Anda di halaman 1dari 18

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM


TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI DI
BANGSAL BEDAH KELAS III RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WATES 2017

Disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana


Keperawatan di Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas
Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Alma Ata Yogyakarta

Oleh :

Kuntoro Angga Priasto


150100711

PROGRAM STUDI S-1 ILMU


KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA 2017

i
PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM
TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA
OPERASI DI BANGSAL BEDAH KELAS III RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH WATES 2017
Kuntoro A. P.1, Mahfud2, Nindita K. S.3

Universitas Alma Ata Yogyakarta


1,2,3

Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, bantul, Yogyakarta


Email : angga.priasto@gmail.com

INTISARI

Latar Belakang: Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan dengan cara


membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan diobati dengan membuat
sayatan dan diakhiri dengan penutupan luka bekas sayatan tersebut.. Perawat
berperan penting dalam mengatasi masalah nyeri yang dirasakan pasien pembedahan
atau pasca operasi. Salah satu tindakan keperawatan yang dilakukan adalah untuk
mengurangi sensasi nyeri yang dirasakan oleh pasien pasca operasi.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian teknik


relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien pasca operasi di bangsal
bedah kelas III RSUD Wates 2017

Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimental dengan pendekatan


One Group Pretest-Postest Without Control Group dengan metode pengambilan
sampel Accidental Sampling. Sampel yang digunakan sejumlah 30 responden. Data
diambil menggunakan lembar observasi dan menggunakan uji Wilcoxont Signed Rank
Test.

Hasil: Penurunan nyeri pada pasien pasca operasi yang mendapat teknik relaksasi
nafas dalam secara keseluruhan mengalami penurunan skala nyeri (100%).
Berdasarkan hasil analisis didapatkan penurunan nyeri sesudah intervensi dengan
skala nyeri ringan (23,3%) dan nyeri mengganggu (76,7%). Terdapat pengaruh
pemberian teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien pasca
operasi di bangsal bedah kelas III RSUD Wates (p=0,000<α=0,005).

Kesimpulan: Teknik relaksasi nafas dalam berpengaruh terdapat penurunan nyeri


pada pasien pasca operasi di bangsal bedah kelas III RSUD Wates.

Kata Kunci : Pembedahan, Nyeri, Post Operasi, Teknik Relaksasi Nafas Dalam
1.
Mahasiswa Universitas Alma Ata Yogyakarta
2.
Dosen Universitas Alma Ata Yogyakarta
3.
Dosen Universitas Alma Ata Yogyakarta

1
EFFECTS OF DEEP BREATHING RELAXATION TECHNIQUE ON PAIN
REDUCTION IN POST-SURGERY PATIENTS IN CLASS III
SURGICAL WARD AT WATES REGIONAL
GENERAL HOSPITAL, 2017
Kuntoro A. P.1, Mahfud2, Nindita K. S.3

Universitas Alma Ata Yogyakarta


1,2,3

Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, bantul, Yogyakarta


Email : angga.priasto@gmail.com

ABSTRACT

Background: Surgery is a treatment by means of opening or showing body parts to be


treated, which is done by making an incision, and it is ended by closing the incision
wound. Nurses play an important role in handling the pain problem felt by the patients
of surgical operation or post-surgery. One of the nursing actions implemented is to
reduce the pain sensation felt by post-surgery patients.

Objective: The present research was aimed to determine effects of deep breathing
relaxation technique on pain reduction in post-surgery patients in Class III Surgical
Ward at Wates Regional General Hospital, 2017.

Method: The present research used quasi experimental design with the approach One
Group Pretest-Posttest Without Control Group, with Accidental Sampling Method. The
sample used was 30 respondents. The data were taken using observation sheets and
Wilcoxont Signed Rank Test.

Results: In overall, post-surgery patients receiving deep breathing relaxation technique


has pain scale reduction by (100%). Based on the analysis results, it is found that pain
reduction following intervention with mild pain scale is (23.3%), and disturbing pain at
(76.7%). There are effects of deep breathing relaxation technique on pain reduction in
post-surgery patients in Class III Surgical Ward at Wates Regional General Hospital (p
= 0.000<α = 0.005).

Conclusion: The deep breathing relaxation technique has effects on pain reduction in
post-surgery patients in Class III Surgical Ward at Wates Regional General Hospital.

Keywords: Surgery, Pain, Post-Surgery, Deep Breathing Relaxation Technique


1
Student of Alma Ata University, Yogyakarta
2
Lecturer of Alma Ata University,
Yogyakarta 3 Lecturer of Alma Ata
University, Yogyakarta
PENDAHULUAN Berdasarkan hasil kutipan dari (4)
Pembedahan atau operasi adalah jumlah tindakan operasi di Indonesia
suatu tindakan pengobatan yang pada tahun 2012 mencapai 1,2 juta
menggunakan prosedur invasif dengan jiwa. Berdasarkan data Tabulasi
cara membuka atau menampilkan Nasional Departemen Kesehatan
bagian tubuh yang akan diobati dan Republik Indonesia Tahun 2009,
pada umumnya dilakukan dengan menjabarkan bahwa tindakan bedah
membuat sayatan dan diakhiri dengan menempati urutan ke-11 dari 50 pola
penutupan atau menutup luka sayatan penyakit di Indonesia dengan
dengan cara dijahit. Sayatan atau luka persentase 12,8% dan diperkirakan
yang diperoleh merupakan suatu 32% diantaranya merupakan tindakan
trauma pada bagian tubuh pasien dan bedah laparatomi.
luka ini dapat menimbulkan berbagai Menurut penelitian yang sudah
keluhan dan gejala. (1) dilakukan (5) prevalensi atau angka
Pembedahan telah menjadi bagian kejadan pasien pasca operasi mayor
integral dari perawatan kesehatan yang mengatakan merasakan nyeri
global, dengan perkiraan 234 juta sedang sampai berat sebanyak 41%
operasi yang dilakukan setiap tahun. pasien pasca operasi pada hari ke 0,
komplikasi bedah yang umum dan 30 % pasien pada hari ke 1, 19 %
sering dicegah. (2) pasien pada hari ke 2, 16 % pasien
Mengutip dari (3) mengatakan pada hari ke 3 dan 14 % pasien pada
bahwa sampai saat ini tidak ada angka hari ke 4. Hal ini sama seperti yang
pasti tentang angka kejadian operasi. dikemukakan dari penelitian yang
Sebuah penelitian di Inggris dilakukan oleh (6) yang menyatakan
menunjukkan rata-rata jumlah pasien bahwa 50% pasien pasca operasi
operasi di Rumah Sakit Inggris merasakan nyeri berat dan 10% pasien
mendapat 10-20% dari seluruh pasien. merasakan nyeri sedang sampai berat.
Sedangkan rata-rata jumlah operasi di Nyeri adalah pengalaman sensori
Amerika Serikat mencapai 27 juta serta emosi yang tidak menyenangkan
pasien yang menjalani operasi setiap dan meningkat akibat adanya
tahunnya. Angka kejadian operasi di kerusakan jaringan aktual atau
Indonesia secara umum tidak diketahui, potensial, digambarkan dalam istilah
tetapi diprediksi mencapai 30 juta seperti ; awitan yang tiba-tiba atau
pasien setiap tahunnya. perlahan dari intensitas ringan sampai

berat dengan akhir yang dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan. (6)
Rasa nyeri merupakan stresor strategi penanggulangan nyeri,
yang dapat menimbulkan stress dan
disamping dengan metode TENS
ketegangan dimana individu dapat
berespon secara biologis dan perilaku (Transcutaneons Electric Nerve
yang menimbulkan respon fisik dan
Stimulation), biofeedack, plasebo dan
psikis. Respon fisik meliputi perubahan
distraksi. Relaksasi merupakan cara
keadaan umum, wajah, denyut nadi,
pernafasan, suhu badan, sikap badan, melatih mental dan fisik dari
dan apabila nafas makin berat dapat
ketegangan dan stress, karena dapat
menyebabkan kolaps kardiovaskuler
mengubah persepsi kognitif dan
dan syok, sedangkan respon psikis
akibat nyeri dapat merangsang respon motivasi afektif pasien. Teknik relaksasi
stress yang dapat mengurangi sistem
membuat pasien dapat mengontrol diri
imun dalam peradangan, serta
ketika merasakan rasa tidak nyaman
menghambat penyembuhan respon
yang lebih parah akan mengarah pada atau nyeri, stress fisik dan emosi pada
ancaman merusak diri sendiri. (7)
saat nyeri. (7)
Pemberian analgesik dan
Relaksasi adalah sebuah keadaan
pemberian narkotik untuk mengatasi
dimana seseorang terbebas dari
masalah nyeri pada pasien tidak terlalu
tekanan dan kecemasan atau
dianjurkan karena dapat mengaburkan
kembalinya keseimbangan (equilibrium)
diagnosa. Sedangkan perawat
setelah terjadinya gangguan. Tujuan
berperan dalam mengidentifikasi
dari relaksasi pernafasan adalah untuk
kebutuhan-kebutuhan dasar pasien
meningkatkan ventilasi alveoli,
dengan membantu serta menolong
memelihara pertukaran gas,
pasien dalam memenuhi kebutuhannya
meningkatkan efisiensi batuk,
termasuk dalam manejemen rasa nyeri
mengurangi stress fisik maupun
pada pasien. (8)
emosional yaitu dapat menurunkan
Teknik relaksasi merupakan salah
intensitas nyeri dan mengurangi
satu metode untuk mengurangi nyeri
kecemasan. Selain itu tujuan dari teknik
dengan cara non farmakologi dalam relaksasi adalah mencapai keadaan
relaksasi menyeluruh, mencakup
keadaan relaksasi secara fisiologis,
kognitif dan secara behavioral. Secara
fisiologis, keadaan relaksasi ditandai

dengan penurunan kadar epinefrin dan non epinefrin dalam darah, penurunan frekuensi
denyut jantung, penurunan tekanan Jumlah tempat tidur atau bed
darah, penurunan frekuensi nafas, tempat tidur pasien di ruang Anggrek
penurunan ketegangan otot, berjumlah 22 bed dengan ketentuan 20
metabolisme menurun, vasodilatasi dan bed untuk pasien kelas III dan 2 bed
peningkatan temperatur pada untuk pasien kelas I. Metode
ekstremitas. (9) pemberian teknik relaksasi nafas dalam
Teknik relaksasi nafas dalam akan sudah dijalankan di ruang rawat akan
lebih efektif bila dikombinasikan dengan tetapi untuk SOP teknik relaksasi nafas
beberapa teknik lainnya, seperti guided dalam belum tertulis dalam buku SOP
imagery. Guided imagery merupakan ruangan.
teknik yang menggunakan imajinasi
seseorang untuk mencapai efek positif RUMUSAN MASALAH
tertentu. Teknik ini dimulai dengan Berdasarkan rumusan masalah
proses relaksasi pada umumnya yaitu dalam latar belakang maka dapat
meminta kepada klien untuk perlahan- dirumuskan permasalahan sebagai
lahan menutup matanya dan fokus berikut “Apakah ada pengaruh
pada nafas mereka, klien didorong pemberian teknik relaksasi nafas dalam
untuk relaksasi mengosongkan pikiran terhadap penurunan nyeri pada pasien
dan memenuhi pikiran dengan pasca operasi di bangsal bedah kelas
bayangan untuk membuat damai dan III RSUD Wates” ?
tenang. (10)
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan studi pendahuluan
1. Tujuan Umum
yang dilakukan di bangsal bedah kelas
Mengetahui pengaruh pemberian
III RSUD Wates pada tanggal 12 Maret
teknik relaksasi nafas dalam
2017 didapatkan angka kejadian pasien
terhadap penurunan nyeri pada
pasca operasi pada tahun 2016
pasien pasca operasi di bangsal
sebanyak 15 pasien lama dan 1662
bedah kelas III RSUD Wates
pasien baru yang menjalani rawat inap
di bangsal kelas III yaitu bangsal
2. Tujuan Khusus
Anggrek. Sedangkan untuk rata-rata
a. Mengetahui karakteristik pasien
jumlah pasien yang masuk dari awal
pasca operasi seperti usia, jenis
bulan Januari tahun 2017 sampai
kelamin, pekerjaan, pendidikan,
bulan April 2017 sebanyak 144 pasien.
jenis operasi
b. Mengetahui tingkat nyeri pasien
pasca operasi sebelum

dilakukan teknik relaksasi nafas dalam


c. Mengetahui tingkat nyeri pasien Dapat menjadi bahan referensi
pasca operasi setelah dilakukan bagi perpustakaan dan dapat
teknik relaksasi nafas dalam menjadi bahan masukan
d. Mengetahui perbedaan mengenai teknik relaksasi untuk
penurunan tingkat nyeri pada menurunkan tingkat nyeri serta
pasien pasca operasi sebelum dapat digunakan sebagai bahan
dan sesudah pemberian teknik masukan penelitian sejenis
relaksasi nafas dalam lainnya.
c. Bagi Keperawatan
MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini bermanfaat untuk
1. Manfaat Teoritis
meningkatkan pemahaman bagi
Penelitian ini dapat menjadi salah
praktisi keperawatan akan
satu bahan pustaka dalam bidang
pentingnya manajemen nyeri
ilmu keperawatan, khususnya
pada pasien pasca operasi
tentang perbedaan tingkat nyeri
sehingga mutu pelayanan dapat
pada pasien pasca operasi yang
terjamin.
mendapatkan teknik untuk
d. Bagi Peneliti
mengurangi nyeri dengan
Menambah wawasan ilmu
nonfarmakologi yaitu dengan teknik
pengetahuan, pengalaman dan
relaksasi nafas dalam dan yang
perkembangan pribadi terutama
tidak mendapat teknik relaksasi
dari segi ilmiah menerapkan
nafas dalam.
ilmu yang telah diperoleh.
2. Manfaat Praktis
e. Bagi Responden
a. Bagi RSUD Wates
Menambah pengetahuan dan
Hasil penelitian ini dapat
dapat mengaplikasikan teknik
dijadikan sumber acuan bagi
nonfarmakologi untuk
pihak managemen dan perawat
mengurangi nyeri pada
di rumah sakit untuk menyusun
responden pasca operasi yaitu
standar operasional prosedur
dengan teknik relaksasi nafas
penatalaksanaan nyeri pasien
dalam.
pasca bedah dengan metode
relaksasi nafas dalam. HIPOTESIS
b. Bagi Universitas Alma Ata Berdasarkan kerangka teori dan
rumusan masalah yang telah
ditetapkan, maka :

Hipotesis alternatif (Ha) pada pemberian teknik relaksasi nafas dalam terhadap
penelitian ini adalah ada pengaruh penurunan nyeri pada pasien pasca operasi di bangsal
bedah kelas III RSUD Wates tahun operasi di bangsal bedah kelas III
2017. RSUD Wates Yogyakarta. Pada
Hipotesis Nol (H0) pada penelitian penelitian ini responden dilakukan
ini adalah tidak ada pengaruh pengukuran tingkat nyeri yang
pemberian teknik relaksasi nafas dalam dirasakan pasien pasca operasi
terhadap penurunan nyeri pada pasien (Pretest) kemudian setelah didapat
pasca operasi di bangsal bedah kelas tingkat nyeri yang dirasakan kemudian
III RSUD Wates tahun 2017. peneliti memberikan teknik relaksasi
nafas dalam, kemudian peneliti
BAHAN DAN METODE
mengukur kembali tingkat nyeri pasien
Penelitian ini menggunakan
pasca operasi (post test).
metode Kuasi Eksperimen dengan
rancangan penelitian “One Group TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Pretes-Postest Without Control Group”. 1. Tempat penelitian
Kuasi eksperimen adalah penelitian Penelitian ini telah dilakukan di
yang pada satu kelompok dilakukan Bangsal bedah kelas III RSUD
perlakuan atau intervensi sesuai Wates Yogyakarta
dengan metode yang dikehendaki dan 2. Waktu Penelitian
kelompok lainnya dilakukan seperti Waktu penelitian ini telah dilakukan
biasanya (11). Rancangan ”One Group pada tanggal 26 Mei 2017 sampai
Pretest-Postest Without Control Group” 4 Juni 2017
adalah rancangan penelitian yang tidak
menggunakan kelompok pembanding POPULASI DAN SAMPEL
atau kontrol, tetapi sudah dilakukannya 1. Populasi
observasi pertama (pretest) yang Populasi adalah keseluruhan
memungkinkan peneliti dapat menguji subjek penelitian. Subjek penelitian
perubahan-perubahan yang terjadi berupa benda. Semua benda yang
setelah adanya eksperimen.(12) memiliki sifat (atribut) atau ciri,
Penelitian ini dilakukan untuk adalah subjek yang bisa diteliti
mengetahui pengaruh pemberian teknik (13). Populasi dalam penelitian ini
relaksasi nafas dalam terhadap adalah jumlah rata-rata pasien
penurunan nyeri pada pasien pasca pasca operasi yang masuk di
ruang bedah kelas III RSUD Wates
Yogyakarta yaitu sebesar 144
pasien yang didapat dari data
rekam medik dari awal bulan

januari 2017 sampai dengan bulan april 2017.


2. Sampel 1) Berumur 18-55 tahun
Menurut (13) sampel adalah 2) Pasien dengan keluhan nyeri
sebagian dari populasi yang 3) Pasien pasca operasi H 1
diambil dengan menggunakan sampai H 5
teknik sampling, jumlahnya 4) Pasien bedah minor yang
ditentukan oleh rumus atau merasakan nyeri
suatu formula, dengan tujuan 5) Mampu berkomunikasi dengan
untuk mewakili populasi dalam baik
suatu uji olah data dari suatu 6) Bersedia menjadi responden
penelitian tertentu. b. Kriteria Ekslusi
Teknik pengambilan sampel Kriteria ekslusi merupakan
dalam peneltian ini adalah dengan kriteria dimana subjek penelitian
menggunakan tidak
dapat mewakili sampel karena
Accidental Sampling. Jumlah
tidak memenuhi syarat sebagai
sampel yang diambil pada
sampel penelitian (12)
penelitian ini adalah
1) Pasien pasca operasi mayor
30 responden di bangsal bedah
yang tidak merasakan nyeri
kelas III RSUD Wates,
2) Pasien dengan gangguan
berdasarkan teori yang
pernafasan seperti influenza,
dikemukakan oleh (14) yang
adanya obstruksi di jalan nafas
terdapat dalam (15) yang
3) Pasien dengan gangguan
menyatakan bahwa jumlah sampel
kardiovaskuler dengan keluhan
eksperimental sederhana antara 10
sesak nafas
sampai 20 sampel setiap grup atau
4) Pasien pasca operasi yang tidak
kelompok perlakuan.
bisa diberikan teknik relaksasi
KRITERIA INKLUSI DAN EKSLUSI nafas dalam
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik INSTRUMEN PENELITIAN
umum subjek penelitian dari suatu 1. Jenis Instrumen
populasi target yang terjangkau Instrumen yang digunakan pada
dan akan diteliti. Pertimbangan penelitian ini untuk mengukur skala
ilmiah harus menjadi pedoman nyeri pasien adalah dengan
saat menentukan kriteria inklusi. menggunakan Visual analogue
(11) scale (VAS), yaitu berupa suatu

garis kosong lurus cm. Diujung kiri (0 cm) merupakan titik tidak nyeri
mendatar/horizontal sepanjang 10 dan di ujung kanan 10 cm merupakan titik nyeri
hebat. VAS dikonversikan ke mempraktekan teknik relaksasi
format numerical, yaitu angka 0, 1, pernafasan tersebut untuk mengurangi
2, 3, 4, nyeri yang dirasakan responden.
5, 6, 7, 8, 9dan 10. Sedangkan Pengukuran nyeri dilakukan 5
untuk prosedur pelaksanaan menit setelah pelaksanaan teknik
menggunakan SOP teknik relaksasi nafas dalam, dengan waktu 5
relaksasi nafas dalam. menit diharapkan sudah ada perubahan
atau reaksi dari pemberian teknik
PENGUMPULAN DATA
relaksasi pernafasan terhadap nyeri
Data diperoleh dari hasil observasi
yang dirasakan pasien. Teknik
langsung dari jawaban responden dari
relaksasi pernafasan dikatakan
penilaian menggunakan Visual
berpengaruh apabila terdapat
Analogue Scale. Sebelum melakukan
perbedaan penurunan skala nyeri yang
pengisian Visual Analogue Scale.
bermakna secara statistik antara
Subyek diberikan penjelasan tentang
sebelum diberi perlakuan dan setelah
cara mengisi formulir Visual Analogue
diberi perlakuan.
Scale. Skor Visual Analogue Scale
dihitung berdasarkan jarak yang diukur ANALISA DATA
dari titik 0 sampai tanda yang dibuat a. Analisis univariat
subjek yang mencerminkan derajat Analisis yang dilakukan hanya ada
nyeri yang saat itu dirasakan. satu pengukuran (variabel) pada
Pengisian VAS dilakukan H-1 jumlah tertentu. Analisis univariat
pasca operasi. Pengukuran Visual dilakukan untuk menghasilkan
Analogue Scale tidak langsung distribusi atau presentasi dari
dilakukan pasca operasi untuk variabel penelitian. Analisis
mengantisipasi masih adanya efek univariat bertujuan untuk
anestesi yang dapat mengurangi nyeri menjelaskan atau mendeskripsikan
sensasi nyeri yang dirasakan karakteristik setiap variabel
responden. Selama rentang waktu 24 penelitian (16). Analisa univariat
jam tersebut, responden atau kelompok yang digunakan pada penelitian ini
intervensi pemberian teknik relaksasi yaitu untuk menjelaskan
nafas dalam diminta untuk karakteristik pasien yang meliputi
umur, jenis kelamin, pekerjaan,
pendidikan, jenis operasi.

b. Analisis bivariat pengaruh pemberian teknik relaksasi (nafas


Pada penelitian ini analisis bivariat dalam) terhadap penurunan nyeri pada pasien
dilakukan untuk mengetahui pasca operasi. Teknik analisa data yang
digunakan adalah Uji Wilcoxon sebelum dan sesudah diberikan teknik
Signed Rank Test yaitu untuk relaksasi nafas dalam.
membandingkan tingkat nyeri Responden dalam penelitian ini
pasien pasca operasi sebelum berjumlah 30 orang yang diberikan
intervensi atau sesudah intervensi perlakuan pemberian teknik relaksasi
dan untuk melihat ada tidaknya nafas dalam terhadap semua
pengaruh pemberian teknik responden tanpa kelompok kontrol,
relaksasi nafas dalam terhadap dengan karakteristik pasien yang
penurunan nyeri pada pasien merasakan nyeri, bersedia menjadi
pasca operasi. Dikarenakan data subjek penelitian, responden berada di
yang berdistribusi tidak normal bangsal bedah kelas III RSUD Wates.
sehingga menggunakan uji Setelah data terkumpul, selanjutnya
nonparametrik. Sedangkan untuk dimasukan kedalam tabel dan diolah
mengetahui ada tidaknya menggunakan analisis statistik Uji
perbedaan terhadap nyeri sebelum Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil dari
dan sesudah intervensi pengolahan data, akan disajikan dalam
menggunakan Uji Mann Whitney. bentuk distribusi frekuensi yang
Penghitungan analisa data ini meliputi karakteristik responden pada
dilakukan dengan menggunakan pre dan post perlakuan teknik relaksasi
program komputerisasi SPSS nafas dalam yang tergambar sebagai
windows. berikut:

HASIL DAN BAHASAN a. ANALISA UNIVARIAT


Karakteristik responden dalam Tabel 1. Distribusi Frekuensi
penelitian ini digambarkan berdasarkan Responden Berdasarkan
Usia
umur, jenis kelamin, pekerjaan, No Usia Frekuensi %
pendidikan, jenis operasi responden
1 18-25 Tahun 2 6,7

2 26-35 Tahun 13 43,3

3 36-45 Tahun 9 30,0

4 46-55 Tahun 6 20,0

Total 30 100,0

Sumber : Data Primer 2017


Tabel 1. menunjukan bahwa
13 orang (43%). Sedangkan untuk usia 18-25
sebagian besar responden berusia 26-
tahun merupakan frekuensi
35 tahun dengan frekuensi sebanyak
Tabel 2. Distribusi Kelamin, Pekerjaan,
Frekuensi Pendidikan
Responden No Karakteristik Responden Frekuensi %
Berdasarka 1. Jenis Kelamin
n Jenis
responden paling sedikit yaitu Laki-Laki
Perempuan 16 53,3
46,7
14
berjumlah 2 orang (6,7%). Total 30 100,0
Menurut (17) menjelaskan bahwa 2. Pekerjaan
terdapat hubungan antara nyeri dengan Karyawan Swasta 3 10,0
seiring bertambahnya usia, yaitu pada Wiraswasta 20 66,7
tingkat perkembangan. Pada orang Lain-Lain 7 23,3
dewasa lebih mudah mengungkapkan Total 30 100
nyeri bila timbul rasa nyeri. Pada usia 3. Pendidikan
dewasa lebih cepat beradaptasi dengan SMA 19 63,3
lingkungan yang baru, dengan Diploma/Sarjana 11 36,7
mudahnya beradaptasi dengan
Total 30 100,0
lingkungan yang baru maka akan
Sumber : Data Primer 2017
mempengaruhi respon pasien terhadap
tingkat kecemasan, dimana kecemasan Berdasarkan tabel 2. Terdapat 3

ini berbanding lurus dengan intensitas data distribusi frekuensi berdasarkan

nyeri. Pada rentang usia dewasa pada karakteristik responden diatas,

umumnya aktif dan mempunyai didapatkan hasil bahwa golongan jenis

masalah kesehatan. Usia berpengaruh kelamin terbanyak adalah laki-laki yaitu

terhadap sensitifitas nyeri yang berjumlah 16 orang (53,3%).

disebabkan karena faktor fisiologi, Sedangkan untuk golongan pekerjaan

perubahan biokimia dan perubahan terbanyak adalah wiraswasta yaitu

mekanisme homeostatik dalam jalur sejumlah 20 orang (66,7%). Dan untuk

somato sensorik yang berpengaruh golongan pendidikan jumlah terbanyak

terhadap pengolahan dan persepsi adalah lulusan SMA yaitu sejumlah 19

nyeri individu. Rasa nyeri yang orang (63,3%).

dirasakan terletak pada aspek Berdasarkan jenis kelamin

kemampuan dalam mengungkapkan terhadap nyeri dalam penelitian ini

secara verbal karena nyeri bersifat didukung oleh penelitian yang

subjektif. dilakukan (18) bahwa pasien laki-laki


kurang mengekspresikan rasa nyeri

yang dirasakan secara berlebihan Responden Berdasarkan Jenis


Operasi
dibandingkan dengan perempuan.
No Jenis Operasi Frekuensi %
1 P.O. BPH 5 16,7
Tabel 3. Distribusi Frekuensi 3 10,0
2 P.O. Fraktur
2 orang, ca mamae 2 orang, orif 2
Radius 1 3,3
3 P.O. Vesicolitiasis 2 6,7 orang dan untuk yang lainnya 1 orang
4 P.O. tiap jenis operasinya.
Appendiktomi 1 3,3
5 P.O. Inpacted Hal ini sesuai dengan penelitian
Gigi 1 3,3 dari (18) yang mengatakan bahwa nyeri
6 P.O. Laparatomi
pasca operasi dimulai ketika bagian
Illeus 2 6,7
7 P.O. Ca Mamae 5 16,7 tubuh terluka oleh tekanan, potongan,
8 P.O. Tumor
sayatan mengalami kekurangan pada
Mamae 2 6,7
9 P.O. Orif 1 3,3 sel, maka bagian tubuh yang terluka
10 P.O. Amputasi 1 3,3 akan mengeluarkan berbagai macam
11 P.O. Incici Abses
Perineal 1 3,3 neurotransmitter seperti prostaglandin
12 P.O. Fraktur dan epineprin, yang membawa pesan
Dentaalveolar 1 3,3
nyeri dari medulla spinalis
13 P.O. Biopsi
Multiple ditransmisikan ke otak dan
Limpadenopati 1 3,3 dopersepsikan dalam bentuk nyeri.
14 P.O. Reposis
Gips 1 3,3
15 P.O. Fraktur b. ANALISA BIVARIAT
Femur 1 3,3
16 P.O. Kista Parolis 1 3,3 Tabel 4. Uji Normalitas dan Rataan
17 P.O. Laparatomi Skala Nyeri Sebelum dan
Sesudah Intervensi
Appendik
Total 30 100 Mea n SD Shapiro-Wilk
n Stati df Sig.
Sumber : Data Primer 2017
stic
Tabel 3. Menunjukan bahwa pasien Nyer 5,23 30 1,006 0,74 30 0,000
i 5
sebagian besar telah menjalani operasi Sebe
BPH sejumlah 5 orang (16,7%) dan lum
Tumor Mamae sejumlah 5 orang Nyer 3,53 30 0,860 0,52 30 0,000
i 6
(16,7%). Sedangkan untuk fraktur Sesu
radius sebanyak 3 orang, appendiktomi dah

Berdasarkan Tabel 4.
menunjukkan bahwa rataan intensitas
nyeri sebelum perlakuan diperoleh hasil
sebesar 5.23 ± 1,006. Sedangkan
setelah perlakuan menunjukkan bahwa
rataan intensitas nyeri diperoleh hasil
sebesar 3,53 ± 0.86. Sedangkan uji

normalitas yang digunakan adalah shapiro-wilk menunjukan bahwa status uji masing-
masing sampel sebelum dan sesudah < Tabel 6. Perbedaan Tingkat Nyeri
0,05. Hasil nilai probabilitas Sebelum dan Sesudah
Intervensi
menunjukan nilai p<0,05, sehingga H1 Mann Wilcoxon Z P
ditolak yang berarti distribusi data tidak Whitne W
y
normal. Nyeri 115,00 580,000 -5,333 0,00
Sebelum 0 0
dan
Tabel 5. Distribusi Responden Sesudah
Berdasarkan Nyeri
Sebelum dan Sesudah Berdasarkan analisis statistik Uji
Intervensi
Mean Sum Z P Mann-Whitney seperti pada Tabel 6.
Rank Of yang menunjukkan bahwa besarnya
Ranks
Nyeri 15,00 435,0 -4,976 0,000 nilai Z (based of positive ranks) - 5.333
Sebel 0 dengan signifikansi (p=value) sebesar
um
0.000 dan nilai α<0.05. Dengan
dan
Sesud demikian nilai p=0.000 lebih kecil
ah daripada α <0.05 maka dengan ini H0
ditolak dan H1 diterima. Artinya ada
Berdasarkan analisis statistik Uji
perbedaan tingkat nyeri sebelum dan
Wilcoxon Signed Ranks Test seperti
sesudah diberikan teknik relaksasi
pada Tabel 5. yang menunjukkan
nafas dalam.
bahwa besarnya nilai Z (based of
positive ranks) - 4.976, nilai Z negatif
SIMPULAN DAN SARAN
menunjukan adanya penurunan dari
Tingkat nyeri yang dirasakan
nyeri sebelum diberikan intervensi dan
responden sebelum diberikan teknik
dari Z table didapat nilai untuk α=0,05
relaksasi nafas dalam adalah
adalah 1,645 sehingga Z.hitung > Ztabel
mengalami nyeri menyusahkan dan
yang berarti H1 diterima. Sedangkan
mengganggu dan setelah diberikan
untuk taraf signifikansi (p=value)
relaksasi nafas dalam responden
sebesar 0.000 dan nilai α<0.05.
mengalami penurunan nyeri yang
Dengan demikian nilai p=0.000 lebih
dirasakan yaitu dari meyusahkan
kecil daripada α <0.05 maka dengan ini
menjadi mengganggu dan dari
H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada
mengganggu menjadi ringan. Sehingga
pengaruh pemberian teknik relaksasi
dapat disimpulkan ada pengaruh
nafas dalam terhadap penurunan nyeri
terhadap penurunan nyeri pada pasien
pada pasien pasca operasi.
pasca operasi dengan pemberian
teknik relaksasi nafas dalam.

Hasil penelitian ini berguna bagi rasa nyeri dengan teknik nonfarmakologi yaitu
para praktisi perawat guna mengurangi relaksasi nafas dalam. Sehingga dalam aplikasi
dilapangan teknik ini benar-benar Fakultas Kedokteran Universitas
dilaksanakan untuk menurunkan rasa Udayana
nyeri yang dirasakan pasien. 5. Sommer. (2008). The Prevalence
of Postoperative Pain in A Sample
RUJUKAN 1490 Surgical Inpatient.
1. Sjamsuhidayat, R dan Jong.W. Netherlands
2010. Buku Ajar 6. Jitowiyono, S. 2012. Asuhan
Ilmu Bedah. Jakarta: EGC Keperawatan Post Operasi
2. Haynes, A. B. dkk. 2009. Pendekatan NANDA NIC-NOC.
A Surgical Safety Checklist Yogyakarta: Mulia Medika
to Reduce Morbidity and 7. Carwin, Elizabeth J. 2001. Buku
Mortality in a Global Population. Saku Patofisiologi (Hands Book
The New England Journal Of Pathophysiologi) Jakarta : EGC
of Medecine. 8. Potter, P. A, Perry, A. G. 2005.
http://www.nejm.org/doi/full/10.105 Buku Ajar
6/NEJMsa0810119#t=article Fundamental Keperawatan :
3. Kodirin. 2015. Perbedaan Tingkat Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi
Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi 4. Volume 2. Alih Bahasa : Renata
Mayor Yang Mendapat teknik Komalasari, dkk. Jakarta :EGC.
Relaksasi Pernafasan Dengan 9. Anindita, B. 2012. Pengaruh
Yang Tidak Mendapat Teknik Teknik Relaksasi Progresif
Relaksasi Pernafasan Dibangsal Terhadap Tingkat Kecemasan
Bedah RSUD Cilacap Tahun 2012. Pada Klien Skizofrenia Paranoid Di
Skripsi. Stikes Muhammadiyah RSJD Surakarta. Naskah Publikasi
Gombong 10. Smeltzer. Suzanne C. Bare Brenda
4. Kusumayanti, D. dkk. 2014. G. Hinkle Janice L & Cheever
Faktor - faktor yang Berpengaruh Kerry H. 2010. Brunner &
terhadap Lamanya Perawatan Suddarth’s Textbook of Medical-
Pada Pasien Pasca Operasi Surgical Nursing edisi 12.
Laparatomi di Instalasi Rawat Inap Philadelphia : Wolters Kluwer
BRSU Tabanan. Skripsi. PSIK Health
11. Nursalam. 2015. Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi
4. Jakarta : Salemba Medika
12. Machfoeds, I. 2015. Metodologi
Penelitian (kuantitatif
& Kualitatif). Yogyakarta :
Fitramaya
13. Machfoeds, I. 2015. Biostatistika.
Yogyakarta : Fitramaya
14. Roscoe. (1982 : 253). Research
Methods For Business.
15. Sugiyono. 2011.
Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
16. Notoatmodjo. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT.
Rineka Cipta
17. Potter, P. A, Perry, A. G. 2005.
Buku Ajar
Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi
4. Volume 2. Alih Bahasa : Renata
Komalasari, dkk. Jakarta :EGC.
18. Budi, M. 2012. Pengaruh
Penggunaan Permainan Elektronik
Terhadap Nyeri Saat Prosedur
Perawatan Luka Pada Pasien
Bedah Orif di RSUD Purbalingga.
Tesis. Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai