Anda di halaman 1dari 30

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA Tn”


KECAMATAN MANNURUKI
TANGGAL

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui


Tanggal

Menyetujui dan Mengesahkan

Mengetahui Pembimbing
Ketua RW. 05
Kelurahan Mannuruki

H. MUCHTAR QADIR, S.sos Hj. Suriani B,SKM M.Sc


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala taufiq dan hidayahnya,

sehingga kami dapat menyelesaikan “ Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas

Komperhensif “ sesuai waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari bahwa

keberhasilan menyusun laporan ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan

berbagai pihak yang diberikan kepada penulis. Untuk itu penulis menyampaikan

terimah kasih kepada segenap Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Makassar dan

semua pihak yang telah membantu selama proses penyusunan laporan ini dan tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan yang membangun dan saran

yang bermanfaat guna perbaikan dan kesempurnaan karya ini.


DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan umum dan tujuan khusus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep dasar keluarga


B. Perawatan kesehatan keluarga

BAB III TINJAUAN KASUS

A. KELUARGA BINAAN I
B. KELUARGA BINAAN II

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

A. Dokumentasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan

komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga.

Dalam sebuah keluarga biasanya dijumpai permasalahan kesehatan.

Misalnya pada keluarga Tn” A “ terdapat lebih dari satu masalah.

Keluarga Tn.A terdiri dari tiga anggota keluarga yaitu Tn”A” sebagai

kepala keluarga, seorang istri serta satu anaknya yang berumur 6 tahun.

Terdapat empat masalah kesehatan dalam keluarga tersebut yaitu

pasangan usia subur tidak menggunakan akseptor KB, imunisasi tidak

lengkap, dan kurangnya pengetahuan pasangan usia subur ( PUS ) tentang

penyakit menular seksual ( PMS ) dan pentingnya pemeriksaan papsmear.

Keluarga Tn.A terdiri dari empat anggota keluarga yaitu Tn”A” sebagai

kepala keluarga, seorang istri serta dua anaknya yang masing-masing

berumur 6 tahun dan 5 tahun. Terdapat empat masalah kesehatan dalam


keluarga tersebut yaitu pasangan usia subur tidak menggunakan akseptor

KB, jarak anak dekat, imunisasi tidak lengkap, dan kurangnya pengetahuan

pasangan usia subur ( PUS ) tentang penyakit menular seksual ( PMS ) dan

pentingnya pemeriksaan papsmear.

Diantara masalah-masalah tersebut salah satunya akan dijadikan

sebagai masalah prioritas dan masing-masing masalah akan diselesaikan

dengan baik.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga sehingga

terwujud keluarga sehat dan sejahtra.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang alat kontrasepsi.

b. Untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang imunisasi

c. Untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang dampak

kehamilan dengan jarak yang dekat.

d. Untuk meningkatkan pengetahuan PUS tentang PMS dan pentingnya

pemeriksaan papsmear.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup

bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu

mempunyai peran masing- masing yang merupakan bagian dari keluarga

(Friedman, 1998).

Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama,

sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam

interelasi social, peran dan tugas (Spredley, 1996 dalam Murwani, 2008).

Menurut Salvicion G. Bailon & Aracelis Maglaya (1989) dalam

Murwani (2008) menjelaskan bahwa keluarga adalah dua atau lebih dari

dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan


perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah

tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing–

masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga

adalah beberapa individu yang tinggal dalam sebuah keluarga yang

mempunyai ikatan perkawinan, ada hubungan keluarga, sanak famili,

maupun adopsi yang hidup bersama sesuai dengan tujuan keluarga

tersebut.

2. Tipe - Tipe Keluarga

Menurut Murwani (2008) tipe keluarga dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Tipe keluarga tradisional

1) Keluarga inti yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari

suami, istri dan anak (kandung atau angkat).

2) Keluarga besar yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga

lain yang mempunyai hubungan darah, missal kakek, nenek,

paman dan bibi.

3) Keluarga Dyad yaitu suatu keluarga yang terdiri dari suami

dan istri tanpa anak.

4) Single parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu

orang tua (ayah / ibu) dengan anak (kandung / angkat).

Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian / kematian.

5) Single adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri


seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa

kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah).

b. Tipe keluarga non tradisional

1) The unmarriedtrenege mather yaitu keluarga yang terdiri dari

orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa

nikah.

2) The stepparent family yaitu keluarga dengan orang tua tiri.

3) Commune family yaitu beberapa pasangan keluarga

(dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup

bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang

sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan

melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak

bersama.

4) The non marital heterosexual cohibitang family yaitu

keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan

tanpa melalui pernikahan.

5) Gay and lesbian family yaitu seseorang yang mempunyai

persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami istri

(marital partners).

6) Cohabiting couple yaitu orang dewasa yang hidup bersama

diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.

7) Group marriage family yaitu beberapa orang dewasa


menggunakan alat- alat rumah tangga bersama yang saling

merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk seksual

dan membesarkan anak.

8) Group network family yaitu keluarga inti yang dibatasi aturan

atau nilai- nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama

lainnya dan saling menggunakan barang-barang rumah

tangga bersama, pelayanan, dan tanggung jawab

membesarkan anak.

9) Foster family yaitu keluarga yang menerima anak yang tidak

ada hubungan keluarga atau saudara didalam waktu

sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu

mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga

aslinya.

10) Homeless family yaitu keluarga yang membentuk dan tidak

mendapatkan perlindungan yang permanen karena krisis

personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan

atau problem kesehatan mental.

11) Gang yaitu sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari

orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan

keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang

dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupan.

3. Tahap-tahap Pembentukan Keluarga


1) Tahap pembentukan keluarga

Tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam

membentuk rumah tangga.

2) Tahap menjelang kelahiran anak

Tugas utama keluarga untuk mendapatkan keturunan

sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan

kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang

sangat dinantikan.

3) Tahap menghadapi bayi

Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik, dan

memberikan kasih sayang kepada anak karena pada tahap

ini bayi kehidupannya sangat bergantung kepada orang

tuanya. Dan kondisinya masih sangat lemah.

4) Tahap menghadapi anak prasekolah

Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan

sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi

sangat rawan dalam masalah kesehatan karena tidak

mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam

fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan

dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-

norma kehidupan, norma-norma agama, norma-norma

sosial budaya, dsb.


5) Tahap menghadapi anak sekolah

Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik

anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa

depannya, membiasakan anak belajar secara teratur,

mengontrol tugas-tugas di sekolah anak dan meningkatkan

pengetahuan umum anak.

6) Tahap menghadapi anak remaja

Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam

tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk

kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua

orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling

pengertian antara kedua orang tua dengan anak perlu

dipelihara dan dikembangkan.

7) Tahap melepaskan anak ke masyarakat

Setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat

menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya

adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai

kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak

akan memulai kehidupan berumah tangga.

8) Tahap berdua kembal

Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga

sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam


tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat

menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan

stress.

9) Tahap masa tua

Tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang tua

mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

Struktur Keluarga

4. Struktur Keluarga

Struktur Keluarga terdiri dari bermacam-macam kategori ,

diantaranya sebagai berikut :

1) Berdasarkan garis keturunan

a. Patrilinear Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari

anak,saudara sedarah, dalam berbagai generasidimana

hubungan itu menurut garis keturunan ayah.

b. Matriliniar Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak,

saudara dalam berbagai generasi dimana hubungan itu

menurut garis keturunan ibu.

2) Berdasarkan jenis perkawinan

a. Monogami adalah keluarga dimana terdapat seorang

suami dan istri.

b. Poligami adalah keluarga diman terdapat seorang

suami dan lebih dari orang istri


3) Berdasarkan pemukiman

a. Patrilokal adalah pasangan suami istri,tinggal bersama

atau dekat keluarga sedarah suami.

b. Matrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama

atau dekat dengan sedarah istri.

c. Neolokal adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari

keluarga suami maupun istri.

4) Berdasarkan kekuasaan

a. Keluarga kabapaan. Dalam keluarga suami memegang

peranan paling penting

b. Keluarga keibuan. Dalam hubungan keluarga istri

memegang peranan paling penting.

c. Kaluarga setara. Peranan suami istri kurang lebih

seimbang.

5. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga

1) Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam

keluarga adalah pihak Ayah.

2) Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam

keluarga adalah pihak Ibu.

3) Equlitarian, yang memegang dalam keluarga adalah Ayah

dan Ibu.

Ada beberapa variabel atau faktor yang mempengaruhi


kekuasaan dalam keluarga :

1) Hirarki kekuasaan keluarga

2) Tipe bentuk keluarga (orangtua tunggal, keluarga campuran,

keluarga inti dua-orang tua tradisional, dll)

3) Pembentukan koalisi/persatuan

4) Jaringan komunikasi keluarga

5) Kelas sosial

6) Tahap perkembangan keluarga

7) Latar belakang budaya dan religious

6. Tugas-tugas Perkembangan Keluarga

Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok

sebagai berikut :

1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya

2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga

3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan

kedudukannya masing-masing

4) Sosialisasi antar anggota keluarga

5) Pengaturan jumlah anggota keluarga

6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga

7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat

yang lebih luas

8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya


7. Ciri-Ciri Struktur Keluarga

Menurut Anderson Carter ciri-ciri struktur keluarga :

1) Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan,

antara anggota keluarga.

2) Ada keterbatasan

3) Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga

mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan

tugasnya masing-masing.

4) Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga

mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

8. Peran Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku

interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu

dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam

keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,

kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah

sebagai berikut :

1) Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak,

berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan

pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai

anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari


kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungannya.

2) Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu

mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai

pengasuh dan pendidik anakanaknya, pelindung dan sebagai

salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai

anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga

ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam

keluarganya.

3) Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial

sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental,

sosial, dan spiritual.

9. Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai

berikut :

1) Fungsi Biologis

a. Untuk meneruskan keturunan

b. Memelihara dan membesarkan anak

c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

d. Memelihara dan merawat anggota keluarga.

2) Fungsi Psikologis

a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman


b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

d. Memberikan Identitas anggota keluarga.

3) Fungsi Sosialisasi

a. Membina sosialisasi pada anak.

b. Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan

tingkat perkembangan anak.

c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

4) Fungsi Ekonomi

a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk

memenuhi kebutuhan keluarga.

c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga

dimasa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-

anak, jaminan hari tua, dsb.

5) Fungsi Pendidikan

a. Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan,

keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai

bakat dan minat yang dimilikinya.

b. Mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dewasa

yang akan datang dalam memenuhi peranannya


sebagai orang dewasa.

c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat

perkembangannya.

Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokol kelurga

terhadap keluarga lainnya, yaitu :

1) Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,

kehangatan,pada anggota keluarga sehingga memungkinkan

mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan

kebutuhannya.

2) Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan

anak agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga

memungkinkan menjadi anak-anak sehat baik fisik, mental,

sosial, dan spiritual.

3) Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak,

sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam

mempersiapkan masa depannya.

B. Perawatan Kesehatan Keluarga

1. Pengertian

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan

kesehatan masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai unit

satu kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan pelayanan

dan perawatan sebagai upaya mencegah penyakit.


Perawatan keluarga yang komprehensip merupakan suatu proses

yang rumit, sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan

sistematis untuk bekerja dengan keluarga dan anggota keluarga.

Pendekatan ini disebut proses keperawatan. Proses keperawatan

merupakan inti dan sari dari keperawatan, dimana proses adalah suatu

aksi gerak yang dilakukan dengan sengaja dan sadar dari satu titik ke titik

yang lain menuju pencapaian tujuan. Pada dasarnya, proses keperawatan

merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis, yang

digunakan ketika bekerja dengan individu, keluarga, kelompok atau

komunitas. Salah satu aspek terpenting dari keperawatan adalah

penekanan pada keluarga. Keluarga bersama dengan individu, kelompok

dan komunitas adalah klien atau resipien keperawatan. Secara empiris,

disadari bahwa kesehatan para anggota keluarga dan kualitas kesehatan

keluarga mempunyai hubungan yang erat. Akan tetapi, hingga saat ini

sangat sedikit yang diberikan perhatian pada keluarga sebagai objek dari

studi yang sistematis dalam bidang keperawatan (Anonim, 2008).

2. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga

a. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam

memelihara kesehatan keluarga mereka sehingga dapat

meningkatkan status kesehatan keluarganya.

b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi

status kesehatan keluarga.

2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi

masalah- masalah kesehatan dasar dalam keluarga.

3. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan

Asuhan kebidanan terhadap anggota keluarga yang sakit

dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota

keluarganya.

4. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil

keputusan-keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah

anggota keluarganya.

3. Keluarga Kelompok Resiko Tinggi

a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur

dengan masalah sebagai berikut :

1) Tingkat social ekonomi keluaga rendah

2) Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah

kesehatannya sendri.

3) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik/ keluarga

dengan penyakit keturunan.

b. Keluarga dengan ibu dengan resiko tinggi kebidanan waktu

hamil

1) Umur ibu kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun


2) Ibu menderita kekurangan gizi/Anemia

3) Menderita hipertensi

4) Primipara dan multipara

5) Riwayat persalinan dengan komplikasi

c. Keluarga dimana anak yang menjadi resiko tinggi, karena :

1) Lahir premature / BBLR

2) Berat badan sukar naik

3) Lahir dengan cacat bawaan

4) ASI kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi

5) Ibu menderita penyakit menular yang tidak mengancam anak.

4. Hambatan dalam memecahkan masalah Kesehatan keluarga

a. Pendidikan keluarga yang rendah

b. Keterbatasan sumber-sumber daya keluarga ( keuangan,

sarana dan prasarana)

c. Kebiasaan-kebiasaan yang melekat

d. Sosial budaya yang tidak mendukung

5. Tipologi Masalah Kesehatan dan Keperawatan Keluarga

a. Ancaman Kesehatan

Adalah keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya

penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam pencapaian potensi

kesehatan yang termasuk ancaman kesehatan yaitu:

1) Penyakit keturunan, seperti asthma bronkiale, DM

2) Keluarga/ anggota yang menderita penyakit menular sepeti TBC,


gonorrhoe, hepatitis dan sebagainya.

3) Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan

kemampuan dan sumber daya keluarga, seperti anak terlalu

banyak, sedangkan penghasilan keluarga kecil.

4) Resiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, misalnya benda tajam

diletakkan disembarang tempat, rumah tangga terlalu curam.

5) Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota

keluarga.

6) Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan stress antara lain :

 Hubungan keluarga yang kurang harmonis

 Hubungan orang tua dengan anak tegang

 Orang tua tidak dewasa

b.sanitasi buruk, diantaranya:

1) Ventilasi dan penerangan rumah kurang baik

2) Tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat

3) Tempat pembuangan tinja yang mencemari sumber air minum

4) Selokan/ tempat pembuangan limbah yang tidak memenuhi syarat

5) Sumber air minum tidak memenuhi syarat

6) Kebisingan

7) Polusi udara

c. Kebiasaan-kebiasan yang merugikan kesehatan

1) Meroko

2) Minuman keras
3) Tidak memakai alas kaki

4) Makan obat tanpa resep

5) Kebiasaan makan daging mentah

6) Hygiene personal kurang


BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN Tn” J” Di

KECAMATAN MANNURUKI KOTA MAKASSAR

TANGGAL

A. Pengkajian Data

1. Struktur dan sifat Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga

Nama

Umur

Nikah / Lamanya

Suku

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Alamat

Panghasilan
b. Identifikasi Anggota Keluarga

Na Hub.klua L/ Aga Pekerja Imunisasi

ma rga P ma an
BC HB DP Poli Cama

G 1,2, T o pk

3 1,2,

c. Genogram

2. Faktor sosial, ekonomi dan buaya

3. Status kesehatan keluarga

4.
BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah dilakukan pengumpulan data pada keluarga Tn “J” maka ditemukan

empat masalah kesehatan pada keluarga tersebut yaitu : kurangnya pengetahuan

tentang PMS dan pentingnya pemeriksaan papsmear, tidak menjadi akseptor KB,

jarak anak yang dekat serta imunisasi yang tidak lengkap. Dan pada keluarga Tn “U”

maka ditemukan dua masalah pada keluarga tersebut yaitu : ibu tidak menjadi

akseptor KB, dan kurangnya pengetahuan tentang PMS dan pentingnya

pemeriksaan papsmear.
Untuk masalah pertama yaitu kurangnya pengetahuan PUS tentang PMS dan

pentingnya pemeriksaan papsmear akan berdampak pada kesehatan reproduksi,

jika dilihat dari umur ibu dan suami yang masih termasuk usia produktif sangat

berpotensi untuk mengalami gangguan kesehatan reproduksi. Oleh karena itu

pengetahuan tentang PMS dan pemeriksaan papsmear sangat dianggap penting

untuk dimiliki oleh PUS.

Masalah kedua yaitu kurangnya pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi

yang merupakan salah satu ancaman kesehatan namun masalah tersebut tidak

dirasakan oleh keluarga karena keluarga terutama masyarakat didesa masih

menganut kebiasaan – kebiasaan adat istiadat yang dapat merugikan kesehatan.

Hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya: pendidikan,

sosial, ekonomi, pengetahuan dan komponen yang paling kuat mempengaruhi

adalah adat istiadat setempat.

Masalah ketiga yaitu jarak anak yang terlalu dekat. Jarak anak pertama dan

kedua hanya 11 bulan. Adapun kejadian ibu dengan jarak kehamilan <1 tahun

memiliki potensi mengakibatkan anak lahir dengan berat lahir rendah dan berbagai

bahaya lainnya.

Masalah keempat yaitu imunisasi yang tidak lengkap. Pada anak pertama

imunisasi campak tidak dilakukan karena pada saat itu ibu tidak sempat membawa

anaknya ke pelayanan kesehatan dikarenakan sedang diluar kota.

Setelah dilakukan pengkajian secara sistematis dalam menentukan prioritas

masalah, maka pendidikan kesehatan yang dibutuhkan ibu dan keluarga saat ini
adlah penyuluhan tentang KB, jarak kehamilan aman, imunisasi dan informasi

tentang PMS serta pentingnya pemeriksaan papsmear. Namun sikap positif ibu pada

keluarga Tn “ J” tetap memberikan imunisasi lengkap pada anak keduannya dan

menjaga kebersihan diri harus tetap diprioritaskan, bila perlu mendapat dukungan

dari petugas kesehatan yang memberikan pendidikan kesehatan.

BAB V

PENUTUP

B.Kesimpulan

Asuhan Kebidanan komunitas berfokus pada masyarakt dalam pemberian

pelayanan pada setiap keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya.

Dengan adanya pelayanan asuhan kebidanan komunitas diharapkan mampu

meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai permasalahan kesehatan

mereka sehingga masyarakat akan lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah


kesehatan yang terjadi dilingkungannya. Begitu juga dengan keluarga Tn” J “

setelah lebih memahami tentang masalah kesehatan yang terjadi dikeluarganya

dapat menyelesaikan masalah tersebut secara mandiri.

C. Saran

5. Kepada mahasiswa

Mahasiswa diharapkan dapat menggali lebih dalam mengenai kesehatan

keluarga dan meningkatkan pengetahuan terkait asuhan kebidanan pada

keluarga.

6. Kepada keluarga

Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan keluarga dapat mengenali

masalah kesehatan serta mampu mencari penyelesaian masalah

kesehatannya secara mandiri.

7. Kepada institusi

Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikanbimbingan yangdapat

memberikan semangat bagi mahasiswa dalam melaksanakan praktik

komunitas dan dalam proses penyusunan laporan askeb komunitas

Anda mungkin juga menyukai