PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masingmasing yang merupakan bagian dari keluarga. (Friedmen, 1998 dalam
Nurhayati, 2010).
1
merupakan salah satu area pelayanan keperawatan di masyarakat dengan
memobilisasi sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan sumber-
sumber dari profesi lain (Depkes RI,2010)
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a. Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggotakeluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan seluruh
anggota keluarga. Contohnya, apakah keluarga mengerti tentang pengertian
dan gejala kencing manis yang diderita oleh anggotakeluarganya?
b. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk membawa
anggota keluarga kepelayanan kesehatan. Contoh, segera memutuskan untuk
memeriksakan anggota keluarga yang sakit kencing manis
kepelayanankesehatan.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan.
Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Contoh, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit kencing
manis,yaitu memberikan diet DM, memantau minum obat antidiabetik,
mengingatkan untuk senam, dan kontrol ke pelayanankesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan yangkondusif.
Kemampuan keluarga dalam mengatur lingkungan, sehingga mampu
mempertahankan kesehatan dan memelihara pertumbuhan serta
perkembangan setiap anggota keluarga. Contoh, keluarga menjaga
kenyamanan lingkungan fisik dan psikologis untuk seluruh anggota keluarga
termasuk anggota keluarga yangsakit.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan
perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.Contoh,
keluarga memanfaatkan Puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas pelayanan
kesehatan lain untuk anggota keluarganya yangsakit.
4
Adapun yang menjadi sasaran asuhan keperawatan keluarga menurut
DEPKES RI, 2010 yaitu:
a. Keluargasehat
Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi tidak
mempunyai masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi terkait
dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh kembang
keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada promosi kesehatan
dan pencegahanpenyakit.
b. Keluarga risiko tinggi dan rawankesehatan
Keluarga risiko tinggi dapat didefinisikan, jika satu atau lebih anggota
keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki kebutuhan untuk
menyesuaikan diri, terkait siklus perkembangan anggota keluarga dan
keluarga dengan faktor risiko penurunan status kesehatan.
c. Keluarga yang memerlukan tindaklanjut
Keluarga yang memerlukan tindak lanjut merupakan keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan
keperawatan atau kesehatan, misalnya klien pasca hospitalisasi penyakit
kronik, penyakit degeneratif, tindakan pembedahan, dan penyakitterminal.
5
A. Data umum
1. Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada,
pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang
terdiri atas nama, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan
dengankepala keluarga, status imunisasi dari masing-masing
anggota keluarga, genogram (genogram keluarga dalam tiga
generasi)
2. Tipe keluarga, menjelaskan tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluargatersebut
3. Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal suku
bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku
bangsa terkait dengan kesehatan.
4. Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatanseperti:
a) Apakah ada anggota keluarga yang berbeda dalam
keyakinan beragamanya.
b) Bagaimana keterlibatan keluarga dalam kegiatan agama atau
organisasi keagamaan.
c) Agama yang dianut olehkeluarga.
d) Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang
dianut dalam kehidupan keluarga, terutama dalam
halkesehatan.
5. Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga
ditentukan oleh pendapatan, baik dari kepala keluarga maupun
anggota keluarga lainnya. Selain status sosial ekonomi keluarga
ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh
keluarga serta barang- barang yang dimilki oleh keluarga.
6. Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga
tidak hanya dilihat kapan keluarga pergi bersama-sama untuk
mengunjungi tempat rekreasi, namun dengan menonton TV dan
6
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi, selain itu
perlu dikaji pula oenggunaan waktu luang atau senggangkeluarga.
C. Pengkajianlingkungan
1. Karakteristik Ruma
7
sendiri atau menyewa rumah untuk tempattinggal.
8
h. Perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau
penataan rumahmereka.
9
pemberangkatan, dan lainnya). Untuk keluarga/komunitas.
3. Mobilitas geografiskeluarga
D. Struktur keluarga
1. Pola-pola komunikasikeluarga
10
komunikasi secara langsung atau tidak, pesan emosional (positif
atau negative), frekuensi, dan kualitas komunikasi yang
berlangsung.Adakah hal-hal yang tertentu dalam keluarga untuk
didiskusikan.
2. struktur kekuatankeluarga
11
bagaimana kelas sosial keluarga, bagaimana latar belakang
budaya yang mempengaruhi nilai- nilai keluarga, serta
bagaimana nilai-nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan
keluarga.
E. Fungsikeluarga
1. Fungsiafektif
2. Fungsisosialisasi
3. Fungsi perawatankesehatan
a. Mengenal masalahkeperawatan
12
b. Mengambil keputusan
d. Memeliharalingkungan
13
keluarga yangsakit
e. Menggunakan fasilitas/pelayanankesehatan
f. Fungsi reproduksi
g. Fungsi ekonomi
2. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang saat ini dialami yang
memerlukan penyelesaian lebih dari 6bulan.
14
stressor,mengkaji sejauh mana keluarga berespons terhadap situasi
ataustressor.
G. Pemeriksaanfisik
H. Harapankeluarga
2. Diagnosa Keperawatan
15
struktur keluarga, fungsi-fungsi keluaraga, kping keluarga, bsik yang bersifat
actual, risiko maupun sejahtera diman perawat memiliki kewenangan dan
tanggung jawab untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-sama
dengan keluraga, berdasarkan kemampuaan, dan sumber daya keluarga .
16
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan,
tetapi tanda tersebut dapat menjadi masalah aktual apabila tidak segera
mendapatkan bantuan pemecahan dari tim kesehatan atau keperawatan.
Faktor-faktor risiko untuk diagnosis risiko dan risiko tinggi
memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien
atau kelompok. Faktor ini memebedakan klien atau kelompok risiko tinggi
dari yang lainnya pada populasi yang sama yang mempunyai risiko.
c. Diagnosis potensial (keadaan sejahtera atauwellness)
Suatu keadaan jika keluarga dalam keadaan sejahtera, kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan.Diagnosis keperawatan sejahtera tidak
mencakup faktor- faktor yang berhubungan.Perawat dapat
memperkirakan kemampuan atau potensi keluarga dapat ditingkatkan kea
rah yang lebih baik.
Setelah data dianalisis, kemungkinan perawat menemukan lebih
dari satu masalah.Mengingat keterbatasan kondisi dan sumber daya yang
dimiliki oleh keluarga maupun perawat, maka masalah-masalah tersebut
tidak dapat ditangani sekaligus. Oleh karena itu, Perawat kesehatan
masyarakat dapat meyusun prioritas masalah kesehatan keluarga .
Menurut Bailon dan Maglaya (1978), prioritas masalah kesehatan
keluarga dengan menggunakan proses scoring.
1 Sifat masalah 1
17
18
Tidak / kurang sehat 3
Ancaman kesehatan
2
Krisis atau keadaan sejahtera
1
Dengan mudah 2
Hanya sebagian
1
Tidak dapat
0
Tinggi 3
Cukup
2
Rendah
1
4 Menonjolnya masalah 1
19
Proses scoring dilakukan untuk diagnosis keperawatan dengan cara berikut ini.
20
4. Pelaksanaan keperawatan (Implementasi)
21
5. Evaluasikeperawatan
22
kemungkinan ada faktor lingkungan yang tidak dapatdiatasi.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masingmasing yang merupakan bagian dari keluarga. (Friedmen, 1998 dalam
Nurhayati, 2010).
3.2 Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga riset, teori dan praktek.
Jakarta: EGC.
25