Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN KEPUTUSASAAN

A. Pengertian

Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat


keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).

Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan bersifat subyektif


yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif lain atau pilihan pribadi untuk
mengatasi masalah yang muncul atau untuk mencapai apa yang diiginkan serta tidak dapat
mengerahkan energinya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. (carpenito, 563).

Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa kehidupannya


terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil ). Seseorang yang tidak memiliki harapan
tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki kehidupannya dan tidak menemukan
solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan bisa
membantunya.

B. ETIOLOGI KEPUTUSASAAN
Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :
a.    Faktor kehilangan
b.    Kegagalan yang terus menerus
c.    Faktor Lingkungan
d.   Orang terdekat ( keluarga )
e.    Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
f.     Adanya tekanan hidup
g.    Kurangnya iman
C. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi (Clinical Pathway) : Patofisiologi, Situasional, Maturasional
Menurut Keliat, 2005 adapun patway dari keputusasaan adalah

Perilaku Kekerasan “Risiko Bunuh Diri“    : Efek

Isolasi Sosial “Keputusasaan“    : Core Problem

Gangguan Konsep Diri; “ HDR “        : Etiologi


Berduka Disfungsional                        

Setiap penyakit kronis dan atau terminal dapat menyebabkan atau menunjang keputusasaan
(misal penyakit jantung, penyakit ginjal, kanker, dan AIDS)
Berhubungan dengan:
Kegagalan atau penyimpangan kondisi fisologis
Tanda atau gejala baru dan tidak diharapkan dari proses penyakit sebelumnya
Nyeri, tidak nyaman, kelemahan yang berkepanjangan
Kerusakan kemampuan fungsi (berjalan, eliminasi, dan makan)
Situasional
Pembatasan aktivitas yang berkepanjangan (misal: fraktur, cidera medula spinalis)
Isolasi karena proses penyakit yang berkepanjangan (misal: penyakit menular)
Dicampakan atau perpisahan dari orang-orang terdekat (orang tua atau anak-anak)
Ketidakmampuan untuk mencapai tujuan yang berharga dalam kehidupan (perkawinan,
pendidikan)
Ketidakmampuan berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan (misal: jalan-jalan atau
olahraga)
Kehilangan sesuatu atau seseorang yang berarti
Tangung jawab memberi asuhan yang berkepanjangan
Terpajan pada stres fisiologis dan psikologis yang berkepanjangan
Kehilangan kepercayaan dalam nilai-nilai luhur dan tuhan
Keputusasaan besar yang menimbulkan stres
Riwayat penyakit fisik dan seksual
Maturasional
Anak
 Berhubungan dengan:
 Kehilangan pengasuh
 Kehilangan kepercayaan pada orang orang terdekat
 Dicampakkan oleh pengasuh
 Kehilangan autonomi yang berhubungan dengan penyakit.
 Kehilangan fungsi tubuh
 Ketidakmampuan mencapai tugas-tugas perkembangan
 Penolakan oleh keluarga
Remaja
 Berhubungan denga:
 Kehilangan orang-orang terdekat (teman sebaya dan keluarga)
 Kehilangan fungsi tubuh
 Perubahan dalam citra diri
 Ketidakmampuan untuk mencapai tugas perkembangan (identitas peran)
Dewasa
 Berhubungan dengan:
 Kerusakan fungsi tubuh, kehilangan bagian tubuh
 Kerusakan hubungan atara sesama
 Kehilangan pekerjaan, karier
 Kehilangan orang terdekat (kematian anak atau pasangan)
 Ketidan mampuan untuk mencapai tugas perkembangan (intiminasi, komitmen)
Lansia
 Berhubungan dengan:
 Defisit sensori
 Defisit motorik
 Defisit kognitif
 Kehilangan kemandirian
 Kehilangan orang terdekat, barang-barang
 Ketidakmampuan untuk mencapai tugas perkembangan (integritas)

D. MANIFESTASI KLINIS KEPUTUSASAAN


a.    Mayor ( harus ada)
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam , berlebihan, dan
berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan sebagai hal yang mustahil isyarat verbal
tentang kesedihan.
Contoh ungkapan :
1.    “Lebih baik saya menyerah karena saya tidak mampu memperbaiki keadaan.”
2.    “Masa depan saya seolah suram.”
3.    “Saya tidakdapatmembayangkanmasadepansaya 10 tahunkedepan.”
4.    “Saya sadar, saya tidak pernah mendapatkan apa yang saya inginkan sebelumnya.”
5.    “Rasa nya saya tidak mungkin menggapai kepuasan dimasa yang akan datang.”

1)   Fisiologis :
·  respon terhadap stimulus melambat
·  tidak ada energi
·  tidur bertambah
2)   emosional :
·  individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi dapat
merasakan
·  tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
·  tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
·  hampa dan letih
·  perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
·  tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
3)   Individu memperlihatkan :
·  Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan
·  Penurunan verbalisasi
·  Penurunan afek
·  Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat.
·  Ketidakmampuan mencapai sesuatu
·  Hubungan interpersonal yang terganggu
·  Proses pikir yang lambat
·  Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya sendiri.
4)   Kognitif :
·  Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat keputusan
·  Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang dihadapi saat ini
·  Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
·  Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
·  Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
·  Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan
·  Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
·  Tidak dapat mengenali sumber harapan
·  Adanya pikiran untuk membunuh diri.

b.    Minor ( mungkin ada )


1)   Fisiologis
·  Anoreksia
·  BB menurun
2)   Emosional
·  Individu marasa  putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
·  Merasa berada diujung tanduk
·  Tegang
·  Muak ( merasa ia tidak bisa)
·  Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
·  Rapuh
3)   Individu memperlihatkan
·  Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari pembicara
·  Penurunan motivasi
·  Keluh kesah
·  Kemunduran
·  Sikap pasrah
·  Depresi
4)   Kognitif
·  Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
·  Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang
·  Bingung
·  Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
·  Distorsi proses pikir dan asosiasi
·  Penilaian yang tidak logis
 
E. Pencegahan
Di bawah ini ada beberapa cara mencegah timbulnya keputusasaan yaitu :
1) Berbaik sangkalah kepada Allah, ingat bahwa setiap yang kita alami ada hikmahnya.
2) Semua ini hanyalah sebuah cobaan dan bukti kecintaaan tuhan kepada kita.
3) Berpikir bahwa tidak adakegagalan yang abadi, karena kita bisa mengubahnya dengan berbuat hal-
hal baru.
4) Tetapkan tindakan kita dalam keadaan apapun kita tetap bisa memilih tindakan atau
mengubah kebiasan lama dan mencari jalan untuk mengatasi masalah yang tengah kitahadapi.
5) Bersikap lebih fleksibel, kehidupan tidak selalu seperti yang di harapkan. Apabila kita dapat
menyesuaikan diri dengan situasi baru maka ketegangan kita akan berkurang.
6) Kembangkan tindakan yang kreatif. Tanyakan pada diri sendiri "Kesempatan apabagi saya di sini?
Jalan mana yang terbuka bagi saya?"
7) Evaluasi setiap situasi. Pikirkan segala tindakan sebelum bertindak agar bisa di
dapatkanpemecah masalah yang baik.
8) Lihat sisi positifnya. Kegagalan memang merupakan pengalaman yang menyakitkan.
9) Tapi daripada memikirkan kerugian yang kita alami, lebih baik fokuskan pada apa yangtelah kita
pelajari.
10) Bertanggung jawab. Jangan salah kan orang lain jika gagal,tapi perhatikan baik-baikmasalah
nya dan cobalah memahaminya. Tanyakan pada diri sendiri bagaimanamengatasinya?
11) Pelihara selera humor dan tertawa memang tidak segera memecahkan masalah,tetapiakan
membantu kita melihat masalah secara perspektif. Hal itu bagaikan cahaya dalamkegelapan.
12) Ingatlah bahwa kegagalan adalah guru yang paling berharga kita bisa belajar tentangbagaimana
kita bisa gagal dan bagaimana kita mengatasi sebuah kegagalan.

F. PENATALAKSANAAN KEPUTUSASAAN
Penatalaksanaan medis pada orang yang mengalami keputusasaan yaitu :
a.    Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan keputusasaan.  
b.   Psikoterapi
adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan terapi
psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai realitas sudah kembali
pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi  ini bermacam-macam bentuknya antara lain
psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar
penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya.
Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang maksudnya
memperbaiki kesalahan  pendidikan di waktu lalu, psikoterapi rekonstruktif dimaksudkan untuk
memperbaiki kembali kepribadian yang telah mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh
seperti semula sebelum sakit, psikologi kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi
kognitif (daya pikir dan daya ingat) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai- nilai
moral etika. Mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, dsbnya.
Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang terganggu
menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri, psikoterapi keluarga dimaksudkan untuk
memulihkan penderita dan keluarganya.
c.    Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi dengan
lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain
sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani terapi psikososial ini
hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka.
d.   Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa. Dari
penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen agama berhubungan dengan
manfaatnya di bidang klinik. Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan seperti
sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan, ceramah keagamaan, kajian kitab
suci dsb.
e.    Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali kekeluarga
dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga (institusi) rehabilitasi misalnya di
suatu rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara lain;
terapi kelompok, menjalankan  ibadah keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik
berupa olah raga, keterampilan, berbagai macam kursus, bercocok tanam, rekreasi, dsbnya.
Pada umumnya program rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara berkala
dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita mengikuti program
rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akan dikembalikan ke keluarga dan ke
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

 Azis, R. (2003).Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino


Gondoutomo.
 Capernito,Lynda Juall.2007.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10.Jakarta:ECG
 Julyarni,2016. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Keputusasaan Yang Mengalami
Diabetes Mellitus.Jakarta:FIK UI
 Keliat, B.A. (2005). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC
 Keliat, B.A., Akemat, Helena, N., Susanti, H., Panjaitan, R.V., Wardani, I, Y., dkk. (2006).
 Moorheads, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing outcomes
classification (NOC). Edisi 5.St.Louis: Elsevier Mosby
 Stuart,G,W.2007. Buku saku Diagnosis Keperawatan Jiwa edisi 6. Jakarta:ECG
 Wilkinson, J.M., & Ahern, N.R. (2009). Buku saku diagnosis keperawatan: Diagnosis
NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC, Edisi 9. Esty Wahyuningsih (Penerjemah).
Jakarta: EGC
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

A. PENGKAJIAN

1.Identitas klien

Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal
masukrumah sakit, tanggal pengkajian, nomorregister, dan diagnosa medis.

2.Keluhan utama

Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati klien,apa


yangdipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku.Beberapa
percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui apa yangmereka pikir dan
rasakan adalah :

a.Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan

b.Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu masalah

c.Perilaku koping yang adekuat selama proses

3.Faktor predisposisi

Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan adalah:

a.Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga


yangmempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis
dalammenghadapi suatu permasalahan

b.Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang
teratur,cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi
dibandingkandengan individu yang mengalami gangguan fisik

c.Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama


yangmempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimis,selalu
dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat pekadalammenghadapi situasi
masalah dan mengalami keputusasaan.

d.Struktur KepribadianIndividu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri


akan menyebabkan rasapercaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap stress yang
dihadapi.

4.Faktor presipitasi

Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan keputusasaan adalah:


a.Faktor kehilangan

b.Kegagalan yang terus menerus

c.Faktor lingkungan

d.Orang terdekat (keluarga)

e.Status kesehatan (penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)

f.Adanya tekanan hidupg.Kurangnya iman

5.Respon EmosionalMayor (harus ada):

a.Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapidapat
merasakan

b.tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan

c.Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hiduphd.Hampa dan letihe.Perasaan kehilangan dan
tidak memiliki apa-apa

f.Tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.

- Minor (mungkin ada)

a.Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain

b.Merasa berada diujung tanduk

c.Tegang

d.Muak ( merasa ia tidak bisa)

e.Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani

f.Rapuh

6.Respon Kognitif Mayor ( harus ada)

a.Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuatkeputusan.

b.Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang dihadapi
saat ini.

c.Penurunanfleksibilitas dalam proses pikir

d.Kaku (memikirkan semuanya atau tidak sama sekali)


e.Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap

f.Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetap kang.Tidak dapat
membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusanh.Tidak dapat mengenali sumber
harapani.Adanya pikiran untuk membunuh diri.

- Minor (mungkin ada)

a.Penurunan kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima

b.Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu, masa sekarang, masa datang

c.Bingung

d.Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif

e.Distorsi proses pikir dan asosiasif.Penilaian yang tidak logis

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai