Disusun oleh :
Surya Putri Mavela
201902040016
A. Latar Belakang
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, di samping
pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan
akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau
konsuler, kepala ruangan, perawat associate, yang perlu juga melibatkan
seluruh anggota tim. Ronde keperawatan merupakan pendekatan keperawatan
untuk mengatasi permasalahan klien secara langsung dengan melibatkan
klien dan keluarga secara langsung dengan didampingi perseptor dan seluruh
manajemen ruangan melalui klarifikasi proses keperawatan yang telah
dilaksanakan kepada klien.
Ronde keperawatan yang akan dilakukan pada tanggal 15 September
2019, akan membahas dan mengatasi masalah yang terjadi pada Tn.T dengan
diagnosa medis benigna prostat hiperplasia. Klien masuk ruang kennaga pada
tanggal 15 September 2019, dengan data subjektif “post op” klien
mengatakan nyeri pada luka oprasinya dan mempunyai luka post op bph 10
cm. Selama dirawat inap klien mengatakan belum pernah BAB.
Dari hasil pengkajian “post op” ditemukan 2 diagnosa keperawatan yaitu :
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik “insisi
pembedahan TVP”
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.
3. Konstipasi berhubungan dengan kurangnya aktifitas fisik.
Dari masalah keperawatan yang terjadi, perlu diadakan ronde keperawatan
untuk membahas dan mengatasi permasalahan klien, dengan melibatkan
klien/ keluarga klien secara langsung.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Ronde keperawatan dilakukan untuk membahas dan mendapatkan
penyelesaian/ mengatasi masalah keperawatan yang dialami oleh klien Tn.T
2. Tujuan Khusus
a. Menumbuhkan cara berpikir kritis
b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari
masalah klien
c. Meningkatkan pola pikir sistematis
d. Menjustifikasi masalah yang belum teratasi
e. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer
f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan
BAB II
RESUM KASUS
A. Resum
Tn. T dengan diagnosa medis benigna prostat hiperplasia, klien
memeriksakan keadaanya pada tanggal 15 September 2019 jam 10.30 WIB, klien
datang ke IGD RSUD Tugurejo Semarang dengan keluhan nyeri ketika BAK dan
semisal BAK hanya keluarnya sedikit, klien memeriksakan diantar oleh keluarga
dan dianjurkan untuk rawat inap di ruang kenanga untuk pengobatan lebih lanjut.
Pengkajian dilakukan pada tanggal 15 September 2019 pukul 08.00, diperoleh
data :
Data subjektif :
- Klien mengatakan adanya luka operasi prostat.
- Klien mengatakan luka operasinya terasa nyeri.
P : luka oprasi
Q : senut - senut
R : dibawah pusar
S : skala 2 (ringan)
T : sewaktu – waktu.
- Klien mengatakan selama rawat inap belum BAB
Data Objektif :
- Tampak adanya luka post op BPH.
- Ekspresi wajah klien tampak menahan nyeri.
- Bising usus 7 kali / menit.
Dari data diatas memunculkan 3 diagnosa keperawatan, yaitu:
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik “insisi
pembedahan TVP”
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.
3. Konstipasi berhubungan dengan kurangnya aktifitas fisik.
A. Sasaran
1. Nama : Tn. T
2. Umur : 63 tahun
3. Diagnosa medis : Benigna Prostat Hiperplasia
B. Pengorganisasian
1. Pasien : Tn.T
2. Keluarga : Tn. E
3. Kepala ruang : Subari, S.Kep
4. Perawat Primer : Rifqi Ari Fajar
5. Perawat Assosiate : M. Hendra, Diana A, Rifki A.
6. Pembimbing Klinik : Sulistio. S.Kep.,Ns
7. Pembimbing Akademik: Nuniek Nizmah F.,S.Kp., M.Kep. Sp. KMB
C. Tempat dan Waktu
1. Tempat: Ruang Kenanga
2. Waktu : 09.30 WIB
D. Setting Tempat
Keterangan
: Pasien : Pembimbing Klinik
: Perawat primer
: Perawat asosiate
BAB IV
HASIL RONDE
A. MASALAH KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
ditandai dengan kondisi perut buncit dan besar.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis ditandai dengan
ekspresi wajah klien menahan nyeri.
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen ditandai dengan aktifitas dan latihan dibantu.
4. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan ditandai dengan
respirasi rate 26 kali / menit.
C. IMPLEMENTASI
Perawatan kepada Tn. T dilakukan pada tanggal 15 September 2019.
Implementasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Kamis, 15 September 2019
a. Mengkaji Keadaan Umum Klien,
- Klien mengatakan perutnya masih besar seperti ibu hamil.
- Klien mengatakan masih nyeri perutnya.
P : nyeri perut
Q : tusuk-tusuk
R : ulu hati
S : skala 4 (sedang)
T : sewaktu - waktu
- Klien mengatakan badanya masih terasa lemas.
- Klien mengatakan sesak nafas dan batuk-batuk, RR : 29 x/Menit
b. Mengkaji TTV klien bersedia dilakukan tindakan, Tekanan darah :
130/80 mmhg, suhu : 36,8ºC, nadi : 80 kali/menit, pernapasan :26
kali/menit.
c. Melakukan tindakan kolaborasi pungsi kepada dokter spesialis penyakit
dalam, cairan yang telah dikeluarkan 3 liter.
d. Melakukan manajemen nyeri “imajinasi terpimpin”, klien mengatakan
masih nyeri.
e. Mengatur posisi semi fowler, klien mengatakan bersedia mengubah
posisi tidur.
f. Memberikan obat furosemid.
D. EVALUASI
1. Diagnosa I,
“Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme
regulasi ditandai dengan kondisi perut buncit dan besar”
S : klien mengatakan perutnya sudah tidak begitu besar.
O : cairan telah dikeluarkan sebanyak 3 liter.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi,
2. Diagnosa II,
”Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis ditandai dengan
ekspresi wajah klien menahan nyeri”
S : klien mengatakan perutnya masih terasa nyeri.
P : nyeri perut, Q : tusuk-tusuk, R : ulu hati, S : skala 4 (sedang), T :
sewaktu - waktu,
O : ekspresi wajah menahan nyeri
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
3. Diagnosa III
“Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen ditandai dengan aktifitas dan latihan dibantu”
S : klien mengatakan masih lemas.
O : klien tampak bedrest dan aktifitas ditempat seperti BAK dan BAB
ditempat tidur
A : masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi.
4. Diagnosa IV
“Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan ditandai dengan
respirasi rate 26 kali / menit”
S : klien mengatakan masih sesak nafas.
O : terpasang oksigenasi 2 lpm
A : masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi.
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Setelah diberikan tindakan keperawatan secara komprehensif masalah
yang muncul pada kasus Tn.T masalah kelebihan volume cairan, nyeri akut,
intoleransi aktifitas, ketidakefektifan pola nafas belum ada yang teratasi.
B. SARAN
a. Saran Bagi Perawat.
Disarankan bagi perawat untuk melakukan pelayanan yang prima dengan
komprehensif untuk mengtasi permasalahan klien dengan sirosis hepatis.
b. Saran Bagi Pasien.
Disarankan bagi klien tetap menjaga pola makan dengan makan – makanan
yang bergizi.
DAFTAR PUSTAKA