertian dari pubertas.


2. Untuk memahami usia normal remaja putri mengalami pubertas.
3. Untuk menganalisis ciri-ciri fisik remaja putri pubertas.
4. Untuk menganalisis perubahan piskologis terhadap remaja putri pubertas.
5. Untuk memahami pengertian dismenore.
6. Untuk memahami penyebab dari dismenore.
7. Untuk menganalisis keterkaitan nyeri menstruasi dengan status gizi remaja putri.
8. Untuk menganalisis keterkaitan nyeri menstruasi dengan pola makan remaja putri.
9. Untuk menganalisis keterkaitan nyeri menstruasi dengan kondisi psikologi remaja
putri.
10. Untuk menganalisis keterkaitan nyeri menstruasi dengan anemia.
11. Untuk memahami perbedaan haid normal dan abnormal berdasarkan jumlah,
warna, dan siklus menstruasi.
12. Untuk menganalisis cara melakukan personal hygiene menstruasi.

4
13. Untuk menganalisis asuhan kebidanan yang tepat terhadap remaja putri pubertas
dengan dismenore.
14. Untuk menganalisis asuhan kebidanan yang tepat terhadap remajaputri anemia.
15. Untuk menganalisis asuhan kebidanan holistik yang tepat terhadap remaja
dengan anemia dan dismenore.
16. Untuk menganalisis konseling dan dukungan emosional yang tepat terhadap
remaja putri yang mengalami bullying.

4.1 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan studi
literatur dari beberapa sumber yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.

5
BAB II

PEMBAHASAN KASUS

2.1 Sinopsis Kasus :

Seorang remaja datang ditemani ibunya datang ke bidan, usia 12 tahun mengeluh nyeri
perut saat haid/disminore, hari ini merupakan haid hari ke-2, merasa pusing dan sering merasa
sedih saat temannya menyebutnya sangat kurus. Menarche terjadi bulan lalu. Remaja tersebut
belum paham cara personal hygiene saat menstruasi. Bingung terhadap proses perubahan
fisik. Hasil anamnesa : remaja tersebut memiliki kebiasaan konsumsi makanan instan dan haid
dirasakan belum teratur. Bidan melakukan anamnesa lanjutan.
Hasil anamnesa lanjutan : memiliki sakit maag, riwayat penyakit keluarga tidak ada.
Hasil pemeriksaan fisik : TD: 90/60 mmHg, Nadi: 20x/m, R: 14x/m, S: 37,4 oC. Hasil Z-score:
-2 SD. Kepala : conjungtiva anemis, sklera tak ikterik, menggunakan kacamata, fungsi
penciuman normal, bibir tidak terdapat sianosis, gigi terdapat karies, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan limfe, pemeriksaan dada normal, pemeriksaan abdomen: nyeri tekan (+),
px genital normal, warna darah haid normal, pemeriksaan kulit dan kuku pucat, anus
hemoroid. Hb : 10gr%.
Bidan memberitahu hasil pemeriksaan dan mencatat hasil pemeriksaan. Bidan
memberikan konseling sesuai dengan masalah remaja tersebut.

2.2 More Info :

 Z-score adalah deviasi nilai individu dari nilai rata-rata (Median) populasi referensi,
dibagi dengan standar deviasi referensi populasi (WFP, 2005).
 Sianosis adalah kondisi warna kulit kebiruan yang terjadi pada jari tangan atau kaki,
bibir, kuku, kulit dan selaput lendir karena rendahnya kadar oksigen dalam sel darah
merah.

2.3 Instruksi:

1. Tentukan identifikasi data dasar dan masalah berdasarkan kasus tersebut!


 Kata dasar : umur pasien (12 tahun) , jenis kelamin (perempuan) ,haid hari kedua,
status gizi kurus, menarche bulan lalu, Sering mengkonsumsi makanan instan,

6
memiliki penyakit maag, TD: 90/60mmHg, Conjungtiva anemis, menggunakan
kacamata, kulit dan kuku pucat, nyeri tekan di abdomen, Hb 10gr%.
2. Identifikasi masalah berdasarkan kasus tersebut!
 Perempuan berusia 12 tahun mengeluh nyeri haid, pusing dan sedih karena diejek,
bingung terhadap perubahan fisik, belum paham tentang personal hygiene, dan
mengalami gejala anemia..

3. Diagnosis apakah yang bisa ditegakkan berdasarkan data-data pada kasus tersebut!
 Diagnosis dari kasus diatas bahwa remaja perempuan tersebut mengalami pubertas
ditandai dengan perubahan fisik dan menstruasi. Selain itu remaja tersebut
mengalami anemia ringan. Menstruasi pada remaja perempuan umumnya terjadi
pada usia 12-13 tahun. Akibat keluarnya darah tiap bulan, wanita rentan mengalami
anemia. Pada kasus tersebut juga diiringi dengan Nyeri Tekan (+) pada abdomen.
Kontraksi rahim yang terlalu kuat selama proses peluruhan ini dapat menekan
pembuluh darah di dekatnya. Akibatnya, suplai oksigen ke rahim menjadi lebih
sedikit. Rendahnya asupan oksigen yang masuk ke rahim inilah yang membuat rasa
sakit muncul.
4. Bagaimana penjelasan secara ilmiah terkait dengan identifikasi masalah yang ditemukan
berdasarkan keseluruhan rangkaian scenario kasus tersebut? Kaji berdasarkan hipotesis
yang sudah dibuat?
 Pada fase pubertas, remaja mengalami perubahan fisik, psikologis, dan mencapai
kematangan organ reproduksi. Untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal dan
mendukung proses pertumbuhan, remaja perlu asupan nutrisi yang seimbang seperti
energi, protein, lemak, vitamin B6, vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, dan seng.
 Pada fase ini remaja putri akan lebih memperhatikan penampilannya, mereka terlalu ketat
dalam pengaturan pola makan sehingga sering mengalami kekurangan gizi.
Ketidakseimbangan antara asupan nutrisi akan menimbulkan masalah gizi seperti anemia
dan disminore.
 Anemia adalah suatu kondisi tubuh yang kekurangan zat besi. Zat besi berfungsi untuk
mengikat oksigen dalam tubuh oleh hemoglobin. Apabila hemoglobin dalam darah
berkurang maka beresiko terjadinya iskemia.
 Iskemia dapat mengakibatkan dikeluarkannya fosfolipid, asam arakidonat, ion kalsium
dan produksi prostaglandin dan vasopresin. Pengeluaran prostaglandin dalam jumlah
banyak berakibat dismenore.

7

2.4 Learning Objective :

1. Apakah yang dimaksud dengan pubertas?

Pubertas adalah masa transisi dari masa anak ke masa dewasa, yang ditandai dengan
munculnya tanda–tanda seksual sekunder dan kemampuan bereproduksi. Titik pencapaian
dari kematangan organ seksual pubertas remaja adalah menarche.

2. Berapa usia normal remaja putri mengalami pubertas?

Remaja menurut UU Perlindungan Anak adalah seseorang yang berusia antara 10-18
tahun. Menurut WHO remaja adalah seseorang yang berusia 10-19 tahun sedangkan menurut
BKKBN remaja adalah seseorang yang berusia 10-24tahun dan belum menikah.
Namun demikian, periode pubertas pada anak perempuan terjadi pada usia 9-12 tahun,
sedangkan rata- rata usia menarche adalah 12-13 tahun.

3. Bagaimana ciri-ciri fisik remaja putri pubertas?

Perubahan fisik pada pubertas merupakan hasil aktivitas hormonal dibawah pengauh
sistim saraf pusat, walaupun semua aspek fungsi fisiologis berinteraksi secara bersama -
sama. Perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada
penampakan serta perkembangan karakteristik seks sekunder.
Ciri-ciri seks sekunder pada wanita antara lain :
1) Pinggul yang membesar dan membulat sebagai akibat membesarnya tulang pinggul
dan berkembangnya lemak bawah kulit.
2) Buah dada dan puting susu semakin tampak menonjol, dan dengan berkembangnya
kelenjar susu, payudara menjadi semakin lebih besar dan lebih bulat lagi.
3) Tumbuhnya rambut di kemaluan, ketiak, lengan dan kaki, dan kulit wajah. Semua
rambut, kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian
menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting.
4) Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang poripori bertambah
besar. Suara dari suara kanak-kanak menjadi merdu (melodious), suara serak dan
suara yang pecah jarang sekali terjadi.

8
5) Kelenjar keringat lebih aktif, dan kulit lebih menjadi kasar dibanding kulit anak-
anak. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.
6) Kelenjar keringat di ketiak mengeluarkan banyak keringat dan baunya menusuk
sebelum dan selama masa haid.
7) Otot semakin kuat dan semakin besar, terutama pada pertengahan dan menjelang
akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai kaki.
(Al-Mighwar, 2006 p.29).

4. Bagaimana perubahan psikologis terhadap remaja putri pubertas?

Kebutuhan psikologis yang khas pada seorang remaja, antara lain adalah perilaku
sosialnya untuk mengenal diri sendiri, kebutuhan untuk dianggap sebagai individu yang unik,
kebutuhan akan integritas diri, yaitu untuk diterima dilingkungannya tanpa sikap curiga dan
bertanya-tanya dari orang lain, dan kebutuhan untuk mandiri.
Masa remaja dapat dibagi dalam 3 periode yaitu:
1) Periode Masa Puber Awal usia 12-14 tahun. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir
masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Ciri – cirinya:
a. Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi.
b. Anak mulai bersikap kritis dan merindu puja.
2) Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal.
Ciri – cirinya:
a. Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya.
b. Suka meyembunyikan isi hatinya.
c. Memperhatikan penampilan.
d. Sikapnya tidak menentu/plin-plan.
e. Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib.
f. Perbedaan sikap pemuda dengan sikap gadis.
3) Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas
ke masa adolesen. Ciri – cirinya:
a. Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan
psikologisnya belum tercapai sepenuhnya.
b. Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari
remaja pria.
Adapun yang menjadi ciri psikologi remaja antara lain :

9
1) Perasaan yang lebih sensitif.
Pada remaja perempuan mudah sekali cemas, menangis dan tertawa. Pada remaja laki-
laki tidak terlalu terlihat.
2) Reaktif.
Mudah memberikan respon terhadap rangsangan dari luar, terkadang agresif,
terkadang bertindak tanpa berpikir. 
4) Kecenderungan melawan.
Terkadang cenderung kurang patuh kepada orang tua dan lebih nyaman jika bersama
dengan teman-teman sebayanya.
4) Kritis.
Dikarenakan perkembangan kecerdasannya menunjukkan gaya berpikir yang lebih
abstrak dari sebelumnya. 
5) Suka mencoba hal baru.
Lebih tertantang untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya belum pernah ia lakukan.
Sedangkan ciri psikologi pada remaja putri adalah :
a. Suka dilindungi dan ditolong
b. Dorongan itu dilunakkan oleh perasaan terikat pada aturan dan tradisi
c. Ingin dicintai dan menyenangkan hati orang lain
d. Tidak ingin meniru, lebih bersikap pasif
e. Minatnya ditujukan padahal-hal nyata
f. Langsung memuja orangnya.

5. Apa pengertian dismenore?

Dismenore adalah keadaan pada saat menstruasi yang sangat menyakitkan,terutama


terjadi pada perut bagian bawah dan punggung serta biasanya terasa seperti keram.Nyeri haid
muncul 1-2 hari sebelum menstruasi atau di awal awal menstruasi rasa sakit ini terasa insten
atau konstan.Penyebab dismenore ada dua yaitu primer dan sekunder.
a) Dismenore primer
Adalah adanya prostaglandin F2a (PGF2a) yang di hasilkan di endometrium PGF2a
merupakan hormone yang di perlukan untuk menstimulasi konstraksi uterus selama
menstruasi.Pada remaja yang mengalami dismenore,jumlah produksi PGF2a lebih tinggi di
atas nilai normal.
b) Dismenore sekunder

10
Digambarkan sebagai rasa sakit saat menstruasi yang muncul setelah wanita
mengalami siklus menstruasi tanpa adanya sakit yang bermakna.Akan tetapi,pemakaian istilah
tersebut saat ini telah menunjukan dismenore yang bukan di sebabkan prostaglandin,tetapi
oleh factor factor anatomis atau patologis.Faktor-faktor ini termasuk endometriosis,mioma
uteri,polip endometrium,kanker uteri,dan adanya penyakit radang panggul (PRP).
Menurut Asma’ulludin (2016), ditinjau dari berat ringannya rasa nyeri, dismenore dibagi
menjadi tiga, yaitu:
1. Dismenorea ringan, yaitu dismenorea dengan rasa nyeri yang berlangsung beberapa
saat sehingga perlu istirahat sejenak untuk menghilangkan nyeri tanpa disertai
pemakaian obat.
2. Dismenorea sedang, yaitu dismenorea yang memerlukan obat untuk menghilangkan
rasa nyeri, tanpa perlu meninggalkan aktivitas sehari-hari. 3. Dismenorea berat, yaitu
dismenorea yang memerlukan istirahat sedemikian lama dengan akibat meninggalkan
aktivitas sehari-hari selama 1 hari atau lebih.
3. Dismenorea berat, yaitu dismenorea yang membutuhkan istirahat sedemikian lama
dengan akibat meninggalkan aktivitas sehari-hari selama satu hari bahkan lebih.
Menurut Riyanto (2002), derajat dimenore terbagi menjadi empat derajat yaitu derajat 0-3.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Derajat 0. Tanpa rasa nyeri dan aktivitas sehari-hari tak terpengaruhi.
2. Derajat 1. Nyeri ringan dan memerlukan obat rasa nyeri, namun aktivitas jarang
terpengaruh.
3. Derajat 2. Nyeri sedang dan tertolong dengan obat penghilang nyeri namun aktivitas
sehari-hari terganggu.
4. Derajat 3. Nyeri sangat hebat dan tak berkurang walaupun telah menggunakan obat
dan tidak dapat bekerja, kasus ini segera ditangani dokter.

6. Apa penyebab dismenore?

Penyebab terjadinya dismenore yaitu keadaan psikis dan fisik seperti stres, syok,
hubungan darah, penyakit menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun (Diyan,
2013). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dismenore menurut Arulkumaran (2006)
antara lain:
a. Faktor menstruasi

11
1) Menarche dini, gadis remaja dengan usia menarche dini insiden dismenorenya lebih
tinggi.
2) Masa menstruasi yang panjang, terlihat bahwa perempuan dengan siklus yang panjang
mengalami dismenore yang lebih parah.
b. Paritas, insiden dismenore lebih rendah pada wanita multiparitas.
Hal ini menunjukkan bahwa insiden penurunan primer menurun setelah pertama kali
kelahiran juga akan menurun dalam tingkat keparahan.
c. Olahraga, berbagai jenis olahraga dapat mengurangi dismenore.
Hal itu juga terlihat bahwa kejadian dismenore pada atlet lebih rendah, kemungkinan
karena siklus yang anovulasi. Akan tetapi, bukti untuk penjelasan itu masih kurang.
d. Pemilihan metode kontrasepsi, jika menggunakan kontrasepsi oral sebaiknya dapat
menentukan efeknya untuk menghilangkan atau kondisi aman. Selain itu, penggunaan jenis
kontrasepsi lainnya dapat mempengaruhi dismenore.
e. Riwayat keluarga, mungkin dapat membantu untuk membedakan endometriosis dengan
dismenore primer.
f. Psikologis (stres) Pada gadis-gadis yang emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak
mendapat penjelasan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenore. Selain itu, stres
dan emosi yang muncul di depan sekolah atau pekerjaan memperjelas beratnya nyeri.

7. Bagaimana keterkaitan dismenore dengan status gizi remaja putri?

Masa remaja membutuhkan nutrisi yang baik untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal dan mendukung proses pertumbuhan sehingga diperlukan asupan nutrisi yang
seimbang seperti energi, protein, lemak, vitamin dan mineral (Badriah, 2011).
Ketidakseimbangan antara asupan nutrisi akan menimbulkan masalah gizi. Selain itu, ada
faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi seperti tingkat pendidikan, pengetahuan dan
keterampilan keluarga karena semakin tinggi pendidikan, pengetahuan dan keterampilan
keluarga maka semakin baik tingkat ketahanan pangan keluarga (Irianto, 2014).
Kelebihan berat badan dapat mengakibatkan dismenore primer karena di dalam tubuh
orang yang mempunyai kelebihan berat badan terdapat jaringan lemak yang berlebihan yang
dapat mengakibatkan hiperplasia pembuluh darah pada organ reproduksi wanita sehingga
darah yang seharusnya mengalir pada proses menstruasi terganggu dan timbul dismenore
primer (Novia & Puspitasari, 2008).

12
Hasil penelitian Yustiana (2011) menyatakan bahwa status gizi underweight dapat
diakibatkan karena asupan makanan yang kurang. Gizi kurang selain akan mempengaruhi
pertumbuhan dan fungsi organ tubuh juga akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi
karena gizi kurang dapat menyebabkan ketidakseimbangan atau penurunan hormon
progesteron sehingga dapat meningkatkan prostaglandin yang akhirnya menyebabkan nyeri
menstruasi..

8. Bagaimana keterkaitan dismenore dengan pola makan remaja putri?

Pertumbuhan yang pesat, perubahan psikologis yang dramatis serta peningkatan


aktivitas yang menjadi karakteristik masa remja menyebabkan adanya peningkatan kebutuhan
zat gizi, dan memenuhinya kebutuhan ini akan mempengaruhi Asupan makanan pada remaja
sebaiknya mengandung jumlah zat gizi lebih tinggi daripada kebutuhan kandungan zat besi
yang tinggi karena remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya (Bardosono,
2006:42). status gizi remaja. remaja putri akan lebih memperhatikan penampilannya. Sering
kali untuk mendapatkan tubuh yang setelah masa ideal mereka terlalu ketat dalam pengaturan
pola makan sehingga sering mengalami kekurangan gizi.
Meningkatnya aktivitas, kehidupan sosial, dan kesibukan pada remaja akan
mempengaruhi mereka. Remaja dengan aktivitas sosial tinggi sangat dipengaruhi oleh
kelompok pergaulan misalnya sering makan bersama di rumah makan atau di restoran siap
saji/ fastfood atau lebih suka makanan yang kurang bergizi seperti cokelat, goreng-gorengan,
permen, dan es. Umumnya makanan siap menyajikan kadar lemak berkalori sangat tinggi
Pola konsumsi makanan tidak teratur, sering tidak sarapan pagi dan sama sekali tidak makan
siang, meskipun setiap bulannya mengalami menstruasi (Sayogo, 2006:43). Kekurangan zat
gizi seperti vitamin B6, vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, lemak,
menyebabkan peningkatan beratnya gejala premenstruasi nyeri haid atau gangguan mangan,
linoleat asam sindrom dan juga dismenorea. Salah satu agar menstruasi tidak menimbulkan
keluhan, mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Wanita memerlukan gizi karena
dibutuhkan pada saat menstruasi, terbukti pada saat menstruasi terutama pada fase luteal akan
terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi, jika hal ini diabaikan maka akan terjadi peningkatan
rasa sakit pada menstruasi ( Paath et al, 2005:70)..

13
9. Bagaimana keterkaitan dismenore dengan kondisi psikologis remaja putri?

Stress saat menstruasi dapat menyebabkan nyeri, ini terjadi karena stress melibatkan
sistem neuroendokrin sebagai sistem yang berperan dalam reproduksi wanita. Ketika tubuh
dalam keadaan stress maka terjadi pelepasan hormon corticotropic releasing hormone (CRH)
dari hipotalamus yang kemudian menghambat sekresi GnRH di nucleus arkuata. Peningkatan
CRH akan menstimulasi pelepasan endorfin dan adrenocorticotropic hormone (ACTH) dalam
darah.
Hormon-hormon tersebut menyebabkan terhambatnya sekresi Follicle Stimulating
Hormon (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) sehingga perkembangan folikel terganggu.
Hal ini menyebabkan sintesis dan pelepasan progesterone terganggu Kondisi ini memiliki
peran penting dalam mekanisme dismenore yang mempengaruhi sintesis PGE2 dan PGF2
serta pengikatnya pada reseptor myometrium yang akan mempengaruhi otot uterus dan
tekanan vaskular (Maryam et al., 2016).
Pada seseorang yang mengalami stress, produksi hormon estrogen, progesteron,
adrenalin juga prostaglandin dalam tubuh akan berlebihan. Hormon estrogen yang berlebihan
tersebut dapat mangakibatkan terjadinya kontraksi uterus yang berlebihan, sedangkan hormon
progesteron bersifat menghambat kontraksi. Selain itu hormon adrenalin juga meningkat
sehingga menyebabkan terjadinya ketegangan pada otot uterus. Ketika tubuh dalam keadaan
stress maka juga akan terjadi peningkatan hormon prostaglandin yang mengakibatkan
vasospasme pada arteriol uteri sehingga menyebabkan terjadinya iskemi dan kram pada perut
bagian bawah yang akan merangsang nyeri saat menstruasi (Wang, 2004).
Pada saat mengalami dysmenorrhea primer, keadaan stress dapat menjadi faktor yang
dapat memperburuk dysmenorrhea primer. Semakin tinggi tingkat stress yang dialami
seseorang, maka akan semain tinggi tingkat kejadian dysmenorrhea primer terjadi.

10. Bagaimana keterkaitan anemia dengan disminore?

Setiap remaja putri yang setiap bulannya mengalami menstruasi secara otomatis
mengeluarkan darah, itulah sebabnya setiap perempuan membutuhkan zat besi. Zat besi
merupakan salah satu hal yang mengakibatkan dismenore.
Saat terjadi periode menstruasi, terdapat ketidakseimbangan penurunan
estrogen/progesteron, sehingga menimbulkan efek kerusakan jaringan melalui iskemia yang
mengakibatkan pengeluaran fosfolipid, asam arakidonat dan ion kalsium, serta produksi
prostaglandin dan vasopressin. Hal demikian mengakibatkan dismenore. Iskemia terjadi bila

14
aliran darah dan oksigen yang terkandung di dalamnya tidak dapat mencapai ke bagian organ
tubuh tertentu.
Hemoglobin dalam sel darah berfungsi untuk mengikat oksigen (O2). Semakin banyak
oksigen yang diikat dan dibawa ke dalam sel darah merah, pasokan oksigen ke berbagai
tempat di seluruh tubuh akan tercapai sehingga mengurangi risiko terjadinya iskemia.
Iskemia dapat mengakibatkan dikeluarkannya fosfolipid, asam arakidonat, ion kalsium
dan produksi prostaglandin dan vasopresin. Prostaglandin dan vasopresin akan menimbulkan
vasokontriksi pembuluh darah arteri spiralis dan terjadinya iskemia endometrium bagian atas
yang dapat mengeluarkan banyak fosfolipid sehingga dapat memicu pengeluaran
prostaglandin lebih banyak, sampai akhirnya berakibat dismenore.

11. Apa perbedaan haid normal dan abnormal?

a. Haid Normal
Darah haid terutama merupakan darah arteri, dengan hanya 25% darah berasal dari
vena. Darah ini mengandung sisa jaringan, prostaglandin, dan fibrinolisin dalam jumlah relatif
besar dari jaringan endometrium. Fibrinolisin melisiskan bekuan, sehingga dalam keadaan
normal darah haid tidak mengandung bekuan kecuali bila jumlahnya berlebihan.
Lama haid biasanya adalah 3-5 hari, tetapi pada wanita normal pengeluaran darah
dapat sesingkat 1 hari atau selama 8 hari. Jumlah darah yang keluar secara normal dapat
berkisar dari hanya bercak-bercak sampai 80 mL; jumlah rerata yang keluar adalah 30 mL.
Pengeluaran lebih dari 80 mL adalah abnormal. Jelaslah, jumlah darah yang keluar dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk ketebalan endometrium, pengobatan, dan penyakit
yang memengaruhi mekanisme pembekuan.
Pada umumnya siklus menstruasi berlangsung selama 28 hari. Siklus normal
berlangsung 21-35 hari.
b. Haid abnormal
Menstruasi yang Tidak Teratur, dan Amenore Akibat Hipogonadisme. jumlah estrogen
yang diproduksi ovarium harus meningkat di atas nilai kritis agar dapat menimbulkan siklus
seks ritmis. Akibatnya, pada hipogonadisme atau apabila gonad menyekresi estrogen dalam
jumlah kecil akibat faktorfaktor lain, seperti hipotiroidisme, sildus ovarium sering tidak
berlangsung normal. Sebaliknya, menstruasi mungkin tidak datang selama beberapa bulan,
atau menstruasi terhenti sama sekali (amenore). Siklus ovarium yang memanjang, sering kali

15
berkaitan dengan kegagalan ovulasi, kemungkinan disebabkan oleh insufisiensi sekresi LH
pada saat lonjakan LH praovulasi, yang diperlukan untuk ovulasi.
Hipersekresi Ovarium. Hipersekresi hormon-hormon ovarium yang ekstrem oleh
ovarium merupakan kejadian klinis yang langka, karena sekresi estrogen yang berlebihan
secara otomatis menurunkan produksi gonadotropin oleh hipofisis, sehingga membatasi
produksi hormon-hormon ovarium. Akibatnya, hipersekresi hormon-hormon feminisasi
biasanya terdeteksi secara ldinis hanya apabila terdapat tumor feminisasi. Perempuan yang
memiliki siklus tidak teratur dapat menjadi indikasi masalah kesuburan. (Wijayanti, 2009).
c. Warna darah

1) Warna darah haid merah muda


Menurut seorang pakar ilmu keperawatan dari New York, Margaret Romero, warna
darah menstruasi merah muda kadang bisa menandakan Anda kekurangan kadar estrogen
dalam tubuh.Selain itu, darah haid juga kerap berwarna merah muda di awal atau akhir siklus.
Kondisi ini pun terbilang normal
2) Warna darah haid oranye
Darah haid juga bisa berwarna oranye. Kondisi ini muncul ketika darah bercampur dengan
cairan serviks sehingga warnanya memudar. Warna orange juga dapat muncul sebagai tanda
perdarahan implantasi saat sel telur yang telah dibuahi menempel ke rahim. Kondisi ini
biasanya terjadi 10 hingga 14 hari setelah pembuahan

16
3) Warna darah haid cokelat muda atau tua
Warna darah cokelat artinya darah sudah mengendap cukup lama di rahim sebelum
dikeluarkan. Hal ini wajar, mungkin darah ini adalah sisa dari menstruasi bulan lalu yang
belum luruh sepenuhnya. Darah berwarna cokelat atau cokelat tua juga biasanya muncul di
hari-hari terakhir menstruasi ketika aliran darah sudah mulai melambat. Selain itu, darah yang
berwarna cokelat juga kadang menjadi pertanda kehamilan (perdarahan implantasi).
4) Warna darah haid merah terang
Warna darah ini umumnya muncul di awal-awal haid dan akan menggelap menjelang akhir
haid. Jikamengalami perdarahan berwarna merah terang di antara siklus haid, hati-hati. hal ini
bisa menandakan masalah kesehatan, salah satunya penyakit menular seksual.
5) Warna darah haid merah tua
Warna darah haid merah tua dapat muncul saat baru bangun tidur atau baru saja berbaring
sebentar saat sedang haid. Warna gelap dapat berarti aliran darah haid sempat tertahan di
dalam rahim, namun tidak cukup lama hingga sampai berubah menjadi coklat.
Warna darah haid merah tua juga dapat muncul di akhir menstruasi, ketika aliran
darah haid mulai melambat. Warna merah tua dapat juga berarti lokia. Lokia adalah
perdarahan yang keluar dari vagina setelah melahirkan. Perdarahan tersebut bisa cukup
banyak dan mengandung gumpalan-gumpalan. Selama 3 hari pertama, warna lokia dapat
tampak merah tua dan kemudian berubah warna.
6) Warna darah haid merah keabuan
Jika warna darah haid tampak merah keabuan, mungkin mengalami infeksi tertentu.
Misalnya infeksi bakteri atau penyakit menular seksual. Apalagi jika darah berbau tak sedap.

12. Bagaimana cara melakukan personal hygiene menstruasi yang baik dan benar?

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan
dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu usaha memelihara kebersihan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto dan Wartonah, 2010). Perilaku
personal hygiene menstruasi adalah perilaku yang berkaitan dengan tindakan untuk
memelihara kesehatan dan upaya menjaga kebersihan pada daerah kewanitaan saat
menstruasi.
Perilaku personal hygiene menstruasi meliputi:
a. Perawatan kulit dan wajah

17
Pada saat menstruasi kerja dari kelenjar sebaseus akan meningkat sehingga produksi
keringat meningkat. Pada saat menstruasi sangat bermanfaat untuk membersihkan muka dua
sampai tiga kali sehari guna membantu mencegah timbulnya jerawat. Perawatan wajah pada
saat menstruasi terdiri dari perawatan dalam dan perawatan luar. Perawatan dalam ini meliputi
makan-makanan dengan menu seimbang diperlukan untuk kesehatan kulit karena semua zat
gizi dan vitamin sangat penting bagi kulit. Perawatan dari luar dapat dilakukan dengan
pembersih dan pelembab.
b. Kebersihan rambut
Menjaga kebersihan rambut sangatlah penting karena pada saat menstruasi. Kulit
kepala lebih berminyak dan berkeringat sehingga akan memudahkan timbulnya ketombe dan
mikroorganisme lain. Agar kebersihan rambut dan kulit kepala terjaga, usahakan minimal
membersihkan rambut dua hari sekali. Kebersihan rambut bisa membantu lancarnya sirkulasi
darah pada kulit kepala, membantu relaksasi dan membantu jaringan metabolisme agar tetap
tumbuh berkembang secara normal.
Kebersihan rambut genitalia saat menstruasi juga penting untuk dijaga. Hindari
membersihkan bulu di daerah kemaluan dengan cara mencabut karena dapat menimbulkan
lubang pada bekas bulu kemaluan tersebut dan menjadi jalan masuk bakteri, kuman, dan
jamur. Selanjutnya dapat menimbulkan iritasi dan penyakit kulit. Perawatan rambut genetalia
disarankan untuk dirapikan saja dengan memendekkan dengan gunting atau dicukur sampai
habis setiap 40 hari.
c. Kebersihan tubuh dan organ genital
Udara yang panas cenderung lembab dan berkeringat. Keringat ini membuat tubuh
kita lembab, terutama di bagian tubuh yang tertutup dan lipatan-lipatan, yang akan
menyebabkan bakteri mudah berkembang biak, menimbulkan bau yang tidak sedap dan juga
menimbulkan penyakit.
Kebersihan tubuh pada saat menstruasi juga sangat penting diperhatikan, dan
sebaiknya mandi 2 kali sehari, dengan sabun mandi biasa, pada saat mandi organ reproduksi
luar perlu cermat dibersihkan. Cara membersihkan daerah kewanitaan yang terbaik ialah
membasuhnya dengan air bersih. Satu hal yang harus diperhatikan dalam membasuh daerah
kewanitaan kita, terutama setelah buang air besar (BAB), yaitu dengan membasuhnya dari
arah depan ke belakang (dari vagina ke arah anus), bukan sebaliknya. Apabila terbalik
arahnya, maka kuman dari daerah anus akan terbawa ke depan dan dapat masuk ke dalam
vagina.

18
Pada saat membersihkan alat kelamin, tidak perlu dibersihkan dengan cairan
pembersih atau cairan antiseptik secara berlebihan karena akan merusak flora normal yaitu
bakteri doderlin, sehingga memudahkan masuk dan berkembangbiaknya kuman patogenik
yang akan berakibat tubuh menjadi rentan terhadap infeksi.Apabila menggunakan sabun,
sebaiknya gunakan sabun yang lunak (dengan PH 3,5), misalnya sabun bayi yang biasanya
ber-PH netral. Setelah memakai sabun, hendaklah dibasuh dengan air sampai bersih (sampai
tidak ada lagi sisa sabun yang tertinggal), sebab bila masih ada sisa sabun yang tertinggal
malah dapat menimbulkan penyakit. Setelah itu keringkan dengan handuk kering atau tisu.
d. Kebersihan pakaian sehari-hari
Mengganti pakaian setiap hari sangatlah penting terutama pakaian dalam, gunakan
pakaian dalam yang kering dan menyerap keringat (bahan katun atau kaus) karena pakaian
dalam yang basah akan mempermudah tumbuhnya jamur. Pakaian dalam yang telah terkena
darah sebaiknya direndam terlebih dahulu dan setelah kering disetrika. Pemakaian celana
yang terlalu ketat sebaiknya dihindari, karena hal ini menyebabkan kulit susah bernafas dan
akhirnya bisa menyebabkan daerah kewanitaan menjadi lembab dan teriritasi.
e. Penggunaan pembalut
Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terinfeksi, oleh
karena itu kebersihan alat kelamin harus lebih dijaga karena kuman mudah masuk dan dapat
menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Pilihlah pembalut yang bersih, tidak
berwarna, tidak mengandung parfum, dan daya serapnya tinggi, sehingga tetap merasa
nyaman selama menggunakannya. Sebaiknya pilih pembalut yang tidak mengandung gel,
sebab gel dalam pembalut kebanyakan dapat menyebabkan iritasi dan menyebabkan
timbulnya rasa gatal.
Pembalut selama menstruasi harus diganti secara teratur 4-5 kali atau setiap setelah
mandi, buang air kecil, dan buang air besar. Apabila di permukaan pembalut telah ada
gumpalan darah, segera ganti pembalut. Alasannya karena gumpalan darah yang terdapat di
permukaan pembalut tersebut merupakan tempat yang sangat baik untuk perkembangan
jamur. Jika menggunakan pembalut sekali pakai sebaiknya dibersihkan dulu sebelum
dibungkus lalu dibuang ke tempat sampah. Untuk pembalut lainnya sebaiknya direndam
memakai sabun di tempat tertutup sebelum dicuci.

13. Bagaimana asuhan kebidanan yang tepat terhadap remaja putri dengan disminore?

A. Pengobatan Konvensional

19
1) Lakukan penilaian terhadap derajat nyeri yang dialami remaja tersebut
2) Lakukan edukasi terkait :
a. Perubahan fisik masa pubertas
b. Fisiologi menstruasi dan disminore
c. Personal hygene menstruasi
d. Pola makan sehat
e. Pola tidur cukup
B. Pengobatan Holistik
1) Kapsul Daun Torbangun
Tanaman obat daun torbangun merupakan tanaman yang kaya akan kandungan
mineral, kalsium, magnesium dan senyawa aktif yaitu flavonoid yang berguna untuk
menurunkan keluhan premenstrual syndrome. pemberian kapsul daun torbangun yaitu dengan
dosis 750 mg per hari selama 14 hari dapat menurunkan keluhan nyeri payudara, sakit kepala,
nyeri perut, dan keluhan emosional.
2) Aromaterapi Lavender
Aromaterapi adalah metode yang menggunakan minyak esensial untuk meningkatkan
kesehatan fisik, emosi, spiritual serta menurunkan nyeri dan kecemasan. Bentuk aromaterapi
dikemas dalam berbagai macam jenis yaitu, minyak esensial, garam, sabun mandi, dupa dan
lilin. Aromaterapi dapat diberikan secara inhalasi, massage, difusi, kompres maupun
perendaman. (Solehati & Kosasih, 2015).
Salah satu aromaterapi yang sering digunakan dalam keperawatan yaitu lavender,
karna kandungan di dalamnya seperti antidepresan juga antibiotika diyakini dapat mengurangi
kecemasan dan menurunkan sensasi nyeri (Bakhtshrinin, 2015).
3) Kompres Hangat
Kompres hangat merupakan metode memberikan rasa hangat pada daerah nyeri
dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang
memerlukan. Efek hangat dari kompres dapat menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh
darah yang nantinya akan meningkatkan aliran darah ke jaringan. Dengan cara ini penyaluran
zat asam dan makanan ke sel-sel diperbesar dan pembuangan dari zat-zat diperbaiki yang
dapat mengurangi rasa nyeri haid primer yang disebabkan suplai darah ke endometrium
kurang (PPNI, 2002).

20
14. Bagaimana asuhan kebidanan yang tepat terhadap remaja putri dengan anemia?

Dalam mengatasi masalah anemia pada remaja ada beberapa cara yang dapat
dilakukan yaitu dengan terapi farmakologi dan terapi non farmakologi
a. Terapi Farmakologi
Berdasarkan peraturan pemerintah untuk mengatasi masalah anemia dapat diberikan
suplemen tambah darah tablet zat besi dengan dosis 200 mg fero sulfat dan 0,400 asam folat.
Pemberian dosis suplemen zat besi pada WUS dan termasuk untuk remaja diberikan rutin 1
kali setiap minggunya, dan setiap hari pada saat mengalami menstruasi (Permenkes, 2014).
b. Terapi Non Farmakologi
Selain terapi farmakologis, ada juga terapi non farmakologis yang dapat digunakan
bahkan banyak sekali terapi non farmakologis yang dapat meningkatkan kadar HB dalam
darah pada penderita anemia, yaitu :
1) Pemberian Jus Buah Naga
Menurut teori Rahma. E, 2016. Buah naga merupakan buah yang kaya akan
kandungan zat gizi, masing-masing kandungan dari buah naga mempunyai manfaat bagi
tubuh. Buah naga sebagai bahan makanan yang mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan
oleh tubuh, dimana kandungan protein, zat besi, vitamin A, vitamin B2, dan vitamin C yang
terdapat dalam buah naga berperan dalam metabolisme tubuh sehingga dapat meningkatkan
kadar hemoglobin dalam darah.
2) Pemberian Jus Kurlapa (Kurma dan Air Kelapa)
Kurma mengandung zat besi. Kandungan zat besi yang tinggi dapat digunakan
untuk pengobatan anemia. Air kelapa muda (Cocos Nucifera L) juga mengandung beberapa
kandungan bahan yang dapat membantu pembentukan darah yaitu asam folat sebagai bahan
pokok pembentuk inti sel darah merah. Pemberian Jus Kurlapa sebanyak 300 ml selama 7 hari
berturut-turut menunjukkan ada pengaruh terhadap peningkatan Hemoglobin.
3) Pemberian Ekstrak Daun Kelor
Daun kelor dalam bentuk tepung maupun ekstrak mampu meningkatkan kadar
hemoglobin dalam darah. Hal ini disebabkan daun kelor merupakan tanaman yang kaya zat
besi, protein, dan vitamin C. Tingginya kandungan besi dilaporkan sebagai nutrisi yang sangat
dibutuhkan dalam proses hematopoeisis pada spinal cord, protein dan asam aminonya
merupakan hematopoietic growth factor, dan kandungan vitamin C dalam daun kelor
membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.

21
15. Bagaimana konseling dan dukungan emosional terhadap remaja putri pubertas yang
mengalami bullying?

Salah satu pendekatan konseling yang tepat untuk mengatasi korban bullying adalah
konseling eksistensial. Konseling eksistensial merupakan pendekatan yang menekankan pada
kesadaran bahwa setiap individu memiliki potensi-potensi dan kebermaknaan diri. Dalam
konseling eksistensial, konselor adalah memahami dunia subyektif klien agar bisa
menolongnya untuk sampai pada pemahaman-pemahaman pilihan baru. Konselor berbagi
reaksi dengan kliennya disertai kepedulian dan empati yang tidak di buat-buat sebagai cara
untuk memantapkan hubungan terapeutik.
Proses konseling dilakukan dalam tiga tahap dan fokus pada penangan masalah trauma
korban bullying.
Tahap awal, klien diajak untuk mendefinisikan dan menanyakan tentang cara mereka
memandang dan menjadikan eksistensi mereka bisa diterima. Mereka meneliti nilai mereka,
keyakinan, serta asumsi untuk menentukan kesahihannya. Konselor disini mengajarkan
mereka bagaimana caranya untuk bercermin pada eksistensi mereka sendiri dan meneliti
peranan mereka dalam hal penciptaan problem mereka dalam hidup.
Tahan tengah, klien didorong semangatnya untuk lebih dalam lagi meneliti sumber
dan otoritas dari sistem nilai mereka. Proses eksplorasi diri ini biasanya membawa klien ke
pemahaman baru dan berapa restrukturisasi dari nilai dan sikap mereka. Klien mendapat cita
rasa yang lebih baik akan jenis kehidupan macam apa yang mereka anggap pantas. Mereka
mengembangkan gagasan yang jelas tentang proses pemberian nilai internal mereka.
Tahap akhir, konseling eksistensial berfokus pada menolong klien untuk bisa
melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka sendiri. Sasaran terapi
adalah memungkinkan klien untuk bisa mencari cara pengaplikasikan nilai hasil penelitian
dan internalisasi dengan jalan kongkrit. Biasanya klien menemukan jalan mereka untuk
menggunakan kekuatan itu demi menjalani kesistensi kehidupannya yang memiliki tujuan.

22
2.5 Mind Mapping

23
BAB III

DAFTAR PUSTAKA
1. https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/1484/1323
2. http://repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1918/1/SKRIPSI
%20FEBERWANTI.pdf
3. https://journal.unimma.ac.id/index.php/nursing/article/download/2446/1349/
4. http://digilib.unisayogya.ac.id/3390/1/naskah%20publikasi.pdf
5. https://core.ac.uk/download/pdf/154927322.pdf
6. http://ijemc.unpad.ac.id/ijemc/article/download/27/24
7. http://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/STIKES/article/view/123/101
8. https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jik/article/download/1526/929/
9. http://ejournal.kopertais4.or.id/pantura/index.php/tasyri/article/download/3401/2422
10. https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/938e47c2a192a0307da3ea4a440
721df.pdf
11. http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=1281920&val=17115&title=PENGARUH%20PEMBERIAN%20JUS%20BUAH
%20NAGA%20TERHADAP%20PENINGKATAN%20HEMOGLOBIN%20PADA
%20REMAJA%20PUTRI%20YANG%20MENGALAMI%20ANEMIA%20DI
%20SMAN%204%20PANGKEP
12. https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/JPP/article/download/283/210/
13. http://unw.ac.id/site/download/dokumen/743362ecb248adfadbcc45266d313d23/e115b5d
a04786c97800ac88b72e68b8a.pdf
14. https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/download/787/614#:~:text=Berdasark
an%20hasil%20penelitian%20diatas%20dapat,pada%20klien%20yang%20mengalami
%20dismenore.
15. http://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/viewFile/5449/5246

24

Anda mungkin juga menyukai