Anda di halaman 1dari 14

Macam-macam agen infeksius JAMUR

o Virus o Jamur atau cendawan merupakan


mahluk hidup dari golongan
o Bakteri tumbuhan yang tidak memiliki
klorofil atau zat hijau daun.
o Jamur
o Daur hidup jamur ini tergantuk pada
o Parasit mahluk hidup lain atau makanan
o Ricketsia yang sudah tersedia.

VIRUS o Beberapa jenis jamur yang


menguntungkan manusia antara lain,
o Virus merupakan organisme yang Penicillium notatum, dan
berukuran sangat kecil. Streptomyces gryseus.

o Ukuran virus yang sangat kecil o Pernyakit pada manusia yang


tidak bisa dilihat dengan mikroskop disebabkan oleh jamur antara lain
biasa (diidentifikasi dengan Phtyriasis Versikolor, Tinea, dan
mikroskop elektron) lain-lain

o Penyakit yang disebabkan oleh CACING


virus, antara lain: Varicella,
parotitis,DHF, rabies, flu burung, o Beberapa jenis cacing yang dapat
dan lain-lain. menimbulkan penyakit pada manusia
antara lain, cacing gelang, cacing
RICKETSIA kremi, cacing pita, cacing tambang,
dan sebagainya.
o Ricketsia merupakan benda-benda
hidup yang berukuran sangat kecil, Cara mikroorganisme
tetapi tidak sekecil virus. menyerang/invasi ke pejamu/ manusia
melalui tahapan sebagai berikut
o Untuk dapat melihat ricketsia maka
diperluakan mikroskop elektron. 1. Sebelum pindah ke pejamu (calon
penderita), mikroba patogen hidup dan
o Beberapa penyakit pada manusia berkembang biak pada reservoir
yang disebabkan oleh ricketsia antara (orang/penderita, hewan, benda–benda lain).
lain: scrubtyphus, shoptyphus,
exanthematicus, dan lain-lain. 2. Untuk mencapai pejamu (calon
penderita), diperlukan adanya mekanisme
BAKTERI penyebaran.
o Bakteri merupakan organisme yang 3. Untuk masuk ke tubuh pejamu (calon
berukuran mikroskopis, tidak dapat penderita), mikroba patogen memerlukan
dilihat oleh manusia, dan ukurannya pintu masuk (port d’entrée) seperti
lebih besar daripada virus maupun kulit/mukosa yang terluka, hidung, rongga
ricketsia. mulut, dan sebagainya.Adanya tenggang
waktu saat masuknya mikroba patogen
o Beberapa diantara jenis bakteri dapat
melalui port d’entrée sampai timbulnya
menimbulkan penyakit pada
manifestasi klinis, untuk masing – masing
manusia. Namun, tidak semua
mikroba patogen berbeda–beda.
bakteri bisa menimbulkan penyakit
pada manusia, 4. Pada prinsipnya semua organ tubuh
pejamu dapat terserang oleh mikroba
o Beberapa jenis bakteri yang dapat
patogen, namun berbeda mikroba patogen
menimbulkan penyakit menular pada
secara selektif hanya menyerang organ–
manusia antara lain : TBC, Morbus
organ tubuh tertentu dari pejamu/target
Hansen/Lepra, dysentrie, dan lain-
organ.
lain
5. Besarnya kemampuan merusak dan Perantara dari transimisi tidak langsung :
menimbulkan manifestasi klinis dari
mikroba patogen terhadap pejamu dapat 1. Vehicle Borne
dinilai dari beberapa faktor berikut.
Sebagai media perantara penularan
a. Infeksivitas adalah barang/bahan yang terkontaminasi
seperti peralatan makan, minum, alat-alat
Besarnya kemampuan mikroba bedah/kebidanan, peralatan laboratorium,
patogen melakukan invasi, berkembang biak peralatan infus/transfusi.
dan menyesuaikan diri, serta bertempat
tinggal pada jaringan tubuh pejamu. 2. Vektor Borne

b. Patogenitas Sebagai media perantara adalah vektor


(serangga) yang memindahkan mikroba
Derajat respons/reaksi pejamu untuk patogen ke pejamu
menjadi sakit.
Vektor borne ada 2 cara :
c. Virulensi
a. Cara Mekanis
Besarnya kemampuan merusak
mirkoba patogen Pada kaki serangga melekat
kotoran/sputum mikroba patogen, lalu
terhadap jaringan pejamu. hinggap pada makanan/minuman, dimana
selanjutnya akan masuk ke saluran cerna
d. Toksigenitas pejamu.
Besarnya kemampuan mikroba b. Cara Bologis
patogen untuk menghasilkan toksin, di mana
toksin berpengaruh dalam perjalanan Sebelum masuk ke tubuh pejamu,
penyakit. mikroba mengalami siklus
perkembangbiakkan dalam tubuh
e. Antigenitas vektor/serangga, selanjutnya mikroba
dipindahkan ke tubuh pejamu melalui
Kemampuan mikroba patogen
gigitan.
merangsang timbulnya mekanisme
pertahanan tubuh/antibodi pada diri pejamu. 3. Food Borne
Kondisi ini akan mempersulit mikroba
patogen itu sendiri untuk berkembang biak, Makanan dan minuman adalah media
karena melemahnya respons pejamu menjadi perantara yang cukup efektif untuk
sakit. menyebarnya mikroba patogen ke pejamu,
yaitu melalui saluran cerna.
Mekanisme transmisi mikroba patogen ke
pejamu yang rentan melalui dua cara 4. Water Borne
1. Transmisi Langsung Kualitas air yang meliputi aspek fisik,
kimiawi, dan bakteriologis diharapkan
Penularan langsung oleh mikroba patogen ke terbebas dari mikroba patogen sehingga
pintu masuk yang sesuai dari pejamu. aman untuk dikonsumsi. Jika tidak, sebagai
Sebagai contoh adalah adanya sentuhan, media perantara, air sangat mudah
gigitan, ciuman, atau adanya droplet nuclei menyebarkan mikroba patogen ke pejamu,
saat bersin, batuk, berbicara atau saat melalui pintu masuk saluran cerna atau yang
transfusi darah dengan darah yang lainnya.
terkontaminasi mikroba patogen.
5. Air Borne
2. Transmisi Tidak Langsung
- Adanya udara yang terkontaminasi oleh
Penularan mikroba patogen yang mikroba patogen sangat sulit untuk
memerlukan media perantara baik berupa dideteksi.
barang/bahan, air, udara,
makanan/minuman, maupun vektor. - Mikroba patogen dalam udara masuk
ke saluran nafas pejamu dalam bentuk
droplet nuclei yang dikeluarkan oleh 3. Tahap Klinis
penderita saat batuk atau bersin, bicara atau
bernafas, melalui mulut atau hidung. - Merupakan tahap terganggunya fungsi
organ yang dapat memunculkan tanda dan
- Sedangkan debu merupakan partikel gejala penyakit.
yang dapat terbang bersama partikel
lantai/tanah. - Dalam perkembangannya, penyakit
akan berjalan secara bertahap.
- Penularan melalui udara ini umumnya
mudah terjadi di dalam ruangan yang - Pada tahap awal, tanda dan gejala
tertutup seperti di dalam gedung, penyakit masih ringan. Penderita masih
ruangan/bangsal/kamar perawatan, atau pada mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Jika
laboratorium klinik. bertambah parah, penderita sudah tidak
mampu lagi melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Tahap Akhir Penyakit
Perjalanan penyakit dapat berakhir
dengan 5 alternatif, yaitu:
a. Sembuh sempurna
Penderita sembuh secara sempurna,
artinya bentuk dan fungsi sel/jaringan/organ
tubuh kembali seperti sedia kala.
b. Sembuh dengan cacat

Dalam riwayat perjalanan penyakit, Penderita sembuh dari penyakitnya


pejamu yang peka akan berinterksi namun disertai adanya kecacatan. Cacat
dengan mikroba patogen yang secara dapat berbentuk cacat fisik, cacat mental,
alamiah akan melewati 4 tahap: maupun cacat sosial.

1. Tahap Rentan c. Pembawa ( carrier )

- Pada tahap ini pejamu masih dalam - Perjalanan penyakit seolah–olah


kondisi relatif sehat namun peka atau labil, berhenti, ditandai dengan menghilangnya
disertai faktor predisposisi yang tanda dan gejalan penyakit.
mempermudah terkena penyakit seperti
- Pada kondisi ini agen penyebab
umur, keadaan fisik, perilaku/kebiasaan
penyakit masih ada, dan masih potensial
hidup, sosial ekonomi, dan lain-lain. Faktor
sebagai sumber penularan.
predisposisi tersebut mempercepat
masuknya mikroba patogen untuk d. Kronis
berinteraksi dengan pejamu.
Perjalanan penyakit bergerak lambat,
2. Tahap Inkubasi dengan tanda dan gejala yang tetap atau
tidak berubah.
- Setelah masuk ke tubuh pejamu,
mikroba patogen mulai bereaksi, namun e. Meninggal dunia
tanda dan gejala penyakit belum tampak.
Akhir perjalanan penyakit dengan
- Saat mulai masuknya mikroba patogen adanya kegagalan fungsi–fungsi organ.
ke tubuh pejamu hingga saat munculnya
tanda dan gejala penyakit disebut inkubasi.
- Masa inkubasi satu penyakit berbeda
dengan penyakit lainnya, ada yang hanya
beberapa jam, dan ada pula yang bertahun-
tahun.
DESINFEKSI DAN STERILISASI Metode sterilisasi
PENGERTIAN 1. Panas
• Desinfeksi adalah destruksi A. Panas kering seperti pembakaran
mikroorganisme vegetatif tetapi tidak (insinerasi) dan oven.
sporanya
- Oven adalah sterilisasi dengan
• Sterilisasi adalah destruksi semua menggunakan udara panas. Alat-alat yang
mikroorganisme dan spora. disterilkan ditempatkan dalam oven dimana
suhunya dapat mencapai 160-180ºC.
• ANTISEPTIS, mencegah
pertumbuhan atau aktivitas - Oven digunakan untuk mensterilkan
mikroorganisme baik dengan cara alat-alat gelas seperi cawan petri,
menghambat atau membunuh; tabung reaksi, labu, dan sebagainya.
dipakai untuk zat-zat kimia terhadap
jaringan tubuh. - Pembakaran merupakan cara sterilisasi
yang 100% efektif, tetapi ini terbatas
• ANTISEPTIK, zat kimia yang penggunaanya.digunakan untuk
dipakai untuk maksud antiseptis. mensterilkan alat penanam kuman (jarum
ose/sengkelit), yakni dengan membakarnya
• -sid sampai pijar
akhiran untuk menunjukkan bahwa B. panas basah------ otoklaf
zat kimia yang dipakai mempu membunuh.
- Otoklaf serupa dengan tangki minyak
bakterisid, sporosid. yang dapat diisi dengan uap air, yang
mensterilkan adalah panas basah, bukan
• -statik
tekanannya. Oleh karena itu setelah air di
akhiran untuk menunjukkan bahwa dalam tangki mendidih dan mulai terbentuk
zat kimia yang dipakai mampu mencegah uap air, maka uap air ini akan mengalir ke
pertumbuhan organisme tapi tidak ruang pensteril guna mendesak keluar semua
membunuhnya. udara di dalamnya.

bakteriostatik, fungistatik. - temperatur otoklaf diatur sampai 121ºC


dengan tekanan sekitar 1 atmosfer. Keadaan
JENIS-JENIS : tersebut dipertahankan selama 15-30 menit.
Metode desinfeksi 2. Radiasi
1. Desinfeksi panas (pasteurisasi) - Mikroorganisme di udara dapat
dibunuh dengan memakai sinar
- Desinfeksi panas adalah metode ultraviolet.
pilihan.
- Panjang gelombang yang dapat
- Rekomendasi saat ini adalah 65ºC membunuh mikroorganisme adalah
selama 10 menit, 71ºC selama 3 menit, atau 220-290 nm.
80ºC selama 1 menit 2.
- Radiasi yang paling efektif adalah
2. Desinfektan kimiawi 253,7 nm.
• bersifat kimiawi bersifat toksik, 3. Bahan kimia
korosif, tidak stabil dalam larutan,
dan mudah diinaktifkan oleh bahan - - Bahan kimia yang sering
organik digunakan untuk sterilisasi adalah
gas etilen oksida, gas formaldehida,
• Desifekstan kimiawi antara lain dan larutan glutaraldehida.
adalah fenolat larut jernih, hipoklorit,
glutaraldehida, alkohol, klorheksidin,
iodofor, heksaklorofen dan senyawa
ammonium kuaterner.
4. Filtrasi (penyaringan) • Obat yang terutama aktif terhadap
organisme positif-Gram, misalnya
• Merupakan sterilisasi secara penisilin, eritromisin, dan
mekanik. linkomisin.
• Penyaring secara fisik yang banyak • Obat yang terutama aktif terhadap
digunakan adalah dengan organisme negatif-Gram, misalnya
penggunaan filter khusus misalnya polimiksin dan asam nadiliksat
filter berkefeld, filter Chamberland,
dan filter Seitz. • Antibiotik spectrum luas yang aktif
terhadap organisme positif dan
• Jenis filter yang dipakai atau yang negatif-Gram, misalnya tetrasiklin,
akan digunakan tergantung pada kloramfenikol, ampisilin,
tujuan penyaringan dan benda yang sefalosporin, dan sulfonamid.
akan disaring.
• Golongan obat antimikroba :
penisilin, sefalosporin,
aminoglikosida, tetrasiklin, obat
antituberkulosis, kloramfenikol,
makrolid, nitrofuran, asam
nalidiksat, kuinolon, kotrimoksazol,
klindamisin, kolistin, polimiksin,
fusidin, vankomisin, teikoplamin,
dan metronidazol.

Obat antivirus
Pengobatan infeksi virus sulit karena

ANTIBIOTIK • Virus sangat kecil

- antibiotik adalah zat kimia yang secara • Infeksi biasanya sudah terbentuk
alamiah dihasilkan oleh organisme hidup sebelum pasien memperlihatkan
yang mampu menghambat pertumbuhan gejala.
organisme lain
• Banyak obat yang saat ini tersedia
- Antibiotik diresepkan secara luas untuk memiliki efek samping toksik yang
mengobati infeksi dan sebagai berat.
kemoprofilaksis
Golongan obat antivirus : asiklovir,
Situasi di mana kemoprofilaksis dapat idoksuridin,vidarabin, amantidin,
diberikan adalah : gansiklovir, zidovudin, didanosin, ritonavir,
dan interferon
• Pembedahan yang melibatkan usus
besar • Obat anti jamur

• Bedah ortopedi - Golongan anti jamur : nistatin,


amfoterisin, klotrimazol, mikonazol,
• Bedah jantung besar. ketokonazol, griseovulvin, dan flutitosin.
• Amputasi tungkai.
• Pengobatan gigi
• kontak dengan pasien meningitis
meningokokokus.
• Pelancong ke daerah endemik
malaria.
Terdapat 3 golongan :
IMUNOLOGI
o Imunologi Ilmu yang mempelajari
antigen, antiobodi dan fungsi
pertahanan tubuh host yang
diperantarai oleh sel, terutama yg
berhubungan dengan imunitas thd
penyakit, reaksi biologis
hipersensitifitas, alergi dan
penolakan benda asing.
o Imunitas : Daya tahan tubuh untuk
melawan penyakit  melawan
infeksi.
o Sistem imun : Semua sel dan
molekul yang terlibat dalam imunitas
tubuh dan merupakan suatu kesatuan
fungsional
o Respon imun :
Tanggap (respon) terhadap substansi
asing yang masuk ke dalam tubuh,
secara kolektif
Respon Imun Larut
1. Respon imun primer : respon imun  Biokimia
yang terjadi pada paparan pertama
dengan patogen. - lisozim (keringat, ludah, air mata,
ASI) menghancurkan dinding sel
2. Respon imun sekunder : respon imun kuman gram positif
yang terjadi setelah patogen yang
sama berusaha menginfeksi kembali - Laktoferin & asam neuraminik
(ASI)  anti bakterial E. coli &
Fungsi sistem imun : staphylococus
1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab - HCl, enzim proteolitik, empedu 
penyakit; menghancurkan & menghilangkan lingkungan ~ cegah infeksi bakteri
mikroorganisme atau substansi asing
(bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta - Laktoferin & transferin (dr
tumor) yang masuk ke dalam tubuh. makrofag)  ikat zat besi
2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati - Lisozim (dr makrofag)  hancurkan
atau rusak untuk perbaikan jaringan. kuman gram negatif
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang  Humoral
abnormal. Sasaran utama:
bakteri patogen & virus. Crp

» Leukosit merupakan sel imun utama - protein fase akut


(disamping sel plasma, makrofag, & sel
- kadar me pd infeksi akut,
mast).
kerusakan jaringan
o Sistem imun yang sehat adalah
- Cara kerja  opsonisasi  CRP
sistem imun yang seimbang yang
melapisi bakteri  shg mudah
bisa meningkatkan kemampuan
dikenali & dimakan oleh makrofag
tubuh dalam melawan penyakit.
 fagositosis >>

Interferon
- Glikoprotein yg dihasilkan sel tubuh
sbg respon thd infeksi virus
- Sifat antivirus parasit, keganasan
 induksi sel sekitar shg resisten thd - Sel T : dibentuk di sumsum tulang,
virus pematangan di timus
 aktifkan sel NK Antibodi dan limfosit T spesifik dapat
ditransfer secara pasif ke individu yang
Komplemen belum imun (naive)
imunisasi pasif.
- Komplemen meningkatkan fagositosis dgn
cara :
1. Menghancurkan membran bakteri
2. Melepas bahan kemotaktik  makrofag
>> ke tempat bakteri
3. Opsonisasi  memudahkan makrofag
mengenali dan memakan bakteri
- Terdiri dari 9 komponen  C1 – C9
Fungsi komplemen :
- Sitolisis  C5, 6, 7, 8, 9
Organ-organ yang terlibat dalam sistem
- Anafilatoksin  C3a, C4a, C5a imun.

- Kemotaksis  C3a, C5a, C567 o Organ-organ dalam sistem imun


dibedakan menjadi 2 golongan
- Kinin C2 bebas berdasarkan fungsinya dlm sistem
imun :
- Imunoderens  C3b, C4b
- organ limfoid primer (sentral).
Imunitas spesifik diperankan oleh 2 - organ limfoid sekunder (periferal).
sistem imun :
o Limfosit imatur akan mengalami
1. Imunitas humoral : maturasi shg menjadi matur didalam
organ limfoid primer menjadi
- Dibawakan oleh molekul (protein) sel imunokompeten.
serum yang mengenal dan mengeliminasi
antigen bebas (tidak terikat/bukan bagian) o Pada mamalia organ limfoid primer
sel disebut antibodi mengikat dan adalah :
bereaksi dengan antigen secara spesifik. - sumsum tulang (bone marrow)
maturasi sel B
- Diperankan oleh limfosit B - timus
maturasi sel T
- Limfosit B/Sel B : dibentuk &
dimatangkan di sumsum tulang o Organ limfoid sekunder
mengambil antigen dari jaringan atau
dari darah (sirkulasi) & memberi
2. Imunitas seluler (cell mediated tempat sel imunokompeten untuk
immunity) : berinteraksi secara efektif dengan
- Dibawakan oleh sel limfosit T, antigen.
mengenal antigen dipermukaan sel atau 1. Limfonodus mengkoleksi antigen dari
antigen nonself dan menghancurkan sel yang cairan intraseluler jaringan.
mengekspresikan antigen tsb.
2. Lien (limpa/spleen) menyaring
- Diperankan oleh limfosit T antigen dalam darah & sirkulasi
- Pertahanan thd bakteri intraseluler, sehingga dapat merespon infeksi sistemik.
virus, jamur,
3. Mucosa associated lymphoid tissue - Pada saat antigen masuk ke dalam
(MALT) pada traktus respiratorius, tubuh, IgM merupakan antibodi pertama
digestivus, genitourinarius (Peyer’s patch, yang dihasilkan tubuh untuk melawan
tonsil, adenoid) menangkap Ag yang masuk antigen tersebut.
via membran mukosa.
- IgM terbentuk segera setelah terjadi
infeksi dan menetap selama 1-3 bulan,
kemudian menghilang.
- Janin dalam rahim mampu
memproduksi IgM pada umur kehamilan
enam bulan.
- Jika janin terinfeksi kuman penyakit,
produksi IgM janin akan meningkat.
- IgM banyak terdapat di dalam darah,
tetapi dalam keadaan normal tidak
ditemukan dalam organ maupun jaringan.
 ANTIBODI
Adalah protein yang dapat  Immunoglobulin G (IgG)
ditemukan pada plasma darah dan - Terbentuk 2-3 bulan setelah infeksi
digunakan oleh system kekebalan
tubuh untuk mengidentifikasikan dan - Kadarnya meninggi dalam satu bulan,
menetralisir benda asing seperti
bakteri dn virus. menurun perlahan-lahan.

 Dapat bereaksi dgn Ag yg - Terdapat selama bertahun- tahun


struktural mendekati Ag penginduksi
dengan adar yang rendah.
Ab spesifik, shg menyebabkan 
Reaktifitas Silang (Cross reaction). - Beredar dalam tubuh dan banyak
 Antibodi diproduksi oleh tipe sel terdapat pada darah, sistem getah
darah yang disebut sel limfosit B.
bening,dan usus.
 Antibodi disebut juga
imunoglobulin - Senyawa ini memiliki efek kuat
 Antibodi diproduksi oleh tipe sel antibakteri maupun virus, serta
darah yang disebut sel limfosit B.
menetralkan racun.
 Antibodi disebut juga
imunoglobulin - Immunoglobulin dalam kolostrum

 Macam/bentuk: memberikan perlindungan kepada bayi

1. Ig M terhadap infeksi sampai sistem kekebalan

2. Ig G bayi dapat menghasilkan antibodi sendiri.

3. Ig A  Immunoglobulin A (IgA)

4. Ig D - Immunoglobulin A atau IgA ditemukan


pada bagian-bagian tubuh yang dilapisi oleh
5. Ig E selaput lendir, misalnya hidung, mata, paru-
paru, dan usus. IgA juga ditemukan di dalam
6. Immunoglobulin M (IgM) darah dan cairan tubuh lainnya, seperti air
mata, air liur, ASI, getah lambung, dan
- Antibodi ini terdapat pada darah, getah
sekresi usus.
bening, dan pada permukaan sel-sel B.
- Antibodi ini melindungi janin dalam asing.
kandungan dari berbagai penyakit. Sistemik lupus erimatosus
Rematik  Rhematoid arthritis, Diabetes
- IgA yang terdapat dalam ASI akan tipe I, Rematik jantung.
melindungi sistem pencernaan bayi terhadap
mikroba karena tidak terdapat dalam tubuh 3. Imunodefisiensi  sistem imun
bayi yang baru lahir. kehilangan
kapasitasnya mengenal dan
 Immunoglobulin D (IgD) mengeliminasi Ag.
- Immunoglobulin D atau IgD juga
Contoh :
terdapat dalam darah, getah bening.
o - Bayi lahir dengan kegagalan
- Pada permukaan sel-sel B, terdapat sintesis enzim adenosin deaminase
(ADA)  sistem imun gagal
dalam jumlah yang sangat sedikit. bereaksi dengan hampir semua jenis
- IgD ini bertindak dengan Ag  diisolasi dalam ruang steril
 hanya dapat diatasi dengan terapi
menempelkan dirinya pada permukaan gen.

sel-sel T, mereka membantu sel-sel T o - Acquired immunodeficiency


syndrome (AIDS)  sel TH dirusak
menangkap antigen. oleh infeksi HIV  immune
 Immunoglobulin E (IgE) paralysis  suseptibel
terhadap infeksi
- Immunglobulin E atau IgE merupakan mikroorganisme, virus dan
maligna.
antibodi yang beredar dalam aliran
darah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
imunitas :
- Antibodi ini kadang juga menimbulkan
reaksi alergi akut pada tubuh. Oleh karena 1. Usia
itu, tubuh seorang yang sedang mengalami
alergi memiliki kadar IgE yang tinggi. Infeksi lebih jarang terjadi pada usia
20-40 tahun sedangkan orang yang
- IgE penting melawan infeksi parasit, berusia lanjut atau sangat muda
misalnya skistosomiasis, yang banyak beresiko paling tinggi
ditemukan di negara-negara berkembang. Kemampuan menghasilkan respons
peradangan dan membentuk
Kelainan / malfungsi sistem imun. antibodi baru menurun seiring
dengan pertambahan usia
o Sistem imun yang bekerja tidak
normal  memberi respon / reaksi 2. Obat
tidak normal  menyebabkan
konsekuensi patologi tertentu pada Kortikosteroid menekan respons
individu ybs. peradangan dan menghambat
pembentukan antibodi.
1. Reaksi hipersensitivitas  respon Antibiotik mematikan flora tubuh
berlebihan  normal, mendorong timbulnya
reaksi alergi. Dipicu overproduksi IgE; superinfeksi oleh strain bakteri luar.
kompleks
IgE-Ag mengaktifkan sel mast 3. Radioterapi dan kemoterapi
mengalami
Pengobatan ini menekan hitung
degranulasi menghasilkan histamin  leukosit apabila sumsum tulang atau
alergi. jaringan limfatik terkena.
Pasien yang hitung netrofilnya
2. Autoimun  mengenal komponen self tertekan/neutropenia
sebagai Ag
sangat rentan terhadap infeksi. sebelumnya pernah terserang untuk pertama
Gangguan metabolik kalinya
Diabetes melitus dan penyakit 2. Penyebab penyakit: Rickettsia
keganasan dilaporkan mempunyai prowazekii.
efek menurunkan respon imun
sehingga meningkatkan kerentanan 3. Penyebaran penyakit
terhadap infeksi tapi mekanisme Penyakit ini ditemukan terutama didaerah
kerjanya belum jelas dan berbeda dingin dengan sanitasi yang jelek dan
untuk kedua penyakit ini kepadatan kutu sebagai vektor sangat tinggi.
Wabah yang besar dapat terjadi pada waktu
5. Malnutrisi
terjadi peperangan dan pada saat terjadi
Kegemukan menurunkan kelaparan.
kemampuan sembuh
Kekurangan gizi mengganggu semua 4. Reservoir:
aspek respon imun.
Manusia berperan sebagai reservoir dan
6. Imobilitas berperan dalam mempertahankan siklus
penularan pada periode antar wabah.
Berperan meningkatkan kerentanan Walaupun tupai terbang bukan sebagai
terhadap infeksi karena menghambat sumber utama penularan namun beberapa
drainase sekret pernapasan, kejadian sporadis dikaitkan dengan binatang
meningkatkan stasis urin, dan ini.
meningkatkan resiko ulkus yang
menyebabkan kerusakan sawar kulit. 5. Cara-cara penularan
7. Imunitas spesifik dan didapat
1) Kutu badan, Pediculus humanus
Imunitas tergantung antibodi dimana corporis yang mengisap darah
seseorang secara sengaja atau tidak penderita akut akan terkena infeksi
sengaja terpajang. kemudian dapat menularkan kepada
orang lain.
TUGAS I 2) Penderita penyakit Bill- Zinsser
dapat menginfeksi kutu dan dapat
I. Demam Tifus Wabahi Yang berperan sebagai fokus terjadinya
ditularkan oleh kutu (Louseborne KLB didaerah dimana densitas kutu
typhus,Typhus exanthematicus, tinggi.
Demam tifus klasik) 3) Kutu yang terinfeksi akan
mengeluarkan rickettsia melalui
1. Identifikasi kotorannya, biasanya kutu ini
Penyakit yang disebabkan oleh rickettsia mengeluarkan kotoran pada saat
dengan gejala klinis yang sangat bervariasi. mereka menghisap darah.
Penyakit kadangkala muncul mendadak 4) Orang terkena infeksi oleh karena
ditandai dengan sakit kepala, menggigil, secara tidak sengaja menggosok
lelah, demam dan sakit disekujur tubuh. kulitnya yang terkena kotoran kutu
Timbul bercak dikulit berbentuk makuler atau terinfeksi karena membunuh
pada hari kelima dan keenam, mulai muncul kutu yang sedang menghisap darah.
pada badan bagian atas kemudian menyerbu Rickettsia masuk melalui luka
keseluruh tubuh, namun penyebaran bercak gigitan kutu atau melalui abrasi kulit.
ini tidak mengenai muka, telapak tangan dan Inhalasi udara yang mengandung
telapak kaki. Muncul gejala toksemia yang pertikel kotoran kutu yang terinfeksi
jelas dan penyakit berakhir dengan dapat juga menyebabkan infeksi.
perbaikan yang cepat setelah 2 minggu Penularan oleh tupai terbang diduga
demam. Gejala klinis ringan tanpa bercak karena gigitan kutu binatang
dikullit dapat terjadi pada penderita anak- tersebut, namun hal ini belum
anak atau pada orang yang sebelumnya dibuktikan kebenarannya.
sudah mendapatkan imunisasi. Penyakit ini
dapat menyerang kembali setelah
6. Masa inkubasi: - Antara 1 - 2 minggu 5. Cara penularan
rata-rata 12 hari.
Kutu tikus yang terinfeksi (biasanya jenis
9. Cara-cara pemberantasan A. Upaya Xenopsylla cheopis) membuang kotoran
pencegahan pada waktu menghisap darah dan didalam
kotorannya mengandung rickettsia. Kotoran
1) Di daerah yang penduduknya hidup yang mengandung rikcettsia ini mencemari
dalam lingkungan dimana densitas luka gigita dan daerah kulit lainnya yang
kutunya tinggi, taburkan bubuk mengalami luka. Penularan kadang-kadang
insektisida yang punya efek residual dapat terjadi melalui inhalasi kotoran kering
pada pakaian dan pada tubuh orang yang infektif dari kutu tikus. Infeksi oleh
yang diduga mengandung kutu. rickettsia dapat terjadi pada opposums,
Lakukan dengan interval yang tepat. kucing, anjing, binatang liar dan domestik
Insektisida yang dipakai hendaknya lainnya. Penyakit pada binatang ini adalah
jenis yang efektif untuk membunuh sembuh dengan sendirinya, tapi dapat
kutu setempat. menular kepada manusia melaui kutu kucing
2) Perbaiki kondisi kesehatan Chenocephalides felis.
lingkungan dengan fasilitas air yang
mencukupi untuk mencuci pakaian III. TIFUS SCRUB
dan mandi. (Penyakit tsutsugamushi, demam tifus
3) Lakukan tindakan profilaktik
yang ditularkan oleh ngengat)
terhadap mereka yang tinggal
didaerah risiko tinggi dengan
1. Identifikasi
menaburkan insektisida yang
Penyakit yang disebabkan oleh rickettsia
mempunyai efek residual pada
yang ditandai dengan munculnya ulcus
pakaian atau dengan cara impregnasi.
primer pada kulit dengan bentuk “punched
out” pada bagian kulit yang digigit oleh
II. Demam Tifus Endemik yang larva ngengat yang terinfeksi.
ditularkan kutu (Murine typhus,
Shop typhus) Beberapa hari kemudian muncul demam,
sakit kepala, keringat berlebihan, injeksi
1. Identifikasi konjungtiva, limfadenopati.
Adalah penyakit yang disebabkan oleh
rickettsia yang perjalanan penyakitnya Seminggu setelah demam berlangsung
mirip dengan demam tifus wabahi yang muncul erupsi pada kulit yang berbentuk
ditularkan oleh kutu (louse), namun lebih makulopapuler berwarna merah gelap pada
ringan. bagian tubuh, menyebar ke tungkai dan
menghilang dalam beberapa hari. Sering
2. Penyebab Penyakit: – Rickettsia typhi disertai dengan batuk dan pada pemeriksaan
(Rickettsia mooseri); Rickettsia felis. radiologis pada paru ditemukan
pneumonitis.
3. Reservoir Tikus besar, tikus kecil dan
mamalia lainnya berperan sebagai reservoir. Tanpa dilakukan pengobatan dengan
Siklus penularan berlangsung melalui kutu antibiotika yang tepat demam hilang pada
pada tikus, biasanya jenis tikusnya adalah hari ke 14.
Rattus rattus, dan R. novergicus. Infeksi
biasanya berlangsung tanpa gejala. 2. Penyebab penyakit: Orientia
Mikroorganisme lain, Rikettsia felis tsutsugamushi yang secara serologis
ditemukan dalam siklus penularan dari ditemukan ada banyak strain yang berbeda.
kucing ke kucing melalui kutu kucing,
ditemukan di California bagian selatan dan 3.Reservoir:
mungkin juga ditemukan ditempat lain. Yang menjadi reservoir adalah stadium larva
Penularan dari kucing kepada opossums dari ngengat jenis Leptotrombidium
(binatang sejenis kucing). abamushi, L. Deliensis dan species jenis lain
tergantung wilayahnya. Species tersebut
yang paling umum diketahui sebagai vektor
trhadap manusia. Siklus penularan pada Kekebalan yang diperoleh dari
ngengat berlangsung melalui rute imunisasi dapat berupa kekebalan
transovarian. pasif maupun aktif (Ranuh et.al,
Scrub typhus 2011).

o Scrub typhus merupakan penyakit Tujuan Imunisasi


yang dapat ringan sampai berat dun
dapat nlembahayakan hidup, Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah
ditularkan kepada manusia melalui terjadinya penyakit tertentu pada seseorang,
gigitan tungau yang belum dewasa dan menghilangkan penyakit tersebut pada
yang dikenal sebagai "chigger". sekelompok masyarakat (populasi), atau
"Spotted fever: (demam yang disertai bahkan menghilangkannya dari dunia seperti
dengan bintik-bentik pada kulit), yang kita lihat pada keberhasilan imunisasi
disebabkan karena terinfeksi oleh cacar variola (Ranuh et.al, 2011).
salah satu dari berbagai spesies
rickettsia dari kelompok "spotted Manfaat Imunisasi
fever", dun ditularkan kepada
manusia oleh pejamu (hospes) Menurut Proverawati dan Andhini (2010)
vertebrata melalui gigitan capluk manfaat imunisasi
(tick) yang terinfeksi.
o Scrub typhus adalah penyakit infeksi a. Untuk Anak : Mencegah penderitaan
akut yang disebabkan oleh infeksi yang disebabkan oleh penyakit, dan
Orientia tsutsugamushi (Rickettsia kemungkinan cacat atau kematian.
tsutsugamushi) hal ini juga dikenal b. Untuk Keluarga : Menghilangkan
sebagai penyakit tsutsugamushi. kecemasan dan psikologi pengobatan
Infeksi scrub typhus terpelihara bila anak sakit. Mendorong
dialam sebagai “typhus island” pembentukan keluarga apabila orang
dalam siklus yang melibatkan tungau tua yakin akan menjalani masa
dan rodensia kecil. Pada tungau kanak-kanak yang nyaman. Hal ini
terjadi penularan transovarial dengan mendorong penyiapan keluarga yang
infeksi awal pada fase larva. terencana, agar sehat dan berkualitas.
c. Untuk Negara : Memperbaiki
TUGAS 2 tingkat kesehatan menciptakan
bangsa yang kuat dan berakal untuk
Pengertian Imunisasi melanjutkan pembangunan negara.
o Imunisasi berasal dari kata “imun”
yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi
Imunisasi merupakan pemberian
kekebalan tubuh terhadap suatu Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
penyakit dengan memasukkan 42 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan
sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh imunisasi, pasal 6 dinyatakan imunisasi
tahan terhadap penyakit yang sedang dasar merupakan imunisasi yang diberikan
mewabah atau berbahaya bagi kepada bayi sebelum berusia 1 (satu) tahun.
seseorang (Lisnawati, 2011). Adapun jenis imunisasi dasar pada bayi
o Imunisasi adalah suatu upaya untuk terdiri dari :
menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif 1. Imunisasi Hepatitis B bayi baru
terhadap suatu penyakit, sehingga lahir
bila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit Imunisasi hepatitis B adalah imunisasi yang
atau hanya mengalami sakit ringan diberikan untuk menimbulkan kekebalan
(Kemenkes RI, 2013). aktif terhadap penyakit hepatitis B, yaitu
o Imunisasi adalah cara untuk penyakit infeksi yang dapat merusak hati
meningkatkan kekebalan seseorang (Maryunani, 2010
terhadap suatu penyakit, sehingga
bila kelak terpajan pada penyakit Vaksin hepatitis B harus segera diberikan
tersebut ia tidak menjadi sakit. setelah lahir, mengingat vaksinasi hepatitis
B merupakan upaya pencegahan yang sangat Vaksin DPT-HB-Hib berupa suspense
efektif untuk memutuskan rantai penularan homogeny yang berisikan difteri murni,
melalui transmisi maternal dari ibu kepada toxoid tetanus, bakteri pertusis inaktif,
bayinya. antigen permukaan hepatitis B (HBsAg)
murni yang tidak infeksius dan komponen
Vaksin hepatitis B diberikan sebaiknya 12 Hib sebagai vaksin bakteri sub unit berupa
jam setelah lahir dengan syarat kondisi bayi kapsul polisakarida Haemophillus influenza
dalam keadaan stabil, tidak ada gangguan tipe b (Hib) tidak infeksius yang
pada paru-paru dan jantung (Maryunani, dikonjugasikan kepada protein toksoid
2010). tetanus (Kemenkes, 2013).
Vaksin ini digunakan untuk pencegahan
Vaksin diberikan secara intramuskular terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk
dalam. Pada neonatus dan bayi diberikan di rejan), hepatitis B dan infeksi Haemophilus
anterolateral paha, sedangkan pada anak influenza tipe b secara simultan. Strategic
besar dan dewasa, diberikan di regio deltoid. Advisory Group of Expert on Immunization
Interval antara dosis pertama dan dosis (SAGE) merekomendasikan vaksin Hib
kedua minimal 1 bulan, memperpanjang dikombinasi dengan DPT-HB menjadi
interval antara dosis pertama dan kedua vaksin pentavalent (DPT-HB-Hib) untuk
tidak akan mempengaruhi imunogenisitas mengurangi jumlah suntikan pada bayi.
atau titer antibodi sesudah imunisasi selesai. Penggabungan berbagai antigen menjadi
(Ranuh et.al, 2011). satu suntikan telah dibuktikan melalui uji
klinik, bahwa kombinasi tersebut secara
2. Imunisasi Bacillus Calmette Guerin materi tidak akan mengurangi keamanan dan
(BCG) tingkat perlindungan (Kemenkes, 2013).
Pemberian imunisasi DPT-HB-Hib
Imunisasi BCG bertujuan untuk diberikan sebanyak 3 (tiga) kali pada usia 2,
menimbulkan kekebalan aktif terhadap 3 dan 4 bulan. Pada tahap awal hanya
penyakit tuberculosis (TBC) pada anak diberikan pada bayi yang belum pernah
(Proverawati dan Andhini, 2010). mendapatkan imunisasi DPT-HB.

Bacille Calmette-Guerin (BCG) adalah 4. Imunisasi Polio


vaksin hidup yang dibuat dari myobacterium
bovis yang dibiak berulang selama 1-3 tahun Imunisasi polio merupakan imunisasi yang
sehingga didapatkan basil yang tidak virulen bertujuan mencegah penyakit poliomielitis.
tetapi masih mempunyai imunogenitas.
Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio
Vaksin BCG berisi suspensi myobacterium I, II, III, IV) dengan interval tidak kurang
bovis hidup yang sudah dilemahkan. dari 4 minggu. Imunisasi polio ulangan
Vaksinasi BCG tidak mencegah infeksi diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV,
tuberkulosis tetapi mengurangi resiko terjadi kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun)
tuberkulosis berat seperti meningitis TB dan dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun).
tuberkulosis milier (Ranuh et.al, 2011). Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes (0,1
ml) langsung kemulut anak. Setiap
Vaksin BCG diberikan pada umur < 2 bulan, membuka vial baru harus menggunakan
Kementerian Kesehatan menganjurkan penetes (dropper) yang baru (Proverawati
pemberian imunisasi BCG pada umur 1 dan Andhini, 2010). Dosis pertama dan
bulan dan sebaiknya pada anak dengan uji kedua diperlukan untuk menimbulkan
Mantoux (Tuberkulkin) negatif. Imunisasi respon kekebalan primer, sedangkan dosis
BCG ulangan tidak dianjurkan. ketiga dan keempat diperlukan untuk
meningkatkan kekuatan antibodi sampai
3. Imunisasi Diphteria Pertusis pada tingkat yang tertinggi (Lisnawati,
Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) 2011).
atau Diphteria Pertusis Tetanus-
Hepatitis B-Hemophilus influenza 5. Imunisasi Campak
type B (DPT-HB-HiB)
Imunisasi campak ditujukan untuk
memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit campak. pemberian vaksin campak
diberikan 1 kali pada umur 9 bulan secara
subkutan walaupun demikian dapat
diberikan secara intramuskuler dengan dosis
sebanyak 0,5 ml. Selanjutnya imunisasi
campak dosis kedua diberikan pada program
school based catch-up campaign, yaitu
secara rutin pada anak sekolah SD kelas 1
dalam program BIAS (Ranuh et.al, 2011).

2.4 Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar


Lengkap
Sesuai dengan Permenkes Nomor 42 tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi,
jadwal pemberian imunisasi dasar pada bayi
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi
Dasar pada Bayi Usia (0-11 bulan)
Waktu Jenis imunisasi
Pemberian yang diberikan
(usia)
0 bulan Hepatitis B0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1,
Polio 2
3 bulan DPT-HB-Hib 2,
Polio 3
4 bulan DPT-HB-Hib 3,
Polio 4
9 bulan Campak

Anda mungkin juga menyukai