Anda di halaman 1dari 4

ASKEP TEORITIS DISPEPSIA

A. Pengkajian

Secara teori pengkajian dimulai dengan pengumpulan data, pengelompokan, atau analisa data, dan
perumusan diagnosa, pengkajian juga merupakan tahap pertama dari proses keperawatan

Pada tahap pengkajian, penulis tidak banyak menemukan hambatan dalam mendapatkan informasi baik
dari klien, keluarga, dan perawat.

Data yang dikumpulkan berupa: data dasar yaitu semua informasi tentang klien mencakup : riwayat
kesehatan, riwayat keluhan utama, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, riwayat
psikososial dan riwayat spiritual.

Berdasarkan hasil pengumpulan data pada kasus Ny.D,R didapatkan data bahwa.

Gejala

Klien mengatakan nyeri uluhati seperti terbakar serta tembus belakang ,klien mengatakan mual, klien
memegang bagian perut yang sakit, klien cemas dan tegang, sekali-kali klien meremas remas tanganya,
Klien mengatakan nyerinya terus menerus,Klien menanyakan tentang penyakitnya,Klien mengatakan
baru pertama kali mengalami penyakit yang saat ini diderita oleh klien.

Tanda :

Mucosa bibir dan hidung kering, Klien lemah,Rush kulit kering,Pemeriksaan laboratorium tanggal 13
Maret 2018 : HCT = 37,9%; MPV = 2,6 L, Observasi vital sign : TD = 120 / 80 mmHg, ND = 90
o
x/mnt, RR = 20 x/mnt, S = 36,3 c, Bising usus (+), Peristaltik usus 24 kali/menit,
Meringis,Memegang bagian yang sakit, Tidak konsentrasi pada saat diajak komunikasi, Klien
cemas,Klien tegang, Klien meremas-remas tangannya.
Tidak ada kesenjangan yang didapatkan oleh peneliti antara data yang didapatkan oleh peneliti melalui
hasil pengkajian dengan teori tentang gejala dan tanda pada klien dengan dispepsia, hanya saja format
pengkajian yang peneliti gunakan tidak mencakup seluruh aspek yang akan dinilai. Misalnya saja untuk
mengkaji integritas ego, neurosensori, dan nyeri/kenyamanan.

Sebab dari data hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan data – data yang termasuk dalam lingkup
aspek integritas ego, neurosensori, dan nyeri/kenyamanan, yang menunjang terhadap masaalah
keperawatan yaitu nyeri dan kecemasan.

B. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan analisa data yang penulis lakukan dengan kasus dispesia pada Ny.D.R didapatkan diagnosa
keperawatan :

1. Nyeri berhubungan dengan Iritasi mukosa lambung akibat


2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan tirah baring

Secara teori diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada kasus dispepsia adalah adalah :

1. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.


2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan tirah baring

Sebagaiman kita ketahui bahwa Obat – obatan, penyakit sitemik, endotoksin bakteri, makanan yang
terkontaminasi, makanan yang berbumbu seperti lada, cuka atau mustard, kafein, alcohol, dan aspirin,
obat – obatan lain seperti, NSAID (indometasin, ibuprofen, naproksen), sulfonamide, steroid dan digitalis
keadaan tersebut dapat menyebabkan kerusakan jaringan, khususnya pembuluh darah, hal ini akan
merangsang pengeluaran histamine, pengeluaran histamine merangsang peningkatan vasodilatasi,
meningkatkan permiabilitas kapiler terhadap protein, plasma bocor ke interstisium, mukosa menjadi
edema, dan sejumlah protein plasma hilang, mukosa kapiler dapat hilang, mukosa kapiler menjadi rusak
Peningkatan asam akan mengakibatkan perangsangan kolinergik sehingga mengakibatkan peningkatan
motalitas, juga meningkatnya sekresi pepsinogen dan menyebabkan fungsi sawar menurun dan terjadinya
perubahan kualitatif mucus lambung keadaan ini menyebabkan terjadinya dyspepsia (Brunner & Suddart,
2002) (Corwin, 2003) sehingga menyebabkan masalah – masalah keperawatan sebagaimana yanag telah
disebutkan di atas.

C. Intervensi

Dalam intervensi tidak didapatkan adanya kesenjangan antara intervesi yang ada dalam teori dan
intervensi yang penulis terapkan dalam praktek. Alasannya karena semua intervensi yang ada dalam teori
telah diterapkan dalam praktek klinik dilapangan.

D. Implementasi

Pelaksanaan rencana keperawatan mengacu pada rencana yang telah ditetapkan dalam teori. Namun
penulis tidak dapat melaksanakan semua rencana yang ada dalam teori tapi dapat melaksanakan semua
rencana sesuai dengan diagnosa keperawatan pada Ny.D.R dengan kasus Dyspepsia diruangan Irina F
Jantung RSUP Prof. dr. R.D Kandou Manado. Pada tahap pelaksanaan ini dalam memberikan asuhan
keperawatan penulis tidak sepenuhnya berada diruangan selama 24 jam. Maka selama penulis tidak
berada diruangan perawatan dilanjutkan oleh perawat yang ada diruangan.

Adapun yang menjadi faktor penghambat dalam memberikan asuhan keperawatan pada Ny.D.R dengan
kasus Dispepsia diruangan Irina F Jantung RSUP Prof. dr. R.D Kandou Manado adalah tidak
terpantaunya perawatan secara kontinue yang penulis rawat, karena tidak sebandingnya jumlah perawat
diruangan dengan klien yang dirawat.

1. E. Evaluasi

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien.
Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan. Dalam melaksanakan evaluasi, penulis menggunakan evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan. Sedangkan evaluasi hasil dilakukan
dengan membandingkan respon klien pada tujuan yang telah ditentukan.

Evaluasi yang penulis lakukan pada asuhan keperawatan Ny.D.R dengan kasus dispepsia dilakukan
dengan pendekatan SOAP dan didokumentasikan pada catatan perkembangan dengan menggunakan
pendekatan SOAPIER.

Anda mungkin juga menyukai