Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Terapi Bermain

Sub Pokok Bahasan :Terapi bermain Baby Rhythym Band

Sasaran : Pasien Atresia Ani dan Keluarga

Pelaksana : Kelompok U

Waktu Pelaksanaan : Selasa, 10 Desember 2019

Tempat : Bangsal Bedah Anak

1. Latar Belakang
Atresia ani atau anus imperporata adalah malformasi congenital dimana rectum tidak
mempunyai lubang ke luar (Wong,2004). Sebagian besar prognosis atresia ani biasanya
baik bila didukung perawatan yang tepat dan juga tergantung kelainaan letak anatomi saat
lahir. Atresia ani bila tidak segera ditangani maka dapat terjadi komplikasi seperti obstruksi
intestinal, konstipasi dan inkontinensia feses.

Kehidupan masyarakat perkotaan erat kaitannya dengan kepadatan penduduk, dan


polusi udara. Sulitnya mencari pekerjaan untuk kaum urban berpendidikan rendah, membuat
banyak kaum urban berada pada tingkat ekonomi menengah ke bawah. Tinggal di
pemukiman padat dan kumuh dengan polusi udara dan pola konsumsi nutrisi yang mungkin
kurang baik. Rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi sangat memungkinkan
terbatasnya keluarga dengan ibu hamil terpapar dengan informasi kesehatan tentang nutrisi
kehamilan. Nutrisi yang dikonsumsi ibu selama kehamilan dipercaya dapat mempengaruhi
perkembangan janin. Polusi udara dari asap rokok/nikotin dikaitkan dengan retardasi
pertumbuhan janin dan peningkatan mortalitas dan morbiditas bayi dan perinatal (Bobak,
2005). Atresia ani merupakan salah kelainan kongenital yang dapat dipengaruhi oleh faktor
genetik dan faktor lingkungan atau keduanya.

Atresia ani letak tinggi memerlukan penatalaksanaan operasi bertahap yaitu pembuatan
kolostomi, pembuatan saluran anus/PSARP (posterior sagital anorectoplasty), dan yang
terakhir tutup kolostomi. Perawatan pada klien tutup kolostomi memerlukan perhatian yang
serius terutama pada penatalaksanaan cairan intravena dan perawatan luka. Nyeri, puasa
lama, dan hari perawatan yang lama menimbulkan trauma bagi anak. Perawat memegang
peranan penting dalam mengurangi efek hospitalisasi pada anak, terutama nyeri.

Dunia anak adalah dunia bermain, khususnya bagi anak yang berusia 1- 3 tahun.
Pertumbuhan dan perkembangan tersebut harus dijaga kelangsungannya dengan upaya
stimulasi yang dpat dilakukan, sekalipun anak dalam perawatan dirumah sakit. Bermain
pada anak di rumah sakit sebagai media bagi anak untuk mengekspresikan perasaan,
relaksasi, dan distraksi perasaan yang tidak nyaman (Supartini, 2004). Terapi musik dapat
di jadikan alternatif dalam meminimalkan nyeri dan ketidaknyamanan pada anak yang
mengalami hospitalisasi sebagai bagian dari program bermain pada anak.

Terapi musik atau beby rhythm band adalah keahlian menggunakan musik atau elemen
musik oleh seorang terapis untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan
kesehatan mental, fisik, emosional, dan spiritual. Terapi musik disebut juga sebagai terapi
pelengkap Penggunaan terapi musik bisa diterapkan kepada setiap anak dalam berbagai
kondisi. Terapi musik bisa dilakukan untuk mengurangi ketidaknyamanan anak yang
menjalani serangkaian tindakan keperawatan selama di rawat di rumah sakit.

Permainan yang terapeutik didasari oleh pandangan bahwa bagi anak merupakan
aktivitas yang sehat dan diperlukan untuk kelangsungan tumbuh kembang anak dan
memungkinkan untuk dapat mengalihkan dan mengekspresikan perasaan dan pikiran anak,
mengalihkan perasaan nyeri dan relaksasi (Supartini, 2004). Terapi bermain memungkinkan
klien mengembangkan mekanisme penyelesaian masalah dan adaptasi dan diharapkan dapat
menyediakan lingkungan yang aman dan penerimaan sehingga klien anak bebas
mengekspresikan ketakutan dan kecemasannya (Landert, 2001).

Agar hal tersebut bisa dihindari anak perlu mendapatkan suatu media yang dapat
mengekspresikan perasaan tersebut, media yang paling efektif adalah melalui terapi bermain
(Supartini, 2004). Berdasarkan hal diatas penulis tertarik terapi bermain pada pasien atresia
ani dengan menggunakan terapi Beby Rhythym Band berguna untuk mengurangi rasa nyeri
yang dirasakan.

2. Tujuan

a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain selama 15 – 20 menit diharapkan nyeri anak
berkurang.
b. Tujuan Instruksional Khusus
- anak tidak menangis
- nyeri berkurang
- anak merasa rileks

3. Sasaran
3 pasien dengan diagnosa Atresia Ani dan keluarga

4. Sarana dan Media


a. Sarana
- Kursi
- Speakers

b. Media
- Musik
- Mainan
5. Susunan Acara

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 menit Pendahuluan
1. Mengucapkan salam 1. Ibu menjawab
2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
3. Menyampaikan kontrak 3. Memperhatikan
4. Menjelaskan sekilas materi 4. Memperhatikan

2. 10 menit Penyajian
1. Terapi bermain bersama 1. Memperhatikan dan
dengan pasien dan keluarga bermain sesuai intruksi

3. 5 menit Evaluasi
1. Meminta audience (ibu) 1. Menjawab pertanyaan
untuk menyebutkan kembali
tujuan terapi bermain Baby
Rhythym Band
2. Meminta audience (ibu) 2. Menjawab pertanyaan
untuk menjelaskan sekilas
cara terapi bermain Baby
Rhythym Band
3. Melihat reaksi anak dan ibu 3. Memperhataikan
setelah dilakukan terapi
bermain Baby Rhythym Band

5 menit Penutup
1. Memberikan kesimpulan
1. Memperhatikan
materi
2. Bertanya
2. Memberikan kesempatan
3. Menjawab
bertanya bagi audience
3. Memberi salam penutup

6. Skema Terapi Bermain


a. Deskripsi Terapi Terapis
- Leader
1) Memimpin jalannya acara
2) Mengatur tempat dan waktu acara
3) Membuka acara
4) Menutup acara

- Observer
1) Mengobservasi jalannya acara
2) Mencatat kegiatan acara
3) Memberikan kritik dan saran
4) Mengevaluasi dan memberikan pujian

- Fasilitator
1) Mendampingi dan membantu saat acara berlangsung
2) Mempersiapkan sarana dan alat

b. Setting Tempat
Keterangan :
Leader
Co Leader
Fasilitator
Peserta
Observer

7. Evaluasi
Evaluasi dalam kegiatan terapi bermain sebagai berikut :
a. Persiapan
- Kesiapan sarana dan alat terapi bermain
- Kesiapan pasien dan keluarga
- Ketepatan waktu

b. Proses
- Kemampuan leader saat memimpin terapi bermain
- Observer dan fasilitator dalam memfasilitasi terapi
- Respon pasien dan keluarga saat terapi (anak menangis, anak rileks, dll)

c. Hasil
- Evaluasi Struktur : Diharapkan penyuluhan berjalan sesuai dengan struktur yang
telah dibuat
- Evaluasi Proses : Diharapkan peserta sasaran mengikuti sampai kegiatan selesai
dilaksanakan
- Evaluasi Hasil : Diharapkan kesan pesan ibu baik setelah dilakukan terapi, dan
reaksi dari anak terlihat relaks dan nyaman
8. SOP Baby Rhythym Band

STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

BABY RHYTHYM BAND

Pengertian Terapi bermain dengan media musik dan instrument mainan untuk mengurangi nyeri
pada anak
Kelompoh Usia 6 - 24 bulan
Rasio pasien / staf 3 : 1
Waktu 10-25 menit
Tujuan rasional Menghilangkan penegangan pada fisik anak untuk mengurangi nyeri dengan
terapiutik instrument bermain dan musik
Tindakan 1. Instrumen harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum aktifitas.
pencegahan dan 2. Instrumen yang tersedia harus cukup sehingga anak dapat memilih.
pembatasan 3. Instrumen tidak boleh terbuat dari kayu dan tajam.

Persiapan Alat 1 Catatan


2 Kursi
3 Instrumen untuk setiap anak (misalnya: sendok plastik, lonceng,
kerincingan).
4 Pengeras suara musik
Petugas Perawat
Prosedur 1. Anjurkan Ibu memangku anaknya
Pelaksanaan 2. Buatlah lingkaran dan beri jarak agar anak yang satu dengan yang lain tidak
menyatu
3. Letakkan instruments di samping kursi anak
4. Mulai musik dan berilah satu anak satu instrument bermain
5. Menunjukkan musik dengan instrumen
6. Kemudian rubah musik untuk mempertahankan minat. Menggerakkan tubuh,
bertepuk tangan dan mengoceh.
7. Variasi balita dapat digendong dari kursi

Sumber SOP
9. Lampiran Materi

“TERAPI MUSIK”

A. Definisi Atresia Ani


Atresia ani disebut juga anorektal anomaly atau imperforata anus, merupakan
kelainan congenital dimana terjadi perkembangan abnormal pada anorektal di saluran
gastrointestinal. Atresia ani atau anus imperporata adalah malformasi kongenital
dimana rectum tidak mempunyai lubang keluar (Wong (2004) dalam Kurniah (2013)).
B. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
a. Kolostomi
b. Dilatasi Anal
c. Anoplasty
d. Bedah laparoskopi
2. Penatalaksanaan non medis
a. Toilet training
b. Bowel management
c. Diet konstipasi
d. Diet laksatif/ tinggiserat
(Kurniah, 2013).
C. Penatalaksanaan nyeri
Pada pasien atau anak dengan atresia ani pada tahap pre ataupun post operasi
akan mengalami berbagai masalah salah satunya adalah nyeri. Nyeri sering
dihubungkan dengan takut, cemas dan stress. Sejumlah teknik untuk menurunkan nyeri
diantaranya adalah distraksi, relaksasi dan guide imagery (Kurniah, 2013).
D. Terapi Musik
Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik atau elemen musik oleh
seorang terapis untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan
mental, fisik, emosional dan spiritual. Penggunaan terapi musik bisa diterapkan kepada
setiap orang dalam berbagai kondisi. Potter dan Perry (2005) mendefinisikan terapi
musik sebagai teknik menggunakan bunyi atau irama tertentu.
Pada beberapa klien, terapi musik yang hanya diberikan dalam waktu singkat
dapat memberikan efek positif bagi klien (Muci & Muci, 2002). Dalam suatu studi yang
mengamati pengaruh musik selama proses khitanan disebutkan bahwa musik dapat
mengurangi rasa sakit dan mencegah peningkatan detak jantung bayi ( Media
Indonesia, 1 Juni 2009 dalam Ariestia, 2010). Jenis musik yang digunakan dalam terapi
musik dapat disesuaikan dengan keinginan, seperti musik klasik, instrumentalia, slow
musik, musik modern dan lainnya. Musik lembut dan teratur seperti instrumentalia dan
musik klasik merupakan musik yang sering digunakan untuk terapi musik (Potter &
Perry, 2005). Gunakan musik sesuai dengan kesukaan klien terutama yang lembut dan
teratur.
Prosedur menggunakan terapi musik antara lain:
1. Pastikan pendengaran klien baik
2. Pastikan musik yang disukai dan tidak disukai klien
3. Kaji kesukaan musik klien dan pengalaman sebelumnya dengan musik yang
digunakan untuk relaksasi
4. Bantu dalam pemilihan lagu
5. Tentukan tujuan intervensi musik yang disepakati dengan klien atau orang tuanya
6. Siapkan peralatan atau media yang diperlukan
7. Yakinkan semuanya dalam kondisi baik
8. Bantu klien untuk mendapatkan posisis yang nyaman
9. Bantu menggunakan peralatan jika diperlukan
10. Ciptakan lingkungan yang tenang.
11. Setelah terapi musik diberikan, dokumentasikan pencapaian tujuan dan revisi
intervensi jika dibutuhkan
(Synder & Liquist, 2002).

Anda mungkin juga menyukai