A. Bencana Alam
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami
(suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan
aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya
manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang
keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan
tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan
daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan:
"bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan".
Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana
alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di
wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga
ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka
tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada
bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan
individual,
sampai
peristiwa
tubrukan
meteor
besar
yang
berpotensi
demikian
pada
daerah
yang
memiliki
tingkat
bahaya
B. TSUNAMI
Tsunami (bahasa Jepang: ; tsu = pelabuhan, nami = gelombang,
secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan
badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal
dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan
oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah
laut, longsor bawah
laut. Gelombang tsunami
laut,
dapat
atau
merambat
atau
ke
hantaman meteor di
segala
dan oseanografi di
masa
lalu
menyebut
wilayah
ini.
Wilayah
di
sekeliling Samudera
Hindia sedang
C.Tsunami di Aceh
SEBAGAI negara kepulauan, Indonesia memiliki laut yang cukup
luas. Luas laut Indonesia mencapai 5,8 juta km2, atau mendekati 70% dari
luas keseluruhan negara Indonesia. Dengan kata lain, sebagian besar wilayah
negeri ini adalah lautan.
Pada satu sisi, laut merupakan salah satu sumber kekayaan alam. Dari
tempat itulah, kita bisa mengonsumsi beragam jenis ikan dan mamalia air.
Bahkan dalam beberapa bulan ini, menu-menu istemwa seperti hiu bakar pun
sudah mulai bisa kita nikmati dengan harga relatif murah.
Namun di balik semua keuntungan tersebut, dari laut pula bangsa ini
beberapa kali ditimpa bencana. Salah satunya gempa bumi dahsyat di lepas
pantai barat Aceh Samudra Hindia, 26 Desember 2004.
Gempa pada pukul 7:58:53 WIB ini, menimbulkan tsunami hebat dan
menewaskan lebih dari 150.000 jiwa. Pusat gempa terletak pada bujur 3,298
LU dan 95,779 BT kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10
kilometer. Gempa ini berkekuatan 9,3 menurut skala Richter dan dengan ini
merupakan gempa bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini
yang menghantam Asia Tenggara dan Asia Selatan. (Data selanjutnya
dihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Samudra_Hindia_2004)
Bagaimana peristiwa ini bisa terjadi. Seperti pernah dikemukakan di bagian
terdahulu, gempa adalah akibat pelepasan energi. Gempa tersebut kemudian
menyebabkan ada bagian dasar laut yang terangkat secara tiba-tiba.
Dalam berbagai simulasi, terangkat atau turunnya dasar laut secara
tiba-tiba ini mengakibatkan munculnya gelombang besar.
Pada peristiwa tsunami, gelombang tersebut memang tak terlalu tinggi di
atas pusat gempa. Namun demikian, gelombang air kemudian bergerak dengan
kecepatan tinggi, setara dengan laju pesawat jet supersonik.
Saat mendekati daratan, laut menjadi kian dangkal. Sesampai di kawasan ini,
laju tsinami memang mulai berkurang. Sebaliknya, gelombang menjadi kian
tinggi dan besar. Ini mirip buldozer raksasa yang menyerbu dari arah laut
dengan kecepatan tinggi.
4
Foto
dari
kerusakan
sulit
diperoleh
karena
adanya
Irwandi
Yusuf
menginstruksikan
warga
di
Provinsi
NAD
mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang selama 3 hari mulai Kamis
hingga Sabtu. Seruan ini berlaku bagi semua instansi maupun kantor
pemerintahan, pemilik toko, dan fasilitas umum lainnya.
Secara umum kondisi di Aceh kini semakin baik. Pemerintah daerah
yang baru telah terbentuk, pembangunan infrastruktur juga sudah mencapai
60 hingga 70 persen. Ratusan kepala keluarga memang masih tinggal di
penampungan, namun sebagian besar sudah menempati rumah bantuan yang
disediakan.
KESIMPULAN
Gempa bumi tektonik berkekuatan 8,5 SR berpusat di Samudra India (2,9
LU dan 95,6 BT di kedalaman 20 km (di laut berjarak sekitar 149 km selatan
6
SARAN
Oleh karenanya,
berikut:
patut
dipahami cara
penanggulangan
tsunamisebagai
Tanpa lelah dan putus asa terus dilakukan pencarian terhadap orang
hilang, dan pencarian jenazah.
Membuka jalur atau lintasan yang belum tersentuh logistik. Hal ini
terjadi di Mentawai yang sulit dijangkau tim penanganan bencana.
daerah
supaya