TUGAS UAS KOMPUTER ANALISIS DAN SPASIAL: REVIEW JURNAL
a. Profil Jurnal
Judul Survei Cepat: Karakteristik dan Prevalensi Anemia Ibu Hamil di
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 Jurnal Mandala of Health Vol. & Issue Volume 7, Nomor 3 Halaman 521-527 Tahun 2014 Penulis Wibowo Y, Wisnuwijoyo AP
b. Review Jurnal
Tujuan Penelitian Memperoleh gambaran karakteristik dan prevalensi anemia ibu
hamil di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 Metode Penelitian Metode survei cepat dengan 2 tahap yaitu: Tahap I: menentukan kecamatan dengan AKI tertinggi dan desa sebagai klaster sebanyak 5 desa per kecamatan dengan metode Probability Proportional to Size (PPS). Cara menentukannya dengan Simple Random Sampling, Tahap II: Penentuan sampel dengan cara simple or systematic random sampling ibu hamil. Subjek Penelitian Seluruh ibu hamil yang bertempat tinggal tetap di Kabupaten Sukoharjo yang terdaftar bulan Maret 2011. Berdasarkan perhitungan besar sampel, jumlah respondennya adalah 231 ibu hamil atau 8 responden per klaster. Hasil & Diskusi Hasil yang didapatkan adalah prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 51,3% dan prevalensi KEK sebesar 24,6%. Pelayanan ANC ≥ 4 kali baru mencapai 65% dan TTD ≥ 90 tablet baru mencapai 21,4%. Alasan TTD ≥ 90 tablet baru mencapai 21,4% adalah sebagian besar responden (59,3%) menerima TTD sejumlah kurang lebih 10 tablet, sedangkan yang menerima sejumlah 21-30 tablet sebesar 27,12% pada saat periksa kehamilan. Kemudian sebesar 40% responden telah mengahabiskan TTD yang diterima sebelumnya (tanpa sisa), sedangkan sebesar 43,83% responden masih menyisakan TTD sejumlah 1-10 tablet. Hal yang memungkinkan untuk menjadi penyebab masalah dari tingginya anemia adalah jumlah kelahiran, ANC belum maksimal, dan TTD belum diberikan 90 tablet. Meskipun sudah diberikan, terdapat 55,79% yang tidak meminum TTD sampai habis. Alasan responden tidak meminum TTD hingga habis adalah bau, rasa, dan bentuk yang tidak enak, mual, dan lupa mium. Namun ada yang karena memang belum seharusnya dihabiskan. Teori Survei Survei cepat adalah keguatan atau usaha mengumpulkan Cepat informasi dari sebagian populasi yang dianggap dapat mewakiliki populasi. Kegiatan survei seringkali memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang besar maupun prosedur yang rumit apabila mencakup skala yang luas. Oleh karena itu WHO telah mengembangkan teknik survei yang cepat dan murah. Teknik survei ini disebut juga sebagai metode survei cepat atau Rapid Survey Method. Ciri khas dari survei cepat adalah: 1. Digunakan untuk mengukur kejadian yang sering terjadi di masyarakat. 2. Pengambilan sampel secara cluster dua tahap, dimana untuk tiap kabupaten diambil sebanyak 30 klaster dan masing-masing klaster diambil sebanyak 7 sampai dengan 10 responden saja. 3. Jumlah pertanyaan cukup 20 - 30 pertanyaan saja dan bersifat sederhana, (Hal ini karena survai ini bersifat cepat). 4. Rancangan sampel, memasukkan data, pengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan komputer (Program yang bisa digunakan adalah Epi Info dan CSurvey). 5. Waktu sejak pelaksanaan sampai pelaporan bisa dilaksanakan secara singkat. 6. Analisis data, penyajian data dan hasil survai disajikan dengan memakai tehnik statistik yang sederhana dengan tetap memperhatikan kaidah statistik yang berlaku Sampel dari metode ini menggunakan desa atau kecamatan sebagai dasar pengambilan cluster. Data yang dibutuhkan adalah jumlah penduduk atau kepala keluarga. Menurut WHO cara pengambilan sampel dilakukan dengan 2 tahap. Tahap pertama berupa pemilihan sejumlah klaster dan yang kedua adalah pemilihin subjek survei. Pada survai cepat ini, pada tahap pertama memilih klaster yang diambil secara random sebagai sampel adalah 30 klaster, dan selanjutnya pada tahap ke dua, masing-masing klaster diambil subyek survai bisa berupa perorangan atau KK sebanyak 7 s.d 10 responden. Secara praktis dapat dikatakan bahwa jumlah sampel sebanyak 30 x 7 s.d 10 responden, (30 klaster / desa. 7 s.d 10 orang tiap klaster / desa) sudah mencukupi untuk estimasi proporsi kejadian berkisar 15%- 85%, sehingga total sampel yang terkumpul adalah 30 x 7 s.d 10 = 210 s.d 300. Agar pemilihan sampel dapat secara adil, besar sampel pada tiap klaster harus sebanding dengan besar relatif klaster tersebut, artinya tiap klaster / desa yang terpilih jumlah subyek juga berbeda. Hal ini tidak praktis dan perlu modifikasi agar tiap klaster jumlah subyek yang terpilih bisa sama. Caranya pemilihan klaster pada tahap pertama menggunakan cara probabilitas proporsional dengan besar klaster (probability Proportionate to size/ PPS), yaitu pada desa dengan jumlah penduduk lebih besar maka kemungkinan untuk menjadi klaster yang terjadi juga lebih banyak, misalnya desa dengan penduduk kecil kemungkinan hanya terjadi 1 klaster, sedangkan penduduk yang jumlah banyak bisa menjadi beberapa klaster sesuai dengan proporsi besar klaster. Penggunaan Berdasarkan teori survei cepat, jurnal ini telah memenuhi syarat Survei Cepat dalam penggunaan metode survei cepat. Dalam jurnal tersebut, metode dalam Jurnal yang dilakukan melalui 2 tahap. Tahap pertama yaitu menentukan 6 kecamatan dengan AKI tertinggi dan menentukan desa sebagai klaster sebanyak 5 desa per kecamatan dengan metode PPS. Penentuan desa ini dengan cara systemic random sampling, dipermulaan dengan simple random sampling. Tentu dalam tahap ini memerlukan dafatar populasi setiap desa yang kemudian dibuatkan daftar populasi kumulatif. Pada tahap kedua, memerlukan data ibu hamil per desa atau klaster. Penentuan responden ibu hamil menggunakan teknik simple or systemic random sampling. Dari tahap-tahap tersebut telat didapatkan 6 kecamatan yaitu Weru, Sukoharjo, Polokarto, Mojolaban, Grogol, dan Kartasura. Kemudian desa atau klaster yang terpilih adalah Jatingarang, Karangmojo, Karangwuni, Ngadisari, Ngreco, Tegalsari, Kenep, Begajah, Kriwen, Sukoharjo, Joho, Gumpang, Makamhaji, Ngadirejo, Kartasura, Wirogunan, Bugel, Godog Tepisari, Polokarto, Jatisobo, Wirun, Klumprit, Triyagan, Plumbon, Palur, Parangjoro, Kadokan, Langenharjo, Sanggrahan, dan Cemani. Bila prevalensi anemia bumil dalam populasi sampel adalah 3,92%, maksimum dapat diterima dalam 95%, confidence interval adalah 10 % atau upper limit 49% dan lower limit 30%, dengan design effect kategori low (2), dan 1 orang per eligible household dengan 30 kluster tepilih pada tahap pertama dan 7 ibu hamil pada tahap kedua maka besar sampel pada Survei Cepat adalah 210 responden. Dengan target standart error of proportion (variance maksimum) sebesar 0.0489 dan actual standart error of proportion (varian dari besar sampel yang dikehendaki) sebesar 0.0476. Berarti bahwa varian dari besar sampel yang direncanakan kurang dari varian maksimum, maka besar sampel tersebut memadai. Besar sampel tersebut ditambah 10% not respons sehingga total adalah 231 responden ibu hamil, atau untuk mempermudah akan diambil 8 responden per klaster. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang jumlah pertanyaannya adalah 19 pertanyaan dan alat pendukung lainnya adalah alat pemeriksaan Hb dengan metode HemoCue.
Referensi
Irwandi. Aplikasi Rapid Survey. 2008:1–9. Universitas Diponegoro: Semarang