Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 3 TAP

Nama : Mauidhotul Hasanah


Nim : 857149433
Kelas :A
1. Tiga penyebab anak-anak tidak dapat menhafal definisi hutan homogen dan
hutan heterogen :
a. Karena lemahnya penguasaan anak terhadap Bahasa Indonesia.
b. Siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam penemuan informasi (dalam hal ini
definisi) sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami gagasan dan
informasi yang baru.
c. Dalam proses pembelajaran, guru kurang memperhatikan aspek
perkembangan kognitif siswa
2. Tiga upaya yang dapat dilakukan agar pembelajaran IPS lebih bermakna, berikut
alasannya:
a. Memilih pendekatan atau model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik materi yang diajarkan serta situasi dan kondisi saat ini. Materi
tertentu memerlukan pendekatan yang tertentu pula, karena pendekatan
merupakan bagian integral dari proses pencapaian tujuan. Untuk kasus diatas
pendekatan yang paling cocok adalah pendekatan lingkungan, karena situasi
saat itu dan kondisi lingkungan sekolah sangat kondusif untuk dijadikan
sumber dan alat bantu belajar.
b. Model pembelajaran yang diambil harus sesuai dengan karakteristik siswa
SD. anak usia SD memiliki karakteristik senang bermain, senang bergerak,
senang bekerja dalam kelompok dan senang melakukan atau melaksanakan
dan meragakan sesuatu secara langsung. guru harus mampu merencanakan
model pembelajaran yang memungkinkan adanya : Unsur permainan, anak
berpindah atau bergerak, anak bekerja atau belajar dalam kelompok dan
anak terlibat aktif dalam pembelajaran dan penemuan informasi
c. Pembelajaran yang dilakukan harus sesuai dengan tahap perkembangan
kognitif siswa. anak SD berada pada tahap perkembangan operasional
konkret. Pada anak usia ini, pembelajaran akan mudah dipahami jika dikemas
secara konkret (dapat dilihat dan diraba).
d. Pembelajaran yang dilakukan mampu menghubungkan persepsi awal siswa
dengan informasi baru yang akan dipelajari. Menurut David Ausubel
pembelajaran akan bermakna jika peserta didik mampu menghubungkan
informasi atau materi pelajaran baru dengan konsep-konsep atau hal lainnya
yang telah ada dalam struktur kognitifnya

3. Rencana Perbaikan Pembelajaran


a.       Identifikasi Masalah
Masalah yang teridentifikasi pada kasus diatas adalah:
1) Respon siswa terhadap pertanyaan yang diajukan guru sangat rendah.
2) Siswa sulit menghafal definisi atau memahami konsep yang diajarkan.
3) Kemampuan siswa dalam berbicara Bahasa Indonesia Rendah.
b.      Analisis Masalah
Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap pembelajaran yang dilakukan Ibu
Subari, diduga yang menjadi faktor penyebab sehingga muncul masalah
diatas adalah:
1.      Guru kurang menguasai kompetensi keterampilan bertanya, akibatnya
guru tidak mampu mengembangkan model dialog yang efektif, aktif dan
kreatif sehingga ia terpaksa menjawab pertanyaannya sendiri.
2.      Model pembelajaran yang dilakukan guru kurang memperhatikan aspek
perkembangan kognitif dan karakteristik siswa.
3.      Guru tidak mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses penemuan
konsep (definisi)
4.      Guru tidak mampu memanfaatkan sumber belajar yang tersedia.
5.      Guru kurang mampu menciptakan situasi belajar yang dapat mendorong
berkembangnya kemampuan berbahasa.
c.       Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis diatas, masalah yang menjadi fokus perbaikan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bentuk pertanyaan bagaimana yang dapat mendorong siswa untuk merespon
pertanyaan yang diajukkan guru.
2.      Model pembelajaran yang bagaimana yang dapat membantu siswa
mempermudah menghafal dan memahami definisi atau konsep yang dipelajari.
3.      Proses pembelajaran yang bagaimana dapat membantu menumbuh
kembangkan kemampuan berbahasa siswa.
d.      Perbaikan
1) Siswa mampu merespon setiap pertanyaan yang diajukkan guru
2) Siswa mampu menghafal definisi atau memahami konsep yang diajarkan
3) Kemampuan berbahasa siswa bertambah/meningkat

e.       Langkah Perbaikan
Pendekatan yang digunakan : Pendekatan lingkungan
Metode yang digunakan : Ceramah, observasi, tanya jawab dan diskusi

1) Sebelum pembelajaran berlangsung guru harus sudah menyiapkan lembar kerja


yang berisi beberapa pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berfikir logis,
sistematis dan kritis, diantaranya:
1.      Apa persamaan dan perbedaan antara hutan pinus yang ada di sebelah utara
sekolah kita dengan hutan belantara yang ada di sebelah barat sekolah kita.
2.      Dari ciri-ciri yang kalian temukan dari kedua jenis hutan tersebut manakah
yang merupakan hutan homogen dan manakah yang merupakan hutan
heterogen.
3.      Selanjutnya coba kalian definisikan apa yang dimaksud dengan hutan
homogen dan hutan heterogen.

2) Kegiatan Awal
a) Menyampaikan salam dan menanyakan keadaan siswa
b) Melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
1.      Bagaimana cara anak-anak pergi ke sekolah?
2.      Sumber daya alam apa yang diperlukan oleh mobil agar bisa berjalan?
3.      Coba sebutkan jenis-jenis sumber daya alam yang kita bahas minggu lalu?
4.      Siapa yang pernah melihat hutan? Apa saja yang ada di hutan?
c) menyampaikan tujuan (kompetensi khusus) dan alternatif pembelajaran yang
akan
ditempuh
3) Kegiatan Inti
a)  Guru membagi siswa dalam kelompok kecil, dan kepada masing-masing
kelompok diberikan lembar kerja yang berisi pertanyaan diatas
b) Guru memberikan penjelasan sikap tentang tugas yang akan diselesaikan
melalui mekanisme kerja kelompok.
c) Selanjutnya guru membimbing siswa keluar kelas menuju lokasi yang telah
ditentukan. Sejalan dengan ini guru bisa mengajak siswa sambil menyanyikan
lagu misalnya "Naik-naik ke puncak gunung?"
Karena setiap pertanyaan harus dijawab melalui proses belajar aktif yang
melibatkan siswa untuk berfikir kreatif, siswa dibimbing untuk mengamati
peristiwa yang terjadi,mencari keterangan menganilis data, mensintesis dan
membuat kesimpulan. Mengajar adalah membina siswa bagaimana belajar,
berfikir, dan bagaimana mencari informasi sehingga pembelajaran yang
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dapat menciptakan
suasana belajar secara aktif dan kreatif serta mengembangkan kemampuan
berfikir. Jadi posisi guru berada diantara siswa dengan sumber belajar dan
berperan sebagai motivator dan fasilitator untuk ini:
d) Bawalah siswa ke lokasi yang memungkinkan mereka dapat mengamati kedua
jenis hutan tersebut (dalam hal ini tidak perlu mengajak mereka ke dalam
hutan)
e) Masing-masing kelompok dibimbing untuk mengamati dan mencari jawaban
dari pertanyaan yang diajukan guru dalam LKS:
- Siswa diajak untuk memperhatikan kedua jenis hutan tersebut
- Beberapa siswa diminta untuk menyebutkan apa yang dilihatnya
- Guru memperkenalkan istilah homogen dan heterogen, bahwa hutan pinus
merupakan  hutan homogen dan hutan belantara merupakan hutan
heterogen.
- Dalam kelompoknya siswa diminta menyimpulkan apa yang disebut hutan
homogen dan hutan heterogen.
f) Siswa kembali ke dalam kelas, dan masing-masing kelompok diberi
kesempatan untuk melaporkan hasil pengamatan (merupakan salah satu cara
untuk memupuk kemampuan berbahasa siswa). Siswa dari kelompok lain
diberi kesempatan untuk menyanggah atau bertanya (untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa siswa)
g) Guru memajang gambar hutan lebat, hutan yang mulai gundul, dan gambar
orang yang sedang menebang kayu di hutan.
h) Siswa diminta mengawasi gambar dan menceritakan apa yang dilihat pada
gambar.
i) Berdasarkan pada jawaban siswa, guru menjelaskan manfaat hutan bagi
kehidupan. Siswa dilibatkan penuh melalui tanya jawab, sehingga guru hanya
memantapkan jawaban siswa.

4. Kegiatan akhir
1.      Melalui tanya jawab, guru mengajak siswa merangkum jenis dan manfaat
hutan bagi kehidupan.
2.      Guru memberikan latihan tertulis, dengan menuliskan pertanyaan di papan
tulis. Siswa menjawab di buku latihan.
3.      Siswa memeriksa latihan secara silang, setelah secara bersama-sama
menentukan jawaban yang benar.
4.      Melakukan umpan balik dan tindak lanjut.

F. Alasan mengapa langkah perbaikan dibuat seperti itu:


1. Pembelajaran sesuai dengan perkembangan kognitif anak SD. Menurut
Piaget, anak SD pada umumnya berada pada tahap perkembangan
operasional konkret. Mereka akan lebih cepat menyerap informasi jika
informasi dikemas secara konkret.

2. Pembelajaran sesuai dengan karakteristik anak SD. Menurut Robert J.


Havighurt, anak SD memiliki 4 karakteristik yaitu senang bermain, bergerak,
belajar dan bekerja dalam kelompok dan senang melaksanakan atau
melakukan atau meragakan susuatu secara langsung. Karakteristik ini
membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang
memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya, anak berpindah dan
bergerak, anak bekerja dalam kelompok dan terlibat langsung dalam
pembelajaran.
3. Sesuai dengan teori belajar dari David Ausubel. Pembelajaran akan
bermakna jika peserta didik mampu menghubungkan informasi atau materi
pelajaran baru dengan konsep-konsep atau hal lainnya yang telah ada dalam
struktur kognitifnya.

Anda mungkin juga menyukai