Disusun oleh
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan Laporan PKP dengan Judul “ Upaya Perbaikan
Pembelajaran Menggunakan Metode Kooperatif Learning Dan Media Benda
Nyata pada Pembelajaran IPA Materi Gaya Magnet Kelas V SDN 106189
Semnah Kabupaten Serdang Bedagai T.P 2020/2021” dapat diselesaikan
dengan baik dan lancar.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP). Selain itu, laporan
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
peneliti. Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat :
Akhirnya peneliti berharap semoga apa yang telah peneliti sajikan dalam
laporan penelitian ini dapat diambil manfaatnya demi perbaikan dan
i
pengembangan ilmu pengetahuan dan atas segala partisipasi pihak yang telah
membantu peneliti mengucapkan terimakasih.
Peneliti
Supervisor I Mahasiswa
ii
ABDUL HAMID PULUNGAN, M.Pd ELIYA HILMA
BATUBARA
197206281998011002 NIM.856033734
UNIVERSITAS TERBUKA
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP) yang Saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar
iii
Sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Terbuka merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian- bagian tertentu dalam penulisan Laporan PKP yang Saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma,kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Laporan PKP ini
bukan hasil karya Saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian
tertentu,Saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang Saya
sandang dan sanksi-sanksi lain sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
NIM.856033734
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
iv
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN.............................................................................. iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran.............................
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran...........................
BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................
A. SubjekPenelitian......................................................................
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan........................................
v
2. Waktu Pelaksanaan............................................................
B. Deskripsi Per Siklus.................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................
A. Pelaksanaan Siklus...................................................................
B. Pembahasan dari Setiap Siklus................................................
BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT..........................
A. Kesimpulan..............................................................................
B. Saran........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu dalam pembelajran menggunakan metode kooperatif learning guru
diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang berpusat pada siswa,
berorientasi pada kegiatan, mendorong siswa untuk terbuka, berfikir bebas, lebih
mandiri dan percaya diri terhadap kemampuan intelektual sendiri. Pengkatan hasil
belajar inilah yang menarik untuk di bahas lebih jauh, sehingga dalam laporan
penelitian ini akan dilakukan kajian yang berjudul : Upaya Perbaikan
Pembelajaran Menggunakan Metode Kooperatif Learning Dan Media Benda
Nyata Pada Pembelajaran Ipa Materi Gaya Magnet Kelas V SD Negri 106189
Sennah Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai.
2
Identifikasi Masalah
Dari uraian orientasi diatas dapat diidentifikasi hal-hal berikut ini :
1. Rendahnya pemahaman siswa tentang materi gaya magnet
2. Kurangnya minat siswa untuk bertanya
3. Banyak siswa kesulitan untuk menjawab pertanyaan
4. Keaktifan siswa sangat rendah
5. Guru cenderung banyak bicara sehingga pembelajaran terlihat sangat
membosankan
1. Analisis Masalah
Adapun yang menjadi pokok permasalahan adalah
1. Apa yang menjadi penyebab sehingga siswa kurang memahami
materi
2. Apa yang harus dilakukan guru supaya tumbuh minat belajar siswa
untuk bertanya
3. Apakah penyebab siswa kesulitan menjawab pertanyaan
4. Apa yang harus dilakukan guru agar siswa lebih aktif lagi
5. Guru harus menggunakan metode yang lebih bervariasi lagi
2. Alternatif dan Perioritas Pemecahan Masalah
Setelah melakukan identifikasi dan analisis masalah yang harus
diperbaiki yaitu penggunaan metode mengajar yang lebih berfariasi dan
lebih melibatkan anak dalam belajar aktif. Pada penelitian perbaikan
pembelajaran guru akan menggunakan metode mengajar kooperatif
learning. Dimana siswa yang berperan aktif dalam proses pembelajaran,
sedangkan guru berperan sebagai pengarah, fasilitator yang berperan
meluruskan pemahaman anak yang salah terhadap suatu kajian materi.
B. Rumusan Masalah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
yang dikemukakan oleh Clark dalam ( 2011 ) menyatakan bahwa hasil belajar
siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 %
dipengaruhi oleh lingkungan, demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni
lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran.
Secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal yaitu faktor – faktor yang berada didalam dan diluar siswa, yang
tergolong faktor internal adalah :
1. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang
diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh dan
sebagainya.
2. Faktor psikologis, baik bersifat bawaan maupun keturunan.
3. Faktor kematangan baik fisik maupun psikis
Yang tergolong faktor eksternal :
1) Faktor sosial yang terdiri dari :
a. Faktor lingkungan keluarga.
b. Faktor lingkungan sekolah.
c. Faktor lingkungan masyarakat.
d. Faktor kelompok.
2) Faktor budaya seperti : adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian dan sebagainya.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belanja, iklim dan
sebagainya.
4) Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.
merupakan perubahan dari istilah proses belajar mengajar (PBM) atau kegiatan
belajar mengajar (KBM).
Hamalik (1994:57) menyatakan bahwa pembelajran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi material, fasilitas
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan
pembalajaran.manusia yang terlihat dari sistem pembelajaran terdiri dari siswa,
guru dan tenaga lainnya. Material meliputi buku-buku, papan utlis dan kapur,
fotografi, slide dan film, audio dan video. Fasilitas perlengkapan terdiri atas
ruang belajar, media visual atau alat peraga. Prosedur meliputi jadwal dan
metode penyampaian informasi praktek belajar, ujian dan sebagainya.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antara anak
dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Kegiatan
pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam
lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar
bersifat individual dan kontekstual artinya proses belajar terjadi dalam diri
individu sesuai dengan perkembangan dan lingkungannya.
Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru
pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh
terjadinya hubungan antara aspek-aspek, kosep-konsep, informasi atau situasi
baru dengan komponen-komponen yang relevan didalam struktur kognitif
siswa . proses belajar tidak sekedar menghapal konsep-konsep atau fakta
belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk
menghasilkan pemahaman yangn utuh sehingga konsep yang dipelajari akan
dipahami secara baik dan tidak lupa dilupakan. Dengan demuikian agar terjadi
belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali
konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan yang akan diajarkan. Dengan kata
lain belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang
dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera dari pada hanya
mendengar orang/guru menjalaskan.
16
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut
diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata
dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung
dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.
Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain sebagai berikut :
1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah
pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas
3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan
4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga
tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan
pembelajaran secara berkelanjutan.
Agar peneliti memperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang
penelitian tindakan, perlu kiranya dipahami bersama prinsip-prinsip yang harus
dipenuhi. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah :
1. Kegiatan nyata dalam situasi rutin
Penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi rutin,
karena jika penelitian dilakukan dalam kondisi lain, hasilnya tidak dijamin
dapat dilaksanakan lagi dalam situasi aslinya, atau dengan kata lain
penelitiannya tidak dalam situasi wajar. Oleh karena itu, penelitian tindakan
tidak perlu mengadakan waktu khusus, tidak mengubah jadwal yang sudah
ada.
2. Adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja
Didasarkan pada sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak suka dengan
hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik.
Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan terus menerus
sampai tujuan tercapai, tetapi sifatnya hanya sementara, karena dilanjutkan
lagi dengan keinginan untuk lebih baik yang datang susul menyusul.
Penelitian tindakan sifatnya bukan menyangkut hal-hal statis, tetapi
dinamis, yaitu adanya perubahan. Penelitian tindakan bukan menyangkut
18
materi atau topik bahasan itu sendiri, tetapi menyangkut penyajian topik
pokok bahasan yang bersangkutan, yaitu strategi, pendekatan, metode, atau
cara untuk memperoleh hasil melalui sebuah kegiatan uji coba atau
eksperimen.
3. SWOT sebagai dasar pijakan
PTK harus dimulai dengan analisis SWOT, sehingga dalam memilih sebuah
tindakan peneliti harus mempertimbangkan apakah ada sesuatu di luar diri
dan subyek tindakan yang kiranya dapat dimanfaatkan, juga sebaliknya
berpikir tentang “bahaya” di luar diri dan subyeknya sehingga dapat
mendatangkan resiko. Hal ini terkait dengan prinsip pertama, bahwa
penelitian tindakan tidak boleh mengubah situasi asli, yang biasanya tidak
mengudang resiko.
Diantara unsur dalam SMART, unsur ketiga acceptable adalah yang paling
terkait dengan subyek yang akan dikenai tindakan. Oleh karena itu, sebelum guru
menentukan lebih lanjut tindakan yang akan diberikan, mereka harus diajak
bicara. Tindakan yang akan diberikan oleh guru dan akan mereka lakukan harus
disepakati dengan suka rela. Dengan demikian, guru dapat mengharapkan
tindakan yang dilakukan oleh siswa dilandasi atas kesadaran dan kemauan penuh.
Dampaknya adalah akan menghasilkan semangat atau kegairahan yang tinggi.
Secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui :
Objek PTK harus merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas,
bukan objek yang sedang diam dan tanpa gerak. Unsur-unsur yang dapat dijadikan
20
sasaran/objek PTK tersebut adalah : (1) siswa, (2) guru, (3) materi pelajaran, (4)
peralatan atau sarana pendidikan, meliputi peralatan, baik yang dimiliki oleh
siswa secara perseorangan, peralatan yang disediakan oleh sekolah, ataupun
peralatan yang disediakan dan digunakan di kelas dan di laboratorium, (5) hasil
pembelajaran, (6) lingkungan, dan (7) pengelolaan, hal yang termasuk dalam
kegiatan pengelolaan misalnya cara dan waktu mengelompokkan siswa ketika
guru memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa,
penempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa, dan lain-lain.
Bagaikan mata uang yang memiliki dua sisi, begitu juga dengan penelitian
tindakan kelas. Ada dua keuntungan nyata yang menjadi efek apabila seorang
guru melaksanakan penelitian tindakan kelas. Pertama adalah dapat
meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dan yang kedua, adalah merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalitas guru. Dengan catatan, bila
penelitian tindakan kelas dilakukan secara baik dan benar. PTK akan berhasil
baik dan signifikan apabila sebelum melaksanakannya seorang guru harus
sudah mengetahui konsep dasar tentang bagaimana melaksanakan PTK. Mulai
dari pengertian PTK, tujuan, prinsip, model, persayaratan, dan sasaran/objek yang
bisa dikenai tindakan.
21
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
2. Waktu Pelaksanaan
Mata Jumlah
No Subjek Siklus 1 Siklus II Tempat
pelajaran Lk Pr
Ilmu Kelas
Rabu Tanggal Kamis Tanggal SD Negeri No.
1 Pengetahuan V 12 10
28 April 2021 08 Mei 2021 106189 Sennah
Alam
22
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
4. Refleksi
Adapun model tahapanya sebagai berikut :
Perencanaan I
Pelaksanaan1
Refleksi 1 Siklus 1
Pengamatan 1
Perencanaan II
Pengamatan II
1. Perencanaan
Dalam tahap penyusunan rancangan ini, peneliti menentukan titik atau
fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,
kemudian membuat instrumen pengamatan untuk membantu merekam fakta
yang terjadi selama tindakan berlangsung (Arikunto, 2008:18). Dalam tahapan
perencanaan ini meliputi:
4. Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi, analisis dan reward and
punishment dengan rekan kerja (Annurrahman, 2009:4.35). Refleksi dilakukan
untuk mengkaji proses pembelajaran yaitu keterampilan guru dan siswa, serta
hasil belajar siswa materi operasi hitung perkalian dan pembagian, apakah
sudah efektif dengan melihat siklus Pertama kemudian membuat perencanaan
tindak lanjut pada siklus berikutnya.
c.Tahap Observasi
siklus II. Materi pembelajaran siklus II ini adalah “gaya magnet”. Adapun
pelaksanaan pada siklus II ini meliputi
b. Pelaksanaan
A. Kegiatan Awal
Merapikan siswa di tempat duduk
Berdoa dan mengabsensi siswa
Apersepsi.
B. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi gaya magnet.
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
Memfasilitasi siswa dengan memberikan media / alat peraga.
Memberi arahan kepada siswa untuk membuat magnet.
Tiap –tiap kelompok diminta untuk membuat magnet dengan
cara aliran listrik, kemudian mencatat hasil percobaannya
apakah sudah berhasil atau belum.
C. Kegiatan Akhir
Menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum
dipahami.
Siswa ditugasi untuk meencari informasi tentang magnet dalam
kehidupan sehari-hari.
Mengadakan evaluasi dengan memberikan soal tertulis.
c. Tahap Observasi
1. Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran IPA
pokok bahasan materi gaya magnet
2. Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA pokok
bahasan materi gaya magnet
d.Refleksi
1. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran Siklus II
2. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran Siklus II
3. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada Siklus II
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Siklus
1. Perbaikan Pembelajaran Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1. Menelaah materi IPA materi Gaya Magnet yang dijadikan sebagai materi
dalam perbaikan pembelajaran
2. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran sesuai dengan indikator yang
telah ditetapkan dan skenario pembelajaran IPA dengan menggunakan
metode Kooperatif Learning dengan media nyata.
3. Menyiapkan media pembelajaran.
4. Menyiapkan alat evaluasi yang berupa soal tes tertulis dan lembaran
penilaian kerja kelompok.
5. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) dan media yang dibutuhkan dalam
proses pembelajaran.
1) Kegiatan Awal
Merapikan siswa di tempat duduk
Berdoa dan mengabsensi siswa
30
2 ) Kegiatan Inti
Siswa diminta membaca materi tentang gaya magnet
Menunjukkan salah satu jenis magnet, kemudian mengajukan
pertanyaan berikut
1. Tahukah kamu benda apa ini ?
2. Tahukah kamu apa gunanya benda ini ?
Memberikan penjalasan tentang sifat kutub magnet dan
memberikan contoh- contoh peralatan sekitar yang menggunakan
magnet.
Menunjukkan gambar magnet.
3) Kegiatan Akhir
Menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami.
Siswa diminta untuk membuat rangkuman materi dengan bahasa
sendiri.
Siswa ditugasi untuk meencari informasi tentang magnet dalam
kehidupan sehari-hari.
Mengadakan evaluasi dengan memberikan soal tertulis.
c. Observasi
lebih meningkat lagi dari pada saat pelaksanaan pembelajaran Siklus I. Hal ini
sangat berpengaruh pada capaian prestasi belajar siswa.
a. perencanaan
1. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran sesuai SK dan KD pada
pembelajaran IPA tentang materi gaya magnet
2. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa alat-alat
pengamatan.
3. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis
4. Mengupayakan agar siswa aktif melakukan diskusi kelompoknya
5. Memberi tugas pada setiap kelompok
a. Pelaksanaan
D. Kegiatan Awal
Merapikan siswa di tempat duduk
Berdoa dan mengabsensi siswa
Apersepsi.
E. Kegiatan Inti
32
d. Refleksi
BAB V
A. Kesimpulan
Pelaksanaan pembelajaran prasiklus pada pelajaran IPA materi gaya
magnet pada siswa Kelas V SDN 106189 sennah kecamatan pegajahan,
kabupaten serdang bedagai Tahun Pelajaran 2021/2022 masih berlangsung
secara konvensional.
Pada siklus I dengan metode kooperatif learning dan media benda nyata
pada pembelajaran IPA materi gaya magnet siswa Kelas V SDN 106189
sennah Kecamatan pegajahan Kabupaten Serdang bedagai Tahun Pelajaran
2021/2022 minat belajar siswa mengalami peningkatan.
B. Saran
Dari hasil kesimpulan tersebut peneliti memberikan saran bahwa untuk
perbaikan pembelajaran siswa dapat menggunakan metode dan media
pembelajaran yang tepat. Pada mata pelajaran IPA materi gaya magnet dalam
35
Dengan menggunakan metode dan media yang tepat, maka siswa juga akan
merasa bahwa belajar itu adalah hal yang menarik dan menyenangkan serta
membuat siswa merasa bahwa belajar IPA itu mudah dan tidak membingungkan.
Pada penggunaan metode kooperatif learning dan media benda nyata pelajaran
IPA di SD dapat meningkatan minat dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
36
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Lukman. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Perencanaan I
Pelaksanaan1
Refleksi 1 Siklus 1
Pengamatan 1
Perencanaan II
Pengamatan II
2. RPPH/RPP hari Pertama
Siklus 1 dan Siklus 2
( RPP PERBAIKAN )
SIKLUS I
Kelas/semester : V/2
Pertemuan ke :1
1. Standar kompetensi:
111. Indikator :
Bagi siswa
Dengan bantuan alat peraga yang lebih menarik diharapkan siswa
dapat lebih aktifdalam proses pembelajaran.
