Anda di halaman 1dari 7

Kasus 1 :

Disebuah lembaga pendidikan sekolah, terlihat seorang guru yang sedih, dan kesal, karena
dalam pembelajaranya dikelas siswa tidak memperhatikan apa yang ia sampaikan dan
membosankan. Bahkan mereka malah sibuk mengobrol sendiri, dan ada pula yang lebih suka
melihat keluar kelas. Padahal guru tersebut merasa sudah maksimal dalam penyampaian
materi, ia telah mengajar dengan suara yang keras, tulisan di papan pun terlihat dengan jelas
dipapan. Namun mereka tetap saja melakukan hal-hal lain diluar kegiatan proses belajar, oleh
karena itu guru tersebut sangat lelah dan merasa telah terkuras habis tenaganya karena telah
mengeluarkan semua kekuatanya untuk menerangkan materi pelajaran kepada siswanya.

SOLUSI :
Di sini kita dapat melihat beberapa masalah yang dialami guru yaitu dalam proses
penyampaian materi. Cluenya disini adalah membosankan dan suara keras. Kiat melihat
bahwa metode yang digunakan guru perlu diperbaiki, karena apa yang ia lakukan tidak
mendapat umpan balik dari siswanya, mereka lebih tertarik untuk mengobrol, melihat
ketempat lain, dan tidur mungkin.
Solusinya dapat dilakukan melalui perubahan metode belajar, misalnya melalui diskusi.
Setiap siswa membentuk kelompok 2-3 orang anak dan dibawakan pada suatu masalah yang
perlu didiskusikan dan mereka harus terlibat aktif dalam proses belajarnya. Agar mereka
dapat berkonsentrasi terhadap apa yang sedang dibahas dan memiliki motivasi untuk dapat
menyelesaikan masalah tersebut sehingga diskusi semakin asik.
Solusi lain dapat dilakukan guru dengan melakukan penyampaian teori melalui media
teknologi yang ada misalnya computer dan LCD, guru dapat menggunakanya untuk
presentasi dengan menggunakan objek-objek gambar yang menarik perhatian atau
menampilkan video-video pendidikan yang mampu menarik perhatian siswa dan
menumbuhkan motivasi bahwa belajar itu penting bagi mereka.perhatian dan minat belajar
mereka kurang dikarenakan metode mengajar yang digunakan tidak tepat serta kekreativan
guru dalam mengajar kurang bahkan minim.
Kasus 2
Di sebuah desa tradisional terdapat sekolah SD yang memiliki banyak murid, dalam suatu
pembelajarn dikelas seorang guru melihat bahwa kemampuan anak-anak didiknya belum
dapat berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik dalam belajar. Sehingga mereka tidak
dapat belajar dengan maksimal karena sering terjadi perkelahian dan hal-hal nakal lain yang
mereka anggap bahwa siapa yang telah menertawakan dan mengejek adalah musuh sehingga
didalam kelas mereka terus rebut dan tidak dapat mengendalikan situasi didalam kelas. Hal
tersebut membuat sang guru perlu merasa perlu melakukan perubahan agar komunikasi dan
kerjasama diantara siswa mampu tercipta dan menjadikan pembelajaran lebih aktif serta
menyenangkan.

SOLUSI :
dalam kasus kedua ini solusi yang harus dilakukan guru yakni pada saat memulai
pembelajaran guru bisa mencoba strategi mengajar pada awal memulai
pembelajaran dengan memberikan nasehat religius mengenai cara bersikap dan
berprilaku yang baik dengan sesama teman, dalam hal ini menceritakan kisah-kisah
teladan dari nabi dan rasul atau kisah sahabat nabi sehingga dari kisah - kisah
tersebut bisa diambil hikmah dan contoh yang baik, sedangkan dalam penerapan
model pembelajarannnya guru melakukan model pembelajaran kooperatif role
playing pada mata pejaran agama atau akidah akhlak, dengan bermain peran
sehingga dal model tersebut secara tidak langsug memgajak siswa untuk
memahami peran yang dimainkannya yang mungkin saja bisa dilakukan
dipraktekkan dalam dunia nyata dalam berinteraksi dengan teman dan lingkungan
masyarakat.
Kasus 3
Sebuah sekolah SMK, pada mata pelajaran olah raga seorang guru mengalami kecelakaan
yang mengakibatkan kedua lenganya patah. Padahal guru tersebut masih harus
menyelesaikan kompetensi lempar lembing dalam mata pelajaran yang ia ajarkan. Sehingga
ia tidak dapat mempraktekan bagaimana posisi tubuh dan keadaan tangan yang baik pada saat
melakukan lempar lembing. Apa yang harus dilakukan guru tersebut agar pembelajaranya
tetap berlangsung dan siswa dapat mempraktekanya dengan benar. dalam kasus ketiga
saya kira solusi yang dapat dilakukan adalah mencarikan guru pengganti sementara
untuk menyelesaikan pelajaran yang ia ajarkan yaitu lembar lembing. sehingga
murid-murid dapat mengetahui dan mempraktekan bagaimana posisi tubuh dan
keadaan tangan yang baik pada saat melakukan lempar lembing.

SOLUSI :

a. dalam kasus ketiga saya kira solusi yang dapat dilakukan adalah mencarikan guru
pengganti sementara untuk menyelesaikan pelajaran yang ia ajarkan yaitu lembar
lembing. sehingga murid-murid dapat mengetahui dan mempraktekan bagaimana
posisi tubuh dan keadaan tangan yang baik pada saat melakukan lempar lembing.

b. dalam kasus ketiga, menurut saya solusi yang tepat dalam keadaan yang seperti
ini adalah menggunakan teknologi yang berkembang saat ini. Misalkan
menggunakan LCD proyektor dan menampilkan sebuah video tahap-tahap dalam
lempar lembing sebelum turun ke lapangan. Atau inisiatif lain, dikarenakan kita
sudah dihadapkan dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Dan siswa telah
dihadapkan dengan smartphone yang canggih. Alangkah baiknya smartphone yang
dimiliki siswa tersebut dimaksimalkan dalam hal pembelajaran yang seperti ini. Agar
penggunaannya lebih mengalokasikan ke manfaat yang lebih terstruktur.
Selain itu, solusi lainnya. Bisa juga sang guru menanamkan jiwa kritis kepada anak
didik. Dengan cara, menanyakan kepada peserta didik. Siapa yang bisa
mempraktekkan lempar lembing dengan baik, saya beri reward (baik itu berupa nilai
tambahan, atau hadiah kecil-kecilan, dsb) guna memicu semangat kritis siswa.
Kasus 4
Disebuah desa terpencil terdapat secercah harapan dari murid-murid SD kelas satu yang
mempunyai semangat belajar yang tinggi. Namun karena keterbatasan fasilitas dan sarana
serta tidak terjangkaunya teknologi sehingga mengakibatkan tidak adanya teknologi yang
dapat masuk kedesa mereka. Mengakibatkan guru tidak dapat menyampaikan semua
kompetensi dalam pembelajaran secara maksimal serta monoton, sehingga membuat siswa
bosan dikelas terus. Misalnya untuk kompetensi pengenalan binatang-binatang dan proses
terlahirnya seekor binatang kedunia, jika teknologi dapat digunakan mungkin guru akan
memanfaatkanya. Namun disini tidak terdapat media apapun selain papai tulis meja, kursi
dan lingkungan sekitar. Apa yang harus dilakukan guru agar kompetensi tersebut dapat
benar-benar menarik dan memberi makna yang dalam dalam penyerapan pengetahuan
tersebut.

Solusi : cluenya, desa terpencil, jauh dari teknologi, sarana dan prasarana, monoton.
Kurang, bahkan tidak ada teknologi dan sarana yang mendukung membuat guru sulit untuk
memberikan teori-teori secara konkrit dan bervariasi. Itulah guru saat ini yaitu tidak mampu
melihat dan memanfaatkan benda-benda disekitar yang dpaat memberi manfaat tinggi dalam
menyelesaikan kompetensi materi ajar yang ditempuh. Kekreatifan dan inovasi dibutuhkan
oleh guru dalam menghadapi hal-hal yang demikian. Cara efektif yang dapat digunakan guru
dlam menyelesaikan kompetensinya dapat dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan alam
sekitar dengan control dan pengawasan yang diberikan guru kepada siswanya, melalui alam
siswa dpat secara langsung melihat binatang-binatang yang ada disekitarnya, dan dapat
dilakukan praktek melihat proses terlahirnya seekor binatang kedunia dnegan memperhatikan
binatang sekitar yang sedang hamil dan akan mengeluarkan anaknya.
Kasus 5 :

Di kelas VIII Smp Negeri sedang melaksanakan proses belajar mengajar, kelas
tersebut dihuni 32 siswa yang memiliki tingkat kemampuan berbeda-beda. Salah
satunya adalah Doni, di kelas Doni termasuk siswa cukup pandai, nilainya selalu di
atas rata-rata di kelas. Walaupun demikian, Doni selalu melakukan kesibukan sendiri
ketika guru mengajari mata pelajaran Bahasa Indonesia. Ketika ditanya masalah
tersebut Doni selalu mengatakan bahwa pelajaran Bahasa Indonesia tidak menarik.
Selain itu, dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan Doni tidak mengerjakan
tugas secara sungguh-sungguh karena tugas-tugas tersebut dianggap terlalu mudah
bagi Doni. Setelah mengerjakan tugas yang diberikan, Doni selalu mengajak teman
sebangkunya untuk mengobrol padahal temannya lagi mengerjakan tugas. Doni juga
sering membuat onar setiap mata pelajaran dan selalu meremehkan tugas-tugas
yang diberikan oleh guru.
Dari kasus di atas, masalah apa yang muncul?
1. Identifikasi masalah di kelas yang muncul?
2. Apa yang harus dilakukan guru dalam mengatasi masalah-masalah tersebut,
berikan contoh konkritnya?

SOLUSI :

Menurut saya kasus yg terjadi terhadap Doni dikls tersebut adalah mungkin kita
melakukan Identifikasi terhadap kasus Doni dikls tersebut.
Karena sebaga seorang pendidik perlu mengadakan pendekatan bukan saja melalui
pendekatan instruksional,akan tetapi dibarengi dengan pendekatan yg bersifat
pribadi(personal approach) dlm tiap proses belajar mengajar berlangsung. Melalui
pendekatan pribadi,guru akan langsung mengenal dan memahami siswa secara
lebih mendalam sehingga dapat memperoleh hasil belajat yang optimal.
KASUS 5 : PEMBELAJARAN DI SD

Ibu Wulan adalah seorang guru kelas 4 di sebuah SD yang terletak di tempat
pegunungan. Dalam mata pelajaran matematika wacana pecahan, Ibu Wulan
menjelaskan cara menjumlahkan pecahan dengan memberi pola di papan tulis.
Salah satu penjelasannya ialah sebagai berikut:
IbuWulan:

"Perhatikan anak-anak, kalau kita menjumlahkan pecahan, penyebutnya harus


disamakan terlebih dahulu, kemudian pembilangnya dijumlahkan. Perhatikan pola
berikut: 1/2 + 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4. Perhatikan lagi pola ini: 1/2 + 1/3 = 3/6 + 2/6 =
5/6. Kapri kornus yang dijumlahnya ialah pembilangnya, sedangkan penyebutnya
tetap. Mengerti anak-anak?"
Anak-anak diam, mungkin mereka bingung. IbuWulan:
Pasti sudah jelas, kan !! Nah kini coba kerjakan soal-soal ini."

Ibu Wulan menulis 5 soal di papan tulis dan bawa humur mengeluarkan buku
latihan. Secara berangsur-angsur mereka mulai mengerjakan soal, namun sebagian
besar anak ribut alasannya tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya. Hanya
beberapa anak yang tampak mengerjakan soal, yang lain hanya menulis soal, dan
ada pula yang bertengkar dengan temannya. Selama anak-anak bekerja IbuWulan
duduk di depan kelas sambil membaca.

Setelah selesai, anak-anak diminta saling bertukar hasil pekerjaannya. Ibu Wulan
meminta seorang anak menuliskan jawabannya di papan tulis. Tetapi alasannya
tanggapan itu salah, Ibu Wulan kemudian menuliskan semua tanggapan di papan
tulis. Kemudian anak-anak diminta menilik pekerjaan temannya, dan mencocokkan
dengan tanggapan di papan tulis. Alangkah kecewanya Ibu Wulan ketika
mengetahui bahwa dari 30 anak, hanya seorang yang benar semua, sedangkan
seorang lagi benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua.
Berdasarkan kasus pembelajaran di atas, Anda diminta :

1. Identifikasi 3 kelemahan pembelajaran yang dilakukan Ibu Wulan dalam masalah


di atas. Berikan alasan mengapa itu anda anggap sebagai kelemahan.
2. Jika anda yang menjadi Ibu Wulan, jelaskan langkah-langkah pembelajaran yang
akan anda tempuh untuk mengajarkan pecahan dengan penyebut yang berbeda.
Beri alasan mengapa langkah- langkah itu yang anda tempuh.
Solusi :

metode pembelajaran yang dilakukan bu wulan monoton, media yang digunakan bu


bu wu kurang tepat, ketika siswa disuruh mengerjakan tugas bu bu wulan tidak
melakukan monitoring
langkah bu wulan seharusnya :
menggunakan metode problem basic learning sehingga anak di hadapkan dengan
nyata
menggunakan media dalam kehidupan sehari-hari siswa mainan, dan sebagainya
bu wulan sebaiknya membagi siswanya ke dalam beberapa kelompok kemudian di
beri tugas sehingga siswa tersebut aktif dalam pembelajaran dan bu bu wulan
melakukan monitoring terhadap siswanya

Anda mungkin juga menyukai