Anda di halaman 1dari 21

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA

(STIKes PERTAMEDIKA)
IRMA RODIYANA
11192075/Akt. NR X111/2021
Program Profesi SI Keperawatan

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan


keluarga Bapak E Khususnya Ibu I dengan
Hipertensi
Topik : Hipertensi dan Nutrisinya
Pokok Bahasan : Perawatan pasien dengan hipertensi
Sasaran : Keluarga Bapak E khususnya Ibu I
Hari/Tanggal : Minggu, 11 April 2021
Waktu : 30 Menit
Tempat :Kp.Buaran RT 005/02 Desa Jati mulya
kecamatan sepatan timur tangerang

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama ± 30 menit, keluarga
Bapak E khususnya Ibu I dapat memahami dan mengerti tentang penyakit
hipertensi dan nutrisinya serta mengontrol dan melakukan pengobatan di
rumah dengan benar

B. Tujuan Instruksional Khusus


Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai setelah pembelajaran ini antara
lain:
Kognitif : Keluarga Bapak E khususnya Ibu I mampu menjelaskan
tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, akibat
(komplikasi), cara perawatan dengan hipertensi dan
nutrisnya serta mendemonstrasikan cara pembuatan obat
tradisional secara sederhana untuk penderita hipertensi.
.
Afektif: Keluarga Bapak E khususnya Ibu I memahami bahwa
penyakit hipertensi dapat dikontrol.
Psikomotor: Adanya perubahan perilaku pada keluarga binaan, setelah
diberikan penyuluhan kesehatan mengenai perawatan
keluarga dengan hipertensi dan keluarga mampu
menunjukkan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan untuk hipertensi.

C. Materi
1. Mampu menyebutkan pengertian hipertensi.
2. Mampu menyebutkan penyebab hipertensi.
3. Mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi.
4. Mampu menyebutkan komplikasi hipertensi.
5. Mampu menyebutkan nutrisi untuk penderita hipertensi
6. Mampu menyebutkan cara perawatan hipertensi di rumah

D. Strategi Penyampaian
1. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan dengan
sub topik diit pada hipertensi antara lain:
a. Ceramah
Metode ini digunakan sebagai pengantar untuk memberikan
penekanan pengertian hipertensi dan cara perawatannya
b. Stimulasi
Stimulasi digunakan bila penyuluh menjelaskan tentang penyakit
hipertensi sehingga klien dapat mengerti dengan jelas.
c. Tanya Jawab
Metode ini digunakan baik pada saat dilangsungkannya
penyuluhan atau pada saat diakhirinya penyuluhan yang
memungkinkan klien mengemukakan hal-hal yang belum
dimengerti.

E. Media dan Alat


1. Power point tentang hipertensi

F. Penataan Strategi Pengorganisasian

Keterangan:
= Media
= Penyaji
= Keluarga

G. Penetapan Strategi Pengorganisasian


Materi Hipertensi Terlampir

H. Kegiatan Pembelajaran Kesehatan Evaluasi

No Kegiatan Kegiatan Klien Alat dan Waktu


Pembelajaran Bahan
yang
digunakan

1 Pendahuluan 3 menit

a. Perkenalan a. Menjawab
Mengucapkan salam,
salam, mendengarka
memperkenalkan n
diri, b. Menyimak
b. Tujuan c. Menyimak
Menjelaskan
tujuan umum dan
tujuan khusus.
c. Kontrak waktu
Memberitahu
waktu yang akan
digunakan dan
strategi
pelaksanaan.

2 Kegiatan Inti 15
Menit

a. Pengertian Klien menyimak Power


hipertensi point
b. Penyebab
hipertensi
c. Tanda dan gejala
hipertensi
d. Komplikasi
hipertensi
e. Nutrisi untuk
hipertensi
f. Cara perawatan
pasien dengan
hipertensi

3 Penutupan 12
Menit

a. Tanya jawab a. Diharapkan


dengan peserta mau
memberikan bertanya
kesempatan tentang materi
kepada peserta yang belum
untuk bertanya
tentang materi dimengerti.
yang belum b. Menjawab
dimengerti. pertanyaan
b. Evaluasi dengan yang
mengajukan diberikan
pertanyaan penyuluh.
secara lisan.

c. Mengucapkan Menjawab salam


salam

I. Evaluasi
1. Prosedur : Setelah proses penyuluhan kesehatan
2. Waktu : 6 Menit
3. Bentuk Soal : Lisan
4. Jumlah Soal : 6 Buah

Kleluarga mampu menyebutkan ;


1. Apa yang anda tahu tentang pengertian hipertensi?
2. Apa yang anda tahu tentang penyebab hipertensi?
3. Apa yang anda tahu tentang tanda dan gejala dari hipertensi?
4. Apa yang anda tahu tentang tentang komplikasi hipertensi?
5. Apa yang anda tahu nutrisi untuk penderita hipertensi?
6. Bagaimana pencegahan dan cara merawat hipertensi?

Keluarga mampu mengontrol hipertensi.


Keluarga mampu merawat keluarga dengan hipertensi
Keluarga mampu dan mengetahui menunjukkan makananan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk hipertensi
LAMPIRAN MATERI

A. DEFINISI
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi
secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan
diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi
merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).

B. KLASIFIKASI
Keadaan tekanan darah pada seseorang sangat bervariasi tergantung dari
kondisi fisik dan emosional yang sedang dialami. Tekanan darah seseorang
cenderung naik ketika sedang beraktivitas, emosi, dan mengalami stress dan
sebaliknya ketika tidur dan relaksasi tekanan darah seseorang menjadi
menurun (Fajar, 2015)
Tabel 1 Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Grade
Kategori Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi ≥ 140 ≥ 90
Derajat 1 140 – 159 90 – 99
Derajat 2 ≥ 160 ≥ 100
Sumber : (The Seventh Report of The Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
dalam Noviyanti, 2015).
C. ETIOLOGI
Beberapa penyebab dari banyaknya kasus hipertensi ini tidak diketahui secara
pasti dan cenderung hipertensi tersebut datang secara tiba-tiba tanpa gejala
sebelumnya. Berikut ini ada beberapa hal yang menyebabkan hipertensi atau
tekanan darah tinggi antara lain :
1. Faktor genetik atau keturunan
Factor keturunan memang selalu memainkan peranan penting dari
timbulnya suatu penyakit yang dibawa oleh gen keluarga. Bila salah satu
anggota keluarga atau orang tua memiliki tekanan darah tinggi, maka
anak pun memiliki resiko yang sama dan bahkan resiko tersebut lebih
besar disbanding yang diturunkan oleh gen orang tua.
2. Usia
Usia juga mempengaruhui tekanan darah seseorang, semakin
bertambahnya usia maka tekanan darah pun akan semakin meningkat.
Namun usia yang semakin tua pun tekanan darah dapat dikendlikan
dengan tetap menjaga pola asupan makan, rajin berolahraga dan
melakukan pemeriksaan rutin tekanan darah.
3. Garam
Garam mempunyai peluang yang sangat besar dalam meningkatkan
tekanan darah secara cepat. Ditambah pada mereka yang sebelumnya
memiliki Riwayat terhadap penyakit diabetes, hipertensi ringan dan
mereka yang berusia diatas 45 tahun.
4. Kolesterol
Kolesterol yang identik dengan lemak berlebih yang tertimbun pada
dinding pembuluh darah. Pembuluh darah yang dipenuhi dengan
kolesterol ini akan mengalami penyempitan dan mengakibatkan tekanan
darah pun meningkat.
5. Obesitas / kegemukan
Seseorang yang memiliki berat badan berlebih atau kegemukan
merupakan peluang besar terserang hipertensi.
6. Stress
Stress dapat memicu suatu hormone dalam tubuh yang mengendalikan
pikiran seseorang. Jika mengalami stress hal tersebut dapat
mengakibatkan tekanan darah semakin tinggi dan meningkat, tak hanya
itu mampu mempengaruhi mood atau perasaan seseorang terhadap suatu
emosi jiwa.
7. Rokok
Kandungan nikotin dan zat senyawa kimia yang cukup bahaya yang
terdapat pada rokok juga memberikan peluang besar seseorang menderita
hipertensi terutama pada mereka yang termasuk dalam perokok aktif. Tak
hanya mengakibatkan hipertensi, zat rokok yang terhirup dan masuk ke
dalam tubuh akan meningkatkan resiko pada penyakit diabetes melitus
serangan jantung dan stroke.
8. Kafein
Kafein banyak terdapat pada kopi, teh dan minuman bersoda. Kopi dan
teh jika dikonsumsi melebihi Batasan normal dalam penyajian akan
mengakibatkan hipertensi. Sebenarnya kopi memiliki manfaat yang baik
bagi tubuh terutama bagi pria dewasa dalam hormone seksualnya, begitu
pula dengan teh mengandung antioksidan yang sangat baik dan diperlukan
oleh tubuh. Untuk itu batasi asupan minum kopi dan teh minimal 1
cangkir = 100ml.
9. Minuman beralkohol
Minuman beralkohol seperti bir, wiski, minuman yang dibuat dari ragi
tuak dsb. Minuman alcohol ini juga dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi.
10. Kurang olah raga
Kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga membuat organ tubuh dan
pasokan darah maupun oksigen menjadi tersendat sehingga meningkatkan
tekana darah. Dengan melakukan olahraga teratur sesuai dengan
kemampuan dapat menurunkan tekanan darah tinggi.
D. TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI
Gejala hipertensi bervariasi pada msing-masing individu dan hampir sama
dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-gejalanya yaitu adalah :

 Sakit kepala
 Jantung berdebar-debar
 Sulit bernapas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat
 Mudah Lelah
 Penglihatan kabur
 Wajah memerah
 Sering buang air kecil, terutama dimalam hari
 vertigo
Penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 : (Triyanto, 2014)
1. Hipertensi Esensial / Primer / Idiopatik
Hipertensi esensial atau primer sampai saat ini belum diketahui
penyebabnya. Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi
esensial sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder. Onset
hipertensi primer terjadi pada usia 30-50 tahun. Faktor resiko pada
hipertensi primer diantaranya adalah : riwayat keluarga, usia yang
bertambah lanjut, ras (sering terjadi pada orang kulit hitam), obesitas,
kebiasaan merokok, asupan natrium dalam jumlah besar, asupan lemak
jenuh dalam jumlah besar, konsumsi alkohol secara berlebihan, stres, dan
diabetes melitus (Kowalak, 2011)
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,
antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid
(hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme).
3. Stenosis arteri ginjal
Stenosis arteri ginjal adalah suatu kondisi yang harus mendapat perhatian
khusus. Penyempitan arteri yang memasok darah ke ginjal (stenosis arteri
ginjal) menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi. Keadaan ini dapat
diperbaiki dengan pembedahan atau dilatas (melebarkan arteri). Pada
dilatasim sebuah tabung fleksibel dengan balon kecil di ujung dimasukkan
ke dalam arteri di selangkangan. Balon diletakkan tepat pada bagian arteri
yang menyempit. Balon selanjutnya dipompa sehingga memekarkan
daerah yang sempit sehingga aliran darah ke ginjal dan sekitarnya
kembali lancar. Fungsi ginjal seringkali meningkat jika pembedahan dan
proses dilatasi berhasil. Apabila telah dilakukan balonisasi dan tekanan
darah masih tinggi makan tekanan darah tersebut dapat diturunkan dengan
pemberian obat.
4. Gagal ginjal
Penderita gagal ginjal biasanya juga membutuhkan perawatan tekanan
darah tinggi. Tekanan darah yang tinggi pada penderita ini terutama
disesabkan oleh kegagalan ginjal dalam mengatur jumlah garam dan air
dalam tubuh. Apabila penderita menjalankan perawatan dialisis (cuci
darah) biasanya tekanan darahnya sudah dapat dikendalikan. Namun,
sebagian penderita masih tetap harus minum obat untuk menjaga tetap
normal.
5. Kelebihan noradrenalin
Penyebab tekanan darah tinggi lainnya adalah gangguan kelenjar adrenal.
Penyebab ini jarang dijumpai. Namun, bila ada kasus, termasuk gangguan
yang dapat disembuhkan. Kelenjar adrenal terdapat tepat di atas tiap-tiap
ginjal. Kelenjar adrenal mempunyai lapisan dalam dan luar yang dapat
mengeluarkan berbagai hormon ke dalam aliran darah. Bagian dalam
kelenjar disebut medula yang mengeluarkan adrenalin atau hormon yang
dihasilnya sebagai akibat rasa takut, marah, dan latihan. Adrenalin dapat
meningkatkan denyut jantung. Selain itu, medula juga menghasilkan
hormon noradrenalin yang juga menyebabkan kontraksi otot arteri dan
meningkatkan tekanan darah.
Kadang-kadang tumor jinak adrenal (phaeochromocytoma) juga
menyebabkan peningkatan tekanan darah dari akibat kelebihan
noradrenalin dalam darah. Gejala serangan berupa banyak keringat,
palpitasi, dan sakit kepala hebat, tetapi keadaan ini sangat jarang terjadi.
Diagnosis ditegakkan dengan tes darah dan air seni yang sederhana.
Selain itu, pembesaran kelenjar adrenal juga dapat terlihat pada
pemeriksaan sidik tubuh (body scan). Hipertensi akibat terlalu banyak
noradrenalin dapat dikendalikan dengan obat, tetapi untuk
kesembuhannya diperlukan tindakan bedah.
6. Sindrom cushing dan Aldosteronisme
Sindrom ini merupakan suatu keadaan yang sangat jarang terjadi.
Keadaan ini sebagai akibat adanya tumor atau pertumbuhan yang
berlebihan dari lapisan luar kelenjar adrenal. Pada keadaan ini, dihasilkan
hormon stres lain yaitu kortisol atau hormon lain yang disebut aldosteron
hormon yang mengakibatkan ginjal menahan garam (atau sodium) dan
melepaskan kalium.
Terlalu banyak kortisol (hormon stres) dapat memicu suatu kondisi yang
dikenal sebagai sindroma cushing (sama dengan nama ahli bedah
Amerika yang menemukannya). Sindroma cushing mengakibatkan
pertambahan berat badan yang amat cepat, tekanan darah tinggi, dan
kadang-kadang memicu diabetes.
Bentuk sindrom yang sering ditemukan merupakan akibat tumor jinak
kelenjar hipofise di dasar otak yang merangsang kelenjar adrenal untuk
menghasilkan kortisol. Pengobatan biasanya dengan pembedahan. Selain
sindrom cushing, produksi aldosteron (hormon yang mengakibatkan
ginjal menahan garam dan melepaskan kalsium) yang berlebihan atau
aldosteronisme dapat menyebabakan hipertensi dengan kadar kaliym yang
rendah dalam darah. Kadar kalium yang rendah menimbulkan kelemahan
otot dan hilangnya kemampuan memekatkan air seni. Diagnosis
ditegakkan dengan tes darah dan kelenjar adrenal yang abnormal diangkat
melalui tindakan bedah.
Para ahli membagi dua kelompok faktor resiko pemicu timbulnya hipertensi,
yaitu faktor yang tidak dapat dikontrolm dan faktor yang dapat dikontrol.
(Dalimartha, 2008)
1. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol
a. Keturunan
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua maka
dugaan hipertensi esensial lebih besar. Hipertensi juga banyak
dijumpai pada penderita yang kembar monozigot (satu telur) apabila
salah satunya menderita hipertensi. dugaan ini menyokong bahwa
faktor genetik mempunyai peran dalam terjadinya hipertensi.
b. Jenis Kelamin
Hipertensi lebih mudah menyerang kaum laki-laki daripada
perempuan. Hal itu kemungkinan karena laki-laki banyak memiliki
faktor pendorong terjadinya hipertensi, seperti stres, kelelahan, dan
makan tidak terkontrol. Adapun hipertensi pada perempuan
peningkatan resiko terjadi setelah masa menopause (sekitar 45 tahun).
c. Usia
Pada umumnya, hipertensi menyerang pria pada usia di atas 31 tahun,
sedangkan pada wanita terjadi setelah usia 45 tahun (menopause)

2. Faktor resiko yang dapat diubah

Beberapa faktor yang dapat dikontrol antara lain sebagai berikut:


a. Kegemukan
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari
populasi hipertensi. Telah dibuktikan pula bahwa faktor ini
mempunyai kaitan erat dengan terjadinya hipertensi di kemudian hari.
Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan
hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan
hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita hipertensi
dengan berat badan normal.
b. Konsumsi garam berlebih
Garam mempunyai sifat menahan air. Konsumsi garam yang
berlebihan dengan sendirinya akan menaikkan tekanan darah.
Sebaiknya hindari pemakaian garam yang berlebihan atau makanan
yang diasinkan.
c. Kurang olahraga
Olahraga isotonik, seperti bersepeda, jogging, dan aerobik yang teratur
dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan
tekanan darah. Orang yang kurang aktif berolahraga pada umumnya
cenderung mengalami kegemukan. Olahraga juga dapat mengurangi
atau mencegah obesitas serta mengurangi asupan garam ke dalam
tubuh. Garam akan keluar dari dalam tubuh bersama keringat.
d. Merokok dan Konsumsi alcohol
Hipertensi juga dirangsang oleh adanya nikotindalam batang rokok
yang dihisap seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nikotin
dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh darah.
Selain itu, nikotin juga dapat menyebabkan terjadinya pengapuran
pada dinding pembuluh darah. Efek dari konsumsi alkohol juga
merangsang hipertensi karena adanya peningkatan sintesis katekolamin
yang dalam jumlah besar dapat memicu kenaikan tekanan darah.
e. Stres
Stres dapat meningkatkan tekanan darah dalam jangka waktu pendek
dengan cara mengaktifkan bagian otak dan sistem saraf yang biasanya
mengendalikan tekanan darah secara otomatis. Stres sulit untuk diberi
batasan atau diukur karena peristiwa yang menimbulkan stres pada
seseorang belum tentu sama. Tidak dapat ditentukan apakah ada
sedikit peningkatan tekanan akibat stres yang berulangkali hingga pada
akhirnya akan menyebabkan tekanan darah tinggi yang menetap.
Namun, beberapa petunjuk dari hasil penelitian ahli mendukung
pendapat tersebut.

E. MANIFESTASI KLINIS
Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada
hipertensi esensial. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala
dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ sasaran seperti
pada ginjal, otak, dan jantung. Gejala-gejala yang umum terjadi pada pasien
hipertensi (Dalimartha, 2008) :
1. Pusing
2. Mudah marah
3. Telinga berdenging
4. Mimisan (jarang)
5. Sesak nafas
6. Rasa berat di tengkuk
7. Mudah lelah
8. Mata berkunang-kunang

F. KOMPLIKASI
1. Penyakit jantung koroner

Penyakit ini sering dialami penderita hipertensi sebagai akibat terjadinya


pengapuran pada dinding pembuluh darah jantung. Penyempitan lubang
pembuluh darah jantung menyebabkan berkurangnya aliran darah pada
beberapa bagian otot jantung. Hal ini menyebabkan rasa nyeri di dada dan
dapat berakibat gangguan pada otot jantung. Bahkan, dapat menyebabkan
timbulnya serangan jantung.
2. Gagal jantung

Tekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat
untuk memompa darah. Kondisi itu berakibat otot jantung akan menebal
dan meregang sehingga daya pompa otot menurun. Pada akhirnya, dapat
terjadi kegagalan kerja jantung secara umum. Tanda-tanda adanya
komplikasi yaitu sesak nafas, nafas putus-putus (pendek), dan terjadi
pembengkakan pada tungkai bawah serta kaki.
3. Kerusakan pembuluh darah otak (Stroke)
Beberapa penelitian di luar negri mengungkapkan bahwa hipertensi
menjadi penyebab utama pada kerusakan pembuluh darah otak. Ada dua
jenis kerusakan yang ditimbulkan yaitu pecahnya pembuluh darah dan
rusaknya dinding pembuluh darah. Dampak akhirnya, seseorang bisa
mengalami stroke dan kematian.
4. Gagal ginjal

Gagal ginjal merupakan peristiwa di mana ginjal tidak dapat berfungsi


sebagaimana mestinya. Ada dua jenis kelainan ginjal akibat hipertensi
yaitu nefrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna. nefrosklerosis
benigna terjadi pada hipertensi yang berlangsung lama sehingga terjadi
pengendapan fraksi-fraksi plasma pada pembuluh darah akibat proses
menua. Hal itu akan menyebabkan daya permeabilitas dinding pembuluh
darah berkurang. Adapun nefrosklerosis maligna merupakan kelainan
ginjal yang ditandai dengan naiknya tekanan diastol di atas 130 mmHg
yang disebabkan terganggunya fungsi ginjal.

G. PENGOBATAN
1. Pengobatan Non-Obat (Non Farmakologis)

Pengobatan ini terbukti dapat mengontrol tekanan darah sehingga


pengobatan farmakologis tidak lagi diperlukan atau sekurang-kurangnya
ditunda. Selain itu, pada keadaan saat obat anti hipertensi diperlukan,
pengobatan non farmakologis dapat digunakan sebagai pelengkap untuk
mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik (Dalimartha, 2008).

Pengobatan non farmakologis di antaranya dengan melakukan hal-hal


berikut :
a. Mengatasi obesitas atau menurunkan kelebihan berat badan
b. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Cara pengobatan itu akan
lebih baik jika digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan
farmakologis.
c. Ciptakan keadaan rileks. Berbagai cara relaksasi, seperti meditasi,
yoga, atau hipnosis dapat dilakukan untuk mengontrol sistem syaraf
yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
d. Melakukan olahraga, seperti aerobik atau jalan cepat selama 30-45
menit sebanyak 3-4 kali seminggu
e. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol yang berlebihan.

2. Pengobatan Farmakologis
a. Pengobatan hipertensi dilandasi oleh beberapa prinsip sebagai berikut:
b. Pengobatan hipertensi sekunder yang lebih mendahulukan pengobatan
penyebab hipertensi
c. Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan
darah dan mengurangi timbulnya komplikasi
d. Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat
anti hipertensi
e. Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan
kemungkinan seumur hidup

H. PENCEGAHAN
Tekanan darah yang meningkat terlalu drastis dapat menimbulkan kondisi
fatal, seperti kelumpuhan, gagal ginjal, gangguan ginjal yang parah dan
edema. Hipertensi esensial memang belum ada obatnya sehingga untuk
mengatasi dan mencegah keadaan yang lebih parah dapat dilakukan dengan
mengombinasikan antara obat-obatan, diet, olahraga, dan gaya hidup yang
baik secara teratur.

Pada hipertensi sekunder, upaya pencegahan ataupun pengobatanya


ditekankan pada upaya untuk menghilangkan atau memperkecil faktor
pemicu yang menjadi penyebab timbulnya hipertensi.

Penderita hipertensi yang tergolong ringan boleh dikatakan tidak memerlukan


obat, tetapi dapat dikontrol melalui sikap hidup sehari-hari. Pengontrolan
sikap hidup inilah yang merupakan langkah pencegahan yang sangat baik
bagi penderita hipertensi.

Hal-hal yang merupakan tindakan pencegahan bagi penderita hipertensi:


1. Diet rendah lemak dengan mengurangi atau menghindari makanan
berminyak, seperti gorengan, daging yang berlemak, susu full cream, dan
kuning telur.
2. Diet rendah garam. Batasi pemakaian garam dan makanan yang
diasinkan, seperti cumi asin, ikan asin, telur asin, dan kecap asin.
3. Hindari konsumsi daging kambing, buah durian, dan minuman beralkohol
tinggi.
4. Lakukan olahraga secara teratur dan terkontrol, seperti jalan kaki cepat,
berlari, naik sepeda, dan berenang.
5. Berhenti merokok
6. Berhenti minum kopi
7. Turunkan berat badan bagi penderita obesitas
8. Hindari stres dengan gaya dan sikap hidup yang lebih santai
9. Obati penyakit penyerta, seperti kencing manis, hipertiroid, kolesterol
tinggi.

(Dalimartha, 2008)

Diit Hipertensi
1. Perbedaan Diit Dengan Makanan Biasa : konsumsi lemak dibatasi,
konsumsi Cholesterol dibatasi, konsumsi kalori dibatasi untuk yang
terlalu gemuk atau obesitas , Makanan yang boleh dikonsumsi
2. Makanan Yang Boleh Dikonsumsi
a. Sumber kalori : Beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-
tepungan, gula.
b. Sumber protein hewani : Daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang
lebih 50 gram perhari, telur ayam,telur bebek paling banyak satu butir
sehari, susu tanpa lemak.
c. Sumber protein nabati : Kacang-kacangan kering seperti
tahu,tempe,oncom.
d. Sumber lemak : Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.
e. Sayuran : Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti
bayam,kangkung,buncis, kacang panjang, taoge, labu siam, oyong,
wortel.
f. Buah-buahan : Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh
dalam jumlah terbatas.
g. Bumbu : Pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih,
garam tidak lebih 15 gram perhari.
h. Minuman : Thea  encer, coklat encer, juice buah.
3. Makanan Yang Tidak Boleh Dikonsumsi
a. Makanan yang banyak mengandung garam : Biscuit,krakers,cake dan
kue lain yang dimasak dengan garam dapur atau soda/ Dendeng,
abon,cornet beaf,daging asap,ham, ikan asin,ikan pindang, sarden ikan
teri, telur asin/ Keju, margarine dan mentega.
b. Makanan yang banyak mengandung kolesterol : Makanan dari hewan
seperti otak,ginjal,hati,limfadan jantung.
c. Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh. Lemak hewan 
:sapi,babi,kambing,susu jenuh,cream, keju, mentega. Kelapa, minyak
kelapa,margarine,alpokat.
d. Makanan yang banyak menimbulkan gas : Kool, sawi, lobak, dll.

Obat Tradisional Untuk Hipertensi


Banyak tumbuhan obat yang telah lama digunakan oleh masyarakat secara
tradisional untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hal yang
perlu diinformasikan kepada masyarakat adalah cara penggunaannya, dosis,
serta kemungkinan adanya efek samping yang tidak diketahui. Obat – obat
tradisional tersebut diantaranya:
1. Buah Belimbing Manis
Buah ini dapat mengontrol tekanan darah dalam keadaan normal dan juga
bisa menurunkan tekanan darah bagi mereka yang sudah mengalaminya.
Caranya yaitu buah belimbing yang sudah masak diparut halus. Kemudian
parutan belimbing diperas sehingga menjadi satu gelas sari belimbing. Air
perasan ini diminum setiap pagi, lakukan selama tiga minggu sampai satu
bulan. Setelah satu bulan sari belimbing ini dapat diminum dua hari
sekali. Tidak perlu menambahkan gula pasir atau sirup pada air perasan.
Bagi mereka yang sudah terlanjur menderita hipertensi, sebaiknya
gunakan buah belimbing yang besar sehingga air perasannya lebih
banyak.

2. Daun Seledri

Siapkan daun seledri yang masih segar sebanyak 40gram. Lalu daun
tersebut direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin,
disaring. Hasil saringan diminum 2 kali sehari sama banyaknya, pagi dan
sore hari.
3. Mentimun Dapat dimakan langsung, atau dapat di parut kemudian
diminum
4. Rebusan Daun Salam

Rebus 10-15 lembar daun salam segar maupun kering dengan 3 gelas air
sampai tersisa 1 gelas, minum 2 kali sehari masing-masing ½ gelas.
Diminum pada pagi dan sore hari
DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, Setiawan. (2008). Care Yourself Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus.


Fajar, I.W.G. (2015). Pengaruh Deep Breathing menggunakan aroma terapi
kenanga terhadap tekanan darah lansia yang mengalami hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Payangan.
Kowalak, J.P. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif. (2009). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
Triyanto, E. (2014). Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi secara
Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai