Pendahuluan
Assalamualaikum Wr.Wb
Selamat, pagi, siang, malam
Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi merupakan rangkaian proses keperawatan. Proses
keperawatan sebagai pendekatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga terdiri atas
lima tahap. Tahap pertama dan kedua, yaitu pengkajian dan diagnosis keperawatan keluarga
yang sudah dipelajari pada Bab 2. Pada bab ini akan dipelajari tahap ketiga sampai kelima.
Perencanaan keperawatan keluarga merupakan tahap ketiga dari proses keperawatan.
Setelah perawat merumuskan diagnosis keperawatan, langkah berikutnya adalah menyusun
perencanaan tindakan yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah klien dan keluarga.
Setelah menyusun perencanaan, tahap selanjutnya adalah melaksanakan tindakan keperawatan
keluarga. Tindakan keperawatan dapat dilakukan oleh perawat dengan tim kesehatan lain atau
secara mandiri. Keterlibatan klien dan keluarga merupakan hal penting pada tahap pelaksanaan
tindakan. Tindakan keperawatan dinyatakan berhasil atau tidak, ditentukan pada tahap evaluasi
atau penilaian tindakan keperawatan.
Pada bahasan perencanaan keperawatan keluarga, Anda akan memelajari tentang
materi definisi, tujuan perencanaan keperawatan keluarga, prioritas masalah keperawatan
keluarga, menyusun tujuan dan hasil yang diharapkan dalam keperawatan keluarga, menyusun
rencana tindakan keperawatan, definisi tindakan keperawatan keluarga, jenis tindakan
keperawatan keluarga, definisi evaluasi tindakan keperawatan, tujuan dan proses evaluasi
tindakan keperawatan, metode dan sumber data evaluasi keperawatan keluarga.
Diagnosis keperawatan aktual dirumuskan apabila masalah keperawatan sudah terjadi pada
keluarga. Tanda dan gejala dari masalah keperawatan sudah dapat ditemukan oleh perawat
berdasarkan hasil pengkajian keperawatan.
Diagnosis keperawatan keluarga tipe aktual yang dapat dirumuskan dari kasus di
atas sebagai berikut.
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh.
b. Gangguan pola napas.
c. Gangguan pola tidur.
d. Disfungsi proses keluarga.
e. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga.
2) Diagnosis keperawatan promosi kesehatan
Diagnosis keperawatan yang kedua adalah diagnosis promosi kesehatan yang
dapat digunakan di seluruh status kesehatan. Namun, kesiagaan individu, keluarga,
dan masyarakat untuk melakukan promosi kesehatan memengaruhi mereka untuk
mendapatkan diagnosis promosi kesehatan.
Kategori diagnosis keperawatan keluarga ini diangkat ketika kondisi klien dan
keluarga sudah baik dan mengarah pada kemajuan. Meskipun masih ditemukan data yang
maladaptif, tetapi klien dan keluarga sudah mempunyai motivasi untuk memperbaiki
kondisinya, maka diagnosis keperawatan promosi kesehatan ini sudah bisa diangkat.
Setiap label diagnosis promosi kesehatan diawali dengan frase: “Kesiagaan
meningkatkan”…… (Nanda, 2010).
Contoh diagnosis promosi kesehatan.
Perencanaan keperawatan juga dapat diartikan juga sebagai suatu proses penyusunan
berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan, atau
mengurangi masalah-masalah klien. Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam membuat
suatu proses keperawatan. Dalam menentukan tahap perencanaan bagi perawat diperlukan berbagai
pengetahuan dan keterampilan, di antaranya pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan
klien, nilai dan kepercayaan klien, batasan praktik keperawatan, peran dari tenaga kesehatan
lainnya, kemampuan dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, menulis tujuan, serta
memilih dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan, menulis
instruksi keperawatan serta kemampuan dalam melaksanakan kerja sama dengan tingkat
kesehatan lain.
1. Sifat masalah. Kriteria sifat masalah ini dapat ditentukan dengan melihat katagori
diagnosis keperawatan. Adapun skornya adalah, diagnosis keperawatan potensial
skor 1, diagnosis keperawatan risiko skor 2, dan diagnosis keperawatan aktual
dengan skor 3.
2. Kriteria kedua, adalah kemungkinan untuk diubah. Kriteria ini dapat ditentukan
dengan melihat pengetahuan, sumber daya keluarga, sumber daya perawatan
yang tersedia, dan dukungan masyarakatnya. Kriteria kemungkinan untuk diubah
ini skornya terdiri atas, mudah dengan skor 2, sebagian dengan skor 1, dan tidak
dapat dengan skor nol.
3. Kriteria ketiga, adalah potensial untuk dicegah. Kriteria ini dapat ditentukan
dengan melihat kepelikan masalah, lamanya masalah, dan tindakan yang sedang
dilakukan. Skor dari kriteria ini terdiri atas, tinggi dengan skor 3, cukup dengan
skor 2, dan rendah dengan skor 1.
4. Kriteria terakhir adalah menonjolnya masalah. Kriteria ini dapat ditentukan
berdasarkan persepsi keluarga dalam melihat masalah. Penilaian dari kriteria ini
terdiri atas, segera dengan skor 2, tidak perlu segera skornya 1, dan tidak
dirasakan dengan skor nol 0.
Tabel 3.1
Berdasarkan matriks di atas, skor yang didapat adalah 2 2/3. Skoring dilakukan
untuk semua diagnosis keperawatan keluarga.
Kriteria hasil (hasil yang diharapkan) adalah standar evaluasi yang merupakan
gambaran tentang faktor-faktor yang dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah
tercapai dan digunakan dalam membuat pertimbangan. Kriteria hasil yang dibuat harus
dapat diukur, dilihat, dan didengar. Penulisan kriteria hasil, menggunakan kata-kata
positif bukan menggunakan kata negatif.
Perumusan tujuan dan kriteria hasil yang efektif dilakukan bersama keluarga,
karena keluarga bertanggung jawab terhadap kehidupannya dan perawat perlu
menghormati keyakinan keluarga. Tujuan yang dirumuskan ada dua, yaitu tujuan
jangka panjang dan tujuan jangka Pendek.
Contoh:
Tujuan jangka panjang. Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 4
minggu, jalan nafas anak S dari keluarga Bapak X, efektif kembali. Tujuan jangka
pendek dibuat berdasarkan tugas keluarga yang bermasalah. Setelah pertemuan 3 x
45 menit, keluarga dapat mengenal masalah pneumonia dengan menjelaskan kembali
pengertian ISPA, penyebab, dan tanda serta gejalanya
2. Rencana tindakan untuk membantu keluarga agar dapat menentukan keputusan yang
tepat, sehingga dapat menyelesaikan masalahnya, yaitu berdiskusi dengan
keluarga tentang, konsekuensi yang akan timbul jika tidak melakukan tindakan,
alternatif tindakan yang mungkin dapat diambil, serta sumber-sumber yang
diperlukan dan manfaat dari masing-masing alternatif tindakan.
I. PENGERTIAN
Tindakan perawat adalah upaya perawat untuk membantu kepentingan klien, keluarga,
dan komunitas dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi fisik, emosional, psikososial, serta
budaya dan lingkungan, tempat mereka mencari bantuan. Tindakan keperawatan adalah
implementasi/pelaksanaan dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada
nursing order untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan
adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping.
Dalam tahap ini, perawat harus mengetahui berbagai hal di antaranya bahaya-bahaya
fisik dan perlindungan pada klien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan,
pemahaman tentang hak-hak dari pasien, serta pemahaman tingkat perkembangan pasien.
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara:
a. mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan;
b. mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga;
c. mengidentifikasi tentang konsekuensi tipe tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit,
dengan cara:
a. mendemonstrasikan cara perawatan;
b. menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah;
c. mengawasi keluarga melakukan perawatan.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara:
a. mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga;
b. membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
Selama melakukan tindakan, Anda diharapkan tetap mengumpulkan data baru, seperti
respon klien terhadap tindakan atau situasi yang berganti, dan perubahan-perubahan
situasi. Yang harus menjadi perhatian adalah pada keadaan ini, perawat harus fleksibel
dalam menerapkan tindakan. Beberapa kendala yang sering terjadi dalam implementasi
adalah ide yang tidak mungkin, pandangan negatif terhadap keluarga, kurang perhatian
terhadap kekuatan dan sumber-sumber yang dimiliki keluarga, serta penyalahgunaan
budaya atau gender.
a. Tahap Persiapan
Pada tahap awal ini, Anda sebagai perawat harus menyiapkan segala sesuatu yang
akan diperlukan dalam tindakan.
Independen
a. mengkaji klien atau keluarga melalui riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik
untuk mengetahui status kesehatan klien;
b. merumuskan diagnosa keperawatan sesuai respon klien yang memerlukan
intervensi keperawatan;
c. mengidentifikasi tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau memulihkan
kesehatan;
d. melaksanakan rencana pengukuran untuk memotivasi, menunjukkan, mendukung, dan
mengajarkan kepada klien atau keluarga;
e. merujuk kepada tenaga kesehatan lain, ada indikasi dan diijinkan oleh tenaga
keperawatan klien;
f. mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan dan medis;
g. partisipasi dengan konsumer atau tenaga kesehatan lain dalam meningkatkan
mutu pelayanan.
Tindakan keperawatan dapat dikategorikan menjadi tiga (3) tipe sebagai berikut.
1. Tindakan Independen
2. Tindakan Interdependen
Tindakan keperawatan interdependen menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan
suatu kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya.
Misalnya, tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi
3. Tindakan Dependen
Tindakan ini berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis.
Tindakan tersebut menandakan suatu cara bahwa tindakan medis atau tindakan
profesi lain dilaksanakan. Contoh, dokter menuliskan “perawatan colostomy“. Tindakan
keperawatan adalah melaksanakan perawatan colostomy berdasarkan kebutuhan
individu dari klien.
Tindakan tersebut meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini.
1) Melakukan perawatan colostomy setiap 2 hari atau sewaktu-waktu bila kantong faeses
bocor.
2) Mengganti kantong faeces.
3) Mencuci lokasi sekitar colostomy.
4) Mengkaji tanda dan gejala iritasi kulit dan stroma.
HARI/
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA TANGGAL
KEPERAWATAN
1 Implementa Kami
Perubahan perfusi si Tuk 1 s, 1-2-
jaringan perifer pada Bp. Mendiskusikan pengertian perubahan perfusi 2016
Ib dan Ibu Y keluarga Bp. jaringan perifer pada penderita DM dengan
Ib b/d ketidakmampuan keluarga.
keluarga untuk merawat Mendiskusikan dengan keluarga penyebab
anggota keluarga yang terjadinya perubahan perfusi jaringan
mengalami penurunan perifer.
aliran arterial. Memberikan kesempatan untuk bertanya pada
keluarga, Bp. Ib menanyakan bagaimana
caranya untuk mengurangi kesemutan.
Memberikan kesempatan pada keluarga untuk
menjelaskan kembali tentang pengertian
perubahan perfusi jaringan perifer dan
penyebabnya.
Memberikan penguatan pada keluarga
apabila dapat menjelaskan kembali
HARI/
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA TANGGAL
KEPERAWATAN
Tuk 4
Memotivasi keluarga untuk membantu
menyiapkan air hangat untuk Ibu Y dan Bp. Ib
untuk menghindari injury.
Melakukan kunjungan yang tidak
Jumat,
direncanakan untuk mengevaluasi
16–2-
kemampuan keluarga untuk memodifikasi
2016
lingkungan selama melakukan rendam kaki dan
senam kaki.
Memberikan penghargaan apabila keluarga sudah
melakukan tindakan yang positif.
Obyektif :
Keluarga memperhatikan saat diskusi
berlangsung
Keluarga aktif dalam bertanya dan
menjawab pertanyaan
Terdapat kontak mata selama proses
diskusi
Sesekali menganggukkan kepala saat
diberi penguatan atau penjelasan.
Keluarga terlihat mengerti dengan yang
dibahas oleh perawat, terbukti dalam
menjawab pertanyaan perawat terkait
dengan pengetahuan overweight
Analisis:
TUK 1 tercapai, keluarga mengenal
masalah Overweight pada Bapak A
Perencanaan :
3) Kerja sama dengan ahli gizi untuk mengatur diet DM termasuk lingkup tindakan….
a. dependen
b. independen
c. interdependen
d. kolaborasi
4) Perawat akan menilai kemampuan seorang ibu dalam membuat oralit, metode yang tepat
adalah....
a. observasi
b. wawancara
c. redemonstrasi
d. pembuatan angket
D. PENUTUP PEMBELAJARAN
Ringkasan / Pertanyaan yang Sering Diajukan Berpikir tentang Pembelajaran
Diagnosis keperawatan keluarga merupakan interpretasi ilmiah atas data hasil
pengkajian yang interpretasinya digunakan perawat untuk membuat rencana, melakukan
implementasi dan evaluasi. Ketepatan dalam merumuskan diagnosis keperawatan keluarga
sangat menentukan keberhasilan perawat dalam membantu menyelesaikan masalah klien
sebagai keluarga. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga mempunyai empat kategori,
Sebelum selesai, mari kita berdoa setelah belajar,,, berdoa dimulai,,, berdoa selesai