Anda di halaman 1dari 3

Nama : Devi Agustin.

Srg
Npm : 2019201083
M.K : Askeb Kasus Kompleks
Dosen : Kismi Asih Adethia, S.Tr.Keb.,M. Tr.Keb

Kasus :

1. Seorang ibu primipara masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu.


Sewaktu dilakukan anamneses dia mengatakan tidak mau diepisiotomi.
Selama Kala II, kemajuan kala II berlangsung lambat, perineum masih
tebal dan kaku. Keadaan ini dijelaskan kepada ibu oleh bidan, tetapi ibu
tetap pada pendiriannya menolak di episiotomy. Sementara waktu
berjalan terus dan DJJ menunjukkan keadaan fetal distress dan hal ini
mengharuskan bidan untuk melakukan episiotomy tetapi ibu tetap tidak
menyetujuinya. Bidan berharap bayinya selamat. Sementara itu ada bidan
memberitahukan bahwa dia pernah melakukan tindakan tersebut tanpa
persetujuan pasien , dilakukan karena untuk melindungi bayinya. Jika
bidan melakukan episiotomy tanpa persetujuan pasien, maka akan
dihadapkan pada suatu tuntutan dari pasien.

Jawaban saya adalah kasus 1


a. Maka tindakan bidan yang sesuai dengan kode etik menjelaskan
kembali resiko atau dampak buruk jika tidak segera di rujuk. Dan
memberikan informed consent jika keluarga menolak tindakan
episiotami maka segera pasien harus di rujuk.

b. Bagaimana kasus tersebut jika dilihat dari Dilema etik ?


Bidan harus memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga jika
tidak dilakukan tindakan episiotomy kemungkin akan menyebabkan
kematian pada bayinya karena terlalu lama di dalam sedangkan djj
bayi sudah menurun. Dan apabila pasien dan keluarga tatap tidak mau
bidan harus meminta tandatangan “form penolakan “, karena jika tiba-
tiba ada suatu hal yang tidak di inginkan ini bukan salah bidan dan
bukan tanggung jawab bidan karena sudah dijelaskan sebelumnya.
c. Apa kesalahan yang dilakukan bidan ?
Bidan terlalu lama memberikan informed consen kepada ibu dan
keluarga, dan bidan mendengarkan saran dari teman sejawat yang
melakukan tindakan tanpa harus melakukan informed consen.
Seharusnya bidan harus tegas memberikan saran atau masukan
kepada ibu dan kelurga agar mereka percaya pada bidan dan me
Seorang reka tidak merasa takut.

d. Bagaimana penyelesainnya dari kasus tersebut?


Kita sebagai bidan seharusnya melakukan komunikasi yang baik dan
benar kepada pasien/keluarga agar pasien tidak mengambil keputusan
secara buru-buru dan salah. Lakukan lah informed consent yang jelas
agar pasien dan keluarga tidak panik dan percaya pada kita. Karena
komunikasi yang baik akan membuat pasien dan keluarga tidak
menyalahkan kita sewaktu ada kejadian yang tidak di inginkan. Dan
setiap informed consen yang kita lakukan minta kepada
pasien/keluarga tanda tangan sebagai bukti persetujuan atau
penolakan.

2. perempuan UK 38 minggu datang ke BPM dengan keluhan mules-mules


serta mengeluarkan cairan berwarna jernih dan berbau anyir setelah di
adakan pemeriksaan bidan D mendiagnosa bahwa Ny. A mengalami
KPD. Bidan menyerah dan mengatakan pada keluarga Ny.A untuk
dirujuk tetapi keluarga Ny.A mau agar melahirkan di BPM tetapi bidan
berfikir bahwa Ny.A membutuhkan pertolongan yang cepat. Setelah
dilakukan pertolongan ternyata bayi Ny.A tidak dapat diselamatkan
karena bayi Ny.A mengalami ASFIKSIA setelah mengetahui bayinya
meninggal, Ny.A mengalami perdarahan yang hebat. Sedangkan
keluarga Ny.A meminta pertanggung jawaban bidan karena bayi tersebut
tidak dapat di tolong tepat waktu, dan mengganggap bidan tidak
mempunyai keahlian. Mendengar hal ini masyarakat sekitar menuntut
agar bidan tersebut dipindahkan dari lingkungan mereka dan akhirnya
dibawa kemeja hijau. Pada kasus ini tidak sepenuhnya terletak pada bidan
karena bidan sudah menyarankan keluarga untuk merujuknya tetapi
keluarga menolak. Disisi lain Ny.A membutuhkan pertolongan pada
bayinya.

Jawaban saya adalah kasus 2


a. Bagaimana dari kasus tersebut jika dilihat dari isu etiknya dan legal ?
Seharusnya bidan memberikan informen consent terlebih dahulu
kepada pasin/keluarga dampak jika pasien tidak segera dirujuk. Dan
memberitahukan kepada pasien dan keluarga jika menolak untuk
dirujuk dan tetap ingin bersalin di BPM resikonya sangat besar, dan
jangan menyalahkan atau menuntut bidan sewkatu-waktu jika terjadi
sesuatu.

b. Bagaimana dari kasus tersebut jika dilihat dari Dilema etik ?


Sebenarnya bidan berat hati untuk menolong persalinan di BPM nya,
karena bidan sudah memberitahu kepada ibu dan keluarga ibu
mengalami KPD dan harus dirujuk.

c. Apa kesalahan yang dilakukan bidan ?


Bidan tidak meminta tanda tangan ‘form penolakan’ untuk di rujuk
dan tidan meminta ‘form persetujuan’ untuk dilakukan penolongan
persalinan pada ibu. Walaupun bidan sudah menjelaskan kepada ibu
dan keluarga seharusnya perlu ada tanda tangan sebagi bukti untuk
penolong pada bidan jika terjadi sesuatu.

d. Bagaimana penyelesainnya dari kasus tersebut?


Saat dimeja hijau bidan harus menjelaskan dengan yang sebenar-
benarnya. Bidan harus memberitahu bahwa dari awal pasien masuk
bidan sudah menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien
KPD dan segara dirujuk, tetapi pasien dan keluaga menolak untuk di
rujuk dan ingin bersalin di BPM. Tetapi bidan lupa meminta
persetujuan untuk dilakukan tindakan. Dan bidan harus menunjukkan
catatan patograf dan soap ibu saat persalinan.

Anda mungkin juga menyukai