LAPORAN RW 06
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Community Health Nursing 2
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
VITARA DARU RAHMI 155070200111022
TIM MURNI 155070201111002
VENNY GRACELIA SOPLANIT 155070201111004
ALISSA PUSPITA SURAHMAN 155070201111006
OKTAVIA INDRIYANI 155070201111010
SINDY OLIVIA ROEMAHLAISELAN 155070201111012
ZIADAH NIKMATUR RIZQIYAH 155070201111020
DYAH EKAFARAVIQA AYU SEKARPUTERI 155070201111022
REGULER 2
A. Latar Belakang
Gerakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan ujung tombak
untuk pembangunan kesehatan dalam rangka meningkatkan perilaku hidup sehat
masyarakat. Program PHBS di Rumah Tangga merupakan upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk
mencapai Rumah Tangga berperilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup
bersih dan sehat seseorang sangat berkaitan dengan peningkatkan kesehatan
individu, keluarga, masyarakat dan lingkungannya (Choiri et al, 2016).
Program pembinaan PHBS yang dicanangkan pemerintah sudah berjalan
cukup lama, namun pada kenyataanya capaian keberhasilannya masih jauh dari
harapan. Berdasarkan data Kementrian Kesehatan tahun 2013, bahwa rumah
tangga di Indonesia yang mempraktekkan PHBS baru mencapai 55,6%
sedangkan capaian ini masih jauh bila dibandingkan dengan target tahun 2013
yaitu sebesar 65%. Angka tersebut masih terlampau jauh dengan target Rencana
Strategis (Restra) Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 mencantumkan
target 70% rumah tangga sudah mempraktekkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat) pada tahun 2014 (Choiri et al, 2016).
Berdasarkan data Kementrian Kesehatan Indonesia (Kemenkes) tahun 2013,
cakupan rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat di Jawa Tengah
sebesar 75,1%, capaian ini sudah memenuhi target bila dibandingkan dengan
Renstra nasional tahun 2010-2014 yaitu sebesar 70%. Berdasarkan data Profil
Kesehatan Kabupaten Sukoharjo tahun 2013, dari 114.140 rumah tangga yang
diperiksa PHBS, sebanyak 96.922 rumah tangga yang sudah menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat, itu artinya sebanyak 82,2% masyarakat sudah
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (Choiri et al, 2016).
Melihat data di atas, penting untuk melaksanakan pembinaan kesehatan di
wilayah tersebut untuk menurunkan tingkat kejadian perilaku kesehatan yang
buruk dengan cara fokus pada pemberdayaan masyarakat dalam mengontrol
kesehatan dan pola hidup sehat.
Tindakan yang dapat dilakukan adalah asuhan keperawatan komunitas dan
keluarga. Keperawatan komunitas dan keluarga merupakan suatu bentuk
pelayanan kesehatan yang mengutamakan pelayanan promotif dan prevensi
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitative kepada individu,
keluarga, kelompok serta masyarakat. Tindakan penatalaksanaan tersebut
merupakan suatu cara untuk mengurangi angka mortalitas dan morbiditas
perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga diharapkan adanya perubahan
perilaku masyarakat yang sehat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada RW 06 Kelurahan
Bandungrejosari Kecamatan Sukun Kota Malang dengan masalah kesehatan
perilaku hidup bersih dan sehat melalui pola hidup yang bersih dan sehat
dengan pendekatan edukatif pada individu, keluarga, kelompok khusus
ataupun pada komunitas tertentu dalam rangka mewujudkan tercapainya
masyarakat RW 06 yang sehat.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu berkomunikasi secara efektif dengan tokoh masyarakat dan
semua anggota masyarakat
b. Mampu mengumpulkan dan menganalisa data kesehatan yang ditemukan
di masyarakat
c. Menetapkan diagnosis keperawatan komunitas pada masyarakat RW 06
Kelurahan Bandungrejosari Kecamatan Sukun Kota Malang
d. Mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat RW 06 Kelurahan
Bandungrejosari Kecamatan Sukun Kota Malang
e. Mampu memberikan promosi kesehatan kepada masyarakat
f. Mampu bekerja sama dengan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan
sesuai dengan program yang disepakati
g. Mampu mengevaluasi hasil dari implementasi keperawatan komunitas
yang telah dilakukan dan memberikan rencana tindak lanjut dari masalah
yang diatasi
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Mampu mengaplikasikan ilmu keperawatan komunitas secara nyata di
masyarakat
b. Menambah wawasan dan pengalaman dalam menemukan, menganalisa
dan menyelesaikan masalah keperawatan di komunitas
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat mengenali masalah kesehatan yang dihadapi dalam
komunitas dan memberikan promosi kesehatan yang bermanfaat untuk
menambah wawasan serta ilmu pengetahuan masyarakat terkait masalah
perilaku hidup bersih dan sehat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Konsep Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas adalah suatu sintesa ilmu dan praktik kesehatan
masyarakat, yang diimplementasikan melalui penggunaan proses keperawatan
yang sistematis, dirancang untuk mempromosikan kesehatan dan mencegah
penyakit pada kelompok populasi (Clark, 1999 dalam Nurhayati, 2011). Dimana
sebagai pelayanan keperawatan profesional diberikan komprehensif ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang dipengaruhi oleh
lingkungan (bio, psiko, sosio, mental dan spiritual) mempengaruhi status
kesehatan masyarakat (Nurhayati, 2011).
Berbagai definisi dari keperawatan kesehatan komunitas telah dikeluarkan
oleh organisasi-organisasi profesional. Berdasarkan pernyataan dari American
Nurses Association (2004) yang mendefinisikan keperawatan kesehatan
komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan dari populasi dengan mengintegrasikan ketrampilan dan pengetahuan
yang sesuai dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat. Praktik yang
dilakukan komprehensif dan umum serta tidak terbatas pada kelompok tertentu,
berkelanjutan dan tidak terbatas pada perawatan yang bersifat episodik. Definisi
keperawatan kesehatan komunitas menurut American Public Health Association
(2004) yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan teori keperawatan
profesional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada keseluruhan
komunitas (Efendi F & Makhfudli, 2015).
Pada praktik keperawatan komunitas itu sendiri rangkaian prosesnya dimulai
dari awal tahap pengkajian sampai evaluasi, dimana diharapkan terjadi alih peran
sehingga peran perawat yang lebih banyak berangsur-angsur berkurang
digantikan meningkatnya kemandirian masyarakat sebagai klien seperti terlihat
pada gambar berikut (Nurhayati, 2011).
Terwujudnya kemandirian masyarakat untuk menyelesaikan masalah
kesehatan dapat dicapai dengan pengorganisasian masyarakat karena peran
serta masyarakat didalamnya akan meningkat oleh karena itu, dalam proses
keperawatan komunitas ada tahap-tahap yang perlu dilaksanakan perawat
(Depkes RI, 1993 dalam Nurhayati, 2011), yaitu :
1. Tahap persiapan
Memilih area atau daerah yang menjadi prioritas, menentukan cara untuk
berhubungan dengan masyarakat, mempelajari serta bekerjasama dengan
masyarakat.
2. Tahap pengorganisasian
Persiapan pembentukan kelompok dan penyesuaian pola dalam masyarakat
dilanjutkan dengan pemilihan ketua kelompok dan pengurus inti.
3. Tahap pendidikan dan pelatihan kelompok masyarakat
Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat, melakukan
pengkajian, membuat program berdasarkan masalah atau diagnosa
keperawatan, melatih kader kesehatan yang akan membina masyarakat di
lingkungannya dan pelayanan keperawatan langsung terhadap individu,
keluarga dan masyarakat.
4. Tahap formasi kepemimpinan
Memberi dukungan latihan dan pengembangan keterampilan kepemimpinan
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan
kegiatan pemeliharaan kesehatan.
5. Tahap koordinasi intersektoral
Kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya memandirikan masyarakat.
6. Tahap akhir
Supervise bertahap, evaluasi serta umpan balik untuk perbaikan kegiatan
kelompok kerja berikutnya.
Keperawatan kesehatan komunitas dibedakan dari spesialis keperawatan lainnya
berdasarkan delapan prinsip di bawah ini (Efendi F & Makhfudli, 2015) :
1. Klien atau unit keperawatan adalah populasi
Walaupun perawat komunitas memberikan asuhan pada individu, keluarga
dan kelompok tetapi tanggung jawab dominan tetap pada populasi
keseluruhan.
2. Tugas utama adalah meraih yang terbaik bagi sejumlah orang atau populasi
keseluruhan
Perawat kesehatan komunitas mengidentifikasi kemungkinan menemukan
individu yang kebutuhannya tidak sesuai dengan prioritas kesehatan yang
menguntungkan bagi populasi keseluruhan.
3. Proses yang digunakan oleh perawat komunitas termasuk bekerja dengan
klien sebagai mitra yang sejajar
Tindakan perawat kesehatan komunitas harus menggambarkan kesadaran
dari kebutuhan yang komprehensif dari kesehatan dalam kemitraan dengan
komunitas dan populasi meliputi perspektif, prioritas dan nilai dari populasii
dalam menginterpretasikan data, kebijakan dan memutuskan program serta
memilih strategi yang sesuai untuk dilakukan.
4. Pencegahan primer adalah prioritas dalam memilih tindakan yang sesuai
Pencegahan primer meliputi promosi strategi kesehatan dan proteksi
kesehatan
5. Memilih strategi untuk menciptakan lingkungan sehat, kondisi sosial dan
ekonomi pada populasi yang berkembang merupakan fokus utama
Intervensi keperawatan kesehatan komunitas meliputi pendidikan,
pengembangan masyarakat, perencanaan sosial, kebijakan pengembangan
serta enforcement. Dan intervensi tersebut akan berkembang ketika kita
bekerja dengan komunitas dan berakibat pada hukum, peraturan, kebijakan
dan prioritas dana. Advokasi pada komunitas untuk menciptakan kondisi
sehat merupakan bagian penting dari praktik keperawatan kesehatan
komunitas.
6. Ada tanggung jawab untuk mencapai keseluruhan populasi yang memerlukan
intervensi spesifik atau pelayanan
Beberapa faktor resiko tidak terdistribusi secara acak, subpopulasi spesifik
kemungkinan lebih dapat dipantau perkembangan penyakitnya atau
kecacatannya atau kemungkinan sulit untuk mengakses atau menggunakan
pelayanan, oleh sebab itu memerlukan jangkauan yang khusus. Keperawatan
kesehatan komunitas berfokus pada keseluruhan populasi dan tidak hanya
pada mereka yang datang ke pelayanan.
7. Penggunaan sumber-sumber kesehatan yang optimal untuk mendapatkan
perbaikan yang terbaik dari populasi merupakan kunci pokok dari kegiatan
praktik
Perawat kesehatan komunitas harus terlibat dalam koordinasi dan organisasi
tindakan dalam merespon isu-isu yang berhubungan dengan kesehatan.
Perawat komunitas menggunakan dan memberikan informasi pada pembuat
kebijakan berdasarkan bukti ilmiah yang berhubungan dengan outcome aksi
spesifik, program atau kebijakan, seperti keuntungan biaya atau efektifitas
biaya dari strategi yang potensial. Pada pembuat kebijakan berdasarkan bukti
ilmiah yang berhubungan dengan outcome aksi spesifik, program atau
kebijakan, seperti keuntungan biaya atau efektifitas biaya dari strategi yang
potensial. Perawat kesehatan komunitas harus selalu berkembang untuk
mencari bukti ilmiah ketika diperlukan.
8. Kolaborasi dengan berbagai jenis profesi, organisasi dan perkumpulan
merupakan cara paling efektif untuk mempromosikan dan melindungi
kesehatan orang-orang
Menciptakan kondisi dimana komunitas selalu sehat kemungkinan sangat
kompleks, proses sumber daya yang intensif. Perawat kesehatan komunitas
bekerja sama dengan disiplin ilmu lain dari berbagai bidang dan profesi dalam
upaya meningkatkan kesehatan populasi. Hal ini meliputi identifikasi perawat
kesehatan komunitas akan pentingnya tindakan legislatif dan keterlibatan
kebijakan sosial dan kesehatan di semua tingkat. Kolaborasi ini kemungkinan
terjadi dalam sistem pelayanan ksehatan dan pemerintah mengadopsi
program promotif dan kebijakan yang perlu direvisi.
PRA PENGKAJIAN
A. Jadwal Kegiatan
No Tanggal Kegiatan Keterangan
- Kisi-kisi Pengkajian
komunitas,
penyusunan
instrumen
Pembuatan kisi-kisi pengkajian,
21-26 Agustus pengkajian komunitas dan pengarahan dan
1
2018 penyusunan instrumen pelaksanaan survei
pengkajian - Kuisioner
- Panduan
wawancara
- Panduan observasi
Pembagian tugas
Melanjutkan pengkajian
untuk Pengkajian data
2 27 Agustus 2018 komunitas dan pembentukan
di RW 06
tim pengkajian di RW 06
B. Populasi
Dari data hasil wawancara dan dokumentasi RW 06 didapatkan data populasi
sejumlah 203 KK dengan rincian RT 1 terdapat 51 KK, RT 2 sejumlah 46 KK, RT
3 sejumlah 32 KK, RT 4 sejumlah 32 KK dan RT 5 sejumlah 42 KK dengan
jumlah total 633 jiwa. Semua total populasi menjadi responden.
Jumlah KK
42
51
1
3
32
4
46 5
32
PENGKAJIAN
A. Hasil Pengkajian Core
1. Demografi
Batas Wilayah : Sungai
Laki-laki : 330 orang
Perempuan : 303 orang
KK : 203 KK
RW : 6 RW
RT : 5 RT
Penyakit Terbanyak : Hipertensi yaitu 41 orang dari jumlah 633 orang
Penyakit Lain : ISPA, Diare, DM dan Stroke
2. Suku dan Budaya
Bahasa : Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia
Suku : Mayoritas adalah Suku Jawa
Gaya Hidup :
- 77 KK dari 203 KK memiliki kebiasaan merokok
- 87 KK dari 203 KK memiliki kebiasaan olahraga yang baik
- 181 KK dari 203 KK memiliki kebiasaan konsumsi buah dan sayur
yang baik
B. Hasil Pengkajian Subsistem
1. Lingkungan Fisik
a) Sumber Air
PAM : sebanyak 129 KK
Sumur : sebanyak 95 KK
Penampungan air di rumah warga dari hasil survey keluarga sehat
menyatakan bahwa 16 KK yang terdata masih ditemukan jentik-jentik
b) Pembuangan limbah
Limbah rumah tangga mayoritas mengarahkan ke sungai.
c) Kualitas Udara
Sirkulasi udara di lingkungan rumah kurang memadahi yang didukung
dengan kondisi lingkungan terlalu padat.
d) Tanaman
Rata-rata tiap rumah warga sudah memiliki tanaman atau taman kecil.
e) Perumahan
Rata-rata memiliki tempat sampah tertutup pribadi
Lingkungan padat penduduk
Rata-rata Ventilasi serta pencahayaan kurang
Penampungan Pembuangan TInja : Pribadi 129 KK dan ke sungai 37
KK
Pada musim hujan daerah tepi sungai mengalami kebanjiran yang
dikarenakan kurang baiknya kondisi resapan air serta banyaknya
sampah di sungai
f) Fasilitas Umum
3 Masjid dan 2 Gereja
TK, SD, SMK
Saung ( Tempar rekreasi dan berkumpul warga )
Pos Ronda dan Papan Informasi Kegiatan Warga
Terdapat banyak penjual makanan dan toko Kelontong
2. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
a) Pelayanan Kesehatan
Puskesmas Janti
Masyarakat kurang optimal dalam menggunakan failitas kesehatan
tersebut, hal ini dikarenakan oleh kebiasaan masyarakat yang lebih
memilih menggunakan fasilitas kesehatan praktik klinik mandiri dan
beranggapan bahwa puskesmas memiliki pelayanan yang kurang
optimal bahkan ada masyarakat yang takut memeriksakan kesehatan
di puskesmas. Masyarakat juga memiliki kebiasaan untuk membeli
obat sendiri di warung atau apotik untuk mengobati sakitnya.
Masyarakat juga menutarakan bahwa rujukan di puskesmas sulit
didapatkan.
b) Pelayanan Sosial
Posyandu Lansia, diadakan layanan Posyandu Lansia setiap satu
bulan sekali pada minggu ke dua
Posyandu Balita, diadakan setiap satu bulan sekali dan pernah
diadakan penyuluhan mengenai ASI
3. Ekonomi
a) Rumah Tangga
Rata-rata rumah yang ditinggali oleh warga RW 06 adalah rumah pribadi
b) Rata-rata kepala keluarga yang ada di RW 06 memiliki pekerjaan yang
dapat menunjang perekonomian mereka
c) Industri/Home Industri
Terdapat industry raket
d) Mayoritas setiap KK dalam RW 06 telah memiliki Jaminan Kesehatan
Nasional
4. Transportasi dan Keamanan
a) Keamanan
Kebakaran: lingkungan di RW 06 adalah lingkungan yang pandat
penduduk, apabila terdapat peristiwa kebakaran di area ini maka
penyebarannya akan cepat
Terdapat pos ronda tiap-tiap RT
Beberapa anak kecil sering dibiarkan bermain tanpa pengawasan
orang tua, sedangkan di wilayah tersebut memiliki batas wilayah
sungai yang cukup besar.
Tidak ada pengolahan limbah di lingkungan warga, sehinhga
meningkatkan terjadinya pencemaran lingkungan yang berdampak
pada kondisi kesehatan warga
Kriminalitas: terdapat peristiwa curanmor di area tersebut dalam kurun
waktu satu bulan terakhir
b) Transportasi
Akses jalan mudah dilalui oleh masyarakat namun lebar jalan masih
kurang apabila dilalui oleh mobil
Rata-rata setiap KK sudah memiliki kendaraan bermotor (sepeda
motor) dan beberapa juga sudah memiliki mobil
Mobilisasi di lingkungan tersebut cukup padat
5. Politik dan Pemerintahan
a) Terdapat 16 Kader Kesehatan
b) Terdapat Kader JUMANTIK yang menangani masalah PHBS di RW 06
6. Komunikasi
a) Terdapat papan pengumuman untuk menginformasikan acara terkait
dengan kegiatan warga di RW/RT setempat. Informasi yang disajikan
belum mencakup informasi kesehatan terutama mengenai PHBS
b) Dilakukan musyawarah RW untuk menyelesaikan masalah di lingkungan
setempat seperti akses pembuangan sampah
7. Pendidikan
Terdapat sarana pendidikan mulai dari TK sampai SMK dan sarana mudah
terjangkau.
8. Persepsi
Berdasarkan wawancara dari salah satu ibu kader menayatakan bahwa
kondisi lingkungan di RW 06 bersih, sehat dan tidak ada wabah penyakit yang
besar.
9. Rekreasi
a) Tidak tersedia taman rekreasi untuk warga RW 06
b) Terdapat satu lapangan di RT 05 yang biasanya digunakan untuk senam
warga Sekitar
c) Terdapat Saung yang digunakan sebagai tempat rekreasi dan
musyawarah warga. Saung mudah dijangkau dan dikelola
C. Hasil Pengkajian PHBS
Kelurahan Bandungrejosari terdiri dari 13 RW dan 12 RT (Data Kelurahan
Bandungrejosari, 2018). Dari segi demografi, jumlah penduduk Kelurahan
Bandungrejosari berjumlah 30.133 jiwa dengan jumlah laki-laki 15.079 orang dan
perempuan 15.054 orang. Jumlah KK yaitu 8.032 KK. Luas wilayah Kelurahan
Bandungrejosari sekitar 4.452 ha. Kelurahan Bandungrejosari memiliki 5 RT di
RW 6, yaitu RT 1 (51 KK), RT 2 (46 KK), RT 3 (32 KK), RT 4 (32 KK), RT 5 (42
KK).
Dalam pembinaan kesehatan, Kelurahan Bandungrejosari dibawah naungan
oleh puskesmas Janti. Jarak puskesmas dengan pemukiman warga sekitar
kurang lebih 1 km dan mudah diakses.
Ditinjau dari paradigma sehat yang menjelaskan tentang lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan, dan keturunan sebagai faktor kesehatan. Perilaku yang
ditemukan di wilayah tersebut, khususnya di RW 6, masih banyak yang memilki
kebiasaan merokok.
Pemukiman warga RW 6 tergolong padat, lingkungan sekitar ramai
dikarenakan berada di belakang SMK, yang mana keramaian terdapat di jalan
raya. Jarak antar rumah sangat berdekatan, dan hampir tidak ada jarak,
sehingga lingkungan terasa pengap, dan ventilasi di beberapa rumah di RW 6
bisa dibilang kurang.
Pembuangan sampah warga masih ada yang membuang di sungai, seperti di
RW 6. Kondisi sungai tampak keruh dan terdapat banyak sampah berserakan di
tepi sungai ditambah lagi dengan bau sungai yang kurang mengenakkan. Saat
musim penghujan datang, air pada sungai meninggi sehingga menimbulkan
banjir, hal ini dikarenakan resapan air kurang baik.
1. Data Merokok
JUMLAH (KK)
RT 1
18
24
RT 2
RT 3
7
RT 4
7 RT 5
21
2. Kebiasaan Olahraga
YA TIDAK
12
RT 1 RT 1
27 18
RT 2 28 RT 2
17 RT 3 RT 3
RT 4 7 RT 4
11 RT 5 RT 5
20 0 14
Terdapat fasilitas senam rutin 2-3 x setiap minggunya yang memiliki struktur,
dan bisa dibilang banyak warga yang mengikuti kegiatan senam tersebut.
3. Diet Keluarga
YA TIDAK
41 36 RT 1 4 RT 1
RT 2 RT 2
RT 3 RT 3
38 4 11 RT 4
34 RT 4
RT 5 1 RT 5
32 0
4. Sumber Air Bersih yang ada di RW 6 mayoritas dari PDAM dan sumur
PDAM SUMUR
29 22 15
RT 1 RT 1
30
RT 2 RT 2
RT 3 RT 3
24
27 37 RT 4 RT 4
9
RT 5 RT 5
14 17
JUMLAH (KK)
1
1 RT 1
5
RT 2
RT 3
RT 4
7 2 RT 5
A. Analisa Indikator
Data Indikator Kesehatan Kesimpulan
Berdasarkan hasil Salah satu indikator Mayoritas warga belum
survey Keluarga program Indonesia sehat memenuhi indikator
Sehat pada RW 06 dengan pendekatan keluarga sehat dan dapat
terdapat 77 KK yang keluarga adalah anggota meningkatkan risiko
merokok. keluarga tidak ada yang terkena ISPA.
merokok (Kemenkes RI, (Masalah: aktual)
2017).
Berdasarkan hasil Fungsi daerah resapan air Resapan air kurang yang
wawancara, adalah untuk menampung tersumbat menjadi salah
resapan air kurang air hujan yang turun di satu faktor penyebab
baik dikarenakan daerah tersebut. Secara terjadinya banjir ketika
tersumbat oleh tidak langsung daerah musim penghujan.
sampah, sehingga resapan air memegang (Masalah: aktual)
saat musim peran penting sebagai
penghujan terjadi pengendali banjir pada
banjir di daerah tepi musim hujan dan
sungai. kekeringan pada musim
kemarau (Wahyuni, 2017
dkk).
B. Analisa Data
Data Masalah Keperawatan
Data primer :
- 77 KK memiliki kebiasaan merokok
- Dari aspek pelayanan kesehatan, puskesmas
Perilaku Kesehatan
janti mudah dijangkau, namun masyarakat lebih
Cenderung Berisiko
memilih untuk berobat ke fasilitas kesehatan
yang lain, seperti praktik dokter pribadi, bidan
desa atau klinik lainnya, masyarakat belum
memanfaatkan secara optimal
Data sekunder :
- Saluran Pembuangan Akhir Limbah (SPAL)
warga RW 6 sejumlah 37 KK septictanknya
menuju ke sungai.
- Terdapat banyak limbah rumah tangga (sampah)
yang berada di pinggiran bantaran sungai, air
sungai berwarna keruh dan baunya tidak sedap
Data primer :
- Dalam 3 bulan terakhir warga pernah menderita
penyakit ISPA, DM dan Hipertensi sebanyak 41
orang
- Masyarakat beranggapan fasilitas kesehatan
belum lengkap, tidak mendapatkan rujukan
dengan cepat ke faskes yang lebih tinggi
- Masyarakat tidak mendapatkan obat yang
Defisiensi Kesehatan
diinginkan dan takut menggunakan faskes
Komunitas
Puskesmas
Data sekunder :
- Ventilasi udara kurang dan terasa pengap dan
lembab, sehingga dapat menjadi faktor pemicu
munculnya ISPA
- Tidak ada papan informasi yang memberikan
informasi mengenai PHBS
C. Penetapan Prioritas Masalah
Diagnosa Pentingnya Motivasi Peningkata Rangkin Jumla
Keperawata masalah Masyarakat n Kualitas g h
n Untuk Untuk Hidup masalah skor
Diselesaika Menyelesaika Masyarakat dari 1
n n Masalah bila sampai 6
1 : rendah 0 : tidak ada masalah 1 : paling
2 : sedang 1 : rendah diselesaika tidak
3 : tinggi 2 : sedang n penting
3 : tinggi 0 : tidak ada 6 : yang
1 : rendah paling
2 : sedang penting
3 : tinggi
Perilaku 3 2 3 6 14
Kesehatan
Cenderung
beresiko
Defisiensi 2 2 3 5 12
kesehatan
komunitas
Kurangnya pengetahuan
kesadaran PHBS
Penurunan perhatian
terhadap kebersihan
Pembuangan sampah
tidak pada tempatnya
Pemukiman
padat
RENCANA INTERVENSI
A. Rencana Intervensi
Diagnosa
No Tujuan NOC NIC
Keperawatan
1 Perilaku Tujuan umum: Prevensi Primer Prevensi Primer
Kesehatan Meningkatkan 1. Perilaku Promosi Kesehatan 1. Pendidikan Kesehatan
Cenderung kemampuan No Indikator 1 2 3 4 5 a. Tentukan pengetahuan
Berisiko masyarakat tentang 1. Monitor lingkungan kesehatan dan gaya hidup
perilaku sehat dan terkait dengan risiko perilaku saat ini pada
menghindari perilaku 2. Melakukan perilaku individu, keluarga, atau
berisiko yang kesehatan secara rutin kelompok sasaran
mengganggu 3. Menghindari paparan b. Prioritaskan kebutuhan
kesehatan asap rokok orang yang belajar dengan
Tujuan khusus: 4. Menghindari mengidentifikasi kebutuhan
- Masyarakat penggunaan tembakau berdasarkan apa yang
memahami tentang 5. Menggunakan latihan disukai klien, keterampilan
perilaku hidup sehat rutin yang efektif perawat, sumber yang
- Perilaku merokok 6. Memperoleh tersedia, dan kemungkinan
dimasyakat menurun pemeriksaan rutin keberhasilan pencapaian
- Masyarakat mampu tujuan
melakukan diet Keterangan : c. Rencanakan tindak lanjut
seimbang dan 1 = Tidak pernah jangka panjang untuk
olahraga 2 = Jarang memperkuat perilaku
- Masyarakat mampu 3 = Kadang-kadang kesehatan atau adaptasi
memanfaatkan 4 = Sering terhadap gaya hidup
fasilitas kesehatan 5 = Secara konsisten d. Rancang dan
dengan optimal implementasikan strategi
untuk mengukur outcome
klien secara berkala selama
dan setelah berakhirnya
program
e. Berikan diskusi kelompok
dan bermain peran, untuk
mempengaruhi keyakinan
terhadap kesehatan sikap
dan nilai-nilai
Prevensi Sekunder
1. Kontrol Risiko Prevensi Sekunder
No Indikator 1 2 3 4 5 1. Pengaturan Tujuan Saling
1. Mencari informasi Menguntungkan
tentang risiko kesehatan a. Pertimbangkan pengenalan
pasien terhadap masalahnya
2. Mengidentifikasi faktor sendiri
risiko b. Dukung pasien untuk
3. Mengenali kemampuan mengidentifikasi kekuatan
untuk merubah perilaku dan kemampuan diri
4. Monitor faktor risiko di c. Bantu pasien
lingkungan mengembangkan rencana
5. Mengembangkan untuk mencapai tujuan
strategi yang efektif d. Bantu pasien berfokus pada
dalam mengintrol risiko apa yang diharapkan
6. Modifikasi gaya hidup daripada hasil yang
untuk mengurangi risiko diinginkan
7. Berpartisipasi dalam e. Eksplorasi bersama pasien
skrining risiko dan mengenai metode
masalah kesehatan pengukuran terkait dengan
3. Penyuluhan Primer Tujuan Warga RW Pemberian Hari Senin- leaflet. Mahasiswa 150.000
Yuk Tantik (DX 1) umum: 06 informasi Jumat, 03- PSIK
(Yuk Masyarakat Kelurahan melalui 07 (Indri) ,masy
Berantas mampu Bandungrej diskusi September arakat
jentik) memahami osari dengan 2018 di setempat
informasi Malang: keluarga masing- dan kader
mengenai Senin: RT dilakukan masing jumantik
pemberanta 01 oleh rumah
san jentik Selasa: RT mahasiswa warga
Tujuan 02 dan kader Pukul
khusus : Rabu: RT dengan cara 15.00-
Masyarakat 03 menyebar di 17.00 WIB
mampu Kamis: RT setiap KK per
memahami 04 RT menurut
tentang Jumat: RT jadwal yang
prinsip 3M 05 sudah
ditentukan.
2 Proteksi Sekunder, Tujuan Warga RW Dengan Hari Senin- Alat Mahasiswa Rp 500.000
lingkungan: tersier Umum: 06 gerakan 3M Jumat, 03- penyedot PSIK
Yuk Tantik (dx1) Memberant Kelurahan yaitu 07 jentik,obat (Indri),masy
(Yuk as jentik di Bandungrej menutup,men September abate,embe arakat
Berantas rumah yang osari guras dan 2018 di r, senter. setempat
Jentik) belum Malang: mengubur masing- dan kader
bebas jentik Senin: RT serta masing jumantik
Tujuan 01 pemberian rumah
Khusus: Selasa: RT obat Abate warga
Masyarak 02 Pukul
at mampu Rabu: RT 15.00-
melakuka 03 17.00 WIB
n Kamis: RT
tindakan 04
pemberan Jumat: RT
tasan 05
jentik
dirumah
masing-
masing
4 Program Sekunder Tujuan Semua Membersihka Hari Sabtu Alat Mahasiswa Rp 500.000
Bersih (dx1) Umum: Warga RW n sungai dan 08 kebersihan PSIK
Desa: Membersihk 06 lingkungan September (sapu lidi, (Vitara) dan
GEMESDE an dan sekitar 2018 di cangkul, kader-kader
(Gerakan menata Sepanjang parang, kesehatan
Membersihk lingkungan sungai RW serok
an Sungai sungai 06 sampah),
Desa) sekitar Desa Pukul Handscone,
Tujuan 08.00- plastik
Khusus: 11.00 sampah
Warga besar,
mampu Toak/alat
menjaga pengeras
kebersiha suara
n sungai
dan desa
Warga
mampu
membias
akan diri
untuk
tidak
membuan
g sampah
ke sungai
5 Gerakan Primer Tujuan Semua Berkeliling Hari Kupon, Mahasiswa Dana Pribadi:
mengajak (Dx1) Umum: Warga RW sekitar Minggu 09 sound, PSIK (Deas, Rp 700.000
beraktifitas Meningkatk 06 kampung September minum, Sindy) dan Dana
Fisik: an aktivitas 2018 di doorprize. kader-kader Penjualan
Jalan Sehat fisik warga Saung RW kesehatan Kupon
RW 06 RW 06 06 @2.000x633
Tujuan Pukul = 1.266.000
Khusus: 07.00-
Mengen 09.00
alkan
warga
akan
pentingn
ya
olahraga
Memban
gun
kerukun
an
warga
Memfasi
litasi
kegiatan
refreshin
g bagi
warga
6. Pemeriksaa Sekunder Tujuan Semua Dilakukan Hari alat ukur Mahasiswa 200.000
n Gratis (Dx2) umum: warga RW 6 pemeriksaan Minggu 09 BB, PSIK
(Petis) sebagai kesehatan September mikrotoise, (Venny,
sarana gratis mulai 2018 di tensimeter Alissa) dan
deteksi dini dari Saung RW stetoskop kader-kader
tentang pengukuran 06 serta lembar kesehatan
penyakit BB, TB, Pukul dokumentas
yang ada di tekanan 09.15- i
masyarakat darah. 12.00
Tujuan
khusus:
Masyarakat
mengetahui
kondisi
kesehatann
ya serta
mampu
menjaga
kesehatann
ya
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI FORMATIF
b. Sasaran Kegiatan
Warga RW 06 Kelurahan Bandungrejosari Malang dengan rincian:
Masing-masing RT mendelegasikan 10 orang sebagai perwakilan. Total
sasaran 50 orang
c. Metode Kegiatan
Penyuluhan PHBS yang diikuti oleh 50 orang warga RW 6 dan
dilanjutkan dengan simulasi mencuci tangan serta diikuti praktik mencuci
tangan yang benar oleh warga.
d. Rangkaian Kegiatan
Penyuluhan dimulai pada pukul 09.00 WIB. Penyuluhan berisi tentang
PHBS yang berisi tentang bahaya merokok, gaya hidup sehat, membuang
sampah pada tempatnya, memberantas jentik dan cara mencuci tangan
yang benar. Pada pelaksanan penyuluhan ada 1 mahasiswa dan 1 kader
PHBS yang memberikan penyuluhan dan ada 5 mahasiswa dan kader
PHBS lainnya yang mensimulasikan cara mencuci tangan dengan benar
kemudian warga mempraktikannya.
Evaluasi Formatif
Struktur
a. Media (leaflet, ppt dan video mencuci tangan) yang diperlukan sudah
tersedia sebelum hari H
c. Semua alat untuk simulasi dan praktik mencuci tangan sudah tersedia.
Proses
Hasil
c. Metode Kegiatan
Memberikan informasi melalui poster kepada rumah warga yang
dikunjungi oleh petugas
d. Rangkaian Kegiatan
Kagiatan dimulai pada pukul 15.00-17.00 WIB, mulai hari Senin: RT
01,Selasa: RT 02,Rabu: RT 03,Kamis: RT 04,,Jumat: RT 05. Pemberian
informasi dilakukan oleh mahasiswa dan kader dengan cara menyebar di
setiap KK per RT menurut jadwal yang sudah ditentukan.
Evaluasi Formatif
Struktur
a. Media poster yang diperlukan sudah tersedia sebelum hari H
Proses
2. Prevensi Sekunder
Proteksi lingkungan : Yuk Tantik (Yuk Berantas Jentik)
Laporan Kegiatan :
Yuk Tantik (Yuk Berantas Jentik) merupakan kegiatan dimana
mahasiswa dan kader melakukan observasi ada atau tidaknya jentik pada
tempat penampungan air di setiap rumah warga secara langsung dari RT 01-
RT 05 selama 5 hari senin – jumat.
Evaluasi Formatif
Struktur
a. Peralatan (ember, senter) sudah tersedia sebelum hari H
Proses
a. selama proses observasi dan pemberantasan jentik, warga terbuka
menerima kedatangan petugas dengan ramah
b. warga antusias selama proses observasi berlangung
Hasil :
3. Prevensi Tersier
Laporan Kegiatan :
Yuk Tantik (Yuk Berantas Jentik) merupakan kegiatan dimana
mahasiswa dan kader melakukan pemberantasan pada tempat penampungan
air di rumah warga yang masih terdapat jentik-jentik secara langsung dari RT
01- RT 05 selama 5 hari senin – jumat. Kegiatan ini juga diajrkan cara
memberikan obat Abate pada tempat penampungan air yang masih terdapat
jentik, serta memberikannya secera gratis ke warga.
Evaluasi Formatif
Struktur
a. peralatan (penyedot jentik, abate) sudah tersedia sebelum hari H
Proses
a. selama proses pemberantasan jentik, warga terbuka menerima
kedatangan petugas dengan ramah
b. warga antusias selama proses pemberantasan berlangung
Hasil
a. jentik terberantas dengan baik pada rumah warga yang terdapat jentik
c. Metode Kegiatan
d. Rangkaian Kegiatan
Evaluasi Formatif
Struktur
a. warga sudah menyiapkan alat alat kebersihan yang dibutuhkan untuk
membersihkan area sungai dan lingkunga sekitarnya
Proses
Diharapkan kegiatan bersih sungai dan lingkungan sekitar diikuti oleh
warga dengan antusias
Hasil
a. seluruh warga mengikuti kegiatan bersih sungai dan lingkungan
sekitar
Tujuan Umum:
b. Sasaran Kegiatan
Masyarakat RW 06 Kelurahan Bandungrejosari
c. Metode Kegiatan
Jalan sehat dilakukan bersama-sama oleh masyarakat RW 06
Bandungrejosari yang hadir di tempat.
d. Rangkaian Kegiatan
Acara Gerakan mengajak beraktifitas Fisik: Jalan Sehat RW 06
dilaksanakan pada hari Minggu, 9 September 2018 yang dimulai pukul
07.00-09.00 WIB. Seluruh peserta berkumpul terlebih dahulu di Saung
RW 06, setelah selesai pengkondisian oleh kader dan mahasiswa serta
memberikan kupon, warga melakukan jalan sehat dengan berkeliling
sekitar kampung.
Evaluasi Formatif
Struktur
Proses
Evaluasi Formatif
Struktur
Persiapan yang dilakukan panitia sudah cukup baik, segala peralatan sudah
disiapkan
Proses
Hasil
b. Sasaran Kegiatan
Warga RW 06 Kelurahan Bandungrejosari Malang
c. Metode Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan berupa pemeriksaan gratis dan konseling
kesehatan.
d. Rangkaian Kegiatan
Pemeriksaan gratis dimulai pada pukul 09.15- 12.00. Kader di wilayah RW
6 akan melakukan pengukuran BB dan TB setelah itu dilanjutkan dengan
pengukuran tekanan darah oleh mahasiswa. Selanjutnya warga akan
mendapatkan sesi konseling terkait kesehatannya.
Evaluasi Formatif
Struktur
d. Alat yang akan digunakan dalam pemeriksaan sudah tersedia sebelum
hari H
Proses
Hasil