Sulit
berkonsentrasi
Perubahan
mood
Daya tahan
tubuh melemah
Menurunkan
gairah seks
Gangguan
Istirahat/Tidur
1. Mata cowong
2. Adanya kantong mata
3. Merasa lemas
1. Perut yang melilit
2. Gangguan
pernafasan
Penyakit
3. Pengaruh terapi obat
diberikan
-yangDiare
4. Ketidaknyamanan fisik
1. Rokok memiliki
sifat stimulan
Suasana yang
kurang kondusif
2. Alkohol
menekan
REM
Lingkungan
Gaya Hidup
secara normal
- Ramai
- Merokok
Sesak nafas
Ribut
Kanker tingkat
lanjut
Bising
Minum
Alkohol
1. Saraf simpatis
meningkat
2. Otot lemas
3. Dehidrasi
Kelelahan
-
Olahraga
Beraktivitas
berlebihan
C. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Remelda (2008) untuk mendiagnosis seseorang mengalami gangguan atau
tidak dapat dilakukan pemeriksaan melalui penilaian terhadap :
1. Pola tidur penderita
2. Pemakaian obat-obatan, alkohol atau obat terlarang
3. Tingkatan stres psikis
4. Riwayat medis
5. Aktivitas fisik.
D. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi Non Farmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan. Ada pun cara yang
dapat dilakukan antara lain :
a. Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat
mengganggu tidur , biasa dilakukan dengan teknik pengaturan pernapasan,
aromaterapi, peningkatan spiritual dan pengendalian emosi.
b. Terapi tidur yang bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman.
Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana
kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.
c. Terapi pengaturan tidur
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama
sirkardian tidur normal penderita.
d. Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang
menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau dokter
psikiatri.
2. Terapi Farmakologi
Menurut Ramelda (2008), untuk tindakan medis pada pasien gangguan tidur yaitu
dengan cara pemberian obat golongan hipnotik-sedatif misalnya: Benzodiazepin
(Diazepam, Lorazepam, Triazolam, Klordiazepoksid) tetapi efek samping dari obat
tersebut mengakibatkan Inkoordinsi motorik, gangguan fungsi mental dan psikomotor,
gangguan koordinasi berpikir, mulut kering, dsb.
E. Pengkajian Keperawatan
Menurut pola fungsi Gordon (1982) dalam Potter, P. A., 1996, terdapat 11 pengkajian
pola fungsi kesehatan :
1. Pola Persepsi Dan Pemeliharaan Kesehatan : Pasien mengatakan kurang nyaman
dengan keadaan gangguan pola tidur yang dialaminya saat ini.
2. Pola Nutrisi : Pasien mengatakan nafsu makannya menurun.
3. Pola Eliminasi : Pasien mengatakan BAB dan BAK lancar
4. Aktivitas dan Latihan : Pasien mengungkapkan bahwa dirinya mengalami
penurunan stamina dalam melakukan aktivitas dan latihan sehari-hari. Pasien merasa
berat dan malas ketika akan memulai melakukan kegiatan, aktivitas dan latihan.
Penurunan stamina yang ia rasakan yaitu kelelahan dan keletihan yang begitu cepat
walaupun baru sebentar menjalani aktivitas fisik maupun latihan.
5. Tidur dan Istirahat : Pasien merasa kesulitan saat menjelang tidur. Pasien
mengatakan bahwa ia biasanya tidur diatas jam 12 malam itu seringkali disebabkan
oleh faktor eksternal (misalnya, lingkungan yang bising, ramai) dan juga faktor
internal (misalnya, stress, depresi). Pasien juga mengungkapkan bahwa dirinya sering
mengkonsumsi minuman beralkohol dimana membuat dirinya semakin susah tidur.
Pasien juga menjelaskan jumlah jam tidurnya kurang dari 2 jam per 24 jam dimana
dampak yang ia rasakan yaitu merasa lemas , kurang bersemangat ketika bangun serta
perubahan kantung mata dan warna dibawah mata yang mulai menghitam.
6. Sensori, Presepsi dan Kognitif : Pasien kurang dapat berkomunikasi dengan baik
karena kurang berkonsentrasi.
7. Konsep diri
a. Identitas diri : Pasien mampu mengenali dirinya sebagai seorang ayah sekaligus
suami di dalam keluarga
b. Gambaran diri : Pasien merasa kalau dirinya begitu lelah , ingin tidur nyenyak
tetapi sulit dilakukan.
c. Ideal diri : Pasien mengatakan ingin segera bisa memperbaiki pola tidurnya.
d. Harga diri : Pasien merasa sedikit minder dengan keadaan kantung matanya yang
menghitam.
e. Peran diri : Selama ini pasien berperan sebagai suami, ayah dan kepala keluarga di
dalam keluarganya.
8. Seksual dan Reproduksi : Pada pola pengkajian Gordon ini mengenai gangguan
istirahat tidur , pola seksual dan reproduksi tidak dikaji.
9. Pola Peran Hubungan : Keluarga pasien mengatakan pasien mampu berinteraksi dan
mengenal lingkungan dengan cukup baik meski terkadang kurang konsentrasi.
10. Manajemen Koping Setress : Keluarga pasien mengatakan pasien bila ada masalah
jarang membicarakan dengan keluarganya
11. Sistem Nilai Dan Keyakinan : Pasien mengatakan selalu sembahyang sesuai agama
yang diyakini.
F. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola tidur adalah interupsi jumlah waktu dan kualitas tidur akibat faktor
eksternal (NANDA Internasional, 2015).
Berhubungan dengan:
a. gangguan karena pasangan
tidur,
b. halangan lingkungan (mis.,
c. imobilisasi,
d. kurang privasi,
e. pola tidur tidak
menyehatkan (mis., karena
bising, pajanan
cahaya/gelap,
suhu/kelembapan,
lingkungan yang tidak
dikenal),
Ditandai dengan:
a. kesulitan jatuh tidur
b. ketidakpuasan tidur
c. menyatakan tidak merasa
cukup istirahat
d. penurunan kemampuan
berfungsi
G. Rencana Keperawatan
No
Diagnosa
Gangguan
Pola Tidur
Tujuan
NOC:
1. Jam tidur
Intervensi
NIC :
1. Peningkatan
Tidur:
Bantu
Rasional
1. Membantu agar
jam tidur pasien
berhubungan
dengan pola
tidur tidak
2. Kualitas tidur
3. Tempat tidur yang
nyaman
menyehatkan
4. Kesulitan
memulai
untuk
kembali teratur
menghilangka
secara normal.
n situasi stress
sebelum tidur.
2. Manajemen
Lingkungan
tidur
tidur
pasien
tetap terjaga.
Ciptakan
6. Nyeri
lingkungan
yang
keperawatan selama 3 x 24
dan
3. Agar
tenang
pasien
merasa nyaman
dan dapat tidur
mendukung.
3. Manajemen
dengan
nyenyak.
Lingkungan
Kenyamanan:
Hindari
skala 1-5.
2. Kualitas tidur
gangguan
pasien
yang
pada
pasien
kualitas
Kenyamanan:
5. Mimpi buruk
nyaman
2. Agar
4. Membantu
pasien
yang
tidak
perlu
dan
untuk
mempersiapkan
dirinya
pada
berikan untuk
posisi
yang
waktu
nyaman
istirahat.
4. Terapi
Relaksasi:
dan
tenang sehingga
dapat
tidur
dengan efektif.
Gambarkan
rasionalisasi
dan
manfaat
relaksasi serta
jenis relaksasi
5. Membantu
yang tersedia
pasien
(misalnya,
menilai sesuatu
music,
dengan objektif
meditasi,
dan positif.
bernafas
dengan ritme,
dapat
relaksasi
6. Membuat pasien
rahang
dan
relaksasi otot
progresif).
5. Peningkatan
Koping: Bantu
pasien
dalam
mengembangk
an
penilaian
terkait dengan
kejadian
dengan
lebih
objektif.
6. Manajemen
Nyeri:
Kurangi
atau
eliminasi
faktor-faktor
yang
dapat
mencetuskan
atau
meningkatkan
nyeri
(misalnya,
ketakutan,
kelelahan,
keadaan
monoton, dan
kurang
pengetahuan).
H. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi.
I. Evaluasi
menjadi
lebih
rileks
dan
yang
rasakan
berkurang.
ia
dapat
Denpasar, .....................2016
Nama Pembimbing/CI
Nama Mahasiswa
...............................................
NIP
.....................................................
NIM
Nama Pembimbing/CT
..............................................................
NIP