Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENDIDIKAN KESEHATAN PADA PASIEN DENGAN

GASTRITIS ATAU MAAG

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Panum Keperawatan Stase KMB

Dosen Pembimbing : Dian Kartikasari, M.Kep

Disusun Oleh :

Frendi Yainur Hidayanto ( 202002040076 )

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FALKUTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gastritis adalah suatu kondisi dimana lapisan kulit dalam
lambung meradang atau membengkak. Gastritis atau juga disebut radang
lambung, dapat muncul secara mendadak (gastritis akut) atau berlangsung
dalam waktu yang lama (gastritis kronis). Gastritis merupakan penyakit
yang sering kali kita jumpai dalam masyarakat. Pada orang awam, biasa
menyebut penyakit ini dengan sebutan penyakit maag. Gastritis adalah
suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis, maupun
lokal, dua jenis gastritis yang umum terjadi adalah gastritis akut dan kronis
(Margareth dkk, 2012). Saat ini indonesia telah menghadapi masalah
dengan semakin modernnya zaman mengakibatkan semakin banyak
penyakit yang muncul dari perubahan gaya hidup manusia. Disamping itu
peningkatan usia harapan hidup sejalan dengan perbaikan sosio-ekonomi
dan pelayanan kesehatan , juga ikut berperan melalui peningkatan
pravelensi penyakit degenerative. Gastritis merupakan salah satu masalah
kesehatan saluran pencernaan yang paling sering terjadi. (Gustin,2011).
Salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang digunakan
bagi makhluk hidup sebagai penyimpan makanan yaitu lambung. Fungsi
lambung bagi tubuh yang paling utama adalah sebagai menerima makanan
dan bekerja sebagai penampung untuk jangka waktu pendek, semua
makanan dicairkan dan dicampurkan dengan asam lambung dan dengan
cara ini disiapkan untuk dicerna oleh usus (Perry & Potter, 2009).
Menurut World Health Organization (WHO 2013), kejadian
gastritis di dunia, adalah 22% di Inggris, 31% di China, 14,5% di Jepang,
35% di Kanada, dan 29,5% di Perancis. Di asia tenggara sekitar 583.635
dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Gastritis biasanya dianggap
sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis merupakan awal dari sebuah
penyakit yang dapat menyusahkan seseorang. Presentase dari angka
kejadian gastritis di indonesia menurut WHO adalah 40,8% dan angka
kejadian gastritis di beberapa daerah di indonesia cukup tinggi dengan
prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk (Kurnia, 2011).
Gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada
pasien rawat inap di rumah sakit di indonesia dengan jumlah 30.154 kasus
(4,9%) (Depkes, 2013).

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit
diharapkan klien mengetahui tentang penyakit gastritis dan cara
penangannanya.

2. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah diberikan pendidikan kesehatan ini diharapkan klien mampu:
a. Mengetahui tentang pengertian dari gastritis atau maag
b. Mengetahui penyebab gastritis atau maag
c. Mengetahui penatalaksanaan gastritis atau maag

C. Sasaran
Sasaran pendidikan kesehatan ini adalah klien yang belum
mengetahui tentang gastritis atau maag dan cara penangannya.
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. Kriteria Sasaran
Klien yang mempunyai kurang pengetahuan tentang penyakit
gastritis atau maag dengan cara penangannanya.

B. Analisis Kasus
Gatritis merupakan inflamasi dari lapisan mukosa dan submukosa
gaster atau lambung, keluhan lainnya adalah mual, muntah, kembung, rasa
penuh atau terbakar di perut bagian atas (Andri dkk, 2011). Gastritis
adalah suatu peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang
disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola
makan, misalnya telat makan, makan terlalu banyak, suka mengonsumsi
makanan yang berbumbu merangsang, asam, dan pedas (Suparyanto,
2012). Penderita gastritis penyakit ini sangat menganggu aktifitas sehari-
hari. Pasien akan mengalami keluhan mual, muntah, kembung, rasa penuh
atau terbakar di perut bagian atas.
Nyeri ulu hati merupakan salah satu tanda gejala yang khas pada
penderita gastritis. Definisi nyeri secara umum merupakan perasaan tidak
nyaman yang sangat subyektif dan hanya yang mengalami dapat
menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut. Nyeri di bagi menjadi
dua yaitu nyeri akut dan nyeri kronis.Nyeri akut biasanya berlangsung
tidak lebih dari 3 bulan dan nyeri kronis berlangsung lebih dari 3 bulan.
(Mubarak et al., 2015).
Nyeri pada gastritis timbul karena pengikisan mukosa yang dapat
menyebabkan kenaikan mediator kimia seperti prostaglandin dan
histamine pada lambung yang ikut berperan dalam merangsang reseptor
nyeri.(Sukarmin, 2012).
Selain itu dalam tubuh manusia banyak terdapat sistem yang saling
kerja sama dalam mempertahankan kehidupan. Sistem pencernaan
merupakan salah satu sistem yang penting dalam tubuh karena hasilnya
nanti berupa energi yang sangat penting dalam proses metabolisme dan
kelangsungan hidup setiap sel di tubuh. Dalam sistem pencernaan banyak
organ-organ yang penting, salah satunya adalah lambung. Di lambung
nantinya terjadi pemecahan dan penyerapan karbohidrat dan lapisan
mukosa lambung menghasilkan asam lambung (HCL) yang dalam kadar
normalnya fungsinya sangat penting

C. Prinsip Belajar Menurut Teori (sesuai karakteristik sasaran)


Prinsip belajar dari pendidikan kesehatan ini adalah untuk
menambah pengetahuan klien terhadap penyakit gastritis atau maag
sehingga di harapkan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh klien
nantinya dapat meminimalisir terjadinya gastritis. Serta ketika klien
merasakan keluhanya sudah mengetahui bagimana cara penanganan pada
penyakit gastritis atau maag tersebut.

D. Karakteristik Media Belajar Menurut Teori (sesuai karakteristik sasaran)


1. Sesuai dengan materi pendidikan kesehatan yang diberikan
2. Menarik
3. Mudah dipahami oleh audience atau sasaran
4. Bahasa sederhana dan mudah dimengerti
5. Tidak melelahkan/menghemat energy
6. Sesuai dengan karakteristik sasaran (tingkat pendidikan dan budaya)
BAB III
METODOLOGI PENDIDIKAN KESEHATAN

A. Deskriptif Media Belajar (sesuai karakteristik sasaran)


Mahasiswa keperawatan yang sedang menjalani program profesi
ners dengan menggunakan media berupa leaflet da lembar balik. Informasi
dalam media tersebut meliputi pengertian, penyebab, penatalaksanaanpada
penyakit gastritis atau maag.

B. Tujuan Belajar
Meningkatkan pengetahuan klien dengan cara memberikan
pendidikan kesehatan mengenai penyakit gastritis atau maag.

C. Ketrampilan yang Diperlukan


Ketrampilan yang diperlukan dalam pendidikan kesehatan ini
adalah ketrampilan dalam berkomunikasi terutama menyampaikan
informasi kepada sasaran, sehingga mudah diterima dan dimengerti oleh
sasaran dan ketrampilan dalam mendemonstrasikan dengan baik sehingga
tidak salah persepsi oleh audience.

D. Jenis Media
Ceramah dan Tanya Jawab

E. Alat Yang Digunakan


1. Leaflet
2. Materi pengajaran (SAP)
3. Lembar balik
4. LCD
F. Peoses Pendidikan Kesehatan

No Tahap/waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien


1. Pembukaan a. Membuka pertemuan a. Memperhatikan
b. Mengulang kontrak b. Menjawab
5 menit
c. Menjelaskan tujuan pertanyaan
d. Apersepsi

2. Inti a. Menjelaskan materi a. Memperhatikan


b. Memberikan kesempatan b. Bertanya
20 menit
bertanya c. Menjawab
c. Menjawab pertanyaan pertanyaan
d. Memberikan pertanyaan
e. Memberikan pujian
f. Menyimpulkan materi

3. Penutup a. Menutup pertemuan a. Memperhatikan

5 menit

G. Waktu Pelaksaan
Tanggal : Rabu, 03 Februari 2021
Waktu : 09.00-09.30 WIB
Tempat : Ruang Kelas C205 Kampus UMPP

H. Hal-hal yang Perlu Diwaspadai


1 Penggunaan bahasa yang tidak sesuai
2 Tingkat pendidikan klien

I. Antisipasi Untuk Meminimalkan Hambatan


1. Menjelaskan maksud dan tujuan pendidikan kesehatan
2. Waktu pelaksanaan pendidikan kesehatan tidak terlalu lama
3. Menggunakan media yang menarik
4. Melibatkan peran serta dari audience
J. Pengorganisasian
Pelaksana : Frendi Yainur Hidayanto

K. Sistem Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Klien mengikuti penyuluhan sampai selesai
2. Evaluasi Proses
a. Klien antusias
3. Evaluasi Penyuluh
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
b. Dapat menjalankan peran dengan baik
4. Evaluasi Waktu
a. Penyuluhan berjalan sesuai waktu yang ditentukan
5. Evaluasi Hasil
Dari beberapa pertanyaan diberikan kepada klien dengan rentang nilai:
Baik jika standar nilai >70%-100%, bisa menjawab semua pertanyaan
Cukup jika standar nilai >50%-70%, bisa menjawab empat pertanyaan
Kurang jika standar nilai <50%, bisa menjawab tiga atau <3
pertanyaan
BAB IV
PENUTUP

Pendidikan kesehatan diperlukan pada klien yang belum mengetahui


menganai penyakit gastritis dengan cara penangananya.. Diharapkan dengan
adaya pendidikan kesehatan yang di sampaikan dapat merubah pengetahuan klien
mengenai penyakit tgastritis atau maag berserta dengan cara penganan dan
penjegahannya. Setelah diberikan pendidikan kesehatan secara efektif di harapkan
klien mampu menerapkan pola hidup sehat serta pencegahan terhadap penyakit
gastritis atau maag.
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian
Gastritis adalah suatu kondisi dimana lapisan kulit dalam lambung
meradang atau membengkak. Gastritis atau juga disebut radang lambung, dapat
muncul secara mendadak (gastritis akut) atau berlangsung dalam waktu yang
lama (gastritis kronis). Gastritis merupakan penyakit yang sering kali kita
jumpai dalam masyarakat. Pada orang awam, biasa menyebut penyakit ini
dengan sebutan penyakit maag. Gastritis adalah suatu peradangan mukosa
lambung yang bersifat akut, kronis, maupun lokal, dua jenis gastritis yang
umum terjadi adalah gastritis akut dan kronis (Margareth dkk, 2012).

B. Penyebab
Penyebab utama dari gastritis adalah karena makanan dan minuman yang
panas atau yang dapat merusak, pada mukosa lambung misalnya : alkohol,
salisilat, keracunan makanan yang mengandung toksin stafilokok, dan lain -
lain (Hadi S, 2005). Penyebab lain penyakit ini antara lain:
1. Obat obatan : Aspirin, obat Anti Inflamasi Nonsteroid (AINS), bahan kimia
seperti Lisol, merokok, alkohol.
2. Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung, luka bakar, trauma, sepsis,
refluks usus lambung, endotoksin.

Secara mikroskopi terdapat lesi erosi mukosa dengan lokasi berbeda di


temukan pada korpus dan fundus biasanya di sebabkan stress. Jika di sebabkan
karena obat-obatan AINS terutama di temukan di atrium, namun dapat juga
menyeluruh sedangkan secara mikroskopik terdapat erosi dengan regenerasi
epitel, dan di temukan reaksi sel inflamasi neutrofil yang minimal (Mansjoer,
Arif, dkk 2000).

Etiologi dan pathogenesis gastritis kronik pada umumnya belum di ketahui,


penyakit ini lebih sering terdapat pada orang tua. Namun alkohol berlebihan,
teh panas dan merokok merupakan predisposisi akan timbulnya gastritis kronik
(Sylvia, 2005).

C. Patofisiologi
Gastritis terjadi terutama pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini
tidak dapat menahan kerja asam lambung pencernaan (asam HCL) dan pepsi,
erosi yang terkait berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam-
pepsin atau berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa.
Mukosa yang rusak tidak dapat mensekresi mukus cukup untuk bertindak
sebagai barier terhadap HCL. Seseorang mungkin mengalami gastritis karena 2
faktor yaitu hipersekresi asam pepsin dan kelemahan barrier mukosa lambung
(Sylvia, 2005).
Pada gastritis akut terdapat gangguan keseimbangan antara faktor agresif
dan faktor defensive yang berperan dalam menimbulkan lesi pada mukosa
lambung. Faktor agresif tersebut HCL, pepsin, asam empedu, infeksi, virus,
bakteri dan bahan korosif (asam dan basa kuat). Sedangkan faktor defensive
adalah mukosa lambung dan mikro sirkulasi (Sylvia, 2005).
1. Gastritis Akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya
obat- obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada
para yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV
(Nervus Vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di
dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan
menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun
makanan yang merangsang akan menyebabkan selepitel kolumner, yang
berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya.
Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar
tidak ikut tercerna (Prabu, 2009).
Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukosa berfariasi
diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster
terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan
pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi
HCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri
ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster.
Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat
berupa eksfeliasi (pengelupasan).
Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel
mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya
perdarahan. Perdarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita,
namun dapat juga berhenti sendiri karena prosesregenerasi, sehingga
erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah perdarahan.
2. Gastritis Kronik
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang
sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi
penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar
epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel
chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan
menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata,
Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi
ulser. Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif (Mansjoer, Arif,
dkk 2001).

D. Manifestasi Klinis
Gastritis dapat bervariasi dari keluhan abdomen yang tidak jelas, seperti
mual sampai gejala yang paling berat seperti nyeri epigastrium, muntah,
perdarahan, dan hematemesis. Pada beberapa kasus bila gejala-gejala
menunjang dan resisten terhadap pengobatan mungkin di perlukan tindakan
diagnostik tambahan seperti endoskopi, biopsy mukosa, dan analisis cairan
lambung untuk memperjelas diagnosis (Sylvia, 2005).

E. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada penderita gastritis antara lain :
Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis,
kadang- kadang perdarahannya cukup banyak sehingga mengakibatkan
kematian. Terjadi ulkus kalau prosesnya hebat. Pada gastritis kronis, atrofi
lambung dapat menyebabkan gangguan penyerapan terutama pada vitamin B12
selanjutnya menyebabkan anemia yang secara klinis hampir sama dengan
anemia pernisiosa keduanya dapat di pisahkan dengan pemeriksaan antibodi
terhadap faktor intrinsik (Brunner & Suddart, 2001).
Penderita anemia pernisiosa biasanya mempunyai antibody terhadap faktor
intrinsik dalam serum dan cairan gasternya, selain vitamin B12 penyerapan
besi juga dapat terganggu. Gastritis kronik atrium pylorus dapat menyebabkan
penyempitan daerah atrium pylorus, gastritis kronik sering di hubungkan
dengan keganasan lambung terutama gastritis kronik atrium pylorus (Brunner
& Suddart, 2001).

F. Penanggulangan
Mengatasi maag dengan mengetahui terlebih dahulu apa penyebabnya.
Salah satu penyebab dari penyakit maag adalah akibat makan yang tidak
teratur, dan juga serangan bakteri. Pylori yang merupakan bakteri pencetus
maag. Selain itu penyebab lainnya adalah karna mengkonsusmsi obat-obatan
yang bisa menyebabkan pemicu dari terjadinya penyakit maag. Penyebabnya
karena mengkonsumsi alkohol, pola tidur dan pola makan yang tidak teratur,
akibat stres. Biasanya pada penderita maag, penderita telat makan, dan juga
porsi makan penderita biasanya lebih banyak. Berikut beberapa cara mengatasi
gastritis menurut (Wilson, 2002) :
1. Menghindari keadaan perut kosong, karena jika perut kosong maka akan
menyebabkan asam lambung naik.
2. Mengatur jadwal makan dengan porsi makan yang kecil dan juga ringan
dan jangan makan dengan porsi yang lebih sering.
3. Makanlah makanan yang teksturnya lunak dan bisa dengan mudah dicerna
oleh tubuh.
4. Menghindari stres.
5. Hindarilah jenis makanan atau minuman yang mengandung alkohol, gas,
dan juga kafein.
G. Penatalaksanaan
Pada umumnya gastritis kronik tidak memerlukan pengobatan, yang harus
di perhatikan adalah penyakit lain yang keluhannya dapat di hubungkan dengan
gastritis kronik, kemungkinan itu seharusnya di cari lebih dahulu. Anemia yang
di sebabkan gastritis kronik biasanya bereaksi baik terhadap pemberian vitamin
B12 atau preparat besi, tergantung definisinya (Prabu, 2009).
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari
alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu di anjurkan
untuk makan makanan yang bergizi. Bila gejala menetap maka cairan di
berikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi maka penatalaksanaannya
adalah serupa dengan prosedur yang di anjurkan (Prabu, 2009). Gastritis kronik
di atasi dengan memodifikasi pasien, meningkatkan istirahat, mengurangi
stress, dan memulai farmakoterapi. H.Pilopi dapat di atasi dengan antibiotik
seperti Tetrasiklin atau Amoxillin dan Garam Bismut (Pepto Bismol). Pasien
dengan gastritis A biasanya mengalami malabsorbsi Vitamin B12 yang di
sebabkan oleh adanya antibody terhadap faktor intrinsic (Brunner & Suddart,
2001).

Anda mungkin juga menyukai