Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN PKP

UPAYA PERBAIKAN PEMBALAJARAN MENGGUNAKAN METODE


KOOPERATIF LEARNING DAN MEDIA BENDA NYATA PADA
PEMBELAJARAN IPA MATERI GAYA MAGNET KELAS V SD
NEGERI NO.106189
SENNAH KEC. PEGAJAHAN
KAB.SERDANG BEDAGAI
T.P 2020/2021

Disusun oleh

NAMA : ELIYA HILMA BATUBARA


NIM : 856033734
PROGRAM STUDI : PGSD-SI
POKJAR : SERDANG BEDAGAI
NAMA SEKOLAH : SD Negeri No.106189 Sennah

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH


UNIVERSITAS TERBUKA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan Laporan PKP dengan Judul “ Upaya Perbaikan
Pembelajaran Menggunakan Metode Kooperatif Learning Dan Media Benda
Nyata pada Pembelajaran IPA Materi Gaya Magnet Kelas V SDN 106189
Semnah Kabupaten Serdang Bedagai T.P 2020/2021” dapat diselesaikan
dengan baik dan lancar.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP). Selain itu, laporan
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
peneliti. Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat :

1. Bapak Dra. Yusrafiddin,M.Pd Kepala Upbjj Medan


2. Bapak Haris Fadilla Selaku Ketua pengelola UPBJJ Pogjar Serdang Bedagai
3. Bapak Abdul Hamid Pulungan, M.Pd sebagai Tutor Pembimbing PKP yang
telah memberikan bimbingan dan berbagi ilmu serta arahan kepada peneliti.
4. Andi Risawati yang telah memberikan kesempatan peneliti untuk melakukan
perbaikan pembelajaran di sekolah yang beliau pimpin.
5. Seluruh keluarga dan teman-teman seperjuangan kelas Bidang Ilmu Pokjar
Serdang Bedagai yang telah mendukung dan memberikan semangat hingga
selesainya laporan PKP ini.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan PKP ini tidak


terlepas dari berbagai kekurangan maka peneliti mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak agar laporan penelitian ini dapat menjadi lebih baik

Akhirnya peneliti berharap semoga apa yang telah peneliti sajikan dalam
laporan penelitian ini dapat diambil manfaatnya demi perbaikan dan

i
pengembangan ilmu pengetahuan dan atas segala partisipasi pihak yang telah
membantu peneliti mengucapkan terimakasih.

Medan, 06 Juni 2021

Peneliti

ELIYA HILMA BATUBARA


LEMBAR PENGESAHAN
UPAYA PERBAIKAN PEMBALAJARAN MENGGUNAKAN METODE
KOOPERATIF LEARNING DAN MEDIA BENDA NYATA PADA
PEMBELAJARAN IPA MATERI GAYA MAGNET KELAS V SD
NEGERI NO.106189
T.P 2020/2021

Medan,06 Juni 2021

Supervisor I Mahasiswa

ii
ABDUL HAMID PULUNGAN, M.Pd ELIYA HILMA
BATUBARA

197206281998011002 NIM.856033734

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA

Jl.Cabe Raya,Pondok Cabe,Pamulang,Tangerang Selatan 15418

Telepon : 012-7490941 (Hunting)

Faximile : 021-7490147 (Bagian Umum),012-7434290 (Sekretaris Rektor)


Laman : www.ut.ac.id

LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP) yang Saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar

iii
Sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Terbuka merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian- bagian tertentu dalam penulisan Laporan PKP yang Saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma,kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Laporan PKP ini
bukan hasil karya Saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian
tertentu,Saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang Saya
sandang dan sanksi-sanksi lain sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.

Medan, 06 Juni 2021

ELIYA HILMA BATUBARA

NIM.856033734

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

iv
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN.............................................................................. iv

DAFTAR ISI.................................................................................................... v

DAFTAR TABEL............................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran.............................
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran...........................
BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................

A. Hakikat Hasil belajar ..............................................................


B. Hakikat Pembelajaran IPA.......................................................
C. Metode Kooperatif Learning...................................................
D. Pengertian Belajar dan Pembelajaran......................................
E. Karakteristik Peserta Didik......................................................
F. Penelitian Tindakan Kelas....................................................
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN..................................................

A. SubjekPenelitian......................................................................
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan........................................

v
2. Waktu Pelaksanaan............................................................
B. Deskripsi Per Siklus.................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................

A. Pelaksanaan Siklus...................................................................
B. Pembahasan dari Setiap Siklus................................................
BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT..........................

A. Kesimpulan..............................................................................
B. Saran........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Pelaksaan dan Mata Pelajaran................................

vii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Rancangan satu siklus (R1S) untuk siklus 1 dan siklus 2


2. Rencana perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus 2
3. Skenario perbaikan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2
4. Lembar refleksi siklus 1 dan siklus 2 (Lembar observasi siklus 1 dan siklus 2)
5. Jurnal pembimbingan PKP

viii
ix
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ilmu pengetahuan alam pada dasarnya selalu berhubungan dengan alam. Alam
banyak memberikan manfaat kepada manusia itu sebabnya ilmu pengetahuan
alam sangat perlu diajarkan kepada anak-anak. Bukan hanya untuk pengambilan
manfaat dari alam melainkan agar anak lebih tertarik untuk menjaga kelestarian
alam. Dengan mengetahui pentingnya alam bagi manusia, peserta didik akan lebih
mudah di ajak untuk menjaga dan merawat alam yang ada di sekitarnya.
Ilmu pengetahuan alam sebenarnya mudah untuk diajarkan kepada siswa.
Apabila kita menggunakan metode yang tepat saat proses pembelajaran. Apalagi
dalam ilmu pengetahuan alam lingkungan sekitar baik itu lingkungan rumah
maupun lingkungan sekolah dapat langsung digunakan guru sebagai media
pembelajaran. Tapi faktanya banyak guru yang tidak melakukan proses
pembelajaran seperti itu. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah saat
mengajar dari padamenggunakan metode yang bervariasi. Ketika pembelajaran
tentang gaya magnet guru hanya menggunakan metode ceramah, sehingga peserta
didik menjadi bosan, tidak mau mendengarkan materi yang disampaikan oleh
guru. Akibat proses pembelajaran yang monoton peserta didik menjadi kurang
berminat untuk berlajar ilmu pengtahuan alam.
Masalah tersebut tidak boleh dibiarkan berkelanjutan. Oleh karena itu
diperlukan berbagai upaya yang dapat menunjang keberhasilan siswa dalam
proses pembelajaran. Salah satu yang dilakukan guru adalah dengan menerapkan
metode inkuiri dalam proses pembelajaran ilmu pegetahuan alam. Alasa rasional
menggunakan metode kooperatif learning adalah bahwa siswa akan
mendengarkan pemahaman yang lebih baik mengenai ilmu pengetahuan alam dan
akan lebih tertarik pada pengetahuan alam jika mereka dilibatkan secara aktif
dalam melakukan materi-materi yang diajarkan.

Oleh karena itu dalam pembelajran menggunakan metode kooperatif learning guru
diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang berpusat pada siswa,
berorientasi pada kegiatan, mendorong siswa untuk terbuka, berfikir bebas, lebih
mandiri dan percaya diri terhadap kemampuan intelektual sendiri. Pengkatan hasil
belajar inilah yang menarik untuk di bahas lebih jauh, sehingga dalam laporan
penelitian ini akan dilakukan kajian yang berjudul : Upaya Perbaikan
Pembelajaran Menggunakan Metode Kooperatif Learning Dan Media Benda
Nyata Pada Pembelajaran Ipa Materi Gaya Magnet Kelas V SD Negri 106189
Sennah Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai.
2

Identifikasi Masalah
Dari uraian orientasi diatas dapat diidentifikasi hal-hal berikut ini :
1. Rendahnya pemahaman siswa tentang materi gaya magnet
2. Kurangnya minat siswa untuk bertanya
3. Banyak siswa kesulitan untuk menjawab pertanyaan
4. Keaktifan siswa sangat rendah
5. Guru cenderung banyak bicara sehingga pembelajaran terlihat sangat
membosankan
1. Analisis Masalah
Adapun yang menjadi pokok permasalahan adalah
1. Apa yang menjadi penyebab sehingga siswa kurang memahami
materi
2. Apa yang harus dilakukan guru supaya tumbuh minat belajar siswa
untuk bertanya
3. Apakah penyebab siswa kesulitan menjawab pertanyaan
4. Apa yang harus dilakukan guru agar siswa lebih aktif lagi
5. Guru harus menggunakan metode yang lebih bervariasi lagi
2. Alternatif dan Perioritas Pemecahan Masalah
Setelah melakukan identifikasi dan analisis masalah yang harus
diperbaiki yaitu penggunaan metode mengajar yang lebih berfariasi dan
lebih melibatkan anak dalam belajar aktif. Pada penelitian perbaikan
pembelajaran guru akan menggunakan metode mengajar kooperatif
learning. Dimana siswa yang berperan aktif dalam proses pembelajaran,
sedangkan guru berperan sebagai pengarah, fasilitator yang berperan
meluruskan pemahaman anak yang salah terhadap suatu kajian materi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, analisis, serta alternatif pemecahan masalah


di atas maka permasalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah media realita/nyata dapat meningkatkan pemahaman siswa pada


materi gaya magnet di SD Negeri No. 106189 Sennah ?
3

2. Apakah metode kooperatif learning dapat meningkatkan pemahaman


siswa pada materi gaya magnet di SD Negeri No.106189 Sennah ?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : mengetahui penerapan media


realita dalam peningkatan pemahaman siswa terhadap materi gaya magnet
melalui metode kooperatif learning di kelas V SD Negeri No. 106189
Sennah.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran.


1. Bagi Guru
a) Model pembelajaran yang diterapkan dapat memberikan wawasan
pengetahuan dan pengalaman tentang pembelajaran IPA.
b) Guru dapat menciptakan pembelajaran IPA yang menarik dan
menyenangkan sesuai dengan karakteristik siswa sehingga materi
pelajaran IPA dapat tersampaikan dengan baik.
2. Bagi Siswa
Dapat memberikan pengalaman belajar yang baru bagi siswa dalam upaya
mencapai tujuan belajar dan mengasah keterampilan dalam menemukan
dan membentuk konsep secara individu maupun melalui bimbingan guru.
3. Bagi Sekolah
a) Memberikan sumbangan pengetahuan terhadap sekolah dalam
perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas
pendidikan
b) Dapat menambah wahana pembelajaran menjadi lebih variatif
sehingga mampu memajukan proses pendidikan di masa mendatang.
4. Bagi Peneliti
a) Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan informasi dalam
menjalankan tugas mengajar menyangkut dengan materi gaya magnet
melalui metode kooperatif learning di Sekolah Dasar.
b) Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan informasi dalam
menjalankan tugas mengajar menyangkut dengan pelajaran IPA
materi gaya magnet.
4

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Hasil Belajar

Menurut Gagne seperti dikutip Ratna Wilis dahar dalam bukunya.


Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran ( 2011; 02 ) belajar didefinisikan
sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat
suatu pengalaman. Skinner ( dalam Isriani dan Dewi, 2012: 4 ) mengatakan
belajar merupakan suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif. Hal senada diungkapkan Rusman bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari
pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan ( Rusman,2011:
134 ). Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar,
maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, jika ia tidak belajar,
responnya menurun. Dengan demikian, belajar diartikan sebagai suatu
perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respons. Ratna Wilis
Dahar mengatakan bahwa bealajar dihasilkan dari pengalaman dengan
lingkungan, yang didalamnya terjadi hubungan-hubungan antara stimulus-
stimulus dan respons-respons ( 2011: 03 ). Hal senada diungkapkan Isriani
dan Dewi ( 2012: 4 ) bahwa belajar pada dasarnya berbicara tentang tingkah
laku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman yang berasal dari
lingkungan.
Dari beberapa definisi belajar diatas tersirat bahwa agar terjadi proses
belajar atau terjadinya perubahan tingkah laku sebelum kegiatan belajar
mengajar di kelas, seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan
berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada peserta didik dan
pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Aktifitas guru untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar
siswa berlangsung optimal disebut dengan kegiatan pembelajaran.
Dengan kata lain pembelajaran adalah proses membuat orang belajar.
Guru bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi
5

lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus


mengadakan pemilihan terhadap berbagai strategi pembelajaran yang ada,
yang paling memungkinkan proses belajar siswa berlangsung efektif dan
efisien adalah dengan adanya tujuan dari belajar itu sendiri.

1. Pengertian Hasil Belajar


Menurut Suprijono dalam Thobroni dan Mustofa ( 2011: 22 ) hasil
belajar adalah pola – pola perbuatan, nilai – nilai, pengertian – pengertian,
sikap – sikap, apersepsi, dan keterampilan. Selain itu Thobroni dan Mustofa
( 2011: 24 ) mendefinisikan hasil belajar sebagai perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.
Sedangkan Sadjana dalam sarjanaku.com ( 2011 ) mendefinisikan hasil belajar
sebagai kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya.
Gagne dalam Thobroni dan Mustofa ( 2011: 22-23) berpendapat bahwa
hasil belajar dapat berupa informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi,
kognitif, keterampilan motorik, dan sikap yaitu kemampuan menerima atau
menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Jika diselaraskan
dengan pendapat Bloom dalam Thobroni dan Mustofa ( 2011: 23-24 ), yang
menyebutkan cakupan hasil belajar terdiri dari tiga hal, yaitu kognitif, afektif,
dan psikomotor, dapat dikatakan bahwa hasil belajar tidak hanya mencakup
salah satu aspek potensi kemanusiaan saja, melainkan secara keseluruhan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa
setelah siswa menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehungga dapat
mengkontruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari – hari

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Sudjana dalam sarjanaku ( 2011: 93 ) hasil belajar yang dicapai siswa
dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa ( internal ) dan
faktor dari luar diri siswa ( external ). Dari pendapat ini, faktor yang dimaksud
adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti
6

yang dikemukakan oleh Clark dalam ( 2011 ) menyatakan bahwa hasil belajar
siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 %
dipengaruhi oleh lingkungan, demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni
lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran.
Secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal yaitu faktor – faktor yang berada didalam dan diluar siswa, yang
tergolong faktor internal adalah :
1. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang
diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh dan
sebagainya.
2. Faktor psikologis, baik bersifat bawaan maupun keturunan.
3. Faktor kematangan baik fisik maupun psikis
Yang tergolong faktor eksternal :
1) Faktor sosial yang terdiri dari :
a. Faktor lingkungan keluarga.
b. Faktor lingkungan sekolah.
c. Faktor lingkungan masyarakat.
d. Faktor kelompok.
2) Faktor budaya seperti : adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian dan sebagainya.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belanja, iklim dan
sebagainya.
4) Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.

B . Hakikat Pembelajaran IPA


1. Pengertian IPA
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan
istilah sains.Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang
berarti ”saya tahu”. Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata
science yang berarti ”pengetahuan”. Science kemudian berkembang
menjadi social science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan
7

ilmupengetahuan sosial (IPS) dan natural science yang dalam Bahasa


Indonesia dikenaldengan ilmu pengetahuan alam (IPA).
Dalam kamus Fowler (1951), natural science didefinisikan
sebagai:systematic and formulated knowledge dealing with material
phenomena and basedmainly on observation and induction (yang
diartikan bahwa ilmu pengetahuan alamdidefinisikan sebagai:
pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan
gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil
pengamatan dan induksi).
Selanjutnya, Djojosoediro (2001) mengatakan “IPA merupakan
cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam.
IPAdidefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan
fenomena alam yangdiperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan
ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan
menggunakan metode ilmiah”.
Definisi ini memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang
pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi
data, dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang
bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan
analisis data terhadap gejala-gejala alam.Dengan demikian,pada
hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang
dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji
kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode
ilmiah.

2. Hakikat IPA sebagai Proses, Produk, Sikap


Cah Njeporo (Trowbridge and Byde, 1990) sains atau IPA
merupakan representasi dari hubungan dinamis yang mencakup tiga
faktor utama yaitu the extant body of scientific knowledge, the value of
science and the methods and processes of science yang artinya IPA
merupakan produk (body of scientific knowledge), proses (methods and
processes), dan mengandung nilai-nilai (values).
8

Anna Peodjiadi (2007: 899) mengatakan :“Komponen-komponen


dalam proses meliputi antara lain identifikasi masalah, observasi,
menyusun hipotesis/membuat prediksi, menganalisis, mengekstrapolasi
dan mensintesis. Komponen produk meliputi: fakta, konsep, teori dan
generalisasi. Komponen sikap, nilai dan moral, meliputi: rasa ingin tahu
yang tinggi, kritis, kreatif, rendah hati, skeptis, berpandangan terbuka,
keinginan membantu orang lain menggunakan pengetahuannnya,
mencintai lingkungan dan berkeinginan untuk berpartisipasi aktif
menyelesaikan masalah lingkungannya serta mengakui keteraturan alam
sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa”.
Jadi, IPA bukan hanya sekedar ilmu yang akan mengasah
keterampilan kognitif saja, tapi mencakup juga proses pembelajarannya
serta sikap sorang individu saat proses pembelajaran IPA itu terjadi.

3. Tujuan Pembelajaran IPA


Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP
(Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah :
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-
Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala
keteraturannya sebagai satu ciptaan Tuhan.
f. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
9

4. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA


Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum
meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep.Lingkup
kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah,
pengembangan kreatifitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah.
Lingkup pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP relatif sama jika
dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang
sebelumnya digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat
dalam Kurikulum KTSP adalah :
1. Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2. Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair,
padat dan gas.
3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit lainnya.

C. Metode Kooperatif Learning

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar


Yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Slavin dalam Isjoni (2009: 15) pembelajaran kooperatif adalah
suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur
kelompok heterogen. Sedangkan menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni
(2009:15) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan
suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang
untuk memberi dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses
10

pembelajaran. Selanjutnya Stahl dalam Isjoni (2009: 15) menyatakan


pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan
meningkatkan sikap saling tolong-menolong dalam perilaku sosial.
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus
pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar
(Sugiyanto,2010: 37). Anita Lie (2007: 29) mengungkapkan bahwa model
pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar
dalam kelompok. Ada lima unsur dasar pembelajaran cooperative learning
yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-
asalan. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan benar akan
menunjukkan pendidik mengelola kelas lebih efektif.
Johnson (Anita Lie,2007: 30) mengemukakan dalam model
pembelajaran kooperatif ada lima unsur yaitu: saling ketergantungan
positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar
anggota, dan evaluasi proses kelompok.
Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah model
pembelajaran yang menekankan pada saling ketergantungan positif antar
individu siswa, adanya tanggung jawab perseorangan, tatap
muka,komunikasi intensif antar siswa, dan evaluasi proses kelompok
(ArifRohman, 2009: 186).
Cooperative learning menurut Slavin (2005: 4-8) merujuk pada
berbagai macam model pembelajaran di mana para siswa bekerja sama
dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari berbagai tingkat
prestasi, jenis kelamin, dan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling
membantu satusama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas
kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling
mendiskusikan, dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang
mereka kuasai saat itu danmenutup kesenjangan dalam pemahaman
masing-masing. Cooperative learning lebih dari sekedar belajar kelompok
karena dalam model pembelajaran ini harus ada struktur dorongan dan
tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadi interaksi
11

secara terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat interdependensi


efektif antara anggota kelompok.
Agus Suprijono (2009: 54) mengemukakan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja
kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru
ataudiarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap
lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan
pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi
yang dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang
dimaksudkan. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir
tugas.
Anita Lie (Agus Suprijono, 2009: 56) menguraikan model
pembelajaran kooperatif ini didasarkan pada falsafah homo homini
socius.Berlawanan dengan teori Darwin, filsafat ini menekankan bahwa
manusia adalah makhluk sosial. Dialog interaktif (interaksi sosial) adalah
kunci seseorang dapat menempatkan dirinya di lingkungan sekitar.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok
kecil yang anggotanya bersifat heterogen, terdiri dari siswa dengan prestasi
tinggi,sedang, dan rendah, perempuan dan laki-laki dengan latar belakang
etnik yang berbeda untuk saling membantu dan bekerja sama mempelajari
materi pelajaran agar belajar semua anggota maksimal.

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif


Slavin (2005) mengemukakan tujuan yang paling penting dari model
pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa
pengetahuan,konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan
supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan
kontribusi. Wisenbaken (Slavin, 2005) mengemukakan bahwa tujuan model
pembelajaran kooperatif adalah menciptakan norma-norma yang pro-
12

akademik di antara para siswa, dan norma-norma pro-akademik memiliki


pengaruh yang amat penting bagi pencapaian siswa.

3. Unsur-unsur Dasar dalam Pembelajaran Kooperatif

Lungdren dalam Isjoni (2009: 16) mengemukakan unsur-unsur dalam


pembelajaran kooperatif sebagai berikut.
a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “ tenggelam atau
berenang bersama”;
b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau siswa lain
dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam
mempelajari materi yang dihadapi;
c. Para siswa harus berpendapat bahwa mereka semua memiliki tujuan yang
sama;
d. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para
anggota kelompok;
e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok;
f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerja sama selama belajar;
g. Setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

4. Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif


a. Keunggulan Pembelajaran Berbasis Proyek
Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar,
mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting,
dan mereka perlu untuk dihargai.
1. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
2. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem-problem yang kompleks.
3. Meningkatkan kolaborasi.
13

4. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan


mempraktikkan keterampilan komunikasi.
5. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola
sumber.
6. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran
dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi
waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.
7. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik
secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia
nyata.
8. Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil
informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki,
kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
9. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga
peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

b. Kelemahan pembelajaran kooperatif


Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua
faktor, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern).
Faktor dari dalam yaitu sebagai berikut.
a. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang,
disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan
waktu;
b. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka
dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup
memadai;
c. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada
kecenderungan topik
permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak
yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan
d. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini
14

mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

Slavin (Miftahul, 2011: 68) mengidentifikasi tiga kendala utama


atau apa yang disebutnya pitfalls (lubang-lubang perangkap) terkait
dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut.

5. Manfaat Pembelajaran Kooperatif


Sadker (Miftahul, 2011: 66) menjabarkan beberapa manfaat
pembelajaran kooperatif. Selain itu, meningkatkan keterampilan kognitif
dan afektif siswa, pembelajaran kooperatif juga memberikan manfaat-
manfaat besar lain seperti berikut ini.
a. Siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif
akan
b. Memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi;
c. Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan
memiliki sikap harga-diri yang lebih tinggi dan motivasi yang
lebih besar untuk belajar;
d. Dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih peduli pada
temantemannya,
e. Dan di antara mereka akan terbangun rasa ketergantungan yang
f. Positif (interdependensi positif) untuk proses belajar mereka nanti;
g. Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa
terhadap
h. Teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang
berbedabeda

D. Pengertian Belajar Dan Pembelajaran


Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang atau peserta didik
secara ( learning dan teaching ). Dengan demikian belajar merupakan cakupan
dari pembelajaran sepihak. Sedangkan pembelajaran merupakan aktivitas yang
dilakukan oleh dua orang atau pendidik dengan peserta didik yang
mengandung dua unsur yaitu belajar dan mengajar. Istilah pembelajaran
15

merupakan perubahan dari istilah proses belajar mengajar (PBM) atau kegiatan
belajar mengajar (KBM).
Hamalik (1994:57) menyatakan bahwa pembelajran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi material, fasilitas
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan
pembalajaran.manusia yang terlihat dari sistem pembelajaran terdiri dari siswa,
guru dan tenaga lainnya. Material meliputi buku-buku, papan utlis dan kapur,
fotografi, slide dan film, audio dan video. Fasilitas perlengkapan terdiri atas
ruang belajar, media visual atau alat peraga. Prosedur meliputi jadwal dan
metode penyampaian informasi praktek belajar, ujian dan sebagainya.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antara anak
dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Kegiatan
pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam
lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar
bersifat individual dan kontekstual artinya proses belajar terjadi dalam diri
individu sesuai dengan perkembangan dan lingkungannya.
Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru
pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh
terjadinya hubungan antara aspek-aspek, kosep-konsep, informasi atau situasi
baru dengan komponen-komponen yang relevan didalam struktur kognitif
siswa . proses belajar tidak sekedar menghapal konsep-konsep atau fakta
belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk
menghasilkan pemahaman yangn utuh sehingga konsep yang dipelajari akan
dipahami secara baik dan tidak lupa dilupakan. Dengan demuikian agar terjadi
belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali
konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan yang akan diajarkan. Dengan kata
lain belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang
dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera dari pada hanya
mendengar orang/guru menjalaskan.
16

E. Karakteristik Peserta Didik


Kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi
untuk menjelaskan semua kativitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang
memperoleh pengetahuan, memcahkan masalah, dan merancang masa depan atau
semua proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu, mempelajari,
memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan
memikirkan lingkungannya. ( Desmita, 2009 )
Guru harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik.
Yang sangat sentral dalam faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
kognitif adalah gaya pengasuhan dan lingkungan. Biasanya gaya pengasuhan
lebih di terapkan pada anak-anak. Pada pengasuhan ini merupakan cikal
bakalperkembangan kognitif tersebut, karena jika anak diasuh secara tidak sesuai
bagaimana mestinya, ini akan berakibat pada perkembangan kognitif anak, bahkan
pada perkembangan mental anak tersebut. Lingkungan pun sangat berpengaruh
pada perkembangan kognitif, semakin buruk lingkungan atau pergaulan seseorang
maka kemungkinan pengaruh lingkungan pada perkembangan kognitif anak
semakin besar ( wibowo, 2016).

F.  Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian Tindakan Kelas [PTK] dibentuk dari 3 kata, yang memiliki
pengertian sebagai berikut :
1.   Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
2.     Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan
untuk siswa.
3.   Kelas, adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
         Dari ketiga kata di atas dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
17

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut
diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
   Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata
dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung
dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.
Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain sebagai berikut :
1.   Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah
2.  Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah
pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas
3.   Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan
4.    Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga
tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan
pembelajaran secara berkelanjutan.
         Agar peneliti memperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang
penelitian tindakan, perlu kiranya dipahami bersama prinsip-prinsip yang harus
dipenuhi. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah :
1.      Kegiatan nyata dalam situasi rutin
Penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi rutin,
karena jika penelitian dilakukan dalam kondisi lain, hasilnya tidak dijamin
dapat dilaksanakan lagi dalam situasi aslinya, atau dengan kata lain
penelitiannya tidak dalam situasi wajar. Oleh karena itu, penelitian tindakan
tidak perlu mengadakan waktu khusus, tidak mengubah jadwal yang sudah
ada.
2.      Adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja
Didasarkan pada sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak suka dengan
hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik.
Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan terus menerus
sampai tujuan tercapai, tetapi sifatnya hanya sementara, karena dilanjutkan
lagi dengan keinginan untuk lebih baik yang datang susul menyusul. 
Penelitian tindakan sifatnya bukan menyangkut hal-hal statis, tetapi
dinamis, yaitu adanya perubahan. Penelitian tindakan bukan menyangkut
18

materi atau topik bahasan itu sendiri, tetapi menyangkut penyajian topik
pokok bahasan yang bersangkutan, yaitu strategi, pendekatan, metode, atau
cara untuk memperoleh hasil melalui sebuah kegiatan uji coba atau
eksperimen.
3.      SWOT sebagai dasar pijakan
PTK harus dimulai dengan analisis SWOT, sehingga dalam memilih sebuah
tindakan peneliti harus mempertimbangkan apakah ada sesuatu di luar diri
dan subyek tindakan yang kiranya dapat dimanfaatkan, juga sebaliknya
berpikir tentang “bahaya” di luar diri dan subyeknya sehingga dapat
mendatangkan resiko. Hal ini terkait dengan prinsip pertama, bahwa
penelitian tindakan tidak boleh mengubah situasi asli, yang biasanya tidak
mengudang resiko.

4.      Ikuti prinsip SMART dalam perencanaan

SMART merupakan akronim dari Spesific (khusus, tidak terlalu umum),


Managable (dapat dikelola, dilaksanakan), Acceptable/Achievable (dapat
diterima lingkungan, dapat dicapai, dijangkau), Realistic (operasional, tidak
di luar jangkauan), dan Time bound (diikat oleh waktu, terencana).

Diantara unsur dalam SMART, unsur ketiga acceptable adalah yang paling
terkait dengan subyek yang akan dikenai tindakan. Oleh karena itu, sebelum guru
menentukan lebih lanjut tindakan yang akan diberikan, mereka harus diajak
bicara. Tindakan yang akan diberikan oleh guru dan akan mereka lakukan harus
disepakati dengan suka rela. Dengan demikian, guru dapat mengharapkan
tindakan yang dilakukan oleh siswa dilandasi atas kesadaran dan kemauan penuh.
Dampaknya adalah akan menghasilkan semangat atau kegairahan yang tinggi.
Secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui :

1. Menyusun rancangan tindakan (planning/perencanaan), dalam tahap ini


peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan
bagaimana tindakan akan dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal
sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan
tindakn dan pihak yang mengamati proses yang dijalankan.
19

2. Pelaksanaan Tindakan (acting), tahap ini merupakan implementasi atau


penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

3.  Pengamatan (observing), yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh


pengamat. Dalam tahap ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa
yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus
berikutnya.

4.   Refleksi (reflecting), merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa


yang sudah dilakukan.  Dalam tahap ini, guru berusaha untuk menemukan hal-
hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan
rancangan dan secar cermat mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki.

Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam


refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada
peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya, atau kepada diri sendiri
apabila akan melanjutkan dalam kesempatan lain.
 Adapun persyaratan PTK itu sendiri adalah sebagai berikut :
1.     Harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran dan
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
2.     Menuntut dilakukannya pencermatan secara terus menerus, ohjektif, dan
sistematis. Hasil pencermatan ini digunakan sebagai bahan untuk menentukan
tindak lanjut yang harus diambil segera oleh peneliti
3.     Dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan.
4.     Terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan, dalam
arti tidak mengubah jadwal yang berlaku.
5.     Harus betul-betul disadari oleh pemberi maupun pelakunya, sehingga pihak-
pihak yang bersangkutan dapat mengemukakan kembali apa yang dilakukan
dibandingkan dengan rencana yang sudah dibuat sebelumnya.
6.   Harus benar-benar menunjukkan adanya tindakan yang dilakukan oleh sasaran
tindakan, yaitu siswa yang sedang belajar.

   Objek PTK harus merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas,
bukan objek yang sedang diam dan tanpa gerak. Unsur-unsur yang dapat dijadikan
20

sasaran/objek PTK tersebut adalah : (1) siswa, (2) guru, (3) materi pelajaran,  (4)
peralatan atau sarana pendidikan, meliputi peralatan, baik yang dimiliki oleh
siswa secara perseorangan, peralatan yang disediakan oleh sekolah, ataupun
peralatan yang disediakan dan digunakan di kelas dan di laboratorium, (5) hasil
pembelajaran, (6) lingkungan, dan (7) pengelolaan, hal yang termasuk dalam
kegiatan pengelolaan misalnya cara dan waktu mengelompokkan siswa ketika
guru memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa,
penempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa, dan lain-lain.

   Bagaikan mata uang yang memiliki dua sisi, begitu juga dengan penelitian
tindakan kelas. Ada dua keuntungan nyata yang menjadi efek apabila seorang
guru melaksanakan penelitian tindakan kelas. Pertama adalah dapat
meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dan yang kedua, adalah merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalitas guru. Dengan catatan, bila
penelitian tindakan kelas dilakukan secara baik dan benar. PTK akan berhasil
baik dan signifikan apabila sebelum melaksanakannya seorang guru harus
sudah mengetahui konsep dasar tentang bagaimana melaksanakan PTK. Mulai
dari pengertian PTK, tujuan, prinsip, model, persayaratan, dan sasaran/objek yang
bisa dikenai tindakan.
21

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subjek Penelitian

1. Tempat, Kelompok dan Karakteristik Siswa


Subjek penelitian perbaikan pembelajaran adalah siswa Kelas V SDN
106189 Sennah Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai, dengan
karakteristik siswa sebagai berikut:
a. Motivasi belajar kelihatan sangat kurang.
b. Siswa kurang aktif dan cenderung pasif dalam pembelajaran.
c. Pemahaman siswa terhadap konsep bertanya rendah.
d. Siswa masih takut dan  malu untuk mengemukakan pendapatnya.
e. Perhatian dari orangtua siswa terhadap sekolah masih rendah.
f. Keadaan sosial masyarakat lebih banyak tergolong pada ekonomi
menengah ke bawah sehingga daya dukung terhadap pendidikan kurang.

2. Waktu Pelaksanaan

Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Mata Jumlah
No Subjek Siklus 1 Siklus II Tempat
pelajaran Lk Pr
Ilmu Kelas
Rabu Tanggal Kamis Tanggal SD Negeri No.
1 Pengetahuan V 12 10
28 April 2021 08 Mei 2021 106189 Sennah
Alam
22

B. Diskripsi Per Siklus

Desain penelitian yang dilaksanakan adalah desain yang digambarkan oleh


Wardhani (2007:24) yang mengemukakan secara garis besar terdapat 4 tahapan
yang dilalui dalam melaksanakan Penelitian Tindfakan Kelas (PTK) yaitu :

1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
4. Refleksi
Adapun model tahapanya sebagai berikut :

Perencanaan I

Pelaksanaan1
Refleksi 1 Siklus 1

Pengamatan 1

Perencanaan II

Refleksi II Siklus II Pelaksaan II

Pengamatan II

Gambar tahapan-tahapan dalam PTK


Sumber Wardhani (2007:24)
23

1. Perencanaan
Dalam tahap penyusunan rancangan ini, peneliti menentukan titik atau
fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,
kemudian membuat instrumen pengamatan untuk membantu merekam fakta
yang terjadi selama tindakan berlangsung (Arikunto, 2008:18). Dalam tahapan
perencanaan ini meliputi:

a. Menelaah materi pembelajaran IPA dengan pokok bahasan materi gaya


magnet serta menelaah indikator.
b. Menyusun RPP Perbaikan sesuai indikator yang telah ditetapkan dan
skenerio pembelajaran dengan metode kooperatif learning media benda
nyata
c. Menyiapkan alat dan media pembelajaran.
d. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis.
e. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan
keterampilan guru.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan yang meliputi siapa melakukan apa, kapan,
dimana dan bagaimana melakukannya. Skenerio tindakan yang telah
direncanakan dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat yang
bersamaan kegiatan ini juga disertai kegiatan observasi dan interpretasi serta
diikuti dengan kegiatan refleksi (Aqib, 2006:31).

Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode kooperatif


learning berbantuan media pada pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan garis besar pembelajaran dan menyampaikan materi


pokok yang akan dipelajari.
b. Guru menyiapkan media dan perlengkapan lain untuk pembelajaran.
c. Guru menyampaikan materi gaya magnet dengan menggunakan metode
kooperatif learning dan media benda nyata
d. Guru memberikan contoh berbagai masalah sehari-hari yang berhubungan
dengan materi pembelajaran.
24

e. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang


kurang dipahaminya.
f. Guru membimbing siswa untuk mengerjakan soal dengan baik dan benar
g. Guru memberi motivasi kepada siswa yang kurang berpartisipasi aktif.
h. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran mengenai materi gaya magnet
i. Pembelajaran ditutup dengan bacaan hamdallah dan diakhiri dengan
ucapan salam.
3. Pengamatan (Observasi)
Observasi dilakukan terhadap proses dan hasil perbaikan, yang tentu
saja terfokus pada perilaku mengajar guru, perilaku belajar siswa dan
interaksi antara guru dan siswa. Pengamat merekam/menginterpretasikan data
sesuai dengan kesepakatan dan berusaha menciptakan suasana yang
mendukung berlangsungnya proses perbaikan (Wardhani, 2008:2.27).
Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru pengamat
untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran
IPA pokok bahasan materi gaya magnet

4. Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi, analisis dan reward and
punishment dengan rekan kerja (Annurrahman, 2009:4.35). Refleksi dilakukan
untuk mengkaji proses pembelajaran yaitu keterampilan guru dan siswa, serta
hasil belajar siswa materi operasi hitung perkalian dan pembagian, apakah
sudah efektif dengan melihat siklus Pertama kemudian membuat perencanaan
tindak lanjut pada siklus berikutnya.

Perbaikan Pembelajaran ini direncanakan dalam 2 (dua) siklus,


perencanaan siklus antara lain:

Perbaikan Pembelajaran Siklus I


1. Tahap Perencanaan
a. Membuat Perangkat Pembelajaran (pemetaan, silabus, RPP) untuk
menentukan materi pokok yang diajarkan sesuai dengan Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dan sesuai dengan
kurikulum.
25

b. Menyiapkan lembar kerja siswa dan media yang dibutuhkan dalam


proses pembelajaran.
c. Menyiapkan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa soal-soal
beserta penilaiannya. Instrumen nontes berupa lembar observasi.
Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh peneliti untuk mengkaji
Proses pembelajaran yang dilakukan guru sebagai acuan dalam
pelaksanaan siklus II. Materi pembelajaran siklus II ini adalah “gaya
magnet”.Adapun pelaksanaan pada siklus II ini meliputi

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan


A. Kegiatan Awal
 Merapikan siswa di tempat duduk
 Berdoa dan mengabsensi siswa
 Mencoba menggali pengalaman siswa tentang penggunaan
magnet dalam kehidupan sehari-hari
B. Kegiatan Inti
 Siswa diminta membaca materi tentang gaya magnet
 Menunjukkan salah satu jenis magnet, kemudian mengajukan
pertanyaan berikut

1. Tahukah kamu benda apa ini ?


2. Tahukah kamu apa gunanya benda ini ?

 Memberikan penjalasan tentang sifat kutub magnet dan


memberikan contoh- contoh peralatan sekitar yang
menggunakan magnet.
 Menunjukkan gambar magnet.
C. Kegiatan Akhir
 Menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum
dipahami.
26

 Siswa diminta untuk membuat rangkuman materi dengan


bahasa sendiri.
 Siswa ditugasi untuk meencari informasi tentang magnet dalam
kehidupan sehari-hari.
 Mengadakan evaluasi dengan memberikan soal tertulis.

c.Tahap Observasi

1. Melakukan pengamatan keterampilan guru


dalam pembelajaran IPA pokok bahasan materi gaya magnet
2. Melakukan pengamatan aktivitas siswa
dalam pembelajaran IPA pokok bahasan materi gaya magnet
d. Refleksi
1. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran Siklus I
2. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran Siklus I
3. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada Siklus I
4. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk Siklus II

Perbaikan Pembelajaran Siklus II


a. Perencanaan
1. Membuat Perangkat Pembelajaran (pemetaan, silabus,
RPP) untuk menentukan materi pokok yang diajarkan sesuai dengan
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dan sesuai
dengan kurikulum.

2. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk setiap


kelompok dan media yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

3. Menyiapkan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes


berupa soal-soal beserta penilaiannya. Instrumen nontes berupa
lembar observasi.
Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh peneliti untuk mengkaji
proses pembelajaran yang dilakukan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan
27

siklus II. Materi pembelajaran siklus II ini adalah “gaya magnet”. Adapun
pelaksanaan pada siklus II ini meliputi

b. Pelaksanaan
A. Kegiatan Awal
 Merapikan siswa di tempat duduk
 Berdoa dan mengabsensi siswa
 Apersepsi.
B. Kegiatan Inti
 Guru menjelaskan materi gaya magnet.
 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
 Memfasilitasi siswa dengan memberikan media / alat peraga.
 Memberi arahan kepada siswa untuk membuat magnet.
 Tiap –tiap kelompok diminta untuk membuat magnet dengan
cara aliran listrik, kemudian mencatat hasil percobaannya
apakah sudah berhasil atau belum.
C. Kegiatan Akhir
 Menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum
dipahami.
 Siswa ditugasi untuk meencari informasi tentang magnet dalam
kehidupan sehari-hari.
 Mengadakan evaluasi dengan memberikan soal tertulis.

c. Tahap Observasi
1. Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran IPA
pokok bahasan materi gaya magnet
2. Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA pokok
bahasan materi gaya magnet
d.Refleksi
1. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran Siklus II
2. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran Siklus II
3. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada Siklus II
28

4. Membuat kesimpulan siklus I dan dan siklus II.


29

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Siklus
1. Perbaikan Pembelajaran Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1. Menelaah materi IPA materi Gaya Magnet yang dijadikan sebagai materi
dalam perbaikan pembelajaran
2. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran sesuai dengan indikator yang
telah ditetapkan dan skenario pembelajaran IPA dengan menggunakan
metode Kooperatif Learning dengan media nyata.
3. Menyiapkan media pembelajaran.
4. Menyiapkan alat evaluasi yang berupa soal tes tertulis dan lembaran
penilaian kerja kelompok.
5. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) dan media yang dibutuhkan dalam
proses pembelajaran.

Berdasarakan hasil refleksi terhadap pembelajaran awal pra siklus mata


pelajaran IPA di kelas V dengan pokok bahasan ipa materi gaya magnet, guru
masih merasa belum puas terhadap hasil evaluasi yang diperoleh siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perencanaan perbaikan pembelajaran
siklus I difokuskan pada:

1) Keaktifan siswa dalam memecahkan masalah pada pokok bahasan ipa


materi gaya magnet dengan menggunakan metode kooperatf learning
media benda nyata
2) Perubahan hasil belajar siswa pada pokok bahasan gaya magnet membuat
setelah menerima perbaikan pembelajaran dengan metode kooperatif
learning media benda nyata.

1) Kegiatan Awal
 Merapikan siswa di tempat duduk
 Berdoa dan mengabsensi siswa
30

 Mencoba menggali pengalaman siswa tentang penggunaan magnet


dalam kehidupan sehari-hari

2 ) Kegiatan Inti
 Siswa diminta membaca materi tentang gaya magnet
 Menunjukkan salah satu jenis magnet, kemudian mengajukan
pertanyaan berikut
1. Tahukah kamu benda apa ini ?
2. Tahukah kamu apa gunanya benda ini ?
 Memberikan penjalasan tentang sifat kutub magnet dan
memberikan contoh- contoh peralatan sekitar yang menggunakan
magnet.
 Menunjukkan gambar magnet.
3) Kegiatan Akhir
 Menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami.
 Siswa diminta untuk membuat rangkuman materi dengan bahasa
sendiri.
 Siswa ditugasi untuk meencari informasi tentang magnet dalam
kehidupan sehari-hari.
 Mengadakan evaluasi dengan memberikan soal tertulis.

c. Observasi

1. Melakukan pengamatan kerja kelompok siswa dalam memperhatikan


guru dalam pembelajaran IPA pokok bahasan materi gaya magnet.
2. Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam melakukan kerja
kelompok pembelajaran IPA pokok bahasa materi gaya magnet
d. Refleksi

1. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran Siklus I


2. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran Siklus I
31

3. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada Siklus I


4. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk Siklus II

2. Perbaikan Pembelajaran Siklus II


Hasil pelaksanaan tes evaluasi pada Siklus II merupakan tes individu
mata pelajaran IPA dengan menggunakan metode kooperatif learning. Tes
yang dilakukan adalah mengerjakan soal evaluasi dengan pokok bahasan ipa
materi gaya magnet

Perbaikan pembelajaran siklus II ini aktifitas siswa dalam pembelajaran IPA


dengan pokok bahasan materi gaya magnet metode kooperatif learning, media
benda nyata

lebih meningkat lagi dari pada saat pelaksanaan pembelajaran Siklus I. Hal ini
sangat berpengaruh pada capaian prestasi belajar siswa.

Rangkaian kegiatan dalam perbaikan pembelajaran siklus II melalui


tahap-tahap pembelajaran sebagai berikut:

a. perencanaan
1. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran sesuai SK dan KD pada
pembelajaran IPA tentang materi gaya magnet
2. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa alat-alat
pengamatan.
3. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis
4. Mengupayakan agar siswa aktif melakukan diskusi kelompoknya
5. Memberi tugas pada setiap kelompok

a. Pelaksanaan

D. Kegiatan Awal
 Merapikan siswa di tempat duduk
 Berdoa dan mengabsensi siswa
 Apersepsi.
E. Kegiatan Inti
32

 Guru menjelaskan materi gaya magnet.


 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
 Memfasilitasi siswa dengan memberikan media / alat peraga.
 Memberi arahan kepada siswa untuk membuat magnet.
 Tiap –tiap kelompok diminta untuk membuat magnet dengan cara
aliran listrik, kemudian mencatat hasil percobaannya apakah sudah
berhasil atau belum.
F. Kegiatan Akhir
 Menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami.
 Siswa ditugasi untuk meencari informasi tentang magnet dalam
kehidupan sehari-hari.
 Mengadakan evaluasi dengan memberikan soal tertulis.
b. Observasi

1,Melakukan pengamatan kerja kelompok siswa dalam memperhatikan


guru dalam pembelajaran IPA pokok bahasan materi gaya magnet.
2.Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam melakukan kerja kelompok
pembelajaran IPA pokok bahasa materi gaya magnet

d. Refleksi

1. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran Siklus II


2. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran Siklus II
3. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada Siklus II
4. Membuat kesimpulan siklus I dan dan siklus II.
B. Pembahasan dari Setiap Siklus
Penulis berpendapat bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus I yang
dilakukan oleh guru masih belum maksimal sehingga minat belajar siswa pun
masih tergolong rendah. pada siklus ini:

 Guru tidak menyamampaikan pelajaran yang akan dipelajari


 Guru tidak melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran
33

 Guru tidak membimbing siswa untuk melakukan eksperimen dengan dan


mencatat hasilnya sesuai dengan LKS.
 Guru tidak menyuruh siswa melakukan berdiskusi bersama anggota
kelompoknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada
LKS
o Guru tidak mengajak siswa membahas hasil diskusi LKS..
Sedangkan pada siklus II guru meningkatkan kegiatan pembelajaran
sehingga minat belajar siswa pun meningkat secara derastis. Pada siklus II
guru menambahkan kegiatan:

 Menyamampaikan pelajaran yang akan dipelajari


 Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Siswa secara berkelompok melakukan eksperimen dengan dibimbing oleh
guru dan mencatat hasilnya sesuai dengan LKS.
 Setelah bereksperimen, siswa berdiskusi bersama anggota kelompoknya
untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang terdapat pada LKS
 Guru bersama-sama dengan siswa membahas hasil diskusi LKS.
34

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan
Pelaksanaan pembelajaran prasiklus pada pelajaran IPA materi gaya
magnet pada siswa Kelas V SDN 106189 sennah kecamatan pegajahan,
kabupaten serdang bedagai Tahun Pelajaran 2021/2022 masih berlangsung
secara konvensional.

Pada siklus I dengan metode kooperatif learning dan media benda nyata
pada pembelajaran IPA materi gaya magnet siswa Kelas V SDN 106189
sennah Kecamatan pegajahan Kabupaten Serdang bedagai Tahun Pelajaran
2021/2022 minat belajar siswa mengalami peningkatan.

Pada siklus II, peneliti melakukan dan meningkatkan cara menyajikan


materi pelajaran masih dengan metode kooperatif learning dan media benda
nyata pada pembelajaran IPA siswa Kelas V SDN 106189 Sennah Kecamatan
Pegajahan Kabupaten Serdang bedagai Tahun Pelajaran 2021/2022. Terdapat
peningkatan yang sangat signifikan pada minat belajar dan hasil belajar siswa,
hal ini terlihat dari hasil observasi keterampilan siswa dengan metode
kooperating learning dan media benda nyata.

Dengan demikian diambil kesimpulan bahwa penggunaan media benda


nyata pada pembelajaran IPA Materi gaya magnet siswa Kelas V SDN 106189
Sennah Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang bedagai Tahun Pelajaran
2020/2021 dinyatakan berhasil.

B. Saran
Dari hasil kesimpulan tersebut peneliti memberikan saran bahwa untuk
perbaikan pembelajaran siswa dapat menggunakan metode dan media
pembelajaran yang tepat. Pada mata pelajaran IPA materi gaya magnet dalam
35

upaya perbaikan pembelajaran siswa melalui penerapan metode demonstrasi


berbantuan media telah melaksanakan perbaikan pembelajaran.

Agar dapat terjadi proses pembelajaran yang efektif, kondusif dan


menyenangkan, hendaknya seorang guru mampu menggunakan media
pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran di SD. Kepada Kepala Sekolah
selaku pemimpin yang mengkoordinasi gurunya untuk menciptakan pembelajaran
yang efektif hendaknya memfasilitasi setiap kebutuhan pembelajaran yang
dibawakan oleh guru agar tidak ada hambatan dan kekurangan dalam penyajian
materi pembelajaran.

Dengan menggunakan metode dan media yang tepat, maka siswa juga akan
merasa bahwa belajar itu adalah hal yang menarik dan menyenangkan serta
membuat siswa merasa bahwa belajar IPA itu mudah dan tidak membingungkan.
Pada penggunaan metode kooperatif learning dan media benda nyata pelajaran
IPA di SD dapat meningkatan minat dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
36

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Annurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya


Arikunto, Suharsimi. 2005. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka

Ittidad, Zainul Amin. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas Terbuka

Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Standar Proses untuk Satuan Pendidikan


Dasar dan Menengah. Jakarta : Menteri Pendidikan Nasional.

Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Standar Isi. Jakarta : Menteri Pendidikan


Nasional.

Purwanto, Ngalim. 1984. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Rosdakarya


LAMPIRAN
1. Rancangan satu siklus (RIS) untuk siklus 1 dan siklus 2

1. Desain produk perbaikan

Rencana perbaikan yang akan dilakukan adalah perbaikan pada mata


pelajaran IPA, materi Daur Alam di kelas V SDN 106189 Sennah yang
terdiri atas 2 siklus, sebagai berikut :

Perencanaan I

Pelaksanaan1
Refleksi 1 Siklus 1

Pengamatan 1

Perencanaan II

Refleksi II Siklus II Pelaksaan II

Pengamatan II
2. RPPH/RPP hari Pertama
Siklus 1 dan Siklus 2

RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

( RPP PERBAIKAN )

SIKLUS I

Sekolah : SD Negeri NO.106189 Sennah

Mata pelajaran :Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )

Kelas/semester : V/2

Pertemuan ke :1

Alokasi waktu : 6 X 35 Menit

1. Standar kompetensi:

 . Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energy serta fungsinya.

11. Kompetensi Dasar:

 Mendeskripsikan hubunganan antara gaya, gerak dan energi melalalui


percobaan gaya magnet.

111. Indikator :

 Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan tidak magnetis.


 Menjelaskan macam-macam bentuk magnet.
 Memberi contoh cara penggunaan magnet dalam kehidupan sehari hari.
 Menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa benda.
 Membuat magnet.

IV. Tujuan Pembelajaran

 Mengetahui macam- macam bentuk magnet .


 Mengidentifikasi peralatan sekitar yang menggunakan magnet.
 Melakukan kegiatan untuk menunjukkan benda magnetis dan non
magnetis
 Mengetahui kekuatan magnet dalam menembus benda.
 Mempraktekan cara membuat magnet.

V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran

 Bagi siswa
Dengan bantuan alat peraga yang lebih menarik diharapkan siswa
dapat lebih aktifdalam proses pembelajaran.
 Bagi Guru
Dengan alat peraga yang lebih menarik dapat mempermudah guru
dalam menyampaikan dan menjelaskan materi.

VI. Materi Ajar

Gaya Magnet

Gaya magnet berasal dari magnet. Magnet berasal dari kata “


magnesia”. Magnesia itu adalah sebuah daerah kecil di asia. Dahulu di
tempat itulah orang pertama kali menemukan batu yang mampu menarik
besi. Batu itu kemudian dinamakan magnet. Magnet dapat menarik benda-
benda yang terbuat dari logam-logam tertentu. Benda itu dinamakan benda
magnetis.seperti besi, nikel dan kobalt.
Daerah tertentu disekitar magnet yang di pengaruhi oleh gaya
magnet disebut medan magnet. Medan inilah yang menyebabkan
terbentuknya pola tertentu. Pola tersebut disebut garis-garis gaya magnet.
Gaya tarik magnet yang paling kuat terletak di bagian kutubnya. Magnet
memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Magnet
digunakan pada berbagai macam peralatan mulai dari yang sederhana
sampai yang rumit, seperti kotak pensil yang menggunakan magnet dan
dinamo sepeda.
VII. Metode Pembelajaran

Pengamatan

VIII. Langkah- langkah Kegiatan Pembelajaran

D. Kegiatan Awal
 Merapikan siswa di tempat duduk
 Berdoa dan mengabsensi siswa
 Mencoba menggali pengalaman siswa tentang penggunaan magnet
dalam kehidupan sehari-hari
E. Kegiatan Inti
 Siswa diminta membaca materi tentang gaya magnet
 Menunjukkan salah satu jenis magnet, kemudian mengajukan
pertanyaan berikut

3. Tahukah kamu benda apa ini ?


4. Tahukah kamu apa gunanya benda ini ?
 Memberikan penjalasan tentang sifat kutub magnet dan
memberikan contoh- contoh peralatan sekitar yang menggunakan
magnet.
 Menunjukkan gambar magnet.
F. Kegiatan Akhir
 Menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami.
 Siswa diminta untuk membuat rangkuman materi dengan bahasa
sendiri.
 Siswa ditugasi untuk meencari informasi tentang magnet dalam
kehidupan sehari-hari.
 Mengadakan evaluasi dengan memberikan soal tertulis.

IX. Sumber/ Alat / Bahan

 Buku pelajaran IPA Kelas V


 Magnet
 Kotak pinsil

X. Penilaian

 Teknik : Tugas Individu


 Bentuk : Tes tertulis

Instrumen Soal

1. Magnet dapat kita temukan dalam peralatan rumah tangga, seperti..


2. Sebutkan tiga cara membuat magnet..
3. Bagaimana membuat magnet dengan cara induksi ?
4. Bagaimana membuat magnet dengan cara digosok ?
5. Elektromagnet adalah..
6. Dua kutub yang berbeda akan…
7. Dimanakah magnet pertama kali ditemukan ?
8. Tuliskan contoh benda feromagnetik..
9. Sebbutkan tiga sifat bahan logam dilihat dari sifat kemagnetannya ?
10. Faramagnetik adalah ?

Kunci Jawaban

1. Kipas angin, lemari es dan mesin cuci.


2. Cara induksi, cara gosokan dan cara aliran arus listrik.
3. Cara induksi adalah dengan menempelkan magnet ke benda magnetis yang
akan dijadikan magnet .
4. Cara gosokan adalah dengan cara menggosok-gosokan baja atau
besidengan kutub magnet.
5. Dua kutub yang sama akan tolak menolak.
6. Dua kutub yang berbeda akan tarik menarik
7. Di desa magnesia.
8. Tembaga, kaca dan aluminium.
9. Feromagnetik, paramagnetik dan diamagnetik.
10. Bahan yang dapat ditarik oleh magnet tetapi tarikannya lemah.
Sennah, 28 April 2021

Mengetahui

Kepala sekolah Mahasiswa

Andi Risawati, S.Pd ELIYA HILMA BATUBARA


NIP.196409121994032003 NIM856033734
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP PERBAIKAN )

SIKLUS II

Sekolah : SD Negeri NO.106189 Sennah

Mata pelajaran :Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )

Kelas/semester : V/2

Pertemuan ke :1

Alokasi waktu : 6 X 35 Menit

1. Standar kompetensi:

 . Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energy serta fungsinya.

11. Kompetensi Dasar:

 Mendeskripsikan hubunganan antara gaya, gerak dan energi melalalui


percobaan gaya magnet.

111. Indikator :

 Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan tidak magnetis.


 Menjelaskan macam-macam bentuk magnet.
 Memberi contoh cara penggunaan magnet dalam kehidupan sehari hari.
 Menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa benda.
 Membuat magnet.

IV. Tujuan Pembelajaran

 Menyebutkan macam- macam bentuk magnet .


 Mengidentifikasi peralatan sekitar yang menggunakan magnet.
 Melakukan kegiatan untuk menunjukkan benda magnetis dan non
magnetis
 Menjelaskani kekuatan magnet dalam menembus benda.
 Mempraktekan cara membuat magnet.

V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran

 Bagi siswa
Dengan menggunakan metode kooferatif learning diharapkan siswa
dapat lebih aktifdalam proses pembelajaran.
 Bagi Guru
Dengan metode kooferatif learning dapat meningkatan kegiatan
belajar yang kondusif dan bermakna.

VI. Materi Ajar

Gaya Magnet

Gaya magnet berasal dari magnet. Magnet berasal dari kata “


magnesia”. Magnesia itu adalah sebuah daerah kecil di asia. Dahulu di
tempat itulah orang pertama kali menemukan batu yang mampu menarik
besi. Batu itu kemudian dinamakan magnet. Magnet dapat menarik benda-
benda yang terbuat dari logam-logam tertentu. Benda itu dinamakan benda
magnetis.seperti besi, nikel dan kobalt.
Daerah tertentu disekitar magnet yang di pengaruhi oleh gaya
magnet disebut medan magnet. Medan inilah yang menyebabkan
terbentuknya pola tertentu. Pola tersebut disebut garis-garis gaya magnet.
Gaya tarik magnet yang paling kuat terletak di bagian kutubnya. Magnet
memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Magnet
digunakan pada berbagai macam peralatan mulai dari yang sederhana
sampai yang rumit, seperti kotak pensil yang menggunakan magnet dan
dinamo sepeda.

VII. Metode Pembelajaran

Kooferatif learning

VIII. Langkah- langkah Kegiatan Pembelajaran


G. Kegiatan Awal
 Merapikan siswa di tempat duduk
 Berdoa dan mengabsensi siswa
 Apersepsi.
H. Kegiatan Inti
 Guru menjelaskan materi gaya magnet.
 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
 Memfasilitasi siswa dengan memberikan media / alat peraga.
 Memberi arahan kepada siswa untuk membuat magnet.
 Tiap –tiap kelompok diminta untuk membuat magnet dengan cara
aliran listrik, kemudian mencatat hasil percobaannya apakah sudah
berhasil atau belum.

I. Kegiatan Akhir
 Menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami.
 Siswa ditugasi untuk meencari informasi tentang magnet dalam
kehidupan sehari-hari.
 Mengadakan evaluasi dengan memberikan soal tertulis.

IX. Sumber/ Alat / Bahan

 Buku pelajaran IPA Kelas V


 Baterai yang masih baru
 Kip kertas
 Paku
 Kawat tembaga

X. Penilaian

 Teknik : Tugas Individu dan tugas kelompok


 Bentuk : Tes tertuli
Instrument soal

TUGAS KELOMPOK

Kelompok :

Anggota :

1. ……………. 4. ………………

2. …………….. 5. ………………

3. …………….

A. Tujuan

Mampu membuat magnet dengan cara aliran listrik.

B. alat dan bahan

1. sebuah baterai yang masih baru

2. Kawat tembaga kecil tanpa bungkus

3. Sebuah paku berukuran besar

4. Klip kertas

C. Cara kerja

 Lilitkan kawat tembaga dengan paku, buatlah jarak antara lilitan saling
berjauhan dan tidak boleh bersentuhan.
 Hubungkan kedua ujung sisa kawat yang tidak terlilit ke kutub- kutub
baterai.
 Setelah rangkaian siap, dekatkanpaku yang telah terlilit tersebut
kebeberapa klip kertas.
 Ulangi melilitkan kawat ke paku dengan jarakyang lebih rapat. Tapi ingat
antara lilitan tidak boleh bersentuhan.
 Dekatkan paku tersebut ke klip kertas. Amati apa yang terjadi dengan klip
kertas tersebut.
 Lepaskan ujung kawat dari baterai. Dekatkan paku tersebut ke klip kertas.
Amati apa yang terjadi

D.Pertanyaan

1 Pada langkah kerja poin 3, apakah yang terjadi saat kamu dekatkan ke klip
kertas?
2 Pada langkah kerja poin 5, setelah lilitan kamu buat lebih rapat, apakah
yang terjadi saat kamu dekatkan paku ke klip kertas ?
3 Pada langkah kerja poin 6, adakah yang terjadi saat kamu dekatkan paku
ke klip kertas ?

Instrumen Soal

1. . Tuliskan benda-benda yang dapat ditarik oleh benda magnetis


2. . Tuliskan 3 contoh benda yang menggunakan magnet
3. . Gaya tarik magnet yang terkuat terletak di ?
4. Magnet memiliki dua kutub yaitu… dan…
5. Dua kutub yang sama berdekatan akan….
6. Dua kutub yang berbeda akan…..
7. Dimanakah magnet pertama kali ditemukan ?
8. Tuliskan contoh benda yang tidak dapat ditarik magnet
9. Benda magnetis adalah ?
10. Gaya magnetis adalah ?
Kunci Jawaban
1. Benda yang dapat dibuat oleh bahan logam tertentu, yaitu besi, nikel dan
kobal.
2. Pengunci kotak pinsil, dynamo, sepeda dan kompas.
3. Bagian kutubnya.
4. Kutub utara dan selatan.
5. Dua kutub yang sama akan tolak menolak.
6. Dua kutub yang berbeda akan tarik menarik
7. Di desa magnesia.
8. Karet, kayu,dan kertas..
9. Benda yang dapat ditarik magnet.
10. Gaya yang ditimbulkan dari magnet.

Sennah, 08 Mei 2021

Kepala Sekolah Guru Kelas

Andi Risawati, S.Pd ELIYA HILMA BATUBARA


NIP.196409121994032003 NIM856033734

3. Skenario Perbaikan Pembelajaran

1. Skenario Perbaikan Pembelajaran Siklus I

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Tahap 1 Menyampaikan Tujuan dan memotivasi Siswa


a. Merapikan siswa di tempat duduk
Kegiatan b. Berdoa dan mengabsensi siswa
15 Menit
Awal c. Mencoba menggali pengalaman siswa tentang penggunaan
magnet dalam kehidupan sehari-hari

Kegiatan Tahap 2 Menyajikan Informasi 35 Menit


Inti  Siswa diminta membaca materi tentang gaya
magnet
 Menunjukkan salah satu jenis magnet, kemudian
mengajukan pertanyaan berikut
5. Tahukah kamu benda apa ini ?
6. Tahukah kamu apa gunanya benda ini ?
 Memberikan penjalasan tentang sifat kutub magnet
dan memberikan contoh- contoh peralatan sekitar
yang menggunakan magnet.
 Menunjukkan gambar magnet

Tahap 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-


kelompok belajar
a. Karena model pembelajaran Kooperatif Learning tidak ada
bentuk kelompok, untuk itu guru langsung membagikan
kartu pertanyaan dan kartu jawaban ke masing-masing
siswa
Tahap 4 Membantu individu dalam bekerja dan belajar
b. Guru membagi kelompok kepada siswa untu berdiskusi
c. Guru menjelaskan benda benda manet kepada siswanya,
guru langsung memperaktekan magnet tersebut
d. Siswa pun langsung mengerjakan bahan praktemk
percobaan magnet
Tahap 5 Evaluasi
e. Guru memberikan 10 soal sebagai kegiatan evaluasi
f. Guru memberikan apresiasi atas hasil kerja siswa
g.Menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami.

h.Siswa diminta untuk membuat rangkuman materi dengan bahasa


Kegiatan sendiri. 15menit
Penutup
i.Siswa ditugasi untuk mencari informasi tentang magnet dalam
kehidupan sehari-hari.
j.Mengadakan evaluasi dengan memberikan soal tertulis.

2. Skenario Perbaikan Pembelajaran Siklus II

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Tahap 1 Menyampaikan Tujuan dan memotivasi Siswa
a.Merapikan siswa di tempat duduk
Kegiatan b.Berdoa dan mengabsensi siswa
15 Menit
Awal c.Apersepsi.

Kegiatan Tahap 2 Menyajikan Informasi


d.Guru menjelaskan materi gaya magnet. 35 Menit
Inti
e.Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
F.Memfasilitasi siswa dengan memberikan media / alat peraga
g.Memberi arahan kepada siswa untuk membuat magnet.
h.Tiap –tiap kelompok diminta untuk membuat magnet dengan
cara aliran listrik, kemudian mencatat hasil percobaannya apakah
sudah berhasil atau belum.

Tahap 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-


kelompok belajar
i.Karena model pembelajaran Kooperatif Learning tidak ada
bentuk kelompok, untuk itu guru langsung membagikan kartu
pertanyaan dan kartu jawaban ke masing-masing siswa

Tahap 4 Membantu individu dalam bekerja dan belajar


j.Guru membagi kelompok kepada siswa untu berdiskusi
k.Guru menjelaskan benda benda manet kepada siswanya, guru
langsung memperaktekan magnet tersebut
l.Siswa pun langsung mengerjakan bahan praktemk percobaan
magnet

Tahap 5 Evaluasi
m.Guru memberikan 10 soal sebagai kegiatan evaluasi
n.Guru memberikan apresiasi atas hasil kerja siswa
k.Menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami.
l.Siswa ditugasi untuk meencari informasi tentang magnet dalam
Kegiatan kehidupan sehari-hari. 15menit
Penutup
m.Mengadakan evaluasi dengan memberikan soal tertulis.
. Lembar Refleksi Simulasi Siklus I dan Siklus II

1. Lembar Refleksi Siklus I


1. Jelaskan kelemahan saat simulasi pembelajaran yang teridentifikasi setelah
proses diskusi bersama Pendamping Simulasi atau sesudah Simulasi Mandiri
2. Jelaskan kelebihan saat simulasi pembelajaran yang teridentifikasi setelah
proses diskusi bersama Pendamping Simulasi atau sesudah Simulasi Mandiri
3. Jelaskan hal unik atau tidak biasa pada saat simulasi pembelajaran
berlangsung, dan mengapa
4. Jelaskan upaya perbaikan pembelajaran yang dapat atau akan dilakukan untuk
meningkatkan pelaksanaan pembelajaran

JAWABAN
1. kelemahan saat simulasi pembelajaran yang saya lakukan adalah
- Beberapa siswa kurang menguasai setiap materi yang di berikan
guru pada siswa
- Pemanfaatan media pembelajaran belum efektif.
- Waktu selama diskusi terlalu lama.
2. Adapun kelebihan saat simulasi pembelajran dilakukan adalah
- Siswa dapat menjelaskan materi yang diberikan guru baik secara
individu ataupun kelompok
- Siswa dapat lebih muda memahami materi pembelajaran dengan
menggunakan media papan tempel.
3. Hal unik atau tidak biasa pada saat simulasi pembelajaran adalah simulasi
yang dilakukan tanpa adanya siswa untuk itu ketika penerapan model
pembelajaran dalam materi yang digunakan terlihat lucu dan unik karena
guru yang terlihat ngomong sendiri namun walaupun begitu guru dapat
melakukan simulasi pembelajaran dengan baik dan lancar. Selain itu
ketika melakukan simulasi , peneliti (guru) harus mampu mengatur
alokasi waktu karena dalam waktu 5 menit ketiga kegiatan dalam proses
pembelajaran harus dilakukan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan penutup.
4. Upaya perbaikan perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu lebih
melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPP yang dibuat
dan lebih memotivasi siswa agar siswa lebih bersemangat belajar dan
senantiasa menggunakan media yang cocok sebagai pendukung
pelaksanaan pembelajaran serta guru tetap dengan penampilan yang rapi
yaitu dari pakaian, rambut serta sepatu untuk menjadi contoh yang baik
bagi siswa pula.
2. Lembar Refleksi Siklus II

1. Jelaskan kelemahan saat simulasi pembelajaran yang teridentifikasi setelah


proses diskusi bersama Pendamping Simulasi atau sesudah Simulasi
Mandiri
2. Jelaskan kelebihan saat simulasi pembelajaran yang teridentifikasi setelah
proses diskusi bersama Pendamping Simulasi atau sesudah Simulasi
Mandiri
3. Jelaskan hal unik atau tidak biasa pada saat simulasi pembelajaran
berlangsung, dan mengapa
4. Jelaskan upaya perbaikan pembelajaran yang dapat atau akan dilakukan
untuk meningkatkan pelaksanaan pembelajaran

JAWABAN
1. Adapun kelemahan saat simulasi pembelajaran yang teridentifikasi saat
proses diskusi bersama pendamping simulasi adalah peneliti (guru) belum
menjalankan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan yang ada di RPP,
contohnya peneliti (guru) tidak memberikan apersepsi pada saat awal
pembelajaran. Apersepsi disini dilakukan dengan maksud mereviu kembali
materi pembelajaran yang telah diberikan di minggu sebelumnya. Selain
itu dalam proses pembelajaran yang dilakukan, guru kurang memotivasi
siwa untuk lebih semangat belajar. Untuk itu hal ini menjadi refleksi bagi
guru agar di pembelajaran selanjutnya, guru dapat lebih memotivasi siswa
dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
2. Kelebihan saat simulasi pembelajaran yang teridentifikasi saat proses
diskusi bersama pendamping simulasi adalah peneliti (guru) sudah hampir
semua melakukan kegiatan demi kegiatan baik kegiatan awal, kegiatan inti
dan kegiatan penutup sesuai dengan RPP. Selain itu model pembelajaran
Make a Match yang digunakan dapat dilakukan dengan lancar dan dapat
meningkatkan keaktifan siswa yaitu dapat dilihat dari siswa yang
berpartisipasi dalam pembelajaran baik dari kegiatan awal hingga ke
kegiatan inti.
3. Hal unik dan tidak biasa pada saat simulasi pembelajaran yaitu yang
biasanya siswa mengantuk pada saat belajar, malu untuk bertanya kepada
guru hingga mengobrol dengan teman tidak ada lagi dalam simulasi
pembelajaran yang diberikan guru. Hal ini disebabkan karena adanya
media gambar yang ditempel di papan tulis dan dijelaskan guru dengan
jelas, selain itu adanya model Make a Match membuat siswa tertarik dan
senang bahkan jauh lebih paham dengan materi yang diberikan guru,
sehingga kebanyakan siswa tidak lagi mengantuk bahkan terlihat aktif
dalam pembelajaran yang diberikan guru.
4. Upaya perbaikan pembelajaran yang dapat atau akan dilakukan untuk
meningkatkan pelaksanaan pembelajaran yaitu guru harus lebih
memberikan motivasi kepada siswa agar siswa lebih semangat lagi untuk
belajar dan diharapkan guru dapat konsisten dengan mengaplikasikan
model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang diberikan
karena terbukti dengan adanya model pembelajaran serta media
pembelajaran membuat siswa lebih bersemangat untuk belajar sehingga
terlihat aktif dalam pembelajaran, selain itu siswa dapat lebih paham dan
antusias akan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru. Selain itu
dengan adanya model dan media pembelajaran yang diberikan guru, siswa
tidak lagi mengantuk, bosan atau jenuh dengan pembelajaran yang
diberikan guru, siswa kelihatan senang dan menikmati proses belajar
mengajar yang diberikan guru karena adanya model pembelajaran tersebut.
Selain itu dalam proses belajar mengajar guru harus menggunakan
penampilan yang menarik dan rapi baik dari pakaian , rambut hingga
sepatu, selain menarik perhatian siswa, kita sebagai guru juga dapat
memberikan contoh yang baik bagi siswa akan penampilan yang kita
berikan.
JURNAL PEMBIMBINGAN PKP SEMESTER 2020/21
(2021.1)

Nama mahasiswa : ELIYA HILMA BATUBARA


NIM : 856033734
Tempat Mengajar : SDN 106189 SENNAH
Judul Perbaikan Pembelajaran : UPAYA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
KABUPATEN SERDANG BEDAGAI T.P
2020/2021

Kegiatan Hasil/ Tindak Bukti


No Hari/Tanggal
Pembimbingan Komentar Lanjut Pembimbingan

1. Minggu, 11 Kegiatan awal Menguraikan Membuat Screenshoot/Fot


April 2021 menonton masalah perbaikan o saat
video dari pembelajaran dari bimbingan
Guru Pintar dan solusinya identifikasi
Online (GPO) masalah
dan tersebut dan
merefleksikan dituangkan
ke dalam
lampiran
refleksi

2. Minggu, 18 Kegiatan Tutor Membuat Screenshoot/Fot


April 2021 pengarahan memaparkan Rpp siklus 1 o saat
untuk contoh cara dan rujukan bimbingan
membuat Rpp membuat serta
siklus 1 dan 5 Rpp siklus mengirimkan
rujukan dan dan rujukan judul PKP
membuat judul yang benar sesuai arahan
pkp serta tutor
memberikan
contoh judul
pkp
3. Minggu, 25 Kegiatan Terdapat 1. RRpp Screenshoot/foto
April 2021 merevisi Rpp beberapa siklus 1 saat bimbingan
siklus dan tujuan direvisi dan
penjelasan pembelajaran di upload
tugas-tugas serta kegiatan kembali ke
untuk tuweb inti yang laman lms
selanjutnya belum tepat 2.
yaitu membuat dan mkan tugas
video RPP menjelaskan yang
siklus I cara diberikan
membuat tutor yaitu
video video
simulasi simulasi RPP
berdasarkan siklus 1
rancangan
perbaikan
pembelajaran
siklus I dan
membuat
lembar
refleksi yang
terdapat
dalam
panduan PKP

4 Minggu, 2 Menonton Dalam video Membuat Screenshoot/Fot


Mei 2021 video siklus I simulasi video o saat
yang dibuat siklus I masih simulasi bimbingan
salah satu ada kegiatan siklus II, RPP
mahasiswa, inti yang siklus II dan
menjelaskan belum terlihat lembar
ketentuan dan refleksi lalu
pembuatan mengarahkan mengirimkan
video simulasi agar di video nya ke lms
siklus II , RPP siklus II selanjutnya
siklus II dan diperbaiki mengirimkan
lembar refleksi serta draf laporan
serta memandu divariasikan Bab I-III ke
siswa untuk agar berbeda email tutor
menyusun draf dengan siklus
laporan pkp I
BAB I-III yang
diupload
melalui email
tutor

5 Minggu, 09 Merevisi draf Penyusunan Merevisi Screenshoot/Fot


Mei 2021 laporan pkp Bab I-III perbaikan o saat bimbing
Bab I-III dan belum sesuai draf laporan
menjelaskan dengan juknis PKP bab I-3
cara PKP dan
penyusunan mengirimkan
bab IV-V serta draf laporan
daftar pustaka PKP Bab V-
dan lampiran- VI serta
lampiran daftar
dalam laporan pustaka ke
PKP email tutor

6 Minggu, 23 Diskusi Bab 4 dan 5 Mengirim Screenshoot/foto


Mei 2021 tentang harus lebih laporan PKP saat bimbingan
mengupload disesuaikan ke email tutor
laporan pkp ke dengan terlebih
praktik.ut.ac.id Juknis dan dahulu
dan membahas dalam sebelum
lampiran- mengupload mengirim ke
lampiran yang laporan PKP situs
ada di laporan ke Juknis praktik.ut.ac.i
PKP dan harus d dengan
Membahas bab disesuaikan tujuan agar
4-5 serta dengan nim dikoreksi
dan password tutor terlebih
Membahas yang terbaru, dahulu
tentang karya yang
ilmiah sebelumnya
sudah dipakai
dalam
mengupload
laporan
praktikum
IPA

7 Minggu, 30 Bimbingan Tutor Mengirim Screenshoot/foto


mei 2021 tentang revisimerevisi kembali saat bimbingan
laporan PKP laporan PKP laporan PKP
bab 1 sampai agar yang telah di
dengan 5 kesalahan revisi serta
atau merevisi dan
Serta kekurangan memfinalkan
membahas draf dalam karya ilmiah
karya ilmiah laporan PKP
dapat
diperbaiki
serta merevisi
draf karya
ilmiah yang
dikirim
mahasiswa/i

8 Minggu, 6 Bimbingan Tutor Mengupload Screenshoot/Fot


Juni 2021 tentang menjelaskan laporan PKP o saat
mekanisme mekanisme beserta bimbingan
pengiriman pengiriman lampiran ke
laporan PKP laporan PKP link
https://prakti
k.ut.ac.id

Serdang Bedagai,06 Juni


2021

Mengetahui
Supervisor 1 Supervisor 2

ABDUL HAMID PULUNGAN, M.Pd SUPYA RANTI, S.Pd


197206281998011002

Anda mungkin juga menyukai