Anda di halaman 1dari 13

Soal TAP - Tugas Akhir Program

Kasus Bapak Sartono


Mata Pelajaran: IPA - TATA SURYA

TUGAS AKHIR PROGRAM (TAP)


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
(KODE MATA KULIAH - PDGK 4500)

Pak Sartono mengajar di kelas 6 SD Terbuka. Suatu pagi, Pak Sartono masuk kelas
dengan membawa sebuah globe. Perhatian anak-anak tertuju kepada globe
tersebut, namun Pak Sartono hanya meletakkan globe itu di depan kelas.

Sesudah beliau ucapkan salam dan menanyakan siapa yang tidak hadir, Pak
Sartono sampaikan bahwa hari ini, dalam pelajaran IPA akan dibahas mengenai tata
surya dengan topik terjadinya siang dan malam. Disampaikan olehnya pada akhir
pembelajaran nanti, anak-anak diharapkan dapat menjelaskan tentang terjadinya
siang dan malam. Tanpa memberi kesempatan bertanya, Pak Sartono melanjutkan
pertanyaan.

Sambil berdiri di depan kelas, Pak Sartono menjelaskan terjadinya siang dan malam.
Anak-anak melihat ke Pak Sartono dengan muka penuh tanda tanya. Dengan lancar
Pak Sartono menjelaskan bahwa siang dan matam teoadi karena bumi berputar
pada porosnya sendiri. Anak-anak kelihatan mulai bosan, mereka seperti masih
menunggu Pak Sartono menggunakan globe yang dipajang di depan kelas, namun
sampai penjelasan berakhir, globe itu tidak pemah disentuh.

Setelah penjelasan selesai, Pak Sartono memberi kesempatan kepada anak-anak


untuk bertanya. Namun, tidak ada yang bertanya. Pak Sartono kemudian meminta
anak-anak mengeluarkan buku latihan, dan mengerjakan soal yang terdiri dari 10
pertanyaan yang ditulis di papan tulis.

Ketika anak-anak bekerja, Pak Sartono keluar kelas. Anak-anak kelihatan bingung
karena tidak mengerti bagaimana harus menjawab soal tersebut. Mereka akhimya
membuka buku IPA dan mencoba mencari jawabannya di sana. Namun, banyak
anak yang malas membaca sehingga mereka sama sekali tidak menjawab.

Ketika Pak Sartono masuk kelas dan bertanya apakah anak-anak sudah selesai
mengerjakan soal tersebut, beliau menjadi marah karena temyata hanya 5 orang
dari 30 orang anak yang selesai mengerjakan soal tersebut. Anak yang lima orang
tersebut hanya menyalin dari buku IPA, tanpa meyakini apakah jawabannya benar
atau salah, sedangkan anak-anak yang lain mengatakan tidak bisa menjawab
pertanyaan tersebut karena tidak mengerti.

Pak Sartono terdiam, ia sangat marah dan kecewa, tetapi mencoba menahan
amarahnya. Beliau meminta anak-anak beristirahat. Pak Sartono tinggal sendiri di
dalam kelas. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi di kelasnya.

Pertanyaan :
1. ldentifikasi empat peristiwa penting yang terjadi dalam kasus pembelajaran
yang dikelola oleh Pak Sartono, yang dapat mengakibatkan timbulnya
masalah.
2. Jika Anda yang menjadi Pak Sartono, bagaimana cara Anda mengatasi
masalah gagalnya anak-anak menjawab pertanyaan Pak Sartono? Susunlah
satu rencana perbaikan melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Rencana
tersebut mencakup :

a. Identikasi masalah
b. Analisis Masalah (maksimal 4 butir).
c. Rumusan Masalah
d. Tujuan Perbaikan.
e. Langkah-langkah perbaikan
f. Untuk langkah-langkah perbaikan, kembangkan prosedur pembelajaran yang
ditempuh yang meliputi kegialan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Rambu Jawaban
1. Peristiwa penting yang dapat mengakibatkan timbulnya masalah.
1) Pada awal pelajaran tidak ada tanya jawab tentang topik yang akan dibahas.
2) Topik yang akan dibahas tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
3) Tidak menggunakan alat peraga misalnya globe, ketika menjelaskan hanya
dipajang saja.
4) Tldak memberi contoh atau ilustrasi.
5) Tidak memeriksa pemahaman siswa setelah menjelaskan.
6) Tidak memberikan petunjuk yang jelas ketika siswa diberi latihan
7) Tldak melakukan pengelolaan kelas mlsalnya melakukan supervisi saat siswa
mengerjakan latihan
2. Rencana Perbalkan

ldentifikasi Masalah :
a. Pembelajaran Pak Sartono kurang berhasil
b. Hanya 5 dari 30 anak yang selesai mengeriakan soal, sisanya mengatakan tidak
dapat menjawab soal tersebut.

Analisis Masalah
a. Guru tidak menggunakan alat peraga
b. Penjelasan terlampau abstrak
c. Tidak ada tanya jawab, baik pada kegiatan awal, maupun kegiatan inti
d. Siswa hanya menjadi pendengar pasif
e. Topik tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
f. Tidak memeriksa pemahaman siswa
g. Tldak memberikan petunjuk sebelum siswa berlatih
h. Tidak memantau kegiatan yang dilakukan siswa ketika berlatih

Rumusan Masalah
Bagaimana cara meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik tata surya datam
hal ini terjadinya siang dan matam melalui :
a. Penggunaan alat peraga, atau
b. Diskusi kelompok, atau
c. Metode demonstrasi, atau
d. Eksperimen

Tujuan Perbaikan
Meningkalkan kinerja guru sehingga meningkatkan pemahaman siswa terhadap
topik tata surya melalui :
a. Penggunaan alat peraga, atau
b. Diskusi kelompok, atau
c. Metode demonstrasi, atau
d. Eksperimen

Langkah Kegiatan Perbaikan


Kegiatan Awal :
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan
c. Apersepsi : mengajukan pertanyaan, mengaitkan materi dengan pelajaran
sebelumnya atau pengalaman siswa sehari-hari
d. Memberikan pre-test

Kegiatan Inti :
a. Dengan bantuan anak, guru mendemonstrasikan terjadinya siang dan malam
dengan menggunakan globe dan lampu senter.
b. Selama peragaan, guru melakukan tanya jawab (untuk mengonkretkan terjadinya
siang dan malam, serta mengaktifkan anak)

Atau

a. Guru membagi siswa dalam kelompok dan menjelaskan yang harus


dilaksanakan.
b. Secara berkelompok, anak-anak memperagakan terjadinya siang dan malam
dengan menggunakan bola dan lampu senter yang dibawa oleh masing-masing
kelompok (untuk memantapkan pemahaman siswa, atau melatih kerja sama.
c. Setiap kelompok memberi laporan tentang hasil kerja kelompoknya (untuk
berbagi pengalaman dengan kelompok lain)

Kegiatan Penutup :
a. Memberikan tes tertulis dan membahas hasil tes dan memberikan balikan, atau
b. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dibahas, atau
c. Siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman materi yang telah dibahas.

Nah, bagi anda yang memerlukan format doc dokumen .pdf nya silahkan anda
klik disini

2. Soal TAP UT PGSD Kasus Ibu Pratiwi


Untuk soal yang kedua ini, mengenai contoh kasus pembelajaran di kelas yang
dialami oleh seorang guru yang bernama Ibu Pratiwi. Silahkan simak soal nya baik-
baik dan cermati cara menjawab dalam membantu menyelesaikan permasalahan
yang sedang dialami oleh ibu Pratiwi.

Soal TAP - Tugas Akhir Program


Kasus Ibu Pratiwi
Topik: model pembelajaran terpadu

TUGAS AKHIR PROGRAM (TAP)


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
(KODE MATA KULIAH - PDGK 4500)

Soal:
Ibu Pratiwi mengajar di kelas satu SD. Suatu hari, Ibu Pratiwi membacakan sebuah
cerita. Anak-anak mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Setelah selesai
membacakan cerita tersebut, Bu Pratiwi bertanya kepada anak-anak.

Bu Pratiwi: “Siapa nama anak yang pintar dalam cerita tadi?”

Anak-anak menjawab serentak: “Dewi”.

Bu Pratiwi: “ Bagus sekali anak-anak, sekarang coba tulis nama Dewi di buku
masing-masing”.

Semua anak segera menulis. Bu Pratiwi berkeliling mengamati anak-anak menulis.


Setelah semua anak kelihatan selesai menulis, Bu Pratiwi meminta seorang anak
maju ke depan untuk menuliskan kata dewi di papan tulis.

Bu Pratiwi: “Siapa yang tulisannya sama dengan yang di papan tulis?”

Semua anak mengangkat tangan. Bu Pratiwi melanjutkan pertanyaan.

Bu Pratiwi: “Dewi tinggal di mana anak-anak? Yang menjawab, angkat tangan”

Semua anak mengangkat tangan. Bu Dewi menunjuk seorang anak.

Tika: “Di desa, Bu”.

Dari jawaban ini, Bu Pratiwi mengajak anak-anak bercerita tentang jenis-jenis


tumbuhan yang ada di desa, tentang sawah, tentang penerangan yang digunakan
orang-orang di desa, tentang jual beli di pasar desa, dan tentang sungai yang airnya
sangat jernih dengan ikan-ikan yang berenang hilir mudik. Cerita itu menjadi menarik
karena Bu Pratiwi juga membawa gambar-gambar yan menarik tentang desa, yang
dipajangnya di papan tulis.

Pertanyaan:
Dilihat dari topik-topik yang dicakup dalam pembelajaran di atas, model
pembelajaran apa yang diterapkan oleh Bu Pratiwi? Jelaskan secara singkat 3 (tiga)
karakteristik model pembelajaran tersebut.

Apakah model pembelajaran tersebut sesuai untuk anak kelas I? Dukung jawaban
Anda dengan 3 (tiga) alasan yang terkait dengan perkembangan anak dan teori
belajar.
Jawaban Soal TAP S1 PGSD UT

CONTOH JAWABAN:
1. Model pembelajaran yang diterapkan oleh Bu Pratiwi adalah model
pembelajaran terpadu. Adapun 3 (tiga) karakteristik model pembelajaran terpadu
adalah sebagai berikut:
Berpusat pada siswa (student centered). Pada dasarnya pembelajaran terpadu
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan kepada siswa
baik secara individu maupun secara kelompok. Siswa aktif mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus
dikuasainya sesuai dengan tingkat perkembangan mereka.
Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan. Pembelajaran terpadu
mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk semacam
jalinan antarskemata yang dimiliki oleh siswa, sehingga akan berdampak pada
kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil nyata yang didapat dari
segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang
dipelajari, dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Dengan ini,
dapat diharapkan kemampuan siswa untuk menerapkan perolehan belajaranya pada
pemecahan masalah-masalah nyata dalam kehidupannya.

Belajar melaui proses pengalaman langsung. Pada pembelajaran terpadu siswa


diprogramkan untuk terlibat secara langsung pada konsep dan prinsip yang
dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan melakukan kegiatan secara
langsung, sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan
peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih
banyak bertindak sebagai fasilitator yang membimbing ke arah tujuan yang ingin
dicapai. Sedangkan siswa, berperan sebagaipencari fakta dan informasi untuk
mengembangkan pengetahuannya
Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata. Pada pembelajaran terpadu
dikembangkan pendekatan penemuan terbimbing (discovery inquiry) yang
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran terpadu
dilaksanakan dengan mempertimbangkan minat dan kemampuan siswa sehingga
memungkinkan siswa untuk terus-menerus termotivasi untuk belajar.
Sarat dengan muatan keterkaitan. Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian
pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata
pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandangnya yang terkotak-kotak sehingga
memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala
sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam
menyikapi dan menghadapi kejadian yang ada.

Bersifat fleksibel. Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel), dimana guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang
lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan
dimana sekolah dan siswa berada.

2. Ya, model pembelajaran terpadu sesuai untuk anak kelas 1 SD, karena 3 alasan
berikut:
Sesuai dengan cara belajar anak. Anak yang duduk di kelas awal SD dalah anak
yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini merupakan masa
perkembangan yang sangat penting dan sering disebut periode emas (the golden
years). Siswa pada usia seperti anak kelas 1 SD masih melihat segala sesuatu
sebagai satu keutuhan, satu keterpaduan (berpikir holistik) dan memahami
hubungan antar konsep secara sederhana. Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap
anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata, yaitu sistem konsep yang ada
dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam
lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses
asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikirannya)
dan proses akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk
menafsirkan objek). Belajar dimaknai sebagai proses interaksi anak dengan
lingkungannya.

Sesuai dengan tahap perkembangan intelektual anak yang berada pada tahap
operasi konkret. Anak-anak belajar dari hal-hal konkret, yakni yang dapat dilihat,
dapat didengar, dapat diraba, dapat dirasa, dan dapat dibaui. Proses pembelajaran
masih bergantung pada objek-objek konkret dan pengalaman yang dialami mereka
secara langsung, di mana hal ini sesuai dengan falsafah belajar bermakna
(meaningful learning). Pembelajaran terpadu mengakomodasi kebutuhan anak untuk
belajar dari hal-hal yang konkret sebagaimana yang telah dilakukan oleh Ibu Pratiwi.
Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada
konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
Kebermaknaan belajar menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep yang
telah dipelajari akan dipahami dengan baik dan tak mudah dilupakan.

Saat proses belajar melalui pembelajaran terpadu, setiap anak, termasuk anak kelas
1 SD, tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi juga
berupa kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman
yang lebih utuh. Ini juga sejalan dengan falsafah konstruktivisme yang menyatakan
bahwa anak mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek,
fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer
begitu saja dari seorang guru kepada anak.

Untuk mendapatkan doc dokumen format .pdf nya silahkan Bapak/Ibu klik disini

3. Soal TAP UT PGSD Kasus Pak Purwadi dan Ibu Lince


Untuk soal yang ketiga ini, tentang permasalahan pembelajaran yang di lakukan
oleh Pak Sartono pada Mata Pelajaran Matematika (Pecahan) dan Tematik.

Soal TAP - Tugas Akhir Program


Kasus Pak Purwadi dan Ibu Lince
Mapel: Matematika (Pecahan) dan Tematik

TUGAS AKHIR PROGRAM (TAP)


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
(KODE MATA KULIAH - PDGK 4500)

Penting!
Kerjakanlah soal ujian ini dengan jujur, jika terbukti melakukan kecurangan/contek-
mencontek selama ujian, Anda akan dikenai sanksi akademis berupa pengurangan
nilai atau tidak diluluskan (diberi nilai E).
Apabila terbukti menggunakan JOKI pada saat ujian, semua mata kuliah yang
ditempuh akan diberi nilai E.

Baca dengan cermat kasus-kasus berikut ini, kemudian jawab pertanyaan yang
mengikutinya.

Kasus A
Pak Purwadi adalah seorang guru kelas 4 di sebuah SD yang terletak di daerah
pegunungan. Dalam mata pelajaran matematika tentang pecahan, Pak Purwadi
menjelaskan cara menjumlahkan pecahan dengan memberi contoh di papan tulis.
Salah satu penjelasannya adalah sebagai berikut:
Pak Purwadi:
"Perhatikan anak-anak, kalau kita menjumlahkan pecahan, penyebutnya harus
disamakan terlebih dahulu, kemudian pembilangnya dijumlahkan. Perhatikan contoh
berikut: 1/2 + 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4. Perhatikan lagi contoh ini: 1/2 + 1/3 = 3/6 + 2/6 =
5/6. Jadi yang dijumlahnya adalah pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap.
Mengerti anak-anak?"

Anak-anak diam, mungkin mereka bingung.

Pak Purwadi:
Pasti sudah jelas, kan. Nah sekarang coba kerjakan soal-soal ini."
Pak Purwadi menulis 5 soal di papan tulis dan anak-anak mengeluarkan buku
latihan. Secara berangsur-angsur mereka mulai mengerjakan soal, namun sebagian
besar anak ribut karena tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya. Hanya
beberapa anak yang tampak mengerjakan soal, yang lain hanya menulis soal, dan
ada pula yang bertengkar dengan temannya. Selama anak-anak bekerja Pak
Purwadi duduk di depan kelas sambil membaca.

Setelah selesai, anak-anak diminta saling bertukar hasil pekerjaannya. Pak Purwadi
meminta seorang anak menuliskan jawabannya di papan tulis. Tetapi karena
jawaban itu salah, Pak Purwadi lalu menuliskan semua jawaban di papan tulis.
Kemudian anak-anak diminta memeriksa pekerjaan temannya, dan mencocokkan
dengan jawaban di papan tulis. Alangkah kecewanya Pak Purwadi ketika
mengetahui bahwa dari 30 anak, hanya seorang yang benar semua, sedangkan
seorang lagi benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua.

Pertanyaan Kasus A
Identifikasi 3 kelemahan pembelajaran yang dilakukan Pak Purwadi dalam kasus di
atas. Berikan alasan mengapa itu anda anggap sebagai kelemahan. (skor 6).
Jika anda yang menjadi Pak Purwadi, jelaskan langkah-langkah pembelajaran yang
akan anda tempuh untuk mengajarkan pecahan dengan penyebut yang berbeda.
Beri alasan mengapa langkah-langkah itu yang anda tempuh. (skor 15)

Kasus B (Contoh Soal TAP S1 PGSD UT - Universitas Terbuka Program


Pendas)
Bu Lince mengajar di kelas 1 SD Sekarharum yang terletak di ibukota sebuah
kecamatan. Suatu hari Bu Lince mengajak anak-anak berbincang-bincang mengenai
sayur-sayuran yang banyak dijual di pasar. Anak-anak diminta menyebutkan sayur
yang paling disukainya dan menuliskannya di buku masing-masing. Anak-anak
kelihatan gembira dan berlomba menyebutkan dan menuliskan sayur yang
disukainya. Pada akhir perbincangan Bu Lince meminta seorang anak menuliskan
nama sayur yang sudah disebutkan, sedangkan anak-anak lain mencocokkan
pekerjaannya dengan tulisan di papan.

Setelah selesai anak-anak diminta membuat kalimat dengan menggunakan kata-


kata yang ditulis di papan tulis.
Bu Lince:
"Anak-anak, lihat kata-kata ini. Ini nama sayur-sayuran. Baca baik-baik, buat kalimat
dengan kata-kata itu ya."
Anak-ank menjawab serentak:
"Ya, Bu."

Kemudian Bu Lince pergi ke mejanya dan memperhatikan apa yang dilakukan anak-
anak. Karena tak seorangpun yang mulai bekerja, Bu Lince kelihatan tidak sabar.

"Cepat bekerja, dan angkat tangan jika sudah punya kalimat." kata Bu Lince dengan
suara keras. Anak-anak kelihatan bingung, namun Bu Lince diam saja dan tetap
duduk di kursinya. Perhatian anak-anak menjadi berkurang, bahkan ada yang mulai
mengantuk, dan sebagian mulai bermain-main. Mendengar suara gaduh, Bu Lince
dengan keras menyuruh anak-anak diam dan menunjuk seorang anak untuk
membacakan kalimatnya. Anak yang ditunjuk diam karena tidak punya kalimat yang
akan dibacakan. Bu Lince memanggil kembali dengan suara keras agar semua anak
membuat kalimat.

Pertanyaan Kasus B
Bandingkan suasana kelas yang diuraikan pada paragraf 1 dan paragraf
selanjutnya, ditinjau dari segi guru, murid, dan kegiatan (skor 6).
Pendekatan pembelajaran mana yang sebaiknya diterapkan oleh Bu Lince ketika
mengajar tentang sayur-sayuran untuk anak-anak kelas 1? Berikan alasan,
mengapa pendekatan tersebut yang anda anggap sesuai. (skor 3).
Kembangkan topik sayur-sayuran yang akan anda sajikan dengan pendekatan yang
anda sebut pada nomor 2 (skor 5)

Demikian salah satu contoh soal TAP S1 PGSD UT (Universitas Terbuka) untuk
Program Pendas atau pendidikan dasar dari blog penelitian tindakan kelas. Pada
tulisan berikutnya kami akan memberikan bagaimana contoh jawaban untuk kedua
kasus pembelajaran di atas. Sampai jumpa.

Contoh Jawaban Soal TAP S1 PGSD Universitas Terbuka


Seperti janji blog penelitian tindakan kelas pada tulisan sebelumnya yang
menampilkan contoh soal TAP (Tugas Akhir Program) untuk mahasiswa FKIP UT
(Universitas Terbuka) program Pendas (Pendidikan Dasar), maka tulisan kali ini
memuat contoh jawaban dari soal tersebut. Untuk menyegarkan kembali ingatan
anda: SOAL TAP S1 PGSD UT dapat anda baca di sini.

Baik berikut contoh jawaban dari soal tersebut:


==========

JAWABAN SOAL TAP S1 PGSD -UT KASUS A (Pak Purwadi)


1. Tiga (3) kelemahan pembelajaran Pak Purwadi adalah:

Pak Purwadi tidak menjelaskan bagaimana menyelesaikan soal secara bertahap,


misalnya pada kasus tersebut tampak Pak Purwadi sama sekali tidak menjelaskan
bagaimana caranya untuk menyamakan penyebut bilangan pecahan. Penjelasannya
terlalu singkat sehingga tidak jelas. Padahal penjelasan yang runtut, jelas dan logis
selangkah demi selangkah diperlukan untuk membuat siswa mudah memahami
penjumlahan pecahan tersebut.

Pak Purwadi tidak mengecek pemahaman siswanya dengan baik. Ia hanya


menanyakan "Mengerti anak-anak?". Pertanyaan model ini tidak dapat mengecek
pemahaman siswa. Seharusnya ia menanyakan langkah-langkah menjumlahkan
pecahan secara langsung, misalnya dengan menanyakan, "Mengapa penyebut pada
langkah penjumlahan pecahan itu diubah menjadi 4 dan 6?" dan sebagainya.
Pertanyaan langsung mengarah ke materi pelajaran, bukan menanyakan apakah
anak mengerti atau tidak saja.

Pak Purwadi tidak membimbing siswa, setelah memberikan 5 soal latihan, alih-alih
berkeliling memberikan bantuan pada siswa yang membutuhkan, ia malah duduk di
depan kelas (di kursinya) sambil membaca.

Ketika salah seorang anak diminta menuliskan jawabannya di papan tulis, Pak
Purwadi tidak meminta tanggapan dari siswa lain. Hal ini merupakan sebuah
kelemahan pembelajaran, padahal apabila Pak Purwadi memanfaatkannya menjadi
bahan diskusi dan kesempatan untuk menjelaskan kembali materi terkait soal
tersebut maka pembelajaran akan dapat menjadi lebih baik.
2. Pada materi penjumlahan pecahan tersebut, jika saya menjadi Pak Purwadi maka
langkah-langkah yang akan saya lakukan adalah sebagai berikut:

KEGIATAN PENDAHULUAN
Melakukan apersepsi
Memberikan motivasi
Menyampaikan tujuan pembelajaran

KEGIATAN INTI
Memberikan sebuah contoh soal tentang penjumlahan pecahan yang memiliki
penyebut yang berbeda, misal 1/4 + 1/2

Menyajikan langkah-langkah demi langkah cara menyelesaikan contoh soal tersebut


secara runtut, rinci, jelas, dan logis kepada siswa.

Memberikan sebuah contoh soal lagi, misal 1/3 + 1/4

Meminta siswa untuk berpartisipasi secara bergantian untuk menyelesaikan soal


tersebut selangkah demi selangkah, sembari mengecek pemahaman setiap siswa.
Membantu siswa yang mengalami kesulitan pada langkah-langkah yang dilakukan
untuk menyelesaikan soal tersebut.
Memberi sebuah contoh soal lagi, misalnya 1/2 + 1/5.

Kembali meminta siswa mengerjakan soal tersebut, kali ini secara berpasangan
dengan teman sebangku mereka (teman yang duduk berdekatan) masing-masing.
Meminta siswa mengecek hasil pekerjaan mereka dengan membandingkannya
dengan hasil pekerjaan pasangan lainnya.

Meminta mereka mendiskusikan apabila terdapat perbedaan jawaban, sembari guru


memberikan bimbingan bila diperlukan.

Memberikan soal latihan sebanyak 5 buah contoh soal untuk dikerjakan.


Mengecek jawaban siswa dengan meminta beberapa orang menuliskan jawaban
mereka masing-masing di papan tulis.
memfasilitasi diskusi kelas apabila terdapat perbedaan-perbedaan jawaban siswa.

PENUTUP
Mengajak siswa merefleksi dan menyimpulkan pembelajaran yang telah diikuti.
Memberikan tugas rumah (PR) dan meminta siswa belajar untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
==========

JAWABAN SOAL KASUS TAP S1 PGSD UT KASUS B (BU LINCE)

1. Pada Paragraf 1, tampak Bu Lince dan semua siswa sangat menikmati


pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini terlihat dari bagaimana Bu Lince dengan
bagusnya mengajak siswa-siswa tersebut untuk berbincang-bincang mengenai
sayur-sayuran yang dijual dipasar dan sayuran mana yang paling mereka sukai.
Dengan baik sekali Bu Lince melakukan pembelajaran di bagian awal. Anak-
anakpun dengan mudah mengikutinya dengan senang dan gembira. Berbeda
dengan paragraf berikutnya, ketika Bu Lince mulai meminta anak-anak kelas 1 itu
untuk membuat kalimat dari kata-kata yang telah ditulis mereka di buku catatan
masing-masing. Tentu saja pelajaran berikutnya ini lebih rumit dibanding sesi
pertama yang hanya meminta mereka menuliskan sayuran yang disukai. Lebih-lebih
anak-anak tidak diberikan contoh atau cara bagaimana membuat dan menulis
kalimat yang berhubungan dengan sayur-sayuran tersebut, dan tanpa
pembimbingan sama sekali. Anak-anak menjadi bingung, ribut, dan frustasi.

2. Pendekatan yang sebaiknya digunakan oleh Bu Lince untuk anak-anak kelas 1 ini
adalah pembelajaran terpadu (tematik), karena pemikiran anak-anak kelas 1 masih
bersifat holistik. Selain itu pembelajaran tematik membuat siswa lebih aktif (terlibat
aktif dalam pembelajaran), fleksibel dan sesuai dengan minat dan perkembangan
siswa.

3. Apabila kita mengajarkan pembelajaran tematik di kelas 1 dengan tema sayur-


sayuran, maka tema ini dapat dikembangkan untuk membelajarkan siswa pada
berbagai mata pelajaran yang terkait dengan tema itu, misalnya: untuk mata
pelajaran bahasa, siswa dapat diminta menuliskan jenis-jenis sayuran yang biasa
mereka jumpai di pasar, untuk mata pelajaran IPA siswa dapat diajak untuk
mengenal bagian-bagian tumbuhan yang digunakan sebagai sayuran seperti daun,
batang, bunga, buah, atau umbi. Pada mata pelajaran PKn misalnya, guru dapat
mengajarkan perilaku jujur dalam kegiatan jual beli di pasar, serta untuk pelajaran
Penjaskes, bahwa untuk tumbuh sehat, kita membutuhkan zat-zat bergizi berupa
vitamin yang terdapat dalam sayur-sayuran yang kita konsumsi.

Bagi Bapak/Ibu yang ingin mendapatkan file doc dokumen .Pdf nya silahkan anda
klik disini

4. Soal TAP UT PGSD Kasus Ibu Is


Untuk soal yang keempat ini, mengenai permasalahan pembelajaran yang di
lakukan oleh Ibu Is pada Mata Pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) materi
tentang Pernapasan Pada Manusia

Soal TAP - Tugas Akhir Program


Kasus Ibu Is – IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Mapel: IPA Pernapasan Pada Manusia

TUGAS AKHIR PROGRAM (TAP)


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
(KODE MATA KULIAH - PDGK 4500)

Bu Is akan mengajarkan IPA dengan topik pernapasan pada manusia, di kelas V


SD. Ia mempersiapkan media berupa gambar organ pernapasan dan model organ
pernapasan dan model organ pernapasan manusia. Ia juga mempersiapkan LKS
tentang nama – nama organ pernapasan manusia.

Sebelum mengajar, Bu Is memberikan apersepsi bahwa salah satu ciri makhluk


hidup adalah bernapas. Bu Is juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai yaitu tentang macam/nama organ pernapasan manusia dan fungsi masing–
masing organ tersebut. Setelah itu, Bu Is memulai mengajar materi tentang organ
pernapasan. Ia menyuruh semua murid menarik napas untuk membuktikan bahwa
manusia bernapas dan untuk mengetahui dimana letak organ – organ pernapasan
tersebut. Bu Is memasang organ pernapasan manusia di papan tulis, dan tanya
jawab tentang nama – nama organ pernapasan manusia. Setelah itu Bu Is
memberikan LKS sebagai latihan secara berkelompok. Siswa melaporkan hasil
diskusinya dan kelompok lain menanggapinya.

Untuk menambah pemahaman siswa, Bu Is menunjukkan model organ pernapasan


manusia. Hal ini juga bertujuan membuat siswa lebih tertarik untuk mengetahui
siswa lebih tertarik untuk mengetahui letak dan fungsi organ pernapasan
manusia. Sambil menunjukkan pada model, Bu Is mengadakan tanya jawab tentang
fungsi masing-masing organ pernafasan pada manusia.
Setelah itu Bu Is mengadakan evaluasi, dan setelah dikoreksi, Bu Is tidak
menyangka bahwa hasilnya tidak memuaskan. Hasil nilai murid yang mencapai 75
ke atas hanya 10 orang dari 30 siswa. Bu Is merenung, mengapa target tidak
tercapai, padahal dia menargetkan 75 % siswa mendapat nilai 75 ke atas ?

1. Mengidentifikasi masalah yang penting


Bu Is mengajarkan materi IPA dengan topik organ pernapasan manusia kelas V SD.
Media yang digunakan adalah gambar dan model organ pernapasan manusia.
LKS yang berisi gambar organ pernapasan manusia dan siswa disuruh untuk
menjelaskan nama.
Mengadakan apersepsi dengan menyatakan bahwa salah satu ciri makhluk hidup
adalah bernapas.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu supaya siswa – siswa mengetahui tentang
nama – nama organ pernapasan manusia dan fungsinya.
Metode yang dipakai demonstrasi, tanya jawab, penugasan, diskusi, ceramah.
Setelah hasil ulangan diperiksa ternyata hanya ada 10 orang siswa yang nilainya 75
ke atas dari 30 orang siswa.

2. Bu Is sudah merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik,


ternyata hasilnya kurang memuaskan.

3. Analisis penyebab masalah


a. Bu Is terlalu banyak menggunakan metode, sehingga dalam pelaksanaan
masing – masing metode kurang tuntas.
b. Bu Is tidak memberikan pemantapan materi dan kesimpulan di akhir
kegiatan belajar mengajar.
c. Bu Is kurang menguasai materi

4. Alternatif pemecahan masalah

Seharusnya dalam proses belajar mengajar, Bu Is tidak terlalu banyak


menggunakan metode, karena hal itu justru membuat proses pemahaman konsep
menjadi tidak mantap. Pilih beberapa metode saja yang dianggap paling tepat untuk
mengajarkan materi tersebut.
Pada akhir proses belajar mengajar, seharusnya Bu Is memberikan pemantapan
dan kesimpulan, supaya siswa lebih paham terhadap materi yang diajarkan.

Sebelum mengajar seharusnya Bu Is sudah menguasai materi sehingga dalam


pelaksanaannya berjalan dengan lancar, jelas, dan agar yang disampaikan mudah di
serap oleh siswa.
5. Pemecahan masalah

Jika diamati lebih dalam, kasus yang muncul dalam pembelajaran Bu Is adalah
karena kurang menguasai materi. Padahal salah satu kompetensi yang harus dimiliki
oleh seorang guru adalah kompetensi professional. Artinya ia harus memiliki
pengetahuan yang luas serta dalam dari bidang studi yang akan diajarkan serta
penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu
memiliki metode yang tepat serta mampu menggunakan berbagai metode dalam
PBM. Guru juga harus memiliki pengetahuan luas tentang landasan kependidikan
dan pemahaman terhadap murid.

Hal ini juga seperti yang dikemukakan oleh Robert W. Richey ( 1974 ) bahwa ciri –
ciri profesionalisasi jabatan guru salah satunya adalah para guru di tuntut memiliki
pemahaman serta ketrampilan yang tinggi dalam hal bahan pengajar, metode, anak
didik dan landasan kependidikan.
Johnson ( 1980 ) menjabarkan cakupan kemampuan professional guru diantaranya
adalah penguasaan materi pelajaran yang etrdiri atas penguasaan bahan yang
harus diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penguasaan materi bagi seorang guru
adalah mutlak adanya. Jadi untuk mengatasi kasus tersebut di atas, hal yang paling
penting yang harus dikerjakan adalah peningkatan kompetensi guru dengan cara
rajin membaca, menerapkan dan mengembangkan ilmunya. Dengan langkah seperti
ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas guru yang berimbas pada peningkatan
prestasi siswa. Jadi kasus di atas tidak akan terulang kembali.

Anda mungkin juga menyukai