Oleh :
i
PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM
TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA
OPERASI DI BANGSAL BEDAH KELAS III RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH WATES 2017
Kuntoro A. P.1, Mahfud2, Nindita K. S.3
INTISARI
Hasil: Penurunan nyeri pada pasien pasca operasi yang mendapat teknik relaksasi
nafas dalam secara keseluruhan mengalami penurunan skala nyeri (100%).
Berdasarkan hasil analisis didapatkan penurunan nyeri sesudah intervensi dengan
skala nyeri ringan (23,3%) dan nyeri mengganggu (76,7%). Terdapat pengaruh
pemberian teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien pasca
operasi di bangsal bedah kelas III RSUD Wates (p=0,000<α=0,005).
Kata Kunci : Pembedahan, Nyeri, Post Operasi, Teknik Relaksasi Nafas Dalam
1.
Mahasiswa Universitas Alma Ata Yogyakarta
2.
Dosen Universitas Alma Ata Yogyakarta
3.
Dosen Universitas Alma Ata Yogyakarta
1
EFFECTS OF DEEP BREATHING RELAXATION TECHNIQUE ON PAIN
REDUCTION IN POST-SURGERY PATIENTS IN CLASS III
SURGICAL WARD AT WATES REGIONAL
GENERAL HOSPITAL, 2017
Kuntoro A. P.1, Mahfud2, Nindita K. S.3
ABSTRACT
Objective: The present research was aimed to determine effects of deep breathing
relaxation technique on pain reduction in post-surgery patients in Class III Surgical
Ward at Wates Regional General Hospital, 2017.
Method: The present research used quasi experimental design with the approach One
Group Pretest-Posttest Without Control Group, with Accidental Sampling Method. The
sample used was 30 respondents. The data were taken using observation sheets and
Wilcoxont Signed Rank Test.
Conclusion: The deep breathing relaxation technique has effects on pain reduction in
post-surgery patients in Class III Surgical Ward at Wates Regional General Hospital.
berat dengan akhir yang dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan. (6)
Rasa nyeri merupakan stresor strategi penanggulangan nyeri,
yang dapat menimbulkan stress dan
disamping dengan metode TENS
ketegangan dimana individu dapat
berespon secara biologis dan perilaku (Transcutaneons Electric Nerve
yang menimbulkan respon fisik dan
Stimulation), biofeedack, plasebo dan
psikis. Respon fisik meliputi perubahan
distraksi. Relaksasi merupakan cara
keadaan umum, wajah, denyut nadi,
pernafasan, suhu badan, sikap badan, melatih mental dan fisik dari
dan apabila nafas makin berat dapat
ketegangan dan stress, karena dapat
menyebabkan kolaps kardiovaskuler
mengubah persepsi kognitif dan
dan syok, sedangkan respon psikis
akibat nyeri dapat merangsang respon motivasi afektif pasien. Teknik relaksasi
stress yang dapat mengurangi sistem
membuat pasien dapat mengontrol diri
imun dalam peradangan, serta
ketika merasakan rasa tidak nyaman
menghambat penyembuhan respon
yang lebih parah akan mengarah pada atau nyeri, stress fisik dan emosi pada
ancaman merusak diri sendiri. (7)
saat nyeri. (7)
Pemberian analgesik dan
Relaksasi adalah sebuah keadaan
pemberian narkotik untuk mengatasi
dimana seseorang terbebas dari
masalah nyeri pada pasien tidak terlalu
tekanan dan kecemasan atau
dianjurkan karena dapat mengaburkan
kembalinya keseimbangan (equilibrium)
diagnosa. Sedangkan perawat
setelah terjadinya gangguan. Tujuan
berperan dalam mengidentifikasi
dari relaksasi pernafasan adalah untuk
kebutuhan-kebutuhan dasar pasien
meningkatkan ventilasi alveoli,
dengan membantu serta menolong
memelihara pertukaran gas,
pasien dalam memenuhi kebutuhannya
meningkatkan efisiensi batuk,
termasuk dalam manejemen rasa nyeri
mengurangi stress fisik maupun
pada pasien. (8)
emosional yaitu dapat menurunkan
Teknik relaksasi merupakan salah
intensitas nyeri dan mengurangi
satu metode untuk mengurangi nyeri
kecemasan. Selain itu tujuan dari teknik
dengan cara non farmakologi dalam relaksasi adalah mencapai keadaan
relaksasi menyeluruh, mencakup
keadaan relaksasi secara fisiologis,
kognitif dan secara behavioral. Secara
fisiologis, keadaan relaksasi ditandai
dengan penurunan kadar epinefrin dan non epinefrin dalam darah, penurunan frekuensi
denyut jantung, penurunan tekanan Jumlah tempat tidur atau bed
darah, penurunan frekuensi nafas, tempat tidur pasien di ruang Anggrek
penurunan ketegangan otot, berjumlah 22 bed dengan ketentuan 20
metabolisme menurun, vasodilatasi dan bed untuk pasien kelas III dan 2 bed
peningkatan temperatur pada untuk pasien kelas I. Metode
ekstremitas. (9) pemberian teknik relaksasi nafas dalam
Teknik relaksasi nafas dalam akan sudah dijalankan di ruang rawat akan
lebih efektif bila dikombinasikan dengan tetapi untuk SOP teknik relaksasi nafas
beberapa teknik lainnya, seperti guided dalam belum tertulis dalam buku SOP
imagery. Guided imagery merupakan ruangan.
