Anda di halaman 1dari 54

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT PESERTA BADAN

PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL


TENTANG SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN
BERJENJANG DI PUSKESMAS SIMPUR
BANDAR LAMPUNG

Disusun oleh :
dr. Aprilia Damayanti
dr. Siti Soraya Mandasari

Pembimbing :
dr. Hj. Evi Mutia Afriyeti
1
PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA
PUSKESMAS SIMPUR KOTA BANDAR LAMPUNG
2017
BAB I – PENDAHULUAN
 Latar Belakang
 Hak memperoleh kesehatan dan kesejahteraan hidup
yang memadai : hak tiap individu
 Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, dan terjangkau
 Kewajiban : turut serta dalam program jaminan
kesehatan sosial

2
 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011: Jaminan
Sosial Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan

 Implementasi dimulai 1 Januari 2014 dan masih


terus diperbaiki sistem serta kinerjanya hingga
saat ini

3
 Salah satu bentuk pelayanan dan pengembangan upaya
kesehatan dalam BPJS Kesehatan adalah sistem rujukan
pelayanan kesehatan.
 Tujuan : Mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin,
berhasil guna (efektif), dan berdaya guna (efisien).
 Kelemahan: pelaksanaan rujukan yang kurang cepat dan
tepat

 Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan/pengenalan


tentang BPJS dan sistem rujukan BPJS lebih dalam,
terutama di wilayah kerja Puskesmas Simpur agar dapat
4
membantu menyukseskan jalannya sistem rujukan
RUMUSAN MASALAH
“Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat
peserta BPJS Kesehatan tentang sistem rujukan
pelayanan kesehatan di Puskesmas Simpur
Bandar Lampung?”

5
TUJUAN PENELITIAN
 Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat
peserta BPJS Kesehatan mengenai sistem rujukan
pelayanan kesehatan di Puskesmas Simpur.
 Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat
peserta BPJS Kesehatan mengenai sistem rujukan BPJS
di Puskesmas Simpur.
 Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat
peserta BPJS Kesehatan mengenai sistem rujukan BPJS
di Puskesmas Simpur.
 Untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang
terdapat di Puskesmas Simpur mengenai sosialisasi
6
sistem rujukan BPJS.
MANFAAT PENELITIAN
 Manfaat teoritis
 Memperlihatkan bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat
peserta BPJS Kesehatan mengenai sistem rujukan pelayanan
kesehatan khususnya di Puskesmas Simpur Bandar Lampung.

 Manfaat Praktis
 Sebagai bahan kajian dalam memberikan penyuluhan kepada
masyarakat peserta BPJS Kesehatan mengenai sistem
rujukan BPJS

 Sebagai bahan pertimbangan untuk dilakukan penelitian


7
selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
TINGKAT PENGETAHUAN
Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Tahu (Know)

Memahami (Comprehension)

Aplikasi (Application)

Analiss (Analysis)

Sintesis (Synthesis)

9
Evaluasi (Evaluation)
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
(BPJS)
Sebuah lembaga hukum nirlaba untuk perlindungan sosial dalam
menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup
yang layak sekaligus dibentuk untuk menyelenggarakan program
jaminan sosial di Indonesia.

UU No 40 Tahun
2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial
Nasional

KETENAGAKERJAAN
UU No 24 Tahun 2011
tentang BPJS
KESEHATAN 10
BPJS KESEHATAN

PT Askes BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk


menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan

Manfaat Kuratif Manfaat Preventif dan Rehabilitatif

11
MANFAAT BPJS KESEHATAN
Manfaat Kuratif

Diagnostik dan terapi


Manfaat Preventif dan Rehabilitatif

 Penyuluhan kesehatan perorangan


 Imunisasi dasar
 Vaksin Baccile Calmett Guerin (BCG)
 Vaksin Difteri Pertusis Tetanus (DPT)
 Vaksin Hepatitis-B
 Vaksin Polio
 Vaksin Campak
 Keluarga Berencana (KB)
 Konseling
 Kontrasepsi dasar
 Vasektomi dan tubektomi.
 Skrining kesehatan 12
PESERTA BPJS

116.122.065 jiwa penduduk 


otomatis menjadi BPJS

Target pemerintah : 140 juta peserta pada


tahap awal BPJS Nasional kesehatan
beroperasi, antara lain
86,4 juta jiwa untuk peserta Jamkesmas
11 juta jiwa untuk peserta Jamkesda
16 juta jiwa untuk Sedangkan untuk penjaminan
peserta Askes
kesehatan
7 juta jiwa untuk peserta seluruh rakyat Indonesia
Jamsostek
1,2 juta jiwa untukditargetkan
peserta darirampung
unsur pada 1
Polri dan TNI. Januari 2019.
PELAYANAN KESEHATAN YANG DIJAMIN
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yaitu pelayanan kesehatan
non-spesifikasi:
1. Administrasi pelayanan
2. Pelayanan promotif dan preventif
3. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis
4. Tindakan medis non-spesialistik baik operatif manupun
non-operatif
5. Transfusi darah
6. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat
pertama, dan
7. Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi
PELAYANAN KESEHATAN YANG DIJAMIN
Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjut yaitu pelayanan
kesehatan yang mencakup:
1. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama
2. Pelayanan Rawat Jalan tingkat II (lanjutan)
3. Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit
4. Pelayanan Persalinan
5. Pelayanan Khusus
6. Emergensi
PELAYANAN KESEHATAN YANG TIDAK DIJAMIN
1. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur
sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku.
2. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan
yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan (kecuali
untuk kasus gawat darurat).
3. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan
kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat
kecelakaan kerja atau hubungan kerja.
4. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan
kecelakaan lalu lintas.
5. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri.
6. Pelayanan kesehatan untuk tujuan kosmetik dan/atau
kosmetik.
7. Pelayanan untuk mengatasi infertilitas (memperoleh
keturunan).
SISTEM RUJUKAN BPJS KESEHATAN
Suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggung jawab, timbal balik terhadap
suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal atau
horisontal, yang wajib dilaksanakan oleh peserta jaminan
kesehatan/asuransi kesehatan sosial, dan seluruh fasilitas
kesehatan.

Rujukan Horisontal: Rujukan Vertikal:


satu tingkat beda tingkat

17
SISTEM RUJUKAN BPJS KESEHATAN

• Upaya rujukan kesehatan yang dapat


bersifat vertikal, horizontal atau timbal
Rujukan balik yang terutama berkaitan dengan
medis upaya penyembuhan dan rehabilitasi
serta upaya yang bertujuan
mendukungnya.

• Upaya rujukan kesehatan yang bersifat


Rujukan vertikal dan horisontal yang terutama
berkaitan dengan upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan serta upaya yang
mendukungnya.
18
SISTEM RUJUKAN BPJS KESEHATAN
Kegiatan rujukan meliputi pengiriman :

Pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap;

Spesimen atau penunjang diagnostik lainnya;

Bahan pemeriksaan laboratorium; dan/atau

Pengetahuan dan ketrampilan.

19
ASPEK YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
MELAKUKAN RUJUKAN

 Klasifikasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan


 Lokasi / Wilayah Kabupaten/Kota

 Koordinasi unsur-unsur pelaksana Teknis

 Adanya sistem rujukan secara online

20
MANFAAT SISTEM RUJUKAN BPJS KESEHATAN

Manfaat Penyelenggaraan Sistem Rujukan terstruktur dan


berjenjang :
1. Pasien tidak berkumpul dan menumpuk di RS besar tertentu
2. Pengembangan seluruh RS di Provinsi dan kabupaten/kota
dapat direncanakan secara sistematis, efisien dan efektif
3. Pelayanan rujukan dapat lebih dekat kedaerah terpencil, miskin
dan daerah perbatasan karena pusat rujukan lebih dekat
4. Regionalisasi rujukan dapat dimanfaatkan untuk pendidikan
tenaga kesehatan terutama pada RS Pusat Rujukan Regional

21
ALUR RUJUKAN BPJS KESEHATAN

22
23
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

24
SYARAT RUJUKAN
Syarat-syarat tersebut antara lain adalah berkas yang
dibawa berupa:
 kartu JKN dan fotokopi

 fotokopi KTP dan Kartu Keluarga (KK)

 Surat Rujukan dari PPK-1

 Bila ada perbedaan Nama antara Kartu dan Identitas diri,


maka dilampiri Surat Keterangan Perbedaaan Nama dari
Kelurahan.

25
PROGRAM RUJUKAN BALIK
Program Rujuk Balik (PRB) adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil
dan masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan
jangka panjang yang dilaksanakan di Faskes Tingkat Pertama atas
rekomendasi/rujukan dari Dokter Spesialis/Sub Spesialis yang
merawat.

26
PROGRAM RUJUKAN BALIK
SLE

Stroke DM

Skizofrenia Hipertensi

Epilepsi Jantung

27
PPOK Asma
BAB III – METODE PENELITIAN
 Jenis Penelitian: cross sectional

 Waktu dan tempat: November 2017 di


Puskesmas Simpur Kota Bandar Lampung.

28
POPULASI
 Populasi target
Populasi target dalam penelitian ini adalah
seluruh masyarakat peserta BPJS di Puskesmas
Simpur Bandar Lampung

 Populasi terjangkau
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah
masyarakat peserta BPJS yang
berkunjung/berobat ke Puskesmas Simpur Bandar
Lampung.
29
SAMPEL
 Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat
peserta BPJS yang datang berkunjung/berobat di
wilayah kerja Puskesmas Simpur Bandar
Lampung.
 Cara Pengambilan Sampel

Metode: nonprobability sampling dengan


teknik proposive sampling melalui wawancara
langsung kepada masyarakat peserta BPJS yang
datang berkunjung/berobat ke Puskesmas Simpur
Bandar Lampung.

30
Besar Minimal Sampel

n = Zα2 x P x Q
d2
Rumus Besar Sampel Deskriptif Kategorik (Dahlan, 2009)

Keterangan:
n : Besar sampel
 Zα : Deviat baku alfa

P : Proporsi variabel yang diteliti


Q :1–P
d : Presisi

31
32
KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI
 Kriteria Inklusi
Masyarakat peserta BPJS yang datang
berkunjung/berobat ke Puskesmas Simpur Bandar
Lampung pada bulan November yang bersedia
menjawab daftar pertanyaan wawancara.
 Kriteria Eksklusi

Masyarakat peserta BPJS yang datang


berkunjung/berobat ke Puskesmas Simpur Bandar
Lampung pada bulan November yang tidak
bersedia menjawab daftar pertanyaan wawancara.
33
VARIABEL PENELITIAN

 Masyarakat Puskesmas Simpur Bandar


Lampung
 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan
 Alur sistem rujukan pelayanan kesehatan

 Indikasi rujukan pelayanan kesehatan

 Pengalaman rujukan pelayanan kesehatan

 Syarat-syarat sistem rujukan pelayanan


kesehatan
 Informasi sistem rujukan pelayanan kesehatan

 Program rujukan balik 34


DEFINISI OPERASIONAL
 Masyarakat Peserta BPJS di Puskesmas Simpur
 BPJS Kesehatan
 Alur sistem rujukan pelayanan kesehatan
 Indikasi rujukan pelayanan kesehatan
 Pengalaman rujukan pelayanan kesehatan
 Syarat-syarat sistem rujukan pelayanan
kesehatan
 Informasi sistem rujukan pelayanan kesehatan
 Program rujukan balik
 Alat Pengumpulan Data
 Cara Pengolahan dan Analisis Data 35
KERANGKA OPERASIONAL

36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Profil Puskesmas Simpur

Puskesmas Simpur berdiri sejak


tahun 1958

Beralamat: Jl. Tamin No 121


Kelapa Tiga, Tanjung Karang
Pusat. Kota Bandar Lampung,
Lampung 35151 37
STRUKTUR KEPEMIMPINAN PUSKESMAS
RAWAT INAP SIMPUR
H. Abdul Roni Syafe’I ( 1958 – 1978 )

dr.Hartono HS ( 1978 – 1981 )

dr.Djuaini Djamal ( 1981 – 1984 )

dr.Suharko Subardin ( 1984 – 1987 )

dr.Luthfi Gatam ( 1987 – 1988 )

dr. Wirman ( 1988 – 1993 )

dr.Reihana Wijayanto ( 1999 – 2001 )

dr.Hilda Fitri ( 2001 – 2003 )

drg.Nety ( 2003 – 2006 )

dr.Djohan Lius ( 2006 – 2007 )


38
dr.Hj.Evi Mutia Afriyeti ( 2007 – sampai sekarang)
HASIL PENELITIAN
 4.3.1 Karakteristik Responden

Penelitian ini berdasarkan karakteristik responden


mencakup:

Umur Pekerjaan

Sumber
Pendidikan
Informasi
39
HASIL PENELITIAN
 Tabel 4.3.1.1
Distribusi Frekuensi Responden Menurut
Karakteristik Responden berdasarkan Umur
di Puskesmas Rawat Inap Simpur Lampung.

40
HASIL PENELITIAN
 Tabel 4.3.1.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut
Karakteristik Responden berdasarkan
Pendidikan di Puskesms Rawat Inap Simpur
Lampung.

41
HASIL PENELITIAN
 Tabel 4.3.1.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut
Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan
di Puskesmas Rawat Inap Lampung.

42
HASIL PENELITIAN
 Tabel 4.3.1.4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut
Karakteristik Responden berdasarkan Sumber
Informasi di Puskesmas Rawat Inap Lampung.

43
HASIL PENELITIAN
 4.3.2 Data khusus

Penelitian ini berdasarkan data khusus responden


mencakup pengetahuan peserta BPJS tentang alur
pelayanan rawat jalan, kehandalan, daya tanggap,
empati, bukti fisik dan kepuasan pasien BPJS
Kesehatan.

44
HASIL PENELITIAN
 Tabel 4.3.2.1
Distribusi frekuansi responden tentang
pengetahuan peserta BPJS terhadap alur
pelayanan rawat jalan di Puskesmas Simpur
Lampung tahun 2017.

45
HASIL PENELITIAN
 Tabel 4.3.2.2
Distribusi frekuensi responden tentang
kehandalan BPJS Kesehatn di Puskesmas Rawat
Inap Simpur Lampung tahun 2017.

46
HASIL PENELITIAN
 Tabel 4.3.2.3
Distribusi frekuensi responden tentang daya
tanggap BPJS Kesehatan di Puskesmas Rawat
Inap Simpur Lampung tahun 2017.

47
HASIL PENELITIAN
 Tabel 4.3.2.4
Distribusi frekuensi responden tentang rasa
empati BPJS Kesehatan di Puskesmas Rawat
Inap Simpur Lampung Tahun 2017.

48
HASIL PENELITIAN
 Tabel 4.3.2.5
Distribusi frekuansi responden tentang bukti
fisik di RSU Puskesms Rawat Inap Simpur
Lampung 2017.

49
HASIL PENELITIAN
 Tabel 4.3.2.6
Distribusi frekuensi responden tentang kepuasan
pasien BPJS Kesehatan di Puskesmas Rawat
Inap Simpur Lampung Tahun 2017.

50
TERIMA KASIH

51
DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

52
DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

53
DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

54

Anda mungkin juga menyukai