KELOMPOK 9 :
1. Afrilita Putri Yuza
2. Ayu Andira
3. Izzi Wahyuni
133110192
133110194
133110205
KELAS II A
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktu nya. Shalawat beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada nabi besar
kita yakni nya nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membawa umat nya dari
zaman jahiliyah kepada zaman yang penuh ilmu pengetahuan yang kita rasakan
pada saat sekarang ini.
Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah
Keperawatan Komunitas mengenai Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan
Masalah Gangguan Jiwa : Waham .
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga
menjadi ibadah dan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan Allah SWT.
Padang,
Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ii
A.
B.
C.
D.
1
1
2
2
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Defenisi waham..............................................................................
Klasifikasi waham..........................................................................
Etiologi waham...............................................................................
Rentang respon neurobiologi..........................................................
Tanda dan gejala waham.................................................................
Strategi pelaksanaan pada pasien dengan masalah gangguan
jiwa : waham...................................................................................
3
4
4
5
5
18
A. Kesimpulan ....................................................................................
B. Saran ..............................................................................................
18
19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
20
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Waham sering ditemui
pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering
ditemukan pada penderita skizofrenia. Semakin akut psikosis semakin sering
ditemui waham disorganisasi dan waham tidak sistematis. Kebanyakan pasien
skizofrenia daya tiliknya berkurang dimana pasien tidak menyadari penyakitnya
serta kebutuhannya terhadap pengobatan, meskipun gangguan pada dirinya dapat
dilihat oleh orang lain (Tomb, 2003 dalam Purba, 2008).
Prevalensi gangguan waham di Amerika Serikat diperkirakan 0,025
sampai 0,03 persen. Usia onset kira-kira 40 tahun, rentang usia untuk onset dari
18 tahun sampai 90 tahunan, terdapat lebih banyak pada wanita. Menurut
penelitian WHO prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat berkisar satu sampai
tiga permil penduduk. Di Jawa Tengah dengan penduduk lebih kurang 30 juta,
maka akan ada Universitas Universitas Sumatera Sumatera Utarasebanyak
30.000-90.000 penderita psikotik. Bila 10% dari penderita perlu pelayanan
perawatan psikiatrik ada 3.000-9.000 yang harus dirawat. Waham seperti yang
digambarkan di atas terjadi pada 65 % dari suatu sampel besar lintas negara
( Sartorius & jablonsky, 1974 dalam Davison, 2006)
Dari uraian diatas maka penulis akan membahas tentang asuhan
keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan jiwa : waham.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
jiwa : waham ?
g. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan
jiwa : waham ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami dan
mengetahui serta mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah gangguan jiwa : waham
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Defenisi waham
Klasifikasi waham
Etiologi waham
Rentang respon neurobiologi
Tanda dan gejala waham
Strategi pelaksanaan pada pasien dengan masalah gangguan
jiwa : waham
g. Asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan
jiwa : waham
D. MANFAAT PENULISAN
1. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai asuhan keperawatan
dengan pasien dengan masalah gangguan jiwa : waham
2. Merangsang minat pembaca untuk lebih mengetahui asuhan keperawatan
dengan pasien dengan masalah gangguan jiwa : waham
3. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan dengan pasien dengan
masalah gangguan jiwa : waham
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang
tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara
logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah
kehilangan kontrol (Direja, 2011).
Wahamadalahsuatukeyakinanyangsalahyangdipertahankansecara
kuat/terusmenerus,tetapitidaksesuaidengankenyataan.
Berbagai kehilangan dapat terjadi pada pascabecana, baik kehilangnan
harta benda, keluarga maupun orang yag bermakna. Kehilanga menyebabkan stres
bagi mereka yang mengalaminya. Jika stresiniberkepanjangandapatmemicu
masalahgangguanjiwadanwaham.
Waham curiga adalah keyakinan seseorang atau sekelompok orang
berusaha merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan (Kelliat, 2009).
Gangguan isi pikir adalah ketidakmampuan individu memproses stimulus
internal dan eksternal secara akurat. Gangguannya adalah berupa waham yaitu
keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas.
Keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budayanya, serta tidak dapat diubah dengan alasan yang logis. Selain itu
keyakinan tersebut diucapkan berulang kali (Kusumawati, 2010).
Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan menilai dan
berespons pada realitas. Klien tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan
sehingga muncul perilaku yang sukar untuk dimengerti dan menakutkan.
Gangguan ini biasanya ditemukan pada pasien skizofrenia dan psikotik lain.
Waham merupakan bagian dari gangguan orientasi realita pada isi pikir dan pasien
skizofrenia menggunakan waham untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya yang
tidak terpenuhi oleh kenyataan dalam hidupnya. Misalnya : harga diri, rasa aman,
hukuman yang terkait dengan perasaan bersalah atau perasaan takut mereka tidak
dapat mengoreksi dengan alasan atau logika (Kusumawati, 2010).
B. KLASIFIKASI WAHAM
Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut Direja
(2011) yaitu :
Jenis
Waham kebesaran
Waham Pengertian
Keyakinan secara berlebihan
Perilaku klien
Saya ini pejabat di
kementrian kesehatan
besar lho .
kenyataan
Waham agama
Kalausayamaumasuk
surga,sayaharus
menggunakanpakaian
putihsetiaphari.
Saya adalah tuhan yang
bisa menguasai dan
mengendalikan semua
Waham curiga
makhluk.
Sayatahuseluruh
saudarasayaingin
menghancurkanhidup
sayakarenamerekairi
dengankesuksesansaya.
dengan kenyataan.
Waham somatik
Sayasakitkanker
(Kenyataannyapada
pemeriksaan
laboratoriumtidakdi
temukantandatanda
kanker,tetapipasien
terusmengataknbahwaia
sakitkanker.)
Waham nihlistik
nya
kenyataan.
C. ETIOLOGI
Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama fungsi
otak Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :
1. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan menilai
dan menilik terganggu.
2. Gangguan fungsi emosi, motorik, dan sosial mengakibatkan kemampuan
berespons terganggu, tampak dari perilaku nonverbal (ekspresi dan
gerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan sosial).
3. Gangguan realitas umumnya ditemukan pada skizofrenia.
4. Gejala primer skizofrenia (bluer) : 4a + 2a yaitu gangguan asosiasi, efek,
ambivalen, autistik, serta gangguan atensi dan aktivitas.
5. Gejala sekunder: halusinasi, waham, dan gangguan daya ingat.
D. RENTANG RESPON NEUROBIOLOGI
Adaptif
Maladaptif
Pikiran logis
Persepsi akurat
Kerusakan emosi
Perilaku social
Menarik diri
Hubungan sosial
3. Fungsi emosi
Afek tumpul kurang respons emosional, afek datar, afek tidak sesuai,
reaksi berlebihan, ambivalen.
4. Fungsi motorik.
Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotipik gerakan
yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang
jelas, katatonia.
5. Fungsi sosial kesepian.
Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah.
6. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering
muncul adalah gangguan isi pikir: waham dan PSP: halusinasi.
Tanda dan Gejala Menurut Direja, (2011) yaitu :
Tanda dan gejala pada klien dengan Waham Adalah : Terbiasa menolak makan,
tidak ada perhatian pada perawatan diri, Ekspresi wajah sedih dan ketakutan,
gerakan tidak terkontrol, mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak sesuai dengan
kenyataan dan bukan kenyataan, menghindar dari orang lain, mendominasi
pembicaraan, berbicara kasar, menjalankan kegiatan keagamaan secara
berlebihan.
F. STRATEGI PELAKSANAAN
SP 1 pasien:
SP 2 pasien:
SP 3 pasien :
SP 1 keluarga :
SP 2 keluarga:
SP 3 keluarga:
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Selama pengkajian, perawat harus mendengarkan, memerhatikan dan
mndokumentasikan semua informasi baik melalui wawancara maupun observasi
yang diberikan oleh pasien tentang wahamnya. Berikut ini beberapa contoh
pertanyaan yang dapat perawat gunakan sebagai panduan untuk mengkaji pasien
waham.
1. Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang
diungkapkan dan menetap?
2. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah
pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3. Pakah pasien pernah merasakan bahwa benda benda di sekitarnya aneh
dan tidak nyata?
4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia pernah berada di luar
tubuhnya?
5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau di bicarakan oleh orang lain?
6. Apakah pasien merasa bahwa pikiran atau tindakannya di kontrol oleh
orang lain atau kekuatan dari luar?
7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau
kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain bisa membaca pikirannya?
Asosiasi
Bicara
[ ] Sirkumstansial
[ ] Tangensial
Isi pikir
[ ] Bloking
[ ] Obsesi
[ ] Kehilangan
[ ] Pengulangan
[ ] Depersonalisasi
[ ] Hipokondria
[ ] Agama
[ ] Siar pikir
[ ] Fobia
[ ] Nihilistik
[ ] Curiga
[ ] Ide terkait
[ ] Somatik
[ ] Kontrol pikir
[ ] Pikiran magis
[ ] Sisip pikir
Proses pikir
[ ] Kebesaran
Menarik diri
Harga diri rendah
Skema.2 pohon masalah, (Fitria,2009,dikutip Direja, 2011)
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Setelah pengkajian dilakukan dan data subjektif dan objektif di temukan
pada pasien, diagnosis keperawatan yang dapat di tegakkan adalah gangguan
proses pikir: Waham.
G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Selanjutnya, setelah diagnosis di tegakkan, perawat melakukan tindakan
keperawatan bukan hanya pada pasien, tetapi juga keluarga. Tindakan
keperawatan pasien waham dan keluarga meliputi:
a. Tindakan keperawatan pada pasien
1. Tujuan keperawatan
a) Pasien dapat berorientasi pada realitas secara bertahap
b) Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
c) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
d) Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
2. Tindakan keperawatan
a) Membina hubungan saling percaya
Sebelum memulai mengkaji pasien waham, perawat harus
membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat.
Tindakan yang harus perawat lakukan dalam rangka membina
hubungan saling percaya, yaitu
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Berjabat tangan
3) Menjelaskan tujuan interaksi
4) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu
dengan pasien
b) Membantu orientasi realitas
1. Tidak mendukung atau membantah waham pasien
2. Meyakinkan pasien berada dalam keadaan aman
3. Mengobservasi pengaruh waham pada aktivitas sehari-hari
4. Jika pasien terus membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa
memberika dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarakannya
5. Memberika pujian jika penampilan dan orientasi pasien sesuai
dengan realitas.
: .....................
Kemampuan
A.
Pasien
1.
2.
3.
4.
5.
yang dimiliki
Mempraktikkan kemampua positif
6.
yang dimiliki
Menyebutkan jenis, jadwal dan
7.
B.
1.
2.
3.
waham
Memprakikkan cara merawat
4.
pasien waham
Membuat jadwal aktifitas dan
Tanggal
Ruangan
: .....................
Kemampuan
A.
Pasien
SP 1 Pasien
Mendiskusikan kebutuhan
kebutuhannya
Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
Nilai SP 1 Pasien
SP 2 Pasien
harian pasien
Berdiskusi tentang
harian pasien
Memberikan pendidikan
kesehatan tentang penggunaan
obat secara teratur
Tanggal
Menganjurka pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
Nilai SP 3 Pasien
B.
Keluarga
SP 1 Keluarga
merawat pasien
Menjelaskan pengertian, tanda
dan gejala jenis waham serta
proses terjadinya
Menjelaskan cara cara
merawat pasien waham
Nilai SP 1 Keluarga
SP 2 keluarga
Melatih keluarga
mempraktikkan cara merawat
pasien waham
Melatih keluarga melakukan
cara merawat langsung pada
pasien waham
Nilai SP 2 keluarga
SP 3 keluarga
(perencanaan pulang)
Menjelaskan Tindak lanjut
pasien setelah pulang
Nilai SP 3 keluarga
Total nilai: SP pasien + SP
keluarga
Rata-rata
BAB IV
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Wahamadalahsuatukeyakinanyangsalahyangdipertahankansecara
kuat/terusmenerus,tetapitidaksesuaidengankenyataan.
Klasifikasi waham
- Waham kebesaran
- Waham agama
- Waham curiga
- Waham somatik
- Waham nihlistik
Tanda dan gejala
- Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)
- Fungsi persepsi
- Fungsi emosi
- Fungsi motorik.
- Fungsi sosial kesepian.
- Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering
muncul adalah gangguan isi pikir: waham dan PSP: halusinasi.
Asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan jiwa : waham
terdiri dari :
a. Pengkajian
Selama pengkajian, perawat harus mendengarkan, memerhatikan dan
mndokumentasikan semua informasi baik melalu wawancara mauun
observasi yang diberikan oleh pasien tentang wahamnya.
2) Diagnosis keperawatan yang dapat di tegakkan adalah gangguan
proses pikir: Waham.
3) Selanjutnya, setelah diagnosis di tegakkan, perawat melakukan
tindakan keperawatan bukan hanya pada pasien, tetapi juga keluarga.
4) Implementasi keperawatan : disesuaikan dengan situasi dan kondisi
klien.
5) Selanjutnya setelah dilakukan tindakan keprawatan, evaluasi di
lakukan terhadap kemampuan pasien halusinasi dan keluarga serta
kemampuan perawat dalam merawat pasien waham
B. SARAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah keperawatan jiwa 1 . Makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis berharap bagi yang membaca makalah ini bisa memberikan masukan.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999
Tim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1.
Bandung: RSJP.2000
Townsend M.C. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri; pedoman
untuk pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC. 1998