Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL APLIKASI PENERAPAN JURNAL KEPERAWATAN

DI RUANG ANGGREK RSUD TUGUREJO SEMARANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh:
ANIQA NADHIMA
201902040048

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2019
Telaah Jurnal
TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI TERHADAP
INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST APPENDIKTOMI
Neila Sulung, Sarah Dian Rani*
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Appendisitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis dan
merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering (Mansjoer
2000, p. 307). Appendicitis ditemukan pada semua umur, hanya pada
anak kurang dari satu tahun jarang dilaporkan. Insiden tertinggi pada
kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu menurun. Insiden laki-laki
dan perempuan umunya sebanding, kecuali pada umur 20-30 tahun,
insiden lelaki lebih tinggi, namun pada tiga-empat dasawarsa ini
menurun secara bermakna (Sjamsuhidayat 2005, p. 640).
Angka kejadian appendicitis cukup tinggi di dunia. Berdasarkan
Word Health Organisation (2010) yang dikutip oleh Naulibasa
(2011), angka mortalitas akibat appendicitis adalah 21.000 jiwa, di
mana populasi laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.
Angka mortalitas appendicitis sekitar 12.000 jiwa pada lakilaki dan
sekitar 10.000 jiwa pada perempuan. di Amerika Serikat terdapat
70.000 kasus appendicitis setiap tahunnya.
Sementara untuk Indonesia sendiri appendicitis merupakan
penyakit dengan urutan keempat terbanyak pada tahun 2006. Data
yang diliris oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun 2008 jumlah
penderita appendicitis di Indonesia mencapai 591.819 orang dan
meningkat pada tahun 2009 meningkat mencapai 596.132
orang(Eylin, 2009 : Andika, 2016).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sumatera Barat menyebutkan
bahwa pada tahun 2014 jumlah kasus appendisitis sebanyak 5.980
penderita, dan 177 penderita diantaranya menyebabkan kematian.
Dari data di RSUD Achmad Mochtar pada tahun 2014 angka kejadian
appendiksitis sebanyak 493 pasien dengan rincian 221 pria dan 272
wanita, dan pada tahun 2015 angka kejadian appendiksitis sebanyak
521 pasien dengan perincian 204 pria dan 317 wanita dan 2 tahun
berturutturut ada 7 pasien yang meninggal dunia.

2. Tujuan
Menjelaskan pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap
intensitas nyeri pada pasien post Appendiktomi.

B. Konsep Dasar
Appendiktomi adalah pembedahan untuk mengangkat apendiks
pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendiksitis telah ditegakkan. Hal
ini dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi. Pilihan
appendiktomi dapat Cito (segera) untuk apendiksitis akut, abses, dan
perforasi. Pilihan appendiktomi elektif untuk appendicitis kronik (Suratun
dkk 2010, p.99 ).
Hampir semua pembedahan mengakibatkan rasa nyeri. Nyeri yang paling
lazim adalah nyeri insisi. Nyeri terjadi akibat luka, penarikan, manipulasi
jaringan serta organ. Nyeri pasca operasi hebat dirasakan pada pembedahan
intratoraks,intra-abdomen, dan pembedahan ortopedik mayor. Nyeri juga
dapat terjadi akibat stimulasi ujung serabut saraf oleh zat-zat kimia yang
dikeluarkan saat pembedahan atau iskemia jaringan karena terganggunya
suplai darah. Suplai darah terganggu karena ada penekanan, spasme otot,
atau edema. Trauma pada serabut kulit mengakibatkan nyeri yang tajam dan
terlokalisasi (Bradero dkk, 2008, P.103).
Beberapa penelitian, telah menunjukkan bahwa relaksasi efektif dalam
menurunkan nyeri pascaoperasi.Ini mungkin karena relatif kecilnya peran
otot-otot skeletal dalam nyeri pasca-operatif atau kebutuhan pasien untuk
melakukan teknik relaksasi tersebut agar efektif. Periode relaksasi yang
teratur dapat membantu untuk melawan keletihan dan ketegangan otot yang
terjadi dengan nyeri kronis dan yang meningkatkan nyeri (Smeltzer and
Bare 2001, p. 233).
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress, karena dapat mengubah persepsi kognitif dan motivasi afektif
pasien.Teknik relaksasi membuat pasien dapat mengontrol diri ketika terjadi
rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri (Potter &
Perry 2005, p.1528).
Menurut Chanif, Petpichetchian & Chongchaeron, (2013) salah satu jenis
relaksasi yang digunakan dalam menurunkan intensitas nyeri setelah operasi
adalah dengan relaksasi genggam jari yang mudah dilakukan oleh siapapun
yang berhubungan dengan jari tangan dan aliran energi di dalam tubuh kita.
Teknik genggam jari disebut juga finger hold (Liana 2008 ; Andika 2006).
Menggenggam jari sambil mengatur napas (relaksasi) dilakukan selama
kurang lebih 3-5 menit dapat mengurangi ketegangan fisik dan emosi,
karena genggaman jari akan menghangatkan titiktitik keluar dan masuknya
energi meridian (energy channel) yang terletak pada jari tangan kita. Titik-
titik refleksi pada tangan akan memberikan rangsangan secara refleks
(spontan) pada saat genggaman. Rangsangan tersebut akan mengalirkan
gelombang listrik menuju otak yang akan diterima dan diproses dengan
cepat, lalu diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang mengalami
gangguan, sehingga sumbatan di jalur energi menjadi lancar (Puwahang,
2011 ; Andika 2006).

C. Evaluasi hasil EBN


1. Metodologi
a. Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitiian ini menggunakan
purposive sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi dan
eksklusi sampel. Kriteria inklusi sampel pada penelitian ini adalah :
Pasien berusia antara 15 tahun sampai 50 tahun, Bersedia menjadi
responden. Pasien post appendiktomi hari ke-1, Pasien mendapatkan
analgetik yang sama. Pasien dengan skala nyeri ringan, sedang dan
berat, dapat diajak berkomunikasi.

b. Tindakan
Sebelum dilakukan relaksasi genggam
jari (Pretest)
1. Peneliti sebelumnya menetapkan pasien post appendiktomi
berdasarkan kriteria dengan diagnosa appendiksitis dan
direncanakan untuk dilakukan tindakan appendiktomi
2. Sebelum peneliti mendapatkan siapa yang akan menjadi
responden, peneliti meminta daftar nama pasien post
appendiktomi di Ruangan bedah RSUD Dr. Achmad mochtar.
3. Peneliti menemui langsung responden dengan post appendiktomi
keruang rawat bedah.
4. Peneliti memperkenalkan diri dan menjalin hubungan saling
percaya dengan responden yang menjadi responden yang telah
ditentukan penelitian.
5. Peneliti menjelaskan secara singkat tentang penelitian.
6. Peneliti meminta persetujuan kepada pasien untuk kesediaannya
menjadi responden untuk mendatangani lembar persetujuan
menjadi responden yang telah peneliti siapkan.
7. Pasien yang telah ditetapkan dijadikan kelompok eksperimen
setelah menyetujui lembar persetujuan (informed concent) yang
telah diajukan peneliti.
8. Penelitian melakukan tes awal (pretest) dengan memberikan
pertanyaan memilih skala nyeri yang dirasakan dan memilih skala
nyeri menggunakan lembaran checklist yang telah ditetapkan
mewakili sensasi nyeri yang dirasakan serta hasil tersebut dicatat
dalam lembaran hasil pengukuran.
c. Cara Uji
Cara uji tidak tercantum
Cara Melakukan/ Intervensi (EBN)
1. Posisikan pasien dengan berbaring lurus ditempat tidur, minta
pasien untuk mengatur nafas dan merileksasikan otot.
2. Peneliti duduk berada disamping pasien, relaksasi dimulai dengan
menggenggam ibu jari pasien dengan tekanan lembut, genggam
hingga nadi pasien terasa berdenyut.
3. Pasien diminta unuk mengatur nafas dengan hitungan mundur
4. Genggam ibu jari selama kurang lebih 3-5 menit dengan napas
secara teratur dan kemudian seterusnya satu persatu beralih kejari
selanjutnya dengan rentang waktu yang sama.

Setelah dilakukan relaksasi genggam


jari (Post-test)
1. Setelah kurang lebih 15-25 menit, alihkan tindakan untuk tangan
yang lain.
2. Anjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi genggam jari 3
kali dalam sehari.
3. Berikan reinforcement positif atas keberhasilan responden
melakukan tehnik relaksasi genggam jari.
4. Tes akhir dilakukan sama dengan melakukan tes awal dengan
memberikan pertanyaan tentang nyeri yang dirasakan dan memilih
skala nyeri menggunakan lembaran checklist yang telah ditetapkan
mewakili sensasi nyeri yang dirasakan serta hasil tersebut dicatat
dalam lembaran hasil pengukuran.
5. Catat dan dokumentasikan hasil observasi yang telah dilakukan
6. Ucapkan terima kasih atas kesediaan responden untuk
berpartisipasi
7. Lakukan pengolahan data pada data yang telah terkumpul untuk
dijadikan laporan penelitian.

2. Hasil Penelitian
Pada penelitian ini penulis melakukan intervensi pada 10
responden post appendiktomi dengan melakukan beberapa langkah
intervensi sehingga dapat mengurangi rasa nyeri pada pasien. Dengan
teknik genggam jari.
Rata-rata intensitas nyeri sebelum dilakukan intervensi genggam
jari terhadap pasien post appendiktomi adalah 4,80 dengan standar deviasi
0,689, intensitas nyeri minimal-maksimal adalah 4-6. Kebanyakan pasien
dengan post appendiktomi masih merasakan nyeri. Nyeri merupakan suatu
mekanisme proteksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang rusak, dan
menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri
(Andarmoyo 2013, p.16).
Rata-rata intensitas nyeri sesudah dilakukan intervensi genggam
jari terhadap pasien post appendiktomi adalah 3,87 dengan standar deviasi
0,652 ,intensitas nyeri minimal-maksimal adalah 3-5. Penelitian ini juga
diperkuat oleh Yuliastuti C (2015) yang meneliti tentang Pengaruh
Relaksasi Genggam Jari Terhadap Pengurangan Intensitas Nyeri Pada
Penderita Post Appendiktomi di Ruangan Inap RSUD Sidoarjo didapatkan
bahwa pasien post appendiktomi yang mengalami nyeri berat dan setelah
menggenggam jari selama 30-50 menit, mayoritas pasien appendiktomi
mengalami nyeri sedang, dimana didapatkan (.= 0,001).
Rata-rata dan standar deviasi intensitas nyeri sebelum dan sesudah
perlakuan. Rata-rata intensitas nyeri sebelum perlakuan adalah 4,80
dengan standar deviasi 0,689. Pada pengukuran intensitas nyeri sesudah
pelakuan didapatkan rata-rata intensitas nyeri sesudah adalah 3,87 dengan
standar deviasi 0,652.

3. Kekuatan dan kelemahan


a. Kekuatan
Kekuatan dari jurnal ini adalah pada variabel tehnik relaksasi
genggam jari yang masih jarang diaplikasi pada pasien Post
Appendiktomi untuk mengrurangi intensitas nyeri.
b. Kelemahan
1) Peneliti tidak menjelaskan uji yang dilakukan dalam penelitian
ini.
4. Implikasi Keperawatan dan Saran
a. Implikasi
Peneliti melakukan 1 kali pertemuan pada responden.
Pertemuan pertama melakukan pendekatan kepada responden dan
menjelaskan informed consent terhadap jalannya penelitian,
Kemudian pada responden yang bersedia untuk dilakukkan penelitian
dilakukan pengukuran tingkat nyeri (pree test dan post test),
Kemudian instruktur memberikan intervensi berupa tekhnik relaksasi
genggam jari selama 15 menit. 15-20 menit setelah dilakukan
intervensi (post test) peneliti melakukan pengukuran tingkat nyeri
kembali pada responden. Semua hasil pengukuran tingkat nyeri
responden, sebelum dan sesudah melakukan intervensi dicatat serta
didokumentasikan pada lembar dokumentasi. Intervensi dilakukan
satu kali selama 15 menit, dan setiap kali melakukan intervensi,
dilakukan pengukuran tingkat nyeri sebelum (pre test) dan sesudah
(post test).

b. Saran
1. Bagi profesi kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat di gunakan sebagai bahan
masukan bagi tenaga kesehatan yang bekerja di RSUD Tugurejo
Semarang

Anda mungkin juga menyukai