Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 193-206, Januari 2021 p-ISSN 2089-0834

Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 193 - 206, Januari 2021
SekolahTinggi
Sekolah TinggiIlmu
IlmuKesehatan
KesehatanKendal
Kendal e-ISSN 2549-8134

SYSTEMATIC REVIEW: PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI


FRAKTUR MELALUI PENGGUNAAN TEKNIK NAPAS DALAM
Romy Suwahyu1 *, Roni Eka Sahputra2. Rika Fatmadona1
1
Fakultas Keperawatan, Universitas Andalas, Limau Manis, Kec. Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia
25163
2
RSUP Dr.M.Djamil Padang, Jl. Perintis Kemerdekaan, Sawahan Tim., Kec. Padang Tim., Kota Padang,
Sumatera Barat, Indonesia 25171
*romysuwahyu@gmail.com

ABSTRAK
Salah satu penatalaksanaan fraktur adalah dengan operatif (pembedahan). Setelah dilakukannya
tindakan pembedahan, pasien akan merasakan nyeri akibat insisi pembedahan . Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis penggunaan teknik napas dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien
pasca operasi fraktur. Metode penelitian ini dimulai dari pencarian data menggunakan lima database
yaitu Science Direct, Taylor & Francis Online (Tandfonline), Google Scholar, SAGE dan PubMed
dengan rentang tahun 2014-2020 dengan jumlah 907 artikel. Artikel dicari dengan kata kunci “deep
breathing AND postoperative AND fracture AND pain”. Ditemukan 12 artikel memenuhi kriteria
yang dinilai menggunakan the JBI critical appraisal tools. Hasil telaah artikel yang telah dilakukan
adalah penggunaan teknik napas dalam yang diberikan mampu mengurangi nyeri pada pasien pasca
operasi fraktur. Prosedur teknik napas dalam yang bisa dianjurkan adalah adalah ciptakan lingkungan
yang tenang, usahakan tetap rileks dan tenang, menarik napas dalam dari hidung dan mengisi paru-
paru dengan udara melalui hitungan 1,2,3, perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil
merasakan ekstremitas atas dan bawah rileks, anjurkan bernapas dengan irama normal 3 kali, menarik
napas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan, membiarkan
telapak tangan dan kaki rileks, usahakan tetap konsentrasi atau mata sambil terpejam, pada saat
konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri, anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa
berkurang. waktu penggunaan teknik napas dalam yang bisa dianjurkan untuk nyeri pada pasien pasca
operasi fraktur adalah pada jam 1, 2, 4, 8, 12, 24 setelah operasi dan saat merasakan nyeri.

Kata kunci: fraktur; napas dalam; nyeri; pasca operasi

SYSTEMATIC REVIEW : USE OF DEEP BREATHING TECHNIQUE TO REDUCE


PAIN POSTOPERATIVE FRACTURE PATIENTS

ABSTRACT
One of the fracture management is operative (surgery). After surgery, the patient will feel pain due to
the surgical incision. The aim of this study was to analyze the use of deep breathing techniques to
reduce pain in postoperative fracture patients. This research method starts from searching data using
five databases, namely Science Direct, Taylor & Francis Online (Tandfonline), Google Scholar, SAGE
and PubMed with a range of 2014-2020 with a total of 907 articles. Articles were searched for with
the keywords "deep breathing AND postoperative AND fracture AND pain". It was found that 12
articles met the criteria assessed using the JBI critical appraisal tools. The results of the review of
articles that have been carried out are that the use of deep breathing techniques that are given is able
to reduce pain in postoperative fracture patients. The procedure for deep breathing techniques that
can be recommended is to create a calm environment, try to stay relaxed and calm, take a deep breath
from the nose and fill the lungs with air through a count of 1,2,3, slowly the air is exhaled through the
mouth while feeling the extremities. up and down relax, encourage breathing with a normal rhythm 3
times, inhale again through the nose and exhale through the mouth slowly, letting the palms and feet
relax, try to keep your concentration or eyes closed, while concentrating on the painful area ,
recommend repeating the procedure until the pain is relieved. The time to use deep breathing
techniques that can be recommended for pain in postoperative fracture patients is at 1, 2, 4, 8, 12, 24
hours after surgery and when feeling pain.

Keywords: fracture; deep breathing; pain; postoperative

193
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 193 - 206, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

PENDAHULUAN seperti menusuk, berdenyut, dan tajam


Fraktur adalah terputusnya kontinuitas (Handayani et al., 2019).
jaringan tulang baik total, partial yang
dapat mengenai tulang panjang dan sendi Penatalaksanaan nyeri yang efektif adalah
jaringan otot dan pembuluh darah yang aspek yang penting dalam asuhan
disebabkan oleh stress pada tulang, jatuh keperawatan (Kneale & Davis, 2011).
dari ketinggian, kecelakaan kerja, cedera Sehubungan dengan penanganan nyeri,
saat olahraga, fraktur degeneratif disarankan untuk menggunakan kombinasi
(osteoporosis, kanker, tumor tulang) dengan terapi non farmakologi, baik itu
(Apley & Solomon, 2018). digunakan salah satu secara sendiri atau
kombinasi keduanya (Suyanto &
Berdasarkan data World Health Bangsawan, 2013).
Organization (2013) kurang lebih terdapat
1,3 juta kasus fraktur di dunia, penyebab Terapi non farmakologis adalah teknik
paling banyak fraktur adalah kecelakaan. yang digunakan untuk mendukung teknik
Kasus kecelakaan di Indonesia mengalami farmakologi dengan metode sederhana,
peningkatan, dari total kasus kecelakaan murah, praktis dan tanpa efek samping
yang terjadi sebanyak 5,8% korban yang merugikan (Pratiwi et al., 2020).
mengalami cedera dan sekitar 8 juta orang Dalam pelaksanaan terapi non
dari kasus cedera mengalami fraktur. Jenis farmakologi, tenaga kesehatan yang
fraktur yang paling banyak terjadi adalah memiliki peran dominan adalah perawat
fraktur pada bagian ekstremitas atas karena merupakan tugas mandiri perawat
sebesar 36,9% dan ekstremitas bawah dalam memberikan intervensi keperawatan
sebesar 65,2% (Departemen Kesehatan (Mayasari, 2016).
Republik Indonesia, 2013).
Teknik relaksasi napas dalam merupakan
Penatalaksanaan fraktur dapat dilakukan salah satu metode manajemen nyeri non
dengan konservatif maupun operatif farmakologi. Penelitian yang dilakukan
(pembedahan). Proses konservatif oleh Nurdin, Kiling, & Rottie (2013)
dilakukan dengan pemasangan gips dan didapatkan bahwa relaksasi napas dalam
traksi sedangkan proses pembedahan pada efektif dalam menurunkan nyeri pasca
fraktur dengan cara ORIF (Open Reduction operasi fraktur. Penggunaan teknik
and Internal Fixation), fiksasi eksternal relaksasi dalam periode pasca operasi akan
dan graft tulang (Apley & Solomon, 2018). mengurangi penggunaan analgesik pada
pasien, mengurangi efek samping yang
Setelah dilakukannya tindakan terkait dengan obat dan memastikan bahwa
pembedahan, pasien akan merasakan nyeri pasien akan merasa puas terhadap
akibat insisi pembedahan (Cahyanti et al., perawatan (Yaban, 2019).
2019). Luka insisi pembedahan dapat
mengakibatkan pengeluaran impuls nyeri Beberapa teori dan jurnal penelitian yang
oleh ujung saraf bebas yang diperantara telah dikemukakan sebelumnya didapatkan
oleh sistem sensorik (Hermanto et al., bahwa penerapan teknik napas dalam
2020). Secara keseluruhan, pembedahan untuk menurunkan nyeri pasca operasi
menyumbang 10% sampai 30% nyeri fraktur terdapat perbedaan seperti prosedur
neuropatik klinis. Diperkirakan sekitar dalam pelaksanaan, durasi, siklus dan lama
80% pasien mengalami nyeri setelah waktu pemberian teknik napas dalam.
operasi, dimana 86% mengalami nyeri Untuk itu penelitian ini bermaksud
sedang dan berat atau ekstrim. Rasa nyeri menganalisis penerapan teknik napas
(quality) yang timbul yang dirasakan dalam yang selama ini pernah dilakukan
pasien pasca bedah fraktur bervariasi dan seberapa besar kontribusi teknik napas

194
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 193 - 206, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

dalam terhadap penurunan nyeri pada ditemukan adalah 907, dengan rincian 209
pasien pasca operasi fraktur. Sehingga artikel (Google Scholar), 111 artikel
diharapkan dapat menghasilkan sebuah (Tandfonline), 269 artikel (Science Direct),
rekomendasi penanganan nyeri untuk 89 artikel (SAGE) dan 229 artikel
pasien pasca operasi fraktur yang lebih (PubMed). Ditemukan 12 artikel
bisa dapat dipertahankan. Berdasarkan memenuhi kriteria yang dinilai
uraian tersebut, tujuan dari penelitian ini menggunakan the JBI critical appraisal
adalah untuk mendeskripsikan systematic tools.
review penelitian terbaru tentang
“penggunaan teknik napas dalam terhadap Tahap berikutnya dilakukan studi
penuruanan nyeri pada pasien pasca kelayakan artikel apakah sesuai dengan
operasi fraktur”. kriteria inklusi yang ditetapkan atau tidak.
Adapun kriteria inklusinya adalah pasien
METODE pasca operasi fraktur yang menerima
Jenis penelitian ini adalah Systematic analgesic, intervensi yang diberikan adalah
Review. Pencarian literatur dalam teknik napas dalam dengan kelompok
systematic review ini menggunakan 5 kontrol/pembanding, outcome yang diukur
database yaitu Science Direct, Taylor & adalah skala nyeri dan desain penelitian
Francis Online (Tandfonline), PubMed, yang dipilih adalah Randomized Controlled
Google Scholar dan SAGE dalam rentang Trial, Quasi-experimental studies dan
2014-2020 dengan type research article. Research article yang terakreditasi dan
Kata kunci yang digunakan peneliti yaitu bisa diakses secara full text.
“deep breathing AND postoperative AND
fracture AND pain”. Jumlah artikel yang

HASIL
Studi diidentifikasi dari database (n=907)
Science Direct (n=269)
Tandfonline (n=111)
Google Scholar (n=209)
SAGE (n=89)
PubMed (n=229)

Artikel diidentifikasi berdasarkan duplikasi (n=823) Total duplicate remove (n=84)

Skrining berdasarkan identifikasi judul (n=84) Ekslusi (n=739)


Populations: Bukan pasien post operasi
fraktur
Skrining berdasarkan identifikasi abstrak (n=22) Intervention; Intervensi tidak sesuai
dengan teknik napas dalam

Assesment berdasarkan full text dan kriteria Excluded (n=62)


kelayakan (n=18) Populations; Bukan pasien post operasi
fraktur
Intervention: Intervensi tidak sesuai
Artikel yang sesuai dan bisa digunakan (n=12)
dengan teknik napas dalam
Gambar 1. Diagram Alir PRISMA pencarian literatur penggunaan teknik napas dalam terhadap
penurunan nyeri pada pasien pasca operasi fraktur
(Sumber: Moher, Liberati, Tetzlaff, Altman, & Group, 2009).

195
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 193 - 206, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Berdasarkan hasil pencarian litertur menggunakan the JBI critical appraisal


melalui publikasi 5 databese dengan tools. Penilaian kualitas studi artikel
menggunakana kata kunci yang telah dengan study quasi experimental memiliki
ditentukan dalam rentang tahun 2014-2020 9 item pertanyaan. Tujuh artikel dengan
dengan type research article menemukan nilai 88,9% dengan kualitas baik dan 4
907 artikel. Peneliti kemudian melakukan artikel dengan nilai 77,8% dengan kualitas
skrining berdasarkan duplikasi ditemukan cukup. Penilaian kualitas studi artikel
sebanyak 823 artikel, berdasarkan judul dengan study Randomized Controlled
sebanyak 84, berdasarkan abstrak sebanyak Trials (RCT) memiliki 13 item pertanyaan.
22 artikel, berdasarkan full text dan kriteria Artikel tersebut memiliki nilai 76,9%
kelayakan sebanyak 18 artikel. Sebanyak 1 dengan kualitas cukup. Dan ditemukan 12
artikel dengan study RCT dan 17 artikel artikel yang memiliki nilai > 50% yang
dengan study design study quasi sesuai dan bisa dimasukkan kedalam
experimental. Selanjutnya dilakukan sumber systematic review.
penilaian kualitas studi dengan

Tabel 1.
Analisis Hasil Studi Literatur untuk Systematic Review
Desain Instrume
No. Peneliti Tujuan Sampel Intervensi Hasil
Penelitian nt
1. Sunadi, Quasi Untuk 16 Teknik Pengukur Dari hasil uji t tidak
Ifadah, & experime mengetahui responden relaksa an berpasangan diperoleh
Syarif, nt with pengaruh yang terbagi si intensitas nilai p = 0,000 (p <0,05),
2020 pretest- relaksasi atas 8 napas nyeri maka dapat disimpulkan
posttest napas dalam responden dalam menggun bahwa terdapat
intervent terhadap kelompok akan perbedaan yang
ion nyeri pasca intervensi Numeric bermakna rerata
control operasi dan 8 al Rating intensitas nyeri pasca
group fraktur pada responden Scale operasi pada fraktur
design ekstremitas kelompok (NRS) ekstremitas bawah
bawah. kontrol. sebelum dan sesudah
relaksasi napas dalam
Sampel yang antara kelompok
dipilih intervensi dengan
adalah kelompok kontrol.
pasien pasca
operasi
fraktur pada
ekstremitas
bawah.
2. Yusuf, Quasi- Untuk 28 Kombi Instrume Hasil yang didapatkan
Iswari, experime mengetahui responden nasi n menunjukkan bahwa
Sriyono, ntal pengaruh yang terbagi teknik pengukur terdapat pengaruh
& design kombinasi atas 14 relaksa intensitas kombinasi teknik napas
Yunitasar with a teknik responden si nyeri dalam dengan spiritual
i, 2020 pre-post relaksasi kelompok napas menggun pada tingkat nyeri (p =
test napas dalam intervensi dalam akan 0,000) dan tingkat
control dengan dan 14 dengan Numeric kecemasan
group spiritual responden spiritua Rating (p = 0,001) pada pasien
design pada nyeri kelompok l Scale ortopedi pasca operasi
dan kontrol. (NRS) fraktur nonpatologis.
kecemasan Sampel yang dan
pasien dipilih adalah instrume
ortopedi pasien ortopedi n
pasca pasca operasi menguku
operasi fraktur r

196
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 193 - 206, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Desain Instrume
No. Peneliti Tujuan Sampel Intervensi Hasil
Penelitian nt
fraktur nonpatologis. kecemas
nonpatologis an
. menggun
akan
Hamilton
Anxiety
Rating
Scale
(HARS)
Question
naire.
3. Kristanto Quasi Untuk 30 Kompr Pengukur Hasil yang didapatkan
& eksperim mengetahui responden es an pada uji independen t-
Arofiati, en pre- efektifitas yang terbagi dingin intensitas test sebelum dan setelah
2016 post test kompres atas 15 mengg nyeri dilakukan intervensi
with dingin cold responden unakan menggun membuktikan bahwa
control pack kelompok cold akan terdapat penurunan skala
group dengan intervensi pack Visual nyeri pada kedua
relaksasi dan 15 dan Analogue intervensi dengan nilai p
nafas dalam responden teknik Scale 0,000.
untuk kelompok relaksa (VAS)
menurunkan kontrol. si
nyeri pada napas
pasien pasca Sampel yang dalam.
ORIF dipilih
(Open adalah
Reduction pasien yang
Internal berusia 20-
Fixation) 60 tahun,
pada pasca ORIF
ekstermitas hari ke-0 dan
atas dan memiliki
bawah skala nyeri
1-6 (dinilai
menggunaka
n skala
VAS).
4. Aini & Desain Untuk 30 Teknik Menggun Hasil uji statistik
Reskita, Pra- mengetahui responden relaksa akan didapatkan p-value:
2018 Eksperi ada atau si lembar 0,001 maka disimpulkan
mental tidak Sampel yang napas pengukur ada pengaruh teknik
dengan pengaruh dipilih dalam an skala relaksasi napas dalam
rancanga teknik adalah nyeri terhadap penurunan nyeri
n One relaksasi pasien yang Numeric pada pasien fraktur
Grup pre napas dalam berusia 16- Rating
– post terhadap 25 tahun, Scale
test penurunan grade fraktur (NRS)
nyeri pada 1-3,
pasien diberikan
fraktur analgetik
yang sama.
5. Sasongko Quasy Untuk 46 Kombi Pengukur Berdasarkan hasil
, experime melihat responden nasi an penelitian dapat
Sukartini, nt study pengaruh yang terbagi Range intensitas disimpulkan bahwa
Wahyuni, kombinasi atas 23 of nyeri kombinasi Range of
& Putra, Range of responden Motion menggun Motion dan teknik napas
2019 Motion dan kelompok dan akan dalam bisa mengurangi
teknik intervensi teknik Visual nyeri pada pasien pasca

197
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 193 - 206, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Desain Instrume
No. Peneliti Tujuan Sampel Intervensi Hasil
Penelitian nt
relaksasi dan 23 relaksa Analogue operasi ortopedi.
napas dalam responden si Scale Penurunan nyeri pada
terhadap kelompok napas (VAS) pasien yang
nyeri pada kontrol. dalam mendapatkan terapi
pasien pasca analgesik dengan
operasi Sampel yang kombinasi Range of
fraktur dipilih Motion dan teknik napas
adalah dalam lebih besar dan
pasien pasca lebih signifikan
operasi dibandingkan pasien
fraktur yang hanya mendapatkan
ekstremitas terapi analgesik.
atas dan
bawah.
6. Sharma, Pre- Untuk 30 Terapi Pengukur Hasil penelitian ini
Nisha, & Experim menilai responden relaksa an menjelaskan bahwa
Ruhil, ental efektivitas si (pijat intensitas intervensi terapi relaksasi
2019 Study terapi Sampel yang punggu nyeri (pijat punggung dan
relaksasi dipilih ng dan menggun latihan napas dalam)
(pijat adalah latihan akan pada pasien fraktur dapat
punggung pasien napas Visual menurunkan tingkat skor
dan latihan fraktur dalam) Analogue nyeri dan meningkatkan
napas dengan usia Scale kualitas tidur pasien.
dalam) lebih dari 18 (VAS),
terhadap tahun Wong–
nyeri pada Baker
pasien Faces
ortopedi dan Pain
untuk Rating
menilai Scale,
peningkatan dan
kualitas kualitas
tidur. tidur
menggun
akan
form
wawanca
ra
terstruktu
r.
7. Sumardi, Quasi Untuk 30 Teknik Pengukur Hasil penelitian yang
Dewi, & eksperim mengetahui responden relaksa an dilakukan dengan
Sumarya ent (pre- pengaruh yang terbagi si intensitas pemberian intervensi
ni, 2019 post test napas dalam atas 15 napas nyeri relaksasi napas dalam
with dan responden dalam menggun dan mendengarkan
control mendengark kelompok dan akan musik gamelan
group an musik intervensi menden Visual berpengaruh terhadap
design) gamelan dan 15 garkan Analogue perubahan
terhadap responden musik. Scale tingkat nyeri pasien
tingkat nyeri kelompok (VAS) pasca operasi fraktur.
pasien pasca kontrol.
operasi
fraktur Sampel yang
dipilih
adalah
pasien pot
operasi
ORIF

198
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 193 - 206, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Desain Instrume
No. Peneliti Tujuan Sampel Intervensi Hasil
Penelitian nt
8. Igiany, Quasi Untuk 30 Teknik Menggun Hasil penelitian
2018 eksperim mengetahui responden relaksa akan menunjukkan bahwa
ent (pre- perbedaan yang terbagi si lembar pemberian intervensi
post test derajat nyeri atas 15 napas pengukur teknik relaksasi napas
with pasca bedah responden dalam an skala dalam dapat menurunkan
control fraktur kelompok nyeri intensitas nyeri lebih
group ekstremitas intervensi Numeric besar dibandingkan
design) sebelum dan dan 15 Rating responden yang tidak
sesudah responden. Scale diberikan intervensi
dilakukan (NRS) teknik relaksasi napas
teknik Sampel yang dalam sehingga dapat
relaksasi dipilih dikatakan terdapat
napas dalam. adalah perbedaan nyeri pasien
pasien pasca fraktur ekstremitas antara
bedah sebelum dan sesudah
fraktur. dilakukan teknik
relaksasi napas dalam.
9. Mintarsih Quasi Untuk 30 Teknik Pengukur Tingkat nyeri sesudah
& eksperim mengetahui responden relaksa an dilakukan teknik napas
Nabhani, ent (pre- pengaruh yang terbagi si intensitas dalam mengalami
2016 post test teknik atas 15 laki- napas nyeri penurunan tingkat nyeri
design) relaksasi laki dan 15 dalam menggun yaitu pada laki-laki
napas perempuan. akan sebagian besar memiliki
dalam antara Verbal tingkat nyeri ringan
laki-laki Sampel yang Numeric sebanyak 53,3% dan
dengan dipilih Rating tidak memiliki nyeri
perempuan adalah Scale sebanyak 46,7%. Pada
terhadap pasien pasca (VNRS) pasien perempuan
penurunan operasi sebagian besar memiliki
nyeri pasien fraktur tingkat nyeri sebanyak
pasca 53,3%, tidak memiliki
operasi nyeri 40% dan nyeri
fraktur sedang sebanyak 6,7%.
Hasil penelitian ini
menunjukkan tidak ada
perbedaan sensasi
nyeri pada laki-laki dan
perempuan setelah diberi
intervensi teknik
relaksasi napas dalam.
10 Margono, Quasi Untuk 32 Teknik - Hasil analisis uji Paired
. 2014 experime mengetahui responden relaksa samples t-tes kelompok
ntal efektivitas terbagi atas si sebelum dan sesudah
dengan terapi 16 napas pada parameter kadar
desain relaksasi responden dalam bradikinin, skala nyeri,
quasi napas dalam kelompok tekanan darah,
experime terhadap intervensi pernafasan dan suhu 0,00
ntal pre- meningkatny dan 16 (<0,05), uji Wilcoxon test
post test a adaptasi responden kelompok sebelum dan
with regulator kelompok sesudah pada parameter
control tubuh untuk kontrol. nadi 0,00 (<0,05) uji
group menurunkan Independent samples t-
nyeri pada Sampel yang tes kelompok perlakuan
pasien post dipilih dan kontrol kadar
operasi adalah bradikinin, skala nyeri,
fraktur pasien pasca tekanan darah,
operasi pernafasan dan suhu
fraktur pada <0,05, pada perbedaan

199
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 193 - 206, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Desain Instrume
No. Peneliti Tujuan Sampel Intervensi Hasil
Penelitian nt
tulang nadi digunakan uji mann-
panjang. Whitney
kelompok perlakuan dan
kontrol p=0,001 (<0,05).
11 Evvendi, Quasy Untuk 38 Slow Pengukur Hasil analisis tingkat
. Sulisetya Experim mengetahui responden deep an nyeri post-test pada
wati, & ental perbandinga yang terbagi breathi intensitas kelompok SDB dan
Agussafu dengan n atas 19 ng dan nyeri kelompok kompres
tri, 2019 pretest- pemberian responden kompre menggun dingin,
post test teknik slow pada s akan menggunakan Uji Mann-
design deep kelompok dingin lembar Withney
with breathing slow deep observasi didapatkan nilai P=0.003
group dan kompres breathing Numeric (α <
control. dingin dan 19 al Rate 0,05) sehingga ke dua
terhadap responden Scale intervensi
intensitas pada (NRS) tersebut sama-sama
nyeri kelompok efektif untuk
pasien pasca kompres menurunkan intensitas
operasi dingin. nyeri.
fraktur
ekstremitas Sampel yang
bawah. dipilih
adalah
pasien pasca
operasi
fraktur
ekstremitas
bawah.
12 Ursavas Randomi Untuk 38 Teknik Visual Kesimpulan: Hasil
. & zed mengetahui responden napas Analogue penelitian ini
Catakli, controlle pengaruh yang terbagi dalam Scale menunjukkan bahwa
2020 d trial latihan atas 18 dan (VAS) latihan pernapasan dalam
pernapasan responden cold dan tidak berpengaruh pada
diafragma kelompok pack Hospital depresi tetapi
terhadap intervensi Anxiety mengurangi kecemasan
nyeri, dan 18 and dan nyeri setelah operasi
kecemasan, responden Depressi penggantian lutut total.
dan depresi kelompok on Scale
pada pasien kontrol. (HADS)
yang
menjalani Sampel yang
penggantian dipilih adalah
lutut total. pasien yang
menjalani
operasi lutut
total operasi
penggantian
di bangsal
ortopedi.
Dua belas artikel tersebut menjelaskan PEMBAHASAN
tentang penggunaan teknik napas dalam Intervensi Teknik Napas Dalam
terhadap pengurangan nyeri pada pasien Terhadap Nyeri Pada Pasien Pasca
pasca operasi fraktur. Berdasarkan hasil Operasi Fraktur
pencarian ditemukan 12 artikel yang Nyeri pada pasien bedah adalah salah satu
melakukan intervensi teknik napas dalam. keluhan yang paling banyak pada periode
pasca operasi dan jika tidak dikendalikan

200
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 193 - 206, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

akan menyebabkan lamanya proses dengan cara merangsang susunan saraf


penyembuhan dan menyebabkan pusat yaitu otak dan sumsum tulang
komplikasi sistemik lainnya. Sebagai belakang untuk memproduksi endorphin
akibatnya beberapa pasien meninggal, yang berfungsi sebagai penghambat nyeri
kualitas hidup menurun, lama tinggal di (Aji et al., 2015). Selain dapat mengatasi
rumah sakit meningkat dan biaya nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga
perawatan akan meningkat (Aslan FE & dapat membuat pasien dapat mengontrol
Yizlid T, 2017). diri ketika terjadi stress fisik dan emosi
(Ayudianingsih & Maliya, 2015).
Nyeri muncul karena adanya kiriman
impuls yang memasuki medulla spinalis Penelitian yang dilakukan oleh Aini &
dan berinteraksi dengan sel-sel saraf Reskita (2018), Sasongko, Sukartini,
inhibitor, sehingga akan ditransmisikan Wahyuni, & Putra (2019), Igiany (2018),
mencapai korteks serebral untuk untuk Sharma, Nisha, & Ruhil, (2019) dan
diinterpretasikan sensasi nyeri. Otak Evvendi, Sulisetyawati, & Agussafutri
menafsirkan intensitas nyeri berdasarkan (2019) diberikan selama 3 hari. Penelitian
jumlah impuls nyeri yang diterima selama yang dilakukan oleh Sunadi, Ifadah, &
periode tertentu. Semakin besar impuls Syarif (2020) dan Sumardi, Dewi, &
yang diterima maka semakin besar pula Sumaryani (2019) teknik napas dalam
intensitas nyeri yang dirasakan (Kneale & diberikan selama 2 hari. Penelitian yang
Davis, 2011). dilakukan oleh Yusuf, Iswari, Sriyono, &
Yunitasari (2020) teknik napas dalam
Agar nyeri yang dialami pasien tidak diberikan sebanyak 15 kali dengan
berlanjut ke nyeri kronis dan kondisi yang diselingi istirahat singkat 5 kali. Penelitian
lebih parah maka dalam memberikan yang dilakukan oleh Kristanto & Arofiati
asuhan keperawatan pada pasien yang (2016) teknik napas dalam diberikan
mengalami nyeri, perawat perlu melakukan selama 15 menit dan diulangi sampai 4
pengkajian nyeri yang tepat. Pengukuran siklus. Penelitian yang dilakukan oleh
tingkat nyeri yang tepat dapat Kristanto & Arofiati (2016) teknik napas
mempengaruhi ketepatan dalam dalam diberikan 3-5 kali dan pasien
memberikan intervensi keperawatan pada dianjurkan untuk melakukan teknik napas
pasien (Morton & Fontaine, 2013). dalam sebanyak 10 kali setiap jam saat
pasien terjaga selama periode pasca
Teknik relaksasi merupakan metode yang operasi. Penelitian yang dilakukan oleh
dapat dilakukan terutama pada pasien yang Margono (2014) teknik napas dalam
mengalami nyeri, merupakan latihan diberikan sebanyak 3 kali dalam sehari
pernapasan yang menurunkan konsumsi selama 5-10 menit. Dan penelitian yang
oksigen, frekuensi pernapasan, frekuensi dilakukan oleh Ursavas & Catakl (2020)
jantung dan ketegangan otot. Teknik teknik napas dalam diberikan pada jam 1,
relaksasi perlu diajarkan beberapa kali agar 2, 4, 8, 12, 24 setelah operasi dan saat
mencapai hasil yang optimal dan perlunya pasien merasakan nyeri.
instruksi menggunakan teknik relaksasi
untuk menurunkan atau mencegah Berdasarkan hasil analisis artikel, beberapa
meningkatnya nyeri (Nurdin et al., 2013). artikel menyebutkan prosedur pelaksanaan
Salah satu teknik non farmakologi untuk teknik napas dalam secara lengkap dan
mengurangi nyeri adalah teknik relaksasi beberapa yang hanya menyebutkan jumlah
pernapasan. siklus dan durasi tanpa mencantumkan
prosedur pelaksanaan teknik napas dalam.
Relaksasi napas dalam merupakan teknik Adapun artikel yang menyebutkan
relaksasi yang dapat menurunkan nyeri prosedur pelaksanaan napas dalam adalah

201
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 193 - 206, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Yusuf, Iswari, Sriyono, & Yunitasari, selama 5 menit pertama. Kemudian pasien
(2020), Sasongko, Sukartini, Wahyuni, & diminta untuk melakukan latihan yang
Putra (2019) dan Mintarsih & Nabhani telah diajarkan selama 10 menit. Jika
(2016). relaksasi napas dalam dengan benar maka
latihan dihentikan. Jika belum minta pasien
Asumsi peneliti untuk prosedur teknik mengulangi latihan selama 5 menit dan
napas dalam yang bisa dianjurkan adalah jika tetap tidak bisa pasien dikeluarkan dari
penelitian yang dilakukan oleh Yusuf, sampel penelitian. Pasien diminta untuk
Iswari, Sriyono, & Yunitasari (2020), melakukannya melakukan relaksasi napas
prosedur pelaksanaan relaksasi napas dalam pada jam ke 1, 2, 4, 8, 12, 24 setelah
dalam yang diberikan adalah ciptakan operasi dan saat mereka mengalami rasa
lingkungan yang tenang, usahakan tetap sakit.
rileks dan tenang, menarik napas dalam
dari hidung dan mengisi paru-paru dengan Berdasarkan penelitian yang dilakukan
udara melalui hitungan 1,2,3, perlahan- oleh Handayani et al. (2019) ada dua
lahan udara dihembuskan melalui mulut karakteristik yang melekat dalam
sambil merasakan ekstremitas atas dan pengalaman nyeri berdasarkan fisiologinya
bawah rileks, anjurkan bernapas dengan yaitu durasi dan pola nyeri. Dari hasil
irama normal 3 kali, menarik napas lagi wawancara langsung pada pasien pasca
melalui hidung dan menghembuskan bedah fraktur didapat sebanyak 86,7%
melalui mulut secara perlahan-lahan, pasien mengatakan kalau nyeri yang
membiarkan telapak tangan dan kaki dirasakan sangat mengganggu dan
rileks, usahakan tetap konsentrasi atau sebanyak 13,3% mengatakan merasa
mata sambil terpejam, pada saat terganggu. Sedangkan 57,8% pasien
konsentrasi pusatkan pada daerah yang menyatakan nyeri dirasakan hilang timbul
nyeri, anjurkan untuk mengulangi prosedur dan 42,2% menyatakan nyeri selalu atau
hingga nyeri terasa berkurang, ulangi nyeri dirasakan berkelanjutan.
sampai 15 kali, dengan selingi istirahat
singkat 5 kali dan bila nyeri menjadi hebat, Mekanisme teknik relaksasi napas dalam
pasien dapat bernapas secara cepat dan merelaksasikan otot skeletal, dapat
dangkal. menurunkan nyeri dengan merileksasikan
ketegangan otot yang dapat menunjang
Asumsi peneliti untuk waktu penggunaan nyeri. Setelah dilakukan teknik relaksasi
teknik napas dalam yang bisa dianjurkan napas dalam terdapat hormon yang
untuk nyeri pada pasien pasca operasi dihasilkan yaitu hormon adrenalin dan
fraktur adalah penelitian yang dilakukan hormon kortison. Kadar PaCO2 akan
oleh Ursavas & Catakli (2020), pasien meningkat dan menurunkan PH sehingga
dalam kelompok intervensi diberitahu akan meningkatkan kadar oksigen dalam
tentang bagaimana skala penilaian nyeri darah (Judha et al., 2012).
yang akan digunakan dan bagaimana rasa
sakit mereka akan dinilai. Sehari sebelum Perbandingan Masing-Masing
operasi dan pasien tidak dalam keadaan Intervensi Teknik Napas Dalam
cemas, pasien dibawa keruangan yang Terhadap Nyeri Pada Pasien Pasca
tenang dan diminta untuk berbaring Operasi Fraktur
ditempat tidur. Pastikan tidak ada keluarga Selain dari intervensi teknik napas dalam
pasien diruangan tersebut, tutup tirai dan ditemukan 7 artikel yang menambahkan
kondisikan ruangan dalam keadaan tenang intervensi lain untuk mengurangi nyeri
dan hening agar pasien merasa nyaman. pada pasien pasca operasi fraktur.
Latihan relaksasi napas dalam dilakukan Penelitian yang dilakukan oleh Yusuf,
dengan gambar dan diperagakan ke pasien Iswari, Sriyono, & Yunitasari (2020)

202
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 193 - 206, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

memberikan combination of spiritual deep hanya mendinginkan kembali kedalam


breathing. Penelitian Kristanto & Arofiati freezer (Schug et al., 2015).
(2016), Evvendi, Sulisetyawati, &
Agussafutri (2019) dan Ursavas & Catakli Penelitian yang dilakukan oleh
(2020) memberikan cold pack. Penelitian Nurchairiah, Hasneli, & Indriati (2015)
yang dilakukan oleh Sasongko, Sukartini, menyebutkan bahwa terdapat perbedaan
Wahyuni, & Putra (2019) memberikan yang signifikan pada intensitas nyeri pada
combination of range of motion (ROM). pasien fraktur tertutup sebelum dan setelah
Penelitian yang dilakukan oleh Sharma, diberikannya kompres dingin. Hal ini
Nisha, & Ruhil (2019) memberikan back sejalan dengan penelitian yang dilakukan
massage. Dan penelitian yang dilakukan oleh Anugerah, Purwandari, & Hakam
oleh Sumardi, Dewi, & Sumaryani (2019) (2017) menyebutkan bahwa ada pengaruh
memberikan musik gamelan. yang signifikan dari terapi kompres dingin
terhadap nyeri post operasi pada pasien
Asumsi peneliti, selain dari penggunaan fraktur ORIF. Keterbatasan pada penelitian
teknik napas dalam intervensi yang bisa ini adalah yang pertama reviewer pada
digunakan untuk mengatasi nyeri pada penelitian systematic review ini
pasien pasca operasi fraktur adalah dengan menggunakan satu orang sehingga hasilnya
memberikan cold pack seperti penelitian cenderung bersifat subjektif dari seorang
yang dilakukan oleh Kristanto & Arofiati reviewer tersebut.
(2016), Evvendi, Sulisetyawati, &
Agussafutri (2019) dan Ursavas & Catakli SIMPULAN
(2020). Intervensi teknik napas dalam mampu
menurunkan nyeri pada pasien pasca
Kompres dingin adalah suatu metode operasi fraktur. Selain intervensi teknik
dalam penggunaan suhu rendah setempat napas dalam, intervensi yang bisa
yang dapat menimbulkan beberapa efek diberikan untuk menurunkan nyeri pasca
fisiologis. Terapi dingin diperkirakan operasi fraktur adalah pemberian cold pack
menimbulkan efek analgetik dengan
memperlambat kecepatan hantaran saraf DAFTAR PUSTAKA
sehingga impuls nyeri yang mencapai otak Aini, L., & Reskita, R. (2018). Pengaruh
lebih sedikit (Spengler et al., 2014). Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Pemberian kompres dingin dapat terhadap Penurunan Nyeri pada
meningkatkan pelepasan endorphin yang Pasien Fraktur. 9(2013), 262–266.
memblok transmisi stimulus nyeri dan juga http://103.114.35.30/index.php/JKM/
menstimulasi serabut saraf yang memiliki article/view/3076
diameter besar α-β sehingga menurunkan
transmisi impuls nyeri melalui serabut Aji, S. B., Armiyati, Y., & Sn, S. A.
kecil α-Delta dan serabut saraf C (2015). Efektifitas Antara Relaksasi
(Muttaqin, 2011). Autogenik Dan Slow Deep Breathing
Relaxation Terhadap Penurunan
Saat ini telah dikembangkan cold pack Nyeri Pada Pasien Post Orif Di Rsud
sebagai pengganti biang es (dry ice) atau Ambarawa. Jurnal Ilmu
es batu. Cold pack mempunyai beberapa Keperawatan Dan Kebidanan
keunggulan dibanding es batu. Jika es batu (JIKK), 002.
digunakan maka akan habis dan berubah https://doi.org/http://dx.doi.org/10.11
menjadi gas karbondioksida, sehingga 36/JIKK.k211
hanya dapat digunakan sekali saja. Cold
Anugerah, A. P., Purwandari, R., &
pack dapat digunakan berkali-kali dengan
Hakam, M. (2017). Pengaruh Terapi

203
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 193 - 206, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Kompres Dingin Terhadap Nyeri Ekstremitas Bawah.


Post Operasi ORIF (Open Reduction https://doi.org/10.1177/10998004166
Internal Fixation) pada Pasien 54261
Fraktur di RSD Dr. H. Koesnadi
Bondowoso. Jurnal Pustaka Handayani, S., Arifin, H., & Manjas, M.
Kesehatan, 5(2). (2019). Kajian penggunaan analgetik
https://doi.org/10.33021/aia.v1i2.847 Pada Pasien Pasca Bedah Fraktur di
Trauma Centre RSUP M. Djamil
Apley, A. G., & Solomon, L. (2018). Padang. JSFK (Jurnal Sains Farmasi
System of Orthopaedics and Trauma & Klinis), 6(2), 113–120.
(A. Blom, D. Warwick, & M. R. https://doi.org/10.25077/JSFK.6.2.11
Whitehouse (eds.); 10th Editi). CRC 3-120.2019
Press.
https://doi.org/https://doi.org/10.432 Hermanto, R., Isro’in, L., & Nurhidayat, S.
4/9781315118192 (2020). Studi Kasus : Upaya
Penurunan Nyeri Pada Pasien Post
Aslan FE, & Yizlid T. (2017). Operasi Fraktur Femur. Health
Phsiopathology. Akademisyen Sciences Journal, 4(1), 112–123.
Medicine Bookstore. https://doi.org/10.1080/19325037.20
18.1486755
Ayudianingsih, N. G., & Maliya, A.
(2015). Pengaruh Teknik Relaksasi Igiany, P. D. (2018). Perbedaan Nyeri Pada
Nafas Dalam Terhadap Penurunan Pasien Pasca Bedah Fraktur
Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca Ekstremitas Sebelum Dan Sesudah
Operasi Fraktur Femur Di Rumah Dilakukan Teknik Relaksasi Napas
Sakit Karima Utama Surakarta. 191– Dalam. Jurnal Manajemen Informasi
199. Dan Administrasi Kesehatan (J-
https://doi.org/10.1002/oby.20557 MIAK, 01(01), 16–21.
https://doi.org/10.1186/s12966-017-
Cahyanti, E. I., Anugrahanti, W., & 0571-2
Wibowo. (2019). Asuhan
Keperawatan Pada Klien Gastritis Judha, M., Sudarti, & Fauziah, A. (2012).
Dengan Masalah Nyeri Akut. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri
Persalinan. Nuha Medika.
Cirak, O., Yilmaz, H. O., & Ahyan, N. Y.
(2018). Nutritional factors in Kneale, J., & Davis, P. (2011).
etiology of childhood obesity. Keperawatan Ortopedik Dan
General Medicine Open, 2(4), 1–5. Trauma. EGC.
https://doi.org/10.15761/gmo.100014
1 Kristanto, A., & Arofiati, F. (2016).
Efektifitas Penggunaan Cold Pack
Departemen Kesehatan Republik dibandingkan Relaksasi Nafas Dalam
Indonesia. (2013). Profil Kesehatan untuk Mengatasi Nyeri Pasca Open
Indonesia. Reduction Internal Fixation (ORIF).
Indonesian Journal of Nursing
Evvendi, S., Sulisetyawati, D., & Practices, 1(1).
Agussafutri, W. D. (2019). https://doi.org/10.18196/ijnp.1154
Perbandingan Pemberian Teknik
Slow Deep Breathing Dan Kompres Margono. (2014). Efektifitas Teknik
Dingin Terhadap Intensitas Nyeri Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Pasien Pasca Operasi Fraktur Peningkatan Adaptasi Regulator

204
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 193 - 206, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Tubuh Untuk Menutunkan Nyeri Nurdin, S., Kiling, M., & Rottie, J. (2013).
Pasien Post Operasi Fraktur Di Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap
Rumah Sakit Ortopedi Soeharso. Intensitas Nyeri Pada Pasien Post
Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(1). Operasi Fraktur di Ruang Irna A Blu
https://doi.org/10.1155/2014/964236 RSUP Prof Dr. R.D Kandou
Manado. Ejournal Keperawatan,
Mayasari, C. D. (2016). Pentingnya 1(1).
Pemahaman Manajemen Nyeri Non https://doi.org/10.1111/obr.12573
Farmakologi bagi Seorang Perawat.
Jurnal Wawasan Kesehatan, 1(1). Pratiwi, A., Susanti, E. T., & Astuti, W. T.
https://doi.org/10.1016/j.hsag.2015.0 (2020). Penerapan Teknik Relaksasi
8.002 Genggam Jari Terhadap Skala Nyeri
Pada Sdr . D Dengan Paska Open
Mintarsih, S., & Nabhani. (2016). Teknik Reduction Internal Fixation ( ORIF ).
Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Jurnal Keperawatan Karya Bhakti,
Penurunan Nyeri Post Operasi Patah 6(1), 1–7.
Tulang. Jurnal.Akper17.Ac.Id. https://doi.org/10.1155/2019/102867
https://doi.org/10.1186/s12889-016- 2
3878-z
Sasongko, H., Sukartini, T., Wahyuni, E.
Moher, D., Liberati, A., Tetzlaff, J., D., & Putra, M. M. (2019). The
Altman, D. G., & Group, the P. Effects of Combination of Range
(2009). Preferred reporting items for Motion and Deep Breathing Exercise
systematic reviews and meta- on Pain in Post-Orthopedic Surgery
analyses: The PRISMA statement. Patients. Indonesian Journal of
Annals of Internal Medicine, 151(4). Medicine, 4(1), 46–53.
https://doi.org/10.1371/journal.pmed. https://doi.org/10.26911/theijmed.20
1000097 19.04.01.08

Muttaqin, A. (2011). Buku Saku Gangguan Schug, S. A., Palmer, G. M., Scott, D. A.,
Muskuloskeletal Aplikasi Pada Halliwell, R., & Trinca, J. (2015).
Praktik Klinik Keperawatan. EGC. Australian and New Zealand College
of Anaesthetists and Faculty of Pain
Nisak, A. J., & Mahmudino, T. (2017). Medicine. Acute Pain Management:
Pola Konsumsi Makanan Jajanan di Scientific Evidence (4th ed.).
Sekolah Dapat Meningkatkan Resiko ANZCA & FPM.
Overweight/Obesitas pada Anak.
Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(3), Sharma, P., & Ruhil, P. (2019). A Pre-
298–382. Experimental Study to Assess the
https://doi.org/10.20473/jbe.v5i3.201 Effect of Relaxation Therapy in
7 Reducing Pain among Orthopedic
Patients Admitted in Selected
Nurchairiah, A., Hasneli, Y., & Indriati, G. Hospital of Delhi. International
(2013). Efektifitas Kompres Dingin Journal of Health Science and
Terhadap Intensitas Nyeri Pada Research, 9(October), 136–143.
Pasien Fraktur Tertutup Di Ruang https://doi.org/10.1080/21553769.20
Dahlia RSUD Arifin Achmad. Jurnal 17.1329170
Online Mahasiswa (JOM) Bidang
Ilmu Keperawatan, 1–7. Spengler, M. R., Frotzler, A., Honigmann,
https://doi.org/10.1177/10105395198 P., & Babst, R. (2014). Effective
48275

205
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 193 - 206, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Treatment of Posttraumatic and Postoperative Pain Management by


Postoperative Edema in Patients with Nurses : Sample of Turkey. 12(1),
Ankle and Hindfoot Fractures. The 529–541.
Journal of Bone and Joint Surgery, https://doi.org/10.4103/2230-
96(15). 8598.151234
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21
06/JBJS.K.00939 Yusuf, A., Iswari, M. F., Sriyono, S., &
Yunitasari, E. (2020). The effect of
Sumardi, Dewi, A., & Sumaryani, S. combination of spiritual deep
(2019). Pengaruh Nafas Dalam Dan breathing exercise therapy on pain
Mendengarkan Musik Gamelan and anxiety in postoperative
Terhadap Tingkat Nyeri Pasien Post nonpatological orthopedic fracture
Operasi Fraktur Di RSUD Dr. patients. EurAsian Journal of
Soediran Mangun Sumarso BioSciences, 14(1), 1625–1631.
Wonogiri. Dinamika Kesehatan https://doi.org/10.21767/2572-
Jurnal Kebidanan Dan 5394.100058
Keperawatan, 10(1). https://doi.org/:
https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1

Sunadi, A., Ifadah, E., & Syarif, M. N. O.


(2020). The effect of deep breathing
relaxation to reduce post operative
pain in lower limb fracture.
Enfermeria Clinica, 30, 143–145.
https://doi.org/10.1016/j.enfcli.2019.
12.045

Suyanto, & Bangsawan, M. (2013). Efek


Kombinasi Bacaan Al quran dan
Terapi Farmakologis Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Pada
Pasien Fraktur Ekstremitas. Jurnal
Keperawatan, IX(1), 57–62.
https://doi.org/10.1186/1687-9856-
2014-3

Ursavas, F., & Catakli, M. (2020). The


effect of diaphragmatic breathing
exercise on pain, anxiety, and
depression in patients undergoing
total knee replacement: A
randomized controlled trial. Annals
of Medical Research, 27(9), 2408.
https://doi.org/10.5455/annalsmedres
.2020.04.295

World Health Organization. (2013). The


top 10 causes of death 2013.

Yaban, Z. S. (2019). Usage of Non-


Pharmacologic Methods on

206

Anda mungkin juga menyukai