Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TUTORIAL III

PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

Oleh :

NORA GUSYANTI 856250788

UPBJJ (UT PADANG-POKJAR LIMA KAUM)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
TUGAS TUTORIAL KE-3
PDGK4302/ PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP /2 SKS
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Mata kuliah : PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PKR)


Kode : PDGK4302.140103
Masa Tutorial : 2023.1
Semester : III, PGSD
Pokjar : Lima Kaum
Tutorial, Hari/Tgl : VII, Minggu / 28 Mei 2023
Tutor : Rini Wirasty.B.,S.S., M.Pd.

Latihan Uji Kompetensi 3!

No Soal Skor
1. Buatlah laporan analisis yang berisi hasil analisis yang dilakukan Saudara jika
Pembelajaran Kelas Rangkap dijadikan model pembelajaran yang dapat digunakan saat
ini. Laporan tersebut dibuat dengan ketentuan sebagai beriku.
1. Mengemukakan pendapat pribadi 20
2. Terdapat sumber berita yang mendukung (minimal 2) dapat diambil dari media 10
cetak atau elektronik (berita dari internet)
3. Terdapat beberapa teori pendukung yang mendukung (minimal 5 teori) 20
4. Menjelaskan teori tersebut 10
5. Mengambil kesimpulan 25
6. Melampirkan sumber referensi dari hasil teori dan berita (minimal 7 referensi) 10
7. Tata penyusunan rapi dan mudah dipahami 5
Skor Total 100
*) coret yang tidak perlu
Laporan Refleksi Praktek
MENGELOLA PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP DALAM BENTUK CATATAN
HARIAN

ВАВ I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan suatu
bangsa karena pendidikan merupakan pilar yang dapat menjadi penerang
manusia dalam menghadapi persaingan di era globalisasi saat ini.
Pendidikan adalah usaha sadar manusia untuk membentuk kepribadian
yang utuh secara intelektual maupun mental dan emosional.
Pada prinsipnya setiap orang berhak atas pendidikan. Negara
Indonesia merupakan salah satu negara yang menganggap pendidikan
sebagai hak setiap warga negara, hal ini tertuang dalam Pasal 31 Ayat 1
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berbunyi: “Setiap
warga negara berhak memperoleh pendidikan”. Menurut ketentuan
undang-undang ini, pemerintah menyelenggarakan pendidikan dasar 9
tahun untuk mewujudkan hak warga negara atas pendidikan. Ini merupakan
indikasi berkembangnya pendidikan umum bagi seluruh warga negaranya.
Tujuan program wajib belajar sembilan tahun adalah untuk meningkatkan
pemerataan dan memperluas pendidikan dasar yang bermutu dan
terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun demikian, banyak warga
negara Indonesia yang mengalami kesulitan dalam mengakses haknya untuk
memperoleh pendidikan, antara lain ketidakmerataan akses terhadap
pendidikan dasar karena berbagai kendala seperti daerah terpencil,
mahalnya biaya pendidikan dan rendahnya motivasi dalam belajar.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa pendidikan merupakan
hak setiap warga negara, oleh karena itu semua warga negara Indonesia
berhak mendapatkan pendidikan yang layak dari sabang sampai merauke,
termasuk anak-anak di daerah terpencil, daerah dengan sarana dan
prasarana yang minim atau daerah yang mengalami kekurangan guru serta
daerah yang jauh dari lengkapnya fasilitas yang digunakan untuk belajar. Hal
tersebut bukan sebagai penghalang dalam memperoleh pendidikan karena
pemerintah sudah mengatur solusi dan strategi dengan berbagai inovasi untuk
memecahkan berbagai masalah pendidikan terutama di daerah terpencil..
Salah satu strategi pemerintah untuk mengatasi dan memecahkan
masalah yang terkait dengan isu-isu tersebut adalah penggunaan model
pembelajaran Kelas Rangkap (PKR). Pembelajaran kelas rangkap adalah
suatu bentuk pembelajaran dimana guru mengajar di satu ruangan atau
lebih dalam waktu yang bersamaan, bertemu dengan dua atau lebih
tingkatan kelas yang berbeda dalam dua atau lebih mata pelajaran yang
berbeda. PKR juga dapat dikatakan bahwa dalam proses pembelajaran, guru
mengajar dalam satu atau lebih ruang kelas dan berinteraksi dengan siswa
yang memiliki kemampuan dan karakteristik belajar yang berbeda.
Dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah, guru tidak selalu dapat
melanjutkan mengajar. Terkadang guru memiliki kendala yang memaksa
mereka untuk tidak hadir menyelesaikan tugasnya selama belajar di sekolah.
Akibat dari kekurangan guru tersebut, dimungkinkan pembelajaran dan hak
peserta didik untuk memperoleh pendidikan menjadi lebih sulit. Selain itu,
alasan diselenggarakannya pendidikan kelas rangkap bukan hanya
kekurangan guru, tetapi juga letak geografis yang sulit dijangkau, jumlah
anak usia sekolah yang relatif sedikit dan guru yang berhalangan hadir baik
karena alasan dinas atau karena cuaca serta sulitnya lokasi sekolah serta
kurangnya ruang untuk belajar.
Oleh karena itu, penerapan pembelajaran kelas rangkap dapat
menjadi salah satu model pembelajaran di sekolah untuk mewujudkan hak
siswa dalam belajar yang layak, dan pembelajaran tetap berlangsung. Guru
harus memahami bahwa PKR merupakan tantangan dan realita yang harus
dihadapi sebagai guru sekolah dasar. Selain itu, PKR bukan hanya realita
yang harus dihadapi guru, tetapi PKR juga memiliki beberapa keunggulan
yang tidak dimiliki oleh guru yang tidak mengajar di kelas rangkap.
Pada laporan ini, akan membahas implementasi PKR di lapangan
berdasarkan teori PKR. Meski tidak berada pada daerah terpencil, PKR tetap
bisa dilaksanakan. Kita akan melihat bagaimana pelaksanaan PKR pada daerah
yang kondisi sekolahnya masih bagus dan buka berada di daerah terpencil.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah adalah
“Apakah Pembelajaran Kelas Rangkap bisa dijadikan suatu model
pembelajaran untuk saat ini walaupun bukan berada di daerah terpencil?”

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, tujuan penulisan laporan
adalah:
1. Untuk mengetahui Pembelajaran Kelas Rangkap bisa dijadiakan model
pembelajaran untuk saat ini.
2. Untuk memantapkan pemahaman para guru – guru untuk mengajarkan
kelas rangkap
BAB II
ISI LAPORAN

A. Pendapat Pribadi PKR Sebagai Model Pembelajaran


Menurut penulis, seperti yang kita ketahui bersama, wilayah
Indonesia yang memiliki daerah yang luas dan terdiri dari pulau-pulau yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke. Indonesia juga memiliki banyak
warga di seluruh Indonesia. Setiap warga negara Indonesia memiliki
tanggung jawab dan hak sebagai warga negara, termasuk hak atas
pendidikan. Setiap warga negara berhak atas pendidikan, maka pendidikan
harus ada dan merata di seluruh Indonesia. Namun pada kenyataannya
penyebaran pendidikan di Indonesia tidak merata. Salah satu penyebab
ketimpangan pendidikan di Indonesia adalah kekurangan guru yang
mengajar disuatu daerah, seperti kekurangan guru sekolah dasar di daerah
terpencil.
Sistem pendidikan kita saat ini belum mampu melaksanakan
penyebaran guru SD secara merata ke seluruh wilayah Indonesia. Akibatnya,
kekurangan guru SD terus terjadi di daerah-daerah terpencil termasuk
Papua yang terus mengalami kekurangan guru, termasuk guru SD. Misalnya
terdapat kesenjangan pendidikan antara kota besar dan daerah terpencil,
sehingga siswa SD di kota besar umumnya berprestasi jauh lebih baik
daripada siswa di daerah terpencil. Salah satu upaya untuk mengatasi
kekurangan guru di banyak sekolah dasar di Indonesia, khususnya di daerah
terpencil, adalah penerapan sistem Pembelajaran Kelas rangkap (PKR) di
sekolah-sekolah di daerah tersebut.
Pembelajaran kelas rangkap adalah pembelajaran yang dilakukan
oleh seorang guru yang mengajar dua atau lebih tingkatan yang berbeda
dalam satu ruangan atau lebih dimana dua atau lebih mata pelajaran yang
berbeda diajarkan dalam waktu yang bersamaan. Sebagian orang mengatakan
bahwa mengajar dengan merangkap kelas memgakibatkan kurangnya kualitas
hasil belajara siswa. Namun sebenarnya pembelajaran bukan merupakan penyebab
kurang baiknya kualitas hasil belajar. Hal ini mungkin karena guru tidak
mengerti dan tidak dapat menemukan teknik dan metode yang tepat untuk
melakukan PKR. Pemahaman seorang guru tentang PKR yang baik
diharapkan akan membuat guru dapat mengimplementasikan pembelajaran
PKR di sekolah secara efektif dan efisien, sehingga tidak lagi menganggap
bahwa PKR merupakan masalah yang sulit untuk dipecahkan. PKR
merupakan tantangan dan realita yang harus dihadapi oleh para guru.
Dalam PKR, siswa harus dapat belajar secara mandiri dan
kontekstual, sehingga secara tidak langsung terjalin interaksi yang baik
antara siswa dengan guru, maupun siswa itu sendiri, yang dapat membentuk
karakter siswa yang positif dan mandiri. Jika dikaitkan dengan kurikulum
saat ini, yaitu. Kurikulum 2013 dengan penekanan yang lebih kuat pada
pendekatan pembelajaran tematik, PKR sangat cocok untuk diterapkan.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang mengintegrasikan atau
mengkombinasikan pengetahuan dari mata pelajaran yang berbeda. Oleh
karena itu, PKR saat ini dapat menjadi solusi bagi guru dan sekolah untuk
mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. Selain itu, Pembelajaran kelas
rangkap tidak hanya digunakan di daerah terpencil, tetapi juga dapat terjadi
di sekolah-sekolah di perkotaan, misalnya ketika ada guru yang tidak hadir.

B. Sumber Berita sebagai Pendukung diperlukannya PKR


a. Berita yang berjudul “USAID gandeng Pemkab Blitar dalam pembelajaran
kelas rangkap” yang diambil dari
https://jatim.antaranews.com/berita/190474/usaid-gandeng-pem
kab-blitar-dalam-pembelajaran-kelas-rangkap

Berita ini menceritakan Pemkab Blitar mendapatkan pendampingan


dalam menerapkan program penataan dan pemerataan guru. Hasil utama
dari kegiatan tersebut di ataranya adalah teridentifikasi jumlah
kekurangan guru. Jumlah kekurangan guru kelas PNS adalah sekitar
1.066 orang. Jumlah kekurangan guru kelas itu sangat banyak. Hal itu
terjadi karena menggunakan bahan pertimbangan standart pelayanan
minimal (SPM) pendidikan dasar, dimana setiap SD/MI harus tersedia
satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan enam orang guru
untuk setiap satuan pendidikan. Pengeloaan kelas rangkap yang menjadi
salah satu alternatif kebijakan untuk sekolah dasar mulai dilakukan pada
2013 dengan memilih 4 sekolah sebagai uji coba.
Sementara di perdesaan semakin tahun siswa yang mendaftar ke sekolah
di desa-desa semakin berkurang. Karena jumlah guru di desa juga
kurang, maka siswa yang mampu akan pindah dan bersekolah di kota.
Sementara yang tidak mampu, mereka memilih drop out sekolah. Untuk
mengantisipasi kekurangan guru di perdesaan, beberapa strategi
dilakukan oleh kabupaten / kota. Selain melakukan mutasi dimana
guru-guru di perkotaan dipindah di perdesaan, langkah lain yang bisa
diambil adalah melaksanakan PKR. PKR adalah suatu bentuk
pembelajaran pendidikan dasar yang mensyaratkan seorang pendidik
mengajar peserta didik, yang terdiri dari dua atau lebih tingkatan kelas
yang berbeda dalam satu proses pembelajaran dan dalam waktu yang
bersamaan. PKR tersebut kemudian diimplementasikan pada
sekolah-sekolah yang kekurangan guru. Dimana satu guru bisa mengajar
di dua kelas secara bersamaan apabila materi yang diberikan sama atau
berhubungan

b. Berita yang berjudul “Sekolah Rusak Berat Akibat Hujan, Siswa SDN
Cirimekar 02 Cibinong Belajar di Tenda Darurat” yang diambil dari
https://www.liputan6.com/news/read/4148888/sekolah-rusak-berat-a
kibat-hujan-siswa-sdn-cirimekar-02-cibinong-belajar-di-tenda-darurat

Berita ini menceritakan Sekolah SDN Cirimekar 02 Cibinong yang rusak


parah akibat hujan yang mengguyur wilayah Jabodetabek sejak 31
Desember 2019 hingga 1 Januari 2020. Akibatnya, siswa harus belajar di
tenda darurat. Ada enam kelas di kelas tersebut, dengan total 230 siswa
belajar di tenda seadanya. Karena saat itu hanya satu tenda yang
didirikan, maka pembelajaran dilakukan secara bergantian. Sekitar 150
siswa yang terdiri dari tiga kelas dikumpulkan dalam satu tenda untuk
melaksanakan pembelajaran. Siswa belajar dengan teknik pembelajaran
kelas rangkap, dimana guru mengajar untuk beberapa kelas dalam satu
ruangan yang sama. Namun, di tengah keadaan yang memprihatinkan
tersebut, anak-anak tetap bersemangat untuk belajar. Berdasarkan berita
di atas, alasan penerapan pembelajaran kelas rangkap adalah
“terbatasnya ruang kelas” yang disebabkan oleh robohnya bangunan
kelas karena diguyur hujan terus menerus tanpa henti. Maka anak-anak
belajar ditenda darurat dengan menggunakan teknik pembelajaran kelas
rangkap untuk memperoleh pembelajaran.

c. Berita yang berjudul ”Kekurangan Guru, 116 SDN di Kabupaten


Probolinggo Terapkan Kelas Rangkap” yang diambil dari
https://www.timesindonesia.co.id/pendidikan/352620/kekurangan-gur
u-116-sdn-di-kabupaten-probolinggo-terapkan-kelas-rangkap

Berita diatas menceritakan bahwa di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur


dilaksanakan sekitar 116 SDN melaksanakan pembelajaran kelas
rangkap, hal ini dikarenakan sekolah tersebut kekurangan guru atau
pengajar dan juga jumlah siswa di sekolah tersebut kurang dari 60 siswa.
Penerapan pembelajaran kelas rangkap dimulai pada tahun 2019 dengan
bantuan program INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia)
dikecamatan Sukapura. Pada awal pelaksanaannya, delapan sekolah atau
lembaga menerapkan pembelajaran kelas rangkap ini. Menurut
pemberitaan, pembelajaran kelas rangkapg terjadi karena beberapa
sebab, yaitu “kekurangan guru” dan juga “alasan demografis”, artinya
jumlah siswa sedikit atau kurang, sehingga terpaksa dilakukan
pembelajaran kelas rangkap. Dengan dua alasan tersebut, sekolah di
Kabupaten Probolinggo Jawa Timur menerapkan pembelajaran kelas
rangkap untuk melaksanakan proses belajar mengajar
C. Teori Pendukung Pelaksanaan PKR
 60586 -
https://media.neliti.com/media/publications/60586-ID-model-pengelola
an-kelas-rangkap-pkr-untu.pdf
 18279 -
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/diadik/article/download/18279/8
623
 516-
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/LIK/article/download/516/4
73
 Bab 1
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/11942/MjY3NTI=/Strategi
-mengajar-guru-dan-keterlibatan-orang-tua-dalam-pelaksanaan-pembela
jaran-kelas-rangkap-di-Sekolah-Dasar-Negeri-Jetis-Lor-3-Kabupaten-Paci
tan-abstrak.pdf
 Bab II https://repository.ump.ac.id/3474/3/BAB%20II.pdf
 Pembelajaran+kelas+rangkap
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132048519/penelitian/Pembelajaran+
Kelas+Rangkap+-+Paidi+UNY+-+2008.pdf
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pelajaran kelompok kecil dan individu adalah suatu bentuk pengajaran di
mana guru dapat bekerja dengan beberapa kelompok kecil dan siswa secara
individu pada waktu yang bersamaan. Bentuk pengajaran ini ditandai
dengan interaksi guru-siswa-siswa yang erat, kesempatan siswa untuk
belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya, adanya dukungan guru
dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam perencanaan pembelajaran.
Bagi seorang guru PKR, penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perseorangan sangat berguna dalam mengorganisasikan kegiatan
belajar mengajar karena hakikat kedua bentuk pengajaran ini hampir sama.
Guru dapat menggunakan berbagai bentuk pengajaran saat menerapkan
pelajaran kelompok kecil dan perorangan. Namun harus diingat bahwa
variasi kelas besar, kelompok kecil dan individu harus digunakan sesuai
dengan sifat topik yang disajikan dan kegiatan selalu diakhiri dengan
kulminasi yang menyebabkan pembeljarana Model PKR ini sangat
memungkinkan untuk diterapkan sebagai solusi untuk mencapai tujuan
pembelajaran diamna penerapannya dapat menjadi solusi untuk mengatasi
berbagai kendala yang dihadapi sekolah di masing-masing daerah.

B. Saran
Sekolah yang melaksanakan PKR dalam sekolah, hendaknya memperhatikan
prinsip - prinsip PKR supaya nantinya dalam pelaksanaan proses
pembelajaran terwujud sekolah dapat menjadi Pembelajaran Kelas Rangkap
yang ideal . PKR yang ideal yang secara terencana menerapkan prinsip -
prinsip PKR akan menyebabkan belajar menjadi menyenangkan dan
menantang. Guru menjadi kreatif memanfaatkan sumber belajar, murid akan
menjadi lebih aktif, suasana dalam kelas ceria, menyenangkan sehingga
muncul kerja sama dan persaingan yang sehat antar murid, sehingga guru
juga merasa lebih menyenangkandalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai