Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN KEPUTUSASAAN

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Profesi Ners Stase Keperawatan Jiwa

Dosen : Denny Paul Ricky S.Kep NS M.Kep Sp.Kep.J

Disusun oleh:
NOVIA LINA SIAHAAN
NIM : 2153027

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA
BANDUNG BARAT
2021
LAPORAN PENDAHULUAN KEPUTUSASAAN

A. Definisi
Keputusasaan adalah Kondisi subjektif yang ditandai dengan individu memandang hanya
ada sedikit atau bahkan tidak ada alternatif atau bahkan tidak ada alternatif atau pilihan
pribadi dan tidak mampu memobilisasi energy demi kepentingan sendiri (NANDA 2009, hal
216)
Kondisi subjektif ketika individu melihat keterbatasan atau ketiadaan alternatif atau
pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi energi untuk kepentingan
individu (Wilkinson & Ahern, 2011)
Keputusasaan adalah keadaan emosional subjektif yang terus-menerus dimana seorang
individu tidak melihat ada alternative atau tersedia pilihan untuk memecahkan
masalahmasalah atau untuk mencapai apa yang diinginkan dan tidak dapat menggerakkan
energinya sendiri untuk menetapkan tujuan.
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa kehidupannya
terlalu berat untuk dijalani (dengan kata lain mustahil). Seseorang yang tidak memiliki
harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki kehidupannya dan tidak
menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya bahwa baik dirinya atau siapapun
tidak akan bisa membantunya.

B. Etiologi
Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu:
1. Faktor kehilangan
2. Kegagalan yang terus menerus
3. Faktor Lingkungan
4. Orang terdekat (keluarga)
5. Status kesehatan (penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
6. Adanya tekanan hidup
7. Kurangnya iman

C. Manifestasi Klinis
1. Mayor (harus ada)
a. Fisiologis:
1) Respon terhadap stimulus melambat
2) Tidak ada energi
3) Tidur bertambah

b. Emosional:
1) Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi
dapat merasakan
2) Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
3) Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
4) Hampa dan letih
5) Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
6) Tidak berdaya, tidak mampu dan terperangkap.
c. Individu memperlihatkan:
1) Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan
2) Penurunan verbalisasi
3) Penurunan afek
4) Kurangnya ambisi, inisiatif, serta minat.
5) Ketidakmampuan mencapai sesuatu
6) Hubungan interpersonal yang terganggu
7) Proses pikir yang lambat
8) Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya sendiri.
d. Kognitif:
1) Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat
keputusan
2) Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang
dihadapi saat ini
3) Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
4) Kaku (memikirkan semuanya atau tidak sama sekali)
5) Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
6) Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan
7) Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
8) Tidak dapat mengenali sumber harapan
9) Adanya pikiran untuk membunuh diri.

2. Minor (mungkin ada)


a. Fisiologis
1) Anoreksia
2) BB menurun

b. Emosional
1) Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
2) Merasa berada diujung tanduk
3) Tegang
4) Muak (merasa ia tidak bisa)
5) Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
6) Rapuh
c. Individu memperlihatkan
1) Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari pembicara
2) Penurunan motivasi
3) Keluh kesah
4) Kemunduran
5) Sikap pasrah
6) Depresi
d. Kognitif
1) Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
2) Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu, masa sekarang, masa datang
3) Bingung
4) Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
5) Distorsi proses pikir dan asosiasi
6) Penilaian yang tidak logis
D. Akibat Keputusasaan
Akibat yang dapat ditimbulkan dari terjadinya keputusasaan yaitu:
1. Stres
2. Depresi
3. Galau
4. Sakit
5. Pola hidup yang tidak teratur
6. Letih, Lesu, Lemah; disebabkan karena faktor psikis
7. Hilang kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang ia sibuk dengan rasa
putus asa yang ada.
8. Trauma; tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk melakukan hal yang
sama karena takut akan mengalami rasa putus asa untuk yang kedua kalinya.
9. Gila; akibat jangka panjang yang umumnya terjadi pada sebagian orang
10. Sakit; diawali dengan makan yang tidak teratur, tidur terlalu larut, beban pikiran yang
berlebihan.
11. Kematian; beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan tidak hanya karena
sakit yang berkepanjangan namun juga karena faktor psikis yang berlebihan.

