Disusun Oleh:
SELVIA IKA SAFITRI
(P0 5120420 030)
Mengetahui
Stadium
Komplikasi Pemeriksaan Penunjang
1. Retensi kronik dapat menyebabkan refluks Stadium A1,
1. Pemeriksaan laboratorium
vesiko-ureter, hidroureter, hidronefrosis. Stadium A2, 2. Flowmetri
2. Gagal ginjal, proses kerusakan ginjal Stadium B1, 3. Radiologi
dipercepat bila terjadi infeksi pada waktu
Stadium B2, Foto polos abdomen,
miksi
Stadium C, Ultrasonografi(USG),
3. Hernia / hemoroid, karena selalu terdapat sisa
Cystoscopy
urin sehingga menyebabkan terbentuknya Stadium D1,
4. Kateterisasi dan CT Scan
batu, Hematuriaf, Sistitis dan Pielonefritis Stadium D2.
Pathway
Penatalaksanaan ASUHAN Pengkajian
1. Observasi
KEPERAWATAN 1. Identitas klien
Untuk pasien dalam stadium A dengan umur
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, agama / kepercayaan, status perkawinan,
harapan hidup kurang dari 10 tahun.
2. Radiasi pendidikan, pekerjaan, suku/ Bangsa, alamat, no. rigester dan diagnosa medis.
Untuk pasien berusia lanjut atau pasien dengan
tumor loko-invasif dan tumor yang Diagnosa Keperawatan (Psikis) pada
mengadakan metastasis. 2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien Ca Mamae
3. Prostatektomi radikal Pada klien ca prostat keluhan keluhan yang ada adalah frekuensi , nokturia,
1. Nyeri akut (D0077) berhubungan
Pasien yang berada pada stadium B dan C dan urgensi, disuria, pancaran melemah, rasa tidak lampias/ puas sehabis miksi,
tumor stadium A pada pria muda. Yaitu berupa dengan Agen pencidera fisik
hesistensi, intermitency, dan waktu miksi memenjang dan akirnya menjadi
pengangkatan kelenjar prostate secara bedah.` 2. Resiko infeksi (D0142) terhadap
retensio urine.
4. Terapi hormonal faktor efek prosedur invansif
Tumor stadium D diterapi dengan 3. Retensi urine
pemberiaqn hormone untuk 4. Gangguan mobilitas fisik (D0054) 3. Riwayat penyakit dahulu .
memperlambat penyebaran penyakit dan berhubungan dengan efek agen Adanya penyakit yang berhubungan dengan saluran
tindakan-tindakan paliatif untuk farmakologis anastesi, kelemahan perkemihan, misalnya ISK (Infeksi Saluran Kencing ) yang berulang.
mengurangi nyeri. Penyakit kronis yang pernah di derita. Operasi yang pernah di jalani
kecelakaan yang pernah dialami adanya riwayat penyakit DM dan
hipertensi.
Pengkajian
1. Sirkulasi : peningkatan tekanan darah (efek pembesaran ginjal)
2. Eliminasi : a. Riwayat penyakit dahulu .
- Penurunan kekuatan /dorangan aliran urine keragu-raguan berkemih Adanya penyakit yang berhubungan dengan saluran perkemihan, misalnya ISK (Infeksi
awal. Saluran Kencing ) yang berulang. Penyakit kronis yang pernah di derita. Operasi yang
- Ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih pernah di jalani kecelakaan yang pernah dialami adanya riwayat penyakit DM dan
- Nukturia, Disuria Dan Hematurioa hipertensi
- ISK berulang, riwayat batu (stetis urine) b. Riwayat penyakit keluarga.
- Konstipasi Adanya riwayat keturunan dari salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit ca
- Massa pada dibawah abdomen. prostat Anggota keluargayang menderita DM, asma, atau hipertensi
- Nyeri tekan kandung kemih c. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
- Hernia ingiunalis Klien ditanya tentang kebiasaan merokok, penggunaan tembakau, penggunaan obat-obatan,
3. Makanan dan Cairan; Anoreksia, mual, muntah, Penurunan berat badan. penggunaan alkhohol dan upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehat diri
4. Nyeri : Nyeri supra pubis, nyeri panggul,punggung bawah. (pemeriksaan kesehatan berkala, gizi makanan yang adekuat
5. Kecemasan : Demam d. Pola nutrisi dan metabolisme
6. Seksualitas : Klien ditanya frekuensi makan, jenis makanan, makanan pantangan, jumlah minum tiap
- Takut incontunesia atau menetes selama hubungan seksual hari, jenis minuman, kesulitan menelan atau keadaan yang mengganggu nutrisi
- Penurunan kontruksi ejakolansi seperti nause, stomatitis, anoreksia dan vomiting. Pada pola ini umumnya tidak mengalami
- Pembesaran, nyeri tekan pada prostat. gangguan atau masalah.
NO Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Rasional
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan (NIC)
1. Nyeri akut berhubungan Setelah di berikan intervensi SIKI : Manajemen nyeri 1. Tepat pada pasien
dengan agen pencedera keperawatan selama 3x 24 Observasi: 2. Supaya dapat menilai skala nyeri yang
fsisologis jam diharapkan tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, diraasakan pasien
menurun. durasi, frekuensi, kualitas, 3. Supaya dapat menindak lanjuti
SLKI : intensitas nyeri tindakan yang akan diberikan
Tingkat Nyeri 2. Identifikasi skala nyeri 4. Untuk mencegah faktor yang dapat
Dipertahankan pada 3. Identifikasi respons nyeri non meningkatkan nyeri
Ditingkatkan pada [5] verbal 5. Untuk menilai sejauh mana
1= meningkat 4. Identifikasi faktor yang pengetahuan klien tentang nyeri dan
2= cukup meningkat memperberat dan memperingan bagaimana cara ia mengatasinya
3= sedang nyer 6. Agar dapat menilai apakah nyeri yang
4=cukup menurun 5. Identifikasi pengaruh nyeri pada dirasakan klien mengganggu kulitas
kualitas hidup hidup klien
5= menurun
6. Monitor efek samping penggunaan 7. Mencegah hal-hal yang tidak
Dengan kriteria hasil:
1/2/3/4/5 analgetik diinginkan terhadap klien
Terapeutik: 8. Teknik nonfarmakologi dapat
Keluhan nyeri [5]
Meringis [5]
7. Berikan teknik nonfarmakologi menurangi nyeri seperti, taknik nafas
Gelisah [5]
untuk mengurangi rasa nyeri dalam, massage dll
Kesulitan tidur [5]
8. Kontrol lingkungan yang 9. Lingkungan yang bising dan panas
memperberat rasa nyeri dapat meningkatkan nyeri pada klien
9. Fasilitasi istirahat dan tidur 10. Supaya klien dapat beristirahan
Edukasi dengan nyaman dan tenang
10. Jelaskan penyebab, periode, dan 11. Agar dapat memberikan tindakan
pemicu nyeri yanag tepat yang bisa diberikan pada
11. Jelaskan strategi meredakan klien dalam menggurangi nyeri
nyeri 12. Supaya keluarga dan pasien dapat
Kolaborasi mengerti tentang nyeri
12. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Resiko infeksi terhadap Setelah dilakukan tindakan SIKI : Pencegahan infeksi 1. Agar mengetahui bahwa kualitas luka
faktor efek prosedur keperawatan selama 3×24 Observasi baik atau buruk
invansif tingkat infeksi menurun 1. Monitor tanda dan gejala infeksi 2. Suhu dan leukosit menentukan
dengan kriteria : local (warna urin dan urin keruh) imunitas yang baik pada tubuh
SLKI : 2. Monitor tanda tanda infeksi 3. Pengunjung yang banyak
Resiko infeksi : sistemik (panas badan, memungkinkan bahwa mudah nya
1= meningkat peningkatan leukosit) dalam penularan
2= cukup meningkat Teraupetik 4. Supaya mengurangi resiko tinggi yang
3= sedang 3. Batasi jumlah pengunjung akan terjadi
4= cukup menurun 4. Pertahankan teknik aseptic pada 5. Menghindari kuman yang ada ditangan
5= menurun pasien beresiko tinggi infeksi 6. Agar pasien mengetahui apa saja tanda
Dengan kriteria hasil: (Irigasi kandung kencing sesuai dan gejala infeksi
1/2/3/4/5 prosedur, teknik Spooling steril 7. Cuci tangan yang benar agar tangan
Demam menurun saat terjadi stoosel atau gumpalan tetap terjaga kebersihannya di setiap
suhu antara 36,5 – darah pada saluran cateter urin) selah jari
37,5`c 5. Cuci tangan 5 moment sebelum 8. Etika batuk agar tidak menularkan
Sel darah putih dan sesudah tindakan/kontak virus , kuman dan bakteri yang ada
membaik lingkungan pasien 9. Agar menetahui kondisi luka baik dan
Keluhan nyeri Edukasi buruk
menurun dengan 6. Jelaskan tanda dan gejala infeksi 10. Cairan dan nutrisi sangat dibutuhkan
skala nyeri 1 7. Ajarkan cara cuci tangan dengan untuk imunitas tubuh yang baik
benar 11. Jika diperlukan untuk mengatasi atau
8. Ajarkan etika batuk menghindari infeksi secara
9. Ajarkan cara memeriksa kondisi farmakologi
luka atau luka operasi
10. Ajarkan meningkatkan asupan
nutrisi dan cairan
Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian imunisasi
dan analgetik
3. Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan SIKI : Dukungan mobilisasi 1. Nyeri mengakibatkan mobilitas jadi
b.d efek agen fisiologis keperawatan selama 3×24 Observasi terganggu
mobilisasi dapat teratasi : 1. Identifikasi adanya nyeri atau 2. Untuk menjaga pasien agar tidak
SLKI : keluhan fisik lainnya
melakukan pergerakan yang berat
1= meningkat 2. Identifikasi toleransi fisik
3. Agar pasien tidak terjadi kelelahan
2= cukup meningkat melakukan pergerakan
3. Monitor frekuensi jantung dan setelah melakukan mobilisasi
3= sedang tekanan darah sebelum memulai 4. Mengetahui bahwa pasien dapat
4= cukup menurun mobilisasi berlatih mobilisasi dengan tidak
5= menurun 4. Monitor kondisi umum selama mudah kelelahan
Dengan kriteria hasil: melakukan mobilisasi 5. Alat bantu untuk memudahkan pasien
1/2/3/4/5 Terapeutik
bergerak mandiri
5. Fasilitasi aktivitas mobilisasi
Keluhan lelah dan 6. Semaksimal mungkin untuk
dengan alat bantu (mis.. pagar
perasaan lemah memandirikan pasien berlatih gerak
tempat tidur atau tongkat)
menurun sendiri
6. Fasilitasi melakukan pergerakan,
Kemudahan
jika perlu 7. Keluarga mampu dipercaya untuk
melakukan aktifitas
7. Libatkan keluarga untuk membantu pasien hingga pasien cepat
meningkat
membantu pasien dalam untuk mau berlatih
Kekuatan tubuh
meningkatkan pergerakan
bagian atas dan 8. Prosedur dan tujuan dapat membantu
Edukasi
bawah meningka pasien mengetahui manfaat dari
8. Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi mobilisasi
9. Anjurkan melakukan mobilisasi 9. Mobilisasi mandiri menghasilkan hasil
mandiri yang memuaskan bagi pasien itu
10. Ajarkan mobilisasi sederhana sendiri
yang harus dilakukan (mis.
10. Berpindah tempat dengan mudah
Duduk ditempat tidur, duduk
disisi tempat tidur, pindah dari membuat pasien terlatih
tempat tidur ke kurs `
DIAGNOSA PERENCANAAN
NO TANGGAL RASIONAL
KEPERAWATAN TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN
6. Gangguan eliminasi Setelah dilakukan intervensi keperawatan SIKI: manajemen eliminasi urine
urine selama … x 24 jam, diharapkan:
Kolaborasi: