Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PRAKTIK KEPERAWATAN DAN KOMUNITAS DESA DI


DUSUN DURIAN RT 005 RW 003 DESA KALIBUNTU
KECAMATAN KRAKSAAN KABUPATEN
PROBOLINGGO

Untuk Memenuhi Tugas Akhir PraktIk


Keperawatan Komunitas

OLEH :
KELOMPOK 01

1. A.Yogy Ariefan Ghani 14401.18.19001


2. Farah Dila 14401.18.19006
3. Nabila Hafina 14401.18.19016
4. Navy Mayyoulanda 14401.18.19017
5. Ramadhani Alvan .H. 14401.18.19020
6. M. Fait 14401.18.19012
7. Lailatul Fadilah 14401.18.19011
8. Khoirotun Nisa’ 14401.18.19010
9. Novia Citra Haryono 14401.18.19018
10. Wilda Al Aluf 14401.18.19023

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK PPKD KOMUNITAS
DI DESA KALIBUNTU KECAMATAN KRAKSAAN KABUPATEN
PROBOLINGGO

Telah Disetujui Oleh Dosen Pembimbing Pada :


Hari :
Tanggal :

Mengetahui :

Koordinator Praktek Dosen Pembimbing

Nurul Laili S.Kep,Ns.,M.Kep Nurul Laili S.Kep,Ns.,M.Kep

Ketua Prodi DIII Keperawatan

Mariani, S.Kep,Ns.,M.PH
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT pencurah kasih sayang tiada batas kepada
yang dikehendakinya. Allah SWT telah mencurahkan rahmatnya kepada penuis
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul Gambaran Kondisi
Kesehatan Masyarakat Di Dusun Durian RT 005 RW 003 Desa Kalibuntu
Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pemberi syafaat
dan pembawa kabar gembira.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang
bersangkutan dalam menyelesaikan penulisan laporan ini. Laporan ini penulis
ajukan untuk memenuhi tugas yang ditetapkan oleh dosen keperawatan komunitas
prodi DIII keperawatan Stikes Hafshawaty Zainul Hasan Genggong. Penulis telah
berusaha sangat maksimal untuk memberikan yang terbaik, tetapi tidak menutup
kemungkinan untuk menerima kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
di masa yang akan datang.
Dalam usaha menyelasaikan penulisan laporan ini tentu telah melibatkan
banyak pihak secara langsung maupun tidak langsung dalam memberikan
konstitusi yang positif demi terwujudnya sebuah karya yang baik. Semoga semua
pihak yang telah membantu menyelasaikan laporan ini mendapatkan sebaik-
baiknya pahala dari Allah SWT. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki,
penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi
pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya sehingga diharapkan dapat
dijadikan pedoman dan referensi.

Probolinggo, 18 Juli 2022


BAB 1
PENDAHLUAN

a) LATAR BELAKANG
Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di
segala bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan
berbagai inovasi yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi, maka terjadi peningkatan usia harapan
hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya
peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah
merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara
optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat
bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU
No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang
berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang
kehidupan mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat
diantaranya bidang kesehatan. Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-
Sakit”, saat ini telah terjadi pergeseran, antara lain: perubahan upaya kuratif
menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif
menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi
kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut berperan dalam
upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga dan
kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapakan
konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu
upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi
keprawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai,
maka mahasiswa Program Studi DIII STIKes Hafshawaty Zainul Hasan
Genggong melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas di Dusun
Durian RT 005 RW 003 Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan Kabupaten
Probolinggo dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan
keluarga, kelompok dan masyarakat, serta secara aktif dalam upaya
peningkatan status kesehatannya.

b) TUJUAN PENELITIAN
a. Tujuan umum
Menerapkan asuhan keperawatan Komunitas di Rt 005 Rw 003 Dusun
Durian melalui pendekatan proses keperawatan.
b. Tujuan khusus
1. Bersama masyarakat mengidentifikasi karakteristik geografis dan
demografis Rt 005 Rw 003 Dusun Durian
2. Bersama masyarakat mengidentifikasi kebutuhan atau masalah
kesehatan komunitas Rt 005 Rw 003 Dusun Durian
3. Bersama masyarakat merencanakan asuhan keperawatan kesehatan
komunitas Rt 005 Rw 003 Dusun Durian

c) MANFAAT PENELITIAN
Diharapkan dengan adanya kegiatan pembangunan kesehatan
masyarakat desa/ Asuhan Keperawatan Komunitas di Rt 005 Rw 003 Dusun
Durian Desa Kalibuntu dapat bermanfaat bagi :
a. Mahasiswa
Dapat menerapkan asuhan keperawatan komunitas melalui pendekatan
proses keperawatan

b. Masyarakat
1. Menumbuhan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga
kebersihan dan kesehatan lingkungan
2. Dapat membantu masyarakat guna mengerti gambaran status
kesehatan dan menyadari permasalahan kesehatan yang ada serta
memiliki kemauan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS


2.1.1 PENGERTIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik
keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari
keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi
buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular.
Sasaran keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap
masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas
baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan
atau perawatan (Ariani, Nuraeni, & Supriyono, 2015).
Menurut American Nurses Association (ANA, 1973), Keperawatan
Kesehatan Komunitas adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan
masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini
bersifat menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan
kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan melibatkan
masyarakat.
2.1.2 TUJUAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi
kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Tujuan proses
keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya- upaya sebagai
berikut :
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau
isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga,
individu, dan kelompok.
2.1.3 FUNGSI KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah
bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan
masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.
3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.
4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).
2.1.4 ASUMSI DAN KEPERCAYAAN TERHADAP PERAWATAN
KESEHATAN KOMUNITAS MENURUT ANA (AMERICAN
NURSES ASSOCIATION)
1. Asumsi
a. Sistem pemeliharaan yang kompleks.
b. Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer, sekunder dan
tersier.
c. Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk
pendidikan dasar praktek penelitian.
d. Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder
dan tersier.
e. Perawatan kesehatan menyangkut setting pemeliharaan
kesehatan primer
2. Kepercayaan
a. Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua
orang.
b. Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.
c. Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen
pelayanan kesehatan.
d. Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan
individu.
e. Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan
kesehatan.
2.1.5 FALSAFAH KEPERAWATAN KOMUNITAS
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar
tersebut, maka dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas
sebagai landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah
keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan
yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-
sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan membrikan
prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu
kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu:
manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan
yang luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat
yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan
dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral
dari upaya kesehatan.
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan
berlangsung secara berkesinambungan
Komunitas Dengan Keluarga
Sebagai Unit Pelayanan

Dasar

MANUSIA

KEPERAWATAN KESEHATAN

LINGKUNGAN

(Physic, Biologic,
Psychologist, Social,
Cultural, Dan Spiritual)
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur
sebagai berikut :
1. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti B sekumpulan individu / klien
yang berada pada lokasi atau B batas geografi tertentu yang
memiliki niliai-nilai, keyakinan dan minat yang relatif sama serta
adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Komunitas merupakan sumber dan lingkungan bagi keluarga,
komunitas, Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk
kelompok resiko tinggi antara lain : daerah terpencil, daerah
rawan, daerah kumuh.
2. Kesehatan.
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar klien / komunitas. Sehat merupakan
keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan
mengatasi stressor.
3. Lingkungan.
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien
yang bersifat biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
4. Keperawatan.
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor,
melalui pencegahan primer, sekunder dan tersier.
2.1.6 SASARAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Sasaran yang dituju untuk keerawatan komunitas dibagi menjadi
beberapa, diantaranya :
1. Individu
Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena
ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab,
maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik
secara fisik, mental maupun sosial.
2. Keluarga
Merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam
lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan
(Ariani, Nuraeni, & Supriyono, 2015).
3. Kelompok Khusus
4. Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti;
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan,
diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS,
penyakit kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan
mental dan lain sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,
diantaranya:
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya
adalah:
1) Panti werdha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita
2.1.7 PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS
Memberikan dukungan serta merawat, bukan hanya kepada
invididual, namun juga keluarga. Dengan demikian, dilihat dari
pengertian serta tujuan di atas bisa disimpulkan bahwa penekanan
keperawatan komunitas terletak pada ‘health promotion, health
maintenance, disease, prevention and treatment of minor illments and
restoration of health and rehabilitation (MN, 2012)
a. Pelaksanaannya berdasarkan kebutuhan dan fungsi dalam program
kesehatan yang menyeluruh;
b. Maksud dan tujuannya hendaknya jelas dalam pelayanan;
c. Kelompok yang terorganisasi atau perwakilannya adalah bagian
integral dari program kesehatan komunitas;
d. Keperawatan komunitas tersedia bagi seluruh lapisan masyarakat
tanpa membedakan asal, sosial budaya, ekonomi, umur, jenis
kelamin, politik serta bangsa;
e. Keperawatan komunitas mengakui keluarga dan komunitas adalah
bagian dari unit pelayanan;
f. Pendidikan kesehatan dan pelayanan konsultasi adalah bagian
integral dari keperawatan komunitas
g. Penerima jasa Penerima jasa pelayanan kesehatan perlu diikut-
sertakan dalam perencanaan terkait dengan tujuan bagi
pemeliharaan kesehatan
h. Perawat komunitas harus kualified
i. Keperawatan komunitas harus dilandaskan pada kebutuhan pasien
dan kelangsungan pelayanan kepada pasien yang tepat
j. Evaluasi pelayanan kesehatan ini harus dikerjakan secara periodik
dan kontinyu
k. Perawat komunitas berfungsi sebagai bagian terpenting dari tim
kesehatan
l. Perawat komunitas membantu mengarahkan pasien yang
membutuhkan dukungan finansial
m. Community health agency perlu menyediakan program
kelangsungan pendidikan bagi perawat.
2.1.8 STRATEGI KEPERAWATAN KOMUNITAS
Strategi inervensi keperawatan komunitas meliputi :
1. Proses Kelompok
2. Pendidikan kesehatan
3. Kerja sama (partnership)
2.1.9 MMD (MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA)
1. MMD 1
Merupakan MMD yang pertama kali dimana MMD 1 ini bertujuan
untuk memperkenalkan diri baik profil kelompok (nama, alamat,
institusi dll), serta mensosialisasikan program kerja yang akan
disampaikan. MMD 1 menjadi sangat penting dimana terbentuknya
rasa kepercayaan masyarakat. Pengkajian yang akan dilakukan
dengan berbagai macam cara, wawancara dengan stake holder,
kader, perangkat desa, tokoh agama serta tokoh masyarakat lainnya
yang mampu memberikan informasi akurat terkait dengan kondisi
wilayah binaan. Setelah mendapatkan data maka selanjutnya
adalah observasi maupun penyebaran angket, kemudian data
tersebut dilakukan tabulasi data dan dianalisis kemudian
disimpulkan menjadi satu diagnosa/masalah kesehatan.
2. MMD 2
Adalah MMD ke 2 yang dilakukan dimana berisi tentang
penyampaian atau pemaparan data yang telah diperoleh pada saat
pengkajian, pemaparan diagnosa kesehatan serta intervensi yang
telah disusun. Intervensi yang sudah dibuat kemungkinan bisa
berubah dengan adanya penawaran kepada masyarakat dan
masyarakat dapat menuangkan ide terkait solusi berupa intervensi
untuk memecahkan sebuah disgnosa atau masalah.
3. MMD 3
Adalah MMD ke 3 yang dilakukan dimana berisi tentang laporan
kegiatan yang dilakukan, dokumentasi yang dicantumkan berisi
foto atau vidio yang dapat dijadikan bukti terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan, evaluasi dan laporan MMD 3 juga berisi
tentang RTL (Rencana Tindak Lanjut) dimana rencana tersebut
bisa dilanjutkan sampai masyarakat benar-benar mandiri.

2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Asuhan keperawatan komunitas merupakan suatu metode atau proses yang
bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu dan berkesinambungan dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga serta kelompok
atau masyarakat melalui langkah-langkah: pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan. Dalam penerapan proses keperawatan
(nursing process), terjadi proses alih peran dari tenaga keperawatan kepada
klien (sasaran) secara bertahap dan berkelanjutan untuk mencapai kemandirian
sasaran dalam menyelesaikan masalah kesehatannya(Herawati & Neny FS,
2012).
2.2.1 PENGKAJIAN
Pengkajian komunitas (community assessment) adalahproses
pengumpulan data yang berhubungan dengan status kesehatan
komunitas dan merupakan sumber data untuk perumusan diagnosa
keperawatan. Pengkajian komunitas merupakan suatu upaya untuk
dapat mengenal masyarakat. Tujuan keperawatan dalam mengkaji
komunitas adalah mengidentifikasi faktor-faktor (baik positif maupun
negatif) yang mempengaruhi kesehatan warga masyarakat agar dapat
mengembangkan strategi promosi kesehatan (Herawati & Neny FS,
2012).
Jenis data yang dikumpulkan pada pengkajian secara umum dapat
diperoleh dari data subyektif dan data obyektif. Data subyektif yaitu
data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh
individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang diungkapkan secara
langsung melalui lisan. Data obyektif yaitu data ayang diperoleh
melalui suatu pemeriksaan, pengamatan, dan pengukuran. Sedangkan
sumber data dapat diperoleh dari data primer dan sekunder, dengan
pendekatan kuantitatif maupun kualitatif. Data primer adalah data yang
dikumpulkan oleh pengkaji berdasarkan hasil pengkajian, sedangkan
data sekunder diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya.
Metode pengumpulan data yang dapat dilakukan yaitu: wawancara
informan (informan interview), analisis sekunder, observasi atau
pengamatan (windshield survey) (Herawati & Neny FS, 2012). Salah
satu model pengkajian yang dapat digunakan adalah “Betty Neuman”.
Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah
dengan data inti dari masyarakat itu sendiri (community core).
- Community Core(data inti)
1. Histori dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas.
2. Data demografi: umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, ras,
tipe keluarga, status perkawinan.
3. Vital statistik: angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan.
4. Agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok
atau komunitas.
- Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :
1. Lingkungan fisik: perumahan yang dihuni oleh penduduk,
bagaimana penerangannya, sirkulasi dan kepadatan penduduk.
2. Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan
untuk meningkatkan pengetahuan. Status pendidikan (lama sekolah,
jenis sekolah, bahasa), fasilitas pendidikan (SD, SMP, dll) baik di
dalam maupun di luar komunitas.
3. Keamanan dan transportasi: Bagaimana keselamatan dan keamanan
di lingkungan tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan stress.
Transportasi apa yang tersedia di komunitas.
4. Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: Apakah
cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat
pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan, jenjang
pemerintahan, kebijakan depkes.
5. Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini
gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah
terjadi.
6. Sistem komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit. Misalnya televisi,
radio, koran atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.
7. Sistem ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara
keseluruhan apakah sesuai dengan UMR (Upah Minimum
Regional), dibawah UMR atau diatas UMR sehingga upaya
pelayanan kesehatan yang ditujukan pada anjuran dapat
dilaksanakan, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan
sesuai status ekonomi tersebut.
8. Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah
biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat
digunakan komunitas untuk membantu mengurangi stressor.
- Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital
statistic, antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR,
serta cakupan imunisasi.
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh
informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga
dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi
masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial
ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi
(Mubarak, 2005).
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
 Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang
berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau
keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan
masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan
ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan
mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan
selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam
format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
 Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan
meliputi aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam
rangka menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya
dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
 Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya
asuhan keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan
keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya
membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara
Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).
2. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data
dengan cara sebagai berikut :
 Klasifikasi data atau kategori data
 Penghitungan prosentase cakupan
 Tabulasi data
 Interpretasi data
3. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data
dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang
dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah
yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau
masalah keperawatan (Mubarak, 2005).
4. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan
dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat
dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun
demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi
sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah  (Mubarak,
2005).
5. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat
dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai
kriteria diantaranya adalah  (Mubarak, 2005):
a. Perhatian masyarakat
b. Prevalensi kejadian
c. Berat ringannya masalah
d. Kemungkinan masalah untuk diatasi
e. Tersedianya sumberdaya masyarakat
f. Aspek politis
2.2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah
kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah
masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah
potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi
diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan
pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan
tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan
ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa
keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan
masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi
(Mubarak, 2009). Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan
tingkat reaksi terhadap stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan
dalam 3 komponen: Problem, Etiologi, Simptom(Herawati & Neny FS,
2012).
Contoh :Risiko terjadinya peningkatan ISPA pada warga di desa X
sehubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
terhadap peningkatan status kesehatan ditandai dengan tingginya angka
kejadian ISPA pada 6 bulan terakhir yaitu 25% berdasarkan data
Puskesmas.
Masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat dapat
disampaikan dalam pelaksanaan lokakarya mini atau istilah lainnya
Musyawarah Masyarakat Desa/RW(MMRW).
2.2.3 PERENCANAAN KEPERAWATAN
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Tahap berikutnya dari
proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa yang harus
dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan
adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi
masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis keperawatan.
Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana pelaksanaan
kegiatan maka ada dua faktor yang mempengaruhi dan
dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah
dan sumber/potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang
tersedia.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui
tahapan sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat,
mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat.
2. Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk
menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat.
Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan
yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong untuk
menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan
masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan,
meningkatkan kemampuan masyarakat berperanserta dalam
pembangunan kesehatan di wilayahnya.
3. Tahap pendidikan dan latihan
a. Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
b. Melakukan pengkajian
c. Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose
keperawatan
d. Melatih kader
e. Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan
masyarakat
4. Tahap formasi kepemimpinan
5. Tahap koordinasi intersektoral
6. Tahap akhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk
mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan
kelompok kerja kesehatan lebih lanjut.
Untuk lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh dengan
tahapan sebagai berikut:
1. Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi
2. Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik
3. Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui
pemeriksaan fisik dan laboratorium
4. Bekerjasama dengan aparat Pemda setempat untuk mengamankan
lingkungan atau komunitas bila stressor dari lingkungan
5. Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
2.2.4 PELAKSANAAN
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan
anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak
Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak,
2009).Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau
implementasi pada keperawatan komunitas adalah:
1. Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan
taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009)
2. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).
3. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan
keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi
tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2009).
4. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan
dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta
kompeten (Mubarak, 2009).
5. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan
implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan
komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat bertanggung
jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang
sifatnya:
1. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan
kesehatan.
2. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
kurang gizi.
3. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi
terpenuhinya kebutuhan komunitas.
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada
tingkat pencegahan, yaitu :
1. Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan
pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara
umum serta perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh:
imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam
kesehatan keluarga.
2. Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada
diagnosa dini dan tindakan untuk mnghambat proses penyakit,
Contoh: Mengkaji keter¬belakangan tumbuh kembang anak,
memotivasi keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan
seperti mata, gigi, telinga, dll.
3. Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian
individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga, Contoh: Membantu keluarga yang
mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi untuk
melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.
2.2.5 EVALUASI
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses
tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam
perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan
masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau
dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009).

Anda mungkin juga menyukai