Anda di halaman 1dari 7

Pembahasan

1. Pengkajian

Tahap pengkajian adalah langkah awal pelaksaan asuhan

keperawatan. Pada tahap ini digunakan cara-cara pengumpulan data yaitu

melalui wawancara, observasi langsung dan dari infomasi-informasi

tertulis atau lisan, dan rujukan berbagai lembaga yang menangani keluarga

dan tim kesehatan lainnya (Gusti,2013).

Pengkajian ini dilakaukan hari pertama kunjungan rumah 22 juni

2018 dengan wawancara didapatkan data tentang daftar anggota keluarga,

riwayat dan tahap perkembangan keluarga, struktur dan fungsi keluarga,

stress dan koping keluarga, sedangkan hasil observasi didapatkan tentang

keadaan rumah dan lingkungan sekitar rumah serta keadaan fisik anggota

keluarga yang didapat dengan cara lain seperti pemeriksaan fisik yang

terdiri dari pengukuran tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu.

Dari pengkajian subyek I tanggal 22 Juni 2018, dan pengkajian

subyek II tanggaal 25 Juni 2018 namu di jam yang berberda didapat

keluhan Nn.Y dan Nn.P yaitu nyeri didaerah perut. Dismenorea adalah

kondisi medis yang terjadi sewaktu haid atau menstruasi yang dapat

mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai dengan

nyeri atau rasa sakit di daerah perut maupun panggul (Judha dkk, 2012).

Berdasarkan kasus Nn.Y dan Nn.P dengan teori memiliki kesamaan. Nn.Y

mengatakan nyeri didaerah perut, Nn.P juga mengatakan nyeri didaerah

perut. Dalam teori untuk pengkajian nyeri ini menggunakan metode


PQRST, meliputi P = Provocate atau faktor penyebab, Q = Quality atau

kualitas, R = Region atau lokasi nyeri, S = Severe atau skala, T = Time

atau waktu (Muttaqin,2009). Hasil pengkajian nyeri, penulis sudah

melakukan sesuai dengan teori. Pada pengkajian nyeri Provocate: Subyek I

dan Subyek II sama-sama mengatakan Nn.P mengatakan sakit didaerah

perut, Quality: Subyek I dan Subyek II mengatakan seperti ditusuk-tusuk,

Region: Subyek I dan Subyek II mengatakan nyeri di daerah perut, Severe:

Subyek I mengatakan skala nyeri 7 sedangkan subyek II mengatakan skala

nyeri 8, Time: Subyek I dan Subyek II mengatakan nyeri datang secara

tiba-tiba.

Berdasarkan data yang didapatkan penulis sesuia dengan teori yang

menyebutkan pengkajian nyeri yang aktual dan tepat dibutuhkan untuk

menetapkan dasar, menegakkan diagnosis keperawatan yang tepat,

menyeleksi terapi keperawatan yang cocok dan mengevaluasi respon

(Potter & Perry, 2006).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatn keluarga yang didapatkan pada pengkajian

keluarga Ny.K dan Tn.M yaitu masalah keperawatan (Problem/P) yang

berkenaan pada individu dalam keluarga yang sakit berhubungan dengan

etiologi (E) yang berasal dari pengkajian fungsi keperawatn kelularga serta

mengacu pada anggota keluarga dimana untuk problem (P) dapat

digunakan dari tipologi NANDA dan SDKI (2016) dan Dongoes sebagai

masalah individu yang sakit.


Diagnosa keperawatn yang muncul pada penelitian penulis adalah

nyeri akut, ketidakpatuhan, dan defisit pengetahuan. Penulis

memprioritaskan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang menderita Dismenorea

karena nyeri yang dirasakan pasien merupakan salah satu kebutuhan dasar

manusia berkaitan dengan rasa nyaman. Etiologi yang diangkat penulis

pada masalah nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang menderita Dismenorea hal ini didapatkan

hasil pengkajian Nn.Y dan Nn.P mengatakan bahwa mengalami nyeri di

daerah perut. Diagnosa keperawatan keluarga yang penulis ambil mengacu

pada tugas perkembangan keluarga (Komang, 2012).

Pada diagnosa keperawatan kedua diambil oleh penulis adalah

ketitakpatuhan berbungan dengan Ketidakmampuan mengenal persoalan

keluarga yang menderita Dismenorea, karena Nn.Y tidak melakukan SOP

yang saya ajarkan kecuali diingatkan. Pada diagnosa keperawtan yang

ketiga diambil oleh penulis adalah defisit pengetahuan berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah anggota keluarga

yang menderita Dismenorea, karena Nn.P tidak mengetahui tanda dan

gejala, penyebab dan cara pencegahan dismenorea yang akan dilakukan

untuk dirinya sendiri.

3. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan keperawatn ini, hal yang paling penting

adalah penentuan perioritas masalah. Dalam penentu prioritas masalah ini,


peneliti melakukan skoring masalah keperawatn berdasarakan total nilai

skor tertinggi. Intervensi keperawatan pada masing-masing diagnosa

keperawatan disesuaikan dengan teori yang ada dan lebih fokus melihat

pada kasus yang nyata yang didapatkan dari pengkajian kondisi klien dan

keluarga, keadan rumah dan lingkungan, serta pengamatan dan

pemeriksaan fisik sangat berharap tujuan dan kriteria hasil yang telah

disusun dan ditetapkan dapat tercapai. Dalam menyusun perencanaan

keperawatan pada keluarga Ny.K dan Tn.M dengan masalah Dismenorea.

selain itu, peneliti berusaha untuk konsisten dengan tujuan yang ingin

dicapai agar derajat kesehatan keluarga Ny.K dan Tn.M dapat ditingkatkan

(Komang, 2012).

Berdasarkan teori intervensi nyeri akut: kaji dan mencatat keluhan

nyeri, termasuk lokasi, lamanya, dan intensitas (dengan skala nyeri 0-10),

berikan penjelesan tentang penyebab dan cara mengatasi nyeri, ajarkan

teknik relaksasi napas dalam 3 kali dalam seminggu untuk mengetahui

penurunan skala nyeri pada Dismenorea. Teknik relaksasi napas dalam

juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigen darah.

Berdasarkan teori ketidakpatuhan: Berikan informasi tentang pengertian,

penyebab, tanda gejala, komplikasi,serta penanganannya, identifikasi

kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, beri penjelasan tentang teknik

non farmakologi seperti relaksasi napas dalam, anjurkan klien untuk

melakukan secara mandiri pada saat nyeri haid.


Berdasarkan teroi defisit pengetahuan: Kaji pengetahuan keluarga

tentang Dismenorea, jelaskan pada keluarga Ny.K tentang kemungkinan

penyebab terjadinya Dismenorea, berikan penjelasan kepada keluarga

tentang cara pencegahan Dismenorea. perencanaan dan tujuan dari

tindakan keperawatan menggunakan kaidah sesuai dengan sistematika

SMART, spesifik(jelas), Measurabel (dapat diukur), Accepptance

(rasional), dan Timming.

4. Pelaksanaan

Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan,

kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk

mencapai tujuan dari hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan

dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry, 2005). Pada tahap keperawtan

ni, penyusun disesuaikan dengan diagnosa dan intervensi keperawatan

priorita agar semua diagnosa dan intervensi dapat terpenuhi secara

optimal. Selain itu peneliti juga melibatkan anggota keluarga agar bekerja

sama sehingga tujuan asuhan keperawatan Keluarga Ny.K dan Tn.M dapat

tercapai. Tujuan teknik relaksasi napas dalam adalah untuk meningkatkan

ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru,

meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress fisik maupun

emosional yaitu menurunkan kecemasan. Penulis melakukan tindakan

keperawatan sesuai rencana yang disusun tindakana keperawatan yang

dilakukan hari pertama, kedua dan ketiga mengkaji PQRST terhadap

nyeri, menjelaskan tentang nyeri yang dialami, sampai mengajarkan teknik


relaksasi napas dalam. Didapat hasil implementasi hari pertama 7 skala

nyeri mejadi 6, hari kedua skala nyeri 6 menjadi 4, hari ketiga skala nyeri

4 menjadi 2, sedangkan subyek II didapat hasil implementasi hari pertama

skala nyeri 8 menjadi 7, hari kedua skala nyeri 7 menjadi 5, hari ketiga

skala nyeri 5 menjadi 2.

5. Evaluasi

Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan asuhan keperawatan

antara dasar tujuan keperawtan klien yang telah ditetapkan dengan respon

perilaku klien yang tampil (Dermawan, 2012). Evaluasiyang dilakukan

oleh penulis disesuaikan dengan kondisi pasien dan fasilitas yang ada,

sehingga rencana tindakan dapat diselesaikan dengan SOAP, subjektif,

objektif, analisa dan planning. Evaluasi pada diagnosa pertama kedua

subyek mengatakn nyeri di daerah perut, nyeri seperti tersuk-tusuk, lokasi

nyeri di daertah perut, skala nyeri subyek I 7 dan skala nyeri subyek II 8.

Objektif klien tampak memegangi perut, tampak meringis. Analisa data

yang dapt diambil masalah keperawatan pada kedua subyek tersebut

keperawatan nyeri akut sebagian teratasi kemudian intervensi dilanjutkan

pada hari kedua dan ketiga. Masalah keperawatn pada kedua subyek sesuai

dengan kriteria hasil pada tujuan nyeri adalah berkurang (Mutaqqin dan

Sari 2011).

Anda mungkin juga menyukai