Anda di halaman 1dari 34

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Komunitas atau masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan dan

aktif dalam seluruh proses perubahan kewajiban untuk ikut serta dalam

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, dimana dengan

perkembangan era globalisasi masyarakat diberikan kesempatan seluas –

luasnya untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit (Nasrul Effendi,1998:6).

Masalah kesehatan yang berada di Dusun Ujung Gampong Desa Paya

Punteut seperti kurang efektifnya mengelola situasi dan strategi koping, maka

dari itu Mahasiswa/i STIKes Bumi Persada melaksanakan praktek keperawatan

komunitas (CHN) di Desa tersebut.

Berdasarkan hasil pengkajian yang diperoleh dari pengumpulan data

pada Tanggal 16 Agustus – 21 Agustus 2021 diperoleh data : Jumlah Penduduk

Dusun Ujong Gampong sebanyak 1.053 Jiwa yang terdiri dari Laki-laki 490

Jiwa dan Perempuan 563 Jiwa dengan keberadaan lansia yaitu hanya 148 Jiwa

atau sebesar 14,05% dari jumlah Penduduk Dusun Ujong Gampong.

Terkait dengan kesehatan individu atau keluarga yang ada dalam

masyarakat tersebut masih banyak kita temui kurang pedulinya dan antuisme

masyarakat terhadap perilaku dan yang hidup sehat sehingga dapat

mengakibatkan resiko terjadinya penyakit menular, dan menimbulkan

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


2

kecemasan pada masyarakat yang kemudian akan berdampak tidak baik pada

psikologi masyarakat .

Oleh karena itu, sebagai upaya meningkatkan peran serta masyarakat untuk

meningkatkan kesehatan masyarakat dapat dilakukan system pengkaderan dengan

pelatihan, bimbingan dan pemberian pendidikan kesehatan bagi masyarakat

sehingga masyarakat dapat bersikap mandiri dan mampu menggali serta

mendeteksi dini anggota keluarga yang memiliki factor resiko terhadap gangguan

jiwa.

B. Tujuan Penulisan Laporan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan pelayanan promotif, preventif secara

berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif

secara menyeluruh dan terpadu.

2. Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan praktek profesi keperawatan komunitas

mahasiswa mampu :

a. Membina komunikasi yang efektif serta hubungan saling percaya dengan

seluruh tokoh masyarakat.

b. Melakukan pengumpulan data kesehatan masyarakat

c. Mengolah dan menganalisa data kesehatan masyarakat

d. Memotifasi masyarakat dalam upaya mengenali dan mengatasi masalah

kesehatan masyarakat

e. Bersama masyarakat menyusun perencanaan kegiatan dalam

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


3

menanggulangi masalah kesehatan yang terdapat dalam masyarkat

f. Mengenali dan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat guna

mengatasi kesehatan yang dihadapi masyarakat

g. Melaksanakan kegiatan bersama masyarakat dalam mengatasi masalah

kesehatan yang dihadapi

h. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan tindak lanjut dari tiap

masalah keperawatan yang telah ditemukan.

C. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang

permasalahan yang ada dalam suatu komunitas tertentu serta dinamika yang

ada dalam masyarakat tersebut.

2. Bagi Institusi Desa

Diharapkan dapat mengenali dan mencermati permasalahan dan

mencari alternative pemecahan masalah.

3. Bagi Komunitas

Diharapkan dapat memberikan gambaran permasalahan di salah satu

desa yang dibawahinya.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan tentang

permasalahan yang ada dalam suatu komunitas.

5. Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan kesehatan sehingga

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


4

masyarakat mampu meningkatkan kemandiriannya.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Puskesmas

1. Definisi Puskesmas

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggara

kan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat

pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk

mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah

kerjanya (Permenkes RI No 75, 2014).

2. Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang di selenggarakan puskesmas

yang tertera pada peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 75

tahun 2014 Pasal 2 yang mana tujuan tersebut Untuk mewujudkan

masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan

dan kemampuan hidup sehat ; untuk mewujudkan masyarakat yang mampu

menjangkau pelayanan kesehatan bermutu ; untuk mewujudkan masyarakat

yang hidup dalam lingkungan sehat ; untuk mewujudkan masyarakat yang

memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat.

3. Fungi Puskesmas

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


5

Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan fungsi

yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama

di wilayah. kerjanya dan Upaya4 kesehatan mayarakat (UKM) tingkat

pertama di wilayah kerjanya. Dalam menyelenggarakan fungsinya,

Puskesmas berwenang untuk :

a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.

b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan

c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan.

d. Menggerakkan masyarakat untuk mengindentifikasi dan menyelesaikan

masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang

bekerjasama dengan sektor lain terkait.

e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya

kesehatan berbasis masyarakat.

f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas

g. Memantau pelaksanaaan pembangunan agar berwawasan kesehatan

h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,

dan cakupan pelayanan kesehatan

i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,

termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon

penanggulangan penyakit.(Permenkes RI No 75 Tahun 2014).

4. Visi Puskesmas

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


6

Visi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh

Puskesmas adalah pembangunan kesehatan yang sesuai dengan paradigma

sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan,

teknologi tepat guna dan keterpaduan dan kesinambungan (Permenkes RI

No 75 Tahun 2014).

5. Misi Puskesmas

Dalam misi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh

Puskesmas adalah mendukung tercapainya visi pembangunan kesehatan

nasional. Misi tersebut adalah :

a. Mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam

upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

b. Menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan

di wilayah kerjanya.

c. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok,

dan masyarakat.

d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan

terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa

membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.

e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan

teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah

dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


7

f. Mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan

UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan

yang didukung dengan manajemen Puskesmas (Permenkes RI No 75

Tahun 2014).

B. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas

1. Definisi Asuhan Keperawatan Komunitas

Lingkup praktik keperawatan komunitas berupa asuhan keperawatan

langsung dengan fokus pemenuhan dasar kebutuhan dasar komunitas yang

terkait kebiasaan/perilaku dan pola hidup tidak sehat sebagai akibat

ketidakmampuan masyarakat beradaptasi dengan lingkungan internal dan

eksternal. Asuhan keperawatan komunitas menggunakan pendekatan proses

keperawatan komunitas, yang terdiri atas pengkajiaan, perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi dengan entry point pada individu, keluarga,

kelompok, atau komunitas (Ayu K, 2013).

2. Tujuan Keperawatan Komunitas

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan

peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :

a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,

keluarga, kelompok, dalam konteks komunitas.

b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health

general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


8

kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan

kelompok (Dermawan D, 2012).

Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami.

b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut.

c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan.

d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi.

e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka hadapi,

yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam mempelihara

kesehatan secara mandiri (self care) (Dermawan D, 2012).

3. Sasaran Keperawatan Komunitas

Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas

adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan,

membimbing dan mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk

menanamkan pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup sehat sehingga

mampu memelihara dan meningkatkan derajad kesehatannya.

Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas (Depkes, 2006) :

a. Sasaran individu

Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil

risiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular (TB Paru, Kusta,

Malaria, Demam Berdarah, Diare, ISPA/Pneumonia) dan penderita

penyakit degeneratif.

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


9

b. Sasaran Keluarga

Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap

masalah kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk

group), dengan prioritas :

1) Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan

(Puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.

2) Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan

mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan

perkembangan balita, kesehatan reproduksi, penyakit menular.

3) Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan

prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan.

c. Sasaran Kelompok

Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang

rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun

tidak terikat dalam suatu institusi.

1) Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara

lain Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil, Kelompok

Usia Lanjut, Kelompok penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja

informal.

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


10

2) Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain

sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan

(rutan), lembaga pemasyarakatan (lapas).

d. Sasaran masyarakat

Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau

mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan,

diprioritaskan pada masyarakat di suatu wilayah (RT, RW,

Kelurahan/Desa) yang mempunyai :

1) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain.

2) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah

lain.

3) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain.

4) Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare,

demam berdarah, dll).

5) Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau akibat

lainnya.

4. Pelayanan Keperawatan Komunitas

Menurut Depkes (2006) pelayanan keperawatan kesehatan

komunitas dapat diberikan secara langsung pada semua tatanan pelayanan

kesehatan, yaitu :

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


11

a. Di dalam unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang

mempunyai pelayanan rawat jalan dan rawat nginap.

b. Di rumah Perawat “home care” memberikan pelayanan secara langsung

pada keluarga di rumah yang menderita penyakit akut maupun kronis.

Peran home care dapat meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang mempunyai resiko tinggi masalah kesehatan.

c. Di sekolah Perawat sekolah dapat melakukan perawatan sesaat (day care)

diberbagai institusi pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan

tinggi, guru dan karyawan). Perawat sekolah melaksanakan program

screening kesehatan, mempertahankan kesehatan, dan pendidikan

kesehatan.

d. Di tempat kerja/industri Perawat dapat melakukan kegiatan perawatan

langsung dengan kasus kesakitan/kecelakaan minimal di tempat

kerja/kantor, home industri/ industri, pabrik dll. Melakukan pendidikan

kesehatan untuk keamanan dan keselamatan kerja, nutrisi seimbang,

penurunan stress, olah raga dan penanganan perokok serta pengawasan

makanan.

e. Di barak-barak penampungan Perawat memberikan tindakan perawatan

langsung terhadap kasus akut, penyakit kronis, dan kecacatan fisik ganda,

dan mental.

f. Dalam kegiatan Puskesmas keliling Pelayanan keperawatan dalam

puskesmas keliling diberikan kepada individu, kelompok masyarakat di

pedesan, kelompok terlantar. Pelayanan keperawatan yang dilakukan

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


12

adalah pengobatan sederhana, screening kesehatan, perawatan kasus

penyakit akut dan kronis, pengelolaan dan rujukan kasus penyakit.

g. Di Panti atau kelompok khusus lain, seperti panti asuhan anak, panti

wreda, dan panti sosial lainya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga

pemasyarakatan (Lapas). Bab 1. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan

Komunitas

h. Pelayanan pada kelompok kelompok resiko tinggi :

1) Pelayanan perawatan pada kelompok wanita, anak-anak, lansia

mendapat perlakukan kekerasan.

2) Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa.

3) Pelayanan keperawatan dipusat pelayanan penyalahgunaan obat.

4) Pelayanan keperawatan ditempat penampungan kelompok lansia,

gelandangan pemulung/pengemis, kelompok penderita HIV

(ODHA/Orang Dengan Hiv-Aids), dan WTS.

Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas

adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan,

membimbing dan mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk

menanamkan pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup sehat sehingga

mampu memelihara dan meningkatkan derajad kesehatannya.

5. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

Menurut Effendi N (2015), strategi intervensi keperawatan

komunitas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Proses kelompok (group process)

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


13

Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya

setelah belajar dari pengelaman sebelumnya, selain dari faktor

pendidikan/ pengetahuan individu, media massa, televisi, penyuluhan

yang dilakukan oleh pettugas kesehatan, dan sebagainya. Begitu juga

dengan masalah kesehatan lingkungan sekitar masyarakat, tentunya

gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya

sangat memengaruhi upaya penanganan atau pencegahan penyakit yang

mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penanganan yang bersifat

individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit

tertentu, maka mereka telah melakukan pendekatan pemecahan masalah

kesehatan menggunakan proses kelompok.

b. Pendidikan kesehatan (health promotion)

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang

dinamis, dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer

materi/ teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat

prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adnya kesadaran dari

dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Tujuan utama

pendidikan kesehatan adalah agar seorang mampu :

1) Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri;

2) Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap maslaahnya,

dengan sumberdaya yang ada pada mereka dan di tambah dengan

dukungan dari luar.

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


14

3) Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna, untuk meningkatkan

taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-

Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu

“meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan ; baik fisik, mental, dan sosialnya ;

sehingga produktif secara ekonomi maupun secara social.

c. Kerja Sama (Partnership)

Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan

masyarakat jika tidak di tangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi

lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat

dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan

komunitas, melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan

masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.

6. Model Asuhan Keperawatan Komunitas

Asuhan Keperawatan yang di berikan pada komunitas atau

kelompok adalah sebagai berikut :

a. Pengkajian

Hal yang perlu di kaji pada komunitas atau kelompok, antara lain

sebagai berikut :

1) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang

terdiri atas usia yang berisiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan,

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


15

agama, nilainilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau

komunitas.

2) Mengkaji 8 susbsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain :

a) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana

kepadatannya karena dapat menjadi stressor bagi penduduk.

b) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat

digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.

c) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan

keamanan dilingkungan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa

nyaman atau tidak, apakah sering mengalami stress akibat

keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin.

d) Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup

menunjang, ssehingga memudahkan masyarakat mendapatkan

pelayan di berbagai bidang termasuk kesehatan.

e) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini

dan merawat/memantau gangguan yang terjadi.

f) Sistem komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan

dapat di manfaatkan di masyarakat tersebut untuk meningkatkan

pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit. System ekonomi,

tingkat social ekonomi masyakarat secara keseluruhan, apakah

pendapatan yang diterima sesuai dengan kebijakan Upah Minimun

Regional (UMR) atau sebaliknya di bawah upah minimum.

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


16

g) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka,

apakah biayanya dapat di jangkau oleh masyakarat.

b. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis di tegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas

terhadap stressor yang ada.

c. Perencanaan Intervensi

Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan

diagnosis keperawatan komunitas yang muncul.

d. Implementasi

Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang

telah di rencanakan.

e. Evaluasi/penilaian

1) Menilai respon verbal dan non verbal komunitas setelah di lakukan

intervensi.

2) Menilai kemajuan yang di capai oleh komunitas setelah dilakukan

intervensi keperawatan.

3) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke Puskesmas atau rumah

sakit .

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


17

BAB III

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat,

metodologi yang digunakan oleh perawat adalah proses keperawatan sebagai

suatu pendekatan ilmiah dalam bidang keperawatan, melalui tahap – tahap sebagai

berikut :

A. Pengkajian Kesehatan Komunitas

Kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat

dalam mengkaji masalah kesehatan baik ditingkat individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat adalah :

1. Pengumpulan data adalah untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang

dihadapi individu, kelompok dan masyarakat melalui wawancara, observasi,

studi dokumentasi dengan menggunakan instrument pengumpulan data

dalam menghimpun informasi.

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


18

2. Analisa data adalah dengan dilaksanakan berdasarkan data yang telah

diperoleh dan disusun dalam suatu format yang sistematis dan dalam

menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis.

B. Rumusan Diagnosa Keperawatan Komunitas

Rumusan masalah : merumuskan masalah keperawatan atau kesehatan

dan diagnosa keperawatan kesehatan masyarakat diberbagai tingkat sesuai

dengan urutan prioritasnya.

C. Perencanaan dan Proses Implementasi


17

Kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah :

1. Menetapakan tujuan dan sasaran pelayanan.

2. Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan

dankeperawatan.

3. Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang

akandilakukan.

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


19

D. Pelaksanaan dan Evaluasi

Adalah melaksanakan rencana yang telah disusun dengan melibatkan

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi

masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.

Hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan

kesehatan masyarakat adalah :

1. Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi

terkait.

2. Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya.

3. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada dimasyarakat.

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan tentang, yang pertama adalah asuhan keperawatan

komunitas yang meliputi : (1) Pengkajian, (2) Rumusan Diagnosa Keperawatan

Komunitas (3) Perencanaan dan Proses Implementasi (4) Evaluasi.

A. Asuhan Keperawatan Komunitas

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


20

1. Pengkajian

Pada tahap pengkajian tahap pertama adalah perkenalan diri dan

orientasi tempat, kemudian melakukan pendataan ke rumah penduduk warga

masyarakat Dusun Ujung Gampong Desa Paya Punteut Kecamatan Muara

Dua dan mengadakan pertemuan dengan warga untuk membentuk DSSJ

(Desa Siaga Sehat Jiwa). Dari hasil pertemuan dengan warga tersebut telah

dibentuk DSSJ, dimana hal ini akan sangat membantu pelaksanaan kegiatan

pengumpulan data serta akan melanjutkan program–program kesehatan

yang telah disepakati untuk mengatasi permasalahan kesehatan dengan

warga Dusun Ujung Gampong.

Dari pendataan didapatkan data jumlah penduduk daerah binaan

sebanyak 1.053 jiwa, yang terdiri 563 perempuan dan 490 laki – laki yang

terkumpul dalam 222 KK. Sebagian komunitas di Wilayah Ujung Gampong

yaitu warga yang kurang pemahaman dan kurangnya kesadaran masyarakat

tentang pentingnya kesehatan jiwa. Desa siaga sehat jiwa yang telah

terbentuk diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam menggali

permasalahan lain dan dapat memberikan data – data penunjang yang


19
dibutuhkan.

Kendala yang kami hadapi dari masyarakat saat pengkajian adalah

ketakutan masyarakat pada petugas kesehatan yg berkunjung dimasa pandemi

saat ini akan menularkan penyakit dan melakukan pemaksaan untuk vaksinasi

pada masyarakat. Setelah kami melakukan pendekatan dengan masyarakat

menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan ini akhirnya masyarakat mau menerima

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


21

mahasiswa dengan baik tetapi ada sebagian kecil masyarakat yang sedikit

terpaksa.

Dari pengkajian yang telah dilakukan mahasiswa dadapatkan

beberapa masalah kesehatan yang dirasakan oleh masyarakat, yaitu :

a. Perilaku masyarakat yang kurang memenuhi aturan kesehatan.

b. Tidak efektifnya pelayanan kesehatan lansia

c. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit diare.

d. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang Kebersihan

Dari masalah yang berhasil dikaji mahasiswa tersebut kemudian

dimusyawarahkan bersama masyarakat untuk dianalisa lebih lanjut.

2. Penentuan Prioritas Masalah

Setelah berhasil menemukan masalah kesehatan yang ada di

masyarakat maka dilaksanakan kegiatan penentuan prioritas masalah dalam

masyarakat. Pada kegiatan penentuan prioritas masalah kesehatan,

masyarakat masih bingung bagaimana untuk menentukan prioritas masalah,

tetapi setelah mendapat penjelasan dari mahasiswa akhirnya masyarakat

memahami mahasiswa dan masyarakat khususnya dengan anggota

POKJAKES untuk membuat intevensi dan kegiatan yang dilaksanakan

mahasiswa bersama warga.

Kendala yang dihadapi mahasiswa adalah kesulitan bertemu warga

karena sebagian besar mata pencaharian warga adalah petani yang pada pagi

dan sore hari bekerja di sawah, namun secara keseluruhan tidak terdapat

masalah yang sangat mengganggu.

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


22

3. Perencanaan

Perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa

bersama masyarakat adalah :

1. Melakukan Pengkajian

2. Mendiagnosis masalah dan merumuskan masalah

3. Memberikan pelatihan pada kader kesehatan.

4. Pelaksanaan pemberian penyuluhan kesehatan bersamaan dengan

pelatihan kader kesehatan dilaksanakan di Kantor Kepala Desa Paya

Punteut pada tanggal 28 Agustus 2021.

4. Pelaksanaan

Sebelum melaksanakan kegiatan, mahasiswa dibagi menjadi

beberapa kelompok yaitu :

1. Kelompok pengumpul data

2. Kelompok pengkajian

3. Kelompok penyelenggara lokmin dan pelatihan kader

4. Kelompok pelaporan

Masing – masing kelompok mempunyai tanggung jawab terhadap

penyelesaian masalah kesehatan dan kegiatan yang dilaksanakan selama

praktek. Pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan dengan warga

dilaksanakan mulai tanggal 16 Agustus - 25 Agustus 2021. Dengan metode

yang digunakan adalah penyuluhan, tanya jawab, pelatihan dan diskusi.

Untuk implementasi secara umum dan kegiatan utama yaitu pembentukan

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


23

DSSJ yang dimulai dengan pemilihan kader jiwa,yang dilanjutkan dengan

pelatihan terhadap kader sehat jiwa, mendapat sambutan baik dari

masyarakat dan perangkat desa.

5. Evaluasi

Ada dua evaluasi yang digunakan untuk mengetahui perkembangan

dari hasil pennyuluhan maupun kegiatan lainnya maka digunakan evaluasi

formatif dan sumatif, dimana untuk kegiatan penyuluhan atau pendidikan

kesehatan dilakukan evaluasi formatif sedangkan untuk kegiatan yang

mengharapkan perubahan perilaku (psikomotor) dilakukan evaluasi sumatif.

Secara umum kegiatan praktek keperawatan komunitas yang

dilakukan oleh mahasiswa berhasil, akan tetapi ada sebagian rencana yang

mengalami perubahan dikarenakan banyak kendala yang dihadapi sehingga

pelaksanaannya sempat tertunda.

B. Kegiatan Praktek dan Pembahasan

Hambatan mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan antara lain :

1. Warga dusun ujung gampong mempunyai kemauan minimal sekali untuk

berpartisipasi dalam kegiatan kesehatan.

2. Warga khawatir akan kehadiran mahasiswa kesehatan pada masa pandemi

saat ini.

3. Waktu pertemuan antara mahasiswa dengan masyarakat terlalu singkat.

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


24

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI DUSUN UJUNG GAMPONG DESA PAYA PUNTEUT
KECAMATAN MUARA DUA KOTA LHOKSEUMAWE

Asuhan keperawatan kesehatan komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa

melalui praktek keperawatan dimasyarakat mulai tanggal 16 Agustus 2021. Dalam hal

ini kelompok mendapat tempat praktek di Dusun Ujung Gampong Desa Paya Punteut

Kecamatan Muara Dua dengan tahapan kegiatan yang telah dilakukan sebagai berikut :

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


25

A. TAHAP PERSIAPAN

Tahap persiapan diawali dengan pengumpulan data oleh tim kelompok

pengkajian dan pengumpulan data dalam bentuk kegiatan pendataan dan

penyuluhan pada warga desa di Dusun Ujung Gampong Desa Paya Punteut

Kecamatan Muara Dua.

Tahap berikutnya dilanjutkan dengan persiapan menyelenggarakan loka

karya mini dan pelatihan kader sehat jiwa. Hal ini bertujuan untuk saling

memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan praktek mahasiswa serta

mengajak untuk bekerjasama dalam kegiatan – kegiatan yang akan

dilaksanakan di Dusun Ujung Gampong Desa Paya Punteut. Hasil pertemuan

tersebut disepakati adanya kerjasama antara mahasiswa dengan tokoh

masyarakat untuk membentuk dusun siaga sehat jiwa,dan melatih kader sehat

jiwa.

B. TAHAP PENGKAJIAN 24

1. Pengumpulan Data

a. Sejarah Perkembangan Gampong Paya Punteuet

Paya Punteuet adalah gampong yang tidak jauh dari Kota

Lhokseumawe, gampong yang terbagi dari dua bagian yang terdiri dari

perbukitan dan persawahan yang berbatasan dengan Gampong Paloh

Batee dan Meunasah Alue.

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


26

Pada masa terdahulu ketika musim hujan tiba, air di Gampong Paloh

Batee dan Gampong Meunasah Alue dan juga yang ada di perbukitan

mengalir ke daerah persawahan gampong sehingga tergenang dalam jangka

waktu yang cukup lama sehingga persawahan di sebuah pemukiman

penduduk menjadi paya besar (Rawa Besar) atau daerah genangan air yang

banyak dan luas. Akibatnya lahan persawahan tersebut tidak dapat di gunakan

lagi untuk menanam padi, lahan yang sekian lama tergenang tersebut

sehingga semakin lama tertimbun dan muncul berbagai macam tanaman liar

dan semak belukar lainnya. Diantara tanaman liar tersebut yang banyak di

tumbuhi adalah pohon punteuet (seperti pohon beringin). Sekitar tahun 1922

ada sebatang pohon punteuet besar yang tumbuh di pinggir alue (kali)

gampong dikarenakan sawah yang sudah menjadi paya (rawa) akibat

tergenang air dan banyak di tumbuhi pohon punteuet di pemukiman

penduduk maka oleh tokoh-tokoh masyarakat dan orang tua setempat dinamai

pemukiman tersebut dengan nama Gampong Paya Punteuet.

Gampong Paya Punteuet terdiri dari 5 Dusun yaitu Dusun Paya Lhok,

Dusun Ujong Gampong, Dusun Ujong Tunong, Dusun Tumpok Dalam dan

Dusun Ujong Paya. Adapun Gampong Binaan yang akan diambil data yaitu

Dusun Ujong Gampong.

b. Data Demogarfi

Data yang diambil dari Dusun Ujong Gampong berjumlah 222

KK dengan 1.053 jiwa yang digunakan sebagai sampel. Dibawah ini

akan disajikan tabulasi data demografi sebagai berikut :

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


27

1) Jenis Kelamin

Tabel 1.1 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Dusun


Ujong Gampong Desa Paya Punteuet Tahun 2021

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase


Laki-laki 490 46,53 %
Perempuan 563 53,47 %
Jumlah 1.053 100 %
Sumber data : Profil Gampong Paya Punteuet

DIAGRAM
JUMLAH PENDUDUK DUSUN UJONG GAMPONG

LAKI-LAKI
490 PEREMPUAN
563

Berdasarkan tabel diatas didapatkan jumlah penduduk di Dusun

Ujong Gampong yang berjenis kelamin Perempuan lebih banyak dari

laki-laki.

2) Jumlah Peserta Posyandu

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


28

Tabel 1.2 : Jumlah Peserta Posyandu Di Dusun Ujong Gampong

Kategori Frekuensi (Jiwa) Presentase


Ibu Menyusui 13 7,65 %
Ibu Bersalin 3 1,76 %
Aseptor KB 89 52,35 %
Balita 0 – 11 bln 9 5,29 %
Balita 12 – 49 bln 56 32,95 %
Jumlah 170 100 %

Berdasarkan tabel diatas sebagian masyarakat berpendapat bahwa

Posyandu untuk Bayi/Balita dan Aseptor KB.

JUMLAH PESERTA POSYANDU


DUSUN UJONG GAMPONG
8% 2% Ibu Menyusui
33%
Ibu Bersalin
Aseptor KB
Balita 0-11 Bln
Balita 12-49 Bln

5% 52%

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


29

3) Jumlah Lansia

Tabel 1.3 : Jumlah Lansia Di Dusun Ujong Gampong Tahun 2021

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


Laki – Laki 77 52,03 %
Perempuan 71 47,97 %
Jumlah 148 100 %

JUMLAH LANSIA DUSUN UJONG GAMPONG

71 LAKI-LAKI
77
PEREMPUAN

Berdasarkan tabel diatas didapatkan jumlah penduduk Lansia di

Dusun Ujong Gampong yang berjenis kelamin Laki-Laki lebih banyak

dari jenis Kelamin Perempuan .

4) Penyakit yang di derita Keluarga 1 bulan terakhir

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


30

Tabel 1.4 : Penyakit yang di derita Keluarga 1 bulan terakhir Di Dusun


Ujong Gampong Tahun 2021

Penyakit yang diderita keluarga


Frekuensi Persentase
1 bulan terakhir
Hipertensi 33 20,00 %
Diare 15 9,09 %
Ispa 28 16,97 %
Dm 54 32,73 %
Thipus 35 21,21 %
Jumlah 165 100 %

PENYAKIT YANG DIDERITA 1 BULAN TERAKHIR DUSUN


UJONG GAMPONG
21% 20% HIPERTENSI
DIARE
9% ISPA
DM
THIPUS

33% 17%

Berdasarkan tabel dan diagram diatas didapatkan jumlah bahwa

Penyakit yang sering di derita Masyarakat Dusun Ujong Gampong untuk

1 bulan terakhir adalah Diabetes Mellitus.

C. Analisis SWOT

1. Strength (Kekuatan)

Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan

pendukung diadakanya implementasi keperawatan komunitas oleh

mahasiswa profesi Ners STIKes Bumi Persada Lhokseumawe.

2. Weakness (Kelemahan)

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


31

a. Luasnya wilayah kerja kelompok yang hanya mencakup 1 dusun,

sehingga mempersulit dalam penentuan lokasi diadakanya implementasi

keperawatan komunitas.

b.  Pekerjaan masyarakat heterogen yang menyulitkan mahasiswa dalam

menentukan waktu pertemuan untuk membahas asuhan keperawatan

komunitas yang akan dilaksanakan.

3. Opportunity (Kesempatan)

Mahasiswa Program Profesi Keperawatan (Ners) STIKes Bumi

Persada Lhokseumawe memiliki perencanaan asuhan keperawatan yang

didasarkan pada kemauan dan kebutuhan warga, sehingga asuhan

keperawatan yang akan dilaksanakan dapat tepat pada sasaran.

4. Treath (Ancaman)

a. Tidak semua warga menyetujui dengan program kerja yang disusun oleh

mahasiswa.

b. Kurangnya dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat tentang program kerja

yang telah disusun oleh mahasiwa.

c. Kurangnya bantuan dukungan dana pembiayaan baik dari kampus

maupun dari desa kepada mahasiswa dalam melakukan implementasi

keperawatan komunitas di masyarakat.

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


32

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Upaya peningkatan status kesehatan jiwa di Dusun Ujung Gampong Desa

Paya Punteut telah berhasil, dimana telah terbentuk dusun sehat jiwa dan

kader sehat jiwa Dusun Ujung Gampong. Dalam pelaksanaan pelatihan

kader yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa para kader

memiliki semangat yang tinggi dalam meningkatkan pengetahuan dan

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


33

status kesehatannya. Hal ini terbukti dari tinggi dan antiusiasnya para kader

mengikuti pelatihan.

2. Usaha pembentukan desa sehat jiwa di Desa Paya Punteut Dusun Ujung

Gampong mendapat sambutan yang sangat baik dari pihak perangkat desa

dan mendapatkan dukungan penuh dari perangkat desa.

3. Usaha pembentukan desa sehat jiwa mendapat respon dan dukungan yang

baik dari warga Dusun Ujung Gampong, masyarakat sudah mulai mengerti

dan kooperatif pada petugas kesehatan.

B. Saran

1. Terhadap Masyarakat

Diharapkan masyarakat untuk mampu mendeteksi secara dini dan

merawat anggota keluarga dan masyarakat yang mempunyai factor resiko

gangguan jiwa, dan juga meningkatkan atau mempertahankan pola hidup

sehat, selalu patuh pada anjuran – anjuran petugas kesehatan, turut serta
31
dalam meningkatkan dan menciptakan lingkungan yang sehat, meneruskan

program DSSJ yang telah dirintis, memanfaatkan fasilitas- fasilitas

kesehatan yang sudah ada secara maksimal

2. Terhadap Kader Sehat Jiwa

Kepada kader sehat jiwa yang sudah diberikan pelatihan agar terus

dapat mengoptimalkan pemantauan terhadap masyarakat yang memiliki

factor resiko ganggunan jiwa dan terus dapat meningkatkan kemampuan

tentang kesehatan jiwa dalam melaksanakan kegiatan.

3. Terhadap Perangkat Desa

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe


34

Setelah dilakukan pembinaan lebih lanjut oleh mahasiswa STIKes

Bumi Persada Lhokseumawe mengenai peningkatan status kesehatan,

ternyata banyak permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

Permasalahan mungkin akan terus menjadi factor penghambat dalam proses

pengoptimalan derajat kesehatan masyarakat jika masyarakat tersebut tidak

dibimbing. Peran serta perangkat desa dalam hal ini sangatlah penting,

karena masyarakat akan bergerak dan termotivasi bila ada orang-orang

diatas mereka.

Mengingat kondisi masyarakat yang sulit dirubah, utamanya dalam

hal peningkatan status kesehatan peran serta tokoh masyarakat, pemimpin

desa dan ketua masing–masing dusun sangat berpengaruh. Diharapkan

dengan fakta–fakta yang ada di lapangan, perangkat desa dapat lebih

memperhatikan kebutuhan masyarakat lebih lanjut khususnya masyarakat

yang memiliki faktor resiko gangguan jiwa.

DAFTAR PUSTAKA

Program Pendidikan Profesi STIKes Bumi Persada Lhokseumawe

Anda mungkin juga menyukai