I. KONSEP DASAR
A. Pengertian
B. Etiologi
1. Infeksi virus
3. Keganasan
5. Imunisasi
C. Patofisiologi
E. Manifestasi Klinik
F. Penatalaksanaan
1. PENATALAKSAAN MEDIS
2. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Ultrasonografi ( USG )
A. Pengkajian
PENGKAJIAN FISIK
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi
3. Cemas
4. Nyeri akut
5. Resiko infeksi
C. Intervensi Keperawatan
Pemakaian pakaian
yang tidak sesuai
dengan suhu
lingkungan
Peningkatan laju
metabolisme
Medikasi
Trauma
Aktivitas berlebihan
2 Pola nafas tidak NOC : NIC :
efektif Respiratori status : Manajemen saluran
Definisi : Ventilation\ nafas :
Inspirasi atau ekspirasi Respiratory status : 1. Lakukan
yang tidak Airway patency penghisapan lender
memberikan ventilasi Vital sign status bila diperlukan
yang adekuat atau Kritera hasil : 2. Beri posisi semi
keadaan dimana fowler
1. Frekuensi, kedalaman
seorang individu 3. Anjurkan pasien
nafas dalam rentang
mengalami kehilangan untuk banyak
batas normal
ventilasi 2. Tidak ada tanda – tanda istirahat
Batasan hipoksemia, hiperkapnie 4. Tingkatkan aktifitas
Karakteristik : 3. Tidak ada sianosis sesuai kebutuhan
Dispnea, nafas 4. Tidak ada penggunaan 5. Ajarkan / bantu
pendek otot bantu pernafasan latihan nafas
Trauma susunan
syaraf spinal
3 Kecemasan NOC NIC
Definisi : perasaan Kontrol kecemasan Penurunan kecemasan
tidak nyaman atau Koping Gunakan pendekatan
kekawatiran yang Kritera Hasil : yang menyenangkan
samar disertai respon Klien mampu Nyatakan dengan
autonom ( sumber mengidentifikasi dan jelas harapan terhadap
sering kali tidak mengungkapkan gejala perilaku pasien
spesifik atau tidak cemas Jelaskan semua
diketahui oleh Mengidentifikasi prosedur dan apa
individu). Perasaan mengungkapkan dan yang dirasakan
takut yang disebabkan menunjukan teknik untuk Pahami prospektif
oleh antisipasi terhadap mengontrol cemas pasien terhadap
bahaya. Hal ini Vital sign dalam batas situasi stres
merupaka isyarat normal Temani pasien untuk
kewaspadaan yang Postur tubuh, ekspresi memberikan
memperingatkan wajah, bahasa tubuh dan kenyamanan dan
individu akan adanya tingkat aktivitas mengurangi takut
bahaya dan menunjukan Dorong keluarga
memampukan individu berkurangnya kecemasan untuk menemani anak
untuk bertindak
lakukan back/Neck
menghadapi ancaman.
rub
Dengarkan dengan
Batasan
penuh perhatian
karakterisitik
Identifikasi tingkat
1. Perilaku :
kecemasan
Penurunan
Bantu pasien
produktivitas
mengenal situasi yang
Gelisah
menimbulkan
Melihat sepintas kecemasan
Insomnia Dorong pasien untuk
Kontak mata yang mengungkapkan
buruk perasaan ketakutan
Mengekspresikan dan persepsi
kekawatiran karena Instruksikan pasien
perubahan dalam menggunakan teknik
peristiwa hidup distraksi dan relaksas
Agitasi Berikan obat untuk
Mengintai mengurangi
Tampak waspada kecemasan
2. Affektif :
Gelisah, Distres
kesedihan yang
mendalam
Ketakutan
Perasaan tidak
adekuat
Berfokus pada diri
sendiri
Peningkatan
kewaspadaan
Iritablitas
Gugup senang
berlebihan
Rasa nyeri yang
meningkatkan
ketidak berdayaan
Bingung, menyesal
Ragu/tidak percaya
diri
Khawatir
3. Fisiologis :
Wajah tegang,
Tromor tangan
Peningkatan
Keringat
Peningkatan
ketegangan
Gemetar, Tremor
Suara bergetar
4. Simpatik :
Anoreksia
Eksitasi,
kardiovaskuler
Diare, mulut kering
Wajah merah
Jantung berdebar-
debar
Peningkatan tekanan
darah
Peningkatan denyut
nadi
Peningkatan reflek
Peningkatan
frekuensi pernafasan,
pupil melebar
Kesulitan bernafas
Vasokontriksi
superfisial
Lemah, kedutan pada
otot
5. Parasimpatik :
Nyeri abdomen
Penurunan tekanan
darah
Diare, Mual, Vertigo
Letih,gangguan tidur
Kesemutan pada
ekstremitas
Sering berkemih
Anyang- Anyangan
Dorongan segera
berkemih
6. Kognitif :
Menyadari gejala
fisiologis
Bloking fikiran,
Konfusi
Penurunan
kemampuan untuk
belajar
Penurunan
kemampuan untuk
memecahkan
masalah
Ketakutan terhadap
konsekuensi yang
tidak spesifik
lupa, Gangguan
perhatian
Khawatir, Melamun
Cenderung
menyalahkan orang
lain
Faktor yang
berhubungan :
Perubahan dalam
( status ekonomi,
lingkungan, status
kesehatan, pola
interaksi, fungsi
peran, status peran )
Pemajanan toksin
Terkait keluarga
Herediter
Infeksi/kontaminan
interpersonal
Penularan penyakit
interpersonal
Stres, Ancaman
kematian
Penyalahgunaan zat
Ancaman pada
( status ekonomi,
lingkungan, status
kesehatan, pola
interaksi, fungis
peran, konsep diri )
Konflik tidak
didasari mengenai
nilai yng
esensial/penting
kebutuhan yang tidak
terpenuhi
4 Nyeri akut NOC : NIC:
Definisi : Pain level Manajemen nyeri
Pengalaman sensori Pain control 1. Kaji keluhan nyeri,
dan emosional yang Control level lokasi, karakteristik,
tidak menyenangkan Kriteria hasil : kualitas, dan
yang muncul akibat beratnya nyeri.
kerusakan jaringan Mengontrol nyeri, 2. Observasi reaksi
yang actual atau dengan indicator : non verbal dari
potensial digambarkan Mengenal faktor – ketidak nyamanan
dalam hal kerusakan faktor penyebab nyeri 3. Berikan lingkungan
sedemikan rupa Mampu menggunakan yang nyaman
Batasan karakteristik tehnik non farmakologi 4. Ajarkan tehnik
: untuk mengurangi nyeri relaksasi nafas
Perubahan selera Menggunakan analgetik panjang sebelum
makan Melaporkan gejala – atau sesudah nyeri
Perubahan tekanan gejala nyeri pada tim berlangsung
darah kesehatan 5. Tingkatkan istirahat
Perubaha frekuensi Nyeri terkontrol yang adekuat untuk
jantung Menunjukan tingkat meringankan nyeri
Melaporkan nyeri
secara verban
Gangguan tidur
Faktor yang
berhubungan :
Agen cidera biologi,
zat kimia, fisik,
psikologis
5 Resiko Infeksi NOC : NIC :
Faktor yang Kriteriaasil : 1. Monitor keadaan
berhubungan : Klien bebas dari tanda umum dan TTV
Prosedur invasif dan gejala infeksi 2. Pantau tanda dan
Menunjukkan gejala infeksi
kemampuan untuk 3. Bersihkan lingkungan
mencegah timbulnya setelah dipakai pasien
infeksi lain
Jumlah leukosit dalam 4. Batasi pengunjung
batas normal bila perlu
Menunjukan prilaku 5. Intruksikan pada
hidup sehat keluarga dan
pengunjung untuk
mencuci tangan saat
dan setelah
kontakdengan pasien
dan lingkungan pasien
6. Berikan perawatan
kulit pada area luka
7. Cuci tangan saat
sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan
8. Pertahankan
lingkungan yang
aseptik selama
tindakan keperawatan
9. Tingkatkan intake
nutrisi
10. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi dan cara
menghindari infeksi
11. Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian terapi
antibiotik
A. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
Nama : An. F
Agama : Islam
Alamat : Tangerang
No. RM : 01 – 00014240
B. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian dilakukan : tanggal 11 Oktober 2018
2. Pengkajian diperoleh dari : orang tua
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Orang tua mengatakan kurang lebih satu minggu anak mengeluh
nyeri hilang timbul di leher bagian kiri atas tepatnya di bawa
telinga. Mulai sabtu terdapat benjolan di leher sebelah kiri dan
semakin membesar, benjolan sebesar telur ayam kampung.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Orang tua mengatakan anak belum pernah rawat inap
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Orang tua mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit
asma, DM, hipertensi,hepatitis.
6. Alat Kesehatan Yang Terpasang
Tidak terpasang alat kesehatan
7. Riwayat Pemeriksaan Radiologi Yang Dilakukan
Foto Thorak PA, USG Colli
8. Riwayat Alergi
Orang tua mengatakan anak tidak memiliki alergi obat maupun
makanan
C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
Kesadaran
Kualitatif : Compos Mentis.
Kuantitatif : Eye (mata) :4
Motorik ( gerakan ) : 6
Verbal ( bicara ) :5
( Pasien sadar penuh )
b. Tanda – tanda vital
TD = 100 / 70 mmHg
Nadi = 92 x / menit
Suhu = 36 oC / axial
RR = 22 X / menit
c. Berat badan : 27 kg, Tinggi badan :123 cm, Lingkar perut : 55
cm
d. Rambut Kepala : bentuk kepala normal, rambut bersih
e. Mata : Normal
f. Hidung : Normal
g. Bibir : Simetris, mukosa bibir lembab
h. Mulut : Bersih
i. Lidah : Bersih, tidak ada kelainan
j. Gigi : terdapat caries gigi
k. Telinga : Bersih
l. Leher : terdapat benjolan di leher sebelah kiri tepatnya dibawa
telinga kiri sebesar telur ayam kampung.
m.Dada : Normal
n. Kardiovaskuler
Warna kulit : normal
Palpasi : kuat
o. Respirasi
Pola nafas : normal
Bicara : jelas
Kekuatan otot : 5 5
5 5
D. PENILAIANPERSISTEM
1. Kenyamanan
o Apakah ada nyeri : Ada
o Tugor : sedang
6. Proteksi
o Status mental : kooperatif
7. Eliminasi
o BAB : Normal
o BAK : Normal
8. Kebutuhan Komunikasi
o Bicara : normal
E. PENGKAJIANKHUSUPEDIATRIK
1. Riwayat Prenatal : tidak ada masalah
2. Riwayat ketergantungan : tidak ada ketergantungan
3. Riwayat kelahiran
4. Ditolong oleh : Dokter
5. Usia kandungan : cukup bulan
6. Metode persalinan : Sectio Cesaria
7. Antropometri saat lahir :
a. BB: 3500 gr
b. PB : 49 cm
8. Riwayat Tumbuh Kembang
a. ASI, sampai umur : 2 Tahun
b. Susu Formula dimulai umur : 6 bulan
c. Makanan tambahan dimulai umur : 6 bulan
d. Makanan padat, dimulai umur : 1 tahun
e. Tengkurap : 4 bulan
f. Mengoceh : 4 bulan
g. Duduk : 6 bulan
h. Merangkak : 7 bulan
i. Berdiri : 9 bulan
j. Berjalan : 10 bulan
k. Tumbuh gigi : 1 tahun
9. Riwayat Imunisasi
Imunisasi 1 2 3 4 5 6
BCG V
Hepatitis B V V
DPT V V V
Polio V V V
Campak V
ada medikasi
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Darah
2. Pemeriksaan Radiologi
1. Pemeriksaan Foto Thorax PA
Kesan : Cor tak membesar
Paru dalam batas normal
2. Pemeriksaan USG
Kesan : Cenderung suatu abses di coli sinistra dan limfadenopaty
colli bilateral multiplel
Suhu : 36,7 oC /
axial
Nadi : 115 x / menit
Pernafasan : 24 x /
menit
Nadi : 98 x / menit P:
8. Pertahankan lingkungan
yang aseptik selama
tindakan keperawatan
11.Kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
terapi antibiotik
15.30 menonton tv
memberikan posisi nyaman
17.00 Mengobservasi pasien dan memberikan
minum sedikit – sedikit secara bertahap dan
tidak muntah.
18.00 Mengukur TTV, hasil :
Suhu : 37, 1 oC / axial
Nadi : 90 x / menit
Pernafasan : 22 x / menit
Memonitor intake : 442cc, output : 250 cc
21.00 Mengobservasi keadaan umum tampak sakit S:
sedang akral hangat, nadi kuat, kesadaran Pasien mengatakan sakit di daerah
compos mentis, GCS 15, pasien tampak luka operasi berkurang.
meringis, pasien mengatakan nyeri pada O:
leher sebelah kiri, terdapat luka operasi di Keadaan umum tampak sakit sedang,
leher sebelah kiri, luka tertutup tegadaerm akral hangat, nadi kuat, GCS 15, suhu :
pad, rembesan tidak ada 36,8 oC, nadi : 90 x / menit, pernafasan 21
Mengkaji keluhan nyeri pasien x / menit,skala nyeri : 3, pasien tampak
Faktor pencetus ( P ) : luka operasi tenang tampak luka di leher kiri tertutup
tegaderem pad, rembesan tidak ada, tanda
Kualitas nyeri ( Q ) : nyeri tajam
infeksi tidak ada
Lokasi nyeri ( R ) : nyeri pada leher
A:
sebelah kiri
1. Nyeri akut
Skala nyeri ( S ) : 3
2. Resiko infeksi
Pola serangan ( T ) : terus menerus P:
Mengukur TTV 1. Kaji skala nyeri pasien
Suhu : 36,8 oC / axial 2. Kaji tanda-tanda infeksi luka
Nadi : 90 x / menit
Pernafasan : 24 x / menit
Menghitung intake : 1847cc, output : 1398,
balance cairan : +449
12 Mengobservasi keadaan umum tampak sakit S:
Oktober sedang akral hangat, nadi kuat, GCS 15, Pasien mengatakan nyeri luka
2018 pasien mengatakan nyeri di leher sebelah kiri operasi berkurang
08.00 berkurang, terdapat balutan di leher kiri,luka O:
tertutup tegaderm pad, rembesan tidak ada, Keadaan umum tampak sakit
tanda-tanda infeksi luka operasi tidak ada, sedang, akral hangat, nadi
mual dan muntah tidak ada kuat, kesadaran Compos
Mengkaji keluhan nyeri pasien Mentis, GCS 15, suhu : 36,7
o
Faktor pencetus ( P ) : luka operasi C, nadi : 100 x / menit,
pernafasan 22 x / menit, skala
Kualitas nyeri ( Q ) : nyeri tajam
nyeri : 3, pasien tampak
Lokasi nyeri ( R ) : nyeri pada leher sebelah
tenang, tampak luka di leher
kiri
kiri tertutup tegaderem,
Skala nyeri ( S ) : 2
rembesan tidak ada, tanda
Pola serangan ( T ) : kadang-kadang infeksi tidak ada
Mengukur TTV A:
1. Nyeri akut
Suhu : 36,7 oC / axial
2. Gangguan intergritas
Nadi : 100 x / menit
kulit
Pernafasan : 22 x / menit 3. Resiko infeksi
Selesai memberikan obat : P:
1. Cefratam 500 mg /iv 1. Observasi TTV dan
2. OMZ 15 mg / iv keadaan umum
3.ketrobat 10 mg / iv 2. Observasi kulit sekitar
operasi
3. Kaji skala nyeri pasien
4. Berikan posisi nyaman
5. Ajarkan tehnik
relaksasi dan dikstraksi
6. Anjurkan agar luka
operasi tetap tetap
kaering dan bersih
09.00 menciptakan lingkungan yang nyaman
mengajarkan tehnik dikstraksi dan relaksasi
apabila nyeri timbul
10.00 Menganjurkan untuk beristirahat
11.00 Menciptakan lingkungan yang nyaman dan
tenang
menganjurkan orang tua untuk selalu menjagta
kebersihan daerah luka operasi dan selalu
mencuci tangan 6 langkah
12.00 Membantu pasien serta melibatkan keluarga
untuk makan pemberian ( diet TKTP ) makan
habis 1 porsi, mual muntah tidak ada
memonitor intake : 690cc dan output : 450cc
mengukur TTV
Suhu : 36,2 oC / axial
Nadi : 100 x / menit
Pernafasan : 22 x / menit
15.00 Mengobservasi keadaan umum tampak sakit S:
sedang akral hangat, nadi kuat, GCS 15, Pasien mengatakan nyeri luka
pasien mengatakan masih nyeri di leher operasi berkurang dan ada
sebelah kiri, terdapat balutan di leher kiri,luka demam
tertutup verban, rembesan tidak ada, leher O:
sebelah kiri masih tampak bengkak, saat ini Keadaan umum tampak sakit
pasien sedang demam sedang, akral hangat, nadi
Mengobservasi skala nyeri kuat, kesadaran Compos
Faktor pencetus ( P ) : luka operasi Mentis, GCS 15, suhu : 38,1
o
C, nadi : 100 x / menit,
Kualitas nyeri ( Q ) : nyeri tajam
pernafasan 20 x / menit, skala
Lokasi nyeri ( R ) : nyeri pada leher sebelah
nyeri : 2, pasien tampak
kiri
tenang, tampak luka di leher
Skala nyeri ( S ) : 2
kiri tertutup tegaderem,
Pola serangan ( T ) : terus menerus rembesan tidak ada, tanda
Mengukur TTV infeksi tidak ada
Suhu : 38,1 oC / axial A:
M. Implementasi Keperawata
Mengukur TTV
Pernafasan : 21 x / menit
memonitor intake : 714cc dan output : 500cc
19.00 Menemani dr. Hendri Sp. B visite
Nadi : 90 x / menit
Pernafasan : 22 x / menit
05.00 Memandikan pasien dan merapikan tempat
tidur
Menganjurkan orang tua untuk selalu menjaga
kebersihan dan mencuci tangan
Mengukur TTV
Suhu : 36,5 oC / axial
Nadi : 90 x / menit
Pernafasan : 20 x / menit
06.00 Menghitung intake : 2758cc, output : 2140 cc,
balance cairan : +618
13 Mengobservasi keadaan umum tampak sakit
Oktober sedang akral hangat, nadi kuat, GCS 15,
2018 pasien mengatakan masih nyeri di leher
08.00 sebelah kiri, terdapat balutan di leher kiri, luka
tertutup tegaderm, rembesan tidak ada, ibu
pasien mengatakan anaknya sudah tidak
demam lagi dan bengkak di leher sedah mulai
berkurang, dan sudah mau menengok ke kana
ke kiri secara pelan – pelan.
Mengkaji keluhan nyeri pasien, hasil :
Faktor pencetus ( P ) : luka operasi
Kualitas nyeri ( Q ) : nyeri tajam
Lokasi nyeri ( R ) : nyeri pada leher sebelah
kiri
Skala nyeri ( S ) : 2
Pola serangan ( T ) : hilang timbul
Mengukur TTV
Suhu : 36 oC / axial
Nadi : 90 x / menit
Pernafasan : 20 x / menit
Selesai memberikan obat:
1.OMZ 15 mg / iv
2.Cefratam 500mg/ iv
3.Novalgin syrup 3, 5 ml per oral
09.00 memberikan posisis nyaman pasien
Menganjurkan pasien dan keluarga untuk
selalu mejaga kebersihan kulit area luka
operasidan selalu mencuci tangan langkah
10.00 Menganjurkan untuk istirahat
Menciptakan lingkungan yang nyaman dan
tenang
11.00 menganjurkan pasien unutk latihan nafas
dalam bila nyeri timbul
12.00 Membantu pasien serta melibatkan keluarga
untuk makan pemberian ( diet TKTP ) makan
habis 1 porsi, mual muntah tidak ada
memonitor intake : 690cc dan output : 450cc
13.00 Memberikan obat novalgin 3,5 ml per oral
15.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, pasien S : pasien mengatakan masih ada
tampak sakit sedang akral hangat andi kuat, sedikit nyeri dan hilang timbual. Ibu
saat ini pasien masih merasakan nyeri tapi pasien mengatakan bengkak dileher
sudah berkurang, luka post operasi tidak anaknya sudah kempes dan anaknya
rembes sudah tidak demam.
Mengobservasi skala nyeri : O : keadaan umum tampak sakit
Faktor pencetus ( P ) : luka operasi sedang, akral hangat nadi kuat,
terdapat luka operasi di leher kiri,
Kualitas nyeri ( Q ) : nyeri tajam
rembesan tidak ada, bengkak di
Lokasi nyeri ( R ) : nyeri pada leher sebelah
leher sudah mulai hilang.
kiri
Faktor pencetus ( P ) : luka operasi
Skala nyeri ( S ) : 1
Kualitas nyeri ( Q ) : nyeri tajam
Pola serangan ( T ) : hilang timbul Lokasi nyeri ( R ) : nyeri pada leher
KESIMPULAN
Matondang, dkk. (2000), Diagnosis Fisis Pada Anak, Sagung Seto, Jakarta
Ngastiyah, (1997), Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta
Rusepno, Hasan, dkk. (2000), Ilmu Kesehaatan Anak 2, Infomedica, Jakarta
Tjokronegoro & Hendra Utama, (1993), Buku Ajar Nefrologi, Balai Penerbit FKUI,
Jakarta.
Herdeman, T Heather. 2012. Diagnose Keperawatan NANDA. 2012 – 2014. Jakarta;
EGC