DOSEN PENGAMPUH:
NS. BAYU DWISETYO S. KEP M. KEP
DISUSUN OLEH :
i
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
C. Evaluasi ............................................................................................. 9
A. Pelaksanaan .................................................................................... 10
A. Kesimpulan .................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri ulu hati merupakan salah satu tanda gejala yang khas pada
penderita gastritis. Definisi nyeri secara umum merupakan perasaan tidak
nyaman yang sangat subyektif dan hanya yang mengalami dapat menjelaskan
dan mengevaluasi perasaan tersebut. Nyeri di bagi menjadi dua yaitu nyeri
akut dan nyeri kronis.Nyeri akut biasanya berlangsung tidak lebih dari 3
bulan dan nyeri kronis berlangsung lebih dari 3 bulan. (Mubarak et al., 2015).
Nyeri pada gastritis timbul karena pengikisan mukosa yang dapat
menyebabkan kenaikan mediator kimia seperti prostaglandin dan histamine
pada lambung yang ikut berperan dalam merangsang reseptor
nyeri.(Sukarmin, 2012).Menurut World Health Organization (WHO 2013),
kejadian gastritis di dunia, adalah 22% di Inggris, 31% di China, 14,5% di
Jepang, 35% di Kanada, dan 29,5% di Perancis. Di asia tenggara sekitar
1
583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Gastritis biasanya dianggap
sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis merupakan awal dari sebuah
penyakit yang dapat menyusahkan seseorang. Presentase dari angka kejadian
gastritis di indonesia menurut WHO adalah 40,8% dan angka kejadian
gastritis di beberapa daerah di indonesia cukup tinggi dengan prevalensi
274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk (Kurnia, 2011). Gastritis
merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat
inap di rumah sakit di indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%) (Depkes,
2013)
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 120 menit diharapkan siswa
dapat memahami dan menerapkan kebiasaan tentang menjaga kesehatan
gigi dan mulut.
2. Tujuan Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang kesehatan gigi dan
mulut selama 120 menit siswa dapat mengetahui :
a. pengertian Gastritis
b. Bagaimana proses terjadinya gastritis
c. Penyebab Gastritis
d. Tanda dan gejala Gastritis
e. Jenis-jenis sakit gastritis
f. Bahaya jika gastritis tidak ditangani
g. Cara mencegah sakit gastritis
C. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan sistematika
penulisan yang terdiri dari: BAB I Pendahuluan berisi tentang: Latar belakang,
Tujuan penulisan, Sistematika penulisan; BAB II Satuan Acara Penyuluhan
berisi tentang: satuan acara penyuluhan, materi penyuluhan, evaluasi; BAB III
Penutup berisi tentang: Kesimpulan, dan Saran.
2
BAB II
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Waktu : 30 menit
1. Latar Belakang
Setelah dilakukan pengkajian kepada keluarga Tn. Y.S,
didapatkan data bahwa keluarga menderita gastritis dan kurang
mengetahui dan memahami mengenai Penyakit gastritis.sehingga saya
melakukan penyuluhan tentang penyakit gastritis yang di mulai dari
pengkajian, analisa data, skoring masalah, intervensi dan implementasi
keperawatan
3
alami keluarga dan melakukan tindakan pencegahan dan perawatan
gastritis
4. Materi
Dalam penyuluhan, materi yang disampaikan adalah:
a. pengertian Gastritis
b. Bagaimana proses terjadinya gastritis
C. Penyebab gastritis
d. Tanda dan gejala Gastritis
e. Jenis-jenis sakit gastritis
f. Bahaya jika gastritis tidak ditangani
g. Cara mencegah sakit gastritis
5. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
6. Media
1. Pengkajian
2. Leaflet
4
7. Kegiatan Penyuluhan
N Uraiankegiatan Kegiatan
O Penyuluh peserta
1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
(5 menit ) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan maksud
dan tujuan 3. Mendengarkan
penjelasan
5
3. Penutup 1. Menyimpulkan 1. Menyimak ,
(5menit ) materi yang telah mendengarkan dan
diberikan memahami
penjelasam yang
diberikan
2. Memberikan 2. Menanyakan hal –
kesempatan kepada hal yang belum
keluarga untuk dimengert
bertanya tentang hal -
hal yang belum
dimengerti 3. Menjawab salam
3. Mengucapkan salam
6
5. Apa sajakah bahaya jika gastritis tidak di tangani?
6. Apakah ada cara untuk mencegah gastritis?
10. Sumber
Djuwita, I dan Sridadi.1993.Pendidikan kesehatan gastritis.
Jakarta:Departemen Kesehatan
Herijulianti,dkk.2002.Pendidikan Kesehatan gaa.Jakarta EGC
https://www.google.com/amp/s/childroaddotnet.wordpress.com/2012/
02/07/sap-kesehatan-gastritis/amp/
B. Materi Penyuluhan
1. Pengertian
Gastritis merupakan penyakit pada lambung yang terjadi akibat
peradangan dinding lambung. Pada dinding lambung atau lapisan mukosa
lambung ini terdapat kelenjar yang menghasilkan asam lambung dan
enzim pencernaan yang bernama pepsin. Untuk melindungi lapisan
mukosa lambung dari kerusakan yang diakibatkan asam lambung, dinding
lambung dilapisi oleh lendir (mukus) yang tebal. Apabila mukus tersebut
rusak, dinding lambung rentan mengalami peradangan.
3. Penyebab Gastritis
Terdapat beberapa hal yang bisa menyebabkan gastritis, di antaranya:
Infeksi bakteri H. pylori-Efek samping konsumsi obat untuk mengurangi
gejala peradangan secara berkala
a. Stres
7
b. Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
c. Penyalahgunaan obat-obatan
d. Reaksi autoimun
e. Pertambahan usia
f. Infeksi bakteri dan virus
g. Penyakit Crohn
h. Penyakit HIV/AIDS
i. Refluks empedu
j. Anemia pernisiosa
k. Muntah kronis
8
a. Konsumsi makanan dalam porsi kecil, sehingga beban kerja lambung
tidak terlalu berat.
b. Makan secara perlahan dan kunyahlah makanan hingga halus sebelum
menelannya.
c. Hindari makanan yang mengandung kadar asam tinggi, seperti jeruk
dan tomat.
d. Batasi konsumsi minuman berkafein, karena kafein memicu lambung
untuk menghasilkan lebih banyak asam.
e. Batasi konsumsi makanan pedas, berlemak, berminyak, atau berserat
tinggi.
f. Batasi konsumsi alkohol, karena alkohol dapat menyebabkan iritasi
pada lapisan rongga perut.
g. Jangan berbaring setelah makan.
h. Berhenti merokok.
i. Istirahat cukup. Usahakan kepala berada posisi yang lebih tinggi,
sehingga proses pencernaan ke dalam usus dapat berlangsung baik.
j. Hindari berolahraga saat perut dalam keadaan penuh. Lakukan olahraga
sebelum makan atau tunggu setidaknya 1 jam setelah makan.
k. Mengendalikan stress dengan meditasi atau yoga.
l. Hindari mengonsumsi obat-obatan yang menyebabkan nyeri lambung.
Obat-obatan tersebut meliputi obat antiinflamasi nonsteroid.
C. Evaluasi
1. Prosedur : Post tes dan Pre test
2. Bentuk : Esai
3. Jenis : Tertulis
Bentuk pertanyaan
1. Apakah pengertian Gastritis?
2. Bagaimana penyakit gastritis bisa terjadi?
3. Apakah penyebab Gastritis?
4. Apa saja tnda dan gejala gastritis
5. Apa sajakah bahaya jika gastritis tidak di tangani?
9
BAB III
LAPORAN PELAKSANAAN PENYULUHAN
A. Pelaksanaan
a. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pendidikan kesehatan keluarga
dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2021, dimulai pukul 04.00
sampai dengan pukul 05:00. Oleh Arselia Armelinda Rumambi (
mahasiswi semester 6 Stikes muhammadiyah manado )
Pelaksanaan diawali dengan perkenalan dan menjelaskan
tujuan pendidikan kesehatan tentang " kesiapan peningkatan
pengetahuan penyakit gastritis ”, kemudian menjelaskan materi yang
disampaikan.
b. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan dilaksanakan di
Rumah keluarga Tn. Y. S
c. Jumlah Peserta
Pendidikan kesehatan diikuti oleh 67 orang siswa/i kelas 1
dan 2 serta penyuluh sebanyak 5 orang,terdiri dari moderator,penyaji
materi,fasilitator serta 2 observer dan 4 pembimbing lapangan .
d. Proses Pelaksanaan
1. Pendidikan kesehatan dipandu oleh Arselia Armelinda
Rumambi ebagai penyaji
2. Penyaji memperkenalkan diri dan ,menjelaskan tujuan
penyuluhan kepada keluarga
3. Penyaji menyampaikan materi pendidikan kesehatan dan setelah
selesai penyaji mengajak melakukan intervensi yang telah di
ajarkan
4. Penyaji kembali memberikan pertanyaanberupa choicedan
pertanyaan lisan untuk mengevaluasi hasil penkes
5. Penyaji membagikan leaflet
6. Penyuluh melakukan foto bersama dengan keluarga
10
7. penyaji memberikan kesimpulan dan mengucapkan salam
penutup.
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13
APAKAH SAKIT MAAG ITU? 3. Suka makan makanan yang JENIS-JENIS SAKIT MAAG
pedas (sambal, cabai, saos,
Sakit maag atau gastritis adalah dll) 1. Akut : terjadimendadak/baru
peradangan yang terjadi pada 4. Suka makan makanan yang (kurang dari 6bulan)
lapisan lambung atau lapisan banyak mengandung gas 2. Kronik : terjadi
dalam kantung nasi (kubis/kol, sawi, nangka,dll) menahun/lama (lebih dari 6
5. Suka minumkopi bulan)
6. Stress
PROSES TERJADINYA SAKIT 7. Suka minumanberalkohol
MAAG 8. Kebiasaanmerokok
9. Kuman helicobacterpylory
Dinding lambung mempunyai
lapisan untuk melindungi dari
asam lambung, karena berbagai TANDA DAN GEJALA
penyebab lapisan tersebut bisa
terluka. 1. Nyeri uluhati
2. Mual,muntah
3. Tekanan darahmenurun,
pusing
4. Keringatdingin
5. Nadicepat
6. Kadang berat badan
menurun
7. Nafsu makanmenurun BAHAYA JIKA SAKIT MAAG
8. Perut terasakembung TIDAK DITANGANI
1. Perdarahan salurancerna
2. luka pada dindinglambung
PENYEBAB SAKIT MAAG 3. Kebocoran padadinding
lambung
1. Pola makan tidakteratur 4. Gangguanpenyerapan
2. Sering makanmakanan makanan
yang asam (nanas, 5. Kankerlambung
kedondong, rujak,dll)
CARA MERAWAT SAKIT CARA MENCEGAH SAKIT
MAAG DI RUMAH MAAG
1. Makan teratur setiap 2-4jam
1. Segera makan jika timbul 2. Mengurangi makan
keluhan makanan yangmerangsang
2. Minum air hangat manis lambung seperti makanan
sebelum makan jika terasa pedas, asam, danbergas.
mual 3. Menyediakanmakanan
3. Makan makanan yang agak ringan
lunak 4. Mengurangi stress dengan
4. Makan dengan porsisedikit mendekatkan diri padaAllah
namun sering
5. Berikan kompres airhangat OBAT TRADISIONAL UNTUK
di daerah ulu hati (botol air MENGATASI
Terapi Komplementer SAKIT
untukMAAG
mengurangi
dilapisihanduk Satunyeri
buahsaat
kunyit
maagbesar
kambuh atau 3
6. Minum susu untuk kunyit kecil, di cuci, di kupas,
menetralkan asamlambung Yaitu
dandengan dilakukan
di parut , lalupenerapan
diperaskompres
untuk
7. Melakukan teknik relaksasi air hangat
di ambil sarinya, kemudian Nyeri
untuk mengurangi intensitas
pada pasieng Gastritis
tarik napas dalam dengan airnya di minum pagi dansore
cara: tarik napas melalui
hidung kemudian keluarkan
melalui mulut dengan posisi DI MANA DAPAT
bibir sepertibersiul. MEMASTIKAN SAKIT PERUT
ANDA ADALAH SAKITMAAG
Datang ke Puskesmas atau
fasilitas kesehatan yang mudah
OLEH:
dan terjangkau Disusun Oleh :
ITJMI AYOE FERYANI
Arselia21113027
Armelinda Rumambi
(1801093)
STIKES MUHAMMADIYAH
STIKES MANADO
PERTAMEDIKA
T/A 2014
2020/2021
s SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES )
MUHAMMADIYAH MANADO
TERAKREDITASI BAN-PT
Alamat : Jl. Sasuit Tubun Nomor 9 Kel. Istiqlal. Kec. Wenang. Manado- Sulawesi Utara
Telp/fax : 0431-850372
Web : http//stikesmuhmanado.ac.id
Email : stikesmuhammadiyahmdo@yahoo.com, info@stikesmuhmanado.ac.id
b. Komposisi Keluarga
Hub. Status
No Nama L/P Umur Pekerjaan Pendidikan
Klg Imunisasi
1. Ny. M.T P 34 Istri IRT SMA
2. An. Y.K P 17 Anak Sekolah SMK
3. An. Y.K L 15 Anak Sekolah SMK
4. An. S.K P 8 Ank Sekolah SD
5.
c. Genogram:
d. Type Keluarga:
a) Jenis type keluarga:
Keluarga Inti Nuklear Famili
b) Masalah yang terjadi dg type tersebut:
Tidak ada masalah pada type keluarga
e. Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa:
Sangihe
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan:
Tidak Ada
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:
Tidak Ada
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah :
Suami
b) Penghasilan: 2.500.000
c) Upaya lain:
Tidak Ada
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)
Rumah
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan:
Kebutuhan pangan, papan, pendidikan anak
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga:
Pengkajian Keluargas Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Manado Tahun 2019 2
Menonton tv dan beribadah bersama di hari minggu
e) Ventilasi/cendela:
Ada/Baik
f) Pemanfaatan ruangan:
2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur
g) Septic tank: ada/tidak ……………letak < 10 m dari sumur
h) Sumber air minum: Air isi ulang
i) Kamar mandi/WC: Ada
j) Sampah:Petugas Kebersihan limbah RT………………….
k) Kebersihan lingkungan:
Saat di observasi lingkungan bersih.
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
1) Kebiasaan: lingkungan terasa tenang dan komunikasi yang baik dengan tetangga
2) Aturan/kesepakatan kesepakatan saling menghargai dan tidak membuang
sembarangan
3) Budaya: Tidak ada
c. Mobilitas Geografis Keluarga/ mulai kapan tinggal:
2015
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Berkumpul ketika ada acara dan kegiatan di lingkungan
e. System Pendudukung Keluarga
Kepala keluarga
V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Keluarga menjalin hubungan yang baik anggota keluarga saling menghormati dan
bertanggung jawab
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga:
Keluarga selalu rukun
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga:
Keluarga saling berinteraksi sehingga menjalin hubungan yang baik
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan:
Yang selalu mengambil keputusan adalah keluarga dan istri
d) Kegiatan keluarga waktu senggang:
Hanya berkumpul untuk menonton tv dan berbincang-bincang
e) Partisipasi dalam kegiatan social:
Partisipasi dalam bergreja dan bermasyarakat
c. Fungsi perawatan kesehatan
a) Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya: Ny M.T mengatakan belum mengerti tentang penyakit yang di
alami
Pengkajian Keluargas Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Manado Tahun 2019 5
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat:
Pergi kepuskesmas ketika mengalami sakit
Data objektif
- klien tampak telihat tidak
memahami penyakit yang
dideritanya
a. Diagnosa Keperawatan 1 :
kesiapan peningkatan pengetahuan berhubugan dengan penyakit
Gastritis
4. Menonjolnya masalah
5. Tidak perlu segera 1 1/2x1 keluarga meyadari masalah dan ingin
segera menangani
Total 19/6 3x6+1
Terapeutik
1. Sediakan waktu untuk sesi 1. Menyediakan waktu
latihan dan beri jeda istirahat untuk sesi Latihan dan
untuk menghindari kelelahan beri jeda istirahat untuk
2. Berikan umpan balik positif menghindari kelelahan
atas pencapaian 2. Memberikan umpan
3. Berikan informasi dalam balik positif atas
bentuk tertulis (mis.gambar, penyampaian
diagram) 3. Memberikan informasi
dalam bentuk tertulis
Edukasi
1. Anjurkan melakukan 1. Menganjurkan
keterampilan satu demi satu melakukan ketrampilan
2. Ajarkan keterampilan satu demi Satu
Psikomotor 2. Mengajarkan
ketrampilan psikomotor
JURNAL KESEHATAN
Vol. 11 No. 1 Tahun 2020
DOI: http://dx.doi.org/10.38165/jk.
e-ISSN: 2721-9518 p-ISSN: 2088-0278
LP3M Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon
R. Nur Abdurakhman*
Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon
radenabdurakhman73@gmail.com
Suzana Indragiri**
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon
Abstrak
Dyspepsia merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas
atau ulu hati. Hal ini yang dapat menyebabkan gangguan rasa nyaman dan aman yaitu nyeri. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh terapi kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack) terhadap nyeri pada
pasien dyspepsia di RSIA Pala Raya Kabupaten Tegal Tahun 2020.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Pre-eksperimental dengan tipe the one group pretest-posttest design.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang didiagnosa dyspepsia sebanyak 15 pasien pada tanggal 12 - 14
Maret 2020, pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Instrumen penelitian berupa lembar ceklist dan NRS
(Numeric Rating Scale) menggunakan metode Paired T-Test.
Hasil penelitian didapatkan bahwa intensitas nyeri sebelum dilakukan intervensi sebagian besar responden mengalami
nyeri berat 7 - 10 (66,66%) dan intensitas nyeri setelah dilakukan intervensi adalah sebagian besar responden
mengalami nyeri ringan 1 - 3 (60%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000 dan jika α = 0,05 maka p <α (0.000 <
0,05), yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara terapi kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack)
terhadap nyeri pada pasien dyspepsia
Kata Kunci: Terapi Kompres Hangat, WWZ (Warm Water Zack), Nyeri, Dyspepsia.
Abstract
Dyspepsia is a medical condition characterized by pain or discomfort in the upper abdomen or solar plexus. This can
cause discomfort and safety, namely pain. The purpose of this study was to determine the effect of warm compress
therapy with WWZ (Warm Water Zack) on pain in dyspepsia patients at RSIA Pala Raya Kabupaten Tegal 2020.
This study uses a Pre-experimental research design with the type of the one group pretest-posttest design. The
population in this study were all patients diagnosed with dyspepsia as many as 15 patients on March 12-14, 2020,
sampling with an total sampling techniqueat. The research instruments were checklist sheets and NRS (Numeric Rating
Scale) using the Paired T-Test method.
The results is the intensity of pain before the intervention was done most of the respondents experienced severe pain 7 –
10 (66,66%0 and the intensity of pain after the intervention was that the majority of respondents experienced mild pain
1 – 3 (60%). Statistical test results obtained the value of p = 0,000 and if α = 0.05 then p <α (0,000 <0.05), which means
there is a significant effect between warm compress therapy with WWZ (Warm Water Zack) on pain in dyspepsia
patients.
Keywords: Warm Compress Therapy, WWZ (Warm Water Zack), Pain, Dyspepsia.
JURNAL KESEHATAN Vol. 11 No. 1 Tahun 2020 | 77
PENDAHULUAN
Gangguan rasa nyaman adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi ketidaknyamanan
dalam merespon suatu rangsangan yang tidak menyenangkan.1 Nyeri merupakan keadaan ketika
individu mengalami dan mengeluhkan ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak
menyenangkan selama satu detik hingga kurang dari enam bulan.2
Nyeri merupakan sebuah tanda dan gejala dari sebuah penyakit, hampir semua penyakit
didasari oleh nyeri, salah satunya adalah dyspepsia. Dyspepsia berasal dari bahasa Yunani, yaitu
dys- (buruk) dan– peptein (pencernaan).3 Secara lebih jelas, arti kata dyspepsia adalah sekumpulan
gejala nyeri, perasaan tidak enak pada perut bagian atas yang menetap, atau berulang yang
berlangsung sejak tiga bulan terakhir, dengan awal gejala timbul enam bulan sebelumnya. 4
Gejalanya bisa berupa kepenuhan perut bagian atas, mulas, mual, sendawa, atau sakit perut bagian
atas.5
Ketidakteraturan makan seperti kebiasaan makan yang buruk, tergesa -gesa, dan jadwal
yang tidak teratur dapat menyebabkan dyspepsia.6 Menurut jurnal ilmiah mahasiswa kedokteran
medis yang ditulis oleh Raisha, dkk pada tahun 2018, dijelaskan bahwa responden yang lebih tinggi
mengalami dyspepsia yaitu berjenis kelamin perempuan sebanyak 51 responden (63 %) sedangkan
responden berjenis kelamin laki-laki yang mengalami dyspepsia fungsional sebanyak 30 responden
(37 %).7
Prevalensi dyspepsia di Amerika serikat sebesar 23-25,8 %, di India 30,4 %, New Zealand
34,2%, Hongkong 18,4%, dan Inggris 38-41%.8 Sedangkan Data Profil Kesehatan Indonesia
sendiri pada tahun 2007 menunjukkan dyspepsia sudah menempati peringkat ke-10 untuk
kategori penyakit terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit tahun 2006 dengan jumlah pasien
234.029 atau sekitar 1,59%, dengan 60%-70% pasien dengan dyspepsia fungsional yang masuk
kebagian Gastroenterohepatologi berdasarkan data dari berbagai rumah sakit di Indonesia.9, 10 Pada
tanggal 12 Maret 2020 sampai dengan 14 Maret 2020 ditemukan sebanyak 15 pasien dengan
dyspepsia di RSIA Pala Raya Kabupaten Tegal.
Perawat memiliki peran penting dalam menangani kejadian dyspepsia, sehingga perawat
memiliki tugas profesional untuk mengenali dan mencegah hal-hal yang berhubungan dengan
terjadinya gejala dyspepsia tersebut. Terapi farmakologi yang digunakan dalam menurunkan tingkat
nyeri biasanya menggunakan analgetik yang memiliki beberapa efek samping.11
Namun ada hal lain yang bisa kita terapkan salah satunya tindakan yang dilakukan adalah
pemberian kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack). WWZ adalah botol karet yang berisi
air panas untuk mengkompres bagian tubuh yang sakit. Kompres hangat sering digunakan untuk
mengurangi nyeri yang berhubungan dengan ketegangan otot walaupun dapat juga dipergunakan
untuk mengatasi berbagai jenis nyeri yang lain.12
Hal tersebut senada dengan penelitian Rezky, 2013 dan Rizka, 2014 yang dijelaskan dalam
jurnal Ners dan Kebidanan tahun 2018 menyatakan bahwa kompres hangat dapat menurunkan
nyeri. Kompres hangat meredakan nyeri dengan mengurangi spasme otot, merangsang nyeri,
menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah. Pembuluh darah akan melebar sehingga
memperbaiki peredaran darah dalam jaringan tersebut. Manfaatnya dapat memfokuskan perhatian
pada sesuatu selain nyeri, atau dapat tindakan penglihatan seseorang tidak terfokus pada nyeri lagi,
dan dapat relaksasi.13, 14
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi kompres hangat dengan WWZ
(Warm Water Zack) terhadap nyeri pada pasiendyspepsia.
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian ini adalah one group pretest-posttest design, dilakukan terhadap satu
kelompok tanpa adanya kelompok kontrol atau pembanding. Penelitian ini digunakan untuk
mengetahui perbedaan tingkat nyeri pada pasien dyspepsia sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi terapi kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah terapi kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack).Variabel terikat
JURNAL KESEHATAN Vol. 11 No. 1 Tahun 2020 | 78
dalam penelitian ini adalah nyeri. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang
didiagnosa dyspepsia sebanyak 15 pasien pada tanggal 12 - 14 Maret 2020. Pengambilan sampel
dengan teknik total sampling karena jika jumlah populasi kurang dari 100 maka seluruh populasi
dijadikan sampel penelitian.9
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Pasien Dyspepsia
1 Usia
Kurang dari 17 Tahun 5 33,33
Lebih dari 17 Tahun 10 66,66
2 Jenis Kelamin
Perempuan 9 60
Laki – Laki 6 40
3 Pekerjaan
Pelajar / Mahasiswa 8 53,33
IRT 2 13,33
Wiraswasta 5 33,33
Skala Nyeri sebelum Terapi Kompres Hangat Dengan WWZ (Warm Water Zack)
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Sebelum Terapi Kompres Hangat Dengan WWZ (Warm Water
Zack).
Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 15 responden, skala nyeri sebelum dilakukan terapi
kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack) dengan skala 4-6 (nyeri sedang) sebanyak 5
(33,33%) dan skala nyeri dengan 7-10 (nyeri berat) sebanyak 10 (66,66%) responden.
Skala Nyeri setelah Terapi Kompres Hangat Dengan WWZ (Warm Water Zack)
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Setelah Terapi Kompres Hangat Dengan WWZ (Warm Water
Zack).
Perbedaan Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Terapi Kompres Hangat dengan WWZ (Warm
Water Zack)
Tabel 4. Perbedaan Skala Nyeri Sebelum dan Setelah Terapi Kompres Hangat Dengan WWZ (Warm Water
Zack).
Variabel Mean SD P N
Pre Test Skala Nyeri 2,667 0,4879
0,000 15
Post Test Skala Nyeri 1,400 0,5070
Pada tabel 4 didapatkan nilai rata-rata skala nyeri sebelum intervensi adalah 2,667 dengan
standar deviasi 0,4879. Sedangkan nilai rata-rata skala nyeri sesudah dilakukan intervensi adalah
1,400 dengan standar deviasi 0,5070. Hasil uji statistik paired sample test adalah p = 0,000 dan jika
= 0,05 maka p < (0,000 < 0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat
pengaruh antara terapi kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack) terhadap nyeri pada
pasien dyspepsia
PEMBAHASAN
Nyeri
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 15 responden, skala nyeri sebelum dilakukan terapi
kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack) dengan skala 4-6 (nyeri sedang) sebanyak 5
(33,33%) dan skala nyeri dengan 7-10 (nyeri berat) sebanyak 10 (66,66%). Sedangkan skala nyeri
sesudah dilakukan terapi kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack) dari 15 responden, nyeri
terbanyak adalah nyeri dengan skala 1-3 (nyeri ringan) sebanyak 9 (60%) dan skala nyeri dengan skala
4-6 (nyeri sedang) adalah sebanyak 6 (40%). Data ini menunjukkan bahwa adanya penurunan skala
nyeri sebelum dan sesudah dilakukan terapi kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack).
Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial yang tidak menyenangkan yang terlokalisasi pada suatu
bagian tubuh ataupun sering disebut dengan istilah distruktif dimana jaringan rasanya seperti di tusuk-
tusuk, panas terbakar, melilit, seperti emosi, perasaan takut dan mual.15 Intensitas nyeri adalah
gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri bersifat
sangan subjektif dan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan berbeda oleh dua orang yang
berbeda.16 Strategi penatalaksanaan nyeri adalah suatu tindakan untuk mengurangi nyeri yang terdiri
dari farmakologi dan nonfarmakologi. Manajemen nyeri non farmakologi merupakan tindakan
menurunkan respons nyeri tanpa menggunakan agen farmakologi.17 Salah satu penyembuhan non
farmakologi atau fase rehabilitasi untuk menurunkan nyeri pada dyspepsia adalah teknik kompres
hangat dengan WWZ (Warm Water Zack).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Diyana (2012)
menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata perubahan penurunan skala nyeri antara kompres hangat
dengan kompres dingin, pada kompres hangat rata-rata perubahan skala nyeri adalah 1,92
sedangkan pada kompres dingin adalah 1,05.Tingkat keeratan hubungan antara kedua variabel
tersebut adalah ketgori kuat positif. Selain memberikan analgetik, kompres hangat dapat digunakan
untuk menurunkan nyeri pada dyspepsia.17 Hasil penelitian inipun sejalan dengan penelitian Mia
(2017) didapatkan bahwa dengan terapi kompres hangat WWZ (Warm Water Zack) pasien gastritis
mengalami penurunan skala nyeri dari 6 menjadi 3.Terapi kompres hangat terbukti dapat
menurunkan nyeri pada pasien gastritis.18 Penelitian yang dilakukan oleh Chilyatiz (2018)
JURNAL KESEHATAN Vol. 11 No. 1 Tahun 2020 | 80
didapatkan bahwa ada hubungan kompres hangat terhadap penurunan nyeri pada penderita penyakit
asam urat di Paguyuban Lansia Budi Luhur Surabaya.19
Pengaruh Terapi Kompres Hangat Dengan WWZ (Warm Water Zack) Terhadap Nyeri Pada
Pasien Dyspepsia
Hasil penelitian ini didapatkan nilai rata-rata skala nyeri sebelum intervensi adalah 72,667
dengan standar deviasi 0,4879, nilai minimum 6 (nyeri sedang) dan nilai maximum adalah 9 (nyeri
berat). Sedangkan nilai rata-rata skala nyeri sesudah dilakukan intervensi adalah 1,400 dengan standar
deviasi 0,5070, nilai minimum 2 (nyeri ringan) dan maximum adalah 5 (nyeri sedang). Terapi kompres
hangat dengan WWZ (Warm Water Zack) mempengaruhi skala nyeri pada pasien dyspepsia karena
dalam pemberian terapi ini dilakukan selama 15 menit tanpa diberikan obat analgesik sebelumnya.
Berdasarkan uji paired T-Test diperoleh p value 0,000, dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh antara terapi kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack) terhadap nyeri pada
pasien dyspepsia. Hal tersebut senada dengan penelitian Rezky, 2013 dan Rizka, 2014 yang
dijelaskan dalam jurnal Ners dan Kebidanan tahun 2018 menyatakan bahwa kompres hangat dapat
menurunkan nyeri. Kompres hangat meredakan nyeri dengan mengurangi spasme otot, merangsang
nyeri, menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah. Pembuluh darah akan melebar
sehingga memperbaiki peredaran darah dalam jaringan tersebut. Manfaatnya dapat memfokuskan
perhatian pada sesuatu selain nyeri, atau dapat tindakan penglihatan seseorang tidak terfokus pada
nyeri lagi, dan dapat relaksasi.13, 14 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Diyana (2012) menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata perubahan penurunan skala nyeri
antara kompres hangat dengan kompres dingin, pada kompres hangat rata-rata perubahan skala
nyeri adalah 1,92 sedangkan pada kompres dingin adalah 1,05. Tingkat keeratan hubungan antara
kedua variabel tersebut adalah kategori kuat positif. Selain memberikan analgetik, kompres hangat
dapat digunakan untuk menurunkan nyeri pada dyspepsia.17 Hasil penelitian inipun sejalan dengan
penelitian Mia (2017) didapatkan bahwa dengan terapi kompres hangat WWZ (Warm Water Zack)
pasien gastritis mengalami penurunan skala nyeri dari 6 menjadi 3.Terapi kompres hangat terbukti
dapat menurunkan nyeri pada pasien gastritis.18
SIMPULAN
1. Intensitas nyeri sebelum pemberian terapi kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack)
didapatkan nyeri dengan skala 4-6 (nyeri sedang) sebanyak 5 (33,33%) dan skala nyeri dengan 7-
10 (nyeri berat)sebanyak 10 (66,66%) responden. Intensitas nyeri setelah pemberian terapi
kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack) didapatkan nyeri dengan skala 1-3 (nyeri
ringan) sebanyak 9 (60%) dan skala nyeri dengan 4-6 (nyeri sedang) sebanyak 6 (40%).
2. Hasil ujistatistik paired sample test adalah p = 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh antara terapi kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack) terhadap nyeri pada
pasien dyspepsia
SARAN
1. Bagi Perawat RSIA Pala Raya Kabupaten Tegal
Memberikan dan mengajarkan terapi kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack) pada pasien
dyspepsia, agar pasien dapat secara mandiri mengatasi nyeri yang dirasakan.
2. Bagi Instansi RSIA Pala Raya Kabupaten Tegal
Membuat jadwal khusus untuk refreshing pemberian terapi kompres hangat dengan WWZ
(Warm Water Zack) berdasarkan SOP yang sudah ada, khususnya bagi perawat yang belum
melaksanakan terapi kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack) agar hal ini menjadi
budaya sehari-hari.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Perlu dilakukan penelitian lanjutan khususnya berkaitan dengan terapi kompres hangat dengan
berbagai metode yang berbeda terhadap nyeri pada pasien dyspepsia.
https://ojs.fdk.ac.id/index.php/Nursing/index
https://ojs.fdk.ac.id/inde Gastritis is inflammation that affects the gastric mucosa. This inflammation
x.php/Nursing/index
can cause swelling of the gastric mucosa until the release of the superficial
mucosal epithelium is the most important cause of disorders in the digestive
system. Pain is an unpleasant sensory and emotional experience due to
actual and potential tissue damage. Pain Management using distraction,
Keywords: relaxation (Using deep breath) techniques, efflurage massage, guided
pain, imaginary, warm water compresses, progressive deep muscle relaxation
gastritis patients, techniques, hand held finger relaxation. The method used is used in review
complementary therapy Literature review begins with the selection of topics, then the keyword is
determined for searching journals using Indonesian and English through
Korespondensi: several databases including Google Scholar, Ebsco, and Pro Quest. This
Andinna Dwi Utami search is limited to journals from 2009 to 2019. Based on several
andinnadwiutami9@gmail explanations that have been stated, that the most commonly used
complementary therapy is deep breath relaxation, because deep breath
.com
relaxation used for the therapeutic process greatly helps alleviate the pain
experienced by patients because it facilitates the healing process and can
Stikes Fort De Kock
be carried out independently by patients.
Bukittinggi
ABSTRAK
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan ini dapat mengakibatkan
pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab
terpenting gangguan dalam sistem pencernaan. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Manajemen Nyeri yang menggunakan
teknik distraksi, relaksasi (Menggunakan napas dalam), pijat efflurage, guided imaginary, kompres air hangat,
teknik relaksasi otot progresif dalam, relaksasi genggam jari. Metode yang digunakan digunakan dalam ‘Literatur
review diawali dengan pemilihan topik, kemudian ditentukan keyword untuk pencarian jurnal menggunakan
bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris melalui beberapa database antara lain Google Scholar, Ebscho, dan Pro
Quest. Pencarian ini dibatasi untuk jurnal mulai tahun 2009 sampai 2019. Berdasarkan beberapa penjelasan
yang telah dikemukakan, bahwa terapi komplementer yang paling sering digunakan adalah relaksasi nafas
dalam, karena relaksasi nafas dalam yang digunakan untuk proses terapi tersebut sangat membantu
meringankan nyeri yang dialami pasien oleh karena itu memudahkan dalam proses penyembuhan dan dapat
dilakukan secara mandiri oleh pasien.
123 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132
124 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132
komunitas pada pasien yang mengalami nyeri teknik relaksasi nafas dalam mengurangi nyeri,
pada gastritis. diperoleh dari 19 responden, 5 Tidak nyeri, 11
responden nyeri ringan, dan 3 responden nyeri
METODE sedang. Hasil penelitian menunjukan bahwa
Metode yang digunakan dalam penulisan literatur penggunaan metode teknik relaksasi nafas dalam
review ini diawali dengan pemilihan topik, proses penyembuhan pasien pasca operasi fraktur
kemudian ditentukan keyword untuk pencarian femur sangat efektif dalam menyembuhkannya
jurnal. Beberapa database antara lain Google dan sudah terlihat jelas hasilnya. Karena relaksasi
Scholar, dan Pro Quest. Pencarian jurnal ini nafas dalam yang digunakan untuk proses terapi
dibatasi tahunnya mulai dari tahun 2009 sampai tersebut sangat membantu meringankan nyeri
tahun 2019. Keyword yang digunakan adalah yang dialami pasien oleh karena itu memudahkan
‘Nyeri Gastritis, Terapi Komplementer’. Dua puluh dalam proses penyembuhan. (Waluyo & Suminar
jurnal Bahasa Indonesia dan jurnal Bahasa Inggris 2017).
dipilih berdasarkan kriteria inklusi. Kriteria inklusi
dalam literatur review ini adalah terapi Menurut (Ruhman, 2017) adanya pengaruh
komplementer terhadap nyeri gastritis. pemberian relaksasi nafas dalam terhadap
perubahan skala nyeri sebelum dan sesudah
HASIL DAN PEMBAHASAN diberikan intervensi, yaitu pada kasus seorang
Literatur review ini menelaah 20 jurnal artikel True pasien dilakukan intervensi selama 10- 15 menit,
Experiment, tentang terapi komplementer terhadap setelah itu peneliti meminta pasien istrahat sekitar
penurunan nyeri pada pasien gastritis dan hanya 30-35 menit, selanjutnya peneliti mengkaji ulang
memakai 10 jurnal yang inklusi sesuai dengan nyeri dan hasilnya pasien mengatakan nyerinya
keyword. berkurang dan hasil ini dibuktikan dengan
observasi wajah pasien sudah lebih nyaman dan
Relaksasi Napas Dalam terasa rileks, pasien mengaatkan skala nyeri dari 6
Berdasarkan 5 jurnal yang membahas tentang (nyeri sedang) menurun menjadi 3 (nyeri ringan).
Teknik Relaksasi Nafas Dalam. Teknik relaksasi
nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan Pada kasus lainnya, dilakukan intervensi selama
keperawatan, yang dalam hal ini perawat 10-15 menit, setelah itu peneliti meminta pasien
mengajarkan kepada klien bagaimana cara istrahat sekitar 30-35 menit, selanjutnya peneliti
melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan mengkaji ulang nyeri dan hasilnya pasien
inspirasi secara maksimal) dan bagaimana mengatakan nyerinya berkurang dan kepala
menghembuskan nafas secara perlahan. Selain pasien sudah lebih nyaman dan terasa ringan,
dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik pasien mengatakan skala nyeri dari 5-6 (nyeri
relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan sedang) menurun menjadi 2 (nyeri ringan).
ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah Selanjutnya pada kasus seorang Ibu dilakukan
(Smeltzer dan Bare, 2002 dalam Wijayanti dan intervensi selama 10-15 menit, setelah itu peneliti
Dirdjo 2015). meminta pasien istrahat sekitar 30-35 menit,
selanjutnya peneliti mengkaji ulang nyeri dan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hasilnya pasien mengatakan nyerinya berkurang
perubahan nyeri setelah melakukan relaksasi dan kepala pasien sudah lebih nyaman dan terasa
nafas dalam sangat signifikan. Menurut penelitian ringan, pasien mengatakan skala nyeri dari 5-6
Waluyo & Suminar (2017) yang menggunakan (nyeri sedang) menurun menjadi 3 (nyeri ringan).
125 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132
126 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132
berfungsi sebagai pengalih perhatian dari stimulus Menurut teori gate-control kompres hangat dapat
yang menyakitkan dengan demikian dapat mengaktifkan (merangsang) serat-serat non-
mengurangi respon nyeri (Jacobson, 2006, dalam nosiseptif yang berdiameter besar ( A-α dan A-β)
Kristanti, 2014). Efek guided imagery and music untuk „‟menutup gerbang‟' bagi serat- serat yang
(GIM) membuat responden merasa rileks dan berdiameter kecil ( A-δ dan C) yang berperan
tenang. Responden menjadi rileks dan tenang saat dalam menghantarkan nyeri, sehingga nyeri dapat
mengambil oksigen di udara melalui hidung, dikurangi (Jeon et al. 2015). Upaya menutup
oksigen masuk kedalam tubuh sehingga aliran pertahanan tersebut merupakan dasar terapi
darah menjadi lancar serta dikombinasikan menghilangkan nyeri. Berdasarkan latar belakang
dengan imajinasi terbimbing menyebabkan diatas penulis berminat melakukan penerapan
seseorang mengalihkan perhatiannya yang terapi kompres air hangat untuk mengurangi nyeri
membuatnya senang dan bahagia sehingga pada gangguan gastritis (Amin, 2017)
melupakan nyeri yang di alaminya. Inilah yang
menyebabkan nyeri mengalami penurunan setelah
dilakukan teknik relaksasi Guided Imagery. Relaksasi Genggam Jari
(Nurhanifah, Afni, & Rahmawati, 2018). Selain itu, Relaksasi genggam jari adalah sebuah teknik
mendengarkan murottal Al-qur’an juga dapat relaksasi yang sangat sederhana dan mudah
mengurangi nyeri (Kartika, 2015). dilakukan oleh siapapun yang berhubungan
dengan jari tangan serta aliran energi di dalam
Selain itu Ada pengaruh yang signifikan Guided tubuh kita. Teknik genggam jari disebut juga finger
Imaginary Terhadap Penurunan Nyeri Pada hold (Fang et al. 2017) menggenggam jari sambil
Pasien Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas menarik nafas dalam-dalam (relaksasi) dapat
Karang Banjarmasin dengan hasil dari 15 orang mengurangi dan menyembuhkan ketegangan fisik
responden yang mengalami tidak nyeri Sesudah dan emosi, karena genggaman jari akan
diberikan tindakan Guided Imagery sebanyak 10 menghangatkan titik-titik keluar dan masuknya
orang (66,7%), dan yang mengalami nyeri ringan energi pada meredian (energi channel) yang
sebanyak 5 orang (33,3%) (Nurhanifah, Afni, & terletak pada jari tangan kita (Rogayah, 2017).
Rahmawati, 2018)
Titik-titik refleksi pada tangan akan memberikan
rangsangan secara refleks (spontan) pada saat
Teknik Kompres Hangat genggaman. Rangsangan tersebut akan
Penggunaan kompres hangat diharapkan dapat mengalirkan semacam gelombang kejut atau listrik
meningkatkan relaksasi otot-otot dan mengurangi menuju otak. Gelombang tersebut diterima otak
nyeri akibat spasme atau kekakuan serta dan diproses dengan cepat, lalu diteruskan
memberikan rasa hangat lokal. Pada umumnya menuju saraf pada organ tubuh yang mengalami
panas cukup berguna untuk pengobatan. Panas gangguan, sehingga sumbatan dijalur energi
meredakan iskemia dengan menurunkan kontraksi menjadi lancar. (Wijayanti & Dirdjo, 2015). Data
dan meningkatkan sirkulasi. Kompres hangat penelitian dilengkapi dengan tabel Matriks,
dapat menyebabkan pelepasan endorfin tubuh dengan sbb :
sehingga memblok transmisi stimulasi nyeri.
(Subekti & Utami, 2011)
127 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132
NO. SITASI JENIS PENELITIAN SAMPEL/ TEMPAT INTERVENSI/ PENGAMBILAN DATA HASIL
1. (Nurhanifah, Artikel penelitian/ 15 responden Metode pre exsperimental design dengan Ada pengaruh yang signifikan guided
Afni, & kuantitatif Klien gastris di wilayah kerja desain one group pretest-posttest design, imaginary terhadap penurunan nyeri pada
Rahmawati, puskesmas karang mekar pasien gastritis di wilayah kerja puskesmas
2018) Banjarmasin, karang banjarmasin.
2. (Ragoyah, 2017) Artikel penelitian/ 36 sampel Desain quasi eksperiment control group Tehnik relaksasi otogenik dan distraksi lebih
kuantitatif Di RS. Sukmul Sisma Medika dan pretest – postest dengan pengambilan efektif terhadap penurunan tingkat nyeri
RS. Harum sisma medika pasien sampel non randomized pasien gastritis.
dengan gastritis
3. (Hanggarwati Artikel penelitian/ 3 orang Single case experimental designs atau Keefektifan distraksi tergantung pada
Novia Devi, kuantitatif Pasien dengan gastritis akut di eksperimen dengan subjek berjumlah kemampuan pasien untuk menerima dan
2015) ruang instalasi gawat darurat (IGD) sedikit. membangkitkan input sensori selain nyeri.
Rsud Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda.
4. (Thahir , N, dan Artikel penelitian/ 70 responden Desain pre-eksperimen dengan One Ada pengaruh pemberian relaksasi napas
Nurlela 2018) kuantitatif Penderita gastritis di ruang rawat Group pretest-Post test design. dalam terhadap penurunan nyeri pada
inap RSUD Haji Makassar. penderita gastritis di ruang rawat inap RSUD
Haji Makassar
5. (Subekti,T dan Artikel penelitian/ 3 orang Single case experimental designs atau Relaksasi yang diberikan secara indi- vidual
Utami, M.S., kuantitatif Penderita tukak lambung pada eksperimen dengan subjek berjumlah sebagai terapi maupun sebagai self help
2011) Suatu rumah sakit. sedikit. dapat menurunkan stres dan keluhan tukak
lambung
128 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132
NO. SITASI JENIS PENELITIAN SAMPEL/ TEMPAT INTERVENSI/ PENGAMBILAN DATA HASIL
6. (Wijayanti & Artikel penelitian/ Di ruang instalasi gawat darurat Penelitian preexperimental design Kombinasi relaksasi genggam jari dan nafas
Dirdjo, 2015) kuantitatif rsud. Abdul wahab sjahranie dengan pendekatan pretest-posttest dalam akan menghasilkan rasa nyaman
samarinda. design. karena dapat membebaskan mental dan fisik
dari ketegangan dan stress, sehingga dapat
meningkatkan toleransi terhadap nyeri dan
tubuh meresponnya dengan penurunan
denyut jantung, penurunan respirasi dan
penurunan ketegangan otot
7. (Amin, Mia Penelitian study kasus 1 orang pastisipan Metode studi kasus (case study). Terapi kompres hangat terbukti dapat
Khoirul, 2017) Pasien gastritis di ruang dahlia rsud menurunkan nyeri pada pasien gastritis
dr. Soedirman kebumen
8. ( Waluyo, S.J & Artikel penelitian/ Periode September 2016 – Penelitian eksperimental semu (quasi Pemberian metode teknik relaksasi nafas
Suminar, S., kuantitatif November 2016. Rata-rata dalam eksperimental) dengan desain pre dan dalam dalam mengurangi rasa nyeri pada
2017) tiga bulan terakhir ada 24 pasien post test without control design pasien gastritis
gastritisyang dirawat inap di Klinik
Mboga, Sukoharjo
9. (Supetran, I Artikel penelitian/ 12 orang Penelitian preexperimental design Ada perbedaan tingkat nyeri sebelum dan
2018) kuantitatif Semua penderita gastritis yang dengan pendekatan pretest-posttest sesudah dilakukan teknik relaksasi otot
dirawat di ruang jambu pada tahun design. progresif dalam menurunkan tingkat nyeri
2015 pasien gastritis di
10. (Ruhman, M. Artikel penelitian/ 3 kasus Single case experimental designs atau Adanya pengaruh pemberian relaksasi nafas
2017) kuantitatif Di ruang unit gawat darurat RSUD eksperimen dengan subjek berjumlah dalam dan relaksasi aromaterapi bunga
Aji Muhammad parikesit sedikit mawar terhadap perubahan skala nyeri
tenggarong. pasien
129 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132
132 | R N J
PENERAPAN KOMPRES HANGAT UNTUKMENGURANGI
ABSTRAK
Milda (2019)
i
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
JURUSAN KEPERAWATAN
ABSTRAK
Gastritis atau yang biasa dikenal dengan maag merupakan gangguan pada pencernaan
yang terjadi dilambung yang mengakibatkan terganggunya saluran pencernaan akibat
timbulnya nyeri. tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Kompres Hangat
Terhadap Penurunan Nyeri Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari
Pekanbaru. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain pra– eksperiment dengan
rancangan One Group Pre-Test Post-Test Design. Sampel dalam penelitian ini adalah
15 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu didasarkan pada
suatu pertimbangan tertentu oleh peneliti sendiri. Pengukuran skala nyeri
menggunakan lembar observasi. Analisa data univariat menggunakan distribusi
frekuensi dan analisa data bivariat menggunakan uji Wilcoxon Signed rank test
dengan komputerisasi. Hasil uji Wilcoxon Signed rank test didapatkan p-value 0.001
< α 0.05, yang berarti ada pengaruh. Dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dimana
ada “Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Gastritis Di Wilayah
Kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru”. Diharapkan kepada responden yang sudah
terpapar dapat mengaplikasikan terapi kompres hangat ini secara mandiri dan dapat
memberikan informasi kepada masyarakat sekitar tentang penanganan secara non
farmakologi untuk nyeri gastritis.
ABSTRACT
Gastritis or commonly known as gastritis is a digestive disorder that occurs in the
stomach which results in disruption of the digestive tract due to pain. the purpose of
this study was to determine the Effect of Warm Compresses on Reducing Gastritis
Pain in the Work Area of the Rejosari Public Health Center in Pekanbaru. This type
of research is quantitative with pre-experimental design with One Group Pre-Test
Post-Test Design. The sample in this study was 15 respondents using purposive
sampling technique, which is based on a particular consideration by the researchers
themselves. Measurement of pain scale using an observation sheet. Univariate data
analysis uses frequency distribution and bivariate data analysis uses the Wilcoxon
Signed rank test with computerization. Wilcoxon Signed rank test results obtained p-
value 0.001 < α 0.05, which means there is influence. It can be concluded that Ha is
accepted where there is "The Effect of Warm Compresses on the Reduction of Pain in
Gastritis in the Work Area of Pekanbaru Rejosari Health Center". It is expected that
respondents who have been exposed can apply this warm compress therapy
independently and can provide information to the surrounding community about non-
pharmacological treatment for gastritis pain.