Bagi Guru
Dengan alat peraga yang lebih menarik dapat mempermudah guru
dalam menyampaikan dan menjelaskan materi.
Gaya Magnet
Pengamatan
D. Kegiatan Awal
Merapikan siswa di tempat duduk
Berdoa dan mengabsensi siswa
Mencoba menggali pengalaman siswa tentang penggunaan magnet
dalam kehidupan sehari-hari
E. Kegiatan Inti
Siswa diminta membaca materi tentang gaya magnet
Menunjukkan salah satu jenis magnet, kemudian mengajukan
pertanyaan berikut
X. Penilaian
Instrumen Soal
Kunci Jawaban
Mengetahui
( RPP PERBAIKAN )
SIKLUS II
Kelas/semester : V/2
Pertemuan ke :1
1. Standar kompetensi:
111. Indikator :
Bagi siswa
Dengan menggunakan metode kooferatif learning diharapkan siswa
dapat lebih aktifdalam proses pembelajaran.
Bagi Guru
Dengan metode kooferatif learning dapat meningkatan kegiatan
belajar yang kondusif dan bermakna.
Gaya Magnet
Kooferatif learning
I. Kegiatan Akhir
Menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami.
Siswa ditugasi untuk meencari informasi tentang magnet dalam
kehidupan sehari-hari.
Mengadakan evaluasi dengan memberikan soal tertulis.
X. Penilaian
TUGAS KELOMPOK
Kelompok :
Anggota :
1. ……………. 4. ………………
2. …………….. 5. ………………
3. …………….
A. Tujuan
4. Klip kertas
C. Cara kerja
Lilitkan kawat tembaga dengan paku, buatlah jarak antara lilitan saling
berjauhan dan tidak boleh bersentuhan.
Hubungkan kedua ujung sisa kawat yang tidak terlilit ke kutub- kutub
baterai.
Setelah rangkaian siap, dekatkanpaku yang telah terlilit tersebut
kebeberapa klip kertas.
Ulangi melilitkan kawat ke paku dengan jarakyang lebih rapat. Tapi ingat
antara lilitan tidak boleh bersentuhan.
Dekatkan paku tersebut ke klip kertas. Amati apa yang terjadi dengan klip
kertas tersebut.
Lepaskan ujung kawat dari baterai. Dekatkan paku tersebut ke klip kertas.
Amati apa yang terjadi
D.Pertanyaan
1 Pada langkah kerja poin 3, apakah yang terjadi saat kamu dekatkan ke klip
kertas?
2 Pada langkah kerja poin 5, setelah lilitan kamu buat lebih rapat, apakah
yang terjadi saat kamu dekatkan paku ke klip kertas ?
3 Pada langkah kerja poin 6, adakah yang terjadi saat kamu dekatkan paku
ke klip kertas ?
Instrumen Soal
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Tahap 1 Menyampaikan Tujuan dan memotivasi Siswa
a.Merapikan siswa di tempat duduk
Kegiatan b.Berdoa dan mengabsensi siswa
15 Menit
Awal c.Apersepsi.
Tahap 5 Evaluasi
m.Guru memberikan 10 soal sebagai kegiatan evaluasi
n.Guru memberikan apresiasi atas hasil kerja siswa
k.Menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami.
l.Siswa ditugasi untuk meencari informasi tentang magnet dalam
Kegiatan kehidupan sehari-hari. 15menit
Penutup
m.Mengadakan evaluasi dengan memberikan soal tertulis.
. Lembar Refleksi Simulasi Siklus I dan Siklus II
JAWABAN
1. kelemahan saat simulasi pembelajaran yang saya lakukan adalah
- Beberapa siswa kurang menguasai setiap materi yang di berikan
guru pada siswa
- Pemanfaatan media pembelajaran belum efektif.
- Waktu selama diskusi terlalu lama.
2. Adapun kelebihan saat simulasi pembelajran dilakukan adalah
- Siswa dapat menjelaskan materi yang diberikan guru baik secara
individu ataupun kelompok
- Siswa dapat lebih muda memahami materi pembelajaran dengan
menggunakan media papan tempel.
3. Hal unik atau tidak biasa pada saat simulasi pembelajaran adalah simulasi
yang dilakukan tanpa adanya siswa untuk itu ketika penerapan model
pembelajaran dalam materi yang digunakan terlihat lucu dan unik karena
guru yang terlihat ngomong sendiri namun walaupun begitu guru dapat
melakukan simulasi pembelajaran dengan baik dan lancar. Selain itu
ketika melakukan simulasi , peneliti (guru) harus mampu mengatur
alokasi waktu karena dalam waktu 5 menit ketiga kegiatan dalam proses
pembelajaran harus dilakukan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan penutup.
4. Upaya perbaikan perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu lebih
melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPP yang dibuat
dan lebih memotivasi siswa agar siswa lebih bersemangat belajar dan
senantiasa menggunakan media yang cocok sebagai pendukung
pelaksanaan pembelajaran serta guru tetap dengan penampilan yang rapi
yaitu dari pakaian, rambut serta sepatu untuk menjadi contoh yang baik
bagi siswa pula.
2. Lembar Refleksi Siklus II
JAWABAN
1. Adapun kelemahan saat simulasi pembelajaran yang teridentifikasi saat
proses diskusi bersama pendamping simulasi adalah peneliti (guru) belum
menjalankan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan yang ada di RPP,
contohnya peneliti (guru) tidak memberikan apersepsi pada saat awal
pembelajaran. Apersepsi disini dilakukan dengan maksud mereviu kembali
materi pembelajaran yang telah diberikan di minggu sebelumnya. Selain
itu dalam proses pembelajaran yang dilakukan, guru kurang memotivasi
siwa untuk lebih semangat belajar. Untuk itu hal ini menjadi refleksi bagi
guru agar di pembelajaran selanjutnya, guru dapat lebih memotivasi siswa
dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
2. Kelebihan saat simulasi pembelajaran yang teridentifikasi saat proses
diskusi bersama pendamping simulasi adalah peneliti (guru) sudah hampir
semua melakukan kegiatan demi kegiatan baik kegiatan awal, kegiatan inti
dan kegiatan penutup sesuai dengan RPP. Selain itu model pembelajaran
Make a Match yang digunakan dapat dilakukan dengan lancar dan dapat
meningkatkan keaktifan siswa yaitu dapat dilihat dari siswa yang
berpartisipasi dalam pembelajaran baik dari kegiatan awal hingga ke
kegiatan inti.
3. Hal unik dan tidak biasa pada saat simulasi pembelajaran yaitu yang
biasanya siswa mengantuk pada saat belajar, malu untuk bertanya kepada
guru hingga mengobrol dengan teman tidak ada lagi dalam simulasi
pembelajaran yang diberikan guru. Hal ini disebabkan karena adanya
media gambar yang ditempel di papan tulis dan dijelaskan guru dengan
jelas, selain itu adanya model Make a Match membuat siswa tertarik dan
senang bahkan jauh lebih paham dengan materi yang diberikan guru,
sehingga kebanyakan siswa tidak lagi mengantuk bahkan terlihat aktif
dalam pembelajaran yang diberikan guru.
4. Upaya perbaikan pembelajaran yang dapat atau akan dilakukan untuk
meningkatkan pelaksanaan pembelajaran yaitu guru harus lebih
memberikan motivasi kepada siswa agar siswa lebih semangat lagi untuk
belajar dan diharapkan guru dapat konsisten dengan mengaplikasikan
model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang diberikan
karena terbukti dengan adanya model pembelajaran serta media
pembelajaran membuat siswa lebih bersemangat untuk belajar sehingga
terlihat aktif dalam pembelajaran, selain itu siswa dapat lebih paham dan
antusias akan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru. Selain itu
dengan adanya model dan media pembelajaran yang diberikan guru, siswa
tidak lagi mengantuk, bosan atau jenuh dengan pembelajaran yang
diberikan guru, siswa kelihatan senang dan menikmati proses belajar
mengajar yang diberikan guru karena adanya model pembelajaran tersebut.
Selain itu dalam proses belajar mengajar guru harus menggunakan
penampilan yang menarik dan rapi baik dari pakaian , rambut hingga
sepatu, selain menarik perhatian siswa, kita sebagai guru juga dapat
memberikan contoh yang baik bagi siswa akan penampilan yang kita
berikan.
JURNAL PEMBIMBINGAN PKP SEMESTER 2020/21
(2021.1)
Mengetahui
Supervisor 1 Supervisor 2