E. Pencegahan
Di bawah ini ada beberapa cara mencegah timbulnya keputusasaan yaitu:
1. Berbaik sangkalah kepada ALLAH, Ingat bahwa setiap yang kita alami ada hikmahnya.
Semua ini hanyalah sebuah cobaan dan bukti kecintaaan tuhan kepada kita.
2. Berpikir bahwa tidak ada kegagalan yang abadi, karena kita bisa mengubahnya dengan
ber buat hal-hal baru.
3. Tetapkan tindakan kita dalam keadaan apapun kita tetap bisa memilih tindakan atau
mengubah kebiasan lama dan mencari jalan untuk mengatasi masalah yg tengah kita
hadapi
4. Bersikap lebih fleksibel, kehidupan tidak selalu seperti yang di harapkan. Apabila kita
dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru maka ketegangan kita kan berkurang.
5. Kembangkan tindakan yang kreatif Tanyakan pada diri sendiri "KESEMPATAN APA
BAGI SAYA DI SINI? JALAN MANA YANG TERBUKA BAGI SAYA?"
6. Evaluasi setiap situasi. Pikirkan segala tindakan sebelum bertindak agar bisa di dapatkan
pemecah masalah yang baik.
7. Lihat sisi positifnya. Kegagalan memang merupakan pengalaman yang menyakitkan.
Tapi dari pada memikirkan kerugian yang kita alami, lebih baik fokuskan pada apa yang
telah kita pelajari.
8. Bertanggung jawab. Jangan salah kan orang lain jika gagal, tapi perhatikan baik-baik
masalah nya dan cobalah memahaminya. Tanyakan pada diri sendiri bagaimana
mengatasinya?
9. Pelihara selera humor dan tertawa memang tidak segera memecahkan masalah, tetapi
akan membantu kita melihat masalah secara perspektif. Hal itu bagaikan cahaya dalam
kegelapan.
10. Ingatlah bahwa kegagalan adalah guru yang paling berharga kita bisa belajar tentang
bagaimana kita bisa gagal dan bagaimana kita mengatasi sebuah kegagalan.

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaanmedispada orang yang mengalamikeputusasaan yaitu:
1. Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan keputusasaan.  

2. Psikoterapi
Adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan terapi
psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai realitas sudah
kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi ini bermacam-macam
bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan,
semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya.
Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang
maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu, psikoterapi rekonstruktif
dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah mengalami keretakan
menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit, psikologi kognitif, dimaksudkan
untuk memulihkan kembali fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat) rasional sehingga
penderita mampu membedakan nilai- nilai moral etika. Mana yang baik dan buruk, mana
yang boleh dan tidak, dsbnya. Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan
gangguan perilaku yang terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri,
psikoterapi keluarga dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan keluarganya.
3. Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi dengan
lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada
orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani terapi
psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka.
4. Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa. Dari
penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen agama berhubungan dengan
manfaatnya di bidang klinik. Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan
seperti sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan, ceramah
keagamaan, kajian kitab suci dsb.
5. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali
kekeluarga dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga (institusi)
rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasi dilakukan
berbagai kegiatan antara lain; terapi kelompok, menjalankan ibadah keagamaan bersama,
kegiatan kesenian, terapi fisik berupa olah raga, keterampilan, berbagai macam kursus,
bercocok tanam, rekreasi, dan sebagainya. Pada umumnya program rehabilitasi ini
berlangsung antara 3-6 bulan. Secara berkala dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali
yaitu evaluasi sebelum penderita mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si
penderita akan dikembalikan ke keluarga dan ke masyarakat.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas klien
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk
rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.

2. Keluhan utama
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati klien: apa yang
dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku.
Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui apa yang
mereka pikir dan rasakan adalah:
a. Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan
b. Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu masalah
c. Perilaku koping yang adekuat selama proses

3. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan adalah:
a. Faktor Genetic: Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang
mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam
menghadapi suatu permasalahan
b. Kesehatan Jasmani: Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang teratur,
cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan
dengan individu yang mengalami gangguan fisik
c. Kesehatan Mental: Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang
mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimis,
selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka dalam
menghadapi situasi masalah dan mengalami keputusasaan.
d. Struktur Kepribadian
Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan menyebabkan rasa
percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap stress yang dihadapi.

4. Faktor presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan keputusasaan adalah:
a. Faktor kehilangan
b.   Kegagalan yang terus menerus
c. Faktor Lingkungan
d. Orang terdekat (keluarga)
e.   Status kesehatan (penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
f. Adanya tekanan hidup
g. Kurangnya iman

5. Respon Emosional
Mayor (harus ada):
a. Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi
dapat merasakan
b.   tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
c. Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
d.   hampa dan letih
e. Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
f. Tidak berdaya, tidak mampu dan terperangkap.
Minor (mungkin ada)
a. Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
b. Merasa berada diujung tanduk
c. Tegang
d. Muak (merasa ia tidak bisa)
e.   Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
f. Rapuh

6. Respon Kognitif
Mayor (harus ada)
a. Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat
keputusan
b. Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang
dihadapi saat ini
c. Penurunan fleksibilitas dalam proses piker
d. Kaku (memikirkan semuanya atau tidak sama sekali)
e. Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
f. Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan
g. Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
h. Tidak dapat mengenali sumber harapan
i. Adanya pikiran untuk membunuh diri.
Minor (mungkin ada)
a. Penurunan kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
b. Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu, masa sekarang, masa datang
c. Bingung
d. Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
e. Distorsi proses pikir dan asosiasi
f.   Penilaian yang tidak logis

B. Diagnosa, NOC & NIC


No Diagnosa NOC NIC
1. Keputusasaan Status kenyamanan: DukunganSpiritual
psyikososial Aktivitasnya:
Indikator: a. Menggunakan komunikasi
a. Kesejahteraan psikologis terapeutik untuk membangun
b. Harapan kepercayaan dan empati peduli
c. Konsep diri b. Menggunakan alat untuk
d. Gambaran internal diri memonitor dan mengevaluasi
e. Efekketenangan kesejahteraan rohani yang sesuai
f. Ekspresi c. Memperlakukan individu dengan
g. Optimis bermartabat dan hormat
h. Penentuan tujuan d. Mendorong partisipasi dalam
i. Makna dan tujuan interaksi dengan anggota keluarga,
dalamhidup teman, dan lain-lain
j. Kepuasan spiritual e. Memberikan privasi dan
k. Depresi ketenangan untuk kegiatan
l. Kegelisahan spiritual
m. Takut f. Mengajarkan metode
n. Kehilanganspiritual relaksasi dan meditasi
o. Pikiran untuk bunuh diri g. Menyediakan music spiritual,
Kontrol depresi diri sastra, radio, atau program tv
Indikator: untuk individu

a. Memonitor kemampuan h. Terbuka terhadap sifat individu

untuk berkonsentrasi yang merasa kesepian dan tidak

b. Memonitor intensitas berdaya

depresi
i. Membantu individu untuk bisa
c. Mengidentifikasi
mengekspresikan dan
penyebab depresi
meringankan kemarahan dengan
d. Memonitor manifestasi
cara yang tepat
perilaku depresi
j. Menggunakan nilai teknik
e. Laporan tidur yang cukup
klarifikasi untuk membantu
f. Laporan meningkat nafsu
individu memperjelas keyakinan
g. Memonitor manifestasi
dan nilai-nilai yang sesuai
fisik dari depresi
Inspirasi Harapan
h. Laporan memperbaiki
a. Membantu pasien /keluarga untuk
suasana hati
mengidentifikasi daerah-daerah
i. Berpartisipasi dalam
harapan dalam hidup
aktivitas menyenangkan
b. Menghindari tindakan menutupi
j. Mentaati jadwal terapi
kebenaran
k. Menghindari
c. Membantu pasien
penyalahgunaan alkohol
mengembangkan spiritual diri
l. Menghindari
d. Menciptakan lingkungan yang
penyalahgunaan obat non
memfasilitasi pasien berlatih
resep
agama yang sesuai
m. Menghindaripenggunaan
e. Memberikan pasien /keluarga
narkoba
kesempatan untuk terlibat dengan
n. Menjaga kebersihan
kelompok pendukung
pribadi dan perawatan
f. Mendorong hubungan terapeutik
dengan penting lainnya
Harapan g. Memfasilitasi pasien yang
Indicator: memasukkan kerugian pribadi ke
a. Mengutarakan harapan dalam gambar tubuhnya
masa depan yang positif
b. Mengekspresikan
keyakinan mengutarakan
kehendak untuk hidup

c. Mengutarakan alasan
untuk hidup
d. Mengutarakan makna
hidup
e. Menyatakan optimisme
f. Mengungkapkan
keyakinan diri
g. Mengutarakan
kepercayaan lain
h. Mengutarakan kedamaian
batin
i. Mengutarakan rasa
kontrol diri
j. Pameran semangat hidup
k. Menetapkan tujuan

Ketahanan pribadi
Indikator:
a. Verbalisasi positif melihat
keluar
b. Menggunakan strategi
koping yang efektif
c. Mengekspresikan emosi
d. Berkomunikasi dengan
jelas dan tepat untuk usia
e. Pameran suasana hati
yang positif
f. Pameran positif harga diri
g. Mengutarakan
kenyamanan dengan
kesendirian
h. Mengutarakan rasa
percaya diri
i. Bertanggung jawab atas
tindakan sendiri
j. Mencari dukungan
emosional
k. Beratnya alternatif untuk
memecahkan masalah
l. Menghindari
penyalahgunaan narkoba
m. Menghindari
penyalahgunaan alkohol
n. Menggunakan sumber
daya
o. Pendidikan dan kejuruan
p. Verbalisasi kesiapan
untuk belajar
2. Koping Koping Peningkatan Koping
individu tidak Indicator: a. Hargai pemahaman pasien tentang
efektif a. Menunjukan fleksibilitas proses penyakit dan konsep diri
peran b. Hargai dan diskusikan alternative
b. Keluarga menunjukan respon terhadap situasi
fleksibilitas peran para c. Hargai sikap klien terhadap
anggotanya perubahan peran dan hubungan
c. Pertentangan masalah d. Dukung penggunaan sumber
d. Nilai keluarga dapat spiritual jika diminta
mengatur masalah- e. Gunakan pendekatan yang tenang
masalah dan berikan jaminan
e. Melibatkan anggota f. Sediakan informasi actual tentang
keluarga dalam membuat diagnosis, penangan dan prognosis
keputusan g. Sediakan pilihan yang realistis
f. Mengekspresikan tentang aspek perawatan saat ini
perasaan dan kebebasan h. Dukung penggunaan mekanisme
emosional defensive yang tepat
g. Menunjukan strategi i. Dukung keterlibatan keluarga
untuk memanaj masalah dengan cara yang tepat
h. Menggunakan strategi j. Bantu pasien untuk
penurunan stress mengidentifikasi strategi positif
untuk mengatasi keterbatasan dan
i. Peduli terhadap mengelola gaya hidup dan
kebutuhan anggota perubahan peran
keluarga k. Bentu klien mengidentifikasi
j. Menentukan prioritas kemungkinan yang dapt terjadi
k. Menentukan jadwal untuk l. Bantu klien beradaptasi dan
rutinitas danm aktivitas mengantisipasi perubahan klien
keluarga
l. Menjadwalkan untuk
respite care
m. Mempunyai perencanaan
pada kondisi kegawatan
n. Memelihara kestabilan
financial
o. Mencari bantuan ketika
dibutuhkan
p. Menggunakan support
social
3. Isolasi sosial Dukungan social Peningkatan Sosialisasi
Indikator: Aktivitas:
a. Kesediaan untuk a. Mendorong peningkatan
memanggil orang lain keterlibatan dalam hubungan yang
untuk bantuan sudah mapan
b. Uang yang tersedia dari b. Mendorong kesabaran dalam
orang lain bila diperlukan perkembangan hubungan
c. Bantuan yang diberikan c. Mempromosikan hubungan
oleh orang lain dengan orang-orang yang
d. Waktu yang disediakan memiliki kepentingan dan tujuan
oleh orang lain bersama
e. Kerja yang disediakan d. Mendorong kegiatan sosial dan
oleh orang lain masyarakat
f. Informasi yang diberikan e. Mempromosikan berbagai
oleh orang lain masalah umum dengan orang lain
g. Bantuan emosional yang f. Mendorong kejujuran dalam
diberikan oleh orang lain menyajikan diri kepada orang lain
g. Mempromosikan keterlibatan
h. Hubungan dalam kepentingan yang sama
kepercayaan orang yang h. Mendorong rasa hormat terhadap
bisa hak orang lain
i. Membantu sesuai i. Memfasilitasi penggunaan alat
kebutuhan bantu defisit sensorik seperti
j. Jaringan sosial bantu kacamata dan alat bantu dengar
k. Kontak sosial yang j. Memberikan umpan balik tentang
mendukung perbaikan dalam
l. Jaringan sosial yang stabil k. Menjaga penampilan pribadi atau
Keterampilan interaksi kegiatan lainnya
sosial l. Menghadapi klien tentang
Indikator: gangguan penilaian, jika
a. Menggunakan diperlukan
pengungkapan yang m. Memberikan umpan balik positif
sesuai ketika pasien menjangkau orang
b. Pameran reseptif lain
c. Bekerja sama dengan n. Mengeksplorasi kekuatan dan
orang lain kelemahan dari jaringan saat ini
d. Pameran kepekaan hubungan
terhadap orang lain
e. Menggunakan perilaku
tegas yang sesuai
f. Menggunakan konfrontasi
yang sesuai
g. Melibatkan orang lain
h. Menggunakan kompromi
yang sesuai
i. Menggunakan strategi
resolusi konflik
4. Defisit Self care: aktifitas sehari-hari Self Care Assistane: ADLS
perawatan diri Kriteria hasil: a. Monitor kemempuan klien untuk
a. Klien terbebas dari bau perawatan diri yang mandiri.
badan b. Monitor kebutuhan klien untuk
b. Menyatakan kenyamanan alat-alat bantu untuk kebersihan
terhadap kemampuan diri, berpakaian, berhias, toileting
untuk melakukan adls dan makan.
c. Dapat melakukan adls c. Sediakan bantuan sampai klien
dengan bantuan mampu secara utuh untuk
melakukan self-care.
d. Dorong klien untuk melakukan
aktivitas sehari-hari yang normal
sesuai kemampuan yang dimiliki.
e. Dorong untuk melakukan secara
mandiri, tapi beri bantuan ketika
klien tidak mampu melakukannya.
f. Ajarkan klien/ keluarga untuk
mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk
melakukannya.
g. Berikan aktivitas rutin sehari- hari
sesuai kemampuan.
h.   Pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

1. Capernito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta: ECG
2. Nancy R.ahern & Judith M.Wilkinson.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi
9.Jakarta:ECG.
3. Stuart, G.W. (2007). Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 6. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai