Isnaniah 16.IK.475
Masliani 16.IK.481
Mellysa 16.IK.482
A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGI KEPUTUSASAAN
Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :
1. Faktor kehilangan
2. Kegagalan yang terus menerus
3. Faktor Lingkungan
4. Orang terdekat ( keluarga )
5. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
6. Adanya tekanan hidup
7. Kurangnya iman
C. PATOFISIOLOGI
Setiap penyakit kronis dan atau terminal dapat menyebabkan atau menunjang
keputusasaan (misal penyakit jantung, penyakit ginjal, kanker, dan AIDS)
Berhubungan dengan:
Kegagalan atau penyimpangan kondisi fisologis
Tanda atau gejala baru dan tidak diharapkan dari proses penyakit sebelumnya
Nyeri, tidak nyaman, kelemahan yang berkepanjangan
Kerusakan kemampuan fungsi (berjalan, eliminasi, dan makan)
D. MANIFESTASI KLINIS KEPUTUSASAAN
1. Mayor ( harus ada)
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam , berlebihan, dan
berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan sebagai hal yang mustahil
isyarat verbal tentang kesedihan.
a. Fisiologis :
1) Respon terhadap stimulus melambat
2) Tidak ada energy
3) Tidur bertamba
b. Emosional :
1) Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya
tapi dapat merasakan
2) Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
3) Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
4) Hampa dan letih
5) Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
6) Tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
c. Individu memperlihatkan :
1) Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan
2) Penurunan verbalisasi
3) Penurunan afek
4) Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat.
5) Ketidakmampuan mencapai sesuatu
6) Hubungan interpersonal yang terganggu
7) Proses pikir yang lambat
8) Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya sendiri.
d. Kognitif :
1) Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat
keputusan
2) Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang
dihadapi saat ini
3) Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
4) Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
5) Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
6) Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan
7) Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
8) Tidak dapat mengenali sumber harapan
9) Adanya pikiran untuk membunuh diri.
E. AKIBAT KEPUTUSASAAN
Akibat yang dapatditimbulkandariterjadinyakeputusasaanyaitu :
1. Stres
2. Depresi
3. Galau
4. Sakit
5. Pola hidup yang tidak teratur
6. Letih, Lesu, Lemah; disebabkan karena faktor psikis
7. Hilang kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang ia sibuk dengan
rasa putus asa yang ada.
8. Trauma; tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk melakukan hal yang
sama karena takut akan mengalami rasa putus asa untuk yang kedua kalinya.
9. Gila; akibat jangka panjang yang umumnya terjadi pada sebagian orang
10. Sakit; diawali dengan makan yang tidak teratur, tidur terlalu larut, beban pikiran
yang berlebihan.
11. Kematian; beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan tidak hanya
karena sakit yang berkepanjangan namun juga karena faktor psikis yang berlebihan.
F. PENCEGAHAN
Di bawah ini ada beberapa cara mencegah timbulnya keputusasaanyaitu :
1. Berbaik sangkalah kepada ALLAH,Ingat bahwa setiap yang kita alami ada
hikmahnya. Semua ini hanyalah sebuah cobaan dan bukti kecintaaan tuhan kepada
kita.
2. Berpikir bahwa tidak ada kegagalan yang abadi, karena kita bisa mengubahnya
dengan ber buat hal-hal baru.
3. Tetapkan tindakan kita dalam keadaan apapun kita tetap bisa memilih tindakan atau
mengubah kebiasan lama dan mencari jalan untuk mengatasi masalah yg tengah kita
hadapi
4. Bersikap lebih fleksibel, kehidupan tidak selalu seperti yang di harapkan. Apabila
kita dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru maka ketegangan kita kan
berkurang.
5. Kembangkan tindakan yang kreatif Tanyakan pada diri sendiri "KESEMPATAN
APA BAGI SAYA DI SINI ? JALAN MANA YANG TERBUKA BAGI SAYA ?"
6. Evaluasi setiap situasi. Pikirkan segala tindakan sebelum bertindak agar bisa di
dapatkan pemecah masalah yang baik.
7. Lihat sisi positifnya. Kegagalan memang merupakan pengalaman yang
menyakitkan. Tapi daripada memikirkan kerugian yang kita alami, lebih baik
fokuskan pada apa yang telah kita pelajari.
8. Bertanggung jawab. Jangan salah kan orang lain jika gagal,tapi perhatikan baik-baik
masalah nya dan cobalah memahaminya. Tanyakan pada diri sendiri bagaimana
mengatasinya.
9. Pelihara selera humor dan tertawa memang tidak segera memecahkan masalah,tetapi
akan membantu kita melihat masalah secara perspektif. Hal itu bagaikan cahaya
dalam kegelapan.
10. Ingatlah bahwa kegagalan adalah guru yang paling berharga kita bisa belajar tentang
bagaimana kita bisa gagal dan bagaimana kita mengatasi sebuah kegagalan.
G. PENATALAKSANAAN KEPUTUSASAAN
Penatalaksanaanmedispada orang yang mengalamikeputusasaanyaitu :
1. Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan keputusasaan.
2. Psikoterapi
adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan
terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai
realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi ini
bermacam-macam bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk
memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa
dan semangat juangnya.
Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang
maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu, psikoterapi
rekonstruktif dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah
mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit,
psikologi kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif (daya
pikir dan daya ingat) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai- nilai
moral etika. Mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, dsbnya.
Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang
terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri, psikoterapi keluarga
dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan keluarganya.
3. Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi
dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak
tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama
menjalani terapi psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat
psikofarmaka.
4. Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa.
Dari penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen agama berhubungan
dengan manfaatnya di bidang klinik. Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual
keagamaan seperti sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan,
ceramah keagamaan, kajian kitab suci dsb.
5. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali
kekeluarga dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga (institusi)
rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasi
dilakukan berbagai kegiatan antara lain; terapi kelompok, menjalankan ibadah
keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik berupa olah raga, keterampilan,
berbagai macam kursus, bercocok tanam, rekreasi, dsbnya.
Pada umumnya program rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara
berkala dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita
mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akan
dikembalikan ke keluarga dan ke masyarakat.
H. RENTANG RESPON
A. Kasus terkait
Ny. D usia 30 tahun datang ke RSJ RESPATI pada tanggal 28 november 2010,
dengan wajah pasien tampak pucat, penampilan tampak lusuh dan tidak terawat, saat
ditanya pasien hanya diam dengan tatapan kosong. keluarga yang mengantarkan
mengatakan bahwa sudah satu bulan lebih sejak pasien ditinggal oleh tunangannya
pergi dengan wanita lain,pasien hanya mengurung diri dikamar, tidak mau
bersosialisasi dengan lingkungan terlebih dengan keluarga. keluarga juga mengatakan
bahwa sebelumnya pasien pernah gagal dalam berumah tangga (bercerai) sekitar 1
tahun yang lalu dengan alasan yang sama,dan sejak gagal untuk yang ke-2 kalinya
pasien putus asa dan tidak mau mengenal laki – laki lagi,pasien juga pernah mencoba
untuk mengakhiri hidupnya.saat dilakukan pengkajian oleh perawat didapatkan hasil
TB =160 cm, BB =58 kg.
Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 28 November 2017
Jam Pengkajian : 14.00
Biodata Pasien
Nama : Ny.D
No.Register : 098765
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Status Pernikahan : Bercerai
Umur : 30 thn
Alamat : Nologaten 23 A
Diagnosa Medis : Isos, RBD,Defisit perawatan diri
Penanggung Jawab
Nama : Murtiyah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Nologaten
Hubungan dengan pasien : Kakak pasien
1. Keluhan utama :
a. Alasan Masuk :
Pasien dibawa ke rumah sakit karena pasien selalu mengurung diri di kamar,
tidak mau bersosialisasi dan ada keinginan untuk mengakhiri hidupnya.
b. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
a. Faktor predisposisi : pasien merupakan orang yang tertutup
b. Faktor presipitasi :pasien putus asa dengna keadaannya yang
selalu mengalami kegagalan dalam menjalin suatu hubungan
c. Fisik
Kepala : rambut pasien kusut, kulit kepala kotor tidak terdapat lesi, tidak
tampak hematom, tidak terdapat nyeri tekan.
Mata : mata pasien tidak konjungtivitis, sayu, tidak terdapat edema,
terdapat lingkaran hitam di kelopak mata bawah.
Hidung : simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada gangguan penciuman
Telinga : telinga pasien simetris, tampak kotor, tidak ada gangguan
pendengaran
Mulut : mukosa bibir klien kering, tidak terdapat stomatitis, gigi pasien
kurang bersih
Ekstremitas atas ka/ki : tonus otot kuat
c. Psikososial
Saat dirumah pasien banyak tinggal di rumah,hanya mengurung diri dikamar,
jarang melakukan aktivitas di luar rumah, bahkan pasien malas bekerja.
d. Genogram
Keterangan :
: Perempuan.
: Laki – laki.
: Garis keturunan.
: Hubungan pernikahan.
: pasien 30 tahun
x : Meninggal
Klien berusia 30 tahun, klien tinggal satu rumah dengan ayah dan ibunya.
e. Konsep diri
1) Gambaran diri atau citra tubuh:pasien memandang dirinya adalah seorang
wanita yang kurang beruntung
2) Identitas diri :pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang wanita
3) Peran diri : pasien mengatakan bahwa dirinya dulunya adalah seorang istri
4) Ideal diri : pasien mengatakan bahwa lebih baik dia tidak mengenal laki-
laki lagi
5) Harga diri : Pasien mengatakan dirinya tidak berguna lagi,dan putusasan
f. Hubungan sosial
Sebelum bercerai dan dibawa ke rumah sakit pasien adalah sosok yang tidak
mudah putus asa, pasien adalah seorang istri yang sangat menyayangi
keluarganya, pasien menganggap keluarganya sangat berarti baginya.
Hubungan sosial pasien dengan lingkungannya sangat baik, tetapi setelah
ditinggal oleh tunanganya untuk yang ke 2 kalinya pasien merasa seperti
sendiri sehingga hanya mengurung diri dikamar.
g. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan : pasien menganut agama Islam.
2) Kegiatan ibadah :dulu pasien merupakan sosok yang rajin
beribadah
h. Status Mental
1) Penampilan : Penampilan pasien kuang rapi, tidak terurus, tampak
lelah dan putus asa
2) Pembicaraan : pasien sering tidak focus dan melamun dengan tatapan
kosong
i. Aktivitas motorik
1) Hipomotorik :pasien terlihat diam tidak banyak melakukan aktivitas
2) Hipermotorik : Tidak ada aktivitas hipermotorik yang dilakukan oleh
pasien
3) TIK : Tidak nampak TIK pada diri pasien
4) Agitasi : pasien nampak benci dan marah karena kegagalannya
dalam menjalin suatu hubungan.
5) Grimaseren : Pasien tidak menunjukkan gerakan-gerakan yang tidak
disadari olehnya.
6) Tremor : pasien tidak menunjukkan adanya tremor
7) Kompulsif : pasien tidak menunjukkan kompulsif yang dilakukan
j. Alam perasaan : Pasien mengatakan sering gelisah memikikan
kegagalan dalam menjalin suatu hubungan, bingung dan selalu memikirkan
masa lalu yang pernah di alaminya.
k. Afek
Pasien menunjukkan ekspresi yang sesuai
l. Interaksi selama wawancara : Selama dilakukan wawancara pasien terlihat
banyak melamun dan kurang memperhatikan. pasien sering diam dengan
tatapan kosong apabila ditanya tentang masalahnya.
m. Persepsi : pasien merasa bahwa kejadian yang menimpa dirinya merupakan
kesalahan dirinya.
n. Proses pikir
Saat dilakukan pengkajian pasien berbicara sesuai dengan parasaannya dan
apa yang dirasakannya.
o. Isi pikir
1) Obsesi : tidak tampak adanya keinginan yang diulang-ulang oleh
pasien
2) Phobia : pasien merasa takut akan gagal dalam suatu hubungan
sehingga pasien merasa putus asa
3) Waham : pasien tidak mengalami waham.
p. Tingkat kesadaran dan orientasi
1) Kesadaran pasien : kesadaran pasien composmetis
2) Orientasi terhadap waktu, tempat, orang : orientasi pasien baik terhadap
waktu, tempat dan orang
q. Memori
Pasien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, jangka pendek
dan saat ini
r. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Saat dilakukan pengkajian klien kurang konsentrasi.
s. Daya tilik diri : pasien melihat dirinya adalah orang yang belum beruntung
sehingga selalu gagal dalam suatu hubungan
t. Diagnosa medis: keputusasan
u. Program terapi obat yang diberikan : pasien diberikan obat-obat penenang
( diazepam 2mg 3x24 jam,anti depresan,halopenidol dll)
B. Analisa data
RENCANA KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN
DAFTAR PUSTAKA