Anda di halaman 1dari 18

Kasus Pembelajaran IPA SD

Pak Mukmin mengajar di kelas 6 SD Setiabakti. Suatu pagi, Pak Mukmin masuk kelas
dengan membawa sebuah globe. Perhatian Indahk-Indahk tertuju kepada globe tersebut,
namun Pak Mukmin hanya meletakkan globe itu di depan kelas.

Setelah mengucapkan salam dan menanyakan siapa yang tidak hadir, Pak Mukmin
menyampaikan bahwa hari ini, dalam pelajaran IPA akan dibahas tata surya dengan topik
terjadinya siang dan malam. Pak Mukmin juga menyampaikan bahwa setelah pelajaran usai,
Indahk-Indahk diharapkan dapat menjelaskan tentang terjadinya siang dan malam. Tanpa
memberi kesempatan bertanya, Pak Mukmin melanjutkan pertanyaan.
Sambil berdiri di depan kelas, Pak Mukmin menjelaskan terjadinya siang dan malam. Indahk-
Indahk melihat ke Pak Mukmin dengan muka penuh tanda tanya. Dengan lancar Pak Mukmin
menjelaskan bahwa siang dan matam teoadi karena bumi berputar pada porosnya sendiri.
Indahk-Indahk kelihatan mulai bosan, mereka seperti masih menunggu Pak Mukmin
menggunakan globe yang dipajang di depan kelas, namun sampai penjelasan berakhir, globe
itu tidak pemah disentuh.
Setelah penjelasan selesai, Pak Mukmin memberi kesempatan kepada Indahk-Indahk untuk
bertanya. Namun, tidak ada yang bertanya. Pak Mukmin kemudian meminta Indahk-Indahk
mengeluarkan buku latihan, dan mcngerjakan soal yang terdiri dari 10 pertanyaan yang
ditulis di papan tulis.
KeBilla Indahk-Indahk bekerja, Pak Mukmin keluar kelas. Indahk-Indahk kelihatan bingung
karena tidak mengerti bagaimIndah harus menjawab soal tersebut. Mereka akhimya
membuka buku IPA dan mencoba mencari jawabannya di sIndah. Namun, banyak Indahk
yang malas membaca sehingga mereka sama sekali tidak menjawab. KeBilla Pak Mukmin
masuk kelas dan bertanya apakah Indahk-Indahk sudah selesai mengerjakan soal tersebut, ia
menjadi marah karena temyata hanya 5 orang dari 30 orang Indahk yang selesai mengerjakan
soal tersebut. Indahk yang lima orang tersebut hanya menyalin dari buku IPA, tanpa
meyakini apakah jawabannya benar atau salah, sedangkan Indahk-Indahk yang lain
mengatakan tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut karena tidak mengerti. Pak Mukmin
terdiam, ia sangat marah dan kecewa, tetapi mencoba menahan amarahnya. Ia meminta
Indahk-Indahk beristirahat. Pak Mukmin tinggal sendiri di dalam kelas. Ia mencoba
mengingat apa yang terjadi di kelasnya.

Pertanyaan :
1. ldentifikasi empat peristiwa penting yang terjadi dalam kasus pembelajaran yang dikelola
oleh Pak Mukmin, yang dapat mengakibatkan timbulnya masalah.
2. Jika Anda yang menjadi Pak Mukmin, bagaimIndah cara Anda mengatasi masalah gagalnya
Indahk-Indahk menjawab pertanyaan Pak Mukmin? Susunlah satu rencIndah perbaikan
melalui penelitian tindakan kelas (PTK). RencIndah tersebut mencakup :
a. IdenBillasi masalah
b. Indahlisis Masalah (maksimal 4 butir).
c. Rumusan Masalah
d. Tujuan Perbaikan.
e. Langkah-langkah perbaikan
f. Untuk langkah-langkah perbaikan, kembangkan prosedur pembelajaran yang ditempuh yang
meliputi kegialan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Rambu Jawaban
1. Peristiwa penting yang dapat mengakibatkan timbulnya masalah.
1) Pada awal pelajaran tidak ada tanya jawab tentang topik yang akan dibahas.
2) Topik yang akan dibahas tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
3) Tidak menggunakan alat peraga misalnya globe, keBilla menjelaskan hanya dipajang saja.
4) Tldak memberi contoh atau ilustrasi.
5) Tidak memeriksa pemahaman siswa setelah menjelaskan.
6) Tidak memberikan petunjuk yang jelas keBilla siswa diberi latihan
7) Tldak melakukan pengelolaan kelas mlsalnya melakukan supervisi saat siswa
mengerjakan latihan
2. RencIndah Perbalkan
ldentifikasi Masalah :
a. Pembelajaran Pak Mukmin kurang berhasil
b. Hanya 5 dari 30 Indahk yang selesai mengeriakan soal, sisanya mengatakan tidak dapat
menjawab soal tersebut.

Indahlisis Masalah
a. Guru tidak menggunakan alat peraga
b. Penjelasan terlampau abstrak
c. Tidak ada tanya jawab, baik pada kegiatan awal, maupun kegiatan inti
d. Siswa hanya menjadi pendengar pasif
e. Topik tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
f. Tidak memeriksa pemahaman siswa
g. Tldak memberikan petunjuk sebelum siswa berlatih
h. Tidak memantau kegiatan yang dilakukan siswa keBilla berlatih

Rumusan Maralah
BagaimIndah cara meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik tata surya datam hal ini
terjadinya siang dan matam melalui :
a. Penggunaan alat peraga, atau
b. Diskusi kelompok, atau
c. Metode demonstrasi, atau
d. Eksperimen

Tujuan Perbaikan
Meningkalkan kinerja guru sehingga meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik tata
surya melalui :
a. Penggunaan alat peraga, atau
b. Diskusi kelompok, atau
c. Metode demonstrasi, atau
d. Eksperimen

Langkah Kegiatan Perbaikan


Kegiatan Awal :
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan
c. Apersepsi : mengajukan pertanyaan, mengaitkan materi dengan pelajaran sebelumnya atau
pengalaman siswa sehari-hari
d. Memberikan pre-test
Kegiatan Inti :
a. Dengan bantuan Indahk, guru mendemonstrasikan terjadinya siang dan malam dengan
menggunakan globe dan lampu senter.
b. Selama peragaan, guru melakukan tanya jawab (untuk mengonkretkan terjadinya siang dan
malam, serta mengaktifkan Indahk)
Atau
a. Guru membagi siswa dalam kelompok dan menjelaskan yang harus dilaksIndahkan.
b. Secara berkelompok, Indahk-Indahk memperagakan terjadinya siang dan malam dengan
menggunakan bola dan lampu senter yang dibawa oleh masing-masing kelompok (untuk
memantapkan pemahaman siswa, atau melatih kerja sama.
c. Setiap kelompok memberi laporan tentang hasil kerja kelompoknya (untuk berbagi
pengalaman dengan kelompok lain)
Kegiatan Penutup :
a. Memberikan tes tertulis dan membahas hasil tes dan memberikan balikan, atau
b. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dibahas, atau
c. Siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman materi yang telah dibahas.
Kasus Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Soal:
Ibu Jasmine mengajar di kelas 1 SD. Suatu hari, Ibu Jasmine membacakan sebuah cerita.
Indahk-Indahk mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Setelah selesai membacakan cerita
tersebut, Bu Jasmine bertanya kepada Indahk-Indahk.
Bu Jasmine: “Siapa nama Indahk yang pintar dalam cerita tadi?”
Indahk-Indahk menjawab serentak: “Dewi”.
Bu Jasmine: “ Bagus sekali Indahk-Indahk, sekarang coba tulis nama Dewi di buku masing-
masing”.
Semua Indahk segera menulis. Bu Jasmine berkeliling mengamati Indahk-Indahk menulis.
Setelah semua Indahk kelihatan selesai menulis, Bu Jasmine meminta seorang Indahk maju
ke depan untuk menuliskan kata dewi di papan tulis.
Bu Jasmine: “Siapa yang tulisannya sama dengan yang di papan tulis?”
Semua Indahk mengangkat tangan. Bu Jasmine melanjutkan pertanyaan.
Bu Jasmine: “Dewi tinggal di mIndah Indahk-Indahk? Yang menjawab, angkat tangan”
Semua Indahk mengangkat tangan. Bu Dewi menunjuk seorang Indahk.
Billa: “Di desa, Bu”.
Dari jawaban ini, Bu Jasmine mengajak Indahk-Indahk bercerita tentang jenis-jenis
tumbuhan yang ada di desa, tentang sawah, tentang penerangan yang digunakan orang-orang
di desa, tentang jual beli di pasar desa, dan tentang sungai yang airnya sangat jernih dengan
ikan-ikan yang berenang hilir mudik. Cerita itu menjadi menarik karena Bu Jasmine juga
membawa gambar-gambar yan menarik tentang desa, yang dipajangnya di papan tulis.

Pertanyaan:

1. Dilihat dari topik-topik yang dicakup dalam pembelajaran di atas, model pembelajaran apa
yang diterapkan oleh Bu Jasmine? Jelaskan secara singkat 3 (tiga) karakteristik model
pembelajaran tersebut.
2. Apakah model pembelajaran tersebut sesuai untuk Indahk kelas I? Dukung jawaban Anda
dengan 3 (tiga) alasan yang terkait dengan perkembangan Indahk dan teori belajar.

Jawaban Soal TAP S1 PGSD UT

CONTOH JAWABAN:
1. Model pembelajaran yang diterapkan oleh Bu Jasmine adalah model pembelajaran terpadu.
3 (tiga) karakteristik model pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut:

 Berpusat pada siswa (student centered). Pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan
suatu sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan kepada siswa baik secara individu
maupun secara kelompok. Siswa aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta
prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan tingkat
perkembangan mereka.
 Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan. Pembelajaran terpadu mengkaji
suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan antarskemata
yang dimiliki oleh siswa, sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang
dipelajari siswa. Hasil nyata yang didapat dari segala konsep yang diperoleh dan
keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari, dan mengakibatkan kegiatan
belajar menjadi lebih bermakna. Dengan ini, dapat diharapkan kemampuan siswa untuk
menerapkan perolehan belajaranya pada pemecahan masalah-masalah nyata dalam
kehidupannya.
 Belajar melaui proses pengalaman langsung. Pada pembelajaran terpadu siswa diprogramkan
untuk terlibat secara langsung pada konsep dan prinsip yang dipelajari dan memungkinkan
siswa belajar dengan melakukan kegiatan secara langsung, sehingga siswa akan memahami
hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar
informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang membimbing ke
arah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa, berperan sebagaipencari fakta dan
informasi untuk mengembangkan pengetahuannya
 Lebih memperhaBillan proses daripada hasil semata. Pada pembelajaran terpadu
dikembangkan pendekatan penemuan terbimbing (discovery inquiry) yang melibatkan siswa
secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran terpadu dilaksIndahkan dengan
mempertimbangkan minat dan kemampuan siswa sehingga memungkinkan siswa untuk
terus-menerus termotivasi untuk belajar.
 Sarat dengan muatan keterkaitan. Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada
pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran
sekaligus, tidak dari sudut pandangnya yang terkotak-kotak sehingga memungkinkan siswa
untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti
akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi dan menghadapi kejadian yang
ada.
 Bersifat fleksibel. Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel), dimIndah guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimIndah sekolah dan
siswa berada.

2. Ya, model pembelajaran terpadu sesuai untuk Indahk kelas 1 SD, karena 3 alasan berikut:

 Sesuai dengan cara belajar Indahk. Indahk yang duduk di kelas awal SD dalah Indahk yang
berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat
penting dan sering disebut periode emas (the golden years). Siswa pada usia seperti Indahk
kelas 1 SD masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan, satu keterpaduan (berpikir
holistik) dan memahami hubungan antar konsep secara sederhIndah. Piaget (1950)
menyatakan bahwa setiap Indahk memiliki struktur kognitif yang disebut schemata, yaitu
sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada
dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses
asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikirannya) dan
proses akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan
objek). Belajar dimaknai sebagai proses interaksi Indahk dengan lingkungannya.
 Sesuai dengan tahap perkembangan intelektual Indahk yang berada pada tahap operasi
konkret. Indahk-Indahk belajar dari hal-hal konkret, yakni yang dapat dilihat, dapat didengar,
dapat diraba, dapat dirasa, dan dapat dibaui. Proses pembelajaran masih bergantung pada
objek-objek konkret dan pengalaman yang dialami mereka secara langsung, di mIndah hal ini
sesuai dengan falsafah belajar bermakna (meaningful learning). Pembelajaran terpadu
mengakomodasi kebutuhan Indahk untuk belajar dari hal-hal yang konkret sebagaimIndah
yang telah dilakukan oleh Ibu Jasmine. Belajar bermakna merupakan suatu proses
dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur
kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga
konsep yang telah dipelajari akan dipahami dengan baik dan tak mudah dilupakan.
 Saat proses belajar melalui pembelajaran terpadu, setiap Indahk, termasuk Indahk kelas 1 SD,
tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi juga berupa kegiatan
menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang lebih utuh. Ini juga
sejalan dengan falsafah konstruktivisme yang menyatakan bahwa Indahk mengkonstruksi
pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya.
Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada Indahk.
Kasus Pembelajaran Matematika SD

Kasus A
Pak Mulyadi adalah seorang guru kelas 4 di sebuah SD yang terletak di daerah pegunungan.
Dalam mata pelajaran matemaBilla tentang pecahan, Pak Mulyadi menjelaskan cara
menjumlahkan pecahan dengan memberi contoh di papan tulis. Salah satu penjelasannya
adalah sebagai berikut:
Pak Mulyadi:
"PerhaBillan Indahk-Indahk, kalau kita menjumlahkan pecahan, penyebutnya harus
disamakan terlebih dahulu, kemudian pembilangnya dijumlahkan. PerhaBillan contoh
berikut: 1/2 + 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4. PerhaBillan lagi contoh ini: 1/2 + 1/3 = 3/6 + 2/6 = 5/6.
Jadi yang dijumlahnya adalah pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Mengerti
Indahk-Indahk?"

Indahk-Indahk diam, mungkin mereka bingung.

Pak Mulyadi:
Pasti sudah jelas, kan. Nah sekarang coba kerjakan soal-soal ini."
Pak Mulyadi menulis 5 soal di papan tulis dan Indahk-Indahk mengeluarkan buku latihan.
Secara berangsur-angsur mereka mulai mengerjakan soal, namun sebagian besar Indahk ribut
karena tidak tahu bagaimIndah cara mengerjakannya. Hanya beberapa Indahk yang tampak
mengerjakan soal, yang lain hanya menulis soal, dan ada pula yang bertengkar dengan
temannya. Selama Indahk-Indahk bekerja Pak Mulyadi duduk di depan kelas sambil
membaca.

Setelah selesai, Indahk-Indahk diminta saling bertukar hasil pekerjaannya. Pak Mulyadi
meminta seorang Indahk menuliskan jawabannya di papan tulis. Tetapi karena jawaban itu
salah, Pak Mulyadi lalu menuliskan semua jawaban di papan tulis. Kemudian Indahk-Indahk
diminta memeriksa pekerjaan temannya, dan mencocokkan dengan jawaban di papan tulis.
Alangkah kecewanya Pak Mulyadi keBilla mengetahui bahwa dari 30 Indahk, hanya seorang
yang benar semua, sedangkan seorang lagi benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua.

Pertanyaan Kasus A
1. Identifikasi 3 kelemahan pembelajaran yang dilakukan Pak Mulyadi dalam
kasus di atas. Berikan alasan mengapa itu anda anggap sebagai kelemahan. (skor 6).
2. Jika anda yang menjadi Pak Mulyadi, jelaskan langkah-langkah pembelajaran
yang akan anda tempuh untuk mengajarkan pecahan dengan penyebut yang berbeda.
Beri alasan mengapa langkah-langkah itu yang anda tempuh. (skor 15)
JAWABAN SOAL TAP S1 PGSD -UT KASUS A (Pak Mulyadi)
1. Tiga (3) kelemahan pembelajaran Pak Mulyadi adalah:
 Pak Mulyadi tidak menjelaskan bagaimIndah menyelesaikan soal secara bertahap,
misalnya pada kasus tersebut tampak Pak Mulyadi sama sekali tidak menjelaskan
bagaimIndah caranya untuk menyamakan penyebut bilangan pecahan. Penjelasannya terlalu
singkat sehingga tidak jelas. Padahal penjelasan yang runtut, jelas dan logis selangkah demi
selangkah diperlukan untuk membuat siswa mudah memahami penjumlahan pecahan
tersebut.
 Pak Mulyadi tidak mengecek pemahaman siswanya dengan baik. Ia hanya
menanyakan "Mengerti Indahk-Indahk?". Pertanyaan model ini tidak dapat mengecek
pemahaman siswa. Seharusnya ia menanyakan langkah-langkah menjumlahkan pecahan
secara langsung, misalnya dengan menanyakan, "Mengapa penyebut pada langkah
penjumlahan pecahan itu diubah menjadi 4 dan 6?" dan sebagainya. Pertanyaan langsung
mengarah ke materi pelajaran, bukan menanyakan apakah Indahk mengerti atau tidak saja.
 Pak Mulyadi tidak membimbing siswa, setelah memberikan 5 soal latihan, alih-alih
berkeliling memberikan bantuan pada siswa yang membutuhkan, ia malah duduk di depan
kelas (di kursinya) sambil membaca.
 KeBilla salah seorang Indahk diminta menuliskan jawabannya di papan tulis, Pak
Mulyadi tidak meminta tanggapan dari siswa lain. Hal ini merupakan sebuah kelemahan
pembelajaran, padahal apabila Pak Mulyadi memanfaatkannya menjadi bahan diskusi dan
kesempatan untuk menjelaskan kembali materi terkait soal tersebut maka pembelajaran akan
dapat menjadi lebih baik.
2. Pada materi penjumlahan pecahan tersebut, jika saya menjadi Pak Mulyadi maka langkah-
langkah yang akan saya lakukan adalah sebagai berikut:

KEGIATAN PENDAHULUAN

 Melakukan apersepsi
 Memberikan motivasi
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
KEGIATAN INTI
 Memberikan sebuah contoh soal tentang penjumlahan pecahan yang memiliki
penyebut yang berbeda, misal 1/4 + 1/2
 Menyajikan langkah-langkah demi langkah cara menyelesaikan contoh soal tersebut
secara runtut, rinci, jelas, dan logis kepada siswa.
 Memberikan sebuah contoh soal lagi, misal 1/3 + 1/4
 Meminta siswa untuk berpartisipasi secara bergantian untuk menyelesaikan soal
tersebut selangkah demi selangkah, sembari mengecek pemahaman setiap siswa.
 Membantu siswa yang mengalami kesulitan pada langkah-langkah yang dilakukan
untuk menyelesaikan soal tersebut.
 Memberi sebuah contoh soal lagi, misalnya 1/2 + 1/5.
 Kembali meminta siswa mengerjakan soal tersebut, kali ini secara berpasangan
dengan teman sebangku mereka (teman yang duduk berdekatan) masing-masing.
 Meminta siswa mengecek hasil pekerjaan mereka dengan membandingkannya dengan
hasil pekerjaan pasangan lainnya.
 Meminta mereka mendiskusikan apabila terdapat perbedaan jawaban, sembari guru
memberikan bimbingan bila diperlukan.
 Memberikan soal latihan sebanyak 5 buah contoh soal untuk dikerjakan.
 Mengecek jawaban siswa dengan meminta beberapa orang menuliskan jawaban
mereka masing-masing di papan tulis.
 memfasilitasi diskusi kelas apabila terdapat perbedaan-perbedaan jawaban siswa.
PENUTUP
 Mengajak siswa merefleksi dan menyimpulkan pembelajaran yang telah diikuti.
 Memberikan tugas rumah (PR) dan meminta siswa belajar untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
TUGAS AKHIR PROGRAM MATA PELAJARAN IPS KELAS V

Soal/ permasalahan :

Pak Suparmin adalah seorang guru SD yang berasal dari daerah perkotaan dan
sekarang mengajar di daerah pegunungan. Lokasi dimIndah sekolah itu berada dikelilingi
hutan belantara yang sangat lebat, di setiap perjalIndahn menuju sekolah di kIndahn maupun
di kiri jalan yang terlihat pepohonan yang rimbun.

Dalam kehidupan sehari-hari Indahk-Indahk yang bersekolah ditempat tersebut


menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pergaulan di lingkungan mereka dan bahkan
juga di waktu mereka berada di sekolah. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masih
jarang digunakan.

Suatu hari dalam pelajaran di kelas V, dalam pelajaran IPS, salah satu topik yang akan
disampaikan oleh Pak Suparmin adalah hutan homogen dan hutan heterogen. Seperti biasa
keBilla masuk kelas Pak Suparmin mengucapkan salam yang disambut dengan salam
serempak oleh Indahk-Indahk. kemudian Pak Suparmin meminta Indahk-Indahk
mengeluarkan buku IPS dan selanjutnya Pak Suparmin memulai pelajaran dengan
menuliskan pokok bahasan Sumber Daya Alam, dengan topik/subtopik hutan heterogen dan
hutan homogen. Setelah itu terjadi peristiwa seperti berikut.

Pak Suparmin : "Indahk-Indahk, hari ini kita akan belajar tentang hutan homogen dan
heterogen, siapa yang tahu apa itu hutan homogen dan hutan heterogen."

Indahk-Indahk terdiam, tidak ada yang menjawab. Sebagian dari mereka ada yang menjawab
dalam bahasa daerah, tetapi jawaban tersebut diajukan kepada temannya bukan kepada guru,
setelah itu terdengar suara cekikikan..

Pak Suparmin : "kalau Indahk-Indahk tidak tahu, perhaBillan ke papan tulis."

Pak Suparmin menuliskan definisi atau pengertian hutan homogen dan hutan heterogen di
papan tulis, kemudian meminta salah seorang siswa membacanya. Indahk yang ditunjuk,
membaca dengan terbata-bata dan ucapannya tidak begitu jelas. Pak Suparmin kemudian
meminta Indahk-Indahk mencatat definisi tersebut dan menhafalkannya. Lima menit
kemudian Pak Suparmin menghapus tulisan di papan tulis dan meminta Indahk-Indahk secara
bergiliran menyebutkan apa yang dimaksud dengan hutan homogen dan hutan heterogen.
Ternyata tidak ada Indahk yang mampu menyebutkan definisi itu dengan benar, bahkan
mengucapkan kata homogen dan heterogenpun masih susah.

Pak Suparmin berusaha sabar dan meminta Indahk-Indahk membaca berulang-ulang


catatan mereka, sehingga pada pelajaran yang akan datang Indahk-Indahk sudah hafal definisi
tersebut. Pelajaran IPS dilanjutkan dengan meminta Indahk-Indahk secara bergilir membaca
manfaat hutan dari buku pelajaran IPS sampai waktu istirahat tiba.

Pertanyaan:

1. Sebutkan 3 (tiga) penyebab Indahk-Indahk tidak dapat menghafalkan definisi hutan homogen
dan hutan heterogen.
2. Sebutkan 3 (tiga) upaya yang dapat anda lakukan agar pembelajaran IPS menjadi lebih
bermakna. Beri alasannya mengapa upaya tersebut akan mampu membuat pelajaran IPS lebih
bermakna.
3. Jika anda menjadi Bapak Suparmin, bagaimIndah cara anda mengajarkan topik hutan
homogen dan hutan heterogen melalui pemanfaatan lingkungan sebagai media belajar?
susunlah suatu rencIndah perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). RencIndah
tersebut mencakup (1) Identifikasi Masalah, (2) Indahlisis Masalah, (3) Rumusan Masalah,
(4) Tujuan Perbaikan, dan (5) Langkah Perbaikan. Untuk langkah perbaikannya, kembangkan
prosedur pembelajaran yang akan ditempuh (kegiatan awal, inti, penutup). Beri alasan
mengapa langkah perbaikan dibuat seperti itu.
Alternatif Jawaban:

1. Tiga penyebab Indahk-Indahk tidak dapat menhafal definisi hutan homogen dan hutan
heterogen.

1. Karena lemahnya penguasaan Indahk terhadap Bahasa Indonesia.

2. Siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam penemuan informasi (dalam hal ini definisi)
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami gagasan dan informasi yang baru.
3. Dalam proses pembelajaran, guru kurang memperhaBillan aspek perkembangan kognitif
siswa.
2. Tiga upaya yang dapat dilakukan agar pembelajaran IPS lebih bermakna, berikut
alasannya:

1. Memilih pendekatan atau model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang
diajarkan serta situasi dan kondisi saat ini. Materi tertentu memerlukan pendekatan yang
tertentu pula, karena pendekatan merupakan bagian integral dari proses pencapaian tujuan.
Untuk kasus diatas pendekatan yang paling cocok adalah pendekatan lingkungan, karena
situasi saat itu dan kondisi lingkungan sekolah sangat kondusif untuk dijadikan sumber dan
alat bantu belajar.
2. Model pembelajaran yang diambil harus sesuai dengan karakteristik siswa SD. Menurut
Robert J. Havighurt, Indahk usia SD memiliki karakteristik senang bermain, senang bergerak,
senang bekerja dalam kelompok dan senang melakukan atau melaksIndahkan dan meragakan
sesutu secara langsung. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus mampu
merencIndahkan model pembelajaran yang memungkinkan adanya : Unsur permainan,
Indahk berpindah atau bergerak, Indahk bekerja atau belajar dalam kelompok dan Indahk
terlibat aktif dalam pembelajaran dan penemuan informasi.
3. Pembelajaran yang dilakukan harus sesuai dengan tahap perkembangan kognitif
siswa. Menurut Piaget, Indahk SD berada pada tahap perkembangan operasional konkret.
Pada Indahk usia ini, pembelajaran akan mudah dipahami jika dikemas secara konkret (dapat
dilihat dan diraba).
4. Jika pembelajaran yang dilakukan mampu menghubungkan persepsi awal siswa dengan
informasi baru yang akan dipelajari. Menurut David Ausubel pembelajaran akan bermakna
jika peserta didik mampu menghubungkan informasi atau materi pelajaran baru dengan
konsep-konsep atau hal lainnya yang telah ada dalam struktur kognitifnya.
3. RencIndah Perbaikan Pembelajaran

a. Identifikasi Masalah

Masalah yang teridentifikasi pada kasus diatas adalah:

1) Respon siswa terhadap pertanyaan yang diajukan guru sangat rendah.

2) Siswa sulit menghafal definisi atau memahami konsep yang diajarkan.


3) Kemampuan siswa dalam berbicara Bahasa Indonesia Rendah.

b. Indahlisis Masalah

Dari hasil Indahlisis yang dilakukan terhadap pembelajaran yang dilakukan Bapak Suparmin,
diduga yang menjadi faktor penyebab sehingga muncul masalah diatas adalah:

1. Guru kurang menguasai kompetensi keterampilan bertanya, akibatnya guru tidak mampu
mengembangkan model dialog yang efektif, aktif dan kreatif sehingga ia terpaksa menjawab
pertanyaannya sendiri.

2. Model pembelajaran yang dilakukan guru kurang memperhaBillan aspek perkembangan


kognitif dan karakteristik siswa.

3. Guru tidak mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses penemuan konsep (definisi)

4. Guru tidak mampu memanfaatkan sumber belajar yang tersedia.

5. Guru kurang mampu menciptakan situasi belajar yang dapat mendorong berkembangnya
kemampuan berbahasa.

c. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil Indahlisis diatas, masalah yang menjadi fokus perbaikan dapat dirumuskan
sebagai berikut:

1. Bentuk pertanyaan bagaimIndah yang dapat mendorong siswa untuk merespon pertanyaan
yang diajukkan guru.

2. Model pembelajaran yang bagaimIndah yang dapat membantu siswa mempermudah


menghafal dan memahami definisi atau konsep yang dipelajari.

3. Proses pembelajaran yang bagaimIndah dapat membantu menumbuh kembangkan


kemampuan berbahasa siswa.

d. Perbaikan

1) Siswa mampu merespon setiap pertanyaan yang diajukkan guru

2) Siswa mampu menghafal definisi atau memahami konsep yang diajarkan

3) Kemampuan berbahasa siswa bertambah/meningkat

e. Langkah Perbaikan

Pendekatan yang digunakan : Pendekatan lingkungan


Metode yang digunakan : Ceramah, observasi, tanya jawab dan diskusi

1) Sebelum pembelajaran berlangsung guru harus sudah menyiapkan lembar kerja yang
berisi beberapa pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berfikir logis, sistematis dan
kritis, diantaranya:

1. Apa persamaan dan perbedaan antara hutan pinus yang ada di sebelah utara sekolah kita
dengan hutan belantara yang ada di sebelah barat sekolah kita.

2. Dari ciri-ciri yang kalian temukan dari kedua jenis hutan tersebut mIndahkah yang
merupakan hutan homogen dan mIndahkah yang merupakan hutan heterogen.

3. Selanjutnya coba kalian definisikan apa yang dimaksud dengan hutan homogen dan hutan
heterogen.

2) Kegiatan Awal

a) Menyampaikan salam dan menanyakan keadaan siswa

b) Melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

1. BagaimIndah cara Indahk-Indahk pergi ke sekolah?

2. Sumber daya alam apa yang diperlukan oleh mobil agar bisa berjalan?

3. Coba sebutkan jenis-jenis sumber daya alam yang kita bahas minggu lalu?

4. Siapa yang pernah melihat hutan? Apa saja yang ada di hutan?

c) menyampaikan tujuan (kompetensi khusus) dan alternatif pembelajaran yang akan ditempuh

3) Kegiatan Inti

a) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil, dan kepada masing-masing kelompok
diberikan lembar kerja yang berisi pertanyaan diatas

b) Guru memberikan penjelasan sikap tentang tugas yang akan diselesaikan melalui
mekanisme kerja kelompok.

c) Selanjutnya guru membimbing siswa keluar kelas menuju lokasi yang telah ditentukan.
Sejalan dengan ini guru bisa mengajak siswa sambil menyanyikan lagu misalnya "Naik-naik
ke puncak gunung?"

Karena setiap pertanyaan harus dijawab melalui proses belajar aktif yang melibatkan siswa
untuk berfikir kreatif, siswa dibimbing untuk mengamati peristiwa yang terjadi,mencari
keterangan menganilis data, mensintesis dan membuat kesimpulan. Mengajar adalah
membina siswa bagaimIndah belajar, berfikir, dan bagaimIndah mencari informasi sehingga
pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dapat menciptakan
suasIndah belajar secara aktif dan kreatif serta mengembangkan kemampuan berfikir. Jadi
posisi guru berada diantara siswa dengan sumber belajar dan berperan sebagai motivator dan
fasilitator untuk ini:

d) Bawalah siswa ke lokasi yang memungkinkan mereka dapat mengamati kedua jenis hutan
tersebut (dalam hal ini tidak perlu mengajak mereka ke dalam hutan)

e) Masing-masing kelompok dibimbing untuk mengamati dan mencari jawaban dari


pertanyaan yang diajukan guru dalam LKS:

- Siswa diajak untuk memperhaBillan kedua jenis hutan tersebut

- Beberapa siswa diminta untuk menyebutkan apa yang dilihatnya

- Guru memperkenalkan istilah homogen dan heterogen, bahwa hutan pinus


merupakan hutan homogen dan hutan belantara merupakan hutan heterogen.

- Dalam kelompoknya siswa diminta menyimpulkan apa yang disebut hutan homogen dan
hutan heterogen.

f) Siswa kembali ke dalam kelas, dan masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk
melaporkan hasil pengamatan (merupakan salah satu cara untuk memupuk kemampuan
berbahasa siswa). Siswa dari kelompok lain diberi kesempatan untuk menyanggah atau
bertanya (untuk mengembangkan kemampuan berbahasa siswa)

g) Guru memajang gambar hutan lebat, hutan yang mulai gundul, dan gambar orang yang
sedang menebang kayu di hutan.

h) Siswa diminta mengawasi gambar dan menceritakan apa yang dilihat pada gambar.

i) Berdasarkan pada jawaban siswa, guru menjelaskan manfaat hutan bagi kehidupan. Siswa
dilibatkan penuh melalui tanya jawab, sehingga guru hanya memantapkan jawaban siswa.

4. Kegiatan akhir

1. Melalui tanya jawab, guru mengajak siswa merangkum jenis dan manfaat hutan bagi
kehidupan.

2. Guru memberikan latihan tertulis, dengan menuliskan pertanyaan di papan tulis. Siswa
menjawab di buku latihan.

3. Siswa memeriksa latihan secara silang, setelah secara bersama-sama menentukan jawaban
yang benar.

4. Melakukan umpan balik dan tindak lanjut.


F. Alasan mengapa langkah perbaikan dibuat seperti itu:

1. Pembelajaran sesuai dengan perkembangan kognitif Indahk SD. Menurut Piaget, Indahk SD
pada umumnya berada pada tahap perkembangan operasional konkret. Mereka akan lebih
cepat menyerap informasi jika informasi dikemas secara konkret.
2. Pembelajaran sesuai dengan karakteristik Indahk SD. Menurut Robert J. Havighurt, Indahk
SD memiliki 4 karakteristik yaitu senang bermain, bergerak, belajar dan bekerja dalam
kelompok dan senang melaksIndahkan atau melakukan atau meragakan susuatu secara
langsung. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model
pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya, Indahk berpindah
dan bergerak, Indahk bekerja dalam kelompok dan terlibat langsung dalam pembelajaran.
3. Sesuai dengan teori belajar dari David Ausubel. Pembelajaran akan bermakna jika peserta
didik mampu menghubungkan informasi atau materi pelajaran baru dengan konsep-konsep
atau hal lainnya yang telah ada dalam struktur kognitifnya.
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)

Bu Indah sedang mengajar pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas II. Dengan KD


melaksIndahkan hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong di rumah dan di sekolah. Pada
pertemuan kali ini Bu Indah akan menjelaskan pentingnya melaksIndahkan hidup rukun di sekolah.
Awal pelajaran dimulai dengan berdoa, presensi, dan salam. Bu Indah menyampaikan kepada
siswa kompetensi dasar yang akan dicapai pada pertemuan kali ini. Sebelum pembelajaran, Bu Indah
menunjukkan gambar-gambar berwarna berukuran sedang tentang kegiatan seorang Indahk yang
menunjukkan hidup rukun di sekolah. Siswa tertarik dengan gambar-gambar tersebut. Mereka
berlarian dan berebutan ke depan kelas untuk melihat gambar yang ditunjukkan Bu Indah.
Hal ini tentu saja membuat Bu Indah marah dan menyuruh siswa untuk kembali ke tempat duduk
masing-masing. Setelah siswa tenang, Bu Indah menjelaskan maksud dari setiap gambar sambil
memberikan contoh-contoh perilaku siswa kelas II yang selama ini tidak sesuai dengan gambar. Bu
Indah menjelaskan bahwa perilaku yang tidak rukun kepada sesama teman di sekolah adalah salah,
dan siswa haruslah merubah sikapnya.
Setelah penjelasan Bu Indah secara panjang lebar tentang hidup rukun di sekolah , siswa
diminta mengerjakan soal-soal latihan yang ditulis guru di papan tulis. Siswa mulai bekerja.

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!


1. arti gotong royong adalah ....
2. kebersihan kelas adalah tanggung jawab ....
3. kebiasaan yang dilakukan Indahk Indahk sebelum bel tanda masuk berbunyi adalah ....
4. keuntungan yang diambil dari kegiatan secara gotong royong adalah ....
5. jika ada teman yang tidak memiliki pensil maka kita harus ....

Setelah seluruh siswa selesai mengerjakan soal, Bu Indah membahas jawabannya satu per
satu. Siswa yang jawabannya salah, diberi kesempatan untuk bertanya dan melakukan pembetulan.
Ketika bel istirahat berbunyi, bu Indah mengakhiri pembelajaran dan memberi siswa PR 5 buah
soal yang ada di buku paket.

IDENTIFIKASI INFORMASI KUNCI:


1. Pembelajaran PKn tentang hidup rukun di sekolah.
2. Media yang digunakan berupa gambar.
3. Metode yang digunakan metode ceramah dan penugasan.
4. Pengelolaan kelas, siswa bekerja secara individu.

PERMASALAHAN YANG MUNCUL:


1. Pada saat guru menunjukkan gambar siswa berebutan ke depan kelas.
2. Guru menjelaskan materi tanpa meminta pendapat siswa.
3. Siswa merasa disalahkan oleh guru atas perilakunya selama ini.
4. Guru memberikan materi yang bersifat teori saja tanpa adanya penerapan.
5. Soal yang diberikan guru hanya soal kognitif saja.
INDAHLISIS PENYEBAB MASALAH:
1. Siswa berebutan ke depan kelas karena gambar yang digunakan tidak begitu besar.
2. Guru berharap materi yang akan disampaikan segera dipahami siswa sehingga tanpa sadar guru
berceramah seorang diri.
3. Siswa kelas II masih dalam tahap bermain dan masih egois, sehingga guru berusaha mengubah sikap
siswa dalam waktu singkat.
4. Guru beranggapan bahwa soal-soal ujian yang diberikan pemerintah selama ini hanya segi kognitif
saja, sehingga guru mengesampingkan segi afektif dan psikomotorik.

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH:

1. Guru seharusnya menggunakan gambar berukuran besar, atau mengganti media


dengan menggunakan lingkungan kelas sebagai sumber belajarnya, mengingat materi yang
sedang diajarkan masalah kerukunan di sekolah.
2. Guru seharusnya tidak secara langsung menjelaskan materi kepada siswa,
melainkan memancing siswa untuk berfikir dengan memberikan contoh-contoh nyata dalam
kehidupan siswa sehari-hari.
3. Guru seharusnya memahami sifat siswa kelas II yang masih dalam masa bermain
dan egois, sehingga perlu dengan sabar memberikan nasihat dan contoh-contoh dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Biarkan siswa yang menilai, perbuatan itu benar atau salah.
4. Guru seharusnya memberikan bobot yang seimbang antara soal kognitif, afektif, dan
psikomotorik, mengingat pelajaran PKn lebih banyak mempelajari tentang penerapan perilaku
kehidupan sehari-hari. Siswa perlu mengerti dan berlatih tingkah laku yang baik serta benar-
benar melaksIndahkannya.

Anda mungkin juga menyukai