Anda di halaman 1dari 9

52

BAB 4
PEMBAHASAN

Pelaksanaan asuhan keperawatan secara murni mengacu pada konsep


dan teori yang sudah ada. Dalam bab 4 ini penulis akan mencoba membahas
antara konsep dan kasus secara komprehensif dan faktor penghambat serta
pendukung dalam proses asuhan keperawatan yang telah di berikan kepada
keluarga Tn. D Proses keperawatan yang dilaksanakan meliputi pengkajian,
perumusan diagnosa keperatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Proses
ini akan dibahas secara mendalam dari masing-masing tahap.
4.1

Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan yang

merupakan suatu tahapan ketika seorang perawat mengambil informasi secara


terus-menerus dari keluarga yang dibinanya untuk mendapatkan data demografi,
genogram, sosio-kultural, data lingkungan, struktur dan fungsi keluarga, stress dan
strategi koping yang digunakan keluarga, serta tugas perkembangan keluarga.
Sedangkan pengkajian terhadap individu anggota keluarga mencakup pengkajian
fisik, mental, emosi, sosial, dan spiritual (Ekasari, 2007).
Pengkajian mencakup data objektif dan data subjektif yang dikumpulkan
melalui

wawancara,

pengumpulan

riwayat

kesehatan,

pengkajian

fisik,

pemeriksaan laboratorium, serta review catatan sebelumnya. Berdasarkan hasil


pengkajian yang di temukan pada keluarga

53

Berdasarkan pengkajian yang telah di lakukan pada keluarga Tn. D


dilakukan pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 14.00 WIB, dengan hipertensi data
didapat melalui wawancara, pengkajian, pemeriksaan fisik, dan, ditemukan datadata yang di temukan pada keluarga Tn.D menderita hipertensi tidak terkontrol,
dan tekanan darah Tn.D berkisar antara 170/100 mmHg, Menurut teori hipertensi
Tn. D telah di golongkan kedalam hipertensi stadium 2 (sedang) : 160-179/100109 mmHg, Mansjoer. (2007). Maka dari itu hal ini perlu penanganan lebih serius
yang juga harus didukung oleh keluarga dan istri Tn. D.
Berdasarkan teori keluarga memiliki tugas kesehatan keluarga yang
diantaranya adalah mengenal masalah kesehatan keluarga, membuat keputusan
tindakan kesehatan yang tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga yang
sakit, mempertahankan sarana rumah sehat, dan menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada di masyarakat (Mubarak.2006).
Berdasarkan pengkajian yang telah di lakukan di dapatkan masalah bahwa
anggota keluarga tidak mampu mengenal merawat anggota keluarga yang sakit,
dibuktikan oleh saat pengkajian yang di lakukan Tn. D mengatakan sering pusing
dan sakit kepala serta merasa kaku/tegang dileher bagian belakang/tengkuk. Tn. D
mengatakan apabila kepala pusing Tn. D langsung tidur dan apabila tak kunjung
sembuh Tn. D langsung periksa ke puskesmas.
Antara fakta, teori, dan opini terdapat beberapa kesamaan dan perbedaan
menurut pandangan penulis

tentang keluarga Tn. D dimasa pensiun/lansia

berusaha menjaga status kesehatannya, faktanya bahwa Tn. D dengan hipertensi


tiap bulan kontrol berobat, dan Tn. D mengatakan kurang istirahat, dan kurang

54

menjaga pola makan, menurut teori lansia akan berusaha menjaga status
kesehatannya ditandai dengan Tn. D setiap sakit berobat ke puskesmas, menurut
teori lansia memiliki penurunan fungsi tubuh, pola tidur ditandai dengan Tn.E
kadang sulit tidur dimalam hari, menurut opini penulis bahwa lansia dengan
hipertensi akan berusaha menjaga kesehatannya.
Faktor penghambat selama proses pengkajian tidak ada karena Tn. D
sangat kooperatif.
Faktor pendukung dalam melakukan pengkajian adalah sikap kooperatif
keluarga dalam memberikan informasi yang dibutuhkan,serta ditunjang oleh
tersedianya literatur dan petunjuk acuan pengkajian yang sudah disediakan
instistusi.
4.2

Diagnosa Keperawatan
Perumusan masalah atau diagnosis keperawatan dilakukan dengan

menggunakan data yang diperoleh dari pengkajian keluarga. Diagnosis


keperawatan keluarga merupakan respon keluarga terhadap masalah kesehatan
yang dialami, baik aktual, resiko ataupun potensial, yang dapat diatasi dengan
tindakan keperawatan secara mandiri maupun kolektif yang terdiri dari masalah
dan etiologi (Ekasari, 2007).
Berdasarkan pengkajian yang telah penulis lakukan, dapat ditegakkan
diagnosa keperawatan keluarga terhadap keluarga Tn. D penulis mengangkat 2
(dua) diagnosa berdasarkan analisa data yaitu : Defisit pengetahuan tentang
hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

55

kesehaan keluarga dan gangguan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan.
Secara teori asuhan keperawatan keluarga ada 3 diagnosa
1. Diagnosa aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami keluarga
dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
2. Diagnosa resiko adalah tinggi masalah keperawatan yang belum terjadi,
tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dangan
cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.
3. Diagnosa potensial suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga
telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber
penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan.
Antara kasus nyata dengan teori ada beberapa kesamaan yaitu: Diagnosa
potensial suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu
memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan
yang memungkinkan dapat ditingkatkan, kesamaannya potensial peningkatan
status kesehatan Tn. D, hal ini ditandai dengan Tn. D setiap sakit ke puskesmas.
Tetapi ada beberapa diagnosa yang tidak diangkat karena tidak ditemukan
data dalam pengkajian yang mendukung diagnosa teori yaitu : diagnosa aktual
karena tidak ada masalah kesehatan dikeluarga Tn. D yang sangat mengancam.
Antara kasus nyata, teori dan pandangan penulis pengangkatan diagnosa
potensial karena Tn. D selalu berobat ke puskesmas ketika sakit.

56

Faktor penghambat dalam merumuskan diagnosa tidak ada karena


keluarga dapat berkomunikasi dengan baik, dan faktor pendukung dalam
perumusan diagnosa keperawatan adalah terkumpulnya data-data masalah
keperawatan dari respon pasien dan tersedianya catatan perkembanga kesehatan
pasien serta tersedianya buku-buku referensi.
4.3

Intervensi
Intervensi keperawatan keluarga adalah mengatasi masalah diagnosa

keperawatan keluarga. Tujuan keperawatan keluarga dapat dibagi menjadi dua


yaitu tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang
menekankan pada perubahan perilaku dan mengarah pada kemampuan mandiri.
Jangka waktu ini untuk mengarahkan evaluasi pencapaian pada waktu yang
telah ditentukan sebelumnya. Tujuan jangka pendek ditekankan pada keadaan
yang mengancam kehidupan.
Perencanaan atau intervensi keperawatan adalah penyusunan rencana
asuhan keperawatan yang terdiri dari komponen tujuan umum, tujuan khusus,
kriteria, rencana tindakan, dan standar untuk menyelesaikan masalah
keperawatan keluarga berdasarkan prioritas dan tujuan yang telah ditetapkan.
adapun intervensi keperawatan untuk diagnosa pertama defisit pengetahuan
tentang hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan keluarga, diangkat intervensi : Bina Hubungan saling
percaya, ukur tekanan darah, berikan penkes tentang hipertensi (definisi, tanda
gejala dan penatalaksanaan), berikan treinforcemen atau jawaban, jelaskan dan

57

tangyakan kembali tentang apa yang sudah di sampaikan, anjurkan keluarga


untuk segera berobat dan istirahat.
Untuk

diagnosa

keperawatan

keluarga

yang

kedua

gangguan

pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, diangkat
intervensi : Bina hubungan saling percaya, ukur tekanan darah, berikan penkes
tentang hipertensi (definisi, tanda gejala dan pentalaksanaan), rencana dan
diskusikan tentang diet hipertensi, beri kesempatan untuk bertanya, anjurkan
untuk tidak mengonsumsi makanan yang banyak mengandung banyak garam
dan lemak, anjurkan untuk istirahat yang cukup.
4.4

Implementasi
Pelaksanaan atau implementasi adalah tahap penyelesaian masalah

keperawatan keluarga berdasarkan perencanaan yang ditetapkan melalui


prosedur spesifik yang terdiri dari partisipasi aktif keluarga, penyuluhan
kesehatan, konseling, manajemen kasus, dan konsultasi (Ekasari, 2007).
Faktor pendukung dalam pelaksanaan tindakan keperawatan adalah adanya
kerja sama keluarga, penulis, pada tahap implementasi penulis tidak
menemukanf aktor penghambat karena pasien dan keluarga kooperatif dalam
tindakan.
4.5

Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan menilai keefektifan intervensi yang telah

dilaksanakan. Evaluasi dilakukan bersama antara keluarga dan perawat dengan


melihat respons keluarga dan hasil yang dicapai yang dibandingkan dengan

58

standar yang telah ditetapkan. Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP


secara operasional (Ekasari, 2007).

59

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
Asuhan keperawatan keluarga merupakan bagian dari pemeliharaan

masyarakat, karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Unit


terkecil ini memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan
seseorang individu yang dapat menentukan berhasil tidaknya asuhan keperawatan
yang diberikan.
Asuhan keperawatan pada keluarga Tn. D Sebagai contoh pemberian
asuhan keperawatan keluarga yang disesuaikan dengan standar keperawatan
dalam pelaksanaan intervensi dan implementasi ditetapkan bersama keluarga.
Evaluasi dilakukan setelah semua kegiatan dilaksanakan.
Dimana keluarga Tn. D dikaji dan didapat masalah yakni hipertensi pada
istrinya. Keluarga diberikan tindakan pendidikan kesehatan mengenai penanganan
masalah yang terjadi agar kedepannya tidak terjadi hal hal yang tidak
diinginkan. Setelah diberikan intervensi, keluarga mengerti betapa pentingnya
kesehatan. Keluarga juga bersedia untuk mendatangi pelayanan kesehatan guna
meminta saran untuk kesembuhan istrinya. Keluaga pun bersedia untuk selalu
menerapkan prinsip hidup bersih dan sehat didalam keluarganya.

60

5.2 Saran
5.2.1 Bagi mahasiswa
Dalam melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga yang paling penting
adalah membina hubungan saling percaya dengan anggota keluarga karena setiap
anggota keluarga mempunyai karakter yang berbeda-beda.
5.2.2 Bagi institusi
1)
Untuk mencapai hasil yang diinginkan terutama dalam memberikan
Asuhan Keperawatan Keluarga, pembimbing diharapkan lebih spesifik
menjelaskan dan memberi bimbingan kepada mahasiswa/mahasiswi yang
2)

dibimbingnya.
Dengan Asuhan Keperawatan Keluarga yang telah dilakukan oleh penulis
dapat kiranya menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi dari pendidikan

5.2.3

dalam mencetak sarjana yang profesional dalam bidangnya.


Bagi keluarga
Diharapkan setelah diberikan asuhan melalui penyuluhan tentang
hipertensi keluarga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
dan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keluarga mengenai
hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai