Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan kesehatan di masyarakat Indonesia dimulai sejak pemerintah
Belanda. Memasuki zaman kemerdekaan salah satu tonggak penting perkembangan
kesehatan di Indonesia adalah konsep bahwa dalam pelayanan kesehatan di
masyarakat aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan lagi, baik dirumah
maupun di pelayanan kesehatan. Selanjutnya pada tahun 1956 dimulainya kegiatan
pengembangan kesehatan sebagai bagian dari upaya pengembangan kesehatan di
masyarakat. Selain itu upaya pencegahan penyakit menular juga dilaksanakan dengan
cara memperbaiki kesehatan lingkungan, gizi, perilaku dan kewaspadaan dini.
Di era globalisasi saat ini di tengah-tengah persaingan yang begitu ketat
seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka
sebagai perawat profesional dituntut mampu memberikan pelayanan yang terbaik
bagi masyarakat. Perawat profesional tidak hanya dilihat dari kemampuan menjaga
dan merawat klien saja tetapi bagaimana dia mampu memberikan pelayanan secara
menyeluruh baik aspek biologis, psikologis, sosial dan spritual dengan penuh
semangat dalam memberikan pelayanan yang di iringi dengan senyuman yang ikhlas
dan tulus.
Perbekalan ilmu kesehatan terhadap masyarakat juga harus diterapkan sedini
mungkin karena perkembangan pembangunan di bidang kesehatan dewasa ini
berkembang dengan pesat dan terjadi berbagai permasalahan yang sangat kompleks.
Hal ini tidak dapat dihindari sebagai akibat pengaruh tuntutan dari dalam maupun
luar negeri. Perkembangan kemajuan pada masyarakat yang cepat, adanya transisi
epidemiologi, transisi demografi, transformasi sosial menuntut kinerja seorang
perawat sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan untuk dapat bekerja lebih baik
dalam memberikan pelayanan secara langsung kepada masyarakat. Pelayanan
keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
dengan baik di Rumah Sakit, Puskesmas, Keluarga maupun masyarakat.
Saat ini masyarakat menuntut pelayanan yang lebih baik, bermutu dan biaya
terjangkau, sedangkan masalah lain di bidang kesehatan yang harus dihadapi perawat
kesehatan masyarakat bertambah banyak dan kompleks saja permasalahannya, untuk
itu diperlukan kemapuan perawat dalam menganalisis penyebab masalah dan perlu
dipertimbangkan juga faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan.
Menurut H.L Blum (1984) ada 4 faktor yang diperhatikan : faktor lingkungan, faktor
perilaku masyarakat, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan.
Praktek keperawatan profesional diartikan sebagai bentuk penampilan dari hsail
tindakan observasi, asuhan dan konseling dari kondisi sakit, cedera atau
ketidakberdayaan atau upaya dalam mempertahankan kesehatan atau mencegah
terjadinya penularan penyakit. Keperawatan komunitas merupakan salah satu bentuk
asuhan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat. Asuhan keperawatan
komunitas diberikan kepada individu, keluarga, kelompok-kelompok tertentu,
kelompok resiko tinggi dan masyarakat secara luas dan menyeluruh, yang bersifat
umum, komprehensif, pada semua umur/kalangan masyarakat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaporkan hasil kegiatan selama praktek profesi ( tanggal 18 Januari s.d 10
Februari 2010) serta tindak lanjut kegiatan Praktek Profesi Keperawatan oleh
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Harapan Ibu Jambi di
Kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung Agung Kabupaten Muaro Bungo.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan tentang gambaran umum wilayah Kampung
Pancuran Gading Dusun Tanjung Agung Kabupaten Muaro Bungo.
b. Menjelaskan masalah – masalah kesehatan yang terdapat di
Kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung Agung Kabupaten Muaro Bungo,
berdasarkan data kesehatan yang sudah dikumpulkan.
c. Menjelaskan kegiatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa
PSIK STIKES Harapan Ibu Jambi di Kampung Pancuran Gading Dusun
Tanjung Agung Kabupaten Muaro Bungo.
d. Menggambarkan rencana tindak lanjut kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh masyarakat di Kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung
Agung Kabupaten Muaro Bungo.

C. Manfaat Penulisan
1. Untuk masyaraka diharapkan laporan kegiatan ini dapat dijadikan
pedoman dalam melaksanakan kegiatan unutuk mengatasi masalah kesehatan di
Kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung Agung Kabupaten Muaro Bungo.
2. Untuk pihak yang terkait baik lintas program maupun lintas sektoral
diharapkan laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan bahan maupun data untuk
menyusun kebijakan dan program kerja dibidang kesehatan di masa yang akan
datang.
3. Untuk institusi Pendidikan diharapkan laporan hasil kegiatan ini menjadi
bahan perbandingan untuk profesi berikutnya dan menjadi bahan evaluasi
terhadap program atau kurikulum keperawatan yang telah ditetapkan.

D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan akhir praktek profesi keperawatan komunitas
adalah sebagai berikut :
 Bab I Pendahuluan
 Bab II Tinjauan Teoritis
 Bab III Pelaksanaan
 Bab IV Pembahasan
 Bab V Penutup
 Lampiran
LAPORAN HASIL WINDSHEILD SURVEY

DI KAMPUNG PANCURAN GADING DUSUN TANJUNG AGUNG


KABUPATEN MUARO BUNGO.

A. Pendahuluan

Sehubungan dengan pelaksanaan Profesi Komunitas di Kampung Pancuran


Gading Dusun Tanjung Agung Kabupaten Muaro Bungo, mahasiswa telah
melakukan pengamatan secara umum (wisheld survey) tentang geografi, lingkungan,
toopografi dan demografi yang dilaksanakan pada tanggal 19 - 21 Januari 2010.
Wiendshiel Survey ini dilakukan untuk mengetahui tentang masalah-masalah
kesehatan yang terjadi masyarakat Kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung
Agung Kabupaten Muaro Bungo khususnya asuhan keperawatan komunitas.
B. Core

1. Sejarah

Kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung Agung Kabupaten Bungo ini

awalnya merupakan Dusun Tanjung Agung. Kemudian dikembangkan menjadi 7

kampung.

2. Geografi

Kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung Agung Kabupaten Bungo.

sebelah barat berbatasan dengan Tanjung Agung, sebelah utara berbatasan dengan

perbatasan Kampung Pasar Pulai, sebelah timur berbatasan dengan Kampung

Gelugur dan sebelah selatan berbatasan dengan Kampung Simpang Tebat

3. Demografi
Usia penduduk Kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung Agung

Kabupaten Bungo sangat bervariasi yang terdiri dari bayi, balita, anak sekolah,

remaja, dewasa dan lansia

4. Etnic

Penduduk di Kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung Agung Kabupaten

Bungo mayoritas suku melayu dan beberapa suku pendatang diluar Propinsi

Jambi.

Analisa : Melihat kerukunan antara etnik yang berbeda maka

kemungkinan untuk konflik antar etnik tidak ada.

Masalah Keperawatan : Potensial terhadap dukungan peningkatan kesehatan.

5. Nilai dan Keyakinan

Terdapat sebuah Mushola di kampung pancuran gading dusun tanjung

agung kabupaten bungo, penduduknya mayoritas beragama islam dan sebagian

kecil beragama kristen.

Di kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung Agung Kabupaten Bungo

terdapat yasinan bapak-bapak yang di adakan setiap malam rabu yang di adakan

dari rumah ke rumah dan yasinan ibu-ibu pada hari jum’at yang di lakukan juga

dari rumah ke rumah

Analisa : Melihat kerukunan antar beragama, maka kemungkinan

untuk timbulnya konflik antar agama tidak ada. Adanya

tempat ibadah yang mudah dijangkau memungkinkan

masyarakat untuk meningkatkan kegiatan ibadahnya.

Masalah keperawatan : Potensial terhadap dukungan peningkatan kesehatan.


C. DELAPAN SUB SISTEM

1. Lingkungan Fisik

Perumahan di kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung Agung

Kabupaten Bungo mayoritas permanen, rata-rata rumah sudah mempunyai

halaman, namun pencahayaan dan ventilasi pada umumnya baik. Terdapat banyak

tanah kosong yang dimanfaatkan untuk berkebun karet. Penduduk sebagian besar

menggunakan air ledeng sebagai sumber air minum. Sebagian besar disekitar

rumah terdapat selokan namun tidak digunakan untuk saluran pembuangan air

karena keadaan got terlihat kering. Limbah Rumah Tangga banyak dibuang

dibelakang rumah dengan kondisi tergenang terdapat jentik-jentik nyamuk dan

sampah yang ditumpuk disekitar rumah, sebagian dibakar dan sebagian lagi

dibuang di sekitar lahan kosong tanpa dibakar.

Analisa : Tidak adanya tempat pembuangan sampah yang khusus

dan saluran limbah yang tidak lancar.

Masalah Keperawatan : Resiko tinggi terjadinya penyakit infeksi di kampung

Pancuran Gading Dusun Tanjung Agung Kabupaten

Bungo.

2. Pelayanan Kesehatan

Hasil windshield survey di kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung

Agung Kabupaten Bungo terdapat Puskesmas, dan posyandu gabungan dari


beberapa kampung di dusun Tanjung Agung. Di kampung Pancuran Gading tidak

terdapat praktek dokter dan hanya ada praktek bidan dan mantri.

Analisa : Adanya fasilitas kesehatan yaitu puskesmas dan

posyandu, sehingga data dan status kesehatan bayi,

balita, ibu hamil dan lansia dapat diketahui secara pasti.

Masalah Keperawatan : Promosi kesehatan kurang merata karena jangkauan

wilayah yang jauh dari tenaga kesehatan, sehingga

masyarakat mengabaikan tentang upaya pencegahan

penyakit infeksi.

3. Ekonomi

Kepala keluarga pada umumnya mempunyai mata pencaharian sebagai

buruh, petani, pegawai swasta, PNS, Pedagang, sebagai sumber mata pencaharian.

Analisa : Pertumbuhan tingkat ekonomi kurang merata

Masalah keperawatan :

4. Fasilitas Tranportasi :

Sarana yang di gunakan untuk keluar masuk di kampung pancuran gading

dusun tanjung agung kabupaten bungo umumnya menggunakan kendaraan pribadi

yaitu kendaraan beroda dua dan jasa ojek.

5. Komunikasi

Bahasa keseharian yang digunakan di wilayah kampung Pancuran Gading

Dusun Tanjung Agung Kabupaten Bungo adalah bahasa daerah yang

bersangkutan. Informasi yang di dapatkan penduduk biasanya dari pengumuman


yang di beritahukan melalui perkumpulan yasinan. Masyarakat sekitar umumnya

mempunyai televisi sebagai alat mendapatkan informasi dari luar.

Analisa : Perkumpulan yasinan merupakan pusat penyebaran

informasi di kampung Pancuran Gading Dusun

Tanjung Agung Kabupaten Bungo

Masalah keperawatan : -

6. Pendidikan

Tingkat pendidikan tiap kepala keluarga rata-rata adalah SD, SMP dan

SMU/SMK Sederajat dengan jumlah persentase terbesar adalah SMP.

Pada kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung Agung Kabupaten Bungo

terdapat fasilitas pendidikan formal yaitu SMK.

Analisa : pendidikan sudah dapat di berikan sedini mungkin di

sekolah.

Masalah keperawatan : -

7. Rekreasi

Tidak ada tempat khusus rekreasi. Keluarga memanfaatkan waktu luangnya

hanya untuk menonton tv.

8. Agama dan kepercayaan

80 % masyarakat kampung pancuran gading dusun tanjung agung kabupaten

bungo beragama islam.

9. Kesehatan dan morbiditas


Dari hasil wawancara dengan beberapa warga dan berdasarkan data dari

puskesmas di peroleh bahwa penyakit yang lebih dominan terjadi pada warga

kampung pancuran gading dusun tanjung agung kabupaten bungo adalah penyakit

asam urat, rematik dan maag. Hal ini terutama terjadi pada mereka yang berusia

diatas 50 tahun. Sedangkan pada balita dari hasil wawancara terhadap beberapa

masyarakat dan kader posyandu bahwa penyakit yang sering terjadi adalah

demam, pilk dan batuk.

Analisa : Banyak penyakit demam pilek dan batuk sehingga

penurunan status kesehatan

Masalah keperawatan: Resiko penurunan status kesehatan

10. Politik

Diwilayah kampung pancuran gading dusun tanjung agung kabupaten

bungo tidak ada markas besar politik tetapi ada gambar / poster partai politik di

beberapa tempat

11. Media

TV, Handphone, Majalah, Radio, Koran mudah didapat.

Masalah keperawatan: Resiko penurunan status kesehatan


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS


a. Pengertian
Konsep komunitas mempunyai arti yang sangat luas. Komunitas menurut
WHO (1974) adalah suatu kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas
wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanyasaling mengenal
dan berintegrasi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya.
Spradley (1985) menyatakan bahwa komunitas merupakan sekumpulan orang
yang saling bertukar pengalaman penting dalam hidupnya. Konsep komunitas
mencakup 3 dimensi yaitu orang, tempat dan fungsi. Orang adalah masyarakat,
tempat adalah daerah-daerah dan fungsinya mencakup tukjuan dan aktifitas dari
kominitas tersebut ( Stanhope M dan Lancaster J, 1996)
Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
berfokus pada kelompok resiko tinggi dari semua tingkat perkembangan dalam
upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui preventif, promotif tanpa
mengabaikan pelayanan rehabilitatif dan kuratif (Spidley dan Logan Dan Dakwin
dalam Sahar, 1995)
Keperawatan Kesehatan masyarakat (Komunitas) merupakan perpaduan
antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran seta aktif
masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif, preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh
dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sebagai satukesatuan yang utuh, melalui proses keprawatan untuk meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya
kesehatannya (Hasil Rapat kerja Keperawatan Masyarakat, 1989).
Keperawatan kesehatan merupakan pelayanan keperawatan proifesional
yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat dengan mempunyai konsep-
konsep, teori-teori, legalitas dan etika yang ditujukan kepada m,asyarakat yaitu
terutama balita, ibu hamil, ibu menyusui, lansia untuk mencapai derajat kesehatan
optimal melalui pencxegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan
menjamin ketergantungan pelayanan kesehatan yang dubutuhkan sesuai dengan
ekonomi masyarakat tersebut dengan melibatkan klien sebagi mitra dalam
peremcanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Dalam prakteknya keperawatan komunitas didasari oleh konsep
partnership, kolaborasi dan empowerman (Anderson dan Mc Farlane, 2000) ,
disamping kegiatan dalam kelompok (Swanson,1997). Dalam hubungan dengan
masyarakat sebagai tenaga kesehatan, perawat komunitas memiliki peran penting
dalam asuhan keperawatan seperti peran klinik, educator, advokator, conselor,
manager, colaborator, leadership, dan reseachter (Spidley dan Alexander, 2001)

b. Tujuan
Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara kesehatan untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal dan mewujudkan masyarakt yang sehat.
Dimana ciri-ciri masyarakat yang sehat antara lain
 Meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
 Dapat mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan
pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk
ibu dan anak
 Meningkatkan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar
yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menaikkan
mutu lingkungan
 Meningkatnya status gizi masyarakat berkaitan dengan meningkatnya status
ekonomi masyarakat
 Menuurunnya angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit

c. Sasaran
Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga, masyarakat, dan
kelompok khusus dalam keadaan sehat maupun sakit.
1) Individu
1. Individu di klinik / puskesmas
2. Individu di rumah
2) Keluarga
1. Keluarga yang teridentifikasi mempunyai atau potensial terjadinya
masalah, mampu mengenal masalah atau belum memanfaatkan
pelayanan kesehatan.
2. Keluarga yang sudah kontak dengan tenaga kesehatan tapi belum
mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah.
3. Keluarga yang sudah mampu mengambil keputusan untuk
memecahkan masalah tetapi belum mampu merawat anggota yang
sakit.

3) Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur,permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat
rawan terhadap masalah kesehatan dan termasuk diantaranya :

1. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat


perkembangan dan pertumbuhannya seperti
 Ibu hamil
 Bayi baru lahir
 Anak balita
 Anak usia sekolah
 Usia lanjut
2. Kelompok dengan kegiatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan perawatan, diantaranya:
 Penderita penyakit menular seperti TBC, Lepra, AIDS, dan
penyakit kelamin lainnya.
 Penderita penyakit yang tidak menular seperti, Diabetes Mellitus,
Jantung Koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain-lain.
3. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya,
 Wanita tuna susila
 Kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika
 Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
4. Lembaga sosial perawatan dan rehabilitasi diantaranya:
 Panti Werdha
 Panti asuhan
 Pusat-pusatrehabilitasi (cacat fisik, mental, sosial dll)
 Penitipananak balita
4) Masyarakat
1. Kelompok masyarakat yang terikat dalam institusi misalnya panti,
rutan dan lokalisasi WTS

2. Kelompok masyarakat yang tidak terikat dalam institusi misalnya,


karang werdha, karang taruna, KPKIA, kelompok remaja dan lain-lain

B. MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS


Komunitas sebagai model klien telah dikembangkan untuk mengambarkan
defenisi keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis keperawatan dan
kesehatan masyarakat. Model ini dinamakan sebagai model Partner. (Anderson E.T
McFarlane, 2000)
Penelitian yang telah dilakukan terhadap antara partisipasi masyarakat dan
proses perubahan. Bavelas menemukan bahwa kelompok berkembang lebih cepat
dalam keterampilan pemecahan masalah dari pada cara komunikasi langsung.
Ada lima tingkatan dalam proses keperawatan yaitu:
1. Tingakat 1 yaitu pengaturan orang-orang didalam kelompok
 Komitmen untuk bekerja sama
 Melibatkan orang yang cocok atau tepat
 Memutuskan untuk bertindak
2. Tingkat 2 yaitu membangun kepercayaan dan komitmen untuk pemecahan
masalah :
 Mengembangkan dasar pengetahuan umum
 Melakukan pengkajian komunitas
 Menjelaskan tujuan
 Mengembangkanmisis dan kehadiran
3. Mengembangkan rencana strategi untuk manajemen masalah:
 Mengembangkan alat-alat dan tehnik
 Merancang bentuk-bentuk pelayanan
 Menjelaskan hasil dan terget
 Melakukan anlisis
 Berfokus pada masyarakat target
4. Tindakan
 Evaluasi kemajuan
 Merumuskan strategi staf
 Melaksanakan strtegi pencapaian
5. Adapatasi atau penyesuaian model pada situasi dan mensolidkan program
dalam struktur organisasi :
 Adaptasi dan pengembangan prototype
 Mengembangkan pelatihan antar profesi
 Memperdalam budaya kolaborasi
 Merangsang strategi fiskal
 Membangun konstituensi komunitas
 Membangun struktur organisasi

C. PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Azaz Manfaat
Intervensi yang dilakukan harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian
2. Azaz Autonomi
Komunitas diberikan kebebasan untuk melakukan atau memilih alternatif yang
terbaik yang sesuai untuk komunitas
3. Azaz Keadilan
Melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas
komunitas (Nasrul Efendy, 1998)

FALSAFAH KEPERAWATAN KOMUNITAS


Falsafah keperawatan komunitas adalah:
1. Pelayanan kesehatan yang diberikan haruslah tersedia, dapat diterima dan
dijangkau masyarakat
2. Melibatkan penerima pelayanan, dalam melakukan tindakan penyelesaian
masalah
3. Kerjasama antara perawat dan masyarakat
4. Lingkungan akan mempengaruhi kesehatan masyarakat
5. Peningkatan dan pencegahan lebih efektif jika dilakukan secara dini
6. kesehatan merupakan tanggung jawab setiap individu

D. PERAN PERAWAT KOMUNITAS


1. Pemberi pelayanan kesehatan.
Perawat komunitas tidak hanya memberikan pelayanan pada individu tetapi juga
memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga dan komunitas termasuk
kelompok resiko tinggi.
2. Pendidik
Perawat komunitas memberikan pendidikkan dan penyuluhan kepada keluarga
dan masyarakat.
3. Pengelola
Perawat komunitas akan mengelola asuhan keperawatan
4. Konselor
Perawat komunitas akan memberikan bimbingan dan masukan kepada keluarga
dan masyarakat untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
5. Pembela klien (advokat)
Perawat komunitas akan membela klien.
6. Peneliti
Perawat komunitas juga melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan keperawatan komunitas.

E. PERBEDAAN KESEHATAN KLIEN DI RS DAN KOMUNITAS

Rumah Sakit Komunitas


1. Fokus pada pasien di RS 1. Fokus pada individu,
keluarga dan komunitas (termasuk kelompok
resiko tinggi)
2. Memberikan pelayanan kesehatan 2. Memberikan pelayanan
yang bersifat kejadian kasus kesehatan yang terdistribusi.
(episodik)
3. Bekerja pada pasien pada unit 3. Bekerja pada semua
tertentu. kondisi sehat dan sakit diberbagai tatanan

Rumah Sakit Komunitas


4. Bekerja pada 4. Bekerja
suatu RS atau instansi dengan instansi terkait
5. Koordinasi
keperawatan dengan institusi lain 5. Berkoordinasi
pelayanan dengan berbagai tenaga
6. Merencanak dikomunitas
an dan memberikan pelayanan 6. Merencanakan
yang bersifat individu. dan melakukan pelayanan melalui keluarga
7. Membatasi
autonomi klien dengan 7. Mendorong
lingkungan RS autonomi dan kontrol keluarga kecuali kasus
menular
8. Observasi 8. Mengobservasi
yang terbatas pada interaksi berbagai faktor kesehatan
keluarga dan indikator kesehatan
lain. Memfasilitasi dengan hubungan profesi lain.
Hubungan terbatas hanya dengan
profesi lain di RS.

F. SIFAT ASUHAN
Sifat asuhan keperawatan komunitas adalah kerja sama atau partnership berupa :
 Partisipasi Pasif : Masyarakat sebagai sumber data
 Partisipasi Aktif : Masyarakat ikut dalam proses keperawatan.
G. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Pengkajian
Pengkajian atau tahap pengkonsepan adalah mengidentifikasi masalah-masalah
yang terdapat dalam suatu wilayah dapat berupa wawancara, observasi dan
penyebaran kuisioner (Stanhope M dan Jeanette, 1996)

Pengkajian tersebut mencakup

a. Individu
Berhubungan dengan keluarga, pola hubungan, dan peran serta pola
pertahanan dan koping.

b. Keluarga
Pengakajian yang perlu dilakukan adalah struktur dan karakteristik keluarga,
sosial budaya, lingkungan, riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik

c. Komunitas
Core = Inti = Komunitas
No Komponen Sumber Informasi
Riwayat / sejarah terjadinya Sejarahwan, perpustakaan
perkembangan
Demografi dan penduduk Sensus penduduk / Rumah tangga
Karakteristik Lokal, Kota, Propinsi, Negara
Umur dan jenis kelamin Kelurahan, Kecamatan
Distribusi suku bangsa Kontak langsung / pribadi
Tipe keluarga Puskesmas
Status perkawinan Puskesmas
Vital statistik : angka kelahiran, Puskesmas
angka kematian dan penyebabnya
Nilai, kepercayaan dan agama Kontak langsung atau pribadi

d. Lingkungan fisik
Perbedaan pengkajian individu dan komunitas
KOMPONEN SUMBER DATA
Individu Komunitas
Inspeksi Semua indra Semua indra “ winshield survey
berjalan melalui komunitas
Auskultasi, tanda  Stetoskop  Mendengar komunitas
vital
 Termometer  Observasi iklim, batas, sumber
 Tensimeter tanda kehidupan dan kepadatan
penduduk
Review Sistem Dari kepala –kaki Observasi sistem sosial, perumahan
dan bisnis
Laboratorium Darah, Rontgen tes urin Pusat penelitian
dll

e. Pelayanan kesehatan dan sosial/fasilitas pelayanan kesehatan.


 fasilitas di dalam komunitas

 fasilitas di luar komunitas,

Data yang diperlukan:

- Pelayanan kesehatan :
 Pelayanan, bayaran, jam pelayanan
 Sumber daya,
 Karakteristik pemakai
 Statistik jumlah kunjungan, hari perbulan pertahun)
- Pelayanan sosial, sama dengan pelayan kesehatan misalnya konseling, pusat
belanja.
Elemen-elemen Winshield Survey

No Elemen Deskripsi
1 Perumahan dan lingkungan daerah Bangunan ; tua, bahan, arsitek, bersatu /
berpisah
2 Lingkungan terbuka Halaman depan, samping dan belakang
Luas / sempit
Kualitas : ada / tidak rumput, keadaan :
bersih / kotor
Pribadi / umum
3 Batas Ada batas daerah / jalan, sungai, atau
got. Kondisinya : bersih / kotor
4 Kebiasaan Tempat berkumpul, dengan siapa , jem
berapa
5 Transportasi Cara datang dan pergio, situasi jalan,
jenis dan alat transportasi
6 Pusat pelayanan Klinik, praktek pelayanan kesehatan :
dikunjungi / tidak , jaraknya : jauh /
dekat
7 Toko. Warung, pusat perbelanjaan Siapa pemiliknya, jenis apa, bagaimana
mencapainya
8 Orang dijalan Siapa yang dijumpai dijalanan, Ibu/bayi
, orang pengangguran, anak sekolah,
binatang liar dll
9 Tempat Ibadah Mesjid, gereja , wihara , kuil
10 Kesehatan Ada yang sakit : akut / kronis, dekat
dengan tempat pelayanan kesehatan /
tidak
11 Politik Kampanye, poster dan dampaknya
terhadap kesehatan ada / tidak
12 Media TV. Majalah, koran, bagaimana
mencapainya mudah / tidak
f. Ekonomi
Indikator ekonomi dan sumber informasi (Anderson. E. T, Mc. Farlane J: 2000)

No Indikator Sumber
1 Karakteristik Finansial
1.Rumah Tangga
 Rata-rata pendapatan
Sensus
- Persentase RT dibawah miskin

- Persentase RT yang menerima


pelayanan Camat

- Persentase RT dikepalai
wanita Lurah

 Biaya perbulan masing2

2. Individu: pendapatan per-orang, Sda


persentase yang miskin.
2 Karakteristik Pekerja
Kelompok Umum
Sensus
- Persentase bekerja
- Persentase pengangangguran Depnaker
- Persentase pensiunan Camat / lurah
Kelompok Khusus

- Persentase wanita dengan anak


bekerja
- Persentase pimpinan
- Persentase tekhnik
- Persentase Petani
- Persentase pekerja lain

g. Komponem keamanan dan transportasi


Komponen :
a. Kualitas : pelayanan perlindungan
 Kebakaran
 Polusi
 Sanitasi Limbah
Sumber :
 Tata kota
 Dinas kebakaran
 Kantor polisi
 Dinas PU
b. Kualitas air , sumber : PAM
c. Transportasi, sumber departemen perhubungan
d. Swasta / pemerintahan
 Bus
 Jalan tol
 Udara
 Laut / kereta Api

h. Politik dan Pemerintahan


 Pemerintahan : RT, RW, Lurah dan Camat dst
 Kelompok Pelayanan Masyarakat : PKK, LPMK dll
 Politik : Peran serta parpol dalam pelayanan kesehatan
 Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan

i. Komunikasi
 Komunikasi formal : koran, TV dan radio
 Komunikasi informal : papan pengumumuan di mesjid.

j. Pendidikan
Komponen :
a. Status pendidikan :
 Tingakt Pendidikan
 Tipe sekolah
 Bahasa

Sumber :
 Sensus
 Lurah / Camat

b. Pendidikan yang tersedia dalam dan diluar komunitas


 Pelayanan
 Sumber
 Karakteristik Pemakai
 Keadequatan, dapat dicapai

Sumber :
 Dikbud
 Kanwil
 Kakandep
 Ka. Sekolah

k. Rekreasi
 Macam,
 tempat,
 bayaran
 yang menggunakan.

2. Diagnosa Keperawatan
Data dari hasil pengkajian dikumpulkan untuk dianalisa, dimana natinya
akan ditemukanlah masalah keperawatan serta etiologi dari masalah tersebut.
Menurut Mucke ( 1994 ), diagnosa keperawatan dibagi atas :

a. Masalah : sehat sampai sakit

b. Karakteristik Populasi

c. Karakteristik Lingkungan Nyata, Resiko dan Potensial

d. Rumusan :
Resiko ........................................( masalah ).........................diantara ( populasi /
komunitas ) b. d ( karakteristik komunitas dan lingkungan ) yang
dimanisfeastasikan dengan ........................................( indikator kesehatan /
analisa data ).

3. Prioritas Masalah
No Mas.Kes a b c d e f g h i j k l Jumlah

Keterangan : Keterangan Pembobotan :


a. Resiko terjadi 1. Sangat rendah
b. Resiko parah 2. Rendah
c. Potensial Untuk pendidikan kesehatan 3. Cukup
d. Minat masyarakat 4. Sangat Tinggi
e. Mungkin Diatasi
f. Sesuai program
g. Tempat
h. Waktu
i. Dana
j. Fasilitas kesehatan
k. Sumber dana
l. Sesuai dengan peran perawat

4. Intervensi
Ada 4 strategi intervensi :
1. Promosi Kesehatan
 KIM / E (Komunikasi. Informasi, Motivasi / Edukasi)
 Penyebaran Informasi
 Penyuluhan
 Penyebaran leaflet
 Kampanye kesehatan
2. Pelayanan kesehatan :
 Pengobatan massal
 Posyandu
3. Kegiatan kelompok
 Penyuluhan Kelompok Khusus
 Pelatihan dan penyegaran kader
 Supervisi kader
4. Pemberdayaan masyarakat :
 Gotong Royong / kerja bakti
 Penyebaran Pamflet

5. Evaluasi
a. Tujuan Jangka panjang
Perubahan perilaku Masyarakat
- Status kesehatan meningkat
- Masalah teratasi
b. Tujuan Jangka Pendek
Setelah 2 bulan tindakan
- 50 % warga masayarak mendapatkan informasi tentang .................
- 50 % Kader mampu memberikan penyuluhan .................................
- Jumlah Kader terlatih bertambah ........................................... orang

Menurut W.K Kellog Foundation (1998) ada 6 prinsip dalam mengevaluasi:


1. Adanya pembuatan program.
Pada evaluasi, program yang telah dibentuk perlu adanya tindak lanjut
sehingga program kesehatan dapat terlaksana dengan baik dan terpantau oleh
orang – orang yang bertanggung jawab.
2. Melakukan bermacam- macam pendekatan
Pendekatan pada multi disiplin ilmu sangat dibutuhkan dalam mengevaluasi.
3. Membuat evaluasi berdasarkan kondisi realitas yang berlaku sama
disetiap wilayah
4. Membuat proses partisipasi semua anggota komunitas
Anggota komunitas tidak hanya melakukan pengkajian, analisa, perencanaan
dan implementasi program saja, tetapi juga berpartner ship dalam
mengevaluasi program.
5. Melihat trend yang berlaku di wilayah yang dievaluasi
6. Membangun kekuatan
Proses evaluasi terkait dengan hasil yang diharapkan, membangun
keterampilan yang optimal, peningkatan pengetahuan dan perilaku yang baik.
Komponen Evaluasi :
1. Relevansi sistem evaluasi yang digunakan dengan proses yang dipakai
2. Berkelanjutan, selalu melakukan proses ewvaluasi yang berkesinambungan
dan berkelanjutan sehingga dapat diketahui kelemahan dan proses perubahan
rencana tindakan tidak terlalu berat.
3. Efisiensi biaya, evaluasi ini mengukur antara hasil yang dicapai oleh program
dengan biaya yang dikeluarkan
4. Efektifitas ( Impack ). Apakah tujuan tercapai, apakah klien puas dengan
program yang direncanakan, efektifitas ini terfokus pada program evaluasi
formating.
5. Out Come, apa implikasi program dalam waktu jangka panjang, apa hasil
yang telah dicapai program, apakah \perubahan perilaku dapat dicapai dalam
waktun 6 Minggu, 6 bulan atau 6 tahun.

I. UNIT – UNIT POKJAKES


Didalam Kelompok Kerja Kesehatan (POKJAKES) terdapat 5 unit, yang
mengintegrasikan seluruh komponen masyarakat yang merupakan core dari sutu
komunitas, yaitu :
1. Unit Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan mengagambarkan keadaaan masyarakat secara umum yang
meliputi keadaan kebersihan lingkungan, perumahan, sumber air minum,
pengolahan limbah (SPAL) dan pemeliharaan ternak
 Perumahan meliputi :
 Bentuk rumah
 Pencahayaan
 Sirkulasi udara
 Jarak rumah
 Pengolahan limbah meliputi :
 Pembuangan limbah RT
 Pembuagan limbah masyarakat
 Sumber air minum meliputi :
 Jarakn sumber air minum
 Kondisi air minum : warna, bau, rasa.
 Pemeliharaan ternak meliputi :
 Kondisi kandang ternak
 Pembuangan kotoran ternak
 Bangunan kandang

2. Unit KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )


Kesehatan ibu dan anak merupakan awal dari kesehatan pada masa yang
akan datang. Oleh karena itu perlu diperhatikan saat kondisi hamil maupun
setelah melahirkan anak supaya selalu kontrol rutin ke pelayanan kesehatan.
Kesehatan ibu dan anak tidak hanya dilakukan dirumah sakit saja karena
yang terpenting adalah perawatan dirumah, oleh karena itu perlu adanya
peningkatan pengetahuan bagi ibu-ibu dalam mempersiapkan diri saat hamil
maupun yang telah mempunyai anak. Pelayanan kesehatan pada anak bisa juga
dilakukan di balai kesejahteraan ibu dan anak (BKIA) , dimana dilakukan
pemeriksaan kesehatan anak, penmdidikan dan penerangan mengenai makanan,
kesehatan dan imunisasi. Selain itu dilakukan pula kunjungan rumah yaitu untuk
mengetahui lingkungan anak didalam dan diluar keluarga.
Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal diperlukan
orang lain, yaitu kasih sayang ayah dan ibu yang hidup rukun bahagia dan
sejahtera ; yang memberikan bimbingan, perlindungan, perasaan aman kepada
anak, hubungan baik antara ayah, ibu dan anak.
Ilmuwan Paris Budin (1892) menganjurkan agar setiap bayi pada waktu
tertentu dan teratur diperiksakan walaupun tampak dalam keadaan yang sehat
yaitu agar kelainan yang timbul dapat segera diketahui. Dengan demikian tujuan
perawatan dan pengawasan bayi tersebut ialah untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian bayi.

3. Unit Anak Sekolah


Masa anak usia sekolah merupakan masa peralihan dari masa kanak-
kanak menuju masa remaja, dimana terjadi perubahan fisik, psikososial, kognitif,
moral dan spiritual secara cepat. Masa atau tahap ini dimulai ketika anak berusia
6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun.
Masa ini merupakan tahun-tahun yang sibuk. Anak-anak mempunyai
keinginan dan kegiatan masing-masing, disamping kegiatan wajib dari sekolah
serta kegiatan orangtua sendiri. Dunia luarnya tidak terbatas dirumahnya sendiri
tetapi menjadi lebih luas sehingga ia mendapat banyak pelajaran diluar
lingkungan keluarga. Dalam segala hal ia ingin mengetahui apa dan bagaimana
sesuatu hal terjadi. Ia akan selalu bertanya karena ingin tahu.
Keseimbangan antara sifat ketergantungan dan sifat mampu berdiri
sendiri dilakukan secara baik oleh seorang anak. Pada usia sekolah anak mulai
memperhatikan peran ayahnya sebagai seorang pekerja yang berhubungan dengan
dunia di luar lingkungan keluarga.
Masuk sekolah berarti belajar menyesuaikan diri dengan orang dewasa
yang berkuasa dan pada teman-teman sebaya serta menghendaki suatu peralihan
dari sikap bermain ke sikap bekerja. Anak wajib mengembangkan kemampuan
berdiri sendiri, rasa tanggung jawab dan rasa mempunyai kewajiban.
4. Unit Remaja
Remaja merupakan masa pertumbuhan anak menjadi dewasa, masa terjadi
perkembangan seksual atau masa dalam kehidupan yang dimulai dengan
timbulnya sifat – sifat seksual sekunder yang pertama samapai akhir pertumbuhan
somatik. Masa ini berlangsung bertahun – tahun dan baru berakhir bila seseorang
telah mencapai puncak kematangan dan pertumbuhan badan serta telah
mempunyai kapasitas memperbanyak jenisnya.
Menurut seorang psikolog yang bernama Hollinshead, masa Adolescen
adalah masa kehidupan seseorang dimana masyarakat tidak lagi memandangnya
sebagai seorang anak, tetapi ia juga masih belum diakui sebagai seorang dewasa
dengan segala kewajiban kewajibannya.

5. Unit Lansia
Menua atau menjadi tua adalah sutu proses menghilangnya secara
perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki / mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi, dan memperbaiki kerusakan yang diderita ( Constantinides, 1994 )
didalam Nugroho, 2000. proses ini akan terus terjadi secara alamiah, dan tidak
seorangpun mampu untuk menghindarinya
Menua bukanlah sutu penyakit, tetapi proses menua merupakan proses
berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam
maupun daru luar tubuh manusia. Meskipun pada usia lanjut kita temukan
berbagai masalah kesehatan fisik. 9Nugroho, 2000 ).

J. KADER KESEHATAN

Masyarakat sebagai inti ( core ) dari suatu komunitas merupakan target dalam
pemberian pelayanan kesehatan baik itu di RS, Puskesmas, Posyandu dan temapat
pelayanan kesehatan lainnya. Posyandu sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan
yang berbasis di masyarakat mempunyai peran yang sangat penting di dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Posyandu diperuntukkan bagi masyarakat
dan dikelola oleh masyarakat sendiri yang dibantu oleh tenaga kesehatan lainnnya.
Masyarakat yang secara sukarela menyumbangkan tenaga dan fikirannnya untuk
mengelola posyandu dan telah mendapatkan pelatihan kesehatan merupakan kader –
keder kesehatan.

Tugas – tugas kader:


A. Tugas – Tugas Kader Sebelum Buka Posyandu
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengundang dan menggerakkan masyarakat
3. Menghubungi Pokja Posyandu
4. Melaksanakan pembagian tugas
B. Tugas – Tugas Kader Pada Hari Buka Posyandu
1. Mendaftar bayi / balita / bumil / lansia
2. Menimbang
3. Mencatat hasil penimbangan
4. Mengisi KMS ( Kartu Menuju Sehat )
5. Menjelaskan data KMS
6. Memberi penuyluhan
7. Memberikan rujukan ke Puskesmas
8. Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar
C. Tugas – Tugas Kader Sesudah Hari Buka Posyandu
1. Memindahkan catatan – catatan dalam KMS kedalam buku register
2. Menilai atau mengevaluasi hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hasil
posyandu pada bulan berikutnya
3. Kegiatan diskusi kelompok atau penyuluhan kelompok bersana ibu – ibu yang
lokasi rumahnya berdekatan
4. Kegiatan kunjungan rumah, sekaligus untuk tindak lanjut dan mengajak ibu –
ibu datang ke posyandu pada kegiatan bulan berikutnya.
BAB III
PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI KAMPUNG PANCURAN GADING DUSUN TANJUNG AGUNG
KABUPATEN MUARO BUNGO

Asuhan keperawatan komunitas di Kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung


Agung Kabupaten Muaro Bungo dilaksanakan dari tanggal 18 Januari 2010 s/d 10
Februari 2010 diberikan beberapa tahap. Tahap satu yaitu tahap persiapan yang
dilaksanakan pada tanggal 19-21 Januari 2010 melalui MMD I (Musyawarah Masyarakat
Kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung Agung Kabupaten Muaro Bungo) pada
tanggal 22 Januari 2010. Tahap kedua adalah tahap pengumpulan data/pengkajian data
dari tanggal 23-26 Januari 2010 melalui MMD II pada tanggal 28 Januari 2010 yang
rencananya akan membahas penentuan masalah keperawatan dan penyusunan rencana
tindakan keperawatan dan tahap ketiga adalah pelaksanaan tindakan atau implementasi
yang dilaksanakan berdasarkan rencana. Dan yang terakhir adalah tahap evaluasi
terhadap hasil kerja yang telah dilakukan serta tindak lanjut dari tindakan melalui MMD
III.
Asuhan keperawatan yang dilakukan di wilayah Kampung Pancuran Gading
Dusun Tanjung Agung Kabupaten Muaro Bungo oleh mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi dibentuk pada MMD II.

A. TAHAP PERSIAPAN
Pada tahap ini dilakukan beberapa persiapan sebelum dilakukan asuhan
keperawatan komunitas diantaranya melakukan Winshield Survey, presentase hasil
Winshield Survey pada MMD I, dilanjutkan pada pembuatan kuesioner dan
penyebaran kuesioner.
Persiapan yang dilakukan adalah Winshield Survey yaitu suatu
pengamatan/observasi secara langsung untuk melihat garis besar situasi dan keadaan
wilayah Kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung Agung Kabupaten Muaro Bungo
dengan menggunakan format yang telah disediakan dari pendidikan dengan tujuan
untuk memandu mahasiswa dalam melakukan pengamatan. Hasil Winshield Suvey
ini akan dianalisa bersama-sama dengan masyarakat untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan secara umum di wilayah Kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung
Agung Kabupaten Muaro Bungo Selatan sehingga diketahui ancaman-ancaman
kesehatan yang mungkin muncul.
Dari data Winshield Survey tersebut diperoleh gambaran kesehatan
masyarakat Kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung Agung Kabupaten Muaro
Bungo. Hasil Winshield Survey terlampir.
Setelah hasil Winshield Survey diperoleh, dilanjutkan dengan penyebaran
kuesioner dan wawancara terpimpin. Sampel diambil dengan cara Total Sampling.

B. TAHAP PENGUMPULAN DATA


Tahap pengumpulan data dimulai dengan memperbanyak angket dan
selanjutnya mendistribusikan angket kerumah-rumah penduduk, kegiatan ini
dilakukan dari tanggal 23 – 25 Januari 2010 dengan sampel diambil dengan cara
Total Sampling, dan data yang terkumpul sebanyak 91 KK serta jumlah penduduk
sebanyak 304 jiwa.

C. TAHAP PENENTUAN MASALAH KESEHATAN DAN RENCANA


KEGIATAN
Tahap ini dimusyawarahkan masalah kesehatan yang terjadi dan dirasakan
oleh masyarakat berdasarkan hasil pengumpulan data. Penentuan masalah kesehatan
ini dilakukan melalui musyawarah masyarakat Desa atau MMD II, yaitu sebagai
berikut :
1. Analisa Data
NO DATA MASALAH
KONDISI KESEHATAN UMUM Potensial peningkatan
 48,41 % Penduduk ke puskesmas untuk pertolongan kesehatan di RT 14 dan RT 15
pertama saat sakit. Kelurahan Lingkar Selatan
 65,42 % Penduduk berobat ke puskesmas.
 68,61% Penduduk menggunakan biaya sendiri
untuk berobat.
 88,83% Penduduk mengunjungi pelayanan
kesehatan jika sakit saja.
 89,36% penduduk merasa puas dengan yankes yang
tersedia.
MASALAH KESEHATAN KELUARGA Resiko Penyakit Infeksi dan
 38,37% Warga pernah menderita Malaria/ degeneratif (hipertensi) di RT
Cikungunya 14 dan RT 15 Kelurahan
 39,42% Penyakit yang diderita anggota keluarga Lingkar Selatan
dalam 6 bulan terakhir adalah hipertensi
 39,42% Penyakit kronis yang diderita anggota
keluarga adalah hipertensi.
 99,22% Tidak ada anggota keluarga yang
menderita batuk-batuk > 3 bulan.
LINGKUNGAN FISIK Resiko penyakit infeksi di RT
 51,59% Tipe Rumah adalah permanen/ 14 dan RT 15 Kelurahan
 62,7% Lantai terbuat dari semen. Lingkar Selatan
 100% Memiliki ventilasi rumah.
 88,83% Memiliki pencahayaan.
 96,27% Memiliki pekarangan rumah.
 61,17% Tidak memanfaatkan pekarangan rumah.
 61,70% Sampah dibakar.
 100% Tidak ada petugas sampah keliling.
 100% Tidak ada TPS sementara.
 100% Tidak ada pemanfaatan daur ulang sampah.
 77,13% Sumber air minum berasal dari air
kemasan / isi ulang.
 96,27% air untuk mandi dan mencuci berasal dari
sumur gali.
 76,59% Jarak sumur dari septik tenk < 10 M.
 79,79% Sumber air minum tidak berbau, berasa dan
berwarna.
 71,80% Tidak menggunakan penyaringan air.
 97,34% Memiliki WC/ leher angsa.
 68,08% Pembuangan air limbah ke lubang.
 85,64% Keadaan got terbuka tergenang.
 76,07% Tidak pernah membersihkan sarana
pembuangan limbah.
 90,95% Tidak ada masalah pembuangan limbah
rumah tangga.
KELUARGA DENGAN IBU MENYUSUI Resiko gangguan pertumbuhan
 61,91% Tidak mengetahui tentang ASI eksklusif. dan perkembangan pada bayi
 76,20% Tidak mengetahui tentang ASI jolong. dan balita di RT 14 dan RT 15
 76,20% Ibu menyusui ketika bayi menangis. Kelurahan Lingkar Selatan.
 66,66% Tidak ada masalah saat menyusui.
 60,47% Makanan bergizi untuk bayi menurut ibu
nasi + sayur + lauk.
 80,94% Ibu berencana menyusui sampai anak
berusia 6 bulan.
 52,38% Anak mengalami batuk pilek.
 84,09% Ibu pernah membawa anak ke Posyandu.
 84,09% Anak balita ditimbang secara teratur.
 93,18% Balita mendapatkan imunisasi.
 81,81% Tempat anak berobat adalah puskesmas.
KELUARGA DENGAN ANAK SEKOLAH Resiko penyakit infeksi pada
 60,45% Anak tidak sakit dalam 3 bulan terakhir. anak di RT 14 dan RT 15
 55,56% Penyakit yang pernah diderita anak adalah Kelurahan Lingkar Selatan.
demam.
 69,04% Anak pernah menderita sakit gigi.
 84% Anak tidak pernah memeriksakan kesehatan
gigi.
 64,44% Tempat pemeriksaan gigi di puskesmas.
KELUARGA DENGAN LANSIA Resiko penurunan derajat
 54,76% Kegiatan lansia sehari-hari duduk saja di kesehatan : Penyakit
rumah. degeneratif pada lansia di RT
 73,02% Lansia menderita sakit dalam 6 bulan 14 dan RT 15 Kelurahan
terakhir. Lingkar Selatan.
 51,09% Penyakit yang diderita lansia adalah
hipertensi.
 69,05% Lansia tidak memeriksakan kesehatan
secara teratur.
 71,79% Lansia memeriksakan kesehatan di
Puskesmas.

1. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil analisa data, dapat dirumuskan beberapa diagnosa
keperawatan komunitas :
a. Potensial peningkatan kesehatan di RT 14 & 15 Kelurahan Lingkar Selatan.
b. Resiko Penyakit Infeksi dan penyakit degeneratif (Hipertensi) di Rt 14 & 15
Kelurahan Lingkar Selatan.
c. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan balita di RT 14
& 15 Kelurahan Lingkar Selatan.
d. Resiko penyakit infeksi pada anak di RT 14 & 15 Kelurahan Lingkar Selatan.
e. Resiko terhadap perilaku maladaptif pada anak remaja di RT 14 & 15 Kelurahan
Lingkar Selatan
f. Resiko penurunan derajat kesehatan : Penyakit degeneratif pada lansia di RT 14 &
15 Kelurahan Lingkar Selatan

D. TAHAP PERENCANAAN DAN INTERVENSI


Perencanaan acara kegiatan dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah
komunitas yang muncul dan dilakukan mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Program Profesi NERS. Yang disusun dalam bentuk rencana keperawatan plan of
action.

a. Resiko terjadinya penyakit infeksi dan penyakit degeneratif (Hipertensi) di Rt 14


& 15 Kelurahan Lingkar Selatan.
Tujuan : Setelah dilakukan kegiatan diharapkan penyakit infeksi dan
penyakit degeneratif (Hipertensi) tidak terjadi.
Rencana kegiatan :
 Penyuluhan tentang Hipertensi
 Penyuluhan tentang Chikungunya
 Penyuluhan tentang DHF
 Penyuluhan tentang Diare

b. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan balita di RT 14


& 15 Kelurahan Lingkar Selatan.
Tujuan : Setelah dilakukan kegiatan, diharapkan pengetahuan ibu tentang
pemeliharaan kesehatan pada bayi dan balita meningkat.
Rencana Kegiatan :
 Penyuluhan tentang ASI Eksklusif
 Penyebaran leaflet tentang ASI Ekskusif
 Penyuluhan tentang pertumbuhan dan perkembangan

c. Resiko penyakit infeksi pada anak di RT 14 & 15 Kelurahan Lingkar Selatan.


Tujuan : Setelah dilakukan kegiatan diharapkan tidak terdapat infeksi gigi dan
demam pada anak usia sekolah
Rencana Kegiatan :
 Demonstrasi cara menggosok gigi yang benar pada anak usia sekolah
 Penyuluhan tentang perawatan gigi dan mulut
 Penyebaran leaflet
 Penyuluhan tentang demam

d. Resiko terhadap perilaku maladaptif pada anak remaja di RT 14 & 15 keurahan


lingkar seatan
Tujuan : Setelah dilakukan kegiatan diharapkan remaja memiliki pengetahuan
tentang NAPZA dan remaja memiliki kegiatan yang positif
Rencana kegiatan :
 Penyebaran leaflet tentang kesehatan reproduksi dan NAPZA
 Penyuluhan tentang NAPZA dan kesehatan reproduksi

e. Resiko penurunan derajat kesehatan : Penyakit degeneratif pada lansia di RT 14 &


15 Kelurahan Lingkar Selatan
Tujuan : Setelah dilakukan kegiatan diharapkan penurunan derajat kesehatan
tidak terjadi.
Rencana Kegiatan :
 Penyuluhan tentang penyakit Hipertensi
 Penyuluhan tentang penyakit Rematik
 Senam Rematik
 Senam Lansia

E. SUMBER KEKUATAN KEGIATAN


1. Mahasiswa PSIK STIKES HI Jambi
2. Kabupaten Muaro Bungo
3. Kecamatan Muko-muko Bathin VII
4. Tenaga kesehatan Puskesmas Tanjung Agung
5. Perangkat Dusun Tanjung Agung
6. Pernagkat Kampung Pancuran Agung
7. Masyarakat dan Tokoh masyarakat

F. TAHAP IMPLEMENTASI
Tahap implementasi ini dilakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana
keperawatan POA yang telah disusun dan disepakati oleh masyarakat, mahasiswa
memanfaatkan sumber daya serta sumber dana yang ada di masyarakat. Adapun
implementasi yang telah dilakukan mahasiswa adalah sebagai berikut :
1. Resiko terjadinya penyakit infeksi dan penyakit degeneratif (Hipertensi) di Rt 14
& 15 Kelurahan Lingkar Selatan.
Implementasi Keperawatan Komunitas
 Melakukan penyuluhan dan penyebaran leaflet tentang penyakit hipertensi
pada tanggal 22 Oktober 2009 pada pukul 19.30 WIB di langgar Al-Mustaqim
kelurahan lingkar selatan
 Melakukan Penyuluhan dan penyebaran leaflet tentang penyakit chikungunya
& DHF pada tanggal 24 Oktober 2009 pada pukul 19.30 WIB di langgar Al-
Mustaqim kelurahan lingkar selatan
 Melakukan Penyuluhan dan penyebaran leaflet tentang demam dan diare pada
tanggal 27 Oktober 2009 pada pukul 19.30 WIB. Di langgar Al-Muataqim
kelurahan lingkar selatan.

2. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan balita di RT 14


& 15 Kelurahan Lingkar Selatan.
Implementasi Keperawatan Komunitas
 Melakukan Penyuluhan dan penyebaran leaflet tentang Asi Ekslusif dan
penyuluhan tumbuh kembang pada anak. Pada tanggal 28 Oktober 2009 pada
pukul 14.00 WIB. Di Pengajian ibu-ibu RT 14 dan 15 kelurahan lingkar
selatan.

3. Resiko penyakit infeksi pada anak di RT 14 & 15 Kelurahan Lingkar Selatan.


Implementasi Keperawatan Komunitas
 Melakukan penyuluhan, penyebaran leaflet dan demonstrasi cara menggosok
gigi yang benar pada anak usia sekolah pada tanggal 23 oktober 2009 pada
pukul 09.00 WIB. Di SDN 207/IV kelurahan lingkar selatan.

4. Resiko terhadap perilaku maladaptif pada anak remaja di RT 14 & 15 keurahan


lingkar seatan
Implementasi Keperawatan Komunitas
 Melakukan penyuluhan dan Penyebaran leaflet tentang penyuluhan bahaya
NAPZA dan pemutaran film tentang bahaya narkoba. Pada tanggal 26 oktober
2009. pada pukul 19.30 WIB di langgar Al-Mustaqm kelurahan lingkar
selatan.

5. Resiko penurunan derajat kesehatan : Penyakit degeneratif pada lansia di RT 14 &


15 Kelurahan Lingkar Selatan
Implementasi Keperawatan Komunitas
 Melakukan penyuluhan dan penyebaran leaflet tentang penyakit rematik pada
tanggal 21 oktober 2009. Pada pukul 14.00 WIB. Di pengajian ibu-ibu RT 14
&15 kelurahan lingkar selatan.
 Melakukan demonstrasi Senam lansia dan pemeriksaan gula darah dan kadar
asam urat pada tanggal 25 oktober 2009. Pada pukul 07.00 WIB. Di halaman
langgar Al-Mustaqim RT 14.

G. TAHAP EVALUASI
1. Resiko terjadinya penyakit infeksi dan penyakit degeneratif (Hipertensi) di Rt 14
& 15 Kelurahan Lingkar Selatan.
Hasil :
 Peserta dapat mencermati apa yang disajikan oleh mahasiswa dalam
penyuluhan penyakit infeksi dan penyakit degeneratif (Hipertensi).
 Peserta dapat menjelaskan kembali hal-hal yang dapat mengakibatkan
terjadinya penyakit infeksi dan penyakit degeneratif (Hipertensi).
 Perserta dapat menyebutkan cara menghindari penyakit infeksi dan penyakit
degeneratif (Hipertensi).
 Kegiatan ini dihadiri oleh masyarakat sebanyak 50 orang.

2. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan balita di RT 14


& 15 Kelurahan Lingkar Selatan.
Hasil :
 Peserta dapat mencermati apa yang disajikan oleh mahasiswa dalam
penyuluhan Asi Ekslusif dan penyuluhan tumbuh kembang pada anak
 Peserta dapat menjelaskan kembali hal-hal yang dapat mengakibatkan
terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan balita
 Perserta dapat menyebutkan cara menghindari gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi dan balita
 Kegiatan ini dihadiri oleh masyarakat sebanyak 47 orang.
3. Resiko penyakit infeksi pada anak di RT 14 & 15 Kelurahan Lingkar Selatan.
Implementasi Keperawatan Komunitas
Hasil :
 Peserta mengetahui tentang penyakit pada gigi
 Peserta mengetahui tentang pengertian caries dentis/gigi berlubang
 Peserta dapat mengetahui tentang tanda dan gejala caries dentis/gigi berlubang
 Peserta dapat mengetahui cara pencegahan caries dentis/gigi berlubang
 Dalam kegiatan ini dihadiri oleh anak-anak sebanyak 39 orang
4. Resiko terhadap perilaku maladaptif pada anak remaja di RT 14 & 15 keurahan
lingkar selatan
Hasil :
 Peserta dapat mencermati apa yang disajikan oleh mahasiswa dalam
penyuluhan penyuluhan bahaya NAPZA dan pemutaran film tentang bahaya
narkoba.
 Peserta dapat menjelaskan kembali hal-hal yang dapat mengakibatkan
terjadinya perilaku maladaptif pada anak remaja
 Perserta dapat menyebutkan cara menghindari terjadinya perilaku maladaptif
pada anak remaja
 Kegiatan ini dihadiri oleh masyarakat sebanyak 38 orang.

5. Resiko penurunan derajat kesehatan : Penyakit degeneratif pada lansia di RT 14 &


15 Kelurahan Lingkar Selatan
Hasil : (Penyuluhan Rematik)
 Peserta dapat menyebutkan penyebab rematik
 Peserta dapat menyebuktan gejala yang ditimbulkan dari rematik
 Peserta dapat menyebutkan cara perawatan penyakit rematik
 Dalam kegiatan ini dihadiri oleh masyarakat sebanyak 45 orang
Hasil : (Demonstrasi Senam Lansia)
 Peserta mampu mengikuti gerakan senam lansia yang di pandu oleh
mahasiswa profesi STIKES HI jambi.
 Peserta mengikuti pemeriksaan kadar gula darah dan asam urat.
 Peserta yang hadir sebanyak 61 orang.

H. TAHAP RENCANA TINDAK LANJUT


1. Resiko terjadinya penyakit infeksi dan penyakit degeneratif (Hipertensi) di Rt 14
& 15 Kelurahan Lingkar Selatan.
Rencana Tindak Lanjut
 Melakukan Penyuluhan tentang penyakit hipertensi
 Melakukan Penyuluhan tentang penyakit chikungunya & DHF
 Melakukan Penyuluhan tentang demam dan diare
2. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan balita di RT 14
& 15 Kelurahan lingkar Selatan.
Rencana Tindak Lanjut
 Melakukan Penyuluhan tentang Asi Ekslusif dan penyuluhan tumbuh
kembang pada anak.
3. Resiko penyakit infeksi pada anak di RT 14 & 15 Kelurahan Lingkar Selatan.
Implementasi Keperawatan Komunitas
Rencana Tindak Lanjut
 Penyuluhan tentang perawatan gigi dan mulut pada anak sekolah
 Mendemonstrasikan cara menggosok gigi pada anak sekolah
 Lomba menggosok gigi pada anak sekolah

4. Resiko terhadap perilaku maladaptif pada anak remaja di RT 14 & 15 keurahan


lingkar seatan
Rencana Tindak Lanjut
 Mengaktifkan kembali perkumpulan remaja masjid dan mengadakan
pertemuan 1 minggu sekali
 Membentuk perkumpulan dan mengadakan kegiatan olah raga setiap sore

5. Resiko penurunan derajat kesehatan : Penyakit degeneratif pada lansia di RT 14 &


15 Kelurahan Lingkar Selatan
Rencana Tindak Lanjut
 Penyuluhan tentang penyakit degeneratif yang terjadi pada lansia seperti
penyakit rematik serta praktek senam rematik.
 Pemeriksaan fisik setiap minggu di puskesmas
 Senam lansia 1 kali seminggu setiap hari jum’at di Posyandu
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan di uraikan pembahasan tentang tahap-tahap asuhan


keperawatan yang telah dilakukan di Kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung Agung
Kabupaten Muaro Bungo dimana masing-masing tahap tersebut akan dibahas
berdasarkan analisa SWOT yang meliputi kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan
ancaman terhadap masing-masing tahap.

C. Tahap persiapan
Pelaksanaan kegiatan Praktek Profesi Keperawatan Komunitas bertujuan
untuk membantu pelayanan kesehatan di komunitas dan memberdayakan masyarakat
(Community Empowerment) dalam mengidentifikasikan dan menanggulangi masalah
kesehatan yang ada di komunitas.
Sebagai tahap awal untuk memulai pelaksanaan praktek profesi keperawatan
di komunitas, maka terdapat beberapa hal yang telah dilakukan, yaitu :
1. Serah terima secara resmi mahasiswa di Puskesmas Tanjung Agung serta
Puskesmas Tanjung Agung sebagai pembimbing lapangan. Selanjutnya
mahasiswa diserah terimakan ke pihak Kcamatan dan diorientasikan secara umum
gambaran daerah tempat mahasiswa praktek, Kampung Pancuran Gading Dusun
Tanjung Agung Kabupaten Muaro Bungo
2. Mengadakan pertemuan dengan Kepala Dusun Tanjung Agung,, Tokoh
masyarakat dan Tokoh agama sebagai upaya dalam menggerakkan peran serta
masyarakat dengan melakukan pendekatan pada “Key Person”
3. Melakukan winshield survey pada wilayah Kampung Pancuran Gading Dusun
Tanjung Agung Kabupaten Muaro Bungo yang dilakukan pada tanggal 19-21
Januari 2010 yang bertujuan untuk mengenal wilayah yang akan menjadi daerah
binaan dan mengamati faktor-faktor resiko yang menimbulkan masalah atau
ancaman kesehatan di masyarakat serta faktor-faktor pendukung yang dapat
diberdayakan dalam peningkatan derajat kesehatan yang optimal
Tahap persiapan yang telah dilakukan tersebut sesuai dengan teori oleh Stanhope
1989 yang mengatakan bahwa sebelum melakukan kegiatan kita harus terlebih
dahulu mengetahui bagaimana keadaan lingkungan kemudian melibatkan orang-
orang yang cocok serta membuat komitmen untuk bekerjasama.
 Analisa SWOT
Kekuatan
 Adanya kerjasama yang baik antara sesama mahasiswa dan anggota kelompok
untuk mempersiapkan kegiatan bersama-sama.
Kerjasama sebagai salah satu cara atau teknik dalam penyelesaian suatu
kegiatan sangat berpengaruh terhadap kebersihan dan kelancaran dari suatu
kegiatan. Dengan adanya kerjasama yang solid atau kuat dalam persiapan
suatu kegiatan maka akan memperlancar tahap kegiatan berikutnya.
 Bimbingan dan arahan yang diberikan oleh pembimbing akademik dan
pembimbing klinik
 Wilayah dan pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau serta transportasi
yang lancar
Kelemahan
Wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk yang besar.
Wilayah yang luas dengan jumlah penduduk yang besar, bila tidak diikuti
dengan jumlah tenaga kesehatan yang seimbang akan menyebabkan pelayanan
kesehatan yang tidak merata dimana tidak terjangkaunya seluruh wilayah
karena keterbatasan tenaga kesehatan.
Sebagian penduduk memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan ada yang buta
huruf
Tingkat pendidikan secara umum membedakan seseorang dalam menyerap
dan memahami suatu informasi. Semakin rendah pendidikan seseorang akan
semakin sulit bagi seseorang untuk menyerap atau memahami suatu informasi.
Oleh karena itu, agar seluruh informasi yang kita berikan sampai kepada
seluruh masyarakat maka diperlukan kemampuan dalam memiliki dan
merangkai kata dalam menyampaikan informasi tersebut.
Sebagian warga tidak berada di tempat pada siang hari kaena sibuk bekerja
sebagai pegawai maupun kuli atau buruh.
Kesempatan
Adanya dukungan dari lintas program (Puskesmas)
Dukungan dari berbagai pihak sangat membantu dalam kelancaran suatu
kegiatan. Jadi dengan adanya dukungan atau kerjasama dari Puskesmas
diharapkan dapat memperlancar jalannya kegiatan dengan menyediakan
sarana dan prasarana yang memadai.
Dukungan dari lintas sektoral (Kampung, Dusun, Kecamatan).
Kegiatan- kegiatan yang dilakukan selain terkait dengan bidang kesehatan
juga terkait dengan bidang-bidang lainnya. Sehingga diperlukan kerjasama
dan dukungan dari lintas sektoral, yang diharapkan akan dapat memberikan
informasi-informasi yang lebih akurat sesuai dengan bidangnya masing-
masing.
Diterimanya hasil dari Winshield Survey oleh masyarakat
Winshield Survey sebagai awal dari suatu pengkajian terhadap masyarakat
diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap keadaan masyarakat secara
umum.
Ancaman
 Kurang tersosialisasinya kegiatan program Praktek Profesi Komunitas
Mahasiswa PSIK STIKES HI-JAMBI.

A. Tahap Pengkajian
Pada tahap pengkajian merupakan tahap pendataan yang dilakukan dengan
penyebaran kuisioner observasi dan wawancara. Pengkajian tersebut mencakup : individu
berhubungan dengan keluarga, pola hubungan, dan peran serta pola pertahanan dan
koping keluarga. Pengkajian yang dilakukan adalah struktur dan karakteristik keluarga,
soaial budaya, lingkungan, riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Komunitas, Core =
inti = komunitas meliputi komponen riwayat atau sejarah terjadinya perkembangan,
demografi dan penduduk, karakteristik umur dan jenis kelamin, distribusi suku bangsa,
tipe keluarga, status perkawinan, vital statistik : angka kelahiran, angka kematian dan
penyebabnya, nilai, kepercayaan, dan agama. Sumber informasi sejarahwan,
perpustakaan, sensus penduduk/rumah tangga, lokal, kota, propinsi, negara, kelurahan,
kecamatan, kontak langsung/pribadi, Puskesmas. Lingkungan fisik melalui Winshield
Survey meliputi : pelayanan kesehatan dan sosial/fasilitas pelayanan kesehatan.
Pelayanan sosial, sama dengan pelayanan kesehatan misalnya konseling, pusat belanja,
ekonomi, komponen keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, komunikasi
formal: koran, televisi dan radio serta komunikasi informal: papan pengumuman di
mesjid, pendidikan, rekreasi.
Pada tahap pengkajian telah dilakukan kegiatan antara lain : penyebaran angket
91 KK sekaligus observasi dan wawancara pada masyarakat Kampung Pancuran Gading
Dusun Tanjung Agung Kabupaten Muaro Bungo 23-26 Januari 2010. Data yang
diperoleh kemudian di tabulasi dan dianalisa serta dirumuskan dalam masalah
keperawatan komunitas. Kemudian rumusan masalah yang diperoleh disepakati bersama
dengan masyarakat pada saat musyawarah masyarakat Desa II (MMD II) pada tanggal
28 Januari 2010.
Dalam tahap ini masyarakat telah memberikan informasi dalam pengumpulan
data serta masyarakat sudah mengetahui tujuan dari pengkajian yang dilakukan. Hal ini
sangatlah sesuai dengan pendapat (Stanhope, 1989) dimana pada saat melakukan
pengkajian perlu adanya tahap persiapan serta bagaimana melakukan pengkajian
komunitas yang akhinya bisa didapatkan suatu masalah. Dalam kegiatan yang telah
dilakukan perlu adanya hubungan saling percaya dengan masyarakat dengan pertemuan
bersama dengan Kepala Kampung dan tokoh masyarakat. Dalam penyebaran angket atau
kuisioner mahasiswa melaksanakan dengan masyarakat. Kegiatan ini sesuai dengan
pendekatan pengorganisasian (Lacheyet.al, 1987 dewoelk, 1992 dalam Swnson 1997)
yang menyatakan bahwa pendekatan partisipasi masyarakat adalah kegiatan kelompok
kerja kesehatan. Pada tahap pengkajian merupakan tahap pendataan yang dilakukan
dengan penyebaran kusioner dan observasi dan wawancara yang telah dilakukan dimana
mahasiswa menemukan faktor penghambat dan faktor pendukung yang dapat dijelaskan
melalui:
ANALISA SWOT
Kekuatan
 Masyarakat yang berpartisipasi aktif dalam memberikan informasi dalam
pengumpulan data.
 Adanya dukungan dari masyarakat baik dari Kepala Kampung, Tokoh
masyarakat dan tokoh agama di Kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung
Agung Kabupaten Muaro Bungo..
 Tersedianya alat pengumpulan data berupa kuesioner yang dirancang dan
dikonsultasikan dengan pembimbing akademik serta telah dilakukan uji
validitas.

Kelemahan
 Bervariasinya masyarakat yang heterogen
 Luasnya wilayah Tanjung Agung
 Sebagian besar bekerja sampai sore sehingga sulit ditemui pada siang hari

Kesempatan
 Dukungan dan kerjasama yang baik dari lintas progaram dan lintas sektoral.

Ancaman
 Adanya beberapa masyarakat yang beranggapan bahwa pelaksanaan kegiatan
sepenuhnya tanggung jawab mahasiswa.
 Aktivitas yang beragam dari masyarakat sehingga terjadi penundaan
pelasanaan waktu dari beberapa kegiatan
 Ditemukan beberapa masalah kesehatan tapi kurang dirasakan oleh
masyarakat

Berdasarkan perencanaan dalam kegiatan pengkajian yang telah dibuat


sebelumnya, maka pada saat melakukan pengkajian semua rencana telah dapat dilakukan
dengan baik, sehingga didapatkan data serta informasi tentang keadaan kesehatan di
wilayah Kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung Agung Kabupaten Muaro Bungo. Di
mana pada saat melakukan implementasi di tahap pengkajian tidak semua program dapat
terlaksana oleh mahasiswa dan masyarakat.

B. Tahap Perencanaan

Setelah didapatkan data dan informasi tentang keadaan kesehatan di wilayah RT


14 dan RT 15 kel. Lingkar Selatan maka dirumuskan perencaaan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang ada tersebut. Bersama masyarakat, mahasiswa merencanakaan
beberapa kegiatan yang berorientasi untuk mengatasi masalah kesehatan. Adapun rencana
intervensi dari kegiatan yang akan dilakukan adalah :

1. MMD I
2. Perumusan kuesioner
3. Penyebaran kuesioner
4. MMD II
5. Penyuluhan Rematik
6. Penyuluhan hipertensi
7. Penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut (caries dentis)
8. Lomba gosok gigi yang benar.
9. Penyuluhan DHF
10. Penyuluhan Cikungunya
11. Senam lansia
12. Senam Rematik
13. Pemeriksaan Kesehatan (Tekanan Darah, Berat Badan, Cek Gula Darah dan Asam
Urat)
14. Penyuluhan tentang bahaya NAFZA
15. Pemutaran Film Bahaya Narkoba
16. Penyuluhan Diare
17. Penyuluhan Demam
18. Penyuluhan Tumbang
19. Penyuluhan ASI Eksklusif
20. MMD III
21. Pemeriksaan Kesehatan dan Pengobatan Gratis (One Day Care)
22. Perpisahan

1. Kekuatan
 Pengetahuan mahasiswa dalam menyusun rencana keperawatan dan Planning
Of Action ( POA )
 Telah terbina kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan masyarakat
Kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung Agung Kabupaten Muaro Bungo
 Penyusunan rencana tindakan / kegiatan berdasarkan kesepakatan antara
masyarakat
 Adanya tenaga kesehatan, kader dan lintas program dan lintas sektoral yang
akan membantu dalam pelaksanaan kegiatan.
2. Kelemahan
 Masih kurangnya pengetahuan masyarakat dalam menyusun rencana tindakan.
 Sulitnya mengumpulkan masyarakat dalam waktu yang bersamaan
3. Kesempatan
 Dukungan dari lintas program dan lintas sektoral lam pelaksanaan kegiatan.
 Adanya partisipasi dari masyarakat
 Adanya dukungan dan kerjasama yang baik dengan masyarakat
4. Ancaman
 Kurangnya dana yang dimiliki mahasiswa dan masyarakat sehingga
mengancam terlaksananya kegiatan yang direncanakan.
 Kelompok masyarakat tertentu yang diharapkan memahami suatu masalah
tidak hadir dalam perumusan rencana tindakan.
Pada perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan dari intervensi, mahasiswa
dan masyarakat berharap kegiatan tersebut dapat terlaksana seluruhnya dengan baik.

D. Tahap Implementasi

Setelah disusun perencanaan yang telah disepakati oleh masyarakat, maka


dilakukan implementasi dari rencana tersebut. Tahap implementasi direncanakan
selama lebih kurang 2 minggu dimana kegiatan tersebut akan melibatkan seluruh
masyarakat yang ada di wilayah Kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung Agung
Kabupaten Muaro Bungo bersama Mahasiswa Praktek Profesi PSIK STIKES HI-
JAMBI.
Kekuatan
 Pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam melakukan kegiatan
 Adanya partisipasi dari masyarakat
 Adanya dana iuran dari mahasiswa
 Adanya partisipasi dari lintas sektoral dan lintas program serta tenaga
ahli dalam pelaksanaan kegiatan.
Kelemahan
 Panitia belum berpengalaman
 Kegiatan sering terlambat

Kesempatan
 Adanya dukungan dari lintas program dan lintas sektoral dalam
pelaksanaan kegiatan
 Peran aktif masyarakat dalam setiap kegiatan
 Adanya kesempatan-kesempatan yang mendukung pelaksanaan
kegiatan seperti : Arisan, wirid, posyandu.
Ancaman
 Aktifitas yang beragam sehingga terjadi penundaan waktu pelaksanaan
kegiatan dari waktu yang telah direncanakan.
 Aktivitas yang beragam dari masyarakat sehingga kehadiran
masyarakat dalam kegiatan masih rendah.
Dari perencanaan kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahap implementasi,
telah dapat dilakukan kegiatan dengan baik, namun ada satu kegiatan pembentukan
posyandu lansia karena jumlah lansia tidak memenuhi syarat terbentuknya posyandu
lansia dan pelaksanaan lomba RT bersih karena tidak adanya dukungan dari
masyarakat.
Disini terlihat bahwa faktor dari partisipasi dan kesadaran masyarakat masih
kurang sehingga kegiatan tersebut tidak dapat dilaksnakan. Namun dari segi
pendanaan dan komunikasi dengan sumber-sumber yang ada di masyarakat sudah
baik.
E. Tahap Evaluasi
Adanya kerjasama dari masyarakat maka mahasiswa dapat melakukan implementasi
yang sebelumnya telah direncanakan, sehingga kegiatan yang dilakukan mahasiswa
dapat diterima masyarakat.
1. Kekuatan
a. Kemampuan mahasiswa dalam melakukan evaluasi dan dalam memotivasi
masyarakat dalam menyusun rencana tindak lanjut.
b. Motivasi yang kuat dari masyarakat dalam menyusun rencana tindak lanjut

2. Kelemahan
a. Evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi yang diperoleh pada setiap kegiatan
sehingga membutuhkan tindakan lebih lanjut
b. Aktivitas masyarakat yang banyak sehingga tidak tercapainya sasaran.
3. Kesempatan
a. Adanya tokoh masyarakat yang dapat melakukan evaluasi lebih lanjut
terhadap masalah yang ditemukan dan dalam melakukan rencana tindak lanjut
b. Adanya dukungan dari lintas program dan lintas sektoral
4. Ancaman
a. Kurangnya kerjasama antar Kampung dalam melakukan tindak lanjut dari
kegiatan

Selain dilakukan analisa terhadap tahap evaluasi, juga dilakukan analisa terhadap masing-
masing masalah yang dilakukan di Kampung Pancuran Gading Dusun Tanjung Agung
Kabupaten Muaro Bungo.

E. Analisa Masalah

Adapun analisa terhadap kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman pada


masinng-masing masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan balita di RT. 14
dan 15 Kel.Lingkar Selatan.
Melakukan Kegiatan :
a) Penyuluhan ASI ekslusif
b) Penyebaran leaflet tentang ASI ekslusif
c) Penyuluhan tentang tumbuh kembang balita
d) Penyebaran leaflet tentang tumbang
Kekuatan :
a) Tingginya partisipasi dan antusias ibu yang memiliki bayi dan balita dalam
kegiatan penyuluhan tentang ASI Ekslusif dan Tumbang.
Kelemahan :
a) Kurangnya pengetahuan keluarga tentang ASI Ekslusif dan Tumbang.
Kesempatan :
a) Adanya himbauan dari pemerintahan dan puskesmas untuk melaksanakan
kegiatan sayang ibu ( GSI )
b) Adanya dukungan dari masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan bayi
dan balita.
Ancaman :
a) Kelalaian orang tua dalam upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita.

2. Resiko terjadinya penyakit infeksi (DHF dan Cikungunya) di RT. 14 dan 15 Kel.
Lingkar Selatan Kecamatan Jambi Selatan
Melakukan kegiatan :
a) Penyuluhan tentang penyakit DHF
b) Penyuluhan tentang penyakit Cikungunya
c) Penyebaran Leaflet DHF
d) Penyebaran Leaflet Cikungunya

Kekuatan :
a) Adanya partisipasi masyarakat dalam kegiatan penyuluhan tentang DHF dan
Cikungunya.
Kelemahan :
a) Kurangnya pencegahan masyarakat dalam perawatan penyakit infeksi
b) Ada sebagian dari masyarakat yang tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan
penyuluhan.

Kesempatan :
a) Adanya himbauan dari pemerintahan kota dan puskesmas untuk melaksanakan
kegiatan peningkatan kebersihan lingkungan.
Ancaman :
a) Tidak efektifnya pemahaman informasi tentang penyakit infeksi
b) Meningkatnya kejadian penyakit infeksi

3. Resiko Penyakit Infeksi (Caries dentis, diare dan demam) Pada Anak Usia
Sekolah di RT. 14 dan 15 Kel. Lingkar Selatan Kec. Jambi Selatan.
Melakukan Kegiatan :
a) Demonstrasi cara mengosok gigi yang benar pada anak usia sekolah
b) Penyuluhan tentang perawatan gigi dan mulut
c) Penyebaran Leaflet tentang perawatan gigi dan mulut
d) Penyuluhan tentang demam
e) Penyuluhan tentang diare
f) Penyebaran leaflet demam dan diare.
Kekuatan :
a) Tingginya minat dari anak usia sekolah dalam mengikuti kegiatan
b) Tingginya dukungan dari orang tua dan guru untuk memotivasi anaknya
mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa.
Kelemahan :
a) Jarangnya orang tua memperhatikan kesehatan gigi pada anaknya.
Kesempatan :
a) Adanya dukungan dari pihak RT dalam melaksanakan kegiatan
b) Adanya dukungan dari masyarakat dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh
mahasiswa.
Ancaman :
a) Meningkatnya gangguan kesehatan pada gigi dan mulut.
4. Resiko perilaku mal adaptif pada remaja di RT. 14 dan 15 Kel. Lingkar Selatan
Kec. Jambi Selatan.
Melakukan Kegiatan :
a) Penyuluhan tentang bahaya Narkoba
b) Diskusi dan pemutaran film tentang NAPZA
c) Penyebaran leaflet tentang NAPZA
Kekuatan :
a) Adanya dukungan dari pihak RT dan Pemuda dalam melaksanakan kegiatan
b) Adanya partisipasi dan antusias audiens dalam kegiatan penyuluhan
c) Pemutaran film tentang penyalahgunaan NAPZA
Kesempatan :
a) Adanya himbauan pemerintahan dalam menurunkan permasalahan tentang
NAPZA
Ancaman :
a) Banyaknya remaja yang tidak memanfaatkan waktu luang secara bermanfaat
b) Semakin tingginya risiko remaja untuk terpapar dengan NAFZA dan kegiatan
negatif lainnya.

5. Resiko penurunan derajat kesehatan : Penyakit degeneratif pada lansia di RT.


RT. 14 dan 15 Kel. Lingkar Selatan Kecamatan Jambi Selatan
Melakukan Kegiatan :
a) Penyuluhan tentang penyakit rematik
b) Demontrasi Senam rematik
c) Penyebaran leaflet penyakit rematik dan senam rematik
d) Senam Lansia
e) Cek kesehatan (cek gula darah dan asam urat)
f) Penyuluhan tentang Hipertensi
g) Penyebaran leaflet tentang Hipertensi
Kekuatan :
a) Adanya partisipasi dan antusias lansia dan keluarga dalam kegiatan
penyuluhan lansia.
Kelemahan :
a) Kurangnya pengetahuan keluarga tentang perawatan rematik dan Hipertensi
b) Kurangnya motivasi keluarga dalam melakukan perawatan terhadap lansia
dirumah
Ancaman :
a) Terjadinya gangguan mobilisasi pada lansia.

G. Rencana Tindak Lanjut


1. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan balita di RT.
RT. RT. 14 dan 15 Kel. Lingkar Selatan Kec. Jambi Selatan.
Rencana Tindak Lanjut
a. Penyuluhan tentang Asi Eksklusif pada ibu yang mempunyai bayi dan balita
b. Penyuluhan tentang penyakit pada bayi dan balita

2. Resiko terjadinya penyakit infeksi (DHF dan Cikungunya) di RT. 14 dan 15 Kel.
Lingkar Selatan Kecamatan Jambi Selatan
Rencana Tindak Lanjut
a. Melakukan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan dan penyakit akibat
lingkungan sebulan 1 kali.
b. Gotong royong masal sebulan sekali.
c. Perlombaan lingkungan sehat
d. Menjaga kebersihan lingkungan

3. Resiko Penyakit Infeksi (Caries dentis, diare dan demam) Pada Anak Usia
Sekolah di RT. 14 dan 15 Kel. Lingkar Selatan Kec. Jambi Selatan
Rencana Tindak Lanjut
a. Melakukan pemeriksaan gigi pada anak sekolah setiap 6 bulan sekali
b. Penyuluhan tentang perawatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah
c. Mendemonstrasikan cara menggosok gigi pada anak sekolah
d. Lomba menggosok gigi pada anak sekolah
e. Memperhatikan kebersihan makanan pada anak sekolah untuk mencegah diare
dan demam.

4. Resiko perilaku mal adaptif pada remaja di RT.14 dan 15 Kel. Lingkar Selatan
Kec. Jambi Selatan
Rencana Tindak Lanjut
a. Mengaktifkan kembali perkumpulan remaja masjid dan mengadakan
pertemuan 1 minggu sekali
b. Membentuk perkumpulan dan mengadakan kegiatan olah raga setiap sore

5. Resiko penurunan derajat kesehatan : Penyakit degeneratif pada lansia di RT. 14


dan 15 Kel. Lingkar Selatan Kecamatan Jambi Selatan
Rencana Tindak Lanjut
a. Penyuluan tentang penyakit degeneratif yang terjadi pada lansia seperti
penyakit rematik serta praktek senam rematik.
b. Pemeriksaan fisik setiap minggu di puskesmas
c. Senam lansia 1 kali seminggu.

Anda mungkin juga menyukai