A. Pengertian
B. ETIOLOGI KEPUTUSASAAN
Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :
a. Faktor kehilangan
b. Kegagalan yang terus menerus
c. Faktor Lingkungan
d. Orang terdekat ( keluarga )
e. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
f. Adanya tekanan hidup
g. Kurangnya iman
C. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi (Clinical Pathway) : Patofisiologi, Situasional, Maturasional
Menurut Keliat, 2005 adapun patway dari keputusasaan adalah
Setiap penyakit kronis dan atau terminal dapat menyebabkan atau menunjang keputusasaan
(misal penyakit jantung, penyakit ginjal, kanker, dan AIDS)
Berhubungan dengan:
Kegagalan atau penyimpangan kondisi fisologis
Tanda atau gejala baru dan tidak diharapkan dari proses penyakit sebelumnya
Nyeri, tidak nyaman, kelemahan yang berkepanjangan
Kerusakan kemampuan fungsi (berjalan, eliminasi, dan makan)
Situasional
Pembatasan aktivitas yang berkepanjangan (misal: fraktur, cidera medula spinalis)
Isolasi karena proses penyakit yang berkepanjangan (misal: penyakit menular)
Dicampakan atau perpisahan dari orang-orang terdekat (orang tua atau anak-anak)
Ketidakmampuan untuk mencapai tujuan yang berharga dalam kehidupan (perkawinan,
pendidikan)
Ketidakmampuan berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan (misal: jalan-jalan atau
olahraga)
Kehilangan sesuatu atau seseorang yang berarti
Tangung jawab memberi asuhan yang berkepanjangan
Terpajan pada stres fisiologis dan psikologis yang berkepanjangan
Kehilangan kepercayaan dalam nilai-nilai luhur dan tuhan
Keputusasaan besar yang menimbulkan stres
Riwayat penyakit fisik dan seksual
Maturasional
Anak
Berhubungan dengan:
Kehilangan pengasuh
Kehilangan kepercayaan pada orang orang terdekat
Dicampakkan oleh pengasuh
Kehilangan autonomi yang berhubungan dengan penyakit.
Kehilangan fungsi tubuh
Ketidakmampuan mencapai tugas-tugas perkembangan
Penolakan oleh keluarga
Remaja
Berhubungan denga:
Kehilangan orang-orang terdekat (teman sebaya dan keluarga)
Kehilangan fungsi tubuh
Perubahan dalam citra diri
Ketidakmampuan untuk mencapai tugas perkembangan (identitas peran)
Dewasa
Berhubungan dengan:
Kerusakan fungsi tubuh, kehilangan bagian tubuh
Kerusakan hubungan atara sesama
Kehilangan pekerjaan, karier
Kehilangan orang terdekat (kematian anak atau pasangan)
Ketidan mampuan untuk mencapai tugas perkembangan (intiminasi, komitmen)
Lansia
Berhubungan dengan:
Defisit sensori
Defisit motorik
Defisit kognitif
Kehilangan kemandirian
Kehilangan orang terdekat, barang-barang
Ketidakmampuan untuk mencapai tugas perkembangan (integritas)
1) Fisiologis :
· respon terhadap stimulus melambat
· tidak ada energi
· tidur bertambah
2) emosional :
· individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi dapat
merasakan
· tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
· tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
· hampa dan letih
· perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
· tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
3) Individu memperlihatkan :
· Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan
· Penurunan verbalisasi
· Penurunan afek
· Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat.
· Ketidakmampuan mencapai sesuatu
· Hubungan interpersonal yang terganggu
· Proses pikir yang lambat
· Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya sendiri.
4) Kognitif :
· Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat keputusan
· Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang dihadapi saat ini
· Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
· Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
· Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
· Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan
· Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
· Tidak dapat mengenali sumber harapan
· Adanya pikiran untuk membunuh diri.
F. PENATALAKSANAAN KEPUTUSASAAN
Penatalaksanaan medis pada orang yang mengalami keputusasaan yaitu :
a. Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan keputusasaan.
b. Psikoterapi
adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan terapi
psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai realitas sudah kembali
pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi ini bermacam-macam bentuknya antara lain
psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar
penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya.
Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang maksudnya
memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu, psikoterapi rekonstruktif dimaksudkan untuk
memperbaiki kembali kepribadian yang telah mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh
seperti semula sebelum sakit, psikologi kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi
kognitif (daya pikir dan daya ingat) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai- nilai
moral etika. Mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, dsbnya.
Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang terganggu
menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri, psikoterapi keluarga dimaksudkan untuk
memulihkan penderita dan keluarganya.
c. Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi dengan
lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain
sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani terapi psikososial ini
hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka.
d. Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa. Dari
penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen agama berhubungan dengan
manfaatnya di bidang klinik. Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan seperti
sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan, ceramah keagamaan, kajian kitab
suci dsb.
e. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali kekeluarga
dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga (institusi) rehabilitasi misalnya di
suatu rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara lain;
terapi kelompok, menjalankan ibadah keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik
berupa olah raga, keterampilan, berbagai macam kursus, bercocok tanam, rekreasi, dsbnya.
Pada umumnya program rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara berkala
dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita mengikuti program
rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akan dikembalikan ke keluarga dan ke
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
A. PENGKAJIAN
1.Identitas klien
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal
masukrumah sakit, tanggal pengkajian, nomorregister, dan diagnosa medis.
2.Keluhan utama
3.Faktor predisposisi
b.Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang
teratur,cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi
dibandingkandengan individu yang mengalami gangguan fisik
4.Faktor presipitasi
c.Faktor lingkungan
a.Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapidapat
merasakan
c.Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hiduphd.Hampa dan letihe.Perasaan kehilangan dan
tidak memiliki apa-apa
a.Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
c.Tegang
f.Rapuh
b.Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang dihadapi
saat ini.
f.Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetap kang.Tidak dapat
membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusanh.Tidak dapat mengenali sumber
harapani.Adanya pikiran untuk membunuh diri.
b.Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu, masa sekarang, masa datang
c.Bingung
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN