Anda di halaman 1dari 20

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION

MKB/ Keperawatan Keluarga

Modul #7 Lembar Kegiatan Mahasiswa

Nama:_____________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

Pokok Bahasan/ Pembelajaran : Modul 7 Konseo Materi: Konseo RENPRA Keluarga


RENPRA Keluarga
Referensi:
Sasaran Pembelajaran: Friedman, M.M, Bowden, V.R. & Jones,
E.G. 2003. Family nursing: Research,
Di akhir modul, mahasiswa akan dapat: Theory & Practice. (5th ed.), New
1. Perumusan diaknosa keperawatan keluarga
Jersey: Prentice Hall.
(NANDA)
2. Perencanaan Friedman, M.M. 1998. Family nursing:
3. Pelaksanaan Research, Theory & Practice. (4th ed.),
4. evaluasi California: Appleton and Lange.

A. TINJAUAN PENDAHULUAN (Introduction)

Pendahuluan
Assalamualaikum Wr.Wb
Selamat, pagi, siang, malam
Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi merupakan rangkaian proses keperawatan. Proses
keperawatan sebagai pendekatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga terdiri atas
lima tahap. Tahap pertama dan kedua, yaitu pengkajian dan diagnosis keperawatan keluarga
yang sudah dipelajari pada Bab 2. Pada bab ini akan dipelajari tahap ketiga sampai kelima.
Perencanaan keperawatan keluarga merupakan tahap ketiga dari proses keperawatan.
Setelah perawat merumuskan diagnosis keperawatan, langkah berikutnya adalah menyusun
perencanaan tindakan yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah klien dan keluarga.
Setelah menyusun perencanaan, tahap selanjutnya adalah melaksanakan tindakan keperawatan
keluarga. Tindakan keperawatan dapat dilakukan oleh perawat dengan tim kesehatan lain atau
secara mandiri. Keterlibatan klien dan keluarga merupakan hal penting pada tahap pelaksanaan
tindakan. Tindakan keperawatan dinyatakan berhasil atau tidak, ditentukan pada tahap evaluasi
atau penilaian tindakan keperawatan.
Pada bahasan perencanaan keperawatan keluarga, Anda akan memelajari tentang
materi definisi, tujuan perencanaan keperawatan keluarga, prioritas masalah keperawatan
keluarga, menyusun tujuan dan hasil yang diharapkan dalam keperawatan keluarga, menyusun
rencana tindakan keperawatan, definisi tindakan keperawatan keluarga, jenis tindakan
keperawatan keluarga, definisi evaluasi tindakan keperawatan, tujuan dan proses evaluasi
tindakan keperawatan, metode dan sumber data evaluasi keperawatan keluarga.

B. MATERI PEMBELAJARAN (Content Notes)


DIAGNOSA KEPERAWATAN
I. DEFINISI
Uraian materi yang pertama, menjelaskan tentang definisi diagnosis keperawatan. Apa yang
Anda ketahui tentang definisi diagnosis keperawatan? Diagnosis keperawatan adalah interpretasi

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


ilmiah atas data hasil pengkajian yang interpretasi ini digunakan perawat untuk membuat
rencana, melakukan implementasi, dan evaluasi.
Pengertian lain dari diagnosis keperawatan adalah keputusan klinik tentang semua
respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai
dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan
kewenangan perawat. Semua diagnosis keperawatan harus didukung oleh data. Data diartikan
sebagai definisi karakteristik. Definisi karakteristik dinamakan ”Tanda dan gejala”, Tanda adalah
sesuatu yang dapat di observasi dan gejala adalah sesuatu yang dirasakan oleh klien. Diagnosis
keperawatan menjadi dasar untuk pemilihan tindakan keperawatan untuk mencapai hasil bagi
perawat (Nanda, 2011)
Pendapat lain tentang definisi diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang
menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok, dan perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi serta memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga status kesehatan (Gordon, 1976 dalam Capenito, 2000).
Gordon (1976) dalam Capenito (2000) menyatakan bahwa definisi diagnosis
keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial. Berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya, perawat mampu serta mempunyai kewenangan untuk memberikan tindakan
keperawatan berdasarkan standar praktik keperawatan dan etik keperawatan yang berlaku di
Indonesia.
Diagnosis keperawatan ini dapat memberikan dasar pemilihan intervensi untuk menjadi
tanggung gugat perawat. Formulasi diagnosis keperawatan adalah bagaimana diagnosis
digunakan dalam proses pemecahan masalah, karena melalui identifikasi masalah dapat
digambarkan berbagai masalah keperawatan yang membutuhkan asuhan keperawatan. Di
samping itu, dengan menentukan atau menginvestigasi etiologi masalah, maka akan dijumpai
faktor yang menjadi kendala atau penyebabnya. Dengan menggambarkan tanda dan gejala akan
dapat digunakan untuk memperkuat masalah yang ada.
Untuk menyusun diagnosis keperawatan yang tepat, dibutuhkan beberapa pengetahuan
dan keterampilan yang harus dimiliki antara lain, kemampuan dalam memahami beberapa
masalah keperawatan, faktor yang menyebabkan masalah, batasan karakteristik, beberapa
ukuran normal dari masalah tersebut, serta kemampuan dalam memahami mekanisme
penanganan masalah, berpikir kritis, dan membuat kesimpulan dari masalah.
Penulisan pernyataan diagnosis keperawatan pada umumnya meliputi tiga komponen, yaitu
komponen P (Problem), E (Etiologi), dan S (Simptom atau dikenal dengan batasan karakteristik).
Pada penulisan diagnosis keperawatan keluarga menggunakan pernyataan problem saja tanpa
etiologi dan simptom. Dengan demikian, penulisan diagnosis keperawatan keluarga adalah
dengan menentukan masalah keperawatan yang terjadi.
II. KATEGORI DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA.
Apa yang Anda ketahui tentang kategori diagnosis keperawatan keluarga? Silakan
cocokkan jawaban Anda dengan uraian materi di bawah ini.

1) Diagnosis keperawatan aktual


Kategori diagnosis keperawatan yang pertama adalah diagnosis keperawatan aktual.
Diagnosis keperawatan ini menggambarkan respon manusia terhadap kondisi kesehatan atau
proses kehidupan yang benar nyata pada individu, keluarga, dan komunitas (Nanda, 2011).

Diagnosis keperawatan aktual dirumuskan apabila masalah keperawatan sudah terjadi pada
keluarga. Tanda dan gejala dari masalah keperawatan sudah dapat ditemukan oleh perawat
berdasarkan hasil pengkajian keperawatan.

Contoh diagnosis keperawatan keluarga aktual adalah sebagai berikut.


Bp. X memiliki anak yang mengalami diare sejak semalam
yaitu An. F berumur 6 tahun. Berak cair sudah 5 kali dan
muntah 2 kali, badan lemah. Diagnosis keperawatan yang
dapat
Dokumen ini adalah milik dirumuskan
HORIZON pada keluarga Bp. X ini adalah gangguan
EDUCATION
keseimbangan cairan dan elektrolit pada An. F keluarga
Bp. X.
Diagnosis keperawatan keluarga tersebut merupakan tipe aktual, karena sudah terdapat
tanda dan gejala bahwa An. F sudah terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Diagnosis keperawatan keluarga tipe aktual yang dapat dirumuskan dari kasus di
atas sebagai berikut.
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh.
b. Gangguan pola napas.
c. Gangguan pola tidur.
d. Disfungsi proses keluarga.
e. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga.
2) Diagnosis keperawatan promosi kesehatan
Diagnosis keperawatan yang kedua adalah diagnosis promosi kesehatan yang
dapat digunakan di seluruh status kesehatan. Namun, kesiagaan individu, keluarga,
dan masyarakat untuk melakukan promosi kesehatan memengaruhi mereka untuk
mendapatkan diagnosis promosi kesehatan.
Kategori diagnosis keperawatan keluarga ini diangkat ketika kondisi klien dan
keluarga sudah baik dan mengarah pada kemajuan. Meskipun masih ditemukan data yang
maladaptif, tetapi klien dan keluarga sudah mempunyai motivasi untuk memperbaiki
kondisinya, maka diagnosis keperawatan promosi kesehatan ini sudah bisa diangkat.
Setiap label diagnosis promosi kesehatan diawali dengan frase: “Kesiagaan
meningkatkan”…… (Nanda, 2010).
Contoh diagnosis promosi kesehatan.

Keluarga Bp. M dengan diabetes mellitus, saat pengkajian


keperawatan dilakukan identifikasi data. Data yang
ditemukan adalah gula darah acak (GDA) 120 mg/dl, Bp. M
melaksanakan diet DM, tetapi Bp. M jarang berolah raga.
Bp. M kurang memahami pentingnya olah raga, meskipun
sudah pernah dilakukan penyuluhan kesehatan.

Diagnosis keperawatan keluarga yang dapat dirumuskan adalah kesiagaan


meningkatkan pengetahuan pada Bp. M. Diagnosis keperawatan tipe promosi
kesehatan diangkat, karena pada Bp. M dengan penyakit DM sudah menunjukkan
kondisi yang sudah baik, meskipun jarang berolah raga. Bp. M sudah pernah
mendapatkan penyuluhan kesehatan meskipun kurang memahami informasi tentang
pentingnya berolah raga. Pada kasus ini Bp. M masih sangat memungkinkan untuk
dapat meningkatkan pengetahuannya tentang olah raga.
Tipe diagnosis keperawatan keluarga promosi kesehatan yang dapat dirumuskan dari
kasus di atas adalah kesiagaan meningkatkan:
f. nutrisi;
g. komunikasi;
h. pembuatan keputusan;
i. pengetahuan;
j. religiusitas.

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


3) Diagnosis keperawatan risiko
Diagnosis keperawatan ketiga adalah diagnosis keperawatan risiko, yaitu
menggambarkan respon manusia terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan yang
mungkin berkembang dalam kerentanan individu, keluarga, dan komunitas. Hal ini
didukung oleh faktor-faktor risiko yang berkontribusi pada peningkatan kerentanan.
Setiap label dari diagnosis risiko diawali dengan frase: “risiko” (Nanda, 2011).
Contoh diagnosis risiko antara lain adalah,

Risiko kekurangan volume cairan, Risiko


terjadinya infeksi, Risiko intoleran aktivitas,
Risiko ketidakmampuan menjadi orang tua, Risiko
distres spiritual.

4) Diagnosis keperawatan sejahtera


Diagnosis keperawatan keluarga yang terakhir adalah diagnosis keperawatan sejahtera.
Diagnosis ini menggambarkan respon manusia terhadap level kesejahteraan individu,
keluarga, dan komunitas, yang telah memiliki kesiapan meningkatkan status kesehatan
mereka.
Sama halnya dengan diagnosis promosi kesehatan, maka diagnosis sejahtera diawali
dengan frase: “Kesiagaan Meningkatkan”…..(Nanda, 2011).
Contoh diagnosis sejahtera:

Kesiagaan meningkatkan pengetahuan, Kesiagaan


meningkatkan koping, Kesiagaan meningkatkan
koping keluarga, Kesiapan meningkatkan koping
komunitas

Penulisan diagnosis keperawatan perlu ditambahkan inisial anggota keluarga


yang sakit dan kepala keluarga. Tujuannya untuk memudahkan pemberian asuhan
keperawatan karena tepat sasaran.
PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. DEFINISI
Perencanaan keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang direncanakan oleh
perawat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah keperawatan dengan melibatkan
anggota keluarga.

Perencanaan keperawatan juga dapat diartikan juga sebagai suatu proses penyusunan
berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan, atau
mengurangi masalah-masalah klien. Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam membuat
suatu proses keperawatan. Dalam menentukan tahap perencanaan bagi perawat diperlukan berbagai
pengetahuan dan keterampilan, di antaranya pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan
klien, nilai dan kepercayaan klien, batasan praktik keperawatan, peran dari tenaga kesehatan
lainnya, kemampuan dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, menulis tujuan, serta
memilih dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan, menulis
instruksi keperawatan serta kemampuan dalam melaksanakan kerja sama dengan tingkat
kesehatan lain.

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun perencanaan keperawatan
keluarga adalah berikut ini.

1. Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis data secara menyeluruh


tentang masalah atau situasi keluarga.
2. Rencana keperawatan harus realistik.
3. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi kesehatan.
4. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga.
II. TUJUAN PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA
Perencanaan keperawatan memiliki tujuan sebagai berikut.

1. Alat komunikasi antarperawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga.


2. Meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan yang diberikan pada keluarga.
3. Mendokumentasikan proses dan kriteria hasil sebagai pedoman bagi perawat
dalam melakukan tindakan kepada keluarga serta melakukan evaluasi.
4. Mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok.
5. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya.
6. Menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan.
7. Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan.
8. Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pedoman dalam melakukan
evaluasi keperawatan keluarga.
III. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA
Cara memprioritaskan masalah keperawatan keluarga adalah dengan menggunakan
skoring. Komponen dari prioritas masalah keperawatan keluarga adalah kriteria, bobot,
dan pembenaran.

Kriteria prioritas masalah keperawatan keluarga adalah berikut ini.

1. Sifat masalah. Kriteria sifat masalah ini dapat ditentukan dengan melihat katagori
diagnosis keperawatan. Adapun skornya adalah, diagnosis keperawatan potensial
skor 1, diagnosis keperawatan risiko skor 2, dan diagnosis keperawatan aktual
dengan skor 3.
2. Kriteria kedua, adalah kemungkinan untuk diubah. Kriteria ini dapat ditentukan
dengan melihat pengetahuan, sumber daya keluarga, sumber daya perawatan
yang tersedia, dan dukungan masyarakatnya. Kriteria kemungkinan untuk diubah
ini skornya terdiri atas, mudah dengan skor 2, sebagian dengan skor 1, dan tidak
dapat dengan skor nol.
3. Kriteria ketiga, adalah potensial untuk dicegah. Kriteria ini dapat ditentukan
dengan melihat kepelikan masalah, lamanya masalah, dan tindakan yang sedang
dilakukan. Skor dari kriteria ini terdiri atas, tinggi dengan skor 3, cukup dengan
skor 2, dan rendah dengan skor 1.
4. Kriteria terakhir adalah menonjolnya masalah. Kriteria ini dapat ditentukan
berdasarkan persepsi keluarga dalam melihat masalah. Penilaian dari kriteria ini
terdiri atas, segera dengan skor 2, tidak perlu segera skornya 1, dan tidak
dirasakan dengan skor nol 0.

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


Cara perhitungannya sebagai berikut.
1. Tentukan skor dari masing-masing kriteria untuk setiap masalah keperawatan
yang terjadi. Skor yang ditentukan akan dibagi dengan nilai tertinggi, kemudian
dikalikan bobot dari masing-masing kriteria. Bobot merupakan nilai konstanta dari
tiap kriteria dan tidak bisa diubah (Skor/angka tertinggi x bobot).Jumlahkan skor
dari masing-masing kriteria untuk tiap diagnosis keperawatan keluarga.
2. Skor tertinggi yang diperoleh adalah diagnosis keperawatan keluarga yang prioritas.

Skoring yang dilakukan di tiap-tiap kriteria harus diberikan pembenaran sebagai


justifikasi dari skor yang telah ditentukan oleh perawat, Justifikasi yang diberikan
berdasarkan data yang ditemukan dari klien dan keluarga.
Contoh skoring prioritas masalah pada penderita diabetes mellitus (DM). Risiko
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ibu P yang merupakan keluarga
Bapak J, berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang menderita diabetes mellitus. Hal tersebut dapat kita lihat pada matriks di
bawah ini.

Tabel 3.1

Skoring Prioritas Masalah Pada Penderita Diabetes Mellitus

Kriteria Sko Bobo Skoring Pembenara


r t n

Masalah nutrisi kurang dari


a. Sifat
2 1 2/3x1=2/3 kebutuhan tubuh memang belum
masalah:
terjadi, tapi pada Ibu P rata-rata
Risiko
asupan kalori kurang dari
kebutuhan tubuh, yaitu 920 kalori.
Ibu P merasa makanan yang
telah dikonsumsi sudah cukup
b. Kemungkinan
untuk dirinya, meskipun Ibu P
masalah dapat 1 2 1/2x2= 1
mempunyai keinginan untuk
diubah: sebagian
sembuh dan ada perawat yang
memberikan informasi tentang
diet untuk penyakit kencing
manis.
c. Potensial masalah Masalah lebih lanjut belum
untuk dicegah: 3 1 3/3x1=1 terjadi, adanya keinginan Ibu P
tinggi untuk sembuh serta adanya
dukungan dari keluarga
d. Menonjolnya 0 1 0/2x1=0 Keluarga tidak merasakan
masalah: Masalah sebagai masalah
tidak dirasakan

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


Total skor 2 2/3

Berdasarkan matriks di atas, skor yang didapat adalah 2 2/3. Skoring dilakukan
untuk semua diagnosis keperawatan keluarga.

IV. PERUMUSAN TUJUAN

Tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah


keperawatan yang terjadi pada klien. Dalam suatu tujuan terdapat kriteria hasil yang
mempunyai komponen sebagai berikut.
S (subjek), P (predikat), K (kriteria), K (kondisi), W (waktu) dengan penjabaran
sebagai berikut.
S : Perilaku pasien yang diamati.
P : Kondisi yang melengkapi pasien.
K : Kata kerja yang dapat diukur atau untuk menentukan tercapainya
tujuan. K : Sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan.
W : Waktu yang ingin dicapai.

Kriteria hasil (hasil yang diharapkan) adalah standar evaluasi yang merupakan
gambaran tentang faktor-faktor yang dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah
tercapai dan digunakan dalam membuat pertimbangan. Kriteria hasil yang dibuat harus
dapat diukur, dilihat, dan didengar. Penulisan kriteria hasil, menggunakan kata-kata
positif bukan menggunakan kata negatif.
Perumusan tujuan dan kriteria hasil yang efektif dilakukan bersama keluarga,
karena keluarga bertanggung jawab terhadap kehidupannya dan perawat perlu
menghormati keyakinan keluarga. Tujuan yang dirumuskan ada dua, yaitu tujuan
jangka panjang dan tujuan jangka Pendek.

Contoh:
Tujuan jangka panjang. Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 4
minggu, jalan nafas anak S dari keluarga Bapak X, efektif kembali. Tujuan jangka
pendek dibuat berdasarkan tugas keluarga yang bermasalah. Setelah pertemuan 3 x
45 menit, keluarga dapat mengenal masalah pneumonia dengan menjelaskan kembali
pengertian ISPA, penyebab, dan tanda serta gejalanya

V. PENYUSUNAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA

Setelah merumuskan tujuan, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana


tindakan. Rencana tindakan ini disesuaikan dengan tugas keluarga yang terganggu. Tugas
kesehatan keluarga tersebut adalah kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan,
kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat, kemampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit, kemampuan keluarga dalam memodifikasi
lingkungan rumah yang sehat, dan kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada.
Berikut ini akan diuraikan rencana tindakan berdasarkan tugas kesehatan
keluarga adalah sebagai berikut.

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


1. Rencana tindakan untuk membantu keluarga dalam rangka menstimulasi
kesadaran dan penerimaan terhadap masalah keperawatan keluarga adalah dengan
memperluas dasar pengetahuan keluarga, membantu keluarga untuk melihat
dampak atau akibat dari situasi yang ada, menghubungkan antara kebutuhan
kesehatan dengan sasaran yang telah ditentukan, dan mengembangkan sikap positif
dalam menghadapi masalah.

2. Rencana tindakan untuk membantu keluarga agar dapat menentukan keputusan yang
tepat, sehingga dapat menyelesaikan masalahnya, yaitu berdiskusi dengan
keluarga tentang, konsekuensi yang akan timbul jika tidak melakukan tindakan,
alternatif tindakan yang mungkin dapat diambil, serta sumber-sumber yang
diperlukan dan manfaat dari masing-masing alternatif tindakan.

3. Rencana tindakan agar keluarga dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam


memberikan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat
melakukan tindakan antara lain dengan mendemonstrasikan tindakan yang
diperlukan, memanfaatkan fasilitas atau sarana yang ada di rumah, dan
menghindari hal-hal yang merintangi keberhasilan keluarga dalam merujuk klien
atau mencari pertolongan pada petugas kesehatan.

4. Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam menciptakan lingkungan yang


menunjang kesehatan, antara lain dengan membantu keluarga mencari cara
untuk menghindari adanya ancaman dan perkembangan kepribadian anggota
keluarga, membantu keluarga memperbaiki fasilitas fisik yang ada, menghindari
ancaman psikologis dengan memperbaiki pola komunikasi, memperjelas peran
masing-masing anggota keluarga, dan mengembangkan kesanggupan keluarga
untuk memenuhi kebutuhan psikososial.

5. Rencana tindakan berikutnya untuk membantu keluarga dalam memanfaatkan


fasilitas kesehatan yang ada. Perawat harus mempunyai pengetahuan yang luas
dan tepat tentang sumber daya yang ada di masyarakat dan cara
memanfaatkannya.
Contoh penulisan perencanaan keperawatan keluarga adalah sebagai berikut.
D Tujua Kriteria evaluasi Intervens
X n
Umum Khusu Kriteria Standar i
s
1 Setelah Tujuan Khusus :
dilakukan Setelah Diskusikan dengan
tindakan melakukan keluarga:
keluarga kunjungan 5 x 60  Pengertian perubahan
mampu menit keluarga perfusi jaringan perifer
merawat dapat mencapai: pada penderita DM
anggota
keluarga yang Tuk 1 :  Penyebab terjadinya
mengalami Keluarga mampu perubahan perfusi
penurunan mengenal jaringan perifer
aliran arterial. masalah

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


perubahan perfusi

D Tujua Kriteria evaluasi Intervens


X n
Umum Khusu Kriteria Standar i
s
jaringan perifer
dengan
Menyebutkan: Verba Keluarga dapat  Berikan kesempatan
a. Menyebutkan l menyebutkan keluarga untuk
pengertian pengertian menjelaskan kembali
tentang perubahan tentang pengertian
perubahan perfusi jaringan perubahan perfusi
perfusi perifer, yaitu jaringan perifer dan
jaringan perubahan penyebabnya
perifer pada sirkulasi aliran
penderita DM Verba darah tepi
 Berikan penguatan
l
Penyebab pada keluarga
perubahan apabila dapat
b. Menjelaskan perfusi menjelaskan kembali
penyebab jaringan hasil diskusi
terjadinya perifer karena
perubahan peningkatan
perfusi viskositas
jaringan atau
perifer kekentalan
darah akibat
tingginya
kadar gula

TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA

I. PENGERTIAN
Tindakan perawat adalah upaya perawat untuk membantu kepentingan klien, keluarga,
dan komunitas dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi fisik, emosional, psikososial, serta
budaya dan lingkungan, tempat mereka mencari bantuan. Tindakan keperawatan adalah
implementasi/pelaksanaan dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.

Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada
nursing order untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan
adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping.

Dalam tahap ini, perawat harus mengetahui berbagai hal di antaranya bahaya-bahaya
fisik dan perlindungan pada klien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan,
pemahaman tentang hak-hak dari pasien, serta pemahaman tingkat perkembangan pasien.

Pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan adalah dengan


menerapkan teknik komunikasi terapeutik. Dalam melaksanakan tindakan perlu melibatkan seluruh

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


anggota keluarga dan selama tindakan, perawat perlu memantau respon verbal dan nonverbal
pihak keluarga.

Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal sebagai berikut.

1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan


kebutuhan kesehatan dengan cara:
a. memberikan informasi;
b. memberikan kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.

2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara:
a. mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan;
b. mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga;
c. mengidentifikasi tentang konsekuensi tipe tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit,
dengan cara:
a. mendemonstrasikan cara perawatan;
b. menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah;
c. mengawasi keluarga melakukan perawatan.

4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi


sehat, yaitu dengan cara:
a. menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga;
b. melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara:
a. mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga;
b. membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

Selama melakukan tindakan, Anda diharapkan tetap mengumpulkan data baru, seperti
respon klien terhadap tindakan atau situasi yang berganti, dan perubahan-perubahan
situasi. Yang harus menjadi perhatian adalah pada keadaan ini, perawat harus fleksibel
dalam menerapkan tindakan. Beberapa kendala yang sering terjadi dalam implementasi
adalah ide yang tidak mungkin, pandangan negatif terhadap keluarga, kurang perhatian
terhadap kekuatan dan sumber-sumber yang dimiliki keluarga, serta penyalahgunaan
budaya atau gender.

II. TAHAP TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA


Dalam pelaksanaannya, ada tiga tahapan dalam tindakan keperawatan sebagai berikut.

a. Tahap Persiapan
Pada tahap awal ini, Anda sebagai perawat harus menyiapkan segala sesuatu yang
akan diperlukan dalam tindakan.

Persiapan meliputi kegiatan-kegiatan seperti berikut ini.


 Review tindakan keperawatan diidentifikasi pada tahap perencanaan. Perlu

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


dipahami bahwa pada dasarnya prinsip dari tindakan keperawatan disusun untuk
melakukan upaya promosi, mempertahankan, dan memulihkan kesehatan
klien/keluarga.
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
keluarga, antara lain:
1) konsisten sesuai dengan rencana tindakan;
2) berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah;
3) ditujukan kepada individu sesuai dengan kondisi klien;
4) digunakan untuk menciptakan lingkungan yang terapeutik dan aman;
5) memberikan penyuluhan dan pendidikan kepada klien;
6) penggunaan sarana dan prasarana yang memadai.

 Menganalisa pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang diperlukan.


Perawat harus mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan tipe keterampilan yang
diperlukan untuk tindakan keperawatan.
 Mengetahui komplikasi dari tindakan keperawatan yang mungkin timbul. Prosedur
tindakan keperawatan mungkin berakibat terjadinya resiko tinggi kepada klien.
Perawat harus menyadari kemungkinan timbulnya komplikasi sehubungan dengan
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan. Keadaan yang demikian ini
memungkinkan perawat untuk melakukan pencegahan dan mengurangi resiko
yang timbul.
 Menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan, harus
mempertimbang- kan beberapa hal sebagai berikut.
7) Waktu. Perawat harus dapat menentukan waktu secara selektif.
8) Tenaga. Perawat harus memperhatikan kuantitas dan kualitas tenaga yang
ada dalam melakukan tindakan keperawatan.
9) Alat. Perawat harus mengidentifikasi peralatan yang diperlukan pada tindakan.
 Mempersiapkan lingkungan yang kondusif. Keberhasilan suatu tindakan keperawatan sangat
ditentukan oleh perasaan klien yang aman dan nyaman. Lingkungan yang nyaman
mencakup komponen fisik dan psikologis.
 Mengidentifikasi aspek hukum dan etika terhadap resiko dari potensial tindakan.
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus memperhatikan unsur-unsur hak dan kewajiban
klien, hak dan kewajiban perawat atau dokter, kode etik perawatan, dan hukum
keperawatan.
b. Tahap Perencanaan
Fokus pada tahap pelaksanaan tindakan keperawatan adalah kegiatan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional. Tindakan keperawatan dibedakan berdasarkan kewenangan dan tanggung
jawab perawat secara profesional sebagaimana terdapat dalam standar praktik
keperawatan.

Independen

Tindakan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan


oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
Tipe dari aktivitas yang dilaksanakan perawat secara independen didefinisikan

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


berdasarkan diagnosa keperawatan. Tindakan tersebut merupakan suatu respon,
karena perawat mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan keperawatan secara
pasti berdasarkan pendidikan dan pengalamannya.
Lingkup tindakan independen keperawatan adalah:

a. mengkaji klien atau keluarga melalui riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik
untuk mengetahui status kesehatan klien;
b. merumuskan diagnosa keperawatan sesuai respon klien yang memerlukan
intervensi keperawatan;
c. mengidentifikasi tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau memulihkan
kesehatan;
d. melaksanakan rencana pengukuran untuk memotivasi, menunjukkan, mendukung, dan
mengajarkan kepada klien atau keluarga;
e. merujuk kepada tenaga kesehatan lain, ada indikasi dan diijinkan oleh tenaga
keperawatan klien;
f. mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan dan medis;
g. partisipasi dengan konsumer atau tenaga kesehatan lain dalam meningkatkan
mutu pelayanan.
Tindakan keperawatan dapat dikategorikan menjadi tiga (3) tipe sebagai berikut.
1. Tindakan Independen

Tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu mengatasi masalah


kesehatan klien dan keluarga secara mandiri.
Tindakan tersebut meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini.
1) Wawancara dengan klien untuk mendapatkan data, guna mengidentifikasi
perkembangan kondisi klien atau untuk mengidentifikasi masalah baru yang
muncul.
2) Observasi dan pemeriksaan fisik. Tindakan untuk mendapatkan data objektif
yang meliputi, observasi kesadaran, tanda–tanda vital, dan pemeriksaan fisik.
3) Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana.
4) Tindakan terapeutik. Tindakan yang ditujukan untuk mengurangi, mencegah,
dan mengatasi masalah klien.
Misalnya:
Klien stroke yang tidak sadar dengan paralise, maka tindakan terapeutik yang
dilakukan perawat dalam mencegah terjadinya gangguan integritas kulit adalah
dengan melakukan mobilisasi dan memberikan bantal air, pada bagian tubuh
yang tertekan dan mengenali tanda-tanda terjadinya hipoglikemi dan cara
mengatasinya.
5) Tindakan edukatif (mengajarkan). Ditujukan untuk mengubah perilaku klien
melalui promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan kepada klien. Misalnya,
perawat mengajarkan kepada keluarga tentang pembuatan cairan oralit dan
senam kaki diabetik.
6) Tindakan merujuk. Tindakan ini lebih ditekankan pada kemampuan perawat
dalam mengambil suatu keputusan klinik tentang keadaan klien dan kemampuan
untuk melakukan kerja sama dengan tim kesehatan lainnya. Misalnya, klien

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


pasca trauma kepala, ditemukan adanya tanda-tanda tekanan intrakranial yang
meningkat, maka perawat harus mengkonsultasikan atau merujuk klien kepada
dokter ahli saraf untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat dalam
mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah.

2. Tindakan Interdependen
Tindakan keperawatan interdependen menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan
suatu kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya.
Misalnya, tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi
3. Tindakan Dependen
Tindakan ini berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis.
Tindakan tersebut menandakan suatu cara bahwa tindakan medis atau tindakan
profesi lain dilaksanakan. Contoh, dokter menuliskan “perawatan colostomy“. Tindakan
keperawatan adalah melaksanakan perawatan colostomy berdasarkan kebutuhan
individu dari klien.
Tindakan tersebut meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini.
1) Melakukan perawatan colostomy setiap 2 hari atau sewaktu-waktu bila kantong faeses
bocor.
2) Mengganti kantong faeces.
3) Mencuci lokasi sekitar colostomy.
4) Mengkaji tanda dan gejala iritasi kulit dan stroma.

Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap


dan akuarat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.

Contoh, Dokumentasi tindakan keperawatan adalah sebagai berikut.

HARI/
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA TANGGAL
KEPERAWATAN
1 Implementa Kami
Perubahan perfusi si Tuk 1 s, 1-2-
jaringan perifer pada Bp.  Mendiskusikan pengertian perubahan perfusi 2016
Ib dan Ibu Y keluarga Bp. jaringan perifer pada penderita DM dengan
Ib b/d ketidakmampuan keluarga.
keluarga untuk merawat  Mendiskusikan dengan keluarga penyebab
anggota keluarga yang terjadinya perubahan perfusi jaringan
mengalami penurunan perifer.
aliran arterial.  Memberikan kesempatan untuk bertanya pada
keluarga, Bp. Ib menanyakan bagaimana
caranya untuk mengurangi kesemutan.
 Memberikan kesempatan pada keluarga untuk
menjelaskan kembali tentang pengertian
perubahan perfusi jaringan perifer dan
penyebabnya.
 Memberikan penguatan pada keluarga
apabila dapat menjelaskan kembali

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


hasil diskusi.
Tuk 2
 Menjelaskan pada keluarga akibat
Kami
terjadinya masalah perubahan perfusi jaringan
s, 1-2-
perifer pada penderita DM, yaitu akan terjadi
2016
mati rasa dan risiko terjadinya cidera.
 Memotivasi keluarga agar dapat mengambil
keputusan untuk mengatasi perubahan perfusi
jaringan perifer.
 Memberikan penguatan apabila keputusan
keluarga sudah tepat.
Tuk 3
 Menjelaskan tentang manfaat rendam kak.i
 Menjelaskan tentang cara rendam kaki.
 Mendiskusikan tentang manfaat dari senam
Jumat,
kaki.
16–2-
 Mengajarkan pada keluarga senam kaki untuk
2016
penderita DM.
 Menganjurkan pada keluarga untuk
mempraktikkan senam kaki yang telah
diajarkan.
 Mendiskusikan cara mencegah masalah akibat
penurunan sensitifitas.
 Mendemonstrasikan cara mencegah akibat
penurunan sensitifitas pans-dingin.
 Menganjurkan keluarga untuk redemonstrasi.
 Menganjurkan keluarga untuk membantu
memenuhi kebutuhan.

HARI/
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA TANGGAL
KEPERAWATAN
Tuk 4
 Memotivasi keluarga untuk membantu
menyiapkan air hangat untuk Ibu Y dan Bp. Ib
untuk menghindari injury.
 Melakukan kunjungan yang tidak
Jumat,
direncanakan untuk mengevaluasi
16–2-
kemampuan keluarga untuk memodifikasi
2016
lingkungan selama melakukan rendam kaki dan
senam kaki.
 Memberikan penghargaan apabila keluarga sudah
melakukan tindakan yang positif.

Evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga


Evaluasi keperawatan keluarga merupakan tahap kelima atau tahap terakhir dari proses
keperawatan. Tahap evaluasi ini akan menilai keberhasilan dari tindakan yang telah
dilaksanakan. Indikator evaluasi keperawatan adalah kriteria hasil yang telah ditulis pada tujuan

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


ketika perawat menyusun perencanaan tindakan keperawatan. Evaluasi dikatakan berhasil
apabila tujuan tercapai.
Bahasan evaluasi keperawatan keluarga ini akan memelajari tentang materi pengertian
evaluasi keperawatan keluarga, tujuan evaluasi keperawatan keluarga, proses dan jenis evaluasi
keperawatan keluarga, metode dan sumber data evaluasi keperawatan keluarga.
I. PENGERTIAN EVALUASI
Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai,
meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperawatan. Evaluasi merupakan bagian
integral pada setiap tahap proses keperawatan.
Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan apakah informasi yang telah
dikumpulkan sudah mencukupi dan apakah perilaku yang diobservasi sudah sesuai. Diagnosa
keperawatan juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya. Tujuan
keperawatan harus dievaluasi adalah untuk menentukan apakah tujuan tersebut, dapat dicapai
secara efektif.
Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi atau tindakan yang dilakukan
oleh keluarga, perawat dan yang lainnya. Keefektifan ditentukan dengan melihat respon keluarga
dan hasil, bukan intervensi-intervensi yang diimplementasikan.
Meskipun evaluasi dengan pendekatan terpusat pada klien paling relevan, sering kali
membuat frustrasi karena adanya kesulitan-kesulitan dalam membuat kriteria objektif untuk hasil
yang dikehendaki. Rencana perawatan mengandung kerangka kerja evaluasi. Evaluasi merupakan
proses berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang perawat memperbarui rencana asuhan
keperawatan. Sebelum perencanaan dikembangkan lebih lanjut, perawat bersama keluarga perlu
melihat tindakan-tindakan perawatan tertentu apakah tindakan tersebut benar-benar membantu.
II. TUJUAN EVALUASI
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap
tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan untuk:
a. mengakhiri rencana tindakan keperawatan;
b. memodifikasi rencana tindakan keperawatan;
c. melanjutkan rencana tindakan keperawatan.
III. PROSES EVALUASI
Mengukur pencapaian tujuan klien.
a. Kognitif (pengetahuan)
Untuk mengukur pemahaman klien dan keluarga setelah diajarkan teknik-teknik
perawatan tertentu. Metode evaluasi yang dilakukan, misalnya dengan melakukan
wawancara pada klien dan keluarga. Contoh, setelah dilakukan pendidikan kesehatan
tentang pencegahan TB Paru, klien dan keluarga ditanya kembali tentang bagaimana
cara pencegahan TB Paru.
b. Afektif (status emosional)
Cenderung kepenilaian subjektif yang sangat sulit diukur. Metode yang dapat
dilakukan adalah observasi respon verbal dan nonverbal dari klien dan keluarga, serta
mendapatkan masukan dari anggota keluarga lain.
c. Psikomotor (tindakan yang dilakukan)
Mengukur kemampuan klien dan keluarga dalam melakukan suatu tindakan
atau terjadinya perubahan perilaku pada klien dan keluarga. Contoh, setelah perawat
mengajarkan batuk efektif, klien diminta kembali untuk mempraktikkan batuk efektif
sesuai dengan yang telah dicontohkan.
IV. METODE DAN SUMBER DATA EVALUASI
d. Observasi
Melakukan pengamatan terhadap perubahan perilaku dari anggota keluarga
yang mempunyai masalah kesehatan.

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


e. Memeriksa laporan atau dokumentasi keperawatan
Perawat perlu memeriksa kembali laporan atau catatan keperawatan yang telah
ditulis oleh tim keperawatan setelah melaksanakan intervensi keperawatan.
f. Wawancara atau angket
Membuat daftar pertanyaan atau angket yang ditujukan pada keluarga untuk
mengetahui kemajuan kondisi kesehatannya. Pengambilan data dilakukan dengan metode
wawancara.
V. Latihan/Simulasi/Redemonstrasi
Perawat mengevaluasi kemampuan perawat dalam melakukan suatu tindakan
untuk merawat anggota keluarga yang sakit dengan meminta keluarga untuk melakukan
Kembali tindakan keperawatan yang telah diajarkan. Contoh, perawat telah
mengajarkan senam kaki diabetik, klien diminta mengulang kembali senam kaki diabetik,
seperti yang telah diajarkan.

1.2 Implemantasi, Evaluasi dan RTL


No Diagnosis Waktu Analisis intervensi Evaluasi Proses
keperawatan pelaksanaan
1 Berat Badan Jumat, 28 Keluarga mampu Subyektif :
Berlebih November 2019 mengenal masalah  Keluarga mengatakan “overweight itu
17.00 – 18.00 tentang kelebihan berat badan “
Overweight  Keluarga menyebutkan “faktor resiko
(Kelebihan berat overweight itu kaya terlalu gemuk,
badan) bagaimana terus keturunan, terus makan banyak
pengertian, factor itu yang paling ngaruh sama berat
resiko, dampak badan “
serta  Keluarga menyebutkan “dampak dari
penatalaksanaan overweight itu bisa jadi sakit jantung,
overweight. diabetes, struk, hipertensi juga bisa,
sama kematian”
 Keluarga menyebutkan
“penatalaksanaan overweight itu harus
ngontrol IMT, jaga pola makan, ktivitas
yang teratur”

Obyektif :
 Keluarga memperhatikan saat diskusi
berlangsung
 Keluarga aktif dalam bertanya dan
menjawab pertanyaan
 Terdapat kontak mata selama proses
diskusi
 Sesekali menganggukkan kepala saat
diberi penguatan atau penjelasan.
 Keluarga terlihat mengerti dengan yang
dibahas oleh perawat, terbukti dalam
menjawab pertanyaan perawat terkait
dengan pengetahuan overweight

Analisis:
 TUK 1 tercapai, keluarga mengenal
masalah Overweight pada Bapak A
Perencanaan :

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


Lanjutkan ke TUK 3 kemampuan
keluarga merawat anggota keluarga

C. MENGECEK PEMAHAMAN (Checking for Understanding)


1) Perawat akan menuliskan diagnosis keperawatan keluarga dengan tipe risiko, dengan alasan
menggambarkan respon manusia terhadap....
a. respons kesejahteraan keluarga
b. kondisi lingkungan dalam keluarga
c. kondisi kesehatan yang benar nyata keluarga
d. kondisi kesehatan yang mungkin berkembang dalam kerentanan keluarga
2) Untuk membantu keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga, intervensi perawat antara lain...
A. hindari ancaman psikologis dengan memperbaiki pola komunikasi
B. mengenalkan keluarga tentang masalah kesehatan yang terjadi
C. melakukan pendekatan pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan
D. melakukan observasi perilaku pada anggota keluarga yang sakit

3) Kerja sama dengan ahli gizi untuk mengatur diet DM termasuk lingkup tindakan….
a. dependen
b. independen
c. interdependen
d. kolaborasi
4) Perawat akan menilai kemampuan seorang ibu dalam membuat oralit, metode yang tepat
adalah....
a. observasi
b. wawancara
c. redemonstrasi
d. pembuatan angket

5) Keluarga yang mengalami masalah kesehatan atau ketidakmampuan memodifikasi lingkungan


yang sehat dapat dievaluasi dengan metode ....
a. observasi
b. wawancara
c. redemonstrasi
d. pembuatan angket

D. PENUTUP PEMBELAJARAN
Ringkasan / Pertanyaan yang Sering Diajukan Berpikir tentang Pembelajaran
Diagnosis keperawatan keluarga merupakan interpretasi ilmiah atas data hasil
pengkajian yang interpretasinya digunakan perawat untuk membuat rencana, melakukan
implementasi dan evaluasi. Ketepatan dalam merumuskan diagnosis keperawatan keluarga
sangat menentukan keberhasilan perawat dalam membantu menyelesaikan masalah klien
sebagai keluarga. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga mempunyai empat kategori,

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


yaitu diagnosis keperawatan aktual, risiko, promosi kesehatan dan sejahtera.

Perencanaan keperawatan keluarga merupakan tahap ketiga dari proses keperawatan.


Tahap ini mempunyai beberapa kegiatan mulai dari memprioritaskan masalah
keperawatan, merumuskan tujuan, dan menyusun rencana tindakan keperawatan. Tahap ini
merupakan tahap yang penting karena sangat berkaitan dengan pelaksanaan tindakan
keperawatan.

Perawatan keluarga merupakan suatu pelayanan yang komprehensif dan


memerlukan pengetahuan serta keterampilan mendalam bagi perawat. Tindakan
keperawatan yang dilakukan, berfokus pada upaya untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan klien dan keluarga.
Tahapan tindakan keperawatan keluarga adalah persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi,
sedangkan tipe tindakan keperawatan keluarga terdiri atas tiga tipe, yaitu independen,
dependen, dan interdependen.
Setiap tindakan keperawatan yang dilakukan membutuhkan partisipasi dari klien dan
keluarga. Selain tindakan mandiri perawat, kerja sama dengan tim kesehatan lain juga
merupakan unsur penting dalam menyelesaikan masalah kesehatan klien dan keluarga.
Setelah melakukan tindakan keperawatan keluarga, dilakukan penilaian untuk melihat
keberhasilannya. Evaluasi dilakukan sesuai dengan tujuan umum dan khusus yang telah
dirumuskan dan bila belum atau tidak berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai.
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali
kunjungan ke keluarga, untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan
waktu dan kesediaan keluarga. Evaluasi dapat dilaksanakan secara formatif dan sumatif.
Metode evaluasi yang digunakan hendaknya bervariasi, sesuai dengan tindakan yang
dilakukan. Hasil evaluasi dapat ditindaklanjuti dengan modifikasi atau terminasi. Terminasi
dilakukan jika keluarga telah mampu atau mandiri dan terminasi harus benar-benar
disepakati antara keluarga, perawat, dan tim kesehatan lainnya.

Sebelum selesai, mari kita berdoa setelah belajar,,, berdoa dimulai,,, berdoa selesai

Sampai jumpa lagi di pertemuan selanjutnya. terimakasih

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION

Anda mungkin juga menyukai