ARTIKEL
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Riset Keperawatan
yang dibina oleh Ibu Susi Milwati, S.Kp., M.Pd.
Oleh Kelompok 1 :
E. Rumusan Masalah
Suatu rumusan masalah itu ditandai dengan pertanyaan penelitian, yang umumnya
disusun dalam bentuk kalimat tanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah
kemana sebenarnya penelitian akan dibawa, dan apa saja sebenarnya yang ingin
dikaji/dicari tahu oleh si peneliti.
Pertanyaan suatu penelitian adalah suatu pernyatan yang singkat, jelas, dan
interogatif, yang ditulis dalam bentuk saat sekarang yang melibatkan satu atau lebih
variabel. Pertanyaan penelitian berguna untuk menjelaskan suatu variabel, menguji
hubungan antarvariabel, dan menentukan perbedaan antara dua atau lebih kelompok
sehubungan dengan variabel tertentu.
Masalah yang dipilih haruslah menampilkan “researchable”, dalam artian bahwa
suatu masalah itu dapat diselidiki secara ilmiah. Masalah tersebut perlu dirumuskan
secara jelas agar dengan demikian perumusan masalahnya jelas. Peneliti diharapkan dapat
mengetahui variabel-variabel atau faktor-faktor apa saja yang akan diukur, dan apakah
ada alat-alat ukur yang sesuai untuk mencapai tujuan penelitian. Dengan rumusan
masalah yang jelas akan dapat dijadikan penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Hal
ini sesuai dengan pandangan yang dinyatakan oleh Jack R. Fraenkel dan Norman E.
Wallen (1990:23) bahwa salah satu karakteristik formulasi pertanyaan penelitian yang
baik, yaitu pertanyaan penelitian harus clear. Artinya pertanyaan penelitian yang diajukan
hendaknya disusun dengan kalimat yang jelas, tidak membingungkan. Dengan pertanyaan
yang jelas akan mudah mengidentifikasi variabel-variabel atau faktor-faktor apa yang ada
dalam pertanyaan penelitian tersebut, dan berikutnya memudahkan dalam mendefenisikan
konsep atau variabel dalam pertanyaan penelitian. Dalam memberikan defenisi
konseptual atau variable tersebut dapat dengan cara-cara: (1) constitutive definition, yakni
dengan pendekatan kamus (dictionary approach); (2), contoh atau by example; dan (3)
operational definition, yakni mendefenisikan istilah, konsep atau variabel penelitian
secara spesifik, terinci dan operasional.
Berdasarkan pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah penelitian, antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Rumusan masalah hendaknya singkat dan bermakna. Masalah perlu dirumuskan
dengan singkat dan padat tidak berbelit-belit yang dapat membingungkan pembaca.
Masalah dirumuskan dengan kalimat yang pendek tapi bermakna.
2. Rumusan masalah hendaknya ditungkan dalam bentuk kalimat tanya. Masalah akan
lebih tepat disajikan apabila dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, bukan
pernyataan.
3. Rumusan masalah hendaknya jelas dan kongkrit. Artinya, dengan rumusan masalah
yang jelas dan kongkrit itu akan memungkinkan peneliti secara eksplisit terarah untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan: apa yang akan diselidiki, siapa yang akan
diselidiki, mengapa diselidiki, bagaimana pelaksanaannya, bagaimana melakukannya,
dan apa tujuan yang diharapkan.
4. Masalah hendaknya dirumuskan secara operasional. Sifat operasional dari rumusan
masalah akan memungkinkan peneliti memahami variabel-variabel atau konsep-
konsep dan sub-subnya yang ada dalam penelitian dan bagaimana peneliti dapat
mengukurnya.
5. Rumusan masalah hendaknya mampu member petunjuk tenang memungkinkannya
pengumpulan data di lapangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
terkandung dalam masalah penelitian tersebut.
Perumusan masalah haruslah dibatasi ruang-lingkupnya sehingga itu memungkinkan
penarikan simpulan yang jelas dan tegas. Kalau itu disertai rumusan masalah yang
bersifat umum, hendaknya disertai penjabaran-penjabaran yang spesifik dan
operasional.
F. Faktor-Faktor Yang Mendasari Perumusan Masalah
Penyusunan rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada pemahaman yang dimiliki
peneliti tentang masalah yang ada dan berkembang saat itu. Hal-hal yang harus dierhatikan
oleh peneliti meliputi faktor-faktor tersebut dibawah ini:
a. Mendefinisikan permasalah/topik (fakta empiris-induktif)
Seorang peneliti biasanya memulai pencarian topik secara umum misalnya
asuhan keperawatan pada klien yang ditemukan di lahan.
b. Mulai mencari sumber kepustakaan (kajian teori-deduksi)
Teori merupakan sumber yang sangat penting dalam mendapatkan suatu
permasalahan karena dissusun berdasarkan ide atau gambaran situasi sekarang dan
bersifat nyata serta telah dilakukan suatu pengujian mengenai kebenarannya.
Permasalhan atau topik dapat disusun untuk menjelaskan tentang konsep.
c. Interaksi antar teman sejawat atau anggota tim
Interaksi dengan peneliti atau anggota tim sangat bermanfaat untuk menentukan
permasalahan penelitian. Interaksi antara dosen dengan mahasiswa juga bisa
dilakukan dengan dosen memberikan keahliannya berhubungan dengan program
penelitian dan mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuan pada topik tertentu
(Polit & Back, 2012). Tipe hubungan ini bisa dikembangkan antara ahli peneliti
dengan perawat di rumah sakit ataupun klinik.
d. Layak dijabarkan (feasibility)
Kelayakan suatu penelitian untuk dilakukan ditentukan oleh berbagai
pertimbangan yaitu waktu, dana, keahlian peneliti, tersedianya responden, fasilitas
dan alat, kerja sama dengan tim lain, dan pertimbangan etika (Nursalam, 2008)
1) Waktu
Suatu penelitian sering kali memerlukan waktu yang lebih lama dari yang telah
ditentukan sehingga menjadi kendala bagi semua peneliti terutama peneliti pemula
untuk memperkirakan waktu yang diperlukan. Pertimbangan perkiraan penentuan
waktu dapat ditentukan oleh berbagai faktor:
a. Tipe responden yang diperlukan
b. Jumlah dan kompleksnya variabel yang akan digunakan
c. Metode pengukuran variabel (aoakah instrumen sudah tersedia ataukah harus
mengembangangkan sendiri)
d. Metode pengumpulan data
e. Proses analisis data
2) Dana
Perumusan masalah dan tujuan yang dipilih sangat dipengaruhi oleh alokasi dana
yang tersedia. Untuk memperkirakan dana yang diperlukan ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan antara lain:
a. Literatur
b. Subjek
c. Peralatan
d. Personel
e. Komputer
f. Transportasi
g. Pendukung
3) Keahlian peneliti
Permasalahan/topik dan tujuan penelitian harus diseleksi berdasarkan kemampuan
peneliti karena menuntut seorang peneliti untuk memahami suatu proses penilitian
baru kemudian melakukan penelitian berdasarkan pengalamannya.
4) Ketersediaan responden
Dalam menentukan suatu tujuan penelitian, yang perlu dipertimbangkan adalah tipe
dan jumlah responden yang diperlukan. Sampel biasanya sulit jika penelitian meliputi
populasi yang unik dan jarang.
5) Ketersedian fasilitas dan peralatan
Peneliti perlu mempertimbangkan apakah riset memerlukan fasilitas tertentu.
6) Kerja sama dengan tim lain
Suatu penelitian tidak akan dapat berjalan dengan lancar tanpa kerja sama dengan tim
yang lain. Adanya hubungan yang baik dengan individu ditempat penelitian akan
sangat membantu
7) Pertimbangan etika
Tujuan penelitian harus etis, dalam arti hak responden dan yang lainnya dilindungi.
Jika suatu tujuan penelitian akan berakibat jelek terhadap hak responden, maka
penelitian tersebur harus dievaluasi ulang dan mungkin harus dihindari.
Daring. (http://ppisb.unsyiah.ac.id/berita/identifikasi-masalah-batasan-masalah-dan-rumusan-
masalah). Diakses pada tanggal 15 Januari 2019.
Nursalam. (2002). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman
Skripsi, Tesis, dan Instrumen. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Polit DF & Back, CT. 2012. Nursing Research. Generating and Assessing Evidence for
Nursing Practice. 9th Ed. Philadelphia: JB. Lippincott.
Sastroasmoro S. & Ismail S. 1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Setiadi. 2013. Konsep Dan Praltik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu