Anda di halaman 1dari 25

“LAPORAN PENDAHULUAN KEPUTUSASAAN”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh : Kelompok 3

Annida Hasanah 16.IK.458

Darmawati Kurniya 16.IK.464

Isnaniah 16.IK.475

Masliani 16.IK.481

Mellysa 16.IK.482

Muji Palhadad 16.IK.484

Zelin Resiana Putri 16.IK503

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA
BANJARMASIN
2017
LAPORAN PENDAHULUAN KEPUTUSASAAN

A. PENGERTIAN

Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat


keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energy yang dimilikinya. (Nanda, 2012)
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil ). Seseorang yang
tidak memiliki harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki
kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya
bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan bisa membantunya. (Cotton dan Range,
2013)
Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan , keraguan
duka cita , apati , kesedihan , depresi , dan bunuh diri.

B. ETIOLOGI KEPUTUSASAAN
Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :
1. Faktor kehilangan
2. Kegagalan yang terus menerus
3. Faktor Lingkungan
4. Orang terdekat ( keluarga )
5. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
6. Adanya tekanan hidup
7. Kurangnya iman

C. PATOFISIOLOGI
Setiap penyakit kronis dan atau terminal dapat menyebabkan atau menunjang
keputusasaan (misal penyakit jantung, penyakit ginjal, kanker, dan AIDS)
Berhubungan dengan:
Kegagalan atau penyimpangan kondisi fisologis
Tanda atau gejala baru dan tidak diharapkan dari proses penyakit sebelumnya
Nyeri, tidak nyaman, kelemahan yang berkepanjangan
Kerusakan kemampuan fungsi (berjalan, eliminasi, dan makan)
D. MANIFESTASI KLINIS KEPUTUSASAAN
1. Mayor ( harus ada)
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam , berlebihan, dan
berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan sebagai hal yang mustahil
isyarat verbal tentang kesedihan.
a. Fisiologis :
1) Respon terhadap stimulus melambat
2) Tidak ada energy
3) Tidur bertamba
b. Emosional :
1) Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya
tapi dapat merasakan
2) Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
3) Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
4) Hampa dan letih
5) Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
6) Tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
c. Individu memperlihatkan :
1) Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan
2) Penurunan verbalisasi
3) Penurunan afek
4) Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat.
5) Ketidakmampuan mencapai sesuatu
6) Hubungan interpersonal yang terganggu
7) Proses pikir yang lambat
8) Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya sendiri.
d. Kognitif :
1) Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat
keputusan
2) Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang
dihadapi saat ini
3) Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
4) Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
5) Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
6) Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan
7) Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
8) Tidak dapat mengenali sumber harapan
9) Adanya pikiran untuk membunuh diri.

2. Minor ( mungkin ada )


a. Fisiologis
1) Anoreksia
2) BB menurun
b. Emosional
1) Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
2) Merasa berada diujung tanduk
3) Tegang
4) Muak ( merasa ia tidak bisa)
5) Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
6) Rapuh
c. Individu memperlihatkan
1) Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari pembicara
2) Penurunan motivasi
3) Keluh kesah
4) Kemunduran
5) Sikap pasrah
6) Depresi
d. Kognitif
Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
1) Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang
2) Bingung
3) Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
4) Distorsi proses pikir dan asosiasi
5) Penilaian yang tidak logis

E. AKIBAT KEPUTUSASAAN
Akibat yang dapatditimbulkandariterjadinyakeputusasaanyaitu :
1. Stres
2. Depresi
3. Galau
4. Sakit
5. Pola hidup yang tidak teratur
6. Letih, Lesu, Lemah; disebabkan karena faktor psikis
7. Hilang kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang ia sibuk dengan
rasa putus asa yang ada.
8. Trauma; tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk melakukan hal yang
sama karena takut akan mengalami rasa putus asa untuk yang kedua kalinya.
9. Gila; akibat jangka panjang yang umumnya terjadi pada sebagian orang
10. Sakit; diawali dengan makan yang tidak teratur, tidur terlalu larut, beban pikiran
yang berlebihan.
11. Kematian; beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan tidak hanya
karena sakit yang berkepanjangan namun juga karena faktor psikis yang berlebihan.

F. PENCEGAHAN
Di bawah ini ada beberapa cara mencegah timbulnya keputusasaanyaitu :
1. Berbaik sangkalah kepada ALLAH,Ingat bahwa setiap yang kita alami ada
hikmahnya. Semua ini hanyalah sebuah cobaan dan bukti kecintaaan tuhan kepada
kita.
2. Berpikir bahwa tidak ada kegagalan yang abadi, karena kita bisa mengubahnya
dengan ber buat hal-hal baru.
3. Tetapkan tindakan kita dalam keadaan apapun kita tetap bisa memilih tindakan atau
mengubah kebiasan lama dan mencari jalan untuk mengatasi masalah yg tengah kita
hadapi
4. Bersikap lebih fleksibel, kehidupan tidak selalu seperti yang di harapkan. Apabila
kita dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru maka ketegangan kita kan
berkurang.
5. Kembangkan tindakan yang kreatif Tanyakan pada diri sendiri "KESEMPATAN
APA BAGI SAYA DI SINI ? JALAN MANA YANG TERBUKA BAGI SAYA ?"
6. Evaluasi setiap situasi. Pikirkan segala tindakan sebelum bertindak agar bisa di
dapatkan pemecah masalah yang baik.
7. Lihat sisi positifnya. Kegagalan memang  merupakan pengalaman yang
menyakitkan. Tapi daripada  memikirkan kerugian yang kita alami, lebih baik
fokuskan pada apa yang telah kita pelajari.
8. Bertanggung jawab. Jangan salah kan orang lain  jika gagal,tapi perhatikan baik-baik
masalah nya dan cobalah memahaminya. Tanyakan pada diri sendiri bagaimana
mengatasinya.
9. Pelihara selera humor dan tertawa memang tidak segera memecahkan masalah,tetapi
akan membantu kita melihat masalah secara perspektif. Hal itu bagaikan cahaya
dalam kegelapan.
10. Ingatlah bahwa kegagalan adalah guru yang paling berharga kita bisa belajar tentang
bagaimana kita bisa gagal dan bagaimana kita mengatasi sebuah kegagalan.

G. PENATALAKSANAAN KEPUTUSASAAN
Penatalaksanaanmedispada orang yang mengalamikeputusasaanyaitu :
1. Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan keputusasaan.  
2. Psikoterapi
adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan
terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai
realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi  ini
bermacam-macam bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk
memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa
dan semangat juangnya.
Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang
maksudnya memperbaiki kesalahan  pendidikan di waktu lalu, psikoterapi
rekonstruktif dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah
mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit,
psikologi kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif (daya
pikir dan daya ingat) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai- nilai
moral etika. Mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, dsbnya.
Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang
terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri, psikoterapi keluarga
dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan keluarganya.
3. Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi
dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak
tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama
menjalani terapi psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat
psikofarmaka.
4. Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa.
Dari penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen agama berhubungan
dengan manfaatnya di bidang klinik. Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual
keagamaan seperti sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan,
ceramah keagamaan, kajian kitab suci dsb.
5. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali
kekeluarga dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga (institusi)
rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasi
dilakukan berbagai kegiatan antara lain; terapi kelompok, menjalankan  ibadah
keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik berupa olah raga, keterampilan,
berbagai macam kursus, bercocok tanam, rekreasi, dsbnya.
Pada umumnya program rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara
berkala dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita
mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akan
dikembalikan ke keluarga dan ke masyarakat.
H. RENTANG RESPON

Respon Adaptif                                                    Respon Maladaptif


Harapan Putus Harapan
     Yakin Tidak berdaya
     Percaya Putus asa
     Inspirasi Apatis
    Tetap hati Gagal dalam kehidupan
Ragu – ragu
Sedih
Depresi
Bunuh diri
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Kasus terkait
Ny. D usia 30 tahun datang ke RSJ RESPATI pada tanggal 28 november 2010,
dengan wajah pasien tampak pucat, penampilan tampak lusuh dan tidak terawat, saat
ditanya pasien hanya diam dengan tatapan kosong. keluarga yang mengantarkan
mengatakan bahwa sudah satu bulan lebih sejak pasien ditinggal oleh tunangannya
pergi dengan wanita lain,pasien hanya mengurung diri dikamar, tidak mau
bersosialisasi dengan lingkungan terlebih dengan keluarga. keluarga juga mengatakan
bahwa sebelumnya pasien pernah gagal dalam berumah tangga (bercerai) sekitar 1
tahun yang lalu dengan alasan yang sama,dan sejak gagal untuk yang ke-2 kalinya
pasien putus asa dan tidak mau mengenal laki – laki lagi,pasien juga pernah mencoba
untuk mengakhiri hidupnya.saat dilakukan pengkajian oleh perawat didapatkan hasil
TB =160 cm, BB =58 kg.
Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 28 November 2017
Jam Pengkajian : 14.00
Biodata Pasien
Nama : Ny.D
No.Register : 098765
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Status Pernikahan : Bercerai
Umur : 30 thn
Alamat : Nologaten 23 A
Diagnosa Medis : Isos, RBD,Defisit perawatan diri
Penanggung Jawab
Nama : Murtiyah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Nologaten
Hubungan dengan pasien : Kakak pasien
1. Keluhan utama :
a. Alasan Masuk :
Pasien dibawa ke rumah sakit karena pasien selalu mengurung diri di kamar,
tidak mau bersosialisasi dan ada keinginan untuk mengakhiri hidupnya.
b. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
a. Faktor predisposisi : pasien merupakan orang yang tertutup
b. Faktor presipitasi :pasien putus asa dengna keadaannya yang
selalu mengalami kegagalan dalam menjalin suatu hubungan
c. Fisik
Kepala : rambut pasien kusut, kulit kepala kotor tidak terdapat lesi, tidak
tampak hematom, tidak terdapat nyeri tekan.
Mata : mata pasien tidak konjungtivitis, sayu, tidak terdapat edema,
terdapat lingkaran hitam di kelopak mata bawah.
Hidung : simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada gangguan penciuman
Telinga : telinga pasien simetris, tampak kotor, tidak ada gangguan
pendengaran
Mulut : mukosa bibir klien kering, tidak terdapat stomatitis, gigi pasien
kurang bersih
Ekstremitas atas ka/ki : tonus otot kuat
c. Psikososial
Saat dirumah pasien banyak tinggal di rumah,hanya mengurung diri dikamar,
jarang melakukan aktivitas di luar rumah, bahkan pasien malas bekerja.
d. Genogram
Keterangan :

: Perempuan.

: Laki – laki.

: Garis keturunan.

: Tinggal dalam satu rumah.

: Hubungan pernikahan.

: pasien 30 tahun

x : Meninggal

Klien berusia 30 tahun, klien tinggal satu rumah dengan ayah dan ibunya.

e. Konsep diri
1) Gambaran diri atau citra tubuh:pasien memandang dirinya adalah seorang
wanita yang kurang beruntung
2) Identitas diri :pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang wanita
3) Peran diri : pasien mengatakan bahwa dirinya dulunya adalah seorang istri
4) Ideal diri : pasien mengatakan bahwa lebih baik dia tidak mengenal laki-
laki lagi
5) Harga diri : Pasien mengatakan dirinya tidak berguna lagi,dan putusasan
f. Hubungan sosial
Sebelum bercerai dan dibawa ke rumah sakit pasien adalah sosok yang tidak
mudah putus asa, pasien adalah seorang istri yang sangat menyayangi
keluarganya, pasien menganggap keluarganya sangat berarti baginya.
Hubungan sosial pasien dengan lingkungannya sangat baik, tetapi setelah
ditinggal oleh tunanganya untuk yang ke 2 kalinya pasien merasa seperti
sendiri sehingga hanya mengurung diri dikamar.
g. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan : pasien menganut agama Islam.
2) Kegiatan ibadah :dulu pasien merupakan sosok yang rajin
beribadah
h. Status Mental
1) Penampilan : Penampilan pasien kuang rapi, tidak terurus, tampak
lelah dan putus asa
2) Pembicaraan : pasien sering tidak focus dan melamun dengan tatapan
kosong
i. Aktivitas motorik
1) Hipomotorik :pasien terlihat diam tidak banyak melakukan aktivitas
2) Hipermotorik : Tidak ada aktivitas hipermotorik yang dilakukan oleh
pasien
3) TIK : Tidak nampak TIK pada diri pasien
4) Agitasi : pasien nampak benci dan marah karena kegagalannya
dalam menjalin suatu hubungan.
5) Grimaseren : Pasien tidak menunjukkan gerakan-gerakan yang tidak
disadari olehnya.
6) Tremor : pasien tidak menunjukkan adanya tremor
7) Kompulsif : pasien tidak menunjukkan kompulsif yang dilakukan
j. Alam perasaan : Pasien mengatakan sering gelisah memikikan
kegagalan dalam menjalin suatu hubungan, bingung dan selalu memikirkan
masa lalu yang pernah di alaminya.
k. Afek
Pasien menunjukkan ekspresi yang sesuai
l. Interaksi selama wawancara : Selama dilakukan wawancara pasien terlihat
banyak melamun dan kurang memperhatikan. pasien sering diam dengan
tatapan kosong apabila ditanya tentang masalahnya.
m. Persepsi : pasien merasa bahwa kejadian yang menimpa dirinya merupakan
kesalahan dirinya.
n. Proses pikir
Saat dilakukan pengkajian pasien berbicara sesuai dengan parasaannya dan
apa yang dirasakannya.
o. Isi pikir
1) Obsesi : tidak tampak adanya keinginan yang diulang-ulang oleh
pasien
2) Phobia : pasien merasa takut akan gagal dalam suatu hubungan
sehingga pasien merasa putus asa
3) Waham : pasien tidak mengalami waham.
p. Tingkat kesadaran dan orientasi
1) Kesadaran pasien : kesadaran pasien composmetis
2) Orientasi terhadap waktu, tempat, orang : orientasi pasien baik terhadap
waktu, tempat dan orang
q. Memori
Pasien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, jangka pendek
dan saat ini
r. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Saat dilakukan pengkajian klien kurang konsentrasi.
s. Daya tilik diri : pasien melihat dirinya adalah orang yang belum beruntung
sehingga selalu gagal dalam suatu hubungan
t. Diagnosa medis: keputusasan
u. Program terapi obat yang diberikan : pasien diberikan obat-obat penenang
( diazepam 2mg 3x24 jam,anti depresan,halopenidol dll)

B. Analisa data

No. Data fokus Diagnosa

1. Ds : keluarga yang mengantarkan mengatakan RBD


bahwa pasien pernah mencoba untuk mengakhiri
hidupnya
Do. : saat dilakukan wawancara pasien hanya diam
dengan tatapan kosong

2. Ds :keluarga mengatakan pasien hanya mengurung Isolasi sosial


diri di kamar,tidak mau berinteraksi dengan
lingkungan terlebih dengan keluarga
Do : pasien tampak menarik diri dari perawat dan
orang-orang yang berusaha mendekati pasien
3. Ds : - Defisit parawatan diri
Do : wajah pasien tampak pucat,penampilan
tampak lusuh dan tidak terawat

RENCANA KEPERAWATAN

Tanggal/ Diagnosa Tindakan Rasionalisasi


jam
28/11/201 Isolasi sosial Sp 1 pasien Sp 1 pasien
0 1. mengidentifikasi penyebab isolasi 1. Mengetahui
sosial dengan pasien penyebab terjadinya isos
2. diskusikan dengan pasien tentang 2. Agar pasien mau
keuntungan berinteraksi dengan orang membuka diri dengan
lain lingkungan dan orang-
3.diskusikan dengan pasien tentang orang disekitar pasien
kerugian tidak berinteraksi dengan 3. Agar pasien
orang lain tidak merasa sendiri
4.mengajarkan pasien cara berkenalan 4. Mempermudah
dengan satu orang pasien untuk komunikasi
5.menganjurkan pasien memasukkan dengan lingkungan
kegiatan latihan berbincang-bincang sekitar
dengan orang lain dalam kegiatan 5. Membantu
harian pasien memesukkan
Sp 2 pasien jadwal ke dalam kegiatan
1. megevaluasi jadwal kegiatan harian harian
pasien Sp 2 pasien
2. memberikan kesempatan pada 1. mengetahui apakah
pasien untuk mempraktekkan cara apsien sudah melakukan
berkenalan dengan satu orang apa yang diajarkan oleh
3. membantu pasien memasukkan perawat
kegiatan berbincang-bincang dengan 2. mengetahui sejauh mana
orang lain sebagai salah satu kemampuan pasien
kegiatan harian dalam berinteraksi
Sp 3 pasien dengan sekitar
1. mengevaluasi jadwal kegiatan harian 3. agar pasien memasukkan
pasien kegiatan yang diajarkan
2. memberikan kesempatan pada dalm jadwal kegiatan
pasien mempraktekkan cara harian.
berkenalan dengan 2 orang atau Sp 3 pasien
lebih 1. mengetahui sejauh mana
3. menganjurkan pasien memasukkan kemampuan pasien
dalam kegiatan harian berkomunikasi dengan
Sp 1 keluarga sekitarnya
1. mendiskusikan masalah yang 2. mempermudah pasien
dirasakan keluarga dalam merawat berinteraksi dengan
pasien orang lain
2. menjelaskan pengertian, tanda dan 3. Agar pasien memasukkan
gejala kegitan yang diajarkan
3. menjelaskan cara merawat pasien dalm kegiatan harian
isos. Sp 1 keluarga
1. untuk mengetahui masalah
Sp 2 keluarga yang dirasakan keluarga
saat merawat pasien
1. melatih keluarga mempraktekkan 2. membantu keluarga dalam
cara merawat pasien dengan isos memahami tanda dan
2. melatih keluarga cara merawat gejala
langsung pasien isos 3. untuk mengetahui cara
Sp 3 keluarga merawat pasien dengan
1. membantu keluarga membuat jadwal isos
aktivitas dirumah termasuk minum sp 2 keluarga
obat 1. agar keluarga dapat
2. menjelaskan follow up pasien melakukan dengan benar
setelah pulang perawatan pada psien dengan
isos
2.agar keluarga pasien
terbiasa dan terlatih dalam
merawat keluarganya.
Sp 3 keluarga
1. agar keluarga pasien dapat
memberi obat dengan
tepat pada pasien
2. agar keluarga pasien
mengingat apa yang perlu
dilakukan kepada pasien
29/11/201 RBD Sp 1 pasien Sp 1 pasien
0 1. mengidentifikasi benda-benda yang 1. mengetahui benda-benda
dapat membahayakan pasien yang dapat
2. mengamankan benda-benda yang membahayakan pasien
dapat membahayakan pasien 2. menjauhkan benda-benda
3. mengajarkan cara mengendalikan yang dapat
dorongan bunuh diri membahayakan pasien
4. melatih cara mengendalikan 3. membantu pasien dalam
dorongan bunuh diri mengendalikan dorongan
Sp 2 pasien untuk bunuh diri
1. mengendalikan aspek positif pasien 4. membantu pasien dalam
2. mendorong pasien untuk berfikir mengendalikan keinginan
positif terhadap diri untuk bunuh diri
3. mendorong pasien untuk menghargai sp 2 pasien
diri sebagai individu yang berharga 1. membantu pasien
Sp 3 pasien mengasah kemampuan
1. mengidentifikasi pola koping yang positif yang dimilikinya
biasa diterapkan pasien 2. untuk membantu pasien
2. menilai pola koping yang biasa agar menghilangkan
dilakukan pikiran untuk bunuh diri
3. mengidentifikasi pola koping yang 3. membantu pasien cara
konstruktif menghargai diri sendiri
4. mendorong pasien memilih pola sp 3 pasien
koping yang konstruktif 1. mengetahui pola koping
5. menganjurkan pasien menerapkan yang bisa diterapkan pada
pola koping yang konstruktif dalam pasien
kegiatan harian pasien 2. menilai sejauh mana pola
Sp 4 pasien koping yang dimiliki
1. membuat rencana masa depan yang pasien
realistis bersama pasien 3. mengetahui pola kiping ya
2. mengidentifikasi cara mencapai ng konstruktif
masa depan yang realistis 4. membantu pasien dalam
3. memberi dorongan pasien memilih pola koping yang
melakukan kegitan dalam rangka konstruktif
meraih masa depan yang realistis 5. agar pasien mamasukkan
Sp 1 keluarga kegiatanyang diajarkan
1. mendiskusikan masalah yang dalam kegiatan harian
dirasakan keluarga dalam merawat sp 4 pasien
pasien 1. membantu pasien
2. menjelaskan pengartian, tanda dan membuat rencana masa
gejala resiko bunuh diri dan jenis depan yang realistis
perilaku bunuh diri serta proses 2. mengetahui cara mencapai
terjadinya pada pasien masa depan yang realistis
3. menjalaskan cara merawat pasien 3. mendukung pasien untuk
dengan resiko bunuh diri meraih masa depan yang
sp 2 keluarga realistis
1. melatih keluarga mempraktekkan sp 1 keluarga
cara merawat pasien dengan resiko 1. agar perawat mengetahui
bunuh diri masalah yang dirasakan
2. melatih keluarga melakukan cara keluarga dalam merawat
merawat langsung pada pasien pasien
dengan resiko bunuh diri 2. membantu keluarga dalm
Sp 3 keluarga mengenali tanda dan
1. membantu keluarga membuat jadwal gejala serta proses
aktivitas dirumah termasuk minum terjadinya RBD
obat 3. memantu keluarga pasien
2. mendiskusikan sumber rujukan yang cara merawat pasien
bisa dijangkau oleh keluarga dengan resiko bunuh diri
sp 2 keluarga
1. agar keluarga pasien dapat
melakukan perawatan
pada pasien secara benar
2. agar keluarga pasien
terbiasa dan terlatih
merawat keluarganya
dengan RBD
sp 3 keluarga
1. agar keluarga pasien dapat
memberi obat dengan
tepat dan benar pada
pasien
2. mempermudah keluarga
dalam mencari rujukan
yang tepat pada pasien
30/112010 Defisit Sp 1 pasien Sp 1 pasien
perawatan 1. menjelaskan pentingnya kebersihan 1. mengetahui
diri diri pentingnya kebersihan diri
2. menjelaskan cara menjaga 2. Mengetahui cara
kebersihan diri menjaga kebersihan diri
3. membantu pasien mempraktekkan 3. Agar pasien
cara menjaga kebersihan diri mengetahui cara menjaga
4. menganjurkan pasien memasukkan kebersihan diri
dalam dalam jadwal kegiatan harian 4. Membantu pasien
Sp 2 pasien memasukkan dalam
1. mengavaluasi jadwal harian pasien jadwal harian
2. menjelaskan cara makan yang baik Sp 2 pasien
3. membantu pasien mempraktekkan 1. untuk mengetahui
cara makan yang baik apakah pasien sudah
4. menganjurkan pasien memasukkan melakukan apa yang
dalam jadwal kegiatan harian sudah diajarkan oleh
Sp 3 pasien perawat
1. mengevaluasi jadwal harian pasien 2. mengetahui cara
2. menjelaskan cara eliminasi yang makan yang baik
baik 3. membantu pasien
3. membantu pasien mempraktikkan mempraktekkan cara
cara eliminasi yang baik makan yang baik
4. menganjurkan pasien memasukkan 4. agar pasien
jadwal dalam kegitan harian memasukkan kegitan yang
Sp 4 pasien diajarkan oleh perawat
1. mengevaluasi jadwal harian pasien dalam kegiatan harian
2. menjelaskan cara berdandan yang sp 3 pasien
baik 1. mengetahui sejauh
3. membantu pasien mempraktekkan mana pasien memahami
cara berdandan yang baik apa yang diajarkan
4. menganjurkan pasien memasukkan perawat
dalam jadwal kegiatan harian 2. mengetahui cara
Sp 1 keluarga eliminasi yang baik
1. mendiskusikan masalah yang 3. agar pasien tahu
dirasakan keluarga dalam merawat cara eliminasi yang baik
pasien 4. agar pasien
2. menjelaskan pengertian, tanda dan memasukkan kegiatan
gejala,dan jenis defisit parawatan yang diajarkan perawat
diri dalam kegiatan harian
3. menjelaskan cara merawat pasien sp 4 pasien
dengan DPD 1. mengetahui sejauh
sp 2 keluarga mana pemahaman pasien
1. melatih keluarga mempraktekkan tentang apa yang
cara merawat pasien dengan DPD diajarkan oleh perawat
2. melatih keluarga melakukan cara 2. mengetahui cara
merawat langsung pasien dengan berdandan yang baik
DPD 3. agar pasien tahu
Sp 3 keluarga cara berdandan yang baik
1. membantu keluarga membuat jadwal 4. agar pasien
aktivitas dirumah termasuk minum memasukkan kegiatan
obat yang diajarkan perawat
2. menjelaskan follow up pasien dalam kegiatan harian
setelah pulang sp 1 keluarga
1. mengetahui masalah yang
dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
2. membantu keluarga dalam
mengenali tanda dan
gejala DPD
3. membantu keluarga
pasien cara merawat
pasien
sp 2 keluarga
1. agar keluarga dapt
melakukan dengan benar
cara merawat pasien
2. agar keluarga terbiasa dan
terlatih merawat
keluarganya.
Sp 3 keluarga
1. agar keluarga
dapat memberi obat
dengan tepat dan benar
2. agar keluarga
dapat mengingat apa yang
perlu dilakukan pada
pasien.

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : ny. D No.RM :098765

Umur :30 thn Ruang :cempaka

Tgl Waktu Implementasi Evaluasi Perawat


1/12 09.00 Sp 1 pasien S :- Kel.5
/201 1. Mengidentifikasi benda-benda O : pasien tampak mulai bisa
1 yang dapat membahayakan mengendalikan keinginan bunuh
pasien dirinya
O : keluarga pasien A : tujuan tercapai
mengetahui benda-benda yang P :intervensi dihentikan
dapat membahayakan pasien
S : Keluarga mengatakan
sudah menjauhkan benda-
benda yang dapat
membahayakan pasien
2. Mengamankan benda-benda
yang dapat membahayakan
pasien
S : keluarga mengetahui
benda-benda yang dapat
membahaykan pasien
O : keluarga menjauhkan
benda-benda yang dapt
membahayakan pasien
3. mengajarkan cara
mengendalikan dorongan
bunuh diri
S :-
O : pasien tampak bisa
mengendalikan dorongan
bunuh dirinya
4. melatih cara
mengendalikan dorongan
bunuh diri
RS : -
RO : pasien tampak bisa
mengendalikan keinginan
bunuh diri
Sp 2 pasien
1. mengendalikan aspek positif
pasien
RS :-
RO : pasien tampak punya
semangat
2. mendorong pasien
untuk berfikir positif terhadap
diri
RS :-
RO :pasien tampak bisa
berfikir positif trehadap
dirinya
3. mendorong pasien untuk
menghargai diri sebagai
individu yang berharga
S:-
O : Pasien tampak bisa
menghargai diri sendiri
Sp 3 pasien
1. mengidentifikasi pola koping
yang bisa diterapkan pasien
S:-
O : Pasien dapat menerapkan
pola koping yang positif
2. menilai pola koping yang bisa
dilakukan
S:-
O : Pasien dapat melakukan
koping yang bisa dilakukannya
3. mengidentifikasi pola koping
yang konstruktif
S:-
O: pasien terlihat dapat
mengidentifikasi pola koping
yang konstruktif
4. mendorong pasien memilih
pola koping yang konstruktif
S:-
O : pasien dapat memilih pola
koping yang konstruktif
5. menganjurkan pasien
menerapkan pola koping yang
konstruktif dalam kegiatan
harian pasien
S :-
O : Pasien dapat menerapkan
pola koping yang konstruktif
ke dalam kegiatan harian
Sp 4 pasien
1. membuat rencana masa depan
yang realistis bersama pasien
S:-
O : pasien dapat membuat
rencana masa depan yang
realitis
2. mengidentifikasi cara
mencapai masa depan yang
realistis
S:-
O : Pasien dapat
mengidentifikasi cara
mencapai masa depan yang
realitis
3. memberi dorongan pasien
melakukan kegiatan dalam
rangka meraih masa depan
yang realistis
S :-
O : pasien terlihat terdorong
untuk meraih masa depannya.

DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti dan Iskandar. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung : Refika


Aditama.
Nanda, 2012. Diagnosa Keperawatan :Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Buku Kedokteran : EGC.

Kusumawati, F dan Yudi Hartono, 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.


Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai