Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masingmasing yang merupakan bagian dari keluarga. (Friedmen, 1998 dalam
Nurhayati, 2010).

Keluarga adalah salah satu aspek terpenting dari perawatan. Keluarga


merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang merupakan entry point dalam upaya
mencapai kesehatan masyarakat secara optimal. Keluarga juga disebut sebagai sistem
sosial karena terdiri dari individu-individu yang bergabung dan berinteraksi secara
teratur antara satu dengan yang lain yang diwujudkan dengan adanya saling
ketergantungan dan berhubungan untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini,
keluarga mempunyai anggota yang terdiri dari ayah, ibu dan anak atau sesama
individu yang tinggal di rumah tangga tersebut (Andarmoyo, 2012).

Sehingga menjadi penting dalam membutuhkan pelayanan kesehatan


seperti halnya individu yang dapat melakukan tugas sesuai perkembangannya.
Tingkat kesehatan individu berkaitan dengan tingkat kesehatan keluarga begitu juga
sebaliknya tingkat kesehatan keluarga dapat mempengaruhi derajat kesehatannya.
Untuk itu jika terdapat disfungsi pada keluarga maka akan berdampak pada satu atau
lebih anggota keluarga bahkan keseluruhan keluarga. Untuk itu diperlukan
keperawatan keluarga yang merupakan pelayanan holistik yang menempatkan
keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota
keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi (Depkes RI, 2010).

Dalam hal ini diperlukan peran perawat untuk menunjang pelayanan


keperawatan keluarga agar menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia. Pelayanan keperawatan keluarga

1
merupakan salah satu area pelayanan keperawatan di masyarakat dengan
memobilisasi sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan sumber-
sumber dari profesi lain (Depkes RI,2010)

Asuhan keperawatan keluarga merupakan kegiatan strategis yang


mempunyai daya ungkit besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh
karena pentingnya pelayanan keperawatan ini, pemerintah memberikan kebijakan
dengan dikeluarkannya, Kepmenkes 908/Menkes/SK/VII/2010 tentang pedoman
penyelenggaraan pembinaan pelayanan keperawatan keluarga. Upaya ini dilakukan
untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
keluarga. Asuhan keperawatan keluarga dilaksanakan dengan pendekatan proses
keperawatan yang sistematis melalui proses interaksi bersama klien dan keluarga
(Kholifah, 2016).

Pelayanan keperawatan di masyarakat mempunyai sasaran dari tingkat


individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Pelayanan keperawatan di masyarakat
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri dalam pemeliharaan
kesehatan. Dalam hal ini terdapat peran dan fungsi perawat dalam pelayanan
keperawatan keluarga yang merupakan unsur penting dalam mewujudkan masyarakat
yang sehat dan mandiri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep asuhan keperawatan keluarga?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep asuhan keperawatan keluarga

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


Menurut nurhayati 2010, asuhan keperawatan keluarga merupakan proses
yang kompleks dengan menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerja sama
dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Adapun tahapan dari
proses asuhan keperawatan keluarga yakni:

1. pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga.


2. Perumusan diagnosis keperawatan.
3. Penyusunanperencanaan (Intervensi)
4. Pelaksanaan asuhankeperawatan (Implementasi)
5. Evaluasi
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang menempatkan
keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota
keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi (Depkes, 2010). Pengertian lain dari keperawatan
keluarga adalah proses pemberian pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga
dalam lingkup praktik keperawatan (Depkes RI,2010).
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan
keperawatan di masyarakat yang menempatkan keluarga dan komponennya
sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, dengan memobilisasi sumber pelayanan
kesehatan yang tersedia di keluarga dan sumber- sumber dari profesi lain,
termasuk pemberi pelayanan kesehatan dan sektor lain di komunitas (Depkes
RI,2010).
Tujuan keperawatan keluarga ada dua macam, yaitu tujuan umum dan
khusus.Tujuan umumdari keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.Tujuan khususdari
keperawatan keluarga adalah keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan
kesehatan keluarga dan mampu menangani masalah kesehatannya berikut ini.

3
a. Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggotakeluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan seluruh
anggota keluarga. Contohnya, apakah keluarga mengerti tentang pengertian
dan gejala kencing manis yang diderita oleh anggotakeluarganya?
b. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk membawa
anggota keluarga kepelayanan kesehatan. Contoh, segera memutuskan untuk
memeriksakan anggota keluarga yang sakit kencing manis
kepelayanankesehatan.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan.
Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Contoh, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit kencing
manis,yaitu memberikan diet DM, memantau minum obat antidiabetik,
mengingatkan untuk senam, dan kontrol ke pelayanankesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan yangkondusif.
Kemampuan keluarga dalam mengatur lingkungan, sehingga mampu
mempertahankan kesehatan dan memelihara pertumbuhan serta
perkembangan setiap anggota keluarga. Contoh, keluarga menjaga
kenyamanan lingkungan fisik dan psikologis untuk seluruh anggota keluarga
termasuk anggota keluarga yangsakit.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan
perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.Contoh,
keluarga memanfaatkan Puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas pelayanan
kesehatan lain untuk anggota keluarganya yangsakit.

4
Adapun yang menjadi sasaran asuhan keperawatan keluarga menurut
DEPKES RI, 2010 yaitu:
a. Keluargasehat
Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi tidak
mempunyai masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi terkait
dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh kembang
keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada promosi kesehatan
dan pencegahanpenyakit.
b. Keluarga risiko tinggi dan rawankesehatan
Keluarga risiko tinggi dapat didefinisikan, jika satu atau lebih anggota
keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki kebutuhan untuk
menyesuaikan diri, terkait siklus perkembangan anggota keluarga dan
keluarga dengan faktor risiko penurunan status kesehatan.
c. Keluarga yang memerlukan tindaklanjut
Keluarga yang memerlukan tindak lanjut merupakan keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan
keperawatan atau kesehatan, misalnya klien pasca hospitalisasi penyakit
kronik, penyakit degeneratif, tindakan pembedahan, dan penyakitterminal.

Tahapan-tahapan Proses Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Pengkajiankeperawatan
Pengkajian adalah tahapan seorang perawat mengumpulkan informasi secara
terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis besar
data dasar yang dipergunakan mengkaji status keluarga adalah:Pengkajian
keluarga dilakukan dengan cara mengidentifikasi data demografi, data social
cultural, data lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping
yang di gunakan keluarga, serta perkembangan keluarga. Sedangkan
pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga meliputi: pengkajian
fisik, mental, emosi, social, danspiritual.Hal-hal yang perlu dikaji pada tahap
ini adalah sebagai berikut:

5
A. Data umum
1. Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada,
pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang
terdiri atas nama, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan
dengankepala keluarga, status imunisasi dari masing-masing
anggota keluarga, genogram (genogram keluarga dalam tiga
generasi)
2. Tipe keluarga, menjelaskan tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluargatersebut
3. Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal suku
bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku
bangsa terkait dengan kesehatan.
4. Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatanseperti:
a) Apakah ada anggota keluarga yang berbeda dalam
keyakinan beragamanya.
b) Bagaimana keterlibatan keluarga dalam kegiatan agama atau
organisasi keagamaan.
c) Agama yang dianut olehkeluarga.
d) Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang
dianut dalam kehidupan keluarga, terutama dalam
halkesehatan.
5. Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga
ditentukan oleh pendapatan, baik dari kepala keluarga maupun
anggota keluarga lainnya. Selain status sosial ekonomi keluarga
ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh
keluarga serta barang- barang yang dimilki oleh keluarga.
6. Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga
tidak hanya dilihat kapan keluarga pergi bersama-sama untuk
mengunjungi tempat rekreasi, namun dengan menonton TV dan

6
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi, selain itu
perlu dikaji pula oenggunaan waktu luang atau senggangkeluarga.

B. Riwayat dan tahap perkembangankeluarga


Tahap perkembangan keluarga adalah pengkajian keluarga
berdasarkan tahap kehidupan keluarga. Menurut Duvall, tahap
perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga
inti dan mengkaji sejauh mana keluarga melaksanakan tugas tahapan
perkembangan keluarga. Sedangkan riwayat keluarga adalah mengkaji
riwayat kesehatan keluarga inti dari riwayat kesehatan keluarga:
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua
dari keluargainti.
2. Tahapperkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang beum terpenuhi oleh
keluarga serta kendalanya.
3. Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada
keluarga inti, meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing- masing anggota, dan sumber pelayanan yang
digunakan keluargaseperti perceraian, kematian, dan keluarga
yang hilang.
4. Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal kedua orang tua
(seperti apa kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam
dan saat dengan orang tua dari kedua orangtua.

C. Pengkajianlingkungan

1. Karakteristik Ruma

a. Gambaran tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa


kamar, kontrak, atau lainnya). Apakah keluarga memiliki

7
sendiri atau menyewa rumah untuk tempattinggal.

b. Gambaran kondisi rumah meliputi bagian interior dan


eksterior. Interior rumah meliputi: jumlah kamar dan tipe
kamar (kamar tamu, kamar tidur), penggunaan-penggunaan
kamar tersebut dan bagaimana kamar tersebut diatur.
Bagaimana kondisi dan kecukupan perabot, penerangan,
ventilasi, lantai, tangga rumah. Susunan dan kondisi
bangunan tempat tinggal. Termasuk perasan- perasaan
subjektif keluarga terhadap rumah tinggalnya, apakah
keluarga nenganggap rumahnya memandai bagimereka.

c. Dapur, suplai air minum, penggunaan alat-alat masak, apakah


ada fasilitas pengaman bahaya kebakaran.

d. Kamar mandi, sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun


dan handuk.

e. Kamar tidur, bagaimana pengaturan kamar tidur. Apakah


memadai bagi anggota keluarga dengan pertimbangan usia
mereka, hubungan, dan kebutuhan-kebutuhan khusus
merekalainnya.

f. Kebersiahn dan sanitasi rumah, apakah banyak serangga-


serangga kecil (khususnya didalam), dan masalah-masalah
sanitasi yang disebabkan akibat binatang-binatang
peliharaan.

g. Pengaturan privasi. Bagaimana dengan perasaan keluarga


terhadap pengaturan privasi rumah mereka memadai atua
tidak. Termasuk bahaya-bahaya terhadap keamanan rumah
ataulingkungan.

8
h. Perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau
penataan rumahmereka.

2. Karakteristik lingkungan dan komintas tempattinggal

a. Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa

b. Tipe tempat tinggal (hunian, industry, campuran hunian dan


industry kecilagraris).

c. Sanitasi jalan dan rumah. Bagaimana kebersihannya, cara


penangan sampah, dan lainnya.

d. Adakah jenis-jenis industri di lingkungan rumah (kebisingan,


polusi air, danudara).

e. Karakteristik demografi di lingkungan komunitastersebut.

f. Kelas sosial dan karakteristik etnikpenghuni.

g. Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial, apa yang ada


dalam lingkungan dan komunitas (klinik, rumah sakit,
penanganan keadaan gawat darurat, kesejahteraan,
konseling,pekerjaan).

h. Kemudian pendidikan di lingkungan komunitas apakah


mudah di akses dan bagaimana kondisinya.

i. Fasilitas-fasilitas rekreasi yang di miliki di


komunitastersebut.

j. Fasilitas-fasilitas ekonomi, warung, toko, apotik, pasar,


wartel, danlainnya.

k. Transportasi umum. Bagaimana pelayanan dan fasilitas


tersebut dapat di akses (jarak, kecocokan, jam

9
pemberangkatan, dan lainnya). Untuk keluarga/komunitas.

l. Kejadian tingkat kejahatan di lingkungan dan komunitas,


apakah ada masalah yang serius seperti tidak aman dan
ancaman yang serius.

3. Mobilitas geografiskeluarga

mobilitas geografis keluarga yang di tentukan, lama keluarga


tinggal di daerah ini, atau apakah sering mempunyai kebiasaan
berpindah- pindah tempattinggal.

4. Perkumpulan keluarga dan interkasi denganmasyarakat.

Menjelaskan yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta


perkumpulan keluarga yang ada.

5. sistem pendukung keluargameliputi:

a. Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimilki


keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas
fisik,psikologis.

b. Sumber dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial


atau dukungan masyarakat setempat, lembaga pemerintah,
maupun swasta/LSM.

c. Jaminan pemeliharaan kesehatan yang dimilkikeluarga.

D. Struktur keluarga

1. Pola-pola komunikasikeluarga

Menjelaskan cara berkomunikasi antaranggota keluarga,


termasuk pesan yang disampaikan, bahasa yang digunakan,

10
komunikasi secara langsung atau tidak, pesan emosional (positif
atau negative), frekuensi, dan kualitas komunikasi yang
berlangsung.Adakah hal-hal yang tertentu dalam keluarga untuk
didiskusikan.

2. struktur kekuatankeluarga

a. Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat,


yangmemutuskan dalam penggunaan keuangan, pengambil
keputusan dalam pekerjaan atau tempat tinggal, serta siapa
yang memutuskan kegiatan dan kedisiplinan anak-anak.

b. Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga


dalam membuatkeputusan.

3. Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota


keluarga, baik secara formal maupuninformal.

a. Peran formal, posisi dan peran formal pada setiap anggota


keluarga (gambarkan bagaimana setiap keluarga melakukan
peran masing- masing) dan apakah ada konflik peran
dalamkeluarga.

b. Peran informal, adakah peran informal dalam keluarga, siapa


yang memainkan peran tersebut, berapa kali dan bagaimana
peran tersebut dilaksanakan secarakonsisten.

4. Struktur nilai atau normakeluarga

menjelaskan mengenai nilai norma yang di anut keluarga dengan


kelompok atau komunitas. Apakah sesuai dengan nilai norma
yang dianut, seberapa penting nilai yang dianut, apakah nilai
yang dianut secara sadar atau tidak, apakah konflik nilai yang
menonjol dalam keluarga, bagaimana kelas sosial keluarga,

11
bagaimana kelas sosial keluarga, bagaimana latar belakang
budaya yang mempengaruhi nilai- nilai keluarga, serta
bagaimana nilai-nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan
keluarga.

E. Fungsikeluarga

1. Fungsiafektif

Mengkaji gambaran diri anggota keluarga.Perasaan memiliki dan


dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga
lainnya, kehangatan pada keluarga, serta keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.

2. Fungsisosialisasi

Bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga dan sejauh


mana anggota keluarga belajar displin, norma atau budaya dan
perilaku.

3. Fungsi perawatankesehatan

Sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, dan


perlindungan terhadap anggota yang sakit.Pengetahuan keluarga
mengenai konsep sehat sakit. Kesanggupan keluarga melakukan
pemenuhan tugas perawatan keluarga, di antaranya adalah
sebagai berikut:

a. Mengenal masalahkeperawatan

Sejauh mana keluarga mengenal fakta-fakta dari masalah


kesehatan meliputi: pengerian, tanda dan gejala, penyebab,
serta yang mempengaruhi persepsi keluarga terhadap masalah

12
b. Mengambil keputusan

Mengenai tindakan kesehatan yang tepat. Sejauh mana


keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,
bagaimana masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah
yang dialami, takut akibat dari tindakan penyakit, mempunyai
sikap negatif terhadap masalah kesehatan, dapatkah
menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya
terhadap tenaga kesehatan, serta mendapat informasi yang
salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.

c. Merawat anggota keluarga yangsakit

Sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya,


mengetahui sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan; mengetahui sumber-sumber yang ada dalam
keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab,
keuangan, fasilitas fisik,psikososial).Mengetahui keberadaan
fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga
terhadap yang sakit.

d. Memeliharalingkungan

Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber yang


dimiliki, keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan,
mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan
antaranggota keluarga pada praktik lingkungan. Apakah saat
ini keluarga terpapar polusi udara, air, atau kebisingan dari
lingkungan tempat tinggalnya, apa yang dilakukan keluarga
untuk mencegah penyakit, siapa orang yang berperan
membuat keputusan terkait masalah kesehatan keluarga, serta
bagaimana pengetahuan keluarga cara perawatan anggota

13
keluarga yangsakit

e. Menggunakan fasilitas/pelayanankesehatan

Apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan,


memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas
kesehatan, memahami keuntungan yang diperoleh dari
fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga terhadap
petugas kesehatan, dan fasilitas kesehatan tersebut terjangkau
oleh keluarga.

f. Fungsi reproduksi

Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota


keluarga, serta metode apa yang digunakan keluarga dalam
mengendalikan jumlah anggota keluarga.

g. Fungsi ekonomi

Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan


sandang, pangan, dan papan.Bagaimana keluarga
memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat guna
meningkatkan status kesehatan keluarga.

F. Stress dan koping keluarga

1. Stressor jangka pendek, yaitu stressor yang dialami keluarga yang


memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6bulan.

2. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang saat ini dialami yang
memerlukan penyelesaian lebih dari 6bulan.

3. Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi atau

14
stressor,mengkaji sejauh mana keluarga berespons terhadap situasi
ataustressor.

4. Strategi koping yang digunakan, strategi koping apa yang


digunakan keluarga bila menghadapipermasalahan.

5. Strategi adaptasi disfungsional, menjelaskan adaptasi


disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapipermasalahan.

G. Pemeriksaanfisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.Metode


yang digunakan pada pemeriksaan ini tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik.

H. Harapankeluarga

Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga terhadap


petugas kesehatan yang ada.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,


keluarga atau masyarkat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan
data dan analisis data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan
tindakan- tindakan dimana perawat bertanggung jawab untuk
melaksanakannya.

Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil penghasilan


terhadap msalaah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungn keluarga,

15
struktur keluarga, fungsi-fungsi keluaraga, kping keluarga, bsik yang bersifat
actual, risiko maupun sejahtera diman perawat memiliki kewenangan dan
tanggung jawab untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-sama
dengan keluraga, berdasarkan kemampuaan, dan sumber daya keluarga .

Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang


didapatkan pada pengkajian. Komponen diagnose keperawatan meliputi
problem atau masalah, etiologi atau penyebab, dan sign atau tanda yang
selanjutnya dikenal dengan PES.

a. problem atau masalah(P)

b. etiology atau penyebab(E)

c. sign atau tanda (S)

Tipology dari diagnosis keperawatan.

a. Diagnosis actual (terjadi atau gangguankesehatan)


Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan, di mana masalah kesehatan yang di alami oleh
keluarga memerlukan bantuan untuk segera ditangani dengan cepat. Pada
diagnosis keperawatan aktual, factor yang berhubungan merupakan
etiologi, atau factor penunjang lain yang telah mempengaruhi perubahab
status kesehatan. Sedangkan factor tersebut dapat dikelompokkan ke
dalam empat kategori, yaitu:

1) patofisiologi ( biologi ataupsikologi)


2) tindakan yang berhubungan
3) situasional (lingkungan,personal)
4) maturasional

b. Diagnosis risiko tinggi (ancamankesehatan)

16
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan,
tetapi tanda tersebut dapat menjadi masalah aktual apabila tidak segera
mendapatkan bantuan pemecahan dari tim kesehatan atau keperawatan.
Faktor-faktor risiko untuk diagnosis risiko dan risiko tinggi
memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien
atau kelompok. Faktor ini memebedakan klien atau kelompok risiko tinggi
dari yang lainnya pada populasi yang sama yang mempunyai risiko.
c. Diagnosis potensial (keadaan sejahtera atauwellness)
Suatu keadaan jika keluarga dalam keadaan sejahtera, kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan.Diagnosis keperawatan sejahtera tidak
mencakup faktor- faktor yang berhubungan.Perawat dapat
memperkirakan kemampuan atau potensi keluarga dapat ditingkatkan kea
rah yang lebih baik.
Setelah data dianalisis, kemungkinan perawat menemukan lebih
dari satu masalah.Mengingat keterbatasan kondisi dan sumber daya yang
dimiliki oleh keluarga maupun perawat, maka masalah-masalah tersebut
tidak dapat ditangani sekaligus. Oleh karena itu, Perawat kesehatan
masyarakat dapat meyusun prioritas masalah kesehatan keluarga .
Menurut Bailon dan Maglaya (1978), prioritas masalah kesehatan
keluarga dengan menggunakan proses scoring.

No Kriteria Skor Bobot

1 Sifat masalah 1

17
18
Tidak / kurang sehat 3

Ancaman kesehatan
2
Krisis atau keadaan sejahtera
1

2 Kemungkinan masalah dapat 2


diubah

Dengan mudah 2

Hanya sebagian
1
Tidak dapat
0

3 Potensi masalah dapat diubah 1

Tinggi 3

Cukup
2
Rendah
1

4 Menonjolnya masalah 1
19
Proses scoring dilakukan untuk diagnosis keperawatan dengan cara berikut ini.

1. tentukan skor untuk setiap criteria yang telahdibuat.

2. Skor/angak tertinggi Xbobot

3. jumlahkanlah skor untuk semua criteria, skor tertinggi adalh 5. Sama


dengan seluruh bobot.

3. Perencanaan keperawatan (Intervensi)


rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang
direncanakan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau
mengatasi masalah kesehatan/masalah keperawatan yang telah diidentifikasi,
rencana keperawatan yang berkualitas akan menjamin keberhasilan dalam
mencapai tujuan serta penyelesaian masalah. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam mengembangkan keperawatan keluarga diantaranya.
a. rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis yang menyeluruh
tentang masalah atau situasi keluarga
b. rencana yang baik harus realitas, artinya dapat dilaksanakan dan dapat
menghasilkan apa yangdiharapakan.
c. rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi
kesehatan.
d. rencana keperawatan dibuat bersama dengan keluarga. Hal ini sesuai
dengan prinsip bahwa perawat bekerja bersama keluarga bukan untuk
keluarga.
e. rencana asuhan keperawatan sebaiknya dibuat secara tertulis. Hal ini
selain berguna untuk perawat juga akan berguna bagi anggota tim
kesehatan lainnya, khususnya perencanaan yang telah disusun untuk
keluarga tersebut. Selain itu, dengan membuat rencanaasuhan
keperawatan secara tertulis akan membantu mengevaluasi
perkembangan masalahkeluarga.

20
4. Pelaksanaan keperawatan (Implementasi)

pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan


keluarga di mana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan
minat keluarga dalam mengadakan perbaikan kea rah perilaku hidup sehat.
Adanya kesulitan, kebingungan, serta ketidakmampuan yang dihadapi
keluarga harus menjadikan perhatian.Oleh karena itu, diharapakan perawat
dapat memberikan kekuatan dan membantu mengembangkan potensi-potensi
yang ada, sehingga keluarga mempunyai kepercayaan diri dan mandiri dalam
menyelesaikan masalah.Guna membangkitkan minat keluarga dalam
berperilaku hidup sehat, maka perawat harus memahami teknik-teknik
motivasi.

21
5. Evaluasikeperawatan

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilain


dilakukan untuk melihat keberhasilannya.Bila tidak/belum berhasil, maka
perlu disusun rencana baru yang sesuai.Semua tindakan keperawatan mungkin
tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga.Oleh karena itu,
kunjungan dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan
kesedihan keluarga.Langkah-langkah dalam mengevaluasi pelayanan
keperawatan yang diberikan, baik kepada individu maupun keluarga adalah
sebagaiberikut.

a. Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan bagaimana


keluarga mengatasi masalahtersebut.

b. Tentukan bagaimana rumusan tujuan perawatan yang akandicapai.

c. Tentukan kriteria dan standar untuk evaluasi. Kriteria dapat berhubungan


dengan sumber proses atau hasil, bergantung kepada dimensi evaluasi
yangdiingunkan.

d. Tentukan metode atau teknik evaluasi yang sesuai serta sumber-sumber


data yang diperlukan.

e. Bandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan) dengan kriteria dan


standar untuk evaluasi.

f. Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang tidak optimal atau


pelaksanaan yang kurangmemuaskan.

g. Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai, perlu ditentukan


alasan kemungkinan tujuan tidak realistis, tindakan tidak tepat, atau

22
kemungkinan ada faktor lingkungan yang tidak dapatdiatasi.

Ada empat tingkatan keperawatan keluarga yaitu


a. Level 1
Keluarga menjadi latar belakang individu/anggota keluarga dan
fokus pelayanan keperawatan di tingkat ini adalah individu yang
akan dikaji dan diintervensi
b. Level 2
Keluarga merupakan penjumlahan dari anggota-anggotanya,
masalah kesehatan/ keperawatan yang sama dari masing-
masing anggota akan diintervensi bersamaan, masing-masing
anggota dilihat sebagai unit yang terpisah.
c. Level 3
Fokus pengkajian dan intervensi keperawatan adalah su-sistem
dalam keluarga, anggota-anggota keluarga dipandang sebagai
unit yang berinteraksi, fokus intervensi : hubungan ibu dengan
anak:hubungan perkawinan,dll.
d. Level 4
Seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan menjadi fokus
utama dari pengkajian dan perawatan, keluarga menjadi fokus
dan individu sebagai latar belakang. Keluarga dipandang
sebagai interaksional system, fokus intervensi: dinamika internal
keluarga;struktur dan fungsi keluarga; hubungan sub-system
keluarga dengan lingkungan luar.(Friedman, 2010)

23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masingmasing yang merupakan bagian dari keluarga. (Friedmen, 1998 dalam
Nurhayati, 2010).

Keluarga adalah salah satu aspek terpenting dari perawatan. Keluarga


merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang merupakan entry point dalam upaya
mencapai kesehatan masyarakat secara optimal. Keluarga juga disebut sebagai sistem
sosial karena terdiri dari individu-individu yang bergabung dan berinteraksi secara
teratur antara satu dengan yang lain yang diwujudkan dengan adanya saling
ketergantungan dan berhubungan untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini,
keluarga mempunyai anggota yang terdiri dari ayah, ibu dan anak atau sesama
individu yang tinggal di rumah tangga tersebut (Andarmoyo, 2012).

3.2 Saran

Hal-hal yang perhatikan dalam menentukan diagnosis keprawatan :

1. Berorientasi kepada klien, keluarga dan masyarakat


2. Bersifat aktual atau potensial
3. Dapat di atasi dengan intervensi keprawatan
4. Menyatakan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat, serta
faktor-faktor penyebab timbulnya masalah tersebut

24
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga riset, teori dan praktek.
Jakarta: EGC.

Andarmoyo, S. 2012. Keperawatan Keluarga: Konsep Teori, Proses dan Praktik


Keperawatan.Yogyakarta: Graha Ilmu.

DEPKES RI. 2010. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan Keluarga.


Jakartas. : Depkes RI

Kholifah, Siti Nur. (2016). Keperawatan Gerontik. Jakarta Selatan: Kemenkes RI

25

Anda mungkin juga menyukai