MAKALAH
Oleh:
Kelompok 3
1. M. Ubaidillah S (1601460027)
2. Berlyana Yossie K (1601460028)
3. Arumingtyas P (1601460029)
4. Viva Nurjannah (1601460030)
5. Kiki Nur R (1601460036)
6. Fanda Eka D (1601460032)
7. Trismadani Erlina P (1601460033)
8. Hasrining Tri S (1601460034)
9. Wahyu Artiningsih (1601460035)
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, serta
telah memberikan kesehatan dan akal sehat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Bencana Tsunami”. Penulis dalam menyelesaikan makalah ini
banyak meminta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen matakuliah Manajemen Bencana yang telah membimbing, dan memberi masukan
pada saat pembuatan makalah.
2. Ayah, Ibu, Adik dan seluruh keluarga yang selalu memberi dukungan.
3. Teman-teman yang selalu menemani dalam suka maupun duka.
4. Pihak-pihak pendukung yang lain, yang selalu membantu secara langsung maupun tidak
langsung.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan sebagai perbaikan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat diamalkan pada
kehidupan sehari-hari.
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................ 2
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Tsunami ........................................................................................... 3
2.2 Penyebab Tsunami ............................................................................................... 3
2.3 Proses Terjadi Tsunami........................................................................................ 4
2.4 Pembagian atau Jenis Tsunami ............................................................................ 5
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Daerah Rawan Bencana Tsunami di Indonesia .................................................. 7
3.2 Alat dan Bahan Medis dalam Penanggulangan Bencana Tsunami ..................... 8
3.3 Kebutuhan Tenaga Kesehatan Berdasarkan Bencana Tsunami ........................... 8
3.4 Contoh Kasus Tsunami ........................................................................................ 11
3.5 Perencanaan Keperawatan dalam Penanggulangan Bencana Pada Saat Bencana 12
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 16
4.2 Saran .................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia tidak mungkin terlepas dari adanya bencana, seperti gempa bumi. Gempa
dapat terjadi di semua daerah. Beberapa lempeng bumi bertemu dan beradu atau berbenturan
sejak dahulu di kepulauan Indonesia ini. Banyak tempat yang rawan akan gempa atau
tsunami di indonesia. Hal ini di karenakan wilayah Indonesia secara geografis maupun
geologi merupakan negara kepulauan yang terletak pada empat lempeng tektonik yang
bertemuan, yaitu lempeng Euroasia, Australia, Pasifik, dan Filipina.
Pada tahun 2004, negara Indonesia dihebohkan dengan bencana tsunami yang
melanda Aceh. Hempasan ombak yang merasuk jauh ke pantai menghancurkan daratan.
Kota-kota yang terletak di sepanjang pantai Barat Aceh dibuat porak poranda.
Tsunami sendiri berasal dari (bahasa Jepang tsu = pelabuhan, nami = gelombang,
secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang
disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan
permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut,
letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau hantaman meteor di laut.
Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam
gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam,
gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan
kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter.
Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut.
Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per
jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman
gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan
korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun
material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang
dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta
menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk dapat memahami apa yang dimaksud dengan
tsunami, faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami, serta bagaimana proses
terjadinya. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk memberi informasi tentang daerah
mana saja yang rawan terjadi tsunami dan bagaimana perencanaan keperawatan dalam
penanggulangan bencana saat terjadinya tsunami.
Istilah tsunami merupakan adopsi dari bahasa Jepang. Tsunami menurut Beni (2006),
adalah istilah yang berasal dari bahasa Jepang yang sekarang sudah menjadi istilah yang
biasa dipakai di seluruh penjuru dunia. Tsunami berasal dari kata tsu yang berarti pelabuhan
dan nami memiliki arti ombak. Masyarakat Jepang biasanya setelah terjadi bencana tsunami
akan pergi ke pelabuhan untuk melihat seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan, sehingga
dipakailah istilah tsunami (Sutowijoyo 2005).
Tsunami merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia.
Tsunami adalah gelombang besar yang dihasilkan oleh gempa bumi di dasar samudera,
letusan gunung api, atau longsoran masa batuan di sekitar basin samudera (Djunire 2009).
Tsunami adalah gelombang air yang disebabkan oleh gangguan yang berhubungan
meletusnya gunung berapi, tanah longsor bawah laut, tubrukan meteorit tengan samudra.
Gelombang ini dapat terjadi di samudra , teluk, danau, atau penampungan air.
2.2 Penyebab
Meskipun demikian tidak semua gempa yang terjadi di bawah laut menyebabkan
tsunami. Gempa bumi bawah laut yang menyebabkan terjadinya tsunami adalah yang
memenuhi kriteria sebagai berikut :
Contoh tsunami yang diakibatkan oleh letusan gunung merapi adalah tsunami besar
yang terjadi akibat letusan gunung krakatau tahun 1883.
Ciri-ciri tsunami yang disebabkan oleh longsor bawah laut adalah gempa yang
berkekuatan kecil tapi mengakibatkan tsunami yang kuat. Misalnya yang terjadi di Pesisir
Jawa tahun 2006 silam.
4. Hantaman Meteor
Tsunami juga dapat disebabkan oleh meteor yang jatuh di atas laut. Penggambarannya
kira kira seperti melempar bola bowling ke atas kolam renang yang menyebabkan rentetan
gelombang yang cukup besar di tepi kolam. Selain itu, meteor yang jatuh ke permukaan laut
juga menyebabkan ketidakseimbangan lempeng bawah laut yang menimbulkan gempa. Hal
ini jarang terjadi, tapi akibatnya adalah tsunami yang sangat besar.
Proses terjadinya tsunami adalah berawal dari gerakan vertikal pada lempeng yang
berupa patahan/sesar. Patahan ini menyebabkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba
atau dalam fase ini dinamakan gempa bumi. Biasanya gempa bumi terjadi di daerah subduksi
(salah satu tempat bagi tebentuknya deretan gunung berapi dan gempa bumi. ) . karena
adanya gempa bumi ini pula keseimbangan air diatasnya terganggu sehingga terjadi suatu
aliran energi air laut. Energi ini berupa gelombang bergerak menuju pantai dan biasa kita
kenal sebagai tsunami.
2.4 Pembagian atau Jenis Tsunami.
1. Tsunami Lokal
Tsunami jenis pertama ini dapat menyebabkan kerusakan dengan jarang yang cukup
dekat. Penyebab dari tsunami lokal ini adalah adanya gempa yang terjadi pada kedalaman
100 km. Kedatangan tsunami lokal ini kurang lebih 1 jam dari datangnya gempa, bahkan bisa
kurang dari 10 menit.
2. Tsunami Regional
Berbeda dengan tsunami lokal, tsunami regional ini memberikan dampak kerusakan
dengan lingkup regional atau lebih luas bisa mencapai 100 – 1000 km. Gelombang tsunami
akan datang ke darat dalam waktu 1 – 3 jam sehingga bisa dibayangkan dampak akan cukup
parah.
3. Tsunami Jarak Jauh
Tsunami jarak jauh ini merupakan jenis tsunami Aceh 2004, biasa juga disebut
dengan tele-tsunami. Bencana alam yang dahsyat ini ternyata dapat mencapai jarak lebih dari
1000 km dari daratan. Kedatangan gelombang tsunami pada jenis ini mempunyai durasi yang
cukup lama namun dampaknya juga sangat besar.
1. tsunami vulkanik dan tsunami tektonik. Jenis tsunami vulkanik adalah jenis tsunami yang
disebabkan gempa yang berasal dari kegiatan vulkanik bumi .
2. tsunami tektonik disebabkan karena adanya gempa yang terjadi akibat aktivitas tektonik
bumi.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Aceh (Pulau Simeulue, Pantai Barat Aceh [Lhok Nga, Calang, Meulaboh],
Lhokseumawe)
2. Sumatera Utara (Pulau Nias, Pantai Barat Sumatera Utara [Singkil, Sibolga])
3. Sumatera Barat (Kepulauan Mentawai, Pantai Barat Sumatera Barat [termasuk Siri
Sori])
4. Bengkulu (Pulau Enggano, Pantai Barat Bengkulu [termasuk Kota Bengkulu dan
Manna])
5. Lampung dan Banten (Pantai Selatan Lampung, Pantai Barat Banten)
6. Jawa Barat Tengah Bagian Selatan (Pantai Selatan Jawa Barat - Tengah)
7. Jawa Timur Bagian Selatan (Pantai Selatan Jawa Timur)
8. Bali (Pantai Selatan Bali)
9. Nusa Tenggara Barat (Pantai Selatan Lombok, Sumbawa, dan Pantai utara Bima)
10. Nusa Tenggara Timur (Pantai Utara Flores, Pulau Babi, Pantai Utara Pulau Timor
[Atapupu], dan Pantai Selatan Sumba)
11. Sulawesi Utara (Manado, Bitung, Sangihe, dan Talaud)
12. Sulawesi Tengah-Palu (Pulau Peleng, Banggai Kepulauan, Luwuk, Palu, Teluk
Tomini, Tambu, Mupaga, Toli-toli, Donggala, dan Tojo)
13. Sulawesi Selatan (Bulukumba, Tinambung, dan Majene)
14. Sulawesi Tenggara (Pantai Kendari)
15. Maluku Utara (Sanana, Ternate, Tidore, Halmahera, dan Pulau Obi)
16. Maluku Selatan (Bandanaira, Pulau Seram, Pulau Buru, Pantai Talaga, Pulau Banda,
Pulau Kai, Pulau Tual)
17. Papua Utara (Yapen, Biak, Supiori, Oranbari, dan Ransiki)
18. Kalimantan Selatan Bagian Timur (Langadai dan Loeri)
19. Sangata (Daerah Sekuran).
Dalam upaya menanggulangi bencana alam yang terjadi di negeri ini tentunya akan
membutuhkan berbagai peralatan logistic,berikut ini beberapa kebutuhan logistic yang
dibutuhkan dan siap pakai saat bencana terjadi:
Standar minimal peralatan penanggulangan bencana yang tersedia apabila terjadi bencana
Tsunami meliputi : Standar Minimal Peralatan Penanggulangan Bencana ditambah, Standar
Peralatan bencana Tsunami, meliputi :
3 Pelampung BNPB/BPBD/Instansi/Lembaga
4 Buldozer BNPB/BPBD/Instansi/Lembaga
6 Beco BNPB/BPBD/Instansi/Lembaga
Tim yang diberangkatkan berdasarkan kebutuhan setelah Tim Reaksi Cepat dan Tim RHA
kembali dengan laporan hasil kegiatan mereka di lapangan, terdiri dari:
1. Dokter Umum
2. Apoteker dan Asisten Apoteker
3. Perawat (D3/ S1 Keperawatan)
4. Perawat Mahir
5. Bidan (D3 Kebidanan)
6. Sanitarian (D3 kesling/ S1 Kesmas)
7. Ahli Gizi (D3/ D4 Kesehatan/ S1 Kesmas)
8. Tenaga Surveilans (D3/ D4 Kes/ S1 Kesmas)
9. Entomolog (D3/ D4 Kes/ S1 Kesmas/ S1 Biologi)
Kebutuhan tenaga kesehatan selain yang tercantum di atas, disesuaikan dengan jenis
bencana dan kasus yang ada, misal:
Gempa bumi
Banjir bandang/tanah longsor
Gunung meletus
Tsunami
Ledakan bom/kecelakaan industri
Kerusuhan massal
Kecelakaan transportasi
Kebakaran hutan
Kebutuhan tenaga bantuan kesehatan sesuai jenis bencana dapat dilihat di Tabel 1,
sedangkan kebutuhan jumlah minimal SDM Kesehatan untuk penanganan korban bencana
berdasarkan:
1. Untuk jumlah penduduk/pengungsi antara 10.000 – 20.000 orang:
Dokter umum : 4 org
Perawat : 10 – 20 org
Bidan : 8 – 16 org
Apoteker : 2 org
Asisten apoteker : 4 org
Pranata laboratorium : 2 org
Epidemiologi : 2 org
Entomolog : 2 org
Sanitarian : 4 – 8 org
Ahli gizi : 2 – 4 org
2. Untuk jumlah penduduk/pengungsi 5000 orang dibutuhkan:
Bagi pelayanan kesehatan 24 jam dibutuhkan: dokter 2 orang, perawat 6 orang, bidan
2, sanitarian 1orang, gizi 1 orang, asisten apoteker 2 orang dan administrasi 1 orang.
Bagi pelayanan kesehatan 8 jam dibutuhkan: dokter 1 orang, perawat 2 orang, bidan 1
orang, sanitarian 1 orang dan gizi 1 orang.
Tabel 1
No. Jenis Jenis Tenaga Kompetensi Tenaga Jumlah
Bencana
Anaestesi
Anak
Penyakit dalam
Pulmonologi
Kesehatan jiwa
DVI
Forensik
Dental forensic
Tab, CTM
Primakuin
Aminopilin Tab
Penyakit mata Sulfasetamid t.m,
26 Desember 2004: Pukul 7.59 waktu setempat, gempa berkekuatan 9,1 sampai 9,3
skala Richter mengguncang dasar laut di barat daya Sumatra, sekitar 20 sampai 25 kilometer
lepas pantai. Hanya dalam beberapa jam saja, gelombang tsunami dari gempa itu mencapai
daratan Afrika. Sebelum tsunami muncul, gempa hebat mengguncang kawasan utara
Sumatra, Gempa itu memicu munculnya gelombang raksasa yang mencapai sedikitnya 11
negara, termasuk Australia dan Tanzania. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan
tsunami di Aceh sebagai bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi. Bantuan
internasional mulai digerakkan menuju kawasan bencana. Kawasan terparah yang dilanda
tsunami adalah Aceh, Khao Lak di Thailand dan sebagian Sri Lanka dan India.
Provinsi Aceh di utara Pulau Sumatera adalah kawasan terparah yang dilanda
tsunami. Sedikitnya 130.000 orang tewas dikawasan ini saja. Jurnalis AS Kira Kay
menuliskan pengalamannya ketika tiba di Banda Aceh setelah tsunami: "Mayat-mayat
bergelimpangan, terkubur di bawah reruntuhan. Lalu mayat-mayat itu diangkut dengan truk
ke lokasi penguburan massal. Bau mayat menyengat". Bencana ini menimbulkan kerusakan
parah, banyak penduduk Aceh yang menjadi pengungsi. Di seluruh Asia Tenggara, 1,5 juta
orang kehilangan tempat tinggal.
3.5 Perencanaan Keperawatan dalam Penanggulangan Bencana Pada Saat Bencana
Pada tahap serangan atau terjadinya bencana (Impact phase), waktunya bisa terjadi
beberapa detik sampai beberapa minggu atau bahkan bulan. Tahap serangan dimulai saat
bencana menyerang sampai serang berhenti. Waktu serangan yang singkat misalnya:
serangan angin puting beliung, serangan gempa di Jogyakarta atau ledakan bom, waktunya
hanya beberapa detik saja tetapi kerusakannya bisa sangat dahsyat. Waktu serangan yang
lama misalnya : saat serangan tsunami di Aceh terjadi secara periodik dan berulang-ulang,
serangan semburan lumpur lapindo sampai setahun lebih bahkan sampai sekarang belum
berhenti yang mengakibatkan jumlah kerugian yang sangat besar. Peran tenaga kesehatan
pada fase Impact adalah :
a. Bertindak cepat
b. Do not promise, tenaga kesehatan seharusnya tidak menjanjikan apapun secara pasti
dengan maksud memberikan harapan yang besar pada korban selamat
c. Berkonsentrasi penuh terhadap apa yang dilakukan
d. Koordinasi dan menciptakan kepemimpinan untuk setiap kelompok yang menanggulangi
terjadinya bencana
No. Aspek Peran
1. Potensi bencana tsunami yang akan terjadi kepada korban, bangunan serta lingkungan
sekitar
a. Luka berat
b. Luka ringan
c. Hilang
d. Meninggal
e. Trauma psikis
Trauma yang dialami para korban bencana terkadang membuat dirinya deperesi.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas mungkin karena kehilangan harta bendanya bahkan
keluarga dan saudaranya. Sehingga membuat para korban bencana tsunami mengalami
stress yang berkepanjangan.
f. Rusaknya sanitasi lingkungan. Bisa dilihat dari kurangnya air bersih yang biasa terjadi
di daerah-daerah bencana. Air didaerah bencana banyak tercemar
g. Terputusnya jalur tranportasi didaerah yang terkena tsunami
h. Perekonomian tersendat, yang dimaksud disini adalah tsunami yang terjadi tentunya
juga merusak mata pencaharian warga. Ketika hal itu terjadi alur perekonomian mulai
terputus.
i. Keselamtan warga mulai terancam. Kejadian tsunami tersebut pasti akan memberikan
rasa was was bagi warga yang tinggal dekat daerah tsunami terjadi. Ketenangannya
untuk menjalanji kegiatan sehari-hari mulai terusik dengan perasaan takut akan
kejadian tsunami juga terjadi pada mereka
j. Runtuhnya bangunan dan rusaknya segala sarana dan prasarana yang ada
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian makalah diatas, dapat dilihat bahwa Indonesia merupakan negara
yang banyak terjadi bencana, salah satunya tsunami. Tsunami berasal dari kata tsu yang
berarti pelabuhan dan nami memiliki arti ombak. Masyarakat Jepang biasanya setelah terjadi
bencana tsunami akan pergi ke pelabuhan untuk melihat seberapa besar kerusakan yang
ditimbulkan, sehingga dipakailah istilah tsunami (Sutowijoyo 2005). Perubahan permukaan
laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung
berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau hantaman meteor di laut. gelombang tsunami
dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam.
Banyak daerah yang rawan terjadi tsunami di Indonesia seperti Aceh, Bali, Sumatera
Barat, Sumatera Utara, NTB, NTT, Jawa Barat, Jawa Timur, dll. Banyak dampak yang
terjadi akibat bencana tsunami diantaranya kerusakan fasilitas yang sangat parah, banyak
memakan korban jiwa, berbagai macam penyakit seperti luka memar, luka sayatan, ISPA,
Gastritis, Malaria, Penyakit kulit dan lain sebagainya. Sehingga dibutuhkan banyak peralatan
dan bahan medis untuk membantu korban bencana tsunami.
4.2 Saran
Banyak sekali kejadian bencana alam di Indonesia, saran bagi petugas penolong
bencana alam untuk lebih meningkatkan keahliannya dalam menanggulangi bencana dan
menilong korban pasca bencana dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan
guna memenuhi potensi diri.
Bagi masyarakat harus tetap waspada dan dapat mematuhi segala informasi dan
himbauan yang dikumandangkan oleh petugas penanggulangan bencana, agar meminimalisir
terjadinya bencana ulang dan agar tidak menambah korban jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, zubair (april , 24, 2016). Proses terjadinya stunami. Diakses tanggal 08 agustus 2018,
dari https://www.studiobelajar.com/proses-terjadinya-tsunami.
Ardia Putra, dkk. Peran Dan Kepemimpinan Perawat Dalam Manajemen Bencana Pada
Fase Tanggap Darurat. Idea Nursing Jurnal Vol IV No. 1.
Bryant, Edward . 2007.stunami.bandung:pakar raya.
Buqot, buqot (2016, 30,oktober).penyebab terjadinya tsunami di indonesia.diakses tanggal 08
agustus 2018, dari https://ilmugeografi.com/bencana-alam/penyebab-terjadinya-
tsunami.
https://googleweblight.com/i?u=https://www.dw.com/id/kronologi-bencana-tsunami-2004-di-
aceh/a-18146413&hl=id-ID
https://googleweblight.com/i?u=https://m.liputan6.com/news/read/2016495/19-wilayah-
indonesia-rawan-tsunami&hl=id-ID
https://bencanakesehatan.net/images/stories/2012/1/file/PP/PP%20Kepala%20BNPB%20RI_
No.17%20Tahun%202009_Pedoman%20Standarisasi%20Peralatan%20Penanggulanga
n%20Bencana.pdf
Kurniayanti M.A. 2012. Peran Tenaga Kesehatan Dalam Penanganan Manajemen Bencana
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada I Volume 01/Nomor 01/Agustus 2012.
Mubarok, m lutfi . 2005.tsunami dan solidaritas dunia.surabaya:java pustaka media utama.
Muis, adam (2017,5, agustus ). Jenis ciri, dampak akibat dan penanggulangan. Diakses
tanggal 08 agustus 2018, dari https://jagad.id/pengertian-tsunami-jenis-ciri-dampak-
akibat-dan-penanggulangan.
Ningrum, Astri setia (2016,desember ).penyebab stunami.diakses tanggal 08 agustus 2018,
dari http://blog.unnes.ac.id/ipba/2016/12/24/penyebab-terjadinya-tsunami
Pakaya R.S. 2007. Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Raharjo,Walhendrarto (penterjemah) , 2006 . stunami. bandung:pakar raya