• Golongan 1 : hanyalah
narkotika yang hanya
dapat digunakan untuk Golongan 2: narkotika
tujuan ilmu yang memiliki khasiat
pengetahuan dan tidak pengobatan dan sering
ditunjukan untuk terapi digunakan sebagai obat
serta mempunyai alternatif tapi sebagai
potensi sangat tinggi pilihan yang terakhir ,
menimbulkan contohnya : morfin.
ketergangguntan
,contohnya : heroin
Penyalahgunaan Napza Di
Kalangan Remaja
• Hasil penelitian yang dilakukan Dadang Hawari
(Mahi 2008: 46) diperoleh data bahwa pada umumnya kasus
penyalahgunaan NAPZA dilakukan pada usia remaja yakni sebanyak 97%
karena pada masa remaja sedang mengalami keadaan emosional yang labil
dan mempunyai keinginan besar untuk mencoba serta mudah terpengaruh
oleh lingkungan dan teman sebaya.
• Dikalangan para pelajar terutama bagi mereka yang berada dibangku SMP
maupun SMA biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok,
terlanjur menjadi kebiasaan, hingga menjadi hal yang wajar dikalangan
pelajar saat ini dan kemudian berlanjut mengonsumsi NAPZA. Hal ini
terjadi biasanya karena penawaran, bujukan, atau tekanan seseorang atau
sekelompok orang kepadanya, misalnya oleh kawan sebayanya atau bisa
saja stress yang berkepanjangan, kurangnya perhatian orang tua, keretakan
rumah tangga/broken homedan sekaligus didorong rasa ingin tahu, ingin
mencoba, atau ingin memakai.
• Keterlibatan remaja dalam penggunaan NAPZA menjadi momok penting
dikalangan masyarakat, bangsa dan Negara karena pada dasarnya remaja
merupakan ujung tombak bagi perkembangan dan kemajuan bangsa dan
Negara. Hal itu dapat terjadi karena belum mampu berfikir positif.
Kemampuan untuk berpikir dan berperilaku positif dari kecil akan
mempengaruhi pertumbuhan dan performa individu ketika dewasa.
• Peran guru pembimbing sangat menentukan dalam upaya pencegahan
penyalahgunaan NAPZA disekolah atau meminimalkan faktor penyebab
terjangkitnya NAPZA tersebut. Keberadaan dan peran serta guru
pembimbing di sekolah sangat diperlukan
Dampak penyalahgunaan NAPZA
Dampak Keterangan
1. Fisik Pelupa, sukar bernafas, sakit kepala, suhu
tubuh sewaktu-waktu meningkat dan sulit
tidur.
2. Psikologis Pemalas, lamban bekerja, ceroboh, sering
tegang dan gelisah, sulit fokus, merasa
tertekan dan emosi labil.
3. Sosial Dikucilkan oleh masyarakat sekitar
lingkungan tempat tinggal dan dijauhi oleh
teman-teman di sekolah.
4. Spiritual Sebelum mengenal NAPZA “AD” adalah
anak rumahan dan tidak pernah
meninggalkan ibadahnya tetapi setelah
mengenal NAPZA justru ibadahnya
ditinggalkan dan sering berada diluar
rumah dengan teman-teman pemakai.
Dampak lainnya
• Dampak Napza terhadap kesehatan tubuh jika digunakan melebihi takaran yaitu mengakibatkan
ketergantungan sehingga terjadi kerusakan organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.
Dampak ini tergantung pada jenis NAPZA yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi/kondisi
pemakai.
• Dampak psikis dan sosial antara lain adalah lamban kerja, apatis hilang kepercayaan diri, tertekan,
sulit berkonsentrasi, gangguan mental, anti-sosial, asusila dan dikucilkan oleh masyarakat.
• Penyalahgunaan yang menggunakan jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara
bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV.
• Penggunaan yang berlebihan atau over dosis dapat menyebabkan kematian
Upaya guru bimbingan dan konseling pada subyek
pertama
Informan Upaya yang Dilakukan
1. Guru BK - Memberikan layanan informasi tentang
bahaya pergaulan bebas dan bahaya
penyalahgunaan NAPZA.
- Pihak sekolah telah menjalin kerjasama
dengan BNN NTB dan pihak kepolisian
setiap tiga kali setahun menyampaikan
materi terkait dengan bahaya NAPZA
secara terjadwal
- Melakukan konseling individual
2. Yang bersangkutan - Berhenti memakai obat-obatan
- Tidak bergaul dengan teman-teman
pemakai
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYALAHGUNAAN
NAPZA PADA MASYARAKAT DI KABUPATEN JEMBER
Salah satu dampak negatif yang timbul dari globalisasi di negara berkembang ialah maraknya
peredaran dan penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lain) secara
ilegal dan telah menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat (Prisma, 2013).
Berdasarkan data yang dihimpun Badan Narkotika Nasional, penyalahgunaan narkotika
meningkat sebesar 28,9% pertahun. Jumlah tersangka tindak kejahatan Psikotropika meningkat
sebesar 28,6% pertahun (BNN, 2004). Berdasarkan data yang dimiliki Badan Narkotika
Kabupaten Jember bahwa tahun 2005 sampai 2011 terdapat 240 kasus penyalahgunaan yang
ditangani oleh Polres Jember dan setiap tahun meningkat sebesar 28,5%.
Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan NAPZA secara patologis (diluar pengobatan)
yang sudah berlangsung selama paling sedikit satu bulan berturut-turut dan menimbulkan
gangguan dalam fungsi sosial, sekolah atau pekerjaan.
Temuan Penelitian
Faktor internal dalam penyalahgunaan NAPZA biasanya berasal dari diri sendiri yang
menyebabkan adanya perubahan perilaku, adapun diantaranya :
• Rasa ingin tahu yang tinggi sehingga terdapat keinginan untuk mencoba
• Keinginan untuk bersenang-senang
• Keinginan untuk mengikuti gaya hidup terbaru
• Keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok
• Pengertian yang salah bahwa penggunaan sekali-kali tidak menimbulkan ketagihan
• Pengetahuan agama yang kurang
• Ketidaktahuan akan bahaya NAPZA baik bagi dirinya, keluarga, lingkungan maupun masa
depannya
• Faktor lain, seperti rendah diri dan merasa tertekan atau ingin lepas dari segala aturan-
aturan dari orang tua.
pencegahan primer,tersier,sekunder penyalahgunaan NAPZA
• Pencegahan Primer
• Pencegahan sekunder
• Pencegahan tersier