Disusun Oleh:
INDAH NOVIANINGRUM
NIM 161110033
i
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP
PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK DALAM MENJALANI PROSES
HEMODIALISA DI RSUD SULTAN IMANUDDIN PANGKALAN BUN
TAHUN 2020
Proposal Skripsi
Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan
menyelesaikan studi program Sarjana Keperawatan
INDAH NOVIANINGRUM
NIM 161110033
i
SURAT PERNYATAAN
Nim : 161110033
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar benarnya dan
apabila tidak benar saya bersedia mendapatkan sanksi.
Indah Novianingrum
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Indah Novianingrum
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : 161110033
Program studi : S1 Keperawatan STIKES Borneo Cendekia Medika
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Mengetahui
iv
Rukmini Syahleman, S.Kep., Ns., M.Kep.
v
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 161110033
Program studi : S1 Keperawatan STIKES Borneo Cendekia Medika
Penguji I :
Penguji II :
v
KATA PENGANTAR
vi
8. Teman-teman program studi S1 Keperawatan dan semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan sproposal skripsi ini
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal penelitian skripsi ini
masih sangat jauh dari kata sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan
peneliti, namun peneliti telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan
segala kemampuan, maka dengan segala kerendahan hati peneliti mengharap
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini.
Demikian yang dapat peneliti sampaikan, semoga penelitian ini dapat
bermanfaat.
(Indah Novianingrum)
vii
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………… 4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………... 4
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………………… 4
1.3.1 Tujuan Umum……………………………………………............................. 4
1.3.2 Tujuan Khusus……………………………………………………………… 5
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………….............................. 6
1.5 Keaslian Penelitian………………………………………………………………..
viii
2.4.1 Pengertian Gagal Ginjal Kronis………………………………………………
2.4.2 Etiologi………………………………………………………………………. 31
2.4.3 Manifestasi Klinis…………………………………………………………… 32
2.4.4 Patofisiologi…………………………………………………………………. 33
2.4.5 Klasifikasi Gagal Ginjal Kronis……………………………………………... 36
2.4.6 Penatalaksanaan……………………………………………………………... 37
2.4.7 Diagnosis Dan pemeriksaan Penunjang……………………………………... 40
2.5 Konsep Hemodialisa……………………………………………………………….. 41
2.5.1 Pengertian Hemodialisa……………………………………………………… 41
2.5.2 Tujuan Hemodialisa………………………………………………………….. 41
2.5.3 Indikasi Hemodialisa………………………………………………………… 42
2.5.4 Prinsip kerja hemodialisa……………………………………………………. 42
2.5.5 Komponen Dialisa…………………………………………………………… 43
2.5.6 Akses Vaskuler Hemodialisa………………………………………………… 44
2.5.7 Prosedur Hemodialisa………………………………………………………... 45
2.5.8 Komplikasi hemodialisa……………………………………………………… 46
2.5.9 Dampak Hemodialisa Terhadap Kualitas Hidup…………………………….. 48
2.5.10 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit
Ginjal Kronis Dalam Proses Hemodialisa………………………………….. 49
2.6 Kerangka Teori…………………………………………………………………….. 50
ix
61
61
4.9 Etika penelitian…………………………………………………………………….
4.10 keterbatasan penelitian……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.5 Keaslian Penelitian 6
2.1 Klasifikasi Penyebab Gagal Ginjal Kronis 31
2.2 Tanda Dan Gejala Gagal Ginjal Kronis Sesuai Derajat 33
Gagal Ginjal Kronis
2.3 Klasifikasi Gagal Ginjal Kronis Berdasarkan Derajat 36
Penyakit
2.4 Klasifikasi PGK Berdasarkan Albuminuria 37
4.1 Definisi operasional Hubungan Dukungan Keluarga 57
Dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronis
Dalam Menjalani Proses Hemodialisa Di RSUD Sultan
Imanuddin Pangkalan Bun Tahun 2020
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Gambar Konseptual HRQOL 24
2.2 Gambar Skema Model Ferrans Model Of Quality 24
Of Life
2.3 Gambar Interaksi Setiap Komponen Dan Bagian 25
Dalam WHO ICF
2.4 Gambar Kerangka Teori Hubungan Dukungan 50
Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien penyakit
Ginjal Krinis Dalam Menjalani Proses hemodialisa
Di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Tahun
2020
3.1 Gambar Kerangka Konsep Hubungan Dukungan 51
Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien penyakit
Ginjal Krinis Dalam Menjalani Proses hemodialisa
Di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Tahun
2020
4.1 Gambar Kerangka Kerja Hubungan Dukungan 54
Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien penyakit
Ginjal Krinis Dalam Menjalani Proses hemodialisa
Di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Tahun
2020
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Surat Permohonan Ijin Melakukan Studi Pendahuluan
2 Surat Ijin Studi Pendahuluan dari Rumah Sakit
3 Surat permohonan menjadi responden
4 Surat persetujuan menjadi responden
5 Lembar instrument
6 Lembar Konsultasi Pembimbing I
7 Lembar Konsultasi Pembimbing II
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan berbagi
penyebab yang mengakibatkan menurunya fungsi ginjal secara progresif
dimana tubuh mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit dan sebagai akibat lanjutan dari penyakit ginjal itu sendiri atau
penyakit lain yang berasal dari luar ginjal yang dapat mengakibatkan gagal
ginjal. Gagal ginjal adalah menurunya fungsi ginjal secara ireversibel,
pada suatu derajat memerlukan terapi berupa penggantian ginjal secara
tetap, dengan dialisis atau bahkan transplantasi ginjal (Muttaqin & Sari,
2011).
Prevalesi penyakit ginjal kronik saat ini terus meningkat di seluruh
dunia. Diperkirakan lebih dari 50 juta penduduk dunia mengalami penyakit
ginjal kronik (PGK) dan 1 juta diantaranya membutuhkan terapi pengganti
ginjal. Data chronic for disease control dan prevention (CDC tahun 2010),
lebih dari 20 juta warga negara Amerika serikat menderita penyakit ginjal
kronik, angka ini meningkat sekitar 8% setiap tahunnya. Lebih dari 35%
pasien diabetes menderita penyakit ginjal kronik, dan lebih dari 20%
pasien hipertensi memiliki penyakit ginjal kronik (CDC dalam Adiatma,
2014). Berdasarkan data dari riskesdas tahun 2018, data pasien gagal ginjal
kronik di Indonesia sebanyak 3,8 permil. Rata rata penyakit ginjal kronik
di Indonesia terjadi pada usia ≥ 15 tahun , sebanyak 0,1% hingga 0,5%
dan terbanyak pada usia 65 sampai 74 tahun sebanyak 8,23 permil.
Prevalensi tertinggi terdapat di provinsi Kalimantan utara sebanyak 6,4
permil dan terendah di Sulawesi Barat sebanyak 1,8 permil [ CITATION
Kem18 \l 1033 ]. Berdasarkan data dari rekam medik di ruang Hemodialisa Dr.
Doris Sylvanus Palangkaraya di dapatkan data sensus harian kunjungan
pasien di ruang hemodialisa sebanyak 11.077 pasien yang menjalani
dialisis pada tahun 2016 (Januari-Desember), sedangkan pada tahun 2017
(Januari-Desember) sebanyak 11.364 pasien yang menjalani dialisis.
1
2
1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengetahui
apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup
pasien penyakit ginjal kronik dalam menjalani proses hemodialisa.
1. 3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas
hidup pasien penyakit ginjal kronik dalam menjalani proses
hemodialisa di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Tahun
2020.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui karakteristik responden penyakit ginjal kronik
yang menjalani hemodialisa di RSUD Sultan Imanuddin
Pangkalan Bun.
1.3.2.2 Mengetahui dukungan keluarga pada pasien yang menjalani
hemodialisa di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
1.3.2.3 Mengetahui kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisa
RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
1.3.2.4 Menganalisa hubungan dukungan keluarga dengan kualitas
hidup pasien penyakit ginjal kronik di RSUD Sultan
Imanuddin Pangkalan Bun.
1. 4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Institusi
Sebagai salah satu referensi bagi institusi dalam memberikan
dan mengembangkan ilmu keperawatan dalam memberikan informasi
5
Penelitian dari Zurnelli at,all 2015 menggunakan desain penelitian analitik cross
sectional, dengan menggunakan total sampling. Yang membedakan adalah penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti menggunakan desain deskripsi korelasi serta tehnik
pengumpulan data purposive sampling. Selain metode dan tehnik pengambilan sampel
perbedaannya juga pada tempat pelaksanaan penelitian. Pada penelitian tersebut, penelitian
dilaksanakan di ruang hemodialisa RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, sedangkan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan
Bun.
8
TINJAUAN PUSTAKA
6) Fungsi Sosialisasi
(1) Menyadari, merencanakan serta mempersiapkan keluarga sebagai
wahana pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama.
(2) Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga
sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari
berbagai konflik dan permasalahan yang di jumpainya baik
dilingkungan seklah maupun masyarakat.
(3) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-
hal yang diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan
kedewasaan (fisik dan mental), yang kurang diberikan oleh
lingkungan sekolah maupun masyarakat.
(4) Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi
dalam keluarga sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi
anak, tetapi juga bagi orang tua, dalam rangka perkembangan
dan kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil
bahagia sejahtera.
7) Fungsi Ekonomi
(1) Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam
lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan
dan perkembangan kehidupan keluarga.
(2) Mengelola ekonomi dalam keluarga sehingga terjadi keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran keluarga.
(3) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan
perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan serasi, selaras
dan seimbang.
13
Karakteristik
Individu
Faktor
biologis Status Status Persepsi Kualitas
fisiologis gejala fungsional kesehatan
s
Karakteristik
Karakteristik
individu
25
Karakteristik Lingkungan
Kondisi kesehatan
Struktur dan
fungsi tubuh Aktifitas Partisipasi
Gambar 2.3 Interaksi setiap komponen dan bagian dalam WHO ICF
26
refluks nefropati
2.4.4 Patofisiologi
Penyakit ginjal kronik pada awalnya bergantung pada penyakit yang
mendasarinya, tapi dalam proses berikutnya perkembangan yang terjadi
hampir sama. Pengurangan massa ginjal menyebabkan hipertrofi
34
2.4.6 Penatalaksanaan
38
2) Pemeriksaan Laboratorium
41
2) Cairan Dialisat
Cairan dialisat adalah cairan yang digunakan untuk menarik
limbah limbah tubuh dari darah. Sementara sebagai buffer umunya
digunakan bikarbonat, karena memiliki resiko lebih kecil untuk
menyebabkan hipotensi dibandingkan dengan buffer natrium. Kadar
setiap zat di cairan dialisat juga perlu di atur sesuai kebutuhan.
Sementara itu, air yang digunakan harus di proses agar tidak
menimbulkan resiko kontaminasi [ CITATION Mif16 \l 1033 ]. Komposisi
cairan dialisat di atur sedemikian rupa sehingga mendekati komposisi
ion darah normal dan sedikit dimodifikasi agar dapat memperbaiki
gangguan cairan dan elektrolit pasien ESRD. Dialisat di buat dengan
mencampurkan konsetrat elektrolit dengan buffer bikarbonat dan air
murni. Dialisis terdiri dari dialisat acetat yaitu dialisat yang terdiri dari
jumlah sodium, kalsium,magnesium, kalium,klorida dan sejumlah kecil
asam asetat yang dipakai untuk mengkoreksi acidosis dan mengimbangi
kehilangan bikarbonat secara difusi selama proses hemodialisis. Selain
dialisat acetat ada juga dialisat bikarbonat yang terdiri dari larutan asam
dan larutan bikarbonat yang sifatnya lebih fisiologis dan tidak stabil.
Dialisat bikarbonat direkomendasikan untuk mengurangi komplikasi
[ CITATION Mun17 \l 1033 ].
3) Sistem Penghantaran Darah
Sistem penghantaran darah dapat di bagi di bagian mesin dialisis
dan akses dialisis di tubuh pasien. Bagian di mesin terdiri atas pompa
darah, sistem pengaliran dialisat dan berbagai monitor. Sementara akses
dialisis di tubuh pasien di bagi atas dua bagian yaitu fistula dan graf /
kateter [ CITATION Mif16 \l 1033 ]. Mesin hemodialisis merupakan
perpaduan dari komputer dan pompa yang mempunyai fungsi untuk
mengatur dan memonitor. Pompa dalam mesin hemodialisis
berfungsi untuk mengalirkan darah dari tubuh ke mesin dialiser dan
mengembalikan lagi ke tubuh [ CITATION Mun17 \l 1033 ].
2.5.6 Akses Vaskular Hemodialisa
45
hanya untuk dialisis temporer atau sementara jangka pendek tiga bulan.
Ada juga kateter yang bisa digunakan jangka panjang sampai satu tahun
di sebut long term HD catheter dengan indikasi tertentu yang lebih
selektif.
2.5.7 Prosedur Hemodialisis
Efektifitas hemodialisis dapat tercapai jika dilakukan 2 -3 kali dalam
seminggu selama 4 sampai 5 jam atau paling sedikit 10 sampai 12 jam
seminggu [ CITATION Mif16 \l 1033 ]. Menurut Munawar (2017), Pada
proses hemodialisis terjadi dua mekanisme :
1) Mekanisme Difusi
Mekanisme difusi bertujuan untuk membuang zat zat terlarut
dalam darah (blood purification), Mekanisme difusi terjadi karena
adanya perbedaan konsentrasi antara kompartemen dialisat. Zat zat
terlarut dengan konsentrasi tinggi dalam darah, berpindah dari
kompartemen dialisat, sebaliknya zat zat terlarut dalam cairan dialisat
dengan konsentrasi rendah, berpindah dari kompartemen dialisat ke
kompartemen dialisat. Proses difusi akan terus berlangsung hingga
konsentrasi pada kedua kompartemen telah sama. Untuk
menghasilkan difusi yang baik, aliran darah dan dialisat di buat saling
berlawanan.
2) Mekanisme Ultrafiltrasi
Mekanisme ultrafiltrasi bertujuan untuk mengurangi kelebihan
cairan dalam tubuh (volume control). Pada mekanisme ini terjadi
pembuangan cairan karena adanya perbedaan tekanan antar kompartemen
darah dan dialisat. Tekanan hidrostatik akan mendorong cairan keluar,
sedangkan tekanan onkotik akan menahannya. Bila tekanan di antara
dua kompartemen sudah seimbang mekanisme ultrafiltrasi akan
berhenti.
2.5.8 Komplikasi Hemodialisa
Menurut Suherman (2017) dalam petemuan ilmiah tahunan ke 25
ikatan perawat dialisis indonesia menyampaikan bahwa komplikasi akut
yang sering terjadi pada pasien hemodialisa adalah :
47
1) Komplikasi Kardiovaskuler
Komplikasi kardiovaskuler yang sering terjadi di antaranya
adalah Hipotensi sebanyak 20 sampai 30%, aritmia 5 sampai 75%,
nyeri dada 2 sampai 5 %. Hipotensi merupakan salah satu komplikasi
yang paling sering terjadi. Pedoman dari NKF KDOQI
mendefinisikan hipotensi intradialisis sebagai suatu penurunan
tekanan darah sistolik ≥ 20 mmhg, atau penurunan mean arterial
pressure (MAP) > 10 mmhg dan menyebabkan gejala gejala perasaan
tidak nyaman di perut (abdomen discomfort), menguap, mual, muntah,
otot terasa kram, gelisah, pusing, dan kecemasan.
Aritmia juga sering terjadi pada pasien hemodialisis. Penyebab
dari aritmia adalah multifaktoral. Pasien dengan penyakit ginjal kronis
yang menjalani terapi dialisis rentan terhadap aritmia karena karena
mereka biasanya memiliki pemberat iskemik penyakit jantung
iskemik, hipertropi ventrikel kiri atau neuropati otonom. Obat obat
anti aritmia mungkin juga terdialisis sehingga rentan terjadi aritmia
selama dan setelah dialisis. Selain itu, nyeri dada juga merupakan
salah satu komplikasi kardiovaskuler. Terapi dialisis dapat menyebabkan
iskhemia miocard sub klinis dan pada EKG terlihat ST depresi selama
hemodialisis. Peningkatan prevalensi nyeri dada terjadi pada pasien
koroner dengan stadium akhir gagal ginjal dan diikuti dengan infark
miocard. Penyebab lain nyeri dada adalah akibat program
hemodialisis yang terlalu cepat sehingga terjadi iskhemia karena
hipovolemi, adanya reaksi anafilaksis atau hemolisis, atau juga
kedisiplinan pasien yang kurang untuk mengkonsumsi obat jantung.
2) Komplikasi Terkait Alat Hemodialisis
Salah satu komplikasi yang fatal dan sangat ditakuti adalah
emboli udara. Penyebab paling umum adalah udara yang masuk dari
bagian pra pompa di mana ada sistem tekanan negatif dan jalur akses
jarum ke arteri. Gejala gejala dari emboli udara tergantung pada posisi
pasien pada saat itu. Komplikasi neurologis terjadi karena embolus
akan masuk ke sistem otak sedangkan gejala seperti sesak nafas dan
48
Faktor yang
Faktor yang mempengaruhi
mempengaruhi kualitas dukungan keluarga
hidup Internal :
perkembangan
Karakteristik pasien Pendidikan
Respon emosi
Kesehatan fisik
Eksternal:
psikologis Sosial ekonomi
Latar belakang
Gambar 2.4 Kerangka teori hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien
penyakit ginjal kronik dalam menjalani hemodialisa di RSUD Sultan
Imanuddin Pangkalan Bun tahun 2020.
BAB III
Umur
Jenis kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Sosial ekonomi
Tahap perkembangan
Respon emosi
Variabel counfonding
diteliti
52
tidak diteliti
3.2 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori.
Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka kerja pikir yang merupakan
jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Berdasarkan rumusan
masalah, tinjauan pustaka uraian diatas hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Hi : Ada hubungan dukungan keluarga terhadap kualitas hidup pada pasien
penyakit ginjal kronik yang menjalani proses hemodialisa.
Ho : Tidak ada hubungan dukungan keluarga terhadap kualitas hidup pada
pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani proses hemodialisa.
BAB IV
METODE PENELITIAN
Menetapkan Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien PGK yang menjalani
hemodialisa di ruang Hemodialisa sebanyak 56
Sampel
Sampel penelitian sebanyak 50 orang
Sampling
Sampling penelitian menggunakan purposiv sampling
Desain penelitian
Deskripsi korelasi
Pengumpulan data
menggunakan quisioner
Pengolahan data
editing, coding, scoring, tabulating
Analisa data
Menetapkan uji korelasi menggunakan uji spearman rank dan menetapkan analisis
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = populasi
e = tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel.
4.4.3 Sampling
Tabel 4.1 Definisi operasional hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup
pasien penyakit ginjal kronik dalam menjalani hemodialisa di RSUD Sultan
Imanuddin pangkalan Bun tahun 2020
4.9.3 Kerahasian
4.10 Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah waktu dalam pengumpulan
data pada saat pengambilan sampel bertepatan dengan adanya pandemic
covid 19 sehingga kemungkinan bisa mempengaruhi penelitian.
62
DAFTAR PUSTAKA
Adhiatma, A. T., Wahab, Z., & Widyantara, I. E. (2017). Analisis faktor faktor
yang berhubungan dengan kejadian gagal ginjal kronik pada pasien
hemodialisis di RSUD Tugu Rejo Semarang. Jurnal unimus.ac.id.
Black, J., & Hawks, J. (2014). Keperawatan Medikal Medah Manajemen Klinis
Untuk hasil yang diharapkan alih bahasa Nampira R. Jakarta: Salemba
Medika.
Cecilia. (2011). Hubungan tingkat stress dengan kualitas hidup pasien gagal
ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUP Dr.M.Djamil Padang .
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Padang.
Chickarani, G., Isti, S., & Nugraheni, T. L. (2019). Hubungan antara asupan
natrium,kalium, protein dan cairan dengan edema pada penderita gagal
ginjal kronik rawat jalan dengan hemodialisa rutin di RSUD panembahan
senopati bantul . Doctoral dessirtation, poltekkes kemenkes yogyakarta.
63
Ghaffar, M. A., Chasani, S., & Saktini, F. (2017). Perbandingan kualitas hidup
pasien penyakit ginjal kronis yang diterapi dengan continous ambulatory
perotinial dialysis atau hemodialisis. Diponegoro medical journal.
Haryanti, I. P., & Nisa, K. (2015). Terapi konservatif dan Terapi Pengganti ginjal
sebagai penatalaksanaan pada gagal ginjal kronik. Majority.
Jamila, I. N., & Herlina, S. (2019). Studi komparatif kualitas hidup antara pasien
hemodialisis dengan contonous ambulatory peritoneal dialisis. Journal of
islamic noursing.
Mulia, D. S., Mulyani, E., Pratomo, G. S., & Chusna, N. (2018). Kualitas Hidup
Pasien Gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD Dr.
Doris Silvanus Palangkaraya. Borneo Journal of Pharmacy.
NKF-KDIGO. (n.d.). KDIGO 2012. Clinal practice guidline for the evaluation .
Rustandi, H., Tranado, H., & Pransasti, T. (2018). Faktor faktor yang
mempengaruhi kualitas hidup pasien Chronic Kidney desease ( CKD )
yang menjalani hemodialisa . Jurnal keperawatan silampari.
Rustandi, H., Tranado, h., & Pransasti, T. (2018). Faktor faktor yang
mempengaruhi kualitas hidup pasien CKD yang menjalani hemodialisa.
Jurnal keperawatan Silampari.
Sagiyo, S., Kafil, R. F., & Suprayitno, E. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Terminal Yang Menjalani
Terapi Hemodialisis Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta .
Setiawan, D. (2017). Kualitas Hidup Pasien gagal ginjal kronis yang menjalani
hemodialisis di RSUD Kota Semarang. Under graduate thesis
Muhammadiyah Univercity Semarang.
Sukriswati, I., Widodo, A., & Enita Dewi, S. K. (2016). Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang
Menjalani Hemodialisa Di RSUD Moewardi Surakarta. Doctoral
dissirtation Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Suni, A. F. (2018). Hubungan antara strategi koping Dengan kualitas hidup pada
Pasien diabetes melitus Tipe 2 . Doctoral dessirtation Universitas Mercu
Buana Yogyakarta.
67
Wahyuni, A., Kartika, I. R., Asrul, I. F., & Gusti, E. (2019). Korelasi lama
hemodialisa Dengan fungsi Kognitif . Real in Noursing Journal ( RNJ ).
Wurara, Y. G., Kanine, E., & Wowiling, F. (2013). Mekanisme koping pada
pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani therapi hemodialisis Di
Rumah Sakit Prof. Dr.R.D Kandou Manado. Ejournalkeperawatan.
Yoniartini, D. M. (2020). Konsep Tri Hita Karana Bagi Anak Usia Dini. Malang:
Literasi Nusantara.
Yuliyanti, T., & Zakiyah, E. (2016). Tugas Kesehatan keluarga sebagai Upaya
Memperbaiki Status Kesehatan dan Kemandirian Lanjut Usia. Profesi.
Zasra, R., Harun, H., & Azmi, S. (2018). Indikasi dan persiapan hemodialisis
pada penyakit ginjal kronis. jurnal kesehatan andalas.