Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN CEDERA KEPALA

Pokok Bahasan : Cedera Kepala

Sub Pokok Bahasan : Definisi Cedera Kepala

Hari dan tanggal Pelaksanaan : Kamis, 31 Maret 2018

Waktu : 10.00 – 10.40

Tempat : Ruang 12 HCU RSUD Saiful Anwar

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 40 menit, klien dan keluarga dapat
mengetahui apa itu cedera kepala.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 40 menit klien dan keluarga dapat :

1. Menjelaskan kembali tentang cedera kepala

2. Menyebutkan jenis cedera kepala

3. Menyebutkan akibat dari cedera kepala

C. SASARAN DAN TARGET

Sasaran ditujukan pada keluarga pasien


:

E. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

No.
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu

1. Pembukaan :
· Membuka kegiatan dengan
· Menjawab salam
mengucapkan salam

· Memperkenalkan diri · Mendengarkan 3 menit

· Menyebutkan materi yang akan


· Memperhatikan
diberikan

· Menjelaskan tujuan dari


· Memperhatikan
penyuluhan

2. Pelaksanaan :
· Menjelaskan tentangTrauma
· Memperhatikan
Capitis

· Memberi kesempatan
· Bertanya 30 menit
pada keluarga di ruang 12 HCU
untuk mengajukan pertanyaan
kemudian didiskusikan bersama
dan menjawab pertanyaan
3.
Evaluasi :
· Menanyakan kembali kepada · Menjawab
peserta tentang materi yang telah pertanyaan yang
diberikanuntuk mengetahui apakah diajukan
sudah dimengerti apa yang
dijelaskan dan reinforcement
kepada keluarga yang ada ruang
12 HCU yang dapat menjawab 5 menit

· Menjelaskan kembali hal yang


belum dimengerti oleh keluarga di
ruang 12 HCU
· Memperhatikan
4. Penutup :
· Mengakhiri pertemuan &· Mendengarkan
mengucapkan terima kasih atas
partisipasi dalam kegiatan 2 menit
penyuluhan

· Mengucapkan salam penutup · Menjawab salam

F. METODA

Metoda yang digunakan adalah :

1. ceramah

2. diskusi / tanya jawab

3. demonstrasi

G. MEDIA

Media yang digunakan adalah

1. PPT

H. MATERI

Terlampir
I. EVALUASI

Evaluasi Struktur

a. Kesiapan materi penyaji

b. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung

Evaluasi Proses

a. keluarga bersedia sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan

b. keluarga antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya

c. keluarga menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan

Evaluasi Mahasiswa

a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan

b. Dapat menjalankan peranannya sesuai dengan tugas

Evaluasi Hasil

a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

b. Adanya kesepakatan antara keluarga dengan perawat dalam melaksanakan implementasi


keperawatan selanjutnya.

J. DAFTAR PERTANYAAN

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang cedera kepala diharapkan klien dan keluarga
mampu menjawab pertanyaan:

1. Menjelaskan kembali definisi cedera kepala

2. Menyebutkan jenis cedera kepala


CEDERA KEPALA

A. Definisi

Trauma capitis atau cedera kepala adalah suatu cedera yang mengenai daerah kulit
kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak
langsung pada kepala. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001)
Cidera kepala adalah kerusakan neurologi yang terjadi akibat adanya trauma
pada jaringan otak yang terjadi secara langsung maupun efek sekunder dari trauma
yang terjadi. (Sylvia Anderson Price, 1985)
Menurut Brain Injury Assosiation of America cedera kepala adalah suatu
kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi
disebabkan oleh serangan/benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau
mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi
fisik.
Cidera kepala yaitu adanya deformasi berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan
garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi - decelerasi ) yang
merupakan perubahan bentuk dipengaruhi oleh perubahan peningkatan pada percepatan faktor
dan penurunan kecepatan, serta notasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak
sebagai akibat perputaran pada tindakan pencegahan.
B. Patofisiologi

Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa dapat terpenuhi.
Energi yang dihasilkan didalam sel-sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak
tidak mempunyai cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke otak walaupun sebentar
akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan oksigen sebagai bahan
bakar metabolisme otak tidak boleh kurang dari 20 mg %, karena akan menimbulkan koma.
Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar
glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala-gejala permulaan disfungsi cerebral.

Pada saat otak mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhi kebutuhan oksigen
melalui proses metabolik anaerob yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Pada
kontusio berat, hipoksia atau kerusakan otak akan terjadi penimbunan asam laktat akibat
metabolisme anaerob. Hal ini akan menyebabkan asidosis metabolik.

Dalam keadaan normal cerebral blood flow (CBF) adalah 50 - 60 ml / menit / 100 gr.
jaringan otak, yang merupakan 15 % dari cardiac output.

Trauma kepala meyebabkan perubahan fungsi jantung sekuncup aktivitas atypical-


myocardial, perubahan tekanan vaskuler dan udem paru. Perubahan otonom pada fungsi
ventrikel adalah perubahan gelombang T dan P dan disritmia, fibrilasi atrium dan vebtrikel,
takikardia.

Akibat adanya perdarahan otak akan mempengaruhi tekanan vaskuler, dimana penurunan
tekanan vaskuler menyebabkan pembuluh darah arteriol akan berkontraksi . Pengaruh persarafan
simpatik dan parasimpatik pada pembuluh darah arteri dan arteriol otak tidak begitu besar.
C. Jenis

Cedera kepala berdasarkan beratnya cedera, menurut (Mansjoer, 2000) dapat


diklasifikasikan menjadi :

a. Cedera kepala ringan tanda dan gejala :

1. Pasien sadar, menuruti perintah tapi disorientasi.

2. Tidak ada kehilangan kesadaran

3. Tidak dalam keadaan mabuk

4. Pasien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing

5. Pasien dapat menderita luka atau perdarahan kulit kepala

6. Kadang ada peningkatan TIK, ini merupakan tanda bahwa cidera dapat berubah
menjadi ringan maupun berat.

b. Cedera kepala sedang tanda dan gejala :

1. Ada jejas dikepala

2. Waktu kejadian tidak sadar dan waktu sadar sudah berada di RS (Amnesia paska
trauma)

3. Mual dan muntah

4. Tanda kemungkinan patah tulang kepala (tanda Battle, mata rabun, perdarahan dari
hidung, telinga, faring yang berisi cairan serebro spinal)

5. Kejang

6. Peningkatan TIK, dapat berubah menjadi cidera kepala berat.

c. Cedera kepala berat tanda dan Gejala :

1. Penurunan kesadaran sacara progresif atau pingsan


2. Perdarahan dari hidung, telinga dan mulut

3. Dari mata ada brail hematom dan pupil anisokhor

4. Tampak jejas pada kepala.

5. Battle sign ( dibelakang telinga ada memar kehitaman )

6. Peningkatan TIK

D. Penatalaksanaan

Konservatif

1. Bedrest total

2. Pemberian obat-obatan

3. Observasi tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran.

E. Pemeriksaan Penunjang

· CT Scan: tanpa/dengan kontras) mengidentifikasi adanya hemoragik, menentukan ukuran


ventrikuler, pergeseran jaringan otak.

Angiografi serebral: menunjukkan kelainan sirkulasi serebral, seperti pergeseran jaringan otak
akibat edema, perdarahan, trauma.

X-Ray: mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan struktur garis (perdarahan /
edema), fragmen tulang.

Analisa Gas Darah: medeteksi ventilasi atau masalah pernapasan (oksigenasi) jika terjadi
peningkatan tekanan intrakranial.

Elektrolit: untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebagai akibat peningkatan tekanan


intrakranial.
E. Penatalaksanaan

a. Jangan di berikan air minum kepada orang yang terjatuh dengan benturan kepada kepala,
kecuali jika dalam waktu lebih dari 15 menit tidak ada muntah dan mual baru berikan air
minum.
b. Pertahankan jalan nafas dengan membersihkan hidung.
c. Atur posisi klien kepala jangan tertekuk.
d. Jika klien mengalami patah tulang, bagian yang patah harus disangga bagian atas dan bawah
dari tempat yang patah.
e. Pada penderita dengan cedera kepala ringan, dapat diatasi dengan cara memberikan es atau
handuk dingin pada daerah yang mengalami trauma untuk membantu mengurangi bengkak
f. Jika terdapat luka, tutup dengan perban bersih dan tekan selama 5 m e n i t .
g. Jika terjadi cedera kepala berat, maka segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan
pengobatan dan perawatan.

F. Pencegahan
a. Untuk mencegah terjadinya cedera kepala, sangat dibutuhkan kesadaran dari diri sendiri untuk
menjaga kesehatan terutama keselamatan kita dalam melakukan suatu aktivitas.
b. Selain itu perlu diperhatikan keselamatan kita saat di jalan raya, karena dari epidemiologi di
atas, kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab 48%-53% dari insiden cedera kepala, 20%-
28% lainnya karena jatuh dan 3%-9% lainnya disebabkan tindak kekerasan, kegiatan olahraga
c. Menurunkan kecepatan saat berkendaraan.
d. Menggunakan sabuk keselamatan dan pelindung bahu saat mengemudi mobil.
e. Menggunakan helm untuk pengendara motor dan sepeda.
f. Program pendidikan langsung untuk mencegah berkendaraan sambil mabuk.
g. Mencegah jatuh menggunakan alat-alat pelindung dan tehnik latihan.
REFERENSI

Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ).
Philadelpia, F.A. Davis Company.

Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing Process
Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.

Asikin Z (1991) Simposium Keperawatan Penderita Cedera Kepala. Panatalaksanaan Penderita


dengan Alat Bantu Napas, Jakarta.

Harsono (1993) Kapita Selekta Neurologi, Gadjah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai