Disusun Oleh :
IRMA RODIYANA
NIM: 21220119
1
TINJAUAN TEORI
2. Klasifikasi Lansia
Klasifikasi Lansia Menurut Maryam (2008) dalam (Lisnawati,2018),
mengemukakan lima klasifikasi pada lansia antara lain :
1) Pra lansia adalah seseorang yang berusia 45-59 tahun
2) Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
3) Lansia risiko tinggi adalah seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/
seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan
4) Lansia potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
dan/atau kegiatan yang masih dapat menghasilkan barang/jasa
5) Lansia tidak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain
3
Penyebabnya yaitu penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom
chusing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
2. Faktor Resiko
Faktor resiko hipertensi dapat dikelompokan mejadi dua yaitu
a. Faktor yang tidak dapat diubah.
Faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah antara lain adalah
Umur, Jenis Kelamin, dan Keturunan ( genetic )
b. Faktor yang dapat diubah.
Faktor resiko hipertensi yang dapat dirubah adalah factor yang
diakibatkan karena perilaku yang tidak sehat seperti merokok,
Obesitas, kurang Olahraga atau aktifitas fisik, konsumsi alcohol
berlebih, dan stress berlebihan.
4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jarak
saraf simpatis yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari
kolumnamedulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan
pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah
4
melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre-
ganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrine
mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat memengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstiktor. Klien dengan hipertensi sangat sensitif terhadap neropinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi. Pada
saat bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal menyekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal menyekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah keginjal,
menyebabkan pelepasan renin. Rennin yang dilepaskan merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
vasokonstriktor kuat, yang pada akhirnya merangsang sekresialdosteron oleh
korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler (Aspiani, 2015).
Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan hipertensi.
5. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas dan anemia
Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada
DM
2) BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal
3) Glukosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin
4) CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
5) EKG : dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian
5
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
6) IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : batu ginjal,
perbaikan ginjal
7) Photo dada : menunjukkan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.
6. Pathway
Penumpukan
Nyeri
laktat
6
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan faktor risiko hipertensi dengan cara non-farmakologis
Beberapa penatalaksanaan faktor risiko hipertensi dengan cara non-
farmakologis:
1. Pengaturan diet
Beberapa diet yang dianjurkan antara lain
a) Rendah garam
Diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada klien
hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi
stimulasi sistem rennin- angiotensin sehingga sangat berpotensi
sebagai anti hipertensi. Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-
mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
b) Diet tinggi kalium
Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi
mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat
menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh oksidanitrat
pada dinding vaskular.
c) Diet kaya buah dan sayur.
d) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
2. Penurunan berat badan.
3. Olahraga
4. Penerapan pola hidup yang baik dengan tidak merokok, tidak minum
alcohol.
5. Manajemen stress yang baik.
7
hipertensi dapat menyebabkan retensi cairan. Oleh karena itu, sering kali
diuretic diberi bersamaan hipertensi.
2. Menekan simpatetik (simpatolitik)
Penghambat adrenergik yang bekerja di sentral simpatolitik. Obat-obat ini,
seperti simpatolitik yang bekerja di pusat, menyebabkan retensi natrium
dan air dengan edema, dan sering kali diberikan diuretic untuk
menurunkan akumulasi cairan di tungkai.
3. Penghambat neuron adrenergik (simpatolitik yang bekerja perifer)
Penghambat neuron adrenergic merupakan obat anti hipertensi kuat
yang menghambat norepinefrin dari ujung saraf simpatis, sehingga
pelepasan norepinefrin menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan baik
curah jantung maupun tahanan vaskuler perifer menurun.
Vasilidator yang bekerja langsung adalah obat tahap III yang bekerja
dengan merelaksasikan otot-otot polos dari pembuluh darah terutama
arteri, sehingga menyebabkan vasodilatasi. Dengan terjadinya
vasodilatasi, tekanan darah akan turun dan natrium serta air tertahan,
sehingga terjadi edema perifer.
8
8. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi dintaranya :
a. Stroke.
Stroke dapat terjadi akibat hemoragi akibat tekanan darah tinggi di otak, atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh, selain daerah otak yang tekanan
tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga aliran
darah ke otak yang diperdarahi berkurang. Arteriotak yang mengalami
arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan
terbentuknya aneurisma.
b. Infark miokard
Infark miokard dapat terjadi apabila arterikoroner yang arterosklerotik tidak
dapat mensuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk
thrombus yang menghambat aliran darah melewati pembuluh darah. Pada
hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium
mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung.
c. Gagal ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
pada kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya glomerulus, aliran darah
ke nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan
kematian. Dengan rusaknya membrane glomerulus, protein akan keluar
melalui urine sehingga tekanan osmotic koloid plasma berkurang dan
menyebabkan edema, yang sering dijumpai pada hipertensi kronis.
d. Ensefalopati
Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi, terutama pada hipertensi maligna
(hipertensi yang meningkat cepat dan berbahaya). Tekanan yang sangat
tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan
mendorong cairan keruang interstisial di seluruh susunan saraf pusat.
9
DAFTAR PUSTAKA
McPhee SJ, Ganong WF. 2011. Patofisiologi Penyakit: Pengantar Menuju Kedokteran
KlinisEdisiV.Jakarta:EGC;341–342
10
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK
I. Identitas
A. Nama : Ny. S
B. Umur : 64 Tahun
C. Alamat : Buaran
D. Pendidikan : SD
E. Tanggal masuk panti :
F. Jenis Kelamin : Perempuan
G. Suku : Sunda
H. Agama : Islam
I. Status perkawinan : Janda
11
IV. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan bahwa orang tua (Ibu ) mempunyai penyakit darah tinggi.
Genogram
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
: Hubungan keluarga
: Klien
12
V. Pengkajian
persistem ( jelaskan kondisi klien lanjut usia sesuai system di bawah meliputi
pernyataan, hasil pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya )
a. Keadaan umum
1) Tingkat Kesadaran : Composmentis
2) GCS : 15
3) TTV : TD:150/77 mmHg, N:74x/mnt S:36,4C RR: 22x/mnt
4) BB/TB : 48Kg / 150 cm
5) Bagaimana postur tulang belakang Lansia :
Tegap (√)
Bungkuk
Kifosis
Skoliosis
Lordosis
6) Keluhan : klien merasakan nyeri kepala dan bagian tengkuk
belakang, klien mengatakan rasa nyeri yang di rasakan terkadang mengganggu
aktivitasnya, klien mengatakan nyeri di rasakan bila melakukan aktivitas yang
berat atau kecapaian.
1) BMI : BB(kg)
(TB(m) x TB(m))
48
1,5x1,5
21,3
Klasifikasi nilai :
1. Kurang : < 18.5
2. Normal :18,5 -24,99
3. Berlebih : 25 – 29.9
4. Obesitas : > 30
13
c. Head to Toe
1) Kepala :
a) Kebersihan : kotor/bersih
b) Kerontokan rambut : ya/tidak
c) Keluhan : ya/tidak
d) Jika ya, jelaskan : Tidak ada
2) Mata
1) Konjungtiva : anemis/tidak
2) Sklera : ikterik/tidak
3) Stabismus : ya/tidak
4) Penglihatan : kabur/tidak
5) Peradangan : ya/tidak
6) Katarak : ya/tidak
7) Penggunaan kacamata : ya/tidak
8) Keluhan : ya/tidak
9) Jika ya , jelaskan : tidak ada
3) Hidung
a) Bentuk hidung : simetris/tidak
b) Peradangan : ya/tidak
c) Penciuman : terganggu/tidak
d) Keluhan : ya/tidak
e) Jika ya , jelaskan : Tidak ada
4) Mulut, Tenggorokan
a) Kebersihan : baik/tidak
b) Mukosa : kering/lembab
c) Peradangan : ya/tidak
d) Gigi : karies/tidak , ompong/tidak
e) Radang gusi : ya/tidak
f) Kesulitan mengunyah : ya/tidak
14
g) Keluhan lain : ya/tidak
h) Jika ya , jelaskan : tidak ada
5) Telinga
a) Kebersihan : bersih/tidak
b) Peradangan : ya/tidak
c) Pendengaran : terganggu/tidak
d) Jika ya , jelaskan : ..tidak ada..
6) Leher
a) Pembesaran kelenjar tyroid : baik/tidak
b) JVD(Jugularis Vena Distensi) : ya/tidak
c) Kaku kuduk : ya/tidak
d) Keluhan : ya/tidak
Jika ya , jelaskan : Mengeluh nyeri kepala sampai ketengkuk leher bagian
belakang, skala nyeri 5
7) Dada
a) Bentuk dada : normal chest/ barrel chest/ pigeon chest
b) Payudara : ya/tidak
c) Retraksi dinding dada : ya/tidak
d) Suara nafas : vesikuler/tidak
e) Wheezing : ya/tidak
f) Ronchi : ya/tidak
g) Suara jantung tambahan : ada/tidak
h) Keluhan : ya/tidak
i) Jika ya , jelaskan : ...............................
8) Abdomen
a) Bentuk : distended/flat/lainnya
b) Nyeri takan : ya/tidak
c) Kembung : ya/tidak
15
d) Supel : ya/tidak
e) Bising Usus : ada/tidak , frekuensi :18 x/menit
f) Massa : ya/tidak , regio
g) Keluhan : ya/tidak
h) Jika ya , jelaskan : .............................
9) Genetalia
a) Kebersihan : baik/tidak
b) Frekuensi BAK : 8 x/hari
c) Frekuensi BAB : 1 hari sekali
d) Haemoroid : ya/tidak
e) Hernia : ya/tidak
f) Keluhan : ya/tidak
g) Jika ya , jelaskan : …..
10) Ekstremitas
a) Kekuatan otot (skala 1-5 ) : 5
Ket : 5555 5555
0 = Lumpuh 5555 5555
1 = Ada Kontraksi
2 = Melawan gravitasi dengan sokongan
3 = Melawan gravitasi tetapi tidak ada tahanan
4 = Melawan gravitasi dengan tahanan sedikit
5 = Melawan gravitasi dengan kekuatan penuh
16
j) Keluhan : ya/tidak
k) Jika ya , jelaskan : ..............
11) Integumen
a) Kebersihan : baik/tidak
b) Warna : pucat/tidak
c) Kelembapan : kering/lembab
d) Lesi/Luka : ya/tidak
e) Perubahan tekstur : ya/tidak
f) Gangguan pada kulit : ya/tidak
g) Keluhan : ya/tidak
h) Jika ya , jelaskan : ...............
12) Pemeriksaan penunjang ( jika dilakukan )
a) GDS : 158 mg/dl
b) Asam Urat : 5,6 mg/dl
c) Kolesterol : 173 mg/dl
17
(2) Sebatas kenal
(3) Mampu berinteraksi
(4) Mampu kejasama√
Hubungan dengan orang lain di lingkungan tempat tinggal :
(1) Tidak dikenal
(2) Sebatas kenal
(3) Mampu berinteraksi
(4) Mampu kejasama√
Kebiasaan lansia berinteraksi dengan sesama lansia disekitar tempat tinggal :
(1) Selalu
(2) Sering√
(3) Jarang
(4) Tidak pernah
Stabilitas emosi
(1) Labil
(2) Stabil√
(3) Iritabel
(4) Datar
Jelaskan : ……………………………………………………..
18
Cendrung mengurung diri ?
Bila lebih atau sama dengan satu jawaban “ya”
Keterangan : berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang lain
Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi,
meskipun ia anggap mampu.
19
Jumlah 1 porsi
Jenis makanan
nasi,sayur,lauk
(tidak ada
pantangan)
2 Minum 5 10√ Frekuensi 6-8x/hr
Jumlah 1600cc
Jenis Air putih
dan susu
3 Berpindah dari kursi roda ke 5 – 10 15√ Klien dapat
tempat tidur, sebaliknya berjalan dengan
normal
4 Personal toilet (cuci muka, 0 5√ Frekuensi 2x/hr
menyisir rambut, gosok gigi )
5 Keluar masuk toilet ( mencuci 5 10√ 2x/hari, untuk
pakaian, menyeka tubuh dan menyeka tubuh
menyiram )
6 Mandi 5 15 √ Frekuensi 2x/hr
7 Jalan di permukaan datar 0 5√ Tidak ada
keluhan
8 Naik turun tangga 5 10 √ Tidak ada
keluhan
9 Mengenakan pakaian 5 10 √ Tidak ada
keluhan
10 Kontrol bowel (BAB) 5 10√ Frekuensi : 1 hari
sekali
Konsistensi:
lembek
20
Keterangan
a. 130 : Mandiri√
b. 65 - 129: Ketergantungan sebagian
c. < 65 : Total Care
Score =
2
Interprestasi :
a. Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh √
b. Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat
21
Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini Mental
Status Exam) :
Orientasi.
Registrasi.
Perhatian.
Kalkulasi.
Mengingat kembali.
Bahasa.
22
Kemudian tanyakan kepada klien
ketiga tadi. (Untuk disebutkan)
23
Ambil kertas ditangan Anda, lipat dua
dan taruh di lantai.
Ambil kertas ditangan kanan.
Lipat dua.
Taruh dilantai.
Total : 24
Interprestasi hasil :
Jumlah total klien dan masukan ke dalam kategori berikut ini :
24 – 30 : Tidak ada gangguan kognitif √
18 – 23 : Gangguan kognitif sedang
0 – 17 : Gangguan kognitif berat
24
3 Alat Bantu Jalan :
0
Bedrest/dibantu perawat
Kruk/tongkat/walker 15 0
Berpegangan pada benda-benda disekitar (kursi,
30
lemari, meja)
4 Terapi Intravena : apakah saat ini lansia Tidak 0
0
Terpasang infuse ? Ya 20
5 Gaya berjalan/cara berpindah :
Normal/Bedrest/Immobile (tidak dapat bergerak 0
0
sendiri)
6. Lemah (tidak bertenaga) 10
7. Gangguan/tidak normal (pincang/diseret) 20
6 Status mental
0 0
8. Lansia menyadari kondisi dirinya
9. Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15
Total Nilai 0
Keterangan :
1. Data Fokus
25
melakukan aktivitas yang berat Barthel Indeks : 130 ( mandiri )
Klien mengatakan sakit kepala seperti
SPMSQ : 2 (Fungsi Intelektual utuh )
ditusuk-tusuk
MMSE score : 24 ( tidak ada gangguan
kognitif )
2. Analisa Data
No. Data Masalah Etiologi
1. DS:
• Klien mengatakan sering Nyeri kronis Vasokonstriksi
sakit kepala, dan sakit di pembuluh darah
bagian tengkuk belakang
• Klien mengatakan rasa nyeri Suplai darah ke otak
yang di rasakan hilang berkurang
26
• Tingkat Kesadaran : Penurunan metabolisme
Composmentis aerob
• GCS: 15
• TTV :TD:150/77 mmHg, Penumpukan laktat
N:74x/mnt S:36,4C RR:
22x/mnt
Nyeri kepala
• BB/TB : 58Kg / 150 cm
• GDS : 158 mg/dl
• Asam urat:5,6 mg/dl
• Kolesterol :173 mg/dl
• P : klien mengatakan nyeri
di rasakan bila melakukan
aktivitas yang berat.
• Q : nyeri terasa seperti di
tusuk-tusuk
• R : klien mengatakan nyeri
di tengkuk bagian belakang
• S : skala nyeri 5
• T : nyeri di rasakan hilang
timbul
DS :
2 Manajemen kesehatan
• Klien mengatakan tidak efektif
Kurang terpapar
mempunyai penyakit
informasi
hipertensi sudah kurang
27
lebih 3 th yang lalu
• Klien mengatakan
mengkonsusmi obat
hipertensi bila tensi
darahnya tinggi saja
DO:
• TD :150/77mmhg,N :
74×/mnt, S :36,4C RR :
22×/mnt
28
Klien mengatakan minum darah
DO:
Tingkat Kesadaran :
Composmentis
GCS : 15
TTV : TD 150/77 mmHg, N
74x/mnt S 36,4C RR
22x/mnt
BB/TB : 58Kg / 150 cm
BMI : 21,3 ( Normal: 18,5 –
24,9 )
GDS : 158 mg/dl
Asam urat:5,6 mg/dl
Kolesterol :173 mg/dl
Klien minum obatnya tidak
teratur,obat untuk 1 bulan
masih ada 12 tablet yang
belum diminum
29
1 Nyeri kronis berhubungan dengan 21 Juli 2021 22 Juli 2021 IRMA R
ketidak seimbangan neurotransmitter,
neuromodulator dan reseptor (D.0078)
B. PERENCANAAN KEPERAWATAN
(MELIPUTI TINDAKAN KEPERAWATAN INDEPENDEN DAN
INTERDEPENDEN)
Diagnosa
Tujuan dan Paraf &
Tgl. No. Keperawatan Rencana Tindakan
Kriteria Hasil nama jelas
(PES)
30
reseptor 2. Skala nyeri memperingan nyeri.
( D.0078) menurun.
3. Wajah Terapeutik:
meringis - Berikan tehnik non
menurun. farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Missal terapi pijat,
kompres hangat atau
dingin.
- Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri ( suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan )
- Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi :
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
- Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri.
- Ajarkan teknik non
farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian
analgetik bila perlu
Observasi:
Identitifikasi
31
pengetahuan tentang IRMA R
21/07/2 2 Manajemen pengobatan yang di
rekomendasikan
1 kesehatan
Setelah dilakukan Identifikasi penggunaan
tidak efektif asuhan pengobatan tradisional
berhubungan keperawatan dan kemungkinan efek
selama 3 x 24 jam terhadap pengobatan
kurang
di harapkan Terapeutic
terpapar
perilaku mengikuti - Fasilitasi informasi
informasi program/pengobat tertulis atau gambar
an,perilaku untuk meningkatkan
(D.0116)
menjalankan pemahaman
anjuran membaik - Berikan dukungan
(5) untuk menjalani
program pengobatan
Kriteria hasil : dengan baik dan benar
- Libatkan keluarga
Tanda dan
untuk memberikan
gejala penyakit
dukungan pada pasien
cukup
selama pengobatan
membaik (4)
Edukasi:
Resiko - Jelaskan manfaat dan
komplikasi/ma efek samping
salah kesehatan pengobatan
menurun (5) - Jelaskan cara
penyimpanan,pengisia
n kembali/pembelian
dan pemantauan obat
- Jelaskan keuntungan
dan kerugian program
pengobatan jika perlu
- Informasikan fasilitas
kesehatan yang dapat
di gunakan selama
pengobatan
- Anjurkan
mengkonsumsi obat
sesuai indikasi
- Anjurkan bertanya jika
ada sesuatu yang tidak
di mengerti sebelum
dan sesudah
pengobatan di lakukan
32
- Ajarkan kemampuan
melakukan pengobatan
mandiri
Observasi:
- Identifikasi penyebab
tekanan TIK
- Monitor tanda atau
gejala peningkatan TIK
Misal peningkatan
tekanan darah,
bradikardi, pola nafas
Setelah dilakukan ireguler.
asuhan - Monitor status
3 Risiko keperawatan pernafasan .
perfusi selama 2 x 24 jam
serebral tidak Perfusi serebral Terapeutik:
efektif meningkat
- Beri posisi semi fowler
berhubungan - Minimalkan stimulus
Kriteria hasil :
dengan dengan menyediakan
1) Tekanan lingkungan yang
hipertensi intracranial
tenang.
( D.0017 ) menurun.
2) Sakit kepala - Pertahankan suhu
menurun tubuh normal.
3) Tekanan darah Kolabirasi:
sistolik dan - Pemberian terapi anti
diastolik hipertensi
membaik
33
PELAKSANAAN KEPERAWATAN ( CATATAN KEPERAWATAN )
34
22x/mnt
Menganjurkan klien istirahat di tempat yang tenang
35
berkurang.
36
2
C. E V A L U A S I ( CATATAN PERKEMBANGAN )
P : Lanjutkan intervensi
37
3. 21/07/2021 belakang masih terasa
Jam 20.00
O: TTV : TD : 148/76 mmHg N : 70x/mnt S : 36 C
RR : 22x/m, GCS : 15 tanda-tanda peningkatan TIK
tidak ada
P : Hentikan intervensi
P : Lanjutkan intervensi
P : Hentikan intervensi
38
S : klien mengatakan akan rutin minum obat hipertensi
23/07/2021
O : klien tampak di awasi minum obat
2. Jam 20.00 IRMA R
WIB A : manajemen kesehatan tidak efektif belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
39
DOKUMENTASI
40
41
42