Anda di halaman 1dari 16

TUGAS AKHIR PROGRAM (TAP)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


(KODE MATA KULIAH - PDGK 4500)

Pak Sartono mengajar di kelas 6 SD Terbuka. Suatu pagi, Pak Sartono


masuk kelas dengan membawa sebuah globe. Perhatian anak-anak
tertuju kepada globe tersebut, namun Pak Sartono hanya meletakkan
globe itu di depan kelas.

Sesudah beliau ucapkan salam dan menanyakan siapa yang tidak hadir,
Pak Sartono sampaikan bahwa hari ini, dalam pelajaran IPA akan
dibahas mengenai tata surya dengan topik terjadinya siang dan
malam. Disampaikan olehnya pada akhir pembelajaran nanti, anak-
anak diharapkan dapat menjelaskan tentang terjadinya siang dan
malam. Tanpa memberi kesempatan bertanya, Pak Sartono melanjutkan
pertanyaan.

Sambil berdiri di depan kelas, Pak Sartono menjelaskan terjadinya siang


dan malam. Anak-anak melihat ke Pak Sartono dengan muka penuh
tanda tanya. Dengan lancar Pak Sartono menjelaskan bahwa siang dan
matam teoadi karena bumi berputar pada porosnya sendiri. Anak-anak
kelihatan mulai bosan, mereka seperti masih menunggu Pak Sartono
menggunakan globe yang dipajang di depan kelas, namun sampai
penjelasan berakhir, globe itu tidak pemah disentuh.

Setelah penjelasan selesai, Pak Sartono memberi kesempatan kepada


anak-anak untuk bertanya. Namun, tidak ada yang bertanya. Pak
Sartono kemudian meminta anak-anak mengeluarkan buku latihan, dan
mengerjakan soal yang terdiri dari 10 pertanyaan yang ditulis di papan
tulis.

Ketika anak-anak bekerja, Pak Sartono keluar kelas. Anak-anak


kelihatan bingung karena tidak mengerti bagaimana harus menjawab
soal tersebut. Mereka akhimya membuka buku IPA dan mencoba
mencari jawabannya di sana. Namun, banyak anak yang malas
membaca sehingga mereka sama sekali tidak menjawab.

Ketika Pak Sartono masuk kelas dan bertanya apakah anak-anak sudah
selesai mengerjakan soal tersebut, beliau menjadi marah karena
temyata hanya 5 orang dari 30 orang anak yang selesai mengerjakan
soal tersebut. Anak yang lima orang tersebut hanya menyalin dari buku
IPA, tanpa meyakini apakah jawabannya benar atau salah, sedangkan
anak-anak yang lain mengatakan tidak bisa menjawab pertanyaan
tersebut karena tidak mengerti.

Pak Sartono terdiam, ia sangat marah dan kecewa, tetapi mencoba


menahan amarahnya. Beliau meminta anak-anak beristirahat. Pak
Sartono tinggal sendiri di dalam kelas. Ia mencoba mengingat apa yang
terjadi di kelasnya.

Pertanyaan :

1. ldentifikasi empat peristiwa penting yang terjadi dalam kasus


pembelajaran yang dikelola oleh Pak Sartono, yang dapat
mengakibatkan timbulnya masalah.
2. Jika Anda yang menjadi Pak Sartono, bagaimana cara Anda mengatasi
masalah gagalnya anak-anak menjawab pertanyaan Pak Sartono?
Susunlah satu rencana perbaikan melalui penelitian tindakan kelas
(PTK). Rencana tersebut mencakup :

a. Identikasi masalah
b. Analisis Masalah (maksimal 4 butir).
c. Rumusan Masalah
d. Tujuan Perbaikan.
e. Langkah-langkah perbaikan
f. Untuk langkah-langkah perbaikan, kembangkan prosedur
pembelajaran yang ditempuh yang meliputi kegialan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup.

Rambu Jawaban
1. Peristiwa penting yang dapat mengakibatkan timbulnya masalah.
1) Pada awal pelajaran tidak ada tanya jawab tentang topik yang akan
dibahas.
2) Topik yang akan dibahas tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-
hari.
3) Tidak menggunakan alat peraga misalnya globe, ketika menjelaskan
hanya dipajang saja.
4) Tldak memberi contoh atau ilustrasi.
5) Tidak memeriksa pemahaman siswa setelah menjelaskan.
6) Tidak memberikan petunjuk yang jelas ketika siswa diberi latihan
7) Tldak melakukan pengelolaan kelas mlsalnya melakukan supervisi
saat siswa mengerjakan latihan
2. Rencana Perbalkan

ldentifikasi Masalah :
a. Pembelajaran Pak Sartono kurang berhasil
b. Hanya 5 dari 30 anak yang selesai mengeriakan soal, sisanya
mengatakan tidak dapat menjawab soal tersebut.

Analisis Masalah
a. Guru tidak menggunakan alat peraga
b. Penjelasan terlampau abstrak
c. Tidak ada tanya jawab, baik pada kegiatan awal, maupun kegiatan
inti
d. Siswa hanya menjadi pendengar pasif
e. Topik tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
f. Tidak memeriksa pemahaman siswa
g. Tldak memberikan petunjuk sebelum siswa berlatih
h. Tidak memantau kegiatan yang dilakukan siswa ketika berlatih

Rumusan Masalah
Bagaimana cara meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik tata
surya datam hal ini terjadinya siang dan matam melalui :
a. Penggunaan alat peraga, atau
b. Diskusi kelompok, atau
c. Metode demonstrasi, atau
d. Eksperimen

Tujuan Perbaikan
Meningkalkan kinerja guru sehingga meningkatkan pemahaman siswa
terhadap topik tata surya melalui :
a. Penggunaan alat peraga, atau
b. Diskusi kelompok, atau
c. Metode demonstrasi, atau
d. Eksperimen
Langkah Kegiatan Perbaikan
Kegiatan Awal :
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan
c. Apersepsi : mengajukan pertanyaan, mengaitkan materi dengan
pelajaran sebelumnya atau pengalaman siswa sehari-hari
d. Memberikan pre-test

Kegiatan Inti :
a. Dengan bantuan anak, guru mendemonstrasikan terjadinya siang
dan malam dengan menggunakan globe dan lampu senter.
b. Selama peragaan, guru melakukan tanya jawab (untuk
mengonkretkan terjadinya siang dan malam, serta mengaktifkan anak)

Atau

a. Guru membagi siswa dalam kelompok dan menjelaskan yang harus


dilaksanakan.
b. Secara berkelompok, anak-anak memperagakan terjadinya siang
dan malam dengan menggunakan bola dan lampu senter yang dibawa
oleh masing-masing kelompok (untuk memantapkan pemahaman siswa,
atau melatih kerja sama.
c. Setiap kelompok memberi laporan tentang hasil kerja kelompoknya
(untuk berbagi pengalaman dengan kelompok lain)

Kegiatan Penutup :
a. Memberikan tes tertulis dan membahas hasil tes dan memberikan
balikan, atau
b. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah
dibahas, atau
c. Siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman materi yang
telah dibahas.

Nah, bagi anda yang memerlukan format doc dokumen .pdf nya silahkan
anda klik disini

2. Soal TAP UT PGSD Kasus Ibu Pratiwi


Untuk soal yang kedua ini, mengenai contoh kasus pembelajaran di
kelas yang dialami oleh seorang guru yang bernama Ibu Pratiwi.
Silahkan simak soal nya baik-baik dan cermati cara menjawab dalam
membantu menyelesaikan permasalahan yang sedang dialami oleh ibu
Pratiwi.

Soal TAP - Tugas Akhir Program


Kasus Ibu Pratiwi
Topik: model pembelajaran terpadu

TUGAS AKHIR PROGRAM (TAP)


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
(KODE MATA KULIAH - PDGK 4500)

Soal:
Ibu Pratiwi mengajar di kelas satu SD. Suatu hari, Ibu Pratiwi
membacakan sebuah cerita. Anak-anak mendengarkan dengan
sungguh-sungguh. Setelah selesai membacakan cerita tersebut, Bu
Pratiwi bertanya kepada anak-anak.
Bu Pratiwi: “Siapa nama anak yang pintar dalam cerita tadi?”

Anak-anak menjawab serentak: “Dewi”.

Bu Pratiwi: “ Bagus sekali anak-anak, sekarang coba tulis nama Dewi di


buku masing-masing”.

Semua anak segera menulis. Bu Pratiwi berkeliling mengamati anak-


anak menulis. Setelah semua anak kelihatan selesai menulis, Bu Pratiwi
meminta seorang anak maju ke depan untuk menuliskan kata dewi di
papan tulis.

Bu Pratiwi: “Siapa yang tulisannya sama dengan yang di papan tulis?”

Semua anak mengangkat tangan. Bu Pratiwi melanjutkan pertanyaan.

Bu Pratiwi: “Dewi tinggal di mana anak-anak? Yang menjawab, angkat


tangan”

Semua anak mengangkat tangan. Bu Dewi menunjuk seorang anak.

Tika: “Di desa, Bu”.

Dari jawaban ini, Bu Pratiwi mengajak anak-anak bercerita tentang jenis-


jenis tumbuhan yang ada di desa, tentang sawah, tentang penerangan
yang digunakan orang-orang di desa, tentang jual beli di pasar desa,
dan tentang sungai yang airnya sangat jernih dengan ikan-ikan yang
berenang hilir mudik. Cerita itu menjadi menarik karena Bu Pratiwi juga
membawa gambar-gambar yan menarik tentang desa, yang dipajangnya
di papan tulis.

Pertanyaan:
Dilihat dari topik-topik yang dicakup dalam pembelajaran di atas, model
pembelajaran apa yang diterapkan oleh Bu Pratiwi? Jelaskan secara
singkat 3 (tiga) karakteristik model pembelajaran tersebut.

Apakah model pembelajaran tersebut sesuai untuk anak kelas I?


Dukung jawaban Anda dengan 3 (tiga) alasan yang terkait dengan
perkembangan anak dan teori belajar.

Jawaban Soal TAP S1 PGSD UT

CONTOH JAWABAN:
1. Model pembelajaran yang diterapkan oleh Bu Pratiwi adalah model
pembelajaran terpadu. Adapun 3 (tiga) karakteristik model pembelajaran
terpadu adalah sebagai berikut:
Berpusat pada siswa (student centered). Pada dasarnya pembelajaran
terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan
keleluasaan kepada siswa baik secara individu maupun secara
kelompok. Siswa aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta
prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai
dengan tingkat perkembangan mereka.
Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam
aspek yang membentuk semacam jalinan antarskemata yang dimiliki
oleh siswa, sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi
yang dipelajari siswa. Hasil nyata yang didapat dari segala konsep yang
diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang
dipelajari, dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna.
Dengan ini, dapat diharapkan kemampuan siswa untuk menerapkan
perolehan belajaranya pada pemecahan masalah-masalah nyata dalam
kehidupannya.

Belajar melaui proses pengalaman langsung. Pada pembelajaran


terpadu siswa diprogramkan untuk terlibat secara langsung pada konsep
dan prinsip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan
melakukan kegiatan secara langsung, sehingga siswa akan memahami
hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami,
bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak
sebagai fasilitator yang membimbing ke arah tujuan yang ingin dicapai.
Sedangkan siswa, berperan sebagaipencari fakta dan informasi untuk
mengembangkan pengetahuannya
Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata. Pada pembelajaran
terpadu dikembangkan pendekatan penemuan terbimbing (discovery
inquiry) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan mempertimbangkan minat
dan kemampuan siswa sehingga memungkinkan siswa untuk terus-
menerus termotivasi untuk belajar.
Sarat dengan muatan keterkaitan. Pembelajaran terpadu memusatkan
perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa
dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandangnya
yang terkotak-kotak sehingga memungkinkan siswa untuk memahami
suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya
nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi dan
menghadapi kejadian yang ada.
Bersifat fleksibel. Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel),
dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan
kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa
berada.

2. Ya, model pembelajaran terpadu sesuai untuk anak kelas 1 SD,


karena 3 alasan berikut:
Sesuai dengan cara belajar anak. Anak yang duduk di kelas awal SD
dalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini
merupakan masa perkembangan yang sangat penting dan sering
disebut periode emas (the golden years). Siswa pada usia seperti anak
kelas 1 SD masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan, satu
keterpaduan (berpikir holistik) dan memahami hubungan antar konsep
secara sederhana. Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak
memiliki struktur kognitif yang disebut schemata, yaitu sistem konsep
yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang
ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut
berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan
konsep yang sudah ada dalam pikirannya) dan proses akomodasi
(proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan
objek). Belajar dimaknai sebagai proses interaksi anak dengan
lingkungannya.

Sesuai dengan tahap perkembangan intelektual anak yang berada pada


tahap operasi konkret. Anak-anak belajar dari hal-hal konkret, yakni
yang dapat dilihat, dapat didengar, dapat diraba, dapat dirasa, dan
dapat dibaui. Proses pembelajaran masih bergantung pada objek-objek
konkret dan pengalaman yang dialami mereka secara langsung, di
mana hal ini sesuai dengan falsafah belajar bermakna (meaningful
learning). Pembelajaran terpadu mengakomodasi kebutuhan anak untuk
belajar dari hal-hal yang konkret sebagaimana yang telah dilakukan oleh
Ibu Pratiwi. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya
informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam
struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar menghasilkan
pemahaman yang utuh sehingga konsep yang telah dipelajari akan
dipahami dengan baik dan tak mudah dilupakan.

Saat proses belajar melalui pembelajaran terpadu, setiap anak,


termasuk anak kelas 1 SD, tidak sekedar menghafal konsep-konsep
atau fakta-fakta belaka, tetapi juga berupa kegiatan menghubungkan
konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang lebih utuh. Ini
juga sejalan dengan falsafah konstruktivisme yang menyatakan bahwa
anak mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek,
fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat
ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak.

Untuk mendapatkan doc dokumen format .pdf nya silahkan Bapak/Ibu


klik disini

3. Soal TAP UT PGSD Kasus Pak Purwadi dan Ibu Lince


Untuk soal yang ketiga ini, tentang permasalahan pembelajaran yang di
lakukan oleh Pak Sartono pada Mata Pelajaran Matematika (Pecahan)
dan Tematik.

Soal TAP - Tugas Akhir Program


Kasus Pak Purwadi dan Ibu Lince
Mapel: Matematika (Pecahan) dan Tematik

TUGAS AKHIR PROGRAM (TAP)


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
(KODE MATA KULIAH - PDGK 4500)

Penting!
Kerjakanlah soal ujian ini dengan jujur, jika terbukti melakukan
kecurangan/contek-mencontek selama ujian, Anda akan dikenai sanksi
akademis berupa pengurangan nilai atau tidak diluluskan (diberi nilai E).
Apabila terbukti menggunakan JOKI pada saat ujian, semua mata kuliah
yang ditempuh akan diberi nilai E.

Baca dengan cermat kasus-kasus berikut ini, kemudian jawab


pertanyaan yang mengikutinya.

Kasus A
Pak Purwadi adalah seorang guru kelas 4 di sebuah SD yang terletak di
daerah pegunungan. Dalam mata pelajaran matematika tentang
pecahan, Pak Purwadi menjelaskan cara menjumlahkan pecahan
dengan memberi contoh di papan tulis. Salah satu penjelasannya
adalah sebagai berikut:
Pak Purwadi:
"Perhatikan anak-anak, kalau kita menjumlahkan pecahan, penyebutnya
harus disamakan terlebih dahulu, kemudian pembilangnya dijumlahkan.
Perhatikan contoh berikut: 1/2 + 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4. Perhatikan lagi
contoh ini: 1/2 + 1/3 = 3/6 + 2/6 = 5/6. Jadi yang dijumlahnya adalah
pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Mengerti anak-anak?"

Anak-anak diam, mungkin mereka bingung.

Pak Purwadi:
Pasti sudah jelas, kan. Nah sekarang coba kerjakan soal-soal ini."
Pak Purwadi menulis 5 soal di papan tulis dan anak-anak mengeluarkan
buku latihan. Secara berangsur-angsur mereka mulai mengerjakan soal,
namun sebagian besar anak ribut karena tidak tahu bagaimana cara
mengerjakannya. Hanya beberapa anak yang tampak mengerjakan
soal, yang lain hanya menulis soal, dan ada pula yang bertengkar
dengan temannya. Selama anak-anak bekerja Pak Purwadi duduk di
depan kelas sambil membaca.

Setelah selesai, anak-anak diminta saling bertukar hasil pekerjaannya.


Pak Purwadi meminta seorang anak menuliskan jawabannya di papan
tulis. Tetapi karena jawaban itu salah, Pak Purwadi lalu menuliskan
semua jawaban di papan tulis. Kemudian anak-anak diminta memeriksa
pekerjaan temannya, dan mencocokkan dengan jawaban di papan tulis.
Alangkah kecewanya Pak Purwadi ketika mengetahui bahwa dari 30
anak, hanya seorang yang benar semua, sedangkan seorang lagi benar
3 soal, dan yang lainnya salah semua.

