Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GASTRITIS
Di Puskesmas Janti, Malang

Oleh :
Mahasiswa Sarjana Terapan Keperawatan Malang Kelompok 10
Catrina Dyan Ekayanti

JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MALANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
April 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Gastritis pada Ny. M Usia 72 tahun


Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Tempat : Puskesmas Janti, Malang
Hari/Tanggal Pelaksanaan : Sabtu, 20 April 2019
Waktu : 30 menit/ 9.30 – 10.00 WIB
Penyuluh : Sarjana Terapan Keperawatan Malang Kelompok 10

A. Latar Belakang
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam
lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan
imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati.
Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas. Gastritis adalah proses inflamsi
pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung.Secara histopastologi dapat dibuktikan
dengan adanya infiltarsi sel-sel radang padadaerah tersebut.
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai diklinik / ruangan
penyakit dalam pada umumnya. Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun
ini dan menyerang laki-laki lebih banyak dari pada wanita. Laki-laki lebih banyak
mengalami gastritis karena kebiasaan mengkonsumsialkohol dan merokok. Gastritis akut
merupakan penyakit yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri dan
± 80-90% pasien masuk ke ICCU karena menderita gastritis akut.
B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, pasien dan keluarga
pasien dapat mengetahui tentang penyakit Gastritis.
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan 30 menit peserta penyuluhan dapat
menjelaskan :
1. Pengertian dan Klasifikasi Gastritis
2. Etiologi Gastritis
3. Tanda dan Gejala Gastritis
4. Penatalaksanaan Gastritis
5. Pemeriksaan Diagnostik Gastritis
D. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab/ diskusi
E. Media
Media yang digunakan adalah leaflet
F. Setting Tempat Dan Waktu

Penyaji Pasien/ keluarga pasien


G. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta

Pembukaan: Mendengarkan
1. 5 menit
 Membuka kegiatan dengan pembukaan yang
mengucapkan salam disampaikan oleh
 Memperkenalkan diri moderator
 Menjelaskan maksud dan tujuan
penyuluhan
 Menyampaikan kontrak waktu
 Menanyakan kepada peserta penyuluhan
tentang materi yang akan diberikan
Pelaksanaan: Mendengarkan dan
2. 15 menit
Penyampaian materi oleh pemateri: memberikan umpan
 Pengertian dan Klasifikasi Gastritis balik terhadap
 Etiologi Gastritis materi yang
 Manifestasi Klinis Gastritis disampaikan

 Penatalaksanaan Gastritis
 Pemeriksaan Diagnostik Gastritis
Penutup: 1. Menjawab
3. 10 menit
 Menanyakan kembali kepada peserta pertanyaan
tentang materi yang sudah diberikan 2. Mendengarkan
 Menyimpulkan hasil kegiatan 3. Menjawab
penyuluhan salam
 Mengucapkan salam penutup
H. Evaluasi
a. Pemantauan
1. Input:
- Media penyuluhan yang digunakan adalah lembar balik dan leaflet
- Paket penyuluhan harus sesuai SPO dan uptodate
- Waktu penyuluhan adalah 30 menit
- Tempat penyuluhan dilakukan di tempat yang nyaman
- Pengorganisasian penyuluhan disiapkan beberapa hari sebelum kegiatan
penyuluhan
2. Proses:
- Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
- Tidak ada peserta yang meninggalkan kegiatan penyuluhan pada saat
penyuluhan berlangsung
- Narasumber menguasai materi dengan baik
3. Output:
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan peserta mengerti dan memahami materi
penyuluhan
4. Outcome:
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan ada perubahan perilaku kesehatan yang
lebih baik
b. Evaluasi
Setelah mengikuti proses penyuluhan 30 menit peserta penyuluhan dapat
menjelaskan :
1. Pengertian Gastritis
2. Klasifikasi Gastritis
3. Etiologi Gastritis
4. Tanda dan Gejala Gastritis
5. Penatalaksanaan Gastritis
LAMPIRAN MATERI
GASTRITIS

1. Pengertian
Gastritis adalah peradangan lambung baik lokal atau menyebar pada mukosa
lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri
atau bahan iritan lain (Reeves. J. Charlene). Gastritis adalah suatu kondisi dimana lapisan
kulit dalam lambung meradang atau membengkak. Gastritis adalah suatu penyakit
inflamasi dari mukosa lambung akibat peningkatan asam lambung yang manifestasi
klinisnya yaitu perdarahan saluran cerna atas berupa hematemesis melena (Mansjoer,
2000). Umumnya gastritis dibedakan menjadi dua yaitu gastritis akut dan gastritis
kronik.
a. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek yang terkait dengan
konsumsi agen kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gastrik.
Agen semacam ini mencakup bumbu, rempah-rempah, alkohol, obat-obatan, radiasi,
kemoterapi dan mikroorganisme inefektif. Gastritis akut erosif adalah suatu
peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan
erosif. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa.
b. Gastritis Kronik
Gastritis kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung
yang menahun. Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
dan maligna dari lambung atau oleh bakteri (Helicobacter pylory) bakteri ini
berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang pekat.
Gastritis kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A dan tipe B. Tipe A sering
disebut sebagai gastritis autoimun diakibatkan dari perubahan sel pariental yang
menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Anemia pernisiosa berkembang dengan
proses ini dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B (kadang disebut
sebagai gastritis H. pylory mempengaruhi antrum dan pilorus (ujung bawah lambung
dekat duodenum). Ini dihubungkan dengan bakteri H. pylory yang menimbulkan
ulkus dinding lambung. Juga dikenal tiga bentuk gastritis kronik yaitu : gastritis
kronik superfisialis, gastritis kronik hipotrofik atau atrofi gaster dan gastritis kronik
hipertrofikans.
2. Etiologi
Beberapa penyebab yang dapat menyebabkan terjadinya gastritis antara lain :
a. Infeksi bakteri
Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup
dibagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak
sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun
diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan
makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering
terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan
perawatan. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya
peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu
yang lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan
perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah
atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung
secara perlahan rusak.
b. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus
Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan
naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi
prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat-obat
tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil.
Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang
berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.c.
c. Penggunaan alkohol secara berlebihan
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan
membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada
kondisi normal
d. Penggunaan kokain
Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dan gastritis.
e. Kelainan autoimmune
Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh
menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan
peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan
kelenjar-kelenjarpenghasil asam lambung dan menganggu produksi faktor intrinsic
(yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B12). Kekurangan
B12, akhirnya,dapat mengakibatkan perniciousis anemia, sebuah konsisi serius yang
jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune
atrophicgastritis terjadi terutama pada orang tua.
f. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan
g. Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan minuman
dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan salah satu penyebab iritasi mukosa.
3. Manifestasi Klinik
a. Gastritis Akut
Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada
hematemesis melena, biasanya disertai dengan pusing (takikardia dan sianosis/pucat),
kelemahan dan nyeri kolik, tanda lebih lanjut yaitu anemia.
b. Gastritis Kronik
Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh
nyeri ulu hati, anorexia, nausea, rasa tidak nyaman pada abdomen dan keluhan anemia
dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.
4. Penatalaksanaan Medis
a. Pengobatan gastritis meliputi :
 Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi
 Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai
 Pemberian obat-obat antasid atau obat-obat ulkus lambung yang lain (Soeparman,
1999, hal 96)
b. Penatalaksanaan gastritis akut
 Instruksikan pasien untuk menghindari alcohol
 Bila pasien mampu makan melalui mulut diet mengandung gizi dianjurkan
 Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral
 Bila perdarahan terjadi, lakukan penatalaksanaan untuk hemoragi saluran
Gastromfestinal
 Untuk menetralisir asam gunakan antasida umum
 Untuk menetralisir alkali gunakan jus lemon encer atau cuka encer
 Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau perforasi
 Reaksi lambung diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilorus.
c. Penatalaksaan Gastritis kronis
 Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, diet makan lunak diberikan
sedikittapi lebih sering.
 Mengurangi stress
 H. Pylori diatasi dengan antiobiotik (seperti tetraciklin ¼, amoxillin) dan gram
bismuth (pepto-bismol)
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Gastritis Akut
 Anamnesis
 Endoscopy dilanjutkan pemeriksaan biopsy
b. Gastritis Kronik
 EGD (Esofagogastriduodenoskopi) yaitu tes diagnostik kunci untuk perdarahan GI
atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan/ derajat ulkus jaringan/ cedera.
 Minum barium dengan foto rontgen yaitu dilakukan untuk membedakan
diganosapenyebab / sisi lesi.
 Analisa gaster yaitu dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji
aktivitas sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidroklorik dan
pembentukan asam nokturnal penyebab ulkus duodenal. Penurunan atau jumlah
normal diduga ulkus gaster, dipersekresi berat dan asiditas menunjukkan sindrom
Zollinger-Ellison.
 Angiografi yaitu vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat
disimpulkanatau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan
kemungkinan isi perdarahan.
 Amilase serum yaitu meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga
gastritis (Doengoes, 1999, hal: 456)
DAFTAR PUSTAKA

Buru, I. 2014. LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS. daring


(https://www.academia.edu/37222178/LAPORAN_PENDAHULUAN_GASTRITIS),
dikases tanggal 17 April 2019.
Carisna, A, Eka, A, dkk. 2015. LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN
KEPERAWATAN GASTRITIS. daring
(https://www.academia.edu/12214942/Laporan_Pendahuluan_dan_Asuhan_Keperawatan
_Gastritis), diakses tanggal 17 April 2019.
Novamartina, R. 2014. LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
GASTRITIS. daring
(https://www.academia.edu/11048650/Laporan_Pendahuluan_dan_Asuhan_Keperawatan
_Gastritis), diakses tanggal 17 April 2019.
Luthfy, M. 2012. ASKEP GASTRITIS. daring
(https://www.academia.edu/7343969/ASKEP_Gastritis), diakses tanggal 17 April 2019.

Anda mungkin juga menyukai