Anda di halaman 1dari 17

GEOGRAFI KEBENCANAAN

“ANGIN PUTING BELIUNG (STUDI KASUS DI NUSA TENGGARA TIMUR


2014) “

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Geografi Kebencanaan

Dosen Pengajar :

Dr. Deasy Arisanti, M. Si.

Drs. H. Sidharta Adyatma, M. Sc.

Disusun oleh:

1. Meilin Lusiana (1710115220011)


2. Yosa Fitriani (1710115320006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah atas rahmat dan ridho-Nya yang
telah diberikan sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Tidak lupa pula kita panjatkan salam
dan salawat kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW yang telah membimbing kita ke
dunia yang penuh kebahagiaan ini.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna. Untuk itu, kepada pembaca kami mengharapkan kritik dan sarannya demi
perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang.

Banjarmasin, 21 Oktober 2019

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG...................................................................................................... 1
1.2. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 2
1.3. TUJUAN .......................................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................. 3
2.1. PENGERTIAN BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG ............................................ 3
2.2. CIRI-CIRI BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG .................................................... 4
2.3. TANDA-TANDA BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG ........................................ 4
2.4. PENYEBAB BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG ................................................ 5
2.5. KARAKTERISTIK BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG ..................................... 6
2.6. DAMPAK BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG .................................................... 7
2.7. MITIGASI BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG ................................................... 7
BAB III ......................................................................................................................................... 10
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 10
BAB IV ......................................................................................................................................... 13
PENUTUP..................................................................................................................................... 13
4.1. KESIMPULAN .............................................................................................................. 13
4.2. SARAN .......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Bencana Puting beliung merupakan bencana yang relatif tinggi angka kejadiannya,
dari data BNPB menyebutkan bahwa bencana Puting beliung memberikan sumbangan
sebesar 21% dari semua bencana yang ada di Indonesia. Di sisi lain, International Red
Cross, 2003 dalam Adler (2008) menyebutkan bahwa dalam periode 1993- 2002 lebih
dari 90.000 orang mati akibat bencana banjir, dan lebih dari 60.000 orang mati akibat
badai angin (windstorms).

Kurangnya pengetahuan masyarakat akan adanya data yang disediakan oleh BMKG
membuat kesadaran akan bencana sangat berkurang. Hal ini memicu kerentanan terhadap
bencana Puting beliung di wilayah Semarang (Bawah) yang mendapat pasokan Angin
darat dan laut yang sangat signifikan. Semarang di bagian selatan dibatasi dengan
Gunung Ungaran yang memberikan dampak angin malam (darat) dan angin siang dari
Laut Jawa di sebelah utara Pulau Jawa. Hal inilah yang mendesain pemilihan lokasi
penelitian.

Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi


bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya
guna (Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007). Sesuai dengan peraturan kepala BNPB
tentang Pengurangan risiko bencana merupakan bagian penting dalam Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2007, sebagai upaya proaktif dalam mengelola bencana. Pada bulan
Desember Tahun 2003, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengadopsi
resolusi 57/254 untuk menempatkan Dekade Pendidikan bagi Pembangunan
Berkelanjutan mulai Tahun 2005-2014, dibawah kordinasi UNESCO. Pendidikan untuk
pengurangan risiko bencana, menjadi sebab awal bagi cita – cita menjadikan masyarakat
kuat yang tanggap dan tangguh bencana.

1
1.2.RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Angin puting beliung ?
2. Apa faktor penyebab angin puting beliung ?
3. Apa saja jenis-jenis angin puting beliung ?
4. Apa saja dampak dari angin puting beliung ?
5. Bagaimana mitigasi bencana angin puting beliung ?

1.3.TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang angin puting beliung.
2. Untuk mengetahui penyebab angin puting beliung.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis angin puting beliung.
4. Untuk mengetahui dampak dari angin puting beliung.
5. Untuk mengetahui mitigasi bencana angin puting beliung.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGERTIAN BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG

Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63
km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit.
Orang awam menyebut angin puting beliung adalah angin “Leysus”, di daerah Sumatera
disebut “Angin Bohorok” dan masih ada sebutan lainnya. Angin jenis ini yang ada di
Amerika yaitu “Tornado” mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam dan berdiameter
500 meter. Angin puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada
musim pacaroba. Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena
dengan pusarannya benda yang terlewati terangkat dan terlempar.

Ciri-ciri datangya angin puting beliung adalah pada waktu siang hari terlihat adanya
awan putih menjulang tinggi seperti bunga kol, kemudian berkembang menjadi awan
gelap yang disertai hembusan udara dingin, dan angin mulai menggoyangkan
pepohonan ke kiri dan ke kanan, tidak lama kemudian angin semakin cepat dan diikuti
hujan lebat dan terkadang disertai hujan es. Terlihat di awan hitam pusaran angin
berbentuk seperti kerucut turun menuju tanah (bumi).

3
2.2. CIRI-CIRI BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG

Ciri - ciri Angin Puting Beliung

1. Kejadiannya singkat, antara 3 hingga 10 menit, setelah itu diikuti angin kencang
yang kecepatannya berangsur melemah.
2. Kecepatan angin lesus adalah 45 hingga 90 km/jam.
3. Terjadi di tempat dengan radius jangkauan 5 hingga 10 km.
4. Terjadi di musim pancaroba dan sebagian kecil di musim hujan, saat hujan di siang
atau sore hari.
5. Terjadi antara jam 13 hingga 17.

2.3. TANDA-TANDA BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG

a. Sehari sebelumnya udara pada malam dan pagi terasa panas, sumuk, pengap.

4
b. Sekitar jam 10 pagi terlihat awan cumulus (awan berlapis-lapis), diantara awan
tersebut ada satu jenis awan yang memiliki batas tepi sangat jelas berwarna abuabu
menjulang tinggi seperti bunga kol.
c. Selanjutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi hitam gelap.
d. Jika ranting pohon bergoyang, maka hujan dan angin kencang akan datang.
e. Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri.
f. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan yang tiba-tiba deras, apabila
hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari lingkungan kita berdiri.
g. Terdengar sambaran petir yang cukup keras, yang merupakan pertanda hujan lebat
dan angin kencang akan terjadi.
h. Pada musim penghujan, jika 1 hingga 3 hari berturut-turut tidak ada hujan,
kemungkinan hujan deras yang pertama kali turun akan diikuti oleh angin kencang
baik yang termasuk dalam kategori puting beliung atau angin kencang yang memiliki
kecepatan lebih rendah.

2.4.PENYEBAB BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG

Udara panas dan dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting
beliung. Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada musim pancaroba
pada siang hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam mengumpul, akibat radiasi
matahari di siang hari tumbuh awan secara vertikal, selanjutnya di dalam awan tersebut
terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan yang cukup tinggi.

5
Arus udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan
bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak. Adapun tanda-tanda akan adanya angin
puting beliung adalah :

1. Biasanya kalau ada suhu udara sangat panas terutama satu hari sebelumnya udara
panas pada malam hari ini patut di waspadai karena kalau tidak hujan ada angin
kencang.
2. Pada pagi hari sekitar sebelum pukul 12 terlihat tumbuh awan yang berlapis-lapis
dan diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya
sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi. Apalagi kalau angin tersebut sangat
hitam kelabu maka biasanya hujan dan anginpun tiba.
3. Awan yang berlapis tersebut proses berikutnya adalah awan tersebut akan cepat
berubah warna menjadi hitam sangat gelap.
4. Di sekitar rumah anda banyak pohon coba amati dan perhatikan pepohonan tersebut,
apakah ada dahan atau ranting yang sudah bergoyang sangat cepat. Biasanya tidak
akan lama lagi hujan dan angin kencang pun akan tiba.
5. Selanjutnya udara dingin terasa disekitar kita ketika langit gelap gulita mendung
berwarna hitam gelap dan pepohonan sudah menampakkan bergoyang.
6. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan tiba-tiba dengan sangat deras,
kalau hujan gerimis maka angin kencang masih jauh dari linkungan kita.
7. Adanya sambaran petir yang cukup keras meski tidak hujan, apabila kejadian
tersebut dirasakan oleh kita maka tidak menutup kemungkinan hujan lebat dan petir
serta angin kencang akan terjadi.
8. Adanya hujan sangat lama hingga berhari-hari maka bisa menimbulkan angin puting
beliung, jangankan hanya hujan 1 jam saja angin sudah kencang

2.5. KARAKTERISTIK BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG


1. Puting beliung merupakan dampak dari awan Cumulonimbus yang biasa tumbuh
selama periode musim hujan, tetapi tidak semua pertumbuhan awan
Cumulonimbus akan menimbulkan angin puting beliung.
2. Kehadirannya belum dapat diprediksi.

6
3. Terjadi secara tiba-tiba (2-5 menit) pada area skala yang sangat local.
4. Pusaran puting beliung mirip belalai gajah/selang vacuum cleaner
5. Jika kejadiannya berlangsung lama, lintasannya membentuk jalur kerusakan
6. Lebih sering terjadi pada siang hari dan lebih banyak di daerah dataran rendah

2.6.DAMPAK BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG

Setiap bencana alam selalu membawa dampak dan menimbulkan kerugian bagi
manyarakat, berupa korban jiwa, dan material. Bencana angin puting beliung bila
menimbulkan korban dan kerusakan pada bangunan infrastruktur, hal ini tergantung dari
skala intensitas angin. Semakin tinggi intensitas angin maka akan semakin berat tingkat
kerusakan yang ditimbulkan Angin puting beliung yang terjadi di indonesia memiliki
skala intensitas antara F1 dan F0, yang digolongkan pada tornado lemah. Kerusakan
yang dilimbulkan diantaranya:

1. Menyebabkan kerusakan atau kehancuran bangunan.


2. Merusak jaringan listrik.
3. Mengangkat dan memindahkan benda-benda yang tidak stabil.
4. Membahayakan keselamatan.
5. Mengakibatkan banjir.

2.7.MITIGASI BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG


Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mitigasi bencana angin puting :

7
1. Membuat sruktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu bertahan
terhadap gaya angin
2. Perlunya penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan beban angin
khususnya di daerah yang rawan angin topan
3. Penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang terlindung
dari serangan angin topan.
4. Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angina
5. Pembuatan bangunan umum yang cukup luas yang dapat digunakan sebagai tempat
penampungan sementara bagi orang maupun barang saat terjadi serangan angin topan.
6. Pengamanan/perlakuan bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin yang dapat
membahayakan diri atau arang lain disekitarnya.
7. Kesiap-siagaan dalam menghadapi angin puting beliung, mengetahui bagaimana cara
penyelamatan diri.
8. Pengamanan barang-barang di sekitar rumah agar terikat dibangun secara kuat
sehingga tidak diterbangkan angin.
9. Untuk para nelayan, supaya menembatkan atau mengikat kuat kapal-kapalnya.

Sebelum bencana:

 Perlu dilakukan sosialisasi mengenai puting beliung agar masyarakat memahami dan
mengenal puting beliung, baik definisi, gejala awal, karakteristik, bahaya, dan
mitigasinya
 Menyusun peta rawan bencana puting beliung berdasarkan data historis
 Memangkas ranting pohon besar dan menebang pohon yang sudah rapuh serta tidak
membiasakan memarkir kendaraan di bawah pohon besar
 Jika tidak penting sekali, hindari bepergian apabila langit tampak awan gelap dan
menggantung
 Mengembangkan sikap sadar informasi cuaca dengan selalu mengikuti informasi
prakiraan cuaca atau proaktif menanyakan kondisi cuaca kepada instansi yang berwenang
 Penyiapan lokasi yang aman untuk tempat pengungsian sementara

8
Saat bencana:

 Segera berlindung pada bangunan yang kokoh dan aman begitu angin kencang menerjang
 Jika memungkinkan segeralah menjauh dari lokasi kejadian karena proses terjadinya
puting beliung berlangsung sangat cepat
 Jika saat terjadi puting beliung kita berada di dalam rumah semi permanen/rumah kayu,
hingga bangunan bergoyang, segeralah keluar rumah untuk mencari perlindungan di
tempat lain karena bisa jadi rumah tersebut akan roboh
 Hindari berteduh di bawah pohon besar, baliho, papan reklame dan jalur kabel listrik
 Ancaman puting beliung biasanya berlangsung 5-10 menit, sehingga jangan terburu-buru
keluar dari tempat perlindungan yang aman jika angin kencang belum benar-benar reda.

Setelah Bencana:

 Melakukan koordinasi dengan berbagai pelaksana lapangan dalam pencarian dan


pertolongan para korban
 Mendirikan posko dan evakuasi korban yang selamat
 Mendirikan tempat penampungan korban bencana secara darurat di dekat lokasi bencana
atau menggunakan rumah penduduk untuk pengobatan dan dapur umum
 Melakukan koordinasi bahan bantuan agar terdistribusi tepat sasaran dan sampai kepada
mereka yang benar-benar membutuhkan dan menghindari para oknum yang
memanfaatkan situasi
 Melakukan evaluasi pelaksanaan pertolongan dan estimasi kerugian material.

9
BAB III

PEMBAHASAN

Angin puting beliung sering terjadi diwilayah Indonesia pada bulan-bulan peralihan
musim kemarau/hujan (pancaroba). Hal ini terjadi karena proses perubahan arah angin asia dan
angin Australia yang terjadi dua kali setahun. Perubahan arah angin regional tersebut akan
mempengaruhi kestabilan beda tekanan udara permukaan dan lapisan atas yang cukup besar
sehingga menimbulkan daya sedot udara dari permukaan ke lapisan atas yang kuat. Namun area
kejadian angin puting beliung pada umumnya sangat lokal dan dalam waktu yang singkat.
Tanda-tanda akan terjadinya angin puting beliung, antara lain;

1. Sehari sebelumnya udara malam hari terasa panas dan gerah,


2. Pada pagi hari langit cerah dan sekitar pukul 10.00 pagi ada pertumbuhan awan gelap
yang cepat,
3. Terbentuk awan gelap Cumulusnimbus (Cb) yang bentuk awannya seperti bunga kol,
4. Angin dingin mulai berhembus dan ranting serta daun pepohonan disekitar mulai
bergoyang kencang,
5. Angin dingin semakin lama semakin kencang dan terjadilah angin ribut (puting beliung).

Melihat hasil data perbandingan bencana alam per jenis kejadian selama periode tahun 1815-
2014 (sumber data BNPB) yang terjadi di wilayah Indonesia, angin puting beliung menempati
urutan ke 2 terbesar yaitu 21 % . Data dari BNPB, selama tahun 2013 telah terjadi kejadian
angin puting beliung di wilayah Indonesia sebanyak 503 kejadian, jumlah meninggal 31 jiwa,

10
luka-luka 171 jiwa, menderita 45.774 jiwa, mengungsi 1.598 jiwa, serta rumah rusak ringan
hingga rusak berat sebanyak 26.703 unit.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang memperkirakan sejumlah
daerah di Nusa Tenggara Timur yang topografi wilayahnya berbukit-bukit berpotensi dilanda
angin puting beliung sehingga perlu diwaspadai. Sikap waspada ini penting dimiliki masyarakat
terutama yang beraktivitas di darat maupun di laut karena tekanan angin kencang yang melanda
seluruh wilayah kepulauan ini dengan kecepatan rata-rata berkisar antara 40-45 km/jam, kata
Kepala Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang Juli Setiyanto, di Kupang.
Menurut dia, angin kencang yang saat ini meluas hingga ke seluruh NTT itu terjadi karena
adanya tekanan angin kencang di Australia sehingga merambat hingga ke Nusa Tenggara Timur
yang letaknya berdekatan terutama dengan Australia Utara. Karena itu masyarakat di Nusa
Tenggara Timur terutama yang hendak melakukan perjalanan melalui darat dan laut diingatkan
untuk selalu berwaspada karena dapat mengganggu kenyamanan hingga keselamatan.
Ia mengatakan satu tingkatan diatas angin kencang itu adalah angin puting beliung yang
berpotensi terjadi pada semua daerah di NTT. NTT dari waktu ke waktu dalam jenis cuaca
apapun sering berpotensi terjadi bencana, antara lain bencana banjir, angin kencang, puting
beliung, gelombang laut yang tinggi. Karena itu diminta kepada seluruh warga NTT untuk selalu
waspada.
Dijelaskannya, untuk bencana angin kencang dan puting beliung, seluruh daerah di NTT
berpotensi, bencana banjir berpotensi terjadi di Kota dan Kabupaten Kupang, Kabupaten Malaka,
Timor Tengah Selatan di wilayah Boking dan Kolbano, Sumba Timur, Manggarai Timur,
Manggarai dan sebagian Manggarai Barat. Bencana Longsor, berpotensi terjadi di Timor Tengah
Selatan, di Flores, Manggarai dan Manggarai Timur.
Sebelumnya angin puting beliung menerjang 10 rumah dan satu fasilitas umum di Dusun
Dendeng, Desa Noelbaki, Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Jumat (31/1/2014) siang,
sehingga mengalami kerusakan. Tidak ada korban jiwa dalam peritiwa yang berlangsung tiba-
tiba dan singkat itu. Dari 10 rumah tercatat lima rumah mengalami kerusakan parah. Sebab, atap
dan kap rumah diterbangkan angin sehingga rumah-rumah itu terlihat gundul. Hanya sisa tembok
rumah dan perkakas dalam rumah.
Sementara di Kota Kupang, angin kencang yang melanda pada Februari 2014), membuat
pohon dan tiang listrik bertumbangan serta atap rumah terbongkar. Kejadian-kejadian akibat

11
angin kencang dan puting beliung ini perlu diwaspadai, karena bukan tidak mungkin sesewaktu
dapat terjadi lagi, ketika cuaca semakin ekstrem.

PETA BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG

12
BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63
km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit.
Proses terjadinya puting beliung sangat terkait erat dengan fase tumbuh nya awan Cb
(Cumulonimbus) yang terdiri dari 3 fase, yaitu: Fase Tumbuh, Fase Dewasa dan Fase
Punah. Penyebab terjadinya angin puting beliung yaitu udara panas dan dingin bertemu,
sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting beliung. Arus udara yang turun dengan
kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan
secara acak. Setiap bencana alam selalu membawa dampak dan menimbulkan kerugian
bagi manyarakat, berupa korban jiwa, dan material. Semakin tinggi intensitas angin
maka akan semakin berat tingkat kerusakan yang ditimbulkan Angin puting beliung.
Mitigasi bencana angin puting beliung dapat dilakukan sebelum terjadi bencana, saat
terjadi bencana dan setelah terjadi bencana.

4.2. SARAN
Saran yang ingin kami sampaikan pada makalah ini yaitu kita sebagai mahasiswa-
mahasiswi kebumian yang banyak mempelajari tentang bumi dan kejadian-kejadian alam di
dalamnya termasuk bencana alam yang terjadi di bumi, hendaknya dapat mengaplikasikan
ilmu yang telah diperoleh mengenai cara mitigasi bencana alam angin puting beliung pada
masyarakat yaitu sebelum, saat dan setelah terjadi bencana, guna untuk membantu
mengantisipasi dan menanggulangi bencana angin puting beliung.

13
DAFTAR PUSTAKA

DAMIAN FARROW, JOSEPH BAKER, A. C. M. (2015). No Title空間像再生型立体映像の


研究動向. Nhk技研, 151, 10–17. https://doi.org/10.1145/3132847.3132886

Infromasi, M., Ilmu, P., Kegeografian, P., Modul, P., Bencana, K., Puting, A., … Geografi, P.
(2016). Pengembangan Modul Kesiapsiagaan Bencana Angin Puting Beliung Untuk
Mahasiswa Pendidikan Geografi Unnes. Jurnal Geografi, 12(2), 143–154.

14

Anda mungkin juga menyukai