Pertanyaan Kasus A
Identifikasi 3 kelemahan pembelajaran yang dilakukan Pak Purwadi
dalam kasus di atas. Berikan alasan mengapa itu anda anggap sebagai
kelemahan. (skor 6).
Jika anda yang menjadi Pak Purwadi, jelaskan langkah-langkah
pembelajaran yang akan anda tempuh untuk mengajarkan pecahan
dengan penyebut yang berbeda. Beri alasan mengapa langkah-langkah
itu yang anda tempuh. (skor 15)

Kasus B (Contoh Soal TAP S1 PGSD UT - Universitas Terbuka


Program Pendas)
Bu Lince mengajar di kelas 1 SD Sekarharum yang terletak di ibukota
sebuah kecamatan. Suatu hari Bu Lince mengajak anak-anak
berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran yang banyak dijual di
pasar. Anak-anak diminta menyebutkan sayur yang paling disukainya
dan menuliskannya di buku masing-masing. Anak-anak kelihatan
gembira dan berlomba menyebutkan dan menuliskan sayur yang
disukainya. Pada akhir perbincangan Bu Lince meminta seorang anak
menuliskan nama sayur yang sudah disebutkan, sedangkan anak-anak
lain mencocokkan pekerjaannya dengan tulisan di papan.

Setelah selesai anak-anak diminta membuat kalimat dengan


menggunakan kata-kata yang ditulis di papan tulis.
Bu Lince:
"Anak-anak, lihat kata-kata ini. Ini nama sayur-sayuran. Baca baik-baik,
buat kalimat dengan kata-kata itu ya."
Anak-ank menjawab serentak:
"Ya, Bu."

Kemudian Bu Lince pergi ke mejanya dan memperhatikan apa yang


dilakukan anak-anak. Karena tak seorangpun yang mulai bekerja, Bu
Lince kelihatan tidak sabar.

"Cepat bekerja, dan angkat tangan jika sudah punya kalimat." kata Bu
Lince dengan suara keras. Anak-anak kelihatan bingung, namun Bu
Lince diam saja dan tetap duduk di kursinya. Perhatian anak-anak
menjadi berkurang, bahkan ada yang mulai mengantuk, dan sebagian
mulai bermain-main. Mendengar suara gaduh, Bu Lince dengan keras
menyuruh anak-anak diam dan menunjuk seorang anak untuk
membacakan kalimatnya. Anak yang ditunjuk diam karena tidak punya
kalimat yang akan dibacakan. Bu Lince memanggil kembali dengan
suara keras agar semua anak membuat kalimat.

Pertanyaan Kasus B
Bandingkan suasana kelas yang diuraikan pada paragraf 1 dan paragraf
selanjutnya, ditinjau dari segi guru, murid, dan kegiatan (skor 6).
Pendekatan pembelajaran mana yang sebaiknya diterapkan oleh Bu
Lince ketika mengajar tentang sayur-sayuran untuk anak-anak kelas 1?
Berikan alasan, mengapa pendekatan tersebut yang anda anggap
sesuai. (skor 3).
Kembangkan topik sayur-sayuran yang akan anda sajikan dengan
pendekatan yang anda sebut pada nomor 2 (skor 5)

Demikian salah satu contoh soal TAP S1 PGSD UT (Universitas


Terbuka) untuk Program Pendas atau pendidikan dasar dari blog
penelitian tindakan kelas. Pada tulisan berikutnya kami akan
memberikan bagaimana contoh jawaban untuk kedua kasus
pembelajaran di atas. Sampai jumpa.

Contoh Jawaban Soal TAP S1 PGSD Universitas Terbuka


Seperti janji blog penelitian tindakan kelas pada tulisan sebelumnya
yang menampilkan contoh soal TAP (Tugas Akhir Program) untuk
mahasiswa FKIP UT (Universitas Terbuka) program Pendas (Pendidikan
Dasar), maka tulisan kali ini memuat contoh jawaban dari soal tersebut.
Untuk menyegarkan kembali ingatan anda: SOAL TAP S1 PGSD UT
dapat anda baca di sini.

Baik berikut contoh jawaban dari soal tersebut:


==========

JAWABAN SOAL TAP S1 PGSD -UT KASUS A (Pak Purwadi)


1. Tiga (3) kelemahan pembelajaran Pak Purwadi adalah:

Pak Purwadi tidak menjelaskan bagaimana menyelesaikan soal secara


bertahap, misalnya pada kasus tersebut tampak Pak Purwadi sama
sekali tidak menjelaskan bagaimana caranya untuk menyamakan
penyebut bilangan pecahan. Penjelasannya terlalu singkat sehingga
tidak jelas. Padahal penjelasan yang runtut, jelas dan logis selangkah
demi selangkah diperlukan untuk membuat siswa mudah memahami
penjumlahan pecahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai