Anda di halaman 1dari 10

http://myaskep.blogspot.com/2009/02/asuhan-keperawatan-hernia.

html

Sharing Askep Blog


Wednesday, February 18, 2009
ASUHAN KEPERAWATAN HERNIA

ASUHAN KEPERAWATAN HERNIA

A. PENGERTIAN
Hernia adalah protusio (penonjolan) abnormal suatu organ atau bagian suatu organ
melalui lubang (apertura) pada stuktur disekitarnya, umumnya protusio organ abdominal
melalui celah dari dinding abdomen. (Sue Hinchliff, 1999 : 206).
Hernia adalah penonjolan dari organ internal melalui pembentukan abnormal atau lemah
pada otot yang mengelilinginya. (Winter Griffith, 1997 : 340).
Hernia adalah tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dinding rongga dimana
organ tersebut seharusnya berada yang didalam keadaan normal tertutup. (suster nada, 21
juli 2007).

B. ETIOLOGI
1. Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat kemudian dalam
hidup.
2. Akibat dari pembedahan sebelumnya.
3. Kongenital
a. Hernia congenital sempurna
Bayi sudah menderita hernia kerena adanya defek pada tempat – tempat tertentu.
b. Hernia congenital tidak sempurna
Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tapi dia mempunyai defek pada tempat
– tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan ( 0 – 1 tahun) setelah lahir akan
terjadi hernia melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan
intraabdominal (mengejan, batuk, menangis).
4. Aquisial adalah hernia yang buka disebabkan karena adanya defek bawaan tetapi
disebabkan oleh fakor lain yang dialami manusia selama hidupnya, antara lain :
a. Tekanan intraabdominal yang tinggi.
Banyak dialami oleh pasien yang sering mengejan yang baik saat BAB maupun BAK.
b. Konstitusi tubuh.
Orang kurus cenderung terkena hernia jaringan ikatnya yang sedikit. Sedangkan pada
orang gemuk juga dapat terkena hernia karena banyaknya jaaringan lemak pada tubuhnya
yang menambah beban kerja jaringan ikat penyokong pada LMR.
c. Banyaknya preperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk.
d. Distensi dinding abdomen karena peningkatan tekanan intraabdominal.
e. Sikatrik.
f. Penyakit yang melemahkan dinding perut.
g. Merokok
h. Diabetes melitus

C. BAGIAN DAN JENIS HERNIA


Bagian – bagian hernia :
1. Kantong hernia
Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua hernia memiliki
kantong, misalnya hernia incisional, hernia adiposa, hernia intertitialis.
2. Isi hernia
Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia, misalnya usus, ovarium,
dan jaringan penyangga usus (omentum).

3. Pintu hernia
Merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui kantong hernia.
4. Leher hernia
Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong hernia.
5. Locus minoris resistence (LMR)
Klasifikasi hernia :
1. Menurut lokasinya
a. Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi dilipatan paha. Jenis ini merupakan yang
tersering dan dikenal dengan istilah turun berok atau burut.
b. Hernia umbilikus adalah di pusat.
c. Hernia femoralis adalah di paha.
2. Menurut isinya
a. Hernia usus halus
b. Hernia omentum
3. Menurut penyebabnya
a. Hernia kongenital atau bawaan
b. Hernia traumatica
c. Hernia insisional adalah akibat pembedahan sebelumnya.
4. Menurut terlihat dan tidaknya
a. Hernia externs, misalnya hernia inguinalis, hernia scrotalis, dan sebagainya.
b. Hernia interns misalnya hernia diafragmatica, hernia foramen winslowi, hernia
obturaforia.
5. Menurut keadaannya
a. Hernia inkarserata adalah bila isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali kedalam
rongga perut disertai akibat yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara
klinis hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia irrenponibel.
b. Hernia strangulata adalah jika bagian usus yang mengalami hernia terpuntir atau
membengkak, dapat mengganggu aliran darah normal dan pergerakan otot serta mungkin
dapat menimbulkan penyumbatan usus dan kerusakan jaringan.
6. Menurut nama penemunya
a. Hernia petit yaitu hernia di daerah lumbosacral.
b. Hernia spigelli yaitu hernia yang terjadi pada linen semi sirkularis diatas penyilangan
vasa epigastrika inferior pada muskulus rektus abdominalis bagian lateral.
c. Hernia richter yaitu hernia dimana hanya sebagian dinding usus yang terjepit.
7. Menurut sifatnya
a. Hernia reponibel adalah bila isi hernia dapat keluar masuk. Isi hernis keluar jika berdiri
atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan
nyeri atau gejala obstruksi usus.
b. Hernia irreponibel adalah bila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam
rongga.
8. Jenis hernia lainnya
a. Hernia pantolan adalah hernia inguinalis dan hernia femuralis yang terjadi pada satu
sisi dan dibatasi oleh vasa epigastrika inferior.
b. Hernia scrotalis adalah hernia inguinalis yang isinya masuk ke scrotum secara lengkap.
c. Hernia littre adalah hernia yang isinya adalah divertikulum meckeli.

D. PATHOFISIOLOGI
Kanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke – 8 dari
kehamilan, terjadinya desensus vestikulorum melalui kanal tersebut. Penurunan testis itu
akan menarik peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang
disebut dengan prosesus vaginalis peritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah
mengalami obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut.
Tetapi dalam beberapa hal sering belum menutup, karena testis yang kiri turun terlebih
dahulu dari yang kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan lebih sering terbuka. Dalam
keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus
terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila kanal terbuka terus, karena prosesus
tidak berobliterasi maka akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital.
Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi kerana usia lanjut, karena pada umur tua
otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan
jaringan tubuh mengalami proses degenerasi.
Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena daerah ini merupakan
locus minoris resistance, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal
meningkat seperti batuk – batuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang –
barang berat, mengejan. Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul
hernia inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui
defek tersebut. Akhirnya menekan dinding rongga yang telah melemas akibat trauma,
hipertropi protat, asites, kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital dan dapat terjadi
pada semua. Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses
perkembangan alat reproduksi pria dan wanita semasa janin.
Potensial komplikasi terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia
sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi penekanan terhadap cincin
hernia, akibat semakin banyaknya usus yang masuk, cincin hernia menjadi sempit dan
menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Timbulnya edema bila terjadi obtruksi usus
yang kemudian menekan pembuluh darah dan kemudian terjadi nekrosis. Bila terjadi
penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah, konstipasi. Bila
inkarserata dibiarkan, maka lama kelamaan akan timbul edema sehingga terjadi
penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Juga dapat terjadi bukan karena terjepit
melainkan ususnya terputar. Bila isi perut terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis
metabolik, abses.
Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain
obstruksi usus sederhana hingga perforasi (lubangnya) usus yang akhirnya dapat
menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis.

E. PENATALAKSANAAN
1. Terapi umum
Terapi konservatif sambil menunggu proses penyembuhan melalui proses alami dapat
dilakukan pada hernia umbilikalis pada anak usia dibawah 2 (dua) tahun. Terapi
konservatif berupa alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara,
misalnya pemakaian korset pada hernia ventralis sedangkan pada hernia inguinal
pemakaian tidak dianjurkan karena selain tidak dapat menyembuhkan alat ini dapat
melemahkan otot dinding perut.
Reposisi
Tindakan memasukkan kembali isi hernia ketempatnya semula secara hati – hati dengan
tindakan yang lembut tetapi pasti. Tindakan ini hanya dapat dilakukan pada hernia hernia
reponibilis dengan menggunakan kedua tangan. Tangan yang satu melebarkan leher
hernia sedangkan tangan yang lain memasukkan isi hernia melalui leher hernia tadi.
Tindakkan ini terkadang dilakukan pada hernia irreponibilis apabila pasien takut operasi,
yaitu dengan cara : bagian hernia dikompres dingin, penderita diberi penenang valium 10
mg agar tertidur, pasien diposisikan trendelenberg. Jika reposisi tidak berhasil jangan
dipaksa, segera lakukan operasi.
Suntikan
Setelah reposisi berhasil suntikkan zat yang bersifat sklerotik untuk memperkecil pintu
hernia.
Sabuk hernia
Digunakan pada pasien yang menolak operasi dan pintu hernia relatif kecil.
b. Umumnya tindakkan operatif merupakan satu – satunya yang rasional.
2. Hernioplastik endoscopy
a. Hernia inguinalis
Pengobatan konservatif
Terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang
untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Reposisi tidak dilakukan pada
hernia inguinalis strangulata, kecuali pada pasien anak – anak. Reposisi dilakukan secara
bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan
mendorongnya kearah cincin hernia dengan tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi
reposisi. Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedatif dan
kompres es diatas hernia. Bila reposisi ini berhasil anak disiapkan untuk operasi besok
harinya. Jika reposisi hernia tidak berhasil, dalam waktu enam jam harus dilakukan
operasi segera.
Pengobatan operatif
Pengobatan operatif merupakan satu – satunya pengobatan hernia inguinalis yang
rasional. Indikasi operatif sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi
hernia terdiri dari herniatomy dan herniaraphy.
- Herniotomy
Dilakukan pembebasan kantong hernia sampai kelehernya, kantong dibuka dan isi hernia
dibebaskan kalau ada perlenketan, kemudian reposisi. Kantong hernia dijahit, ikat
setinggi mungkin lalu dipotong.
- Hernioraphy
Dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding
belakang kanalis inguinalis.
b. Hernia incarserata
Tidak ada terapi konservatif untuk hernia jenis ini. Yang harus dilakukan adalah operasi
secepatnya.
 Jenis operasi : herniotomy. Prinsipnya adalah membuka dan memotong kantong hernia
kemudian mengeluarkan isi kantong hernia (usus) dan mengembalikannya ke tempat
asalnya hingga ileus hilang.
Pada hernia irreponibils dapat kita perkirakan hal – hal yang akan terjadi pada isi hernia
berdasarkan perhitungan waktu yaitu :
a) kurang dari 24 jam setelah diagnosis, dapat di anggap isi hernia baru saja terjepit.
b) 24 – 48 jam isi hernis mulai mengalami ischemia.
c) 48 – 72 jam mulai terjadi ganggren.
d) Lebih 3 hari isi hernia nekrosis.
Selain dalam hitungan waktu, keadaan isi hernia dapat dilihat dari :
a) Warna usus (membiru, ischemic atau nekrosis)
b) Penilaian vaskularisasi
Berikan NaCl hangat selama 5 menit pada usus, bila terjadi perubahan warna dari
kebiruan menjadi kemerahan, berarti usus masih baik (viable). Bila setelah pemberian
NaCl hangat warna usus masih tetap biru berarti usus telah mengalami nekrose (non -
viable), harus direseksi secara end to end.
c) Kemampuan peristaltic usus
Bila setelah pemberian NaCl hangat terjadi peristaltic berarti keadaan usus masih baik
(viable).
 Bila keadaan umum pasien baik tetapi ususnya non – viable, maka setelah herniotomy
dilakukan reseksi usus non – viable tadi dikeluarkan dan diletakkan di atas paha yang
dikenal dengan istilah VORLAGERUNG (letakan di muka / di luar). Dibuat lubang pada
usus untuk keluarnya feses. Setelah keadaan umum pasien membaik baru operasi dapat
dilanjutkan.
Indikasi vorlagerung :
a) usus non – viable
b) KU pasien jelek
c) Narcose yang lama

F. DIET dan AKTIVITY


Aktivity : hindari mengangkat barang yang berat sebelum atau sesudah pembedahan.
Diet : tidak ada diet khusus. Tetapi seetelah operasi diet cairan sampai saluran
gastrointestinal berfungsi lagi. Kemudian makan dengan gizi seimbang. Tingkatkan
masukan serat dan tinggi cairan untuk mencegah sembelit dan mengejan selama buang air
besar. Hindari kopi, teh, coklat, minumam berkarbonasi, minuman beralkohol, dan setiap
makanan atau bumbu yang memperburuk gejala.

G. MEDICATIONS
a. Analgesik
b. Antibiotik untuk membasmi infeksi

H. NURSING MANAJEMENT
1. Pengkajian
a. Data subjektif
- Sebelum operasi
Adanya benjolan diselangkangan atau kemaluan
 Nyeri didaerah benjolan meski jarang dijumpai kalau ada biasanya dirasakan didaerah
epigastrium atau dearah paraumbilikal berupa nyeri viseral karena regangan pada
mesenterium sewaktu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia.
Nyeri yang disertai mual – muntah, kembung.
Konstipasi
Bayi menangis terus
Pada saat bayi menangis atau mengejan dan batuk – batuk kuat timbul benjolan.
Pada hernia strangulata suhu badan dapat meninggi atau normal.
Pada hernia obturatoria didapat keluhan nyeri seperti ditusuk – tusuk dan parastesia
didaerah panggul, lutut, bagian medial paha akibat penekanan pada N. Obturatorius.
Riwayat penyakit terdahulu : Riwayat batuk kronis dan tumor intraabdominal, bedah
abdominal.
Riwayat psikososial : klien merasa terganggu dengan adanya penyakitnya, klien tidak
dapat beraktivitas dengan bebas.
Riwayat penyakit sekarang : merasa ada benjolan di skrotum bagian kanan atau kadang –
kadang mengecil / mneghilang. Bila menangis, batuk, mengangkat benda berat akan
timbul benjolan lagi, timbul rasa nyeri pada benjolan dan timbul rasa kemeng disertai
mual – muntah.
Akibat komplikasi terdapat shock, demam, asidosis metabolik, abses, fistel, peritonitis.
- Sesudah operasi
Nyeri didaerah operasi
Lemas
Pusing
Mual, kembung

b. Data objektif
- Inspeksi
Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk,
bersin atau mengedan dan mneghilang setelah berbaring.
Hernia inguinal
- Lateralis : uncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral ke medial,
tonjolan berbentuk lonjong.
- Medialis : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.
Hernia skrotalis : benjolan yang terlihat sampai skrotum yang merupakan tojolan lanjutan
dari hernia inguinalis lateralis.
Hernia femoralis : benjolan dibawah ligamentum inguinal.
Hernia epigastrika : benjolan dilinea alba.
Hernia umbilikal : benjolan diumbilikal.
Hernia perineum : benjolan di perineum.
- Palpasi
Caranya :
Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL) ditekan lalu pasien disuruh
mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah medial maka dapat diasumsikan bahwa itu
hernia inguinalis medialis.
Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum (AIM) ditekan lalu pasien
disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral titik yang kita tekan maka dapat
diasumsikan sebagai nernia inguinalis lateralis.
 Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan canalis inguinalis) ditekan
lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateralnya berarti hernia inguinalis
lateralis jika di medialnya hernia inguinalis medialis.
Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funikulus
spermatikus sebagai gesekan dua permukaan sutera, tanda ini disebut sarung tanda sarung
tangan sutera. Kantong hernia yang berisi mungkin teraba usus, omentum (seperti karet),
atau ovarium. Dalam hal hernia dapat direposisi pada waktu jari masih berada dalam
annulus eksternus, pasien mulai mengedan kalau hernia menyentuh ujung jari berarti
hernia inguinalis lateralis dan kalau samping jari yang menyentuh menandakan hernia
inguinalis medialis.
Hernia femoralis : benjolan lunak di lipat paha dibawah ligamentum inguina dan lateral
tuberkulum pubikum.
Hernia inkarserata : nyeri tekan.
- Perkusi
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan kemungkinan hernia
strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak,
- Auskultasi
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang mengalami
obstruksi usus (hernia inkarserata).
- Colok dubur
Tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda Howship – romberg (hernia
obtutaratoria).
- Pemeriksaan test diagnostik : rongent, USG.
- Tanda – tanda vital : temperatur meningkat, pernapasan meningkat, nadi meningkat,
tekanan darah meningkat.
- Hasil laboratorium
Leukosit > 10.000 – 18.000 / mm3
Serum elektrolit meningkat.

2. Diagnosa
a. Nyeri akut b/d agen injuri (biologi, kimia fisik, psikologis).
NOC :
- Mengenali faktor penyebab
- Mengenali lamanya onset sakit
- Mengunakan metode pencegahan non analgesik untuk mengatasi nyeri
- Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan
- Mencari bantuan tenaga kesehatan
- Melaporkan gejala kepada petugas kesehatan
- Menggunakan sumber – sumber yang tersedia
- Mengenali gejala – gejala nyeri
- Mencatat pengalaman tentang nyeri sebelumnya
- Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol

Keterangan penilaian NOC :


- Tidak dilakukan sama sekali
- Jarang dilakukan
- Kadang dilakukan
- Sering dilakukan
- Selalu dilakukan
NIC
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
- Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan.
- Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeeri pasien.
- Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri.
- Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau.
- Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan.
- Kontrol lingkungan yang dapat menpengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan
dan kebisingan.
- Kurangi faktor presipitasi nyeri.
- Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non – farmakologi, dan
interpersonal).
- Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi.
- Ajarkan tentang tehnik non – farmakologi.
- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
b. Defisit volume cairan b/d kehilangan volume cairan secara aktif.
NOC
Indikator :
- Tekanan darah dalam batas normal.
- Rata – rata tekanan arteri dalam batas normal.
- Tekanan vena sentral dalam batas normal.
- Tekanan paru – paru dalam batas normal.
- Nadi perifer teraba.
- Tidak ada hipertensi ortostatik
- Keseimbangan intake dan output selama 24 jam.
- Tidak ada suara napas tambahan.
- Berat badan stabil.
- Tidak ada mata cekung
- Tidak ada kebingungan
- Tidak haus berlebihan
- Kelambaban kulit dalam batas normal
- Elektrolit serum dalam batas normal
- Nilai hematokrit dalam batas normal
- BJ urin dalam batas normal
Keterangan penilaian NOC :
- Tidak dilakukan sama sekali
- Jarang dilakukan
- Kadang dilakukan
- Sering dilakukan
- Selalu dilakukan
NIC
- Monitor berat badan setiap hari
- Pertahankan intake dan output yang akurat
- Monitor status hidrasi (membran mokusa) yang adekuat
- Monitor status nutrisi
- Monitor intake dan output.

c. Resiko infeksi b/d trauma, kerusakan jaringan.


NOC :
Indikator :
- Mengetahui resiko.
- Memonitor faktor resiko lingkungan.
- Memonitor resiko dari tingkah laku.
- Mengembangkan kontrol resiko secara efektif.
- Memodifikasi gaya hidup untuk mengurangi resiko menggunakan. dukungan personal
untuk mengontrol resiko.
- Berpartisipasi dalam screening untuk mengidentifikasi resiko.
- Memonitor perubahan status kesehatan.
Keterangan penilaian NOC :
- Tidak dilakukan sama sekali
- Jarang dilakukan
- Kadang dilakukan
- Sering dilakukan
- Selalu dilakukan
NIC:
- Observasi dan laporkan tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri, tumor,
dan adanya fungsiolaesa.
- Kaji temperatur klien tiap 4 jam.
- Catat dan laporkan nilai laboratorium (leukosit, protein, serum, albumin).
- Kaji warna kulit, kelembaban tesktur, dan turgor.
- Gunakan strategi untuk mencegah infeksi nosokomial.
- Tingkatkan intake cairan.
- Istirahat yang adekuat
- Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.
- Gunakan standard precaution dan gunakan sarung tangan selama kontak dengan darah,
membran mukosa yang tidak utuh.
- Ikuti transmisi pencegahan dasar untuk udara, droplet, dan kontak – kontak tranmitted
microorganisme.
- Ganti IV line sesuai dengan aturan yang berlaku.
- Pastikan perawatan aseptik pada IV line.
- Pastikan tehnik perawatan luka secara tepat.
- Dorong pasien untuk istirahat.
- Berikan terapi antibiotak sesuai instruksi.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda – tanda gejala infeksi dan kalau terjadi untuk
melapor kepada perawat.

Posted by Codotz at 4:08 AM

0 comments:

Anda mungkin juga menyukai