Anda di halaman 1dari 14

Sabtu, 2009 September 19

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATANA KELUARA

Created By : Ahmad Kholid, S.Kep., Ns.

Pada masa lalu di Indonesia, perawat sebagai pelaksana keperawatan


dikatakan sebagai pekerjaan vokasional yang dalam melaksanakan kegiatannya sebagai
tim kesehatan selalu bergantung pada profesi kesehatan lain. Profesional yang dimaksud
meliputi pelayanan profesional (professional service) dan pendidikan profesional
(professional education) yang keduanya tidak dapat dipisahkan.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan


bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia (Suprajitno, 2004).

Sebagai landasan pelayanan profesional, dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang


kesehatan, pasal 32 ayat (2) ditulis bahwa penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan. Ayat (3) berbunyi
pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggung jawabkan.

Ilmu keperawatan adalah ilmu terapan, sintesis dari ilmu – ilmu dasar dan
ilmu keperawatan. Pelayanan keperawatan berupa bantuan, diberikan karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju
kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari – hari secara mandiri.

Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawatan profesional melalui


kerjasama yang bersifat kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.
Salah satu lingkup praktik keperawatan adalah asuhan keperawatan keluarga karena
keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat sebagai akibat pola penyesuaian
keluarga yang tidak sehat sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan keluarga.

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada


praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan
pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan
menggunakan metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar praktek
keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.

Metodologi proses keperawatan merupakan metodologi penyelesaian masalah


kesehatan klien secara ilmiah berdasar pengetahuan ilmiah, meliputi tahapan :

1. Pengkajian

Tahap ini mencakup pengumpulan data, analisis / interpretasi data kondisi bio-psiko-
sosio-kultural dan spiritual klien.

2. Merumuskan diagnosis keperawatan.

Adalah pernyataan yang dirumuskan berdasarkan data yang terkumpul berupa


rumusan tentang respon klien terhadap masalah kesehatan serta factor penyebab
(etiologi) yang berkontribusi terhadap timbulnya masalah yang perlu diatasi dengan
tindakan / intervensi keperawatan.

3. Perencanaan (Nursing care plan).


Adalah acuan tertulis yang terdiri dari berbagai intervensi keperawatan yang
direncanakan. Sifat intervensi yang harus dilakukan perawat yaiyu; bersifat bantuan,
higienis, rehabilitasi, suportif, preventif, observasi, dan memberikan informasi yang
akurat.

4. Implementasi

Yaitu perawat melakukan tindakan sesuai rencana. Tindakan ini bersifat intelektual,
teknis, dan interpersonal. Tindakan keperawatan meliputi; tindakan keperawatan,
observasi keperawatan, pendidikan kesehatan/keperawatan, tindakan medis yang
dilakukan perawat (tugas limpah).

5. Evaluasi

Merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang berguna apakah
tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan
lain.

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, mempunyai kode etik yang telah
ditetapkan oleh Munas PPNI VI.

Standar praktek asuhan keperawatan keluarga sesuai rapim PPNI terdiri dari :

1. Standar praktik profesional

Standar I : Pengkajian keperawatan

Standar II : Diagnosis keperawatan

Standar III : Perencanaan keperawatan

Standar IV : Pelaksanaan tindakan keperawatan

Standar V : Evaluasi

2. Standar kinerja profesional

Standar I : Jaminan mutu


Standar II : Pendidikan

Standar III : Penilaian kinerja / penimbangan prestasi

Standar IV : Kesejawatan

Standar V : Etik

Standar VI : Kolaborasi

Standar VII : Riset

Standar VIII : Pemanfaatan sumber

Peran dan fungsi perawat keluarga :

1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada klien.

2. Sebagai advokat klien (keluarga)

Membantu keluarga untuk memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang
diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan profesional.

3. Sebagai pendidik

Membantu klien meningkatkan kesehatan melalui pemberian pengetahuan.

4. Sebagai koordinator

Memanfaatkan semua sumber dan potensi yang ada, baik materi maupun kemampuan
keluarga yang lain secara terkoordinasi.

5. Sebagai kolaborator

Bekerjasama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam merencanakan asuhan
keperawatan pada keluarga.

6. Sebagai pembaharu
Mengadakan inovasi dalam cara berpikir, bersikap, bertingkah laku, dan
meningkatkan ketrampilan keluarga menjadi sehat.

7. Sebagai pengelola

Menata kegiatan dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan.

. PROSES KEPERAWATAN KELUARGA (Versi Diknas)

Proses keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis,


yang digunakan ketika bekerja pada individu, keluarga, kelompok dan komunitas
(Subekti, 2005). Pada keperawatan keluarga, perawat mengonsepualisasikan keluarga
sebagai unit pelayanan dan keluarga sebagai unit atau system, maka fokusnya adalah
keluarga.
Langkah – Langkah Proses Keperawatan Keluarga

Asuhan keperrawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan yang ingin dicapai adalah ditingkatkannya kemampuan keluarga :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga.
b. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga.

c. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada anggota keluarga yang
sakit, gangguan fungsi tubuh, keluarga yang membutuhkan bantuan, sesuai
dengan kemampuan keluarga.
d. Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis, dan social) sehingga
dapat meningkatkan kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat (misal; puskesmas, posyandu, /
sarana kesehatan lain).
PERSIAPAN YANG PERLU UNTUK PERAWAT
a. Menetapkan keluarga yang menjadi sasaran kunjungan serta kasus yang perlu
ditindaklanjuti.
b. Menetapkan jadwal kunjungan dan membuat kesepakatan dengan keluarga
c. Menyiapkan perlengkapan;
Mempelajari riwayat penyakit individu & keluarga, rekam kesehatan keluarga.
Membuat catatan singkat sebagai tindak lanjut kajian keluarga.
Kit Primary health nursing (PHN)
Alat bantu penyuluhan.
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat
mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga
yang dibinanya.
Tahap – tahap pada pengkajian :
1. Membina hubungan yang baik / terapeutik ;
Diawali perkenalan, sopan, ramah.
Menjelaskan tujuan kunjungan
Meyakinkan keluarga bahwa kunjungan keluarga untuk membantu
Menjelaskan bantuan perawat yang dapat dilakukan.
Menjelaskan pada keluarga tim kesehatan lain yang terlibat.
2. Pengkajian awal; sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan.
3. Pengkajian lanjutan (kedua); tahap pengkajian untuk memperoleh data lebih lengkap
sesuai dengan masalah kesehatan keluarga yang ada sekarang.

Data yang perlu dikaji :


1. Berkaitan dengan keluarga
Data demografi & sosiokultural
Data lingkungan
Struktur & fungsi keluarga
Stress & koping keluarga
Perkembangan keluarga
2. Berkaitan dengan individu / anggota keluarga
Fisik, mental, emosi, social, spiritual
Aturan pembuatan genogram :
1. Anggota keluarga yang lebih tua berada di sebelah kiri
2. Umur anggota keluarga ditulis pada symbol laki-laki / perempuan
3. Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah symbol laki-laki / perempuan.
4. Penggunaan symbol dalam genogram

Pengkajian selengkapnya terlampir di lembar belakang !!!!


1. Pengelompokan data
Perawat mengelompokkan data hasil pengkajian data
subyektif dan obyektif setiap kelompok diagnosis keperawatan.
2. Perumusan diagnosis keperawatan
a. Masalah (problem) P, adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota (individu) keluarga.
b. Penyebab (etiologi) E, adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah
dengan mengacu kepada 5 (lima) tugas keluarga.
c. Tanda (sign) S, adalah sekumpulan data subyektif dan obyektif yang diperoleh perawat
dari keluarga secara langsung atau tidak yang mendukung masalah dan penyebab.
Tipologi diagnosa keperawatan keluarga terdapat 3 (tiga) :
Diagnosa Aktual
Diagnosa Resiko / Resiko Tinggi
Diagnosa Potensial / Wellness

DIAGNOSA CONTOH
AKTUAL 1. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat
Adalah masalah keperawatan yang tidur khususnya pada Ny. W keluarga Tn.
sedang dialami keluarga & memerlukan S yang b/d ketidakmampuan keluarga
bantuan perawat dengan cepat. memodifikasi lingkungan yang nyaman
untuk istirahat dan tidur.
2. Perubahan peran menjadi orang tua tunggal
(single parent) pada Tn. M yang b/d
ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah peran orang tua tunggal setelah
istrinya meninggal.
RESIKO / RESTI 1. Resiko terjadinya serangan ulang yang
Adalah masalah keperawatan yang belum berbahaya khususnya pada lansia Ny. P
terjadi, tetapi tanda untuk menjadi keluarga Tn. N yang b/d ketidakmampuan
masalah keparawatan actual dapat terjadi keluarga memanfaatkan fasilitas
dengan cepat apabila tidak segara pelayanan kesehatan (puskesmas) yang
mendapat bantuan / ditangani. dekat dengan tinggal keluarga.
2. Resiko tinggi gangguan perkembangan
balita khususnya pada An. U yang b/d
ketidakmampuan keluarga melakukan
stimulasi pada balita.
POTENSIAL / WELLNESS 1. Potensial peningkatan kesejahteraan
Adalah suatu keadaan sejahtera dari khususnya Ny. S yang sedang hamil pada
keluarga ketika keluarga telah mampu keluarga Tn. B.
memenuhi kebutuhan kesehatannya & 2. Potensial tumbuh kembang yang optimal
mempunyai sumber penunjang kesehatan bagi anak khususnya An. Y pada keluarga
yang memungkinkan dapat ditingkatkan. Tn. W.
Masalah keperawatan dianjurkan menggunakan pendekatan (NANDA).
3. Penilaian (Skoring) Diagnosis Keperawatan
Skoring dilakukan apabila rumusan diagnosis keperawatan lebih dari satu, proses scoring
menggunakan skala dirumuskan oleh Bailon & Maglaya (1978).
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan, yang terdiri dari :
 Tentukan skornya sesuai dengan criteria yang telah dibuat.
 Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.

Skor yang diperoleh x Bobot


Skor tertinggi
 Jumlah skor untuk semua criteria (skor maksimum sama dengan jumlah bobot,
yaitu 5)

Skoring Diagnosa Keperawatan (Bailon & Maglaya, 1978)

No. KRITERIA SKOR BOBOT


1. Sifat masalah 3
Skala : - Tidak / kurang sehat 2
1
- Ancaman kesehatan 1
- Keadaan sejahtera
2. Kemungkinan masalah dapat diatasi 2
Skala : - Mudah 1
2
- Sebagian 0
- Tidak dapat
3. Potensial masalah untuk dicegah 3
Skala : - Tinggi 2
1
- Cukup 1
- Rendah
4. Menonjolnya masalah 2
Skala : - Masalah berat, harus segera ditangani 1
1
- Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani 0
- Masalah tidak dirasakan
Penentuan prioritas sesuai dengan criteria skala :
 Untuk criteria pertama, prioritas utama diberikan pada tidak / kurang sehat karena
perlu tindakan segera dan biasanya disadari oleh keluarga.
 Untuk criteria kedua perlu diperhatikan :

Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tindakan untuk menangani


masalah.
Sumber daya keluarga; fisik, keuangan, tenaga.
Sumber daya perawat; pengetahuan, ketrampilan, waktu.
Sumber daya lingkungan; fasilitas, organisasi dan dukungan.

 Untuk criteria ketiga perlu diperhatikan :

Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit.


Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu.
Tindakan yg sedang dijalankan atau yg tepat utk memperbaiki masalah.
Adanya kelompok yg beresiko utk dicegah agar tdk actual dan mjd parah.
 Untuk criteria keempat, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga
menilai masalah keperawatan tersebut.

4. Penyusunan prioritas masalah


Contoh Prioritas :
Resiko terjatuh (terpeleset) pada lansia yang tinggal di keluarga Tn. A yang berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga menyediakan lingkungan yang aman bagi lansia.

No. Kriteria Skor Pembenaran


1. Sifat masalah 2/3 X 1 = Bila keadaan tersebut tidak
Skala : Ancaman kesehatan 2/3 segera diatasi akan
membahayakan lansia yang
tinggal bersama keluarga,
karena lansia setiap hari
dirumah tanpa pengawasan
2. Kemungkinan masalah dapat 2/2 X 2 = Penyediaan sarana yang
diubah 2 murah dan mudah didapat
Skala : Mudah oleh keluarga (misal; sandal
karet)
3. Potensial masalah untuk 2/3 X 1 = Keluarga mempunyai
dicegah 2/3 kesibukan yang cukup tinggi,
Skala : Cukup tetapi merawat orang tua yang
telah lansia merupakan
penghormatan & pengabdian
anak yang perlu dilakukan.
4. Menonjolnya masalah 0/2 X 1 = Keluarga merasa keadaan
Skala : Masalah tidak dirasakan 0 tersebut telah berlangsung
lama dari tidak pernah ada
kejadian yang mengakibatkan
lansia mengalami suatu cidera
(terjatuh) dirumah akibat
lantai yang licin.
Total Skor 3 1/3

Metode dalam menyusun rencana askep keluarga


Diagnosa Keperawatan Rencana Asuhan Keperawatan
Digunakan untuk merumuskan tujuan
umum – khusus atau tujuan jangka
panjang – pendek

Masalah (P)
Penyebab (E) Digunakan untuk merumuskan criteria
standar / hasil yang diharapkan sebagai
tolok ukur suatu keberhasilan.
Tanda (S) Selanjutnya merumuskan rencana
tindakan / intervensi keperawatan
keluarga.
Perencanaan mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan pada masalah yang
dilengkapi dengan criteria dan standar yang mengacu pada penyebab, merumuskan
tindakan yang berorientasi pada criteria dan standar.
Rencana tindakan pada keluarga meliputi :
1. Menstimulasi kesadaran / penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan,
dengan cara; memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan keluarga, mendorong
sikap emosi untuk mendukung upaya kesehatan.
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara;
mengidentifikasi konsekuensi bila tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber
yang dimiliki keluarga, diskusi tentang tipe tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit, dengan
cara; demonstrasi, menggunakan alat dan fasilitas dirumah, mengawasi keluarga
melakukan perawatan.
4. Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi) lingkungan.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitar.

Hal penting dalam menyusun rencana :


1. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah, dan mempunyai jangka waktu yang sesuai
dengan kondisi klien.
2. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi dengan
pancaindra perawat yang obyektif.
3. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh
keluarga dan mengarah ke kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan dapat
diminimalisasi.
Contoh :
Tujuan jangka panjang
Lansia selama tinggal di keluarga Tn. A tidak terjatuh.
Tujuan jangka pendek
Setelah implementasi keperawatan yang ke – 5 melalui kunjungan rumah, keluarga
menyediakan sarana yang aman bagi lansia.
Kriteria hasil
Pengetahuan 1. Keluarga dapat menyebutkan bahaya lingkungan (lantai yang
licin).
2. Keluarga dapat menyebutkan akibat yang diderita lansia bila
jatuh.
3. Keluarga dapat menyebutkan cara mencegah lansia terjatuh
akibat lantai yang licin.
Sikap 4. Keluarga mengkomunikasikan lingkungan yang membahayakan
lansia dengan anggota keluarga lainnya.
5. keluarga mampu memutuskan untuk menyediakan sarana yang
aman bagi lansia.
Tindakan 6./ Keluarga menyediakan sarana yang aman bagi lansia
psikomotor 7. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan rumah menjadi aman
bagi lansia.
Rencana tindakan
1. Mendiskusikan tentang bahaya lantai licin
2. Mendiskusikan akibat bila lansia terjatuh
3. Meendiskusikan cara mencegah lansia terjatuh
4. Mengajarkan kepada keluarga untuk menyelesaikan masalah lansia dengan keluarga
5. Mengajarkan kepada keluarga setiap diskusi perlu diambil suatu keputusan yg terbaik

6. Tanpa adanya kesepakatan dengan keluarga, keluarga sudah melaksanakan pencegahan


pada lansia (misal; lansia sudah diberikan sandal karet, tongkat, dll)
7. Bersama keluarga memodifikasi lingkungan yang aman.
Contoh penulisan Rencana :

Tujuan Kriteria Hasil / Standar Intervensi


Setelah dilakukan tindk. Pengetahuan 1. keluuarga dapat 1. Diskusikan
Keperawatan Tindakan melakukan ………..
………………………… ……… 2. dst.
……………………….. 2. dst. 7. Bersama
7. Keluarga dapat keluarga
memodifikkasi ……………………
………

Pada tahap ini perawat diharapkan tidak melakukan tindakan sendiri, melainkan
bekerjasama dengan keluarga, tim lain, melakukan kontrak, agar keluarga mempunyai
kesiapan fisik dan psikis.
Contoh Format Implementasi
Tanggal & Waktu No. Diag. Kep. Implementasi
8 Juni 2008 1 Pendidikan kesehatan tetang………….dan
15.00 – 16.00 ……….. dengan keluarga Tn. A yang
dihadiri …………, kontrak selanjutnya
tanggal ……….jam…….untuk
kegiatan……………..
Materi dan media yang akan diberikan sesuai dengan rencana implementasi jangan
sampai lupa.
Evaluasi digunakan dengan menggunakan SOAP
S : adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara subyektif oleh keluarga
secara subyektif oleh keluarga setelah dilakukan implementasi.
O : keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan
yang objektif setelah implementasi.
A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan objektif
keluarga yang dibandingkan dengan criteria dan standar pada rencana
keperawatan.
P : adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
Contoh evaluasi :
Tanggal & No. Diag.
Evaluasi
Waktu Kep.
15 Juni 2008 1 S : Keluarga mengatakan bahwa masih ada
16.00 materi minggu lalu yang tidak dipahami,
yaitu
tentang ………….
O : Keluarga dapat menjawab pertanyaan
tentang
………..keluarga tidak dapat menjelaskan
kembali tentang …………
A : Implementasi yang dilaksanakan
seminggu
lalu dengan metode ceramah dan media
brosur, belum sepenuhnya dimengerti oleh
keluarga. Perlu metode dan media lain yang
efektif.
P : Berikan penkes ulang sesuai kesepakatan
dengan keluarga, metode dengan
demonstrasi, metode ditambah dengan bahan
yang sesuai dengan kondisi di keluarga.

Anda mungkin juga menyukai