teknik yang menggunakan imajinasi
seseorang untuk mencapai efek positif RUMUSAN MASALAH
tertentu. Teknik ini dimulai dengan Berdasarkan rumusan masalah
proses relaksasi pada umumnya yaitu dalam latar belakang maka dapat
meminta kepada klien untuk perlahan- dirumuskan permasalahan sebagai
lahan menutup matanya dan fokus berikut “Apakah ada pengaruh
pada nafas mereka, klien didorong pemberian teknik relaksasi nafas dalam
untuk relaksasi mengosongkan pikiran terhadap penurunan nyeri pada pasien
dan memenuhi pikiran dengan pasca operasi di bangsal bedah kelas
bayangan untuk membuat damai dan III RSUD Wates” ?
tenang. (10)
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan studi pendahuluan
1. Tujuan Umum
yang dilakukan di bangsal bedah kelas
Mengetahui pengaruh pemberian
III RSUD Wates pada tanggal 12 Maret
teknik relaksasi nafas dalam
2017 didapatkan angka kejadian pasien
terhadap penurunan nyeri pada
pasca operasi pada tahun 2016
pasien pasca operasi di bangsal
sebanyak 15 pasien lama dan 1662
bedah kelas III RSUD Wates
pasien baru yang menjalani rawat inap
di bangsal kelas III yaitu bangsal
2. Tujuan Khusus
Anggrek. Sedangkan untuk rata-rata
a. Mengetahui karakteristik pasien
jumlah pasien yang masuk dari awal
pasca operasi seperti usia, jenis
bulan Januari tahun 2017 sampai
kelamin, pekerjaan, pendidikan,
bulan April 2017 sebanyak 144 pasien.
jenis operasi
b. Mengetahui tingkat nyeri pasien
pasca operasi sebelum
Hipotesis alternatif (Ha) pada pemberian teknik relaksasi nafas dalam terhadap
penelitian ini adalah ada pengaruh penurunan nyeri pada pasien pasca operasi di bangsal
bedah kelas III RSUD Wates tahun operasi di bangsal bedah kelas III
2017. RSUD Wates Yogyakarta. Pada
Hipotesis Nol (H0) pada penelitian penelitian ini responden dilakukan
ini adalah tidak ada pengaruh pengukuran tingkat nyeri yang
pemberian teknik relaksasi nafas dalam dirasakan pasien pasca operasi
terhadap penurunan nyeri pada pasien (Pretest) kemudian setelah didapat
pasca operasi di bangsal bedah kelas tingkat nyeri yang dirasakan kemudian
III RSUD Wates tahun 2017. peneliti memberikan teknik relaksasi
nafas dalam, kemudian peneliti
BAHAN DAN METODE
mengukur kembali tingkat nyeri pasien
Penelitian ini menggunakan
pasca operasi (post test).
metode Kuasi Eksperimen dengan
rancangan penelitian “One Group TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Pretes-Postest Without Control Group”. 1. Tempat penelitian
Kuasi eksperimen adalah penelitian Penelitian ini telah dilakukan di
yang pada satu kelompok dilakukan Bangsal bedah kelas III RSUD
perlakuan atau intervensi sesuai Wates Yogyakarta
dengan metode yang dikehendaki dan 2. Waktu Penelitian
kelompok lainnya dilakukan seperti Waktu penelitian ini telah dilakukan
biasanya (11). Rancangan ”One Group pada tanggal 26 Mei 2017 sampai
Pretest-Postest Without Control Group” 4 Juni 2017
adalah rancangan penelitian yang tidak
menggunakan kelompok pembanding POPULASI DAN SAMPEL
atau kontrol, tetapi sudah dilakukannya 1. Populasi
observasi pertama (pretest) yang Populasi adalah keseluruhan
memungkinkan peneliti dapat menguji subjek penelitian. Subjek penelitian
perubahan-perubahan yang terjadi berupa benda. Semua benda yang
setelah adanya eksperimen.(12) memiliki sifat (atribut) atau ciri,
Penelitian ini dilakukan untuk adalah subjek yang bisa diteliti
mengetahui pengaruh pemberian teknik (13). Populasi dalam penelitian ini
relaksasi nafas dalam terhadap adalah jumlah rata-rata pasien
penurunan nyeri pada pasien pasca pasca operasi yang masuk di
ruang bedah kelas III RSUD Wates
Yogyakarta yaitu sebesar 144
pasien yang didapat dari data
rekam medik dari awal bulan
garis kosong lurus cm. Diujung kiri (0 cm) merupakan titik tidak nyeri
mendatar/horizontal sepanjang 10 dan di ujung kanan 10 cm merupakan titik nyeri
hebat. VAS dikonversikan ke mempraktekan teknik relaksasi
format numerical, yaitu angka 0, 1, pernafasan tersebut untuk mengurangi
2, 3, 4, nyeri yang dirasakan responden.
5, 6, 7, 8, 9dan 10. Sedangkan Pengukuran nyeri dilakukan 5
untuk prosedur pelaksanaan menit setelah pelaksanaan teknik
menggunakan SOP teknik relaksasi nafas dalam, dengan waktu 5
relaksasi nafas dalam. menit diharapkan sudah ada perubahan
atau reaksi dari pemberian teknik
PENGUMPULAN DATA
relaksasi pernafasan terhadap nyeri
Data diperoleh dari hasil observasi
yang dirasakan pasien. Teknik
langsung dari jawaban responden dari
relaksasi pernafasan dikatakan
penilaian menggunakan Visual
berpengaruh apabila terdapat
Analogue Scale. Sebelum melakukan
perbedaan penurunan skala nyeri yang
pengisian Visual Analogue Scale.
bermakna secara statistik antara
Subyek diberikan penjelasan tentang
sebelum diberi perlakuan dan setelah
cara mengisi formulir Visual Analogue
diberi perlakuan.
Scale. Skor Visual Analogue Scale
dihitung berdasarkan jarak yang diukur ANALISA DATA
dari titik 0 sampai tanda yang dibuat a. Analisis univariat
subjek yang mencerminkan derajat Analisis yang dilakukan hanya ada
nyeri yang saat itu dirasakan. satu pengukuran (variabel) pada
Pengisian VAS dilakukan H-1 jumlah tertentu. Analisis univariat
pasca operasi. Pengukuran Visual dilakukan untuk menghasilkan
Analogue Scale tidak langsung distribusi atau presentasi dari
dilakukan pasca operasi untuk variabel penelitian. Analisis
mengantisipasi masih adanya efek univariat bertujuan untuk
anestesi yang dapat mengurangi nyeri menjelaskan atau mendeskripsikan
sensasi nyeri yang dirasakan karakteristik setiap variabel
responden. Selama rentang waktu 24 penelitian (16). Analisa univariat
jam tersebut, responden atau kelompok yang digunakan pada penelitian ini
intervensi pemberian teknik relaksasi yaitu untuk menjelaskan
nafas dalam diminta untuk karakteristik pasien yang meliputi
umur, jenis kelamin, pekerjaan,
pendidikan, jenis operasi.
Total 30 100,0
Berdasarkan Tabel 4.
menunjukkan bahwa rataan intensitas
nyeri sebelum perlakuan diperoleh hasil
sebesar 5.23 ± 1,006. Sedangkan
setelah perlakuan menunjukkan bahwa
rataan intensitas nyeri diperoleh hasil
sebesar 3,53 ± 0.86. Sedangkan uji
normalitas yang digunakan adalah shapiro-wilk menunjukan bahwa status uji masing-
masing sampel sebelum dan sesudah < Tabel 6. Perbedaan Tingkat Nyeri
0,05. Hasil nilai probabilitas Sebelum dan Sesudah
Intervensi
menunjukan nilai p<0,05, sehingga H1 Mann Wilcoxon Z P
ditolak yang berarti distribusi data tidak Whitne W
y
normal. Nyeri 115,00 580,000 -5,333 0,00
Sebelum 0 0
dan
Tabel 5. Distribusi Responden Sesudah
Berdasarkan Nyeri
Sebelum dan Sesudah Berdasarkan analisis statistik Uji
Intervensi
Mean Sum Z P Mann-Whitney seperti pada Tabel 6.
Rank Of yang menunjukkan bahwa besarnya
Ranks
Nyeri 15,00 435,0 -4,976 0,000 nilai Z (based of positive ranks) - 5.333
Sebel 0 dengan signifikansi (p=value) sebesar
um
0.000 dan nilai α<0.05. Dengan
dan
Sesud demikian nilai p=0.000 lebih kecil
ah daripada α <0.05 maka dengan ini H0
ditolak dan H1 diterima. Artinya ada
Berdasarkan analisis statistik Uji
perbedaan tingkat nyeri sebelum dan
Wilcoxon Signed Ranks Test seperti
sesudah diberikan teknik relaksasi
pada Tabel 5. yang menunjukkan
nafas dalam.
bahwa besarnya nilai Z (based of
positive ranks) - 4.976, nilai Z negatif
SIMPULAN DAN SARAN
menunjukan adanya penurunan dari
Tingkat nyeri yang dirasakan
nyeri sebelum diberikan intervensi dan
responden sebelum diberikan teknik
dari Z table didapat nilai untuk α=0,05
relaksasi nafas dalam adalah
adalah 1,645 sehingga Z.hitung > Ztabel
mengalami nyeri menyusahkan dan
yang berarti H1 diterima. Sedangkan
mengganggu dan setelah diberikan
untuk taraf signifikansi (p=value)
relaksasi nafas dalam responden
sebesar 0.000 dan nilai α<0.05.
mengalami penurunan nyeri yang
Dengan demikian nilai p=0.000 lebih
dirasakan yaitu dari meyusahkan
kecil daripada α <0.05 maka dengan ini
menjadi mengganggu dan dari
H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada
mengganggu menjadi ringan. Sehingga
pengaruh pemberian teknik relaksasi
dapat disimpulkan ada pengaruh
nafas dalam terhadap penurunan nyeri
terhadap penurunan nyeri pada pasien
pada pasien pasca operasi.
pasca operasi dengan pemberian
teknik relaksasi nafas dalam.
Hasil penelitian ini berguna bagi rasa nyeri dengan teknik nonfarmakologi yaitu
para praktisi perawat guna mengurangi relaksasi nafas dalam. Sehingga dalam aplikasi
dilapangan teknik ini benar-benar Fakultas Kedokteran Universitas
dilaksanakan untuk menurunkan rasa Udayana
nyeri yang dirasakan pasien. 5. Sommer. (2008). The Prevalence
of Postoperative Pain in A Sample
RUJUKAN 1490 Surgical Inpatient.
1. Sjamsuhidayat, R dan Jong.W. Netherlands
2010. Buku Ajar 6. Jitowiyono, S. 2012. Asuhan
Ilmu Bedah. Jakarta: EGC Keperawatan Post Operasi
2. Haynes, A. B. dkk. 2009. Pendekatan NANDA NIC-NOC.
A Surgical Safety Checklist Yogyakarta: Mulia Medika
to Reduce Morbidity and 7. Carwin, Elizabeth J. 2001. Buku
Mortality in a Global Population. Saku Patofisiologi (Hands Book
The New England Journal Of Pathophysiologi) Jakarta : EGC
of Medecine. 8. Potter, P. A, Perry, A. G. 2005.
http://www.nejm.org/doi/full/10.105 Buku Ajar
6/NEJMsa0810119#t=article Fundamental Keperawatan :
3. Kodirin. 2015. Perbedaan Tingkat Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi
Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi 4. Volume 2. Alih Bahasa : Renata
Mayor Yang Mendapat teknik Komalasari, dkk. Jakarta :EGC.
Relaksasi Pernafasan Dengan 9. Anindita, B. 2012. Pengaruh
Yang Tidak Mendapat Teknik Teknik Relaksasi Progresif
Relaksasi Pernafasan Dibangsal Terhadap Tingkat Kecemasan
Bedah RSUD Cilacap Tahun 2012. Pada Klien Skizofrenia Paranoid Di
Skripsi. Stikes Muhammadiyah RSJD Surakarta. Naskah Publikasi
Gombong 10. Smeltzer. Suzanne C. Bare Brenda
4. Kusumayanti, D. dkk. 2014. G. Hinkle Janice L & Cheever
Faktor - faktor yang Berpengaruh Kerry H. 2010. Brunner &
terhadap Lamanya Perawatan Suddarth’s Textbook of Medical-
Pada Pasien Pasca Operasi Surgical Nursing edisi 12.
Laparatomi di Instalasi Rawat Inap Philadelphia : Wolters Kluwer
BRSU Tabanan. Skripsi. PSIK Health
11. Nursalam. 2015. Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi
4. Jakarta : Salemba Medika
12. Machfoeds, I. 2015. Metodologi
Penelitian (kuantitatif
& Kualitatif). Yogyakarta :
Fitramaya
13. Machfoeds, I. 2015. Biostatistika.
Yogyakarta : Fitramaya
14. Roscoe. (1982 : 253). Research
Methods For Business.
15. Sugiyono. 2011.
Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
16. Notoatmodjo. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT.
Rineka Cipta
17. Potter, P. A, Perry, A. G. 2005.
Buku Ajar
Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi
4. Volume 2. Alih Bahasa : Renata
Komalasari, dkk. Jakarta :EGC.
18. Budi, M. 2012. Pengaruh
Penggunaan Permainan Elektronik
Terhadap Nyeri Saat Prosedur
Perawatan Luka Pada Pasien
Bedah Orif di RSUD Purbalingga.
Tesis. Universitas Indonesia