Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN BERDUKA ANTISIPASI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Stase Keperawatan Jiwa


Nama Dosen : Denny Paul Ricky S.Kep NS M.Kep Sp.Kep.J

Disusun oleh:
Rahel Nuraeni Natalia
NIM: 2153005
Lokasi : Universitas Advent Indonesia,Bandung

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA
BANDUNG
2021/2022
A. Definisi
Berduka antisipasi (NANDA 2007-2008) adalah Proses kompleks normal yang
meliputi respons emosi, fisik, spiritual, sosial, dan intelektual dan perilaku oleh individu,
keluarga, dan komunitas berhubungan dengan kehilangan secara aktual, antisipasi atau
yang dirasakan dalam kehidupannya sehari-hari (NANDA, 2007-2008).
Berduka antisipasi adalah kerja emosional yang mulai sebelum kehilangan seseorang,
objek atau konsep yang bermakna secara aktual (Stuart & Laraia, 2005). Mungkin terjadi
pada individu yang mengalami kehilangan perinatal atau kehilangan bagian tubuh atau
pada pasien dengan diagnosis terminal untuk dirinya sendiri atau orang yang disayangi.
Penderitaan mental yang berat atau perasaan sedih yang mendalam mungkin dialami oleh
pasien dan keluarganya karena harus menghadapi penyakit jangka panjang atau
ketidakmampuan. Berduka adalah aspek dari kondisi manusia yang dapat dialami oleh
setiap manusia, tetapi responsnya sangat bervariasi. Proses dipengaruhi oleh usia, gender,
dan kultur dan juga kekuatan dan kemampuan personal dan intra keluarga.

B. Tanda dan Gejala


Menurut Nanda (2005) tanda & gejala berduka antisipasi adalah:
a. Marah
b. Menolak potensial kehilangan
c. Menolak kehilangan yang signifikan
d. Mengekspresikan distress dari potensial kehilangan
e. Rasa bersalah
f. Perubahan kebiasaan, makan, pola tidur, pola mimpi
g. Perubahan tingkat aktivitas
h. Perubahan pola komunikasi
i. Perubahan libido
j. Tawar menawar
k. Kesulitan mengatkan yang baru atau peran yang berbeda
l. Potensial kehilangan objek yang signifikan (missal orang, hak milik, pekerjaan,
status, rumah, bagian dan proses tubuh).
m. Berduka cita

C. Rentang Respon
Denial Anger Bergaining Depresi Acceptamce
D. Teori proses berduka
Kerangka kerja yang ditawarkan oleh Kubler-Ross (1969) adalah berorientasi
pada perilaku dan menyangkut 5 tahap, yaitu sebagai berikut:
a)  Penyangkalan (Denial)
Individu bertindak seperti seolah tidak terjadi apa-apa dan dapat menolak untuk
mempercayai bahwa telah terjadi kehilangan. Pernyataan seperti “Tidak, tidak mungkin
seperti itu,” atau “Tidak akan terjadi pada saya!” umum dilontarkan klien.

b)    Kemarahan (Anger)


Individu mempertahankan kehilangan dan mungkin “bertindak lebih” pada setiap
orang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan. Pada fase ini orang akan
lebih sensitif sehingga mudah sekali tersinggung dan marah. Hal ini merupakan koping
individu untuk menutupi rasa kecewa dan merupakan menifestasi dari kecemasannya
menghadapi kehilangan.
c)    Penawaran (Bargaining)
Individu berupaya untuk membuat perjanjian dengan cara yang halus atau jelas
untuk mencegah kehilangan. Pada tahap ini, klien sering kali mencari pendapat orang
lain.
d)     Depresi (Depression)
Terjadi ketika kehilangan disadari dan timbul dampak nyata dari makna
kehilangan tersebut. Tahap depresi ini memberi kesempatan untuk berupaya melewati
kehilangan dan mulai memecahkan masalah.
e)      Penerimaan (Acceptance)
Reaksi fisiologi menurun dan interaksi sosial berlanjut. Kubler-Ross
mendefinisikan sikap penerimaan ada bila seseorang mampu menghadapi kenyataan dari
pada hanya menyerah pada pengunduran diri atau berputus asa.

E. Pohon Masalah
Gangguan Konsep Diri : HDR

Berduka Disfungsional

Kehilangan
F. Asuhan Keperawatan Teori Berduka Antisipasi
Berdasarkan Potter & Perry (2005)
1. Pengkajian
Data yang dapat dikumpulkan adalah:
1. Perasaan sedih, menangis.
2. Perasaan putus asa, kesepian
3. Mengingkari kehilangan
4. Kesulitan mengekspresikan perasaan
5. Konsentrasi menurun
6. Kemarahan yang berlebihan
7. Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain
8. Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan
9. Reaksi emosional yang lambat
10. Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas
2. Rencana Keperawatan pada Berduka Antisipasi
1. Tujuan Umum : Klien dapat mengatasi rasa berduka yang dialaminya
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mengenal kehilangan yang dialaminya
b. Klien mampu mengatasi rasa kehilangan atau berduka yang dialami

G. Intervensi Keperawatan
1. Kaji pengalaman masa lalu klien terhadap kehilangan, keberadaan support
system dan kegiatan berduka yang biasa dilakukan
2. Jelaskan karaktersistik yang normal dan abnormal dari berduka
3. Diskusikan perbedaan pola individu terhadap berduka (misalnya antara laki-
laki dan perempuan)
4. Dukung klien untuk memverbalisasi ketakuan dan berkonsentrasi pada
potensial kehilangan, termasuk konflik dalam keluarga
5. Bantu klien unutk sharing rasa takut, rencana dan harapan terhadap anggota
keluarga yang lain.
6. Pada klien anak bantu untuk mengklarifikasi konsep yang salah tentang
7. kematian atau kehilangan
8. Grieve Work Fasilitation
a. Identifikasi tentang kehilangan klien
b. Jelaskan tentang tahapan proses berduka dan beri dukungan
c. Dukung klien untuk mengidentifikasi kehilangan objek atau orang
d. Beri dukungan untuk mengekspresikan perasaan terhadap kehilangan
e. Beri dukungan untuk mengidentifikasi ketakutan yang besar yang
menyertai kehilangan
f. Beri dukungan klien untuk mengimplementasikan budaya, religius dan
sosial dan kehilangan
g. Gunakan kata-kata yang jelas seperti “kematian” atau meninggal dari
euphemisme (peristilahan)
h. Pada klien anak : beri dukungan untuk mengekspresikan rasa nyama
i. seperti menulis, menggambar atau bermain
9. Anticipatory Guidance
a. Latih teknik koping untuk perkembangan atau situasi krisis dengan klien
b. Lengkapi dengan informasi yang realistis yang berhubungan dengan
perilaku klien
c. Beri buku dan literatur untuk dibaca klien sebagai dukungan
d. Lengkapi klien dengan nomor telepon yang bisa dihubungi untuk
memberikan dukungan, jika klien mengalami kesulitan
e. Buat jadwal follow up untuk mengevaluasi keberhasilan klien atau untuk
kebutuhan reinforcement
10. Kolaborasi
a. Rujuk pada sumber daya yang sesuai seperti keompok pendukung,
dukungan legal, dukungan keuangan, pekerjaan sosial, grief counselor,
genetic counselor, dll.
b. Identifikasi sumber daya pendukung di komunitas
11. Tindakan untuk Keluarga :
a. Kaji pengalaman masa lalu keluarga terhadap kehilangan, keberadaan
support system dan kegiatan berduka yang biasa dilakukan
b. Jelaskan karakteristik yang normal dan abnormal dari berduka
c. Jelaskan tentang tahapan proses berduka dan beri dukungan
d. Anjurkan keluarga unutk memberi dukungan dan membantu klien
melalui tahapan berduka
e. Beri reinforement pada peran keluarga yang positif terhadap klien
Daftar Pustaka

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan volume 1. Jakarta: EGC.

Suseno, Tutu April. 2004. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia: Kehilangan, Kematian
dan Berduka dan Proses keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.
Townsend, Mary C. 1998. Diagnosa Keperawatan pada Keperawatn Psikiatri, Pedoman
Untuk Pembuatan Rencana Perawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai