Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


DENGAN HIPERTENSI Ny. S DI KP.BUARAN RT.005/002
KECAMATAN SEPATAN KABUPATEN TANGERANG

Disusun Oleh :
IRMA RODIYANA
NIM: 21220119

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA


JAKARTA
2021

1
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Lansia


1. Definisi Lansia
Menurut Keliat dalam Maryam (2011), usia lansia merupakan sebagai tahap akhir
perkembangan pada daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
Usia yang dimaksud dengan lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah
mencapai usia diatas 60 tahun.

2. Klasifikasi Lansia
Klasifikasi Lansia Menurut Maryam (2008) dalam (Lisnawati,2018),
mengemukakan lima klasifikasi pada lansia antara lain :
1) Pra lansia adalah seseorang yang berusia 45-59 tahun
2) Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
3) Lansia risiko tinggi adalah seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/
seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan
4) Lansia potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
dan/atau kegiatan yang masih dapat menghasilkan barang/jasa
5) Lansia tidak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain

3. Batasan Umur Lansia


Batasan lansia menurut WHO ada empat yaitu usia pertengahan (middle age)
kelompok usia 45 sampai dengan 59 tahun, lansia (elderly) usia antara 60 sampai
dengan 74 tahun, lansia tua (old) usia antara 75 sampai dengan 90 tahun, dan usia
sangat tua (very old) usia diatas 90 tahun (Notoatmodjo, 2010).
Menurut (Badan Statistik Pusat, 2017) lansia di Indonesia dibagi menjadi tiga
kelompok umur 60-69 tahun (lansia muda), kelompok umur 70-79 tahun (lansia
madya) dan kelompok usia 80 tahun keatas (lansia tua).
1) Perubahan Sistem Kardiovaskuler Pada Lansia Dan Implikasi Klinik
Berikut ini merupakan perubahan struktur yang terjadi pada sistem
kardiovaskular akibat proses menua :
2
a) Penebalan dinding ventrikel kiri karena peningkatan densitas kolagen
dan hilangnya fungsi serat-serat elastis. Implikasi dari hal ini adalah
ketidakmampuan jantung untuk distensi dan penurunan kekuatan
kontraktil.
b) Jumlah sel-sel peacemaker mengalami penurunan dan berkas his
kehilangan serat konduksi yang yang membawa impuls ke ventrikel.
Implikasi dari hal ini adalah terjadinya disritmia.
c) Sistem aorta dan arteri perifer menjadi kaku dan tidak lurus karena
peningkatan serat kolagen dan hilangnya serat elastis dalam lapisan
medial arteri. Implikasi dari hal ini adalah penumpulan respon
baroreseptor dan penumpulan respon terhadap panas dan dingin.
d) Vena meregang dan mengalami dilatasi. Implikasi dari hal ini adalah
vena menjadi tidak kompeten atau gagal dalam menutup secara
sempurna sehingga mengakibatkan terjadinya edema pada ekstremitas
bawah dan penumpukan darah.

B. Konsep Dasar Hipertensi


1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain
seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah,
makin besar resikonya (NANDA,2015). Berdasarkan penyebabnya hipertensi
dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :

a. Hipertensi primer (esensial)


Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Faktor yang mempengaruhinya yaitu : Umur, jenis kelamin, genetik,
lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis sistem renin. Angiotensin
dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang
meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.
b. Hipertensi sekunder

3
Penyebabnya yaitu penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom
chusing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

2. Faktor Resiko
Faktor resiko hipertensi dapat dikelompokan mejadi dua yaitu
a. Faktor yang tidak dapat diubah.
Faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah antara lain adalah
Umur, Jenis Kelamin, dan Keturunan ( genetic )
b. Faktor yang dapat diubah.
Faktor resiko hipertensi yang dapat dirubah adalah factor yang
diakibatkan karena perilaku yang tidak sehat seperti merokok,
Obesitas, kurang Olahraga atau aktifitas fisik, konsumsi alcohol
berlebih, dan stress berlebihan.

3. Tanda dan Gejala


Gejala umum yang ditimbulkan akibat menderita hipertensi tidak sama
pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa gejala (Aspiani, 2015).
Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai
berikut:
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh

d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat


e. Telinga berdenging

4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jarak
saraf simpatis yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari
kolumnamedulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan
pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah

4
melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre-
ganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrine
mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat memengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstiktor. Klien dengan hipertensi sangat sensitif terhadap neropinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi. Pada
saat bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal menyekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal menyekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah keginjal,
menyebabkan pelepasan renin. Rennin yang dilepaskan merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
vasokonstriktor kuat, yang pada akhirnya merangsang sekresialdosteron oleh
korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler (Aspiani, 2015).
Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan hipertensi.

5. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas dan anemia
Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada
DM
2) BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal
3) Glukosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin
4) CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
5) EKG : dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian
5
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
6) IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : batu ginjal,
perbaikan ginjal
7) Photo dada : menunjukkan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.

6. Pathway

Hipertensi Primer Hipertensi sekunder

Umur /Lansia Genetik Gaya hidup Penyakit lain : Ginjal

Degeneratif Kelainan Aterosclerosis Adernaline meningkat


transport Na

Kekakuan Jantung memompa


Pelepasan renin
Pembuluh melawati sumbatan
darah Retensi Na
TD Meningkat

SVR Meningkat Urine


Menurun
Hipertensi

Vasokonstriksi Kurang Terpapar


Vasokostriksi pembuluh darah informasi
Pembuluh darah ke otak
jantung
Suplai darah ke Kurang
Suplai darah
otak berkurang pengetahuan
ke miokardium
berkurang
Suplai oksigen keotak
Nyeri dada berkurang

Penurunan Gangguan perfusi


metabolism aerob jaringan cerebral
Nyeri kepala

Penumpukan
Nyeri
laktat

6
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan faktor risiko hipertensi dengan cara non-farmakologis
Beberapa penatalaksanaan faktor risiko hipertensi dengan cara non-
farmakologis:
1. Pengaturan diet
Beberapa diet yang dianjurkan antara lain
a) Rendah garam
Diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada klien
hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi
stimulasi sistem rennin- angiotensin sehingga sangat berpotensi
sebagai anti hipertensi. Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-
mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
b) Diet tinggi kalium
Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi
mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat
menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh oksidanitrat
pada dinding vaskular.
c) Diet kaya buah dan sayur.
d) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
2. Penurunan berat badan.
3. Olahraga
4. Penerapan pola hidup yang baik dengan tidak merokok, tidak minum
alcohol.
5. Manajemen stress yang baik.

b. Penatalaksanaan faktor risiko hipertensi dengan cara medis

Klasifikasi obat hipertensi dibagi menjadi lima kategori berikut ini:


1. Diuretik (Hidroklorotiazid)
Hidroklorotiazid adalah diuretic yang paling sering diresepkan untuk
mengobati hiperten siringan. Hidroklorotiazid dapat diberikan sendiri pada
penderita hipertensi ringan atau penderita yang baru. Banyak obat

7
hipertensi dapat menyebabkan retensi cairan. Oleh karena itu, sering kali
diuretic diberi bersamaan hipertensi.
2. Menekan simpatetik (simpatolitik)
Penghambat adrenergik yang bekerja di sentral simpatolitik. Obat-obat ini,
seperti simpatolitik yang bekerja di pusat, menyebabkan retensi natrium
dan air dengan edema, dan sering kali diberikan diuretic untuk
menurunkan akumulasi cairan di tungkai.
3. Penghambat neuron adrenergik (simpatolitik yang bekerja perifer)
Penghambat neuron adrenergic merupakan obat anti hipertensi kuat
yang menghambat norepinefrin dari ujung saraf simpatis, sehingga
pelepasan norepinefrin menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan baik
curah jantung maupun tahanan vaskuler perifer menurun.

4. Vasodilator arteriola langsung

Vasilidator yang bekerja langsung adalah obat tahap III yang bekerja
dengan merelaksasikan otot-otot polos dari pembuluh darah terutama
arteri, sehingga menyebabkan vasodilatasi. Dengan terjadinya
vasodilatasi, tekanan darah akan turun dan natrium serta air tertahan,
sehingga terjadi edema perifer.

5. Penghambat saluran kalsium

Penghambat saluran kalsium menurunkan kontraksi otot polos jantung


atau arteri jantung dengan mengintervensi influx kalsium yang dibutuhkan
untuk kontraksi. Sebagian penghambat saluran kalsium bersifat lebih
spesifik untuk saluran lambat kalsium otot jantung; sebagian yang lebih
spesifik untuk saluran kalsium otot polos vaskular. Dengan demikian,
berbagai penyekat kalsium memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam menurunkan kecepatan denyut jantung,volumesekuncup,danTPR

8
8. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi dintaranya :

a. Stroke.
Stroke dapat terjadi akibat hemoragi akibat tekanan darah tinggi di otak, atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh, selain daerah otak yang tekanan
tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga aliran
darah ke otak yang diperdarahi berkurang. Arteriotak yang mengalami
arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan
terbentuknya aneurisma.
b. Infark miokard
Infark miokard dapat terjadi apabila arterikoroner yang arterosklerotik tidak
dapat mensuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk
thrombus yang menghambat aliran darah melewati pembuluh darah. Pada
hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium
mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung.

c. Gagal ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
pada kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya glomerulus, aliran darah
ke nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan
kematian. Dengan rusaknya membrane glomerulus, protein akan keluar
melalui urine sehingga tekanan osmotic koloid plasma berkurang dan
menyebabkan edema, yang sering dijumpai pada hipertensi kronis.
d. Ensefalopati
Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi, terutama pada hipertensi maligna
(hipertensi yang meningkat cepat dan berbahaya). Tekanan yang sangat
tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan
mendorong cairan keruang interstisial di seluruh susunan saraf pusat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arianto,PSBudi.2016.Faktor Resiko Kejadian Hipertensi Sistolik Terisolasi Pada Lansia


Tahun 2014 ;3.Available from : http://repository.usu.ac.id /handle/ 123456789/58759
{Accesed15juli2018}

DepkesRI,2005.Profil Kesehatan Indonesia Sehat 2010

DepkesRI,2011.Profil Indonesia Sehat. Jakarta, PT Rineka Cipta

Depkes Sumbar,2010.Jakarta:Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas

Fatimah.,2010.Merawat manusia Lanjut usia.TransInfomedia.Jakarta


Kumar, Vinay. Et.al.2007. Buku Ajar Patologi Robbins. Vol.2Ed.7. Jakarta:EGC. {Accesed 15
Juli2018}

LeonardE,PikirBS. 2015.Hipertensi Manajemen Komprehensif. Surabaya :AUP ;1

McPhee SJ, Ganong WF. 2011. Patofisiologi Penyakit: Pengantar Menuju Kedokteran
KlinisEdisiV.Jakarta:EGC;341–342

Ma’rifatulLilikAzizah.,2011.Keperawatan lanjut usia.Graha ilmu.Jogjakarta.

Notoatmodjo, Metedologi Penelitian. Jakarta, PT Rineka Cipta Nugroho,2008. Panduan

Kesehatan untuk Lansia.Jakarta Gramedia

N.Richard.Mitchell.Et.al.2008.Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbins dan Coutran.


Jakarta: EGC

Price,Sylvia Anderson.2005.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit .Jakarta : EGC.

10
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK

Nama Mahasiswa : IRMA RODIYANA


NIM : 21220119
Tanggal Pengkajian :21 JULi 2021
Ruangan :
Diagnosa Medis : Hipertensi

I. Identitas
A. Nama : Ny. S
B. Umur : 64 Tahun
C. Alamat : Buaran
D. Pendidikan : SD
E. Tanggal masuk panti :
F. Jenis Kelamin : Perempuan
G. Suku : Sunda
H. Agama : Islam
I. Status perkawinan : Janda

II. Status kesehatan saat ini


Klien mengatakan memiliki penyakit hipertensi dan mengkonsumsi obat anti hipertensi bila
tensi darahnya tinggi. Klien mengatakan sering sakit kepala dan sakit pada bagian tengkuk
belakang. Klien mengatakan rasa nyeri yang di rasakan hilang timbul memberat bila
melakukan aktifitas berat. Nyeri terasa seperti di tusuk-tusuk,skala nyeri 5,nyeri di rasakan
hilang timbul.

III. Riwayat kesehatan masa lalu


Klien mengatakan mempunyai Penyakit darah tinggi sejak 3 tahun yang lalu,klien
mengatakan kadang-kadang pusing.

11
IV. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan bahwa orang tua (Ibu ) mempunyai penyakit darah tinggi.

Genogram

Keterangan :

: Perempuan

: Laki-laki

: Meninggal

: Hubungan keluarga

: Klien

: Tinggal satu rumah

12
V. Pengkajian
persistem ( jelaskan kondisi klien lanjut usia sesuai system di bawah meliputi
pernyataan, hasil pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya )
a. Keadaan umum
1) Tingkat Kesadaran : Composmentis
2) GCS : 15
3) TTV : TD:150/77 mmHg, N:74x/mnt S:36,4C RR: 22x/mnt
4) BB/TB : 48Kg / 150 cm
5) Bagaimana postur tulang belakang Lansia :
 Tegap (√)
 Bungkuk
 Kifosis
 Skoliosis
 Lordosis
6) Keluhan : klien merasakan nyeri kepala dan bagian tengkuk
belakang, klien mengatakan rasa nyeri yang di rasakan terkadang mengganggu
aktivitasnya, klien mengatakan nyeri di rasakan bila melakukan aktivitas yang
berat atau kecapaian.

b. Indeks Massa Tubuh

1) BMI : BB(kg)
(TB(m) x TB(m))
48
1,5x1,5
21,3
Klasifikasi nilai :
1. Kurang : < 18.5
2. Normal :18,5 -24,99
3. Berlebih : 25 – 29.9
4. Obesitas : > 30

13
c. Head to Toe
1) Kepala :
a) Kebersihan : kotor/bersih
b) Kerontokan rambut : ya/tidak
c) Keluhan : ya/tidak
d) Jika ya, jelaskan : Tidak ada
2) Mata
1) Konjungtiva : anemis/tidak
2) Sklera : ikterik/tidak
3) Stabismus : ya/tidak
4) Penglihatan : kabur/tidak
5) Peradangan : ya/tidak
6) Katarak : ya/tidak
7) Penggunaan kacamata : ya/tidak
8) Keluhan : ya/tidak
9) Jika ya , jelaskan : tidak ada
3) Hidung
a) Bentuk hidung : simetris/tidak
b) Peradangan : ya/tidak
c) Penciuman : terganggu/tidak
d) Keluhan : ya/tidak
e) Jika ya , jelaskan : Tidak ada
4) Mulut, Tenggorokan
a) Kebersihan : baik/tidak
b) Mukosa : kering/lembab
c) Peradangan : ya/tidak
d) Gigi : karies/tidak , ompong/tidak
e) Radang gusi : ya/tidak
f) Kesulitan mengunyah : ya/tidak

14
g) Keluhan lain : ya/tidak
h) Jika ya , jelaskan : tidak ada

5) Telinga
a) Kebersihan : bersih/tidak
b) Peradangan : ya/tidak
c) Pendengaran : terganggu/tidak
d) Jika ya , jelaskan : ..tidak ada..

6) Leher
a) Pembesaran kelenjar tyroid : baik/tidak
b) JVD(Jugularis Vena Distensi) : ya/tidak
c) Kaku kuduk : ya/tidak
d) Keluhan : ya/tidak
Jika ya , jelaskan : Mengeluh nyeri kepala sampai ketengkuk leher bagian
belakang, skala nyeri 5

7) Dada
a) Bentuk dada : normal chest/ barrel chest/ pigeon chest
b) Payudara : ya/tidak
c) Retraksi dinding dada : ya/tidak
d) Suara nafas : vesikuler/tidak
e) Wheezing : ya/tidak
f) Ronchi : ya/tidak
g) Suara jantung tambahan : ada/tidak
h) Keluhan : ya/tidak
i) Jika ya , jelaskan : ...............................
8) Abdomen
a) Bentuk : distended/flat/lainnya
b) Nyeri takan : ya/tidak
c) Kembung : ya/tidak

15
d) Supel : ya/tidak
e) Bising Usus : ada/tidak , frekuensi :18 x/menit
f) Massa : ya/tidak , regio
g) Keluhan : ya/tidak
h) Jika ya , jelaskan : .............................
9) Genetalia
a) Kebersihan : baik/tidak
b) Frekuensi BAK : 8 x/hari
c) Frekuensi BAB : 1 hari sekali
d) Haemoroid : ya/tidak
e) Hernia : ya/tidak
f) Keluhan : ya/tidak
g) Jika ya , jelaskan : …..
10) Ekstremitas
a) Kekuatan otot (skala 1-5 ) : 5
Ket : 5555 5555
0 = Lumpuh 5555 5555
1 = Ada Kontraksi
2 = Melawan gravitasi dengan sokongan
3 = Melawan gravitasi tetapi tidak ada tahanan
4 = Melawan gravitasi dengan tahanan sedikit
5 = Melawan gravitasi dengan kekuatan penuh

b) Rentang gerak : maksimal/terbatas


c) Deformitas : ya/tidak
d) Tremor : ya/tidak
e) Edema : ya/tidak , pitting edema/tidak
f) Penggunaan alat bantu :ya/tidak , jenis…………
g) Nyeri persendian : ya/tidak
h) Paralysis : ya/tidak
i) CRT : ≤ 2 detik

16
j) Keluhan : ya/tidak
k) Jika ya , jelaskan : ..............
11) Integumen
a) Kebersihan : baik/tidak
b) Warna : pucat/tidak
c) Kelembapan : kering/lembab
d) Lesi/Luka : ya/tidak
e) Perubahan tekstur : ya/tidak
f) Gangguan pada kulit : ya/tidak
g) Keluhan : ya/tidak
h) Jika ya , jelaskan : ...............
12) Pemeriksaan penunjang ( jika dilakukan )
a) GDS : 158 mg/dl
b) Asam Urat : 5,6 mg/dl
c) Kolesterol : 173 mg/dl

VI. Pola aktifitas sehari


– hari
Pagi hari klien mandi dan sholat shubuh, sarapan pagi ,berjemur. untuk siang hari sholat
dzuhur, makan siang, terkadang tidur siang terkadang ngobrol dengan anak cucu, untuk
sore hari: mandi, sholat ashar berkumpul dengan anak dan cucu, malam hari; sholat magrib
dan isya setelah sholat magrib klien makan malam, menonton tv bersama keluarga jika ada
pengajian klien mengikuti pengajian rutin 1x seminggu, klien tidur antara jam 21.00 WIB.

VII. Pengkajian psikososial dan spiritual


a. Psikososial ( kemampuan sosialisasi klien saat ini, sikap klien terhadap orang
lain, harapan klien dalam berhubungan dan kepuasan klien dalam membina
hubungan )
PENGKAJIAN PSIKOSOIAL
Hubungan dengan anggota keluarga :
(1) Tidak dikenal

17
(2) Sebatas kenal
(3) Mampu berinteraksi
(4) Mampu kejasama√
Hubungan dengan orang lain di lingkungan tempat tinggal :
(1) Tidak dikenal
(2) Sebatas kenal
(3) Mampu berinteraksi
(4) Mampu kejasama√
Kebiasaan lansia berinteraksi dengan sesama lansia disekitar tempat tinggal :
(1) Selalu
(2) Sering√
(3) Jarang
(4) Tidak pernah
Stabilitas emosi
(1) Labil
(2) Stabil√
(3) Iritabel
(4) Datar
Jelaskan : ……………………………………………………..

b. Identifikasi masalah emosional meliputi pertanyaan :


Pertanyaan tahap satu :
 Apakah klien mengalami sulit tidur ? tidak
 Apakah klien sering gelisah ? tidak
 Apakah klien sering murung dan menangis sendiri ? tidak
 Apakah klien sering was-was atau khawatir ? tidak
( lanjut kepertanyaan tahap dua apabila klien menjawab “ya” satu atau lebih dari satu )

Pertanyaan tahap dua


 Keluhan lebih dari tiga bulan atau lebih dari satu kali dalam sebulan ?
 Ada banyak masalah atu fikiran ?
 Ada masalah dengan keluarga ?
 Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter ?

18
 Cendrung mengurung diri ?
Bila lebih atau sama dengan satu jawaban “ya”

MASALAH EMOSIONAL POSITIF


c. Spiritual
Agama, kegiatan keagamaan, konsep dan keyakinan klien tentang kematian dan
harapan klien terhadap kehidupan spiritualnya.
Agama: islam, Kegiatan keagamaan: megikuti acara pengajian rutin 1 kali dalam 1
minggu, Klien memahami semua orang akan meninggal oleh karena itu klien
melakukan ibadah rutin di usia yang sudah tua.

VIII. Pengkajian status


fungsional klien
 KATZ Indeks :
Termasuk katagori yang manakah klien
A. Mandiri dalam hal makan, kontinen dalam BAB/BAK, menggunakan pakaian, pergi ke
toilet, berpindah dan mandi.√
B. Mandiri, semuanya kecuali salah satu dari fungsi di atas.
C. Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain.
D. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi yang lain.
E. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian ke toilet dan satu fungsi yang lain.
F. Mandiri, kecuali mandiri berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain.
G. Ketergantungan untuk semua fungsi di atas.
H. Lain-lain.

Keterangan : berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang lain
Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi,
meskipun ia anggap mampu.

Modifikasi dari Barthel Indeks


Termasuk yang manakah klien ? (lingkari)

NO. KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN


BANTUAN
1 Makan 5 10√ Frekuensi 3x

19
Jumlah 1 porsi
Jenis makanan
nasi,sayur,lauk
(tidak ada
pantangan)
2 Minum 5 10√ Frekuensi 6-8x/hr
Jumlah 1600cc
Jenis Air putih
dan susu
3 Berpindah dari kursi roda ke 5 – 10 15√ Klien dapat
tempat tidur, sebaliknya berjalan dengan
normal
4 Personal toilet (cuci muka, 0 5√ Frekuensi 2x/hr
menyisir rambut, gosok gigi )
5 Keluar masuk toilet ( mencuci 5 10√ 2x/hari, untuk
pakaian, menyeka tubuh dan menyeka tubuh
menyiram )
6 Mandi 5 15 √ Frekuensi 2x/hr
7 Jalan di permukaan datar 0 5√ Tidak ada
keluhan
8 Naik turun tangga 5 10 √ Tidak ada
keluhan
9 Mengenakan pakaian 5 10 √ Tidak ada
keluhan
10 Kontrol bowel (BAB) 5 10√ Frekuensi : 1 hari
sekali
Konsistensi:
lembek

11 Kontrol bladder (BAK) 5 10√ Frekuensi : 8x/hr


Warna : kuning
jernih
12 Olah raga / latihan 5 10√ Frekuensi :tidak
pernah
13 Rekreasi / pemanfaatan waktu 5 10√ Jenis : nonton TV
luang Frekuensi : 2-
3x/hari

20
Keterangan
a. 130 : Mandiri√
b. 65 - 129: Ketergantungan sebagian
c. < 65 : Total Care

IX. Pengkajian Status Mentas Gerontik


Identifikasi tingkat kerusakan intelektu dengan menggunakan Shorf Portable Mental
Status Questioner (SPMSQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1 – 10 pada daftar ini dan catat semua jawaban.
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan.

BENAR SALAH NO PERTANYAAN


√ 01 Tanggal berapa hari ini ? 21 Juli 2021
√ 02 Hari apa sekarang ini ? Rabu
√ 03 Apa nama tempat ini ? Rumah
√ 04 Dimana alamat anda ? Buaran
√ 05 Berapa umur anda ? 64 tahun
√ 06 Kapan anda lahir ? 1958
√ 07 Siapa Presiden Indonesia sekarang ? Jokowi
√ 08 Siapa Presiden Indonesia sebelumnya ? SBY
√ 09 Siapa nama Ibu anda ? Manih
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan pengurangan 3 dari
setiap angka baru, semua secara menurun
17,14,11,8,5,2

Score =
2

Interprestasi :
a. Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh √
b. Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat

21
Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini Mental
Status Exam) :
 Orientasi.
 Registrasi.
 Perhatian.
 Kalkulasi.
 Mengingat kembali.
 Bahasa.

NO ASPEK NILAI NILAI KRITERIA


KOGNITIF MAKSIMAL KLIEN
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :
(Sekarang)  Tahun 2021
 Musim kadang panas kadang
hujan
 Tanggal 21
 Hari Rabu
 Bulan Juli
Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang berada ?
(Sekarang ada Negara Indonesia
dimana) ▪ Negara Indonesia
▪ Propinsi Banten
▪ Kabupaten Tangerang
▪ Ruangan Rumah

2 Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 benda (oleh


pemeriksaan) 1 detik untuk
mengatakan masing-masing benda.
Masing-masing benda mendapatkan
nilai 1.
 Kursi
 Meja
 Kertas

22
Kemudian tanyakan kepada klien
ketiga tadi. (Untuk disebutkan)

3 Perhatian dan 5 2 Minta klien untuk memulai dari angka


kalkulasi 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5
kali/tingkat (Nilai 1 untuk jawaban
benar, hentikan setelah 5
jawaban)93,86,79,72,65
 93
 86
 79
 72
 65
4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga
kembali benda pada No. (registrasi) tadi. Bila
(Recall) benar, 1 point untuk masing-masing
benda
 Kursi
 Meja
 Kertas
5 Bahasa 9 6 Tunjukan pada klien suatu benda dan
tanyakan namanya pada klien.
 (misal hp)
 (misal pensil)

Minta klien untuk mengulang kata


berikut :
 “tanpa kalau dan atau tetapi”.0
Bila benar, nilai satu point.

Minta klien untuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri dari 3 langkah:

23
Ambil kertas ditangan Anda, lipat dua
dan taruh di lantai.
 Ambil kertas ditangan kanan.
 Lipat dua.
 Taruh dilantai.

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut (Bila aktifitas sesuai dengan
perintah nilai 1 point.
 Pejamkanlah mata anda.0

Perintahkan pada klien untuk menulis


satu kalimat secara spontan
 Tulis satu kalimat.

Responden diminta menyalin gambar


 Menyalin Gambar.

Total : 24
Interprestasi hasil :
Jumlah total klien dan masukan ke dalam kategori berikut ini :
24 – 30 : Tidak ada gangguan kognitif √
18 – 23 : Gangguan kognitif sedang
0 – 17 : Gangguan kognitif berat

Morse Fall Scale


No Pengkajian Skala Nilai Ket
1 Riwayat Jatuh apakah lansia pernah jatuh Tidak 0
0
dalam 3 bulan terakhir? Ya 25
2 Diagnosa Sekunder : apakah lansia memiliki Tidak 0
0
Lebih dari satu penyakit ? Ya 25

24
3 Alat Bantu Jalan :
0
 Bedrest/dibantu perawat
 Kruk/tongkat/walker 15 0
 Berpegangan pada benda-benda disekitar (kursi,
30
lemari, meja)
4 Terapi Intravena : apakah saat ini lansia Tidak 0
0
Terpasang infuse ? Ya 20
5 Gaya berjalan/cara berpindah :
 Normal/Bedrest/Immobile (tidak dapat bergerak 0
0
sendiri)
6. Lemah (tidak bertenaga) 10
7. Gangguan/tidak normal (pincang/diseret) 20
6 Status mental
0 0
8. Lansia menyadari kondisi dirinya
9. Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15
Total Nilai 0

Keterangan :

Tingkat Resiko Nilai MFS Tindakan


Tidak Resiko 0 – 24 Perawatan dasar standar √
Resiko Rendah 25 – 30 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh
Resiko Tinggi >31 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh resiko
tinggi.

1. Data Fokus

Data Subyektif Data Obyektif


 Klien mengatakan memiliki penyakit  Tingkat Kesadaran : Composmentis
hipertensi kurang lebih 3 th yang lalu  GCS : 15
 Klien mengatakan mengkonsumsi obat  TTV :TD:150/77 mmHg, N:74x/mnt
hipertensi bila tensi darahnya tinggi S:36,4C RR: 22x/mnt
saja  BB/TB : 48Kg / 150 cm
 Klien mengatakan sering sakit kepala  BMI : 21,3 ( Normal: 18,5 – 24,9 )
dan sakit pada bagian tengkuk belakang  GDS : 158 mg/dl
 Klien mengatakan rasa nyeri di rasakan  Asam urat:5,2 mg/dl
hilang timbul memberat bila
 Kolesterol :173 mg/dl

25
melakukan aktivitas yang berat  Barthel Indeks : 130 ( mandiri )
 Klien mengatakan sakit kepala seperti
 SPMSQ : 2 (Fungsi Intelektual utuh )
ditusuk-tusuk
 MMSE score : 24 ( tidak ada gangguan
kognitif )

 Klien minum obatnya tidak teratur, obat


untuk 1 bulan masih ada 12 tablet lagi
yang belum di minum

 Skala nyeri 5 ( 0-10 )

2. Analisa Data
No. Data Masalah Etiologi
1. DS:
• Klien mengatakan sering Nyeri kronis Vasokonstriksi
sakit kepala, dan sakit di pembuluh darah
bagian tengkuk belakang
• Klien mengatakan rasa nyeri Suplai darah ke otak
yang di rasakan hilang berkurang

timbul dan memberat bila


melakukan aktifitas yang Suplai oksigen keotak
berat. berkurang
DO:

26
• Tingkat Kesadaran : Penurunan metabolisme
Composmentis aerob

• GCS: 15
• TTV :TD:150/77 mmHg, Penumpukan laktat
N:74x/mnt S:36,4C RR:
22x/mnt
Nyeri kepala
• BB/TB : 58Kg / 150 cm
• GDS : 158 mg/dl
• Asam urat:5,6 mg/dl
• Kolesterol :173 mg/dl
• P : klien mengatakan nyeri
di rasakan bila melakukan
aktivitas yang berat.
• Q : nyeri terasa seperti di
tusuk-tusuk
• R : klien mengatakan nyeri
di tengkuk bagian belakang
• S : skala nyeri 5
• T : nyeri di rasakan hilang
timbul

DS :
2 Manajemen kesehatan
• Klien mengatakan tidak efektif
Kurang terpapar
mempunyai penyakit
informasi
hipertensi sudah kurang

27
lebih 3 th yang lalu

• Klien mengatakan
mengkonsusmi obat
hipertensi bila tensi
darahnya tinggi saja

DO:

• Klien tampak tidak rutin


minum obat

• TD :150/77mmhg,N :
74×/mnt, S :36,4C RR :
22×/mnt

• GDS : 158 mg/dl

• Asam urat:5,6 mg/dl

• Kolesterol :173 mg/dl

• Klien minum obatnya tidak


teratur,obat untuk 1 bulan
masih ada 12 tablet yang
belum diminum

3. Risiko Perfusi serebral


DS:
tidak efektif

 Klien mengatakan sering Hipertensi

sakit kepala dan sakit di


bagian tengkuk belakang Vasokonstriksi pembuluh

28
 Klien mengatakan minum darah

obat bila tensinya tinggi


saja Risiko perfusi cerebral
tidak efektif
 Klien mengatakan
mempunyai penyakit
hipertensi 3 tahun yang lalu

DO:
 Tingkat Kesadaran :
Composmentis
 GCS : 15
 TTV : TD 150/77 mmHg, N
74x/mnt S 36,4C RR
22x/mnt
 BB/TB : 58Kg / 150 cm
 BMI : 21,3 ( Normal: 18,5 –
24,9 )
 GDS : 158 mg/dl
 Asam urat:5,6 mg/dl
 Kolesterol :173 mg/dl
 Klien minum obatnya tidak
teratur,obat untuk 1 bulan
masih ada 12 tablet yang
belum diminum

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas)


Tanggal Tanggal Nama
No. Diagnosa Keperawatan (P&E)
Ditemukan Teratasi Jelas

29
1 Nyeri kronis berhubungan dengan 21 Juli 2021 22 Juli 2021 IRMA R
ketidak seimbangan neurotransmitter,
neuromodulator dan reseptor (D.0078)

21 Juli 2021 23 Juli 2021


2 Manajemen kesehatan tidak efektif IRMA R
berhubungan dengan kurang terpapar
informasi(D.0116)
21 Juli 2021 22 Juli 2021
3 Risiko perfusi serebral tidak efektif IRMA R

berhubungan dengan hipertensi


( D.0017 )

B. PERENCANAAN KEPERAWATAN
(MELIPUTI TINDAKAN KEPERAWATAN INDEPENDEN DAN
INTERDEPENDEN)
Diagnosa
Tujuan dan Paraf &
Tgl. No. Keperawatan Rencana Tindakan
Kriteria Hasil nama jelas
(PES)

21/7/21 1 Nyeri kronis Setelah dilakukan Observasi: IRMA R


berhubungan asuhan - Identifikasi
dengan keperawatan 1 x lokasi,karakteristik,
ketidak 24 jam Tingkat durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas
seimbangan nyeri menurun
nyeri.
neurotransmi dengan kriteria - Identifikasi skala nyeri
tter, hasil : - Identifikasi respon
nyeri non verbal
neuromodula 1. Keluhan nyeri
- Identifikasi faktor yang
tor dan menurun memperberat dan

30
reseptor 2. Skala nyeri memperingan nyeri.
( D.0078) menurun.
3. Wajah Terapeutik:
meringis - Berikan tehnik non
menurun. farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Missal terapi pijat,
kompres hangat atau
dingin.
- Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri ( suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan )
- Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi :

- Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
- Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri.
- Ajarkan teknik non
farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri.

Kolaborasi:

Kolaborasi pemberian
analgetik bila perlu

Observasi:

 Identitifikasi

31
pengetahuan tentang IRMA R
21/07/2 2 Manajemen pengobatan yang di
rekomendasikan
1 kesehatan
Setelah dilakukan  Identifikasi penggunaan
tidak efektif asuhan pengobatan tradisional
berhubungan keperawatan dan kemungkinan efek
selama 3 x 24 jam terhadap pengobatan
kurang
di harapkan Terapeutic
terpapar
perilaku mengikuti - Fasilitasi informasi
informasi program/pengobat tertulis atau gambar
an,perilaku untuk meningkatkan
(D.0116)
menjalankan pemahaman
anjuran membaik - Berikan dukungan
(5) untuk menjalani
program pengobatan
Kriteria hasil : dengan baik dan benar
- Libatkan keluarga
 Tanda dan
untuk memberikan
gejala penyakit
dukungan pada pasien
cukup
selama pengobatan
membaik (4)
Edukasi:
 Resiko - Jelaskan manfaat dan
komplikasi/ma efek samping
salah kesehatan pengobatan
menurun (5) - Jelaskan cara
penyimpanan,pengisia
n kembali/pembelian
dan pemantauan obat
- Jelaskan keuntungan
dan kerugian program
pengobatan jika perlu
- Informasikan fasilitas
kesehatan yang dapat
di gunakan selama
pengobatan
- Anjurkan
mengkonsumsi obat
sesuai indikasi
- Anjurkan bertanya jika
ada sesuatu yang tidak
di mengerti sebelum
dan sesudah
pengobatan di lakukan

32
- Ajarkan kemampuan
melakukan pengobatan
mandiri

Observasi:

- Identifikasi penyebab
tekanan TIK
- Monitor tanda atau
gejala peningkatan TIK
Misal peningkatan
tekanan darah,
bradikardi, pola nafas
Setelah dilakukan ireguler.
asuhan - Monitor status
3 Risiko keperawatan pernafasan .
perfusi selama 2 x 24 jam
serebral tidak Perfusi serebral Terapeutik:
efektif meningkat
- Beri posisi semi fowler
berhubungan - Minimalkan stimulus
Kriteria hasil :
dengan dengan menyediakan
1) Tekanan lingkungan yang
hipertensi intracranial
tenang.
( D.0017 ) menurun.
2) Sakit kepala - Pertahankan suhu
menurun tubuh normal.
3) Tekanan darah Kolabirasi:
sistolik dan - Pemberian terapi anti
diastolik hipertensi
membaik

33
PELAKSANAAN KEPERAWATAN ( CATATAN KEPERAWATAN )

Tgl./ No. Paraf dan


Tindakan Keperawatan dan Hasil
Waktu DK. Nama Jelas
21/07/20 1,2,3
21 Melakukan pengkajian IRMA R
16.00 1.
Hasil : klien kooperatif
WIB
Mengidentifikasi lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri, skala nyeri.
Hasil : klien kooperatif menyebutkan lokasi,
karakteristik,frekuensi dan skala nyeri.
Membantu mengidentifikasi faktor – factor yang
memperberat dan meringankan nyeri.
Hasil : nyeri bila beraktivitas yang berat dan kecapaian
Mengajarkan tehnik relaksasi mengurangi nyeri dengan
tarik nafas dalam dan memberikan kompres hangat .
Hasil : klien mengikuti apa yang di ajarkan

Mengidentifikasi pengetahuan tentang pengobatan yang di


rekomendasikan
Hasil : klien mengerti tentang pengobatan yang harus
dilakukan
Memberikan dukungan untuk menjalani program
2. pengobatan dengan baik dan benar
Hasil : klien bersedia
Memonitor tanda dan gejala peningkatan TIK
Hasil : TD : 150/77mmhg N : 74x/m S : 36,4 C RR :

34
22x/mnt
Menganjurkan klien istirahat di tempat yang tenang

Memberikan terapi anti hipertensi

Hasil : Candesartan 1 x 8mg


3.

Mengidentifikasi skala nyeri

Hasil : skala nyeri 4

Mengontrol aktivitas yang memperberat nyeri

Hasil : klien mengindari aktivitas yang memperberat nyeri


seperti menaiki tangga

Menganjurkan klien untuk istirahat dan memberikan posisi


semi fowler
22/07/21 1.
Hasil : klien merasa nyaman
16.00
Menjelaskan manfaat dan efek samping obat

Hasil : klien kooperatif

Menginformasikan fasilitas kesehatan yang dapat di


gunakan selama pengobatan

Hasil : klien berobat ke klinik langganan

Mengidentifikasi tanda-tanda TIK

2. Hasil : TD : 140/80mmhg N : 84x/m S : 36 C RR : 20x/m

Menganjurkan klien untuk istirahat di tempat yang tenang

Memberikan obat anti hipertensi

Hasil : Candesartan 1x 8mg

3. Mengevaluasi kondisi klien

Hasil : Klien mengatakan kondisi sudah membaik nyeri sdh

35
berkurang.

Menganjurkan bertanya jika ada sesuatu yang tidak di


mengerti sebelum dan sesudah pengobatan di lakukan

Mengajarkan kemampuan melakukan pengobatan mandiri


23/7/21 1. (self-medication) IRMA R
16.00

Mengidentifikasi tanda-tanda resiko peningkatan TIK

2. Hasil : TD : 140/80mmhg N : 80x/m S : 36 C RR : 20x/m


sakit di tengkuk belakang berkurang sakit kepala sudah
hilang

Memberikan terapi anti hipertensi


IRMA R
Hasil : Candesartan 1x 8mg
23/07/21
1 Mengevaluasi kondisi klien
16.00
Hasil : klien mengatakan kondisi sudah membaik dan nyeri
sudah tidak ada

Menganjurkan bertanya jika ada sesuatu yang tidak


2 dimengerti sebelum dan sesudah pengobatan dilakukan

Mengajarkan kemampuan melakukan pengobatan sendiri


(self-meditation)
3
Mengidentifikasi resiko tanda-tanda peningkatan TIK

Hasil : TD :140/80 mmhg N:80 x/m S:36 C RR:20x/m

2 Sakit di tengkuk belakang berkurang, sakit di kepala sudah


hilang

2 Memberikan terapi anti hipertensi

Hasil : Candesartan 1 x 8mg


3

36
2

C. E V A L U A S I ( CATATAN PERKEMBANGAN )

No. Hari/Tgl./ Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf dan


DK. Jam (Mengacu pada tujuan) Nama Jelas
21/07/2021
1 Jam 20.00 S : Klien mengatakan nyeri masih terasa IRMA R

O :skala nyeri : 5 (0-10),wajah klien tampak meringis

TTV : TD : 150/77 mmHg. N : 74x/mnt. RR 22 x/mnt


S: 36.4 C

A: Gangguan rasa nyama nyeri kronis

P : Lanjutkan intervensi

S : klien mengatakan bosan minum obat


2.
O : klien tampak di awasi minum obat
A : manajemen kesehatan tidak efektif
P : Lanjutkan intervensi

S : Klien mengatakan sakit kepala dan tengkuk

37
3. 21/07/2021 belakang masih terasa
Jam 20.00
O: TTV : TD : 148/76 mmHg N : 70x/mnt S : 36 C
RR : 22x/m, GCS : 15 tanda-tanda peningkatan TIK
tidak ada

A : Resiko perfusi cerebral tidak efektif belum teratasi


P : Lanjutkan intervensi
S : Klien mengatakan nyeri sudah tidak ada

1. 22/07/2021 O : skala nyeri : 3 (0-10) ekspresi wajah tampak tenang IRMA R


TD : 140/80mmhg N : 84x/m S : 36 C RR : 20x/mnt

A: Nyeri kronis teratasi

P : Hentikan intervensi

S : klien mengatakan akan rutin minum obat


2.
O : klien tampak di awasi minum obat

A : Manajemen kesehatan tidak efektif

P : Lanjutkan intervensi

S : klien mengatakan sakit kepala di tengkuk belakang


sudah tidak ada
3.
O : TD : 140/80mmhg N : 84x/m S : 36 C RR : 20x/m

Tidak ada tanda - tanda peningkatan TIK

A : Resiko perfusi cerebral tidak efektif teratasi

P : Hentikan intervensi

38
S : klien mengatakan akan rutin minum obat hipertensi
23/07/2021
O : klien tampak di awasi minum obat
2. Jam 20.00 IRMA R
WIB A : manajemen kesehatan tidak efektif belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

TINDAKAN APA YANG SUDAH IBU BERIKAN UNTUK MASING2 DIAGNNOSA

1. UNTUK DIAGNOSA NYERI


2. RSIKO PERFUSI UNTUK DEFISIT PENEGETAHUAN TERUSKAN DENGAN
PENDKES DAN PEMEBERIAN TERAPI KOMPLEMENTER

39
DOKUMENTASI

40
41
42

Anda mungkin juga